Anda di halaman 1dari 12

PEMILIHAN JENIS MATERIAL PIPA YANG PALING

OPTIMUM ANTARA REINFORCED CONCRETE CYLINDER


PIPE (RCCP) DAN FIBERGLASS REINFORCED PLASTIC (FRP)
UNTUK CIRCULATING WATER SYSTEM
PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP
(PLTGU) JAWA 3 (800 MW)
LAPORAN MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Program Pelatihan Calon Pegawai
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.
Disusun Oleh:
Tian Taufik Firdaus
Mentor:
Agus Faizin

PROGRAM PELATIHAN CALON PEGAWAI


DEPARTEMEN POWER PLANT & ENERGI
PT. WIJAYA KARYA (Persero) Tbk.
2018
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama manusia. Energi listrik
digunakan dalam cakupan rumah tangga sampai dengan Industri. Oleh karena itu
dibutuhkan sarana pembangkit listrik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada saat
ini Terdapat beberapa sistem pembangkit listrik yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP), dan PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap). Untuk
mendukung pembangkit listrik tersebut dibutuhkan sistem perpipaan didalamnya.
Sistem perpipaan adalah suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida antar
peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi
energi listrik dapat berlangsung sesuai dengan kebutuhan.

Umumnya dalam sebuah project Engineering, Procurement, and Construction


(EPC) sistem perpipaan mencakup 25% sampai dengan 35% material, memerlukan
30% sampai 40% dari pekerjaan pemasangan dan menghabiskan 40 % sampai dengan
48% engineering manhour [1]. Oleh karena itu, optimasi biaya material, pemasangan
dan engineering dapat memberikan penghematan biaya yang cukup signifikan.

Pada saat ini pipa plastik yang umum digunakan pada sistem perpipaan di dunia
Industri adalah High Density Polyethylene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC),
Polypropylene (PP), and Fiber reinforced plastics (FRP). Material plastik umumnya
dipilih karena memiliki ketahanan terhadap korosi yang sangat baik, tahan abrasi, dan
memiliki kekuatan material yang baik terutama pada arah fiber. Selain itu, biaya
instalasi yang lebih murah jika dibandingkan steel pipe dan concrete pipe menjadi salah
satu keuntungan utama dipilihnya pipa dengan material plastik. Pipa plastik memiliki
density yang lebih rendah jika dibandingkan dengan steel pipe dan concrete pipe.
Dengan demikian pipa plastik memungkinkan biaya logistik yang lebih rendah.

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |1
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP) adalah jenis pipa concrete yang
dapat digunakan pada proyek power plant. Pipa RCCP didesain untuk dapat menahan
beban dari dalam akibat tekanan fluida dan juga dari luar untuk menahan beban dari
timbunan tanah. Manufaktur pipa RCCP berkisar antara 16 in sampai dengan 144 in.
Pipa RCCP umumnya dipilih karena memiliki kelebihan tahan terhadap korosi dan
umur pemakaian yang sangat lama. Pipa RCCP tidak akan mengalami deformasi saat
menerima beban akibat tekanan internal dan eksternal. Selain itu biaya material pipa
RCCP lebih murah jika dibandingkan dengan pipa komposit.

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Jawa 3 yang berlokasi di
Kota Gresik Provinsi Jawa Timur merupakan proyek pembangkit listrik yang sedang
memasuki tahap tender. Owner dari proyek PLTGU tersebut adalah PT Pembangkitan
Jawa Bali dan Marubeni Corporation.

Pada sistem Pembangkit Listrik Gas dan Uap (PLTGU) diperlukan condenser
yang berfungsi untuk mengembunkan uap yang telah melewati dari turbin dengan
media pendingin air laut yang mengalir melalui pipa pipa kecil didalam condenser. Air
laut yang sudah meningkat suhunya kemudian dialirkan kedalam cooling tower untuk
kemudian didinginkan agar dapat digunakan kembali yang kemudian akan dialirkan
menuju condenser.

Pada proyek yang sudah ataupun sedang dikerjakan di Departemen Powerplant


dan Energi, pipa bawah tanah yang digunakan circulating water system umumnya
menggunakan pipa Fiberglass Reinforced Plastic (FRP). Sedangkan pihak owner
dalam Bid Document proyek PLTGU Jawa 3 memberikan ketentuan untuk
menggunakan pipa RCCP. Akan tetapi vendor pipa RCCP hanya dimonopoli oleh salah
satu perusahaan di Indonesia bahkan untuk regional Asia Tenggara. Oleh karena itu,
pada makalah ini akan dilakukan perbandingan biaya (Material dan Instalasi), mutu
dan waktu untuk material pipa Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) dan Reinforced
Concrete Cylinder Pipe (RCCP).

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |2
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan, maka rumusan


masalah yang akan diselesaikan yaitu:

1. Apa saja standar perancangan circulating water system PLTGU Jawa 3 sesuai
dengan kode internasional yang berlaku?
2. Bagaimana cara melakukan basic design dan detail design untuk circulating
water system pada PLTGU Jawa 3?
3. Bagaimana analisis biaya (material dan instalasi), mutu, dan waktu untuk
penggunaan pipa RCCP dan FRP?
4. Bagaimana manajemen resiko untuk penggunaan pipa RCCP dan FRP?
1.3 Batasan Masalah
1. Pembahasan hanya dilakukan pada sistem perpipaan circulating water system
PLTGU Jawa 3
2. Material pipa yang akan dibandingkan adalah Reinforced Concrete Cylinder
Pipe (RCCP) dan Fiber Reinforced Plastic (FRP).
3. Perancangan pipa dengan material Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP)
dan Fiber Reinforced Plastic (FRP) hanya untuk main header pipa bawah tanah
saja.
1.4 Tujuan Makalah
1. Mengetahui standar perancangan pipa bawah tanah pada PLTGU Jawa 3 sesuai
dengan kode internasional.
2. Mengetahui rancangan awal water cooling system pada Pembangkit Listrik Gas
dan Uap (PLTGU) Jawa 3.
3. Mengetahui perbandingan biaya dan waktu dari penggantian material pipa
bawah tanah Reinforced Concrete Cylinder Pipe (RCCP) dengan Fiber
Reinforced Plastic (FRP).
4. Mengetahui manajemen resiko untuk penggunaan pipa Reinforced Concrete
Cylinder Pipe (RCCP) dan Fiber Reinforced Plastic (FRP).

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |3
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

1.5 Manfaat
1. Mengetahui perbandingan biaya (material dan instalasi) dan waktu pada
penggunaan material pipa RCCP dengan FRP.
2. Mengetahui dasar pertimbangan teknik dan limitasi dari material RCCP dan
FRP dalam perancangan jaringan pipa
3. Mengetahui standar baku dan basic design yang digunakan untuk merancang
jaringan pipa bawah tanah circulating water system pada proyek pembangkit
listrik.
4. Sebagai referensi untuk proyek selanjutnya sehingga dapat menjadi dasar
pertimbangan pada pemilihan material FRP dan RCCP.

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan untuk menganalisis pokok pembahasan


antara lain adalah sebagai berikut:

1. Basis perancangan dan Spesifikasi Dokumen Klien


Pedalaman pemahaman dari basis perancangan perpipaan yang dikehendaki
oleh klien
2. Identifikasi Masalah
Proses identifikasi masalah dilakukan terhadap permasalahan yang mencakup
perancangan pipa circulating water system menggunakan material Fiberglass
Reinforced Plastic (FRP).
3. Studi Literatur
Pendalaman studi literatur dan diskusi dengan pembimbing. Pada tahap ini
dipelajari standard dan aturan perancangan pipa circulating water system
berdasarkan kode dan standar.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan tahapan melakukan routing pipa
circulating water system, menggambar isometric drawing, dan menghitung
Material Take-Off (MTO)

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |4
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

5. Analisis Perbandingan Mutu Biaya dan Waktu


Analisis biaya dan manhour dilakukan dengan menggunakan data yang
didapatkan dari Material Take-Off (MTO), sedangkan analisis mutu dilakukan
secara kualitatif untuk bagian engineering.
6. Manajemen Resiko
Tahap ini dimulai dengan mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi,
kemudian menentukan rencana tidak lanjut (mitigasi) sesuai prosedur
manajemen risiko PT. Wijaya Karya (Persero) tbk.
7. Simpulan dan Rekomendasi
Memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran
mengenai pengembangan selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

Makalah ini disajikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut:


 Bab 1 Pendahuluan memuat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika
penulisan makalah.

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |5
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

 Bab 2 Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka memuat teori dasar berkaitan dengan
material Fiber Reinforced Plastic (FRP), instalasi pipa di bawah tanah, dan
prosedur manajemen risiko PT. Wijaya Karya (Persero) tbk.
 Bab 3 Analisis Data dan Pembahasan menjelaskan mengenai analisis teknik
perbandingan material, analisis biaya, analisis mutu teknik, dan analisis waktu
(manhour).
 Bab 4 Manajemen Resiko mencakup analisis resiko yang mungkin terjadi dari
penggunaan material Fiber Reinforced Plastic (FRP).
 Bab 5 Penerapan Nilai-nilai WIKA memuat penerapan nilai-nilai ACE selama
kegiatan On Job Training.
 Bab 6 Kesimpulan dan Saran memuat kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan dan memuat saran-saran yang berguna bagi penelitian
selanjutnya.

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |6
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) JAWA 3 800 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap adalah penggabungan antara
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
dimana panas yang didapatkan dari gas buang PLTG digunakan untuk menghasilkan
uap yang digunakan sebagai fluida kerja di PLTU. Bagian yang berfungsi untuk
menghasilkan uap tersebut adalah HRSG (Heat Recovery Steam Generator).
Saat makalah ini dibuat proyek PLTGU Jawa 3 sedang memasuki tahap tender.
Pada proyek PLTGU Jawa 3 PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB), anak perusahaan dari
PT PLN (Persero), dan Marubeni Corporation (Marubeni) menjadi owner pada proyek
tersebut. Pembangunan PLTGU Jawa 3 bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik
kawasan Industri di Gresik, Jawa Timur. PLTGU Jawa 3 harus dirancang untuk
mencapai keluaran listrik bersih keseluruhan dalam bentangan 700 MW – 910 MW.
Pembangkit Listik Tenaga Gas dan Uap Jawa 3 perlu dirancang dengan umur
penggunaan selama 40 tahun sesuai dengan dokumen tender. Selanjutnya, listrik yang
diproduksi oleh PLTGU Jawa 3 akan dijual kepada PLN dengan sistem Power
Purchase Agrement (PPA). Power Purchase Agremenet (PPA) sendiri adalah
perjanjian jual beli tenaga listrik antara perusahaan produsen listrik pihak ketiga dalam
hal ini PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dan Marubeni Corporation (Marubeni).

2.2 Circulating Water System


Pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Circulating Water
System adalah system yang digunakan untuk menyediakan pasokan air menuju dan
kembali dari condenser. Circulating Water System merupakan salah satu sistem yang
sangat penting pada PLTGU. Sistem ini lebih dijelaskan detail pada skema P&ID
(Piping & Instrument Diagram) Circulating Water System yang terdapat pada lembar
lampiran.

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |7
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Gambar 2 1 PFD Circulating Water System

Dalam Gambar 2.1 dijelaskan bahwa fluida yang sudah melewati dan keluar
dari condenser akan kembali menuju cooling tower untuk diturunkan suhunya. Setelah
memasuki cooling tower fluida yang sudah diturunkan suhunya akan menuju cooling
tower basin dan dilanjutkan dengan circulating water pump. Circulating Water Pump
berfungsi untuk memompa fluida kembali menuju condenser. Setelah fluida kembali
melewati dan keluar dari condenser, proses akan berulang kembali dimana fluida akan
menuju cooling tower.

2.2.1 Condenser
Condenser berfungsi sebagai alat penukar kalor panas yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik akibat uap keluaran turbine. Uap panas tersebut akan memenuhi
permukaan luar pipa condenser sedangkan air yang berfungsi sebagai pendingin akan
mengalir didalam pipa seperti pada Gambar 2.2.

Gambar 2 2 Condenser
PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |8
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Dengan demikian, akan terjadi kontak antara kedua fluida tersebut dimana uap
yang memiliki temperature yang lebih tinggi akan bersinggungan dengan air yang
memiliki suhu lebih rendah. Proses selanjutnya adalah temperatur uap akan turun dan
menyebabkan uap tersebut akan terkondensasi. Medium pendingin dapat menggunakan
air laut atau sumber air lainnya disekitar area PLTGU.

2.2.2 Cooling Tower


Cooling tower juga merupakan salah satu equipment terpenting pada sistem
PLTGU Jawa 3. Tugas utama dari cooling tower adalah untuk menurunkan panas dari
fluida yang telah digunakan untuk proses pendinginan pada condenser. Proses
pendinginan fluida dilakukan dengan menggunakan fan yang berfungsi untuk
mengalirkan udara pada cooling tower. Hot water akan keluar dari nozzle yang
memiliki posisi pada bagian cooling tower. Dengan demikian, kontak antara hot water
dan udara akan yang dialirkan oleh fan akan lebih lama. Hal tersebut akan
menyebabkan proses perpindahan panas yang dihasilkan menjadi maksimal.

Gambar 2 3 Proses pendinginan pada Cooling Tower


Terdapat beberapa komponen pada cooling tower yang memiliki fungsi masing-
masing yakni:

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |9
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

 Frame dan Casing


Frame dan Casing berfungsi untuk Melindungi bagian dalam dari cooling tower
selain itu juga digunakan sebagai support untuk fan, motor dan berbagai
komponen lainnya.
 Cold Water Basin
Cold water basin terdapat pada bagian bawah dari cooling tower yang memiliki
fungsi sebagai penampung fluida yang sudah di dinginkan oleh fan
 Nozzle
Nozzle berfungsi sebagai spray untuk hot water yang selanjutnya akan
didinginkan oleh Fan. Posisi nozzle harus diatur sedemikian rupa agar distribusi
fluida keluaran nozzle uniform. Distribusi fluida yang uniform sangat
dibutuhkan karena akan membuat proses pendinginan fluida menjadi optimum
 Fan
Centrifugal dan Axial Fan umumnya dapat digunakan pada cooling tower. Fan
yang digunakan dapat berupa fixed pitch maupun variable pitch sesuai dengan
kebutuhan pada cooling tower.
2.3 Material Pipa
2.3.1 Fiberglas Reinforced Plastic (FRP) Pipe
Pipa Fiber Reinforced Plastic (FRP) adalah jenis material perpipaan yang
diberikan teknologi pelapisan khusus sehingga memiliki material properties yang
cukup unik dan dapat menyesuaikan kebutuhan dengan cara mengubah arah orientasi
fiber.
Penggunaan material pipa Fiber Reinforced Plastic (FRP) dapat menghemat
biaya pemasangan, peralatan, dan pemasangan jika dibandingkan dengan material pipa
concrete ataupun metal. Selain itu, material FRP juga dapat memberikan keuntungan
dalam hal rendahnya biaya perawatan dan panjangnya umur pakai. Oleh sebab itu,
material FRP banyak digunakan di dunia industri sebagai pipa gas alam, pipa air
minum, dan pipa pembuangan air.

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |10
Departemen Power Plant & Energi
PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk

Di dalam dunia konstruksi pipa, material Fiber Reinforced Plastic (FRP) lebih
banyak digunakan untuk pipa air dan gas bawah tanah. Pipe FRP secara umum
memiliki kelebihan sebagai berikut:
 Ringan
 Resistansi terhadap korosi
 Resistansi terhadap abrasi yang baik
 Waktu pemasangan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan material CS
 Liftime dari pipa lebih lama
berdasarkan proses manufakturnya pipa fiberglass dibagi menjadi dua yaitu:
a. Filament Wounding
Filament Wound adalah proses fabrikasi yang umum digunakan untuk
komponen yang memiliki bentuk silinder seperti pipa dan tank.

b. Conctact Molded

2.3.2
2.4

PPCP Angkatan 79 Pembangkit Listrik Gas dan Uap Jawa 3 (800 MW) |11

Anda mungkin juga menyukai