BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Energi listrik
digunakan dalam cakupan rumah tangga sampai dengan Industri. Oleh karena itu
dibutuhkan sarana pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada saat
ini Terdapat beberapa sistem pembangkit listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP), dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap). Untuk
mendukung pembangkit listrik tersebut dibutuhkan sistem perpipaan didalamnya.
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida antar
peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi
energi listrik dapat berlangsung sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat ini pipa plastik yang umum digunakan pada sistem perpipaan di dunia
Industri adalah High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC),
Polypropylene (PP), and Fiber reinforced plastics (FRP). Material plastik umumnya
dipilih karena memiliki ketahanan terhadap korosi yang sangat baik, tahan abrasi, dan
memiliki kekuatan material yang baik terutama pada arah fiber. Selain itu, biaya
instalasi yang lebih murah jika dibandingkan steel pipe dan concrete pipe menjadi salah
satu keuntungan utama dipilihnya pipa dengan material plastik. Pipa plastik memiliki
density yang lebih rendah jika dibandingkan dengan steel pipe dan concrete pipe.
Dengan demikian pipa plastik memungkinkan biaya logistik yang lebih rendah.
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |1
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP) adalah jenis pipa concrete yang
dapat digunakan pada proyek power plant. Pipa RCCP didesain untuk dapat menahan
beban dari dalam akibat tekanan fluida dan juga dari luar untuk menahan beban dari
timbunan tanah. Manufaktur pipa RCCP berkisar antara 16 in sampai dengan 144 in.
Pipa RCCP umumnya dipilih karena memiliki kelebihan tahan terhadap korosi dan
umur pemakaian yang sangat lama. Pipa RCCP tidak akan mengalami deformasi saat
menerima beban akibat tekanan internal dan eksternal. Selain itu biaya material pipa
RCCP lebih murah jika dibandingkan dengan pipa komposit.
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 3 yang berlokasi di
Kota Gresik Provinsi Jawa Timur merupakan proyek pembangkit listrik yang sedang
memasuki tahap tender. Owner dari proyek PLTGU tersebut adalah PT Pembangkitan
Jawa Bali dan Marubeni Corporation.
Pada sistem Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU) diperlukan condenser
yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah melewati dari turbin dengan
media pendingin air laut yang mengalir melalui pipa pipa kecil didalam condenser. Air
laut yang sudah meningkat suhunya kemudian dialirkan kedalam cooling tower untuk
kemudian didinginkan agar dapat digunakan kembali yang kemudian akan dialirkan
menuju condenser.
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |2
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
1. Apa saja standar perancangan circulating water system PLTGU Jawa 3 sesuai
dengan kode internasional yang berlaku?
2. Bagaimana cara melakukan basic design dan detail design untuk circulating
water system pada PLTGU Jawa 3?
3. Bagaimana analisis biaya (material dan instalasi), mutu, dan waktu untuk
penggunaan pipa RCCP dan FRP?
4. Bagaimana manajemen resiko untuk penggunaan pipa RCCP dan FRP?
1.3 Batasan Masalah
1. Pembahasan hanya dilakukan pada sistem perpipaan circulating water system
PLTGU Jawa 3
2. Material pipa yang akan dibandingkan adalah Reinforced Concrete Cylinder
Pipe (RCCP) dan Fiber Reinforced Plastic (FRP).
3. Perancangan pipa dengan material Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP)
dan Fiber Reinforced Plastic (FRP) hanya untuk main header pipa bawah tanah
saja.
1.4 Tujuan Makalah
1. Mengetahui standar perancangan pipa bawah tanah pada PLTGU Jawa 3 sesuai
dengan kode internasional.
2. Mengetahui rancangan awal water cooling system pada Pembangkit Listrik Gas
dan Uap (PLTGU) Jawa 3.
3. Mengetahui perbandingan biaya dan waktu dari penggantian material pipa
bawah tanah Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP) dengan Fiber
Reinforced Plastic (FRP).
4. Mengetahui manajemen resiko untuk penggunaan pipa Reinforced Concrete
Cylinder Pipe (RCCP) dan Fiber Reinforced Plastic (FRP).
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |3
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
1.5 Manfaat
1. Mengetahui perbandingan biaya (material dan instalasi) dan waktu pada
penggunaan material pipa RCCP dengan FRP.
2. Mengetahui dasar pertimbangan teknik dan limitasi dari material RCCP dan
FRP dalam perancangan jaringan pipa
3. Mengetahui standar baku dan basic design yang digunakan untuk merancang
jaringan pipa bawah tanah circulating water system pada proyek pembangkit
listrik.
4. Sebagai referensi untuk proyek selanjutnya sehingga dapat menjadi dasar
pertimbangan pada pemilihan material FRP dan RCCP.
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |4
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |5
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Bab 2 Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka memuat teori dasar berkaitan dengan
material Fiber Reinforced Plastic (FRP), instalasi pipa di bawah tanah, dan
prosedur manajemen risiko PT. Wijaya Karya (Persero) tbk.
Bab 3 Analisis Data dan Pembahasan menjelaskan mengenai analisis teknik
perbandingan material, analisis biaya, analisis mutu teknik, dan analisis waktu
(manhour).
Bab 4 Manajemen Resiko mencakup analisis resiko yang mungkin terjadi dari
penggunaan material Fiber Reinforced Plastic (FRP).
Bab 5 Penerapan Nilai-nilai WIKA memuat penerapan nilai-nilai ACE selama
kegiatan On Job Training.
Bab 6 Kesimpulan dan Saran memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dan memuat saran-saran yang berguna bagi penelitian
selanjutnya.
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |6
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) JAWA 3 800 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap adalah penggabungan antara
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dimana panas yang didapatkan dari gas buang PLTG digunakan untuk menghasilkan
uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Bagian yang berfungsi untuk
menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
Saat makalah ini dibuat proyek PLTGU Jawa 3 sedang memasuki tahap tender.
Pada proyek PLTGU Jawa 3 PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), anak perusahaan dari
PT PLN (Persero), dan Marubeni Corporation (Marubeni) menjadi owner pada proyek
tersebut. Pembangunan PLTGU Jawa 3 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik
kawasan Industri di Gresik, Jawa Timur. PLTGU Jawa 3 harus dirancang untuk
mencapai keluaran listrik bersih keseluruhan dalam bentangan 700 MW – 910 MW.
Pembangkit Listik Tenaga Gas dan Uap Jawa 3 perlu dirancang dengan umur
penggunaan selama 40 tahun sesuai dengan dokumen tender. Selanjutnya, listrik yang
diproduksi oleh PLTGU Jawa 3 akan dijual kepada PLN dengan sistem Power
Purchase Agrement (PPA). Power Purchase Agremenet (PPA) sendiri adalah
perjanjian jual beli tenaga listrik antara perusahaan produsen listrik pihak ketiga dalam
hal ini PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan Marubeni Corporation (Marubeni).
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |7
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Dalam Gambar 2.1 dijelaskan bahwa fluida yang sudah melewati dan keluar
dari condenser akan kembali menuju cooling tower untuk diturunkan suhunya. Setelah
memasuki cooling tower fluida yang sudah diturunkan suhunya akan menuju cooling
tower basin dan dilanjutkan dengan circulating water pump. Circulating Water Pump
berfungsi untuk memompa fluida kembali menuju condenser. Setelah fluida kembali
melewati dan keluar dari condenser, proses akan berulang kembali dimana fluida akan
menuju cooling tower.
2.2.1 Condenser
Condenser berfungsi sebagai alat penukar kalor panas yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik akibat uap keluaran turbine. Uap panas tersebut akan memenuhi
permukaan luar pipa condenser sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan
mengalir didalam pipa seperti pada Gambar 2.2.
Gambar 2 2 Condenser
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |8
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Dengan demikian, akan terjadi kontak antara kedua fluida tersebut dimana uap
yang memiliki temperature yang lebih tinggi akan bersinggungan dengan air yang
memiliki suhu lebih rendah. Proses selanjutnya adalah temperatur uap akan turun dan
menyebabkan uap tersebut akan terkondensasi. Medium pendingin dapat menggunakan
air laut atau sumber air lainnya disekitar area PLTGU.
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |9
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |10
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk
Di dalam dunia konstruksi pipa, material Fiber Reinforced Plastic (FRP) lebih
banyak digunakan untuk pipa air dan gas bawah tanah. Pipe FRP secara umum
memiliki kelebihan sebagai berikut:
Ringan
Resistansi terhadap korosi
Resistansi terhadap abrasi yang baik
Waktu pemasangan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan material CS
Liftime dari pipa lebih lama
berdasarkan proses manufakturnya pipa fiberglass dibagi menjadi dua yaitu:
a. Filament Wounding
Filament Wound adalah proses fabrikasi yang umum digunakan untuk
komponen yang memiliki bentuk silinder seperti pipa dan tank.
b. Conctact Molded
2.3.2
2.4
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |11