A. PROPOSAL TEKNIS
2. Pendahuluan. Jelaskan alur pikir pemilihan topik dan area riset yang
mencakup latar belakang, ruang lingkup dan batas-batas penelitian, asumsi
yang digunakan, dan tujuan umum riset. Selain itu, sampaikan pula tinjauan
(state of the art review) atas paten/riset terdahulu serta perbedaan antara
tinjauan paten/riset yang ada dan ruang lingkup usulan riset Anda.
3. Perumusan Masalah. Jelaskan masalah yang akan diteliti dan jelaskan pula
rencana penyelesaian sesuai dengan metodologi, lengkapi dengan teknik
observasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran, serta jelaskan
pula kesiapan tenaga pelaksana.
6. Hasil yang Diharapkan. Cantumkan hasil yang akan dicapai pada akhir
penelitian dan publikasikan pada jurnal ilmiah. Publikasi merupakan keharusan
karena itu sebutkan jurnal ilmiah yang akan dipakai.
9. Jadwal Penelitian
B CONTOH PROPOSAL
1. ABSTRAK
Penyediaan tenaga listrik yang berkualitas, andal dan efisien yang merupakan
kondisi ideal yang hendak dicapai bila energi listrik akan digunakan untuk
mensuplai berbagai jenis beban. Pertumbuhan beban yang sangat tinggi
khususnya di Pulau Batam telah mengakibatkan operating poin perencanaan.
Distorsi ini berpotensi menimbulkan ketidak efisienan sistem secara keseluruhan
baik di pembangkit karena pembangkit dari bahan bakar minyak yang berlebih,
maupun disisi rendahnya keandalan dan kualitas listrik.
Dengan penerapan teknologi inovasi yang telah dikembangkan, suatu alternatif
solusi dapat diberikan untuk meminimasi losses dan memperbaiki kualitas dan
mempertinggi keandalan sistem.
Penerapan teknologi inovasi ini tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki
kinerja sistem ketenagalistrikan tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM
lembaga pengelola sehingga kesinambungan penerapan teknologi ini dapt
dipertahankan.
Model Optimalisasi Operasi Tenaga listrik di pulau Batam akan menjadi
masukan pada penerapan di tempt lainnya di Indonesia.
2. PENDAHULUAN
Suatu pertumbuhan energi yang cukup besar disuplai dalam bentuk energi listrik,
karena listrik menyediakan bentuk tenaga yang sangat menyenangkan untuk
penerangan, daya penggerak berbagai jenis beban dan sejumlah aplikasi
penggunaan lainnya. Umumnya sangat ekonomis menggunakan bentuk energi ini
untuk tenaga. Keuntungan lainnya adalah kebersihan dan mudahnya dalam
pengontrolan.
Berkurangnya suplai sumberdaya energi dunia dan tingginya biaya suplai
tenaga listrik telah membuat penting akan konservasi dan eliminasi pemborosan
baik oleh produser maupun konsumen energi. Penurunan rugi-rugi system tenaga
listrik merupakan salah satu cara untuk mencapai konservasi dalam sector
ketenaga listrikan. Apabila dengan semakin tingginya bahan bakar untuk
pembangkit seperti minyak, maka penurunan rugi-rugi system tenaga listrik harus
mendapat ruang lingkup yang semakin besar.
Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/
penyampaian tenaga listrik dari penyedia tenaga listrik atau PT. PLN (Persero) ke
konsumen adalah efisiensi, efisien yang tinggi menandakan bahwa penyaluran
tenaga listrik berlangsung secara murah. Perbedaan antara energi yang diterima
dengan energi yang dikirim terjadi karena adanya rugi-rugi atau losses. Rugi-rugi
ini dapat berupa rugi-rugi teknis maupun non teknis. Rugi-rugi teknis berupa rugi
daya energi terjadi mulai dari pembangkit (generator), saluran transmisi, dan
jaringan distribusi seperti dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar..............
Rugi-rugi teknis pada penghantar terjadi karena adanya tahanan dari
penghantar yang dialiri arus (I2R), dan pada mesin-mesin listrik seperti generator,
tranformator, dan sebagainya terjadi karena adanya histeresis dan arus pusar besi
dan belitan-belitan yang dialiri arus. Rugi teknis pada pembangkit dapat diperbaiki
dengan peningkatan efisiensi dan mengurangi pemakaian sendiri (plant use)
dengan menggunakan teknologi seperti system siklus konbinasi, penggantian
boiler tua dan peningkatan kapasitas pembangkit termal, dengan menggunakan
desain efisiensi tinggi dari pembangkit baru, dan mengganti turbin-turbin yang
sudah tua.
Rugi-rugi pada pembangkit (generator) bervariasi tergantung pada
kombinasi pembangkit. Pada sisi saluran transmisi dan jaringan distribusi,
beberapa hasil penelitian terakhir memberikan angka 10% dari pembangkit,
sementara level rugi-rugi optimun secara ekonomi dapat berada di bawah 5% dari
pembangkitan tergantung pada system konfigurasi jaringan. Pada daerah
pedalaman rugi-rugi teknis mungkin dapat mendekati 20%, bahkan dapat
melampaui angka tersebut setelah pencurian listrik diperhitungkan. Rugi-rugi pada
jaringan dapat diperbaiki dengan memperbaiki konfigurasi jaringan. Memperbesar
konduktor, pembebanan trafo yang optimum, dan memperbaiki sambungan-
sambungan yang sudah longgar.
Rugi-rugi non teknis seperti pencurian atau konsumsi tenaga listrik yang
tidak terdekteksi melalui pencatatan meter mungkin mempunyai besaran yang
cukup berarti pada beberapa system dan hal ini seharusnya dikurangi.
Meminimasi energi yang tidak tercatat ini melibatkan langkah-langkah seperti
penggantian meter yang sudah rusak, memberikan sanksi “berat” kepada
konsumen yang melakukan pencurian tenaga listrik, meningkatkan keakurasian
pencatatan meter, dan menertibkan penerangan jalan umum liar.
Dengan demikian suatu system tenaga listrik dapat dikatakan efisien bila
rugi-rugi yang terjadi dapat diminimasi. Apabila tingkat rugi-rugi dapat diturunkan,
maka biaya operasipun dapat diturunkan yang akan berdampak pada
penghematan energi atau penghematan pada pemakaian bahan bakar.
Dari uraian di atas jelas terlihat keharusan penerapan prinsip-prinsip
penyaluran tenaga listrik dari PT. PLN (Persero) ke konsumen yang efisien (rugi-
rugi yang terjadi optimum) namun tetap mempertahankan kualitas dan kendalan
yang baik.
Kajian efisiensi optimum pada jaringan distribusi tenaga listrik ini bertujuan untuk
memperoleh data tentang kondisi terakhir efisiensi penyaluran tenaga listrik pada
sisi distribusi PT. PLN (Persero) saat ini, sehingga suatu langkah yang tepat dapat
dilakukan untuk memperoleh efisiensi optimum pada waktu mendatang.
Sedangkan sasaran kajian adalah :
a. Tersedianya formulasi yang tepat untuk dapat digunakan dalam analisis susut.
b. Tersedianya data yang cukup dapat digunakan dalam analisis susut.
c. Tersedianya model penekanan susut untuk mencapai penyaluran yang optimum
d. Tersedianya rekomendasi langkah-langkah penelakan susut hingga mencapai
nilai optimum.
4. RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan kajian efisiensi optimum dalam mendistribusikan tenaga listrik
oleh PT. PLN (Persero) meliputi yang memuat dan tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a. Laporan tentang kondisi jaringan yang memuat hal-hal berikut :
i. Sistem penanganan distribusi dan kondisi jaringan distribusi.
ii. Kondisi untuk kerja jaringan khususnya kapasitas terpasang, kurva
beban, load factor dan factor susut saluran
b. Review operating point sistem distribusi.
c. Rekomendasi potensi penekanan susut untuk memperoleh efisiensi optimum.
5. PERMASALAHAN
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan tenaga listrik, baik untuk
menunjang kebutuhan pokoknya maupun untuk menunjang kegiatan sosial
ekonominya, PT PLN (Persero) terus berupaya supaya kebutuhan masyarakat
Indonesia tersebut dapat tercapai.
Pertumbuhan permintaan yang terus meningkat sejalan dengan
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan usaha dapat melistrik seluruh
masyarakat, mengakibatkan kebutuhan akan investasi dalam penambahan daya
mampu pembangkitan tenaga listrik dan perluasan cakupan jaringan adalah suatu
yang tak terelakan. Namun karena kondisi keuangan PT. PLN (Persero) yang
belum menggembirakan, maka usaha peningkatan penyediaan tenaga listrik
mengalami hambatan apabila TDL yang diusulkan pada awal tahun ini dibatalkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan persoalan
kekurangan tenaga listrik yang dihadapi sekarang ini adalah penurunan rugi-rugi.
Penurunan rugi-rugi yang cukup signifikan mungkin setara dengan pembangunan
pembangkit baru. Untuk itu diperlukan optimalisasi seluruh aset yang ada
khususnya di sisi jaringan distribusi.
Dalam upaya menurunkan susut pada jaringan PT PLN (Persero) telah
melakukan beberapa hal diantaranya:
a. Pemasangan Automatic Meter Reading (AMR) pada industri.
b. Peningkatan pemantauan pencurian listrik.
c. Pemeriksaan dan penggatian CT.
d. Pemasangan kWh meter pada gardu distribusi
e. Pembinaan pencatan meter
f. Perbaikan titik sambung.
g. Perbaikan tegangan ujung.
h. Memperbaiki faktor daya
i. Memperbaiki kualitas jaringan.
j. Rekondisi aset.
k. Dan lain-lain.
Perkembangan capaian penurunan susut PT. PLN (Persero) dapat dilihat pada
table di bawah :
Walaupun pada table di atas terlihat bahwa usaha penurunan susut yang
telah dilakukan dewasa ini telah memperoleh hasil yang berarti, namun masih
perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui apakah capaian tersebut sudah
optimum atau masih perlu dilakukan penurunan yang lebih lanjut. Apabila hasil
tersebut telah mencapai hasil yang optimum, maka penurunan yang lebih lanjut
akan menghasilkan ketidak efisien penyaluran.
Dengan penjelasan di atas, maka sangatlah penting untuk merumuskan
suatu permasalahan yaitu bagaimana gambaran susut yang telah dicapat PT. PLN
(Persero) dalam melakukan pendistribusian daya ke konsumen dengan rincian
sebagai berikut :
a. Apakah susut yang telah dicapai sudah optimum.
b. Berapa persen lagi susut dapat dioptimumkan
c. Bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai susut optimum.
5. METODOLOGI
8. Daftar Pustaka
No. Nama Gelar P/W Unit Keahlian Tugas Pend Alokasi Lembaga
kerja akhir waktu
(j/th)
1
2
3
4
5
6
Kegiatan kajian dilakukan selama 4 (empat) bulan atau 17 (tujuh belas minggu)
minggu dengan rincian dan tahapan sebagai berikut:
No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persiapan
Pelaksanaan
2 Pengambilan
Data/ survei
3 Analisis data
4 Pembuatan
Laporan
5 Presentasi
11. PROPOSAL BIAYA :
Proposal biaya berisi rincian biaya kegiatan yang diusulkan (dalam ribuan) :
Rekapitulasi Biaya
Jumlah Biaya
Jumlah Biaya
Jumlah Biaya
3. Peralatan
Jumlah Biaya
4. Perjalanan
Jumlah Biaya
5. Lain-lain
Jumlah Biaya