Anda di halaman 1dari 13

TUGAS UTS

Buatlah proposal penelitian dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Judul sesuai dengan permasalahan masing-masing yang ingin dicarikan
solusinya.
2. Proposal memuat hal-hal teknis seperti yang diberikan pada bagian A.
3. Pada bagian B, diberikan contoh sederhana suatu proposal penelitian.
4. Proposal ditulis pada kertas ukuran A4 dengan margin 2,5 cm masing-masing
sisi, menggunakan font 12 Arial untuk teks dan sub judul, dan font 14 untuk
judul. Judul dan subjudul ditulis tebal. Untuk tabel, bisa menggunakan font
yang lebih kecil bila muatannya besar atau padat (jangan sampai tidak
terbaca).
5. Tugas proposal penelitian dikumpulkan pada hari UTS (hardcopy) dan soft
copy selain diupload di elearning ini, juga dikirim ke email dosen terkait yaitu:
taura889@yahoo.com) sehari sebelum UTS dilakukan.

A. PROPOSAL TEKNIS

Proposal diwajibkan memuat informasi sebagai berikut:

1. Abstrak. Tuliskan secara komprehensif riset yang akan dilaksanakan dengan


menjelaskan masalah ilmiah yang akan diteliti dan latar belakang, tahap-tahap
penelitian, hipotesis yang akan dibuktikan, kegunaan hasil riset, dan
metodologi yang digunakan.

2. Pendahuluan. Jelaskan alur pikir pemilihan topik dan area riset yang
mencakup latar belakang, ruang lingkup dan batas-batas penelitian, asumsi
yang digunakan, dan tujuan umum riset. Selain itu, sampaikan pula tinjauan
(state of the art review) atas paten/riset terdahulu serta perbedaan antara
tinjauan paten/riset yang ada dan ruang lingkup usulan riset Anda.

3. Perumusan Masalah. Jelaskan masalah yang akan diteliti dan jelaskan pula
rencana penyelesaian sesuai dengan metodologi, lengkapi dengan teknik
observasi, pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran, serta jelaskan
pula kesiapan tenaga pelaksana.

4. Metodologi. Jelaskan rencana, tempat, waktu, pengambilan sampel,


penentuan unit analisis, cara dan instrumen pengumpulan data, pengolahan
dan analisis data, serta uji mutu (quality control) data sesuai dengan
rancangan (design) riset. Dengan metodologi ini dapat diperkirakan hasil
penelitian yang akan diperoleh secara utuh. Pada metodologi ini, berikan juga
flowchart kegiatan penelitian yang dilakukan.

5. Rancangan (Design) Riset. Jelaskan pendekatan dan strategi yang akan


diambil untuk memperoleh jawaban pertanyaan riset dan pencapaian tujuan
riset. Dalam mencantumkan pilihan rancangan riset harus disertakan alasan
mengapa dipilih rancangan tersebut, sekaligus diuraikan pula keunggulan dan
kelemahannya. Rancangan riset harus menjelaskan secara rinci dan berurutan
tahapan riset yang dilakukan dan kaitan antara tahapan yang satu dan tahapan
yang lain. Dengan demikian, pemantauan bagi peneliti ataupun bagi panel
pakar sebagai pengevalusi akan mudah dilakukan. Selain itu, hasil akhir riset
dapat pula diperkirakan.

6. Hasil yang Diharapkan. Cantumkan hasil yang akan dicapai pada akhir
penelitian dan publikasikan pada jurnal ilmiah. Publikasi merupakan keharusan
karena itu sebutkan jurnal ilmiah yang akan dipakai.

7. Daftar Pustaka (harus diacu pada butir-butir di atas).

8. Personil Pelaksana Penelitian (Peneliti dan Teknisi). Cantumkan nama


lengkap, gelar kesarjanaan, pria/wanita, unit kerja, bidang keahlian dan tugas
dalam penelitian, pendidikan akhir, alokasi waktu (jam/minggu), lembaga.

9. Jadwal Penelitian

B CONTOH PROPOSAL

POWER LOSSES OPTIMUM JARINGAN DISTRIBUSI

1. ABSTRAK

Penyediaan tenaga listrik yang berkualitas, andal dan efisien yang merupakan
kondisi ideal yang hendak dicapai bila energi listrik akan digunakan untuk
mensuplai berbagai jenis beban. Pertumbuhan beban yang sangat tinggi
khususnya di Pulau Batam telah mengakibatkan operating poin perencanaan.
Distorsi ini berpotensi menimbulkan ketidak efisienan sistem secara keseluruhan
baik di pembangkit karena pembangkit dari bahan bakar minyak yang berlebih,
maupun disisi rendahnya keandalan dan kualitas listrik.
Dengan penerapan teknologi inovasi yang telah dikembangkan, suatu alternatif
solusi dapat diberikan untuk meminimasi losses dan memperbaiki kualitas dan
mempertinggi keandalan sistem.
Penerapan teknologi inovasi ini tidak hanya ditujukan untuk memperbaiki
kinerja sistem ketenagalistrikan tetapi juga untuk meningkatkan kualitas SDM
lembaga pengelola sehingga kesinambungan penerapan teknologi ini dapt
dipertahankan.
Model Optimalisasi Operasi Tenaga listrik di pulau Batam akan menjadi
masukan pada penerapan di tempt lainnya di Indonesia.

2. PENDAHULUAN

Suatu pertumbuhan energi yang cukup besar disuplai dalam bentuk energi listrik,
karena listrik menyediakan bentuk tenaga yang sangat menyenangkan untuk
penerangan, daya penggerak berbagai jenis beban dan sejumlah aplikasi
penggunaan lainnya. Umumnya sangat ekonomis menggunakan bentuk energi ini
untuk tenaga. Keuntungan lainnya adalah kebersihan dan mudahnya dalam
pengontrolan.
Berkurangnya suplai sumberdaya energi dunia dan tingginya biaya suplai
tenaga listrik telah membuat penting akan konservasi dan eliminasi pemborosan
baik oleh produser maupun konsumen energi. Penurunan rugi-rugi system tenaga
listrik merupakan salah satu cara untuk mencapai konservasi dalam sector
ketenaga listrikan. Apabila dengan semakin tingginya bahan bakar untuk
pembangkit seperti minyak, maka penurunan rugi-rugi system tenaga listrik harus
mendapat ruang lingkup yang semakin besar.
Parameter yang digunakan dalam mengukur tingkat penyaluran/
penyampaian tenaga listrik dari penyedia tenaga listrik atau PT. PLN (Persero) ke
konsumen adalah efisiensi, efisien yang tinggi menandakan bahwa penyaluran
tenaga listrik berlangsung secara murah. Perbedaan antara energi yang diterima
dengan energi yang dikirim terjadi karena adanya rugi-rugi atau losses. Rugi-rugi
ini dapat berupa rugi-rugi teknis maupun non teknis. Rugi-rugi teknis berupa rugi
daya energi terjadi mulai dari pembangkit (generator), saluran transmisi, dan
jaringan distribusi seperti dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar..............
Rugi-rugi teknis pada penghantar terjadi karena adanya tahanan dari
penghantar yang dialiri arus (I2R), dan pada mesin-mesin listrik seperti generator,
tranformator, dan sebagainya terjadi karena adanya histeresis dan arus pusar besi
dan belitan-belitan yang dialiri arus. Rugi teknis pada pembangkit dapat diperbaiki
dengan peningkatan efisiensi dan mengurangi pemakaian sendiri (plant use)
dengan menggunakan teknologi seperti system siklus konbinasi, penggantian
boiler tua dan peningkatan kapasitas pembangkit termal, dengan menggunakan
desain efisiensi tinggi dari pembangkit baru, dan mengganti turbin-turbin yang
sudah tua.
Rugi-rugi pada pembangkit (generator) bervariasi tergantung pada
kombinasi pembangkit. Pada sisi saluran transmisi dan jaringan distribusi,
beberapa hasil penelitian terakhir memberikan angka 10% dari pembangkit,
sementara level rugi-rugi optimun secara ekonomi dapat berada di bawah 5% dari
pembangkitan tergantung pada system konfigurasi jaringan. Pada daerah
pedalaman rugi-rugi teknis mungkin dapat mendekati 20%, bahkan dapat
melampaui angka tersebut setelah pencurian listrik diperhitungkan. Rugi-rugi pada
jaringan dapat diperbaiki dengan memperbaiki konfigurasi jaringan. Memperbesar
konduktor, pembebanan trafo yang optimum, dan memperbaiki sambungan-
sambungan yang sudah longgar.
Rugi-rugi non teknis seperti pencurian atau konsumsi tenaga listrik yang
tidak terdekteksi melalui pencatatan meter mungkin mempunyai besaran yang
cukup berarti pada beberapa system dan hal ini seharusnya dikurangi.
Meminimasi energi yang tidak tercatat ini melibatkan langkah-langkah seperti
penggantian meter yang sudah rusak, memberikan sanksi “berat” kepada
konsumen yang melakukan pencurian tenaga listrik, meningkatkan keakurasian
pencatatan meter, dan menertibkan penerangan jalan umum liar.
Dengan demikian suatu system tenaga listrik dapat dikatakan efisien bila
rugi-rugi yang terjadi dapat diminimasi. Apabila tingkat rugi-rugi dapat diturunkan,
maka biaya operasipun dapat diturunkan yang akan berdampak pada
penghematan energi atau penghematan pada pemakaian bahan bakar.
Dari uraian di atas jelas terlihat keharusan penerapan prinsip-prinsip
penyaluran tenaga listrik dari PT. PLN (Persero) ke konsumen yang efisien (rugi-
rugi yang terjadi optimum) namun tetap mempertahankan kualitas dan kendalan
yang baik.

3. TUJUAN DAN SASARAN

Kajian efisiensi optimum pada jaringan distribusi tenaga listrik ini bertujuan untuk
memperoleh data tentang kondisi terakhir efisiensi penyaluran tenaga listrik pada
sisi distribusi PT. PLN (Persero) saat ini, sehingga suatu langkah yang tepat dapat
dilakukan untuk memperoleh efisiensi optimum pada waktu mendatang.
Sedangkan sasaran kajian adalah :
a. Tersedianya formulasi yang tepat untuk dapat digunakan dalam analisis susut.
b. Tersedianya data yang cukup dapat digunakan dalam analisis susut.
c. Tersedianya model penekanan susut untuk mencapai penyaluran yang optimum
d. Tersedianya rekomendasi langkah-langkah penelakan susut hingga mencapai
nilai optimum.

4. RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan kajian efisiensi optimum dalam mendistribusikan tenaga listrik
oleh PT. PLN (Persero) meliputi yang memuat dan tidak terbatas pada hal-hal
sebagai berikut :
a. Laporan tentang kondisi jaringan yang memuat hal-hal berikut :
i. Sistem penanganan distribusi dan kondisi jaringan distribusi.
ii. Kondisi untuk kerja jaringan khususnya kapasitas terpasang, kurva
beban, load factor dan factor susut saluran
b. Review operating point sistem distribusi.
c. Rekomendasi potensi penekanan susut untuk memperoleh efisiensi optimum.

5. PERMASALAHAN

Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan tenaga listrik, baik untuk
menunjang kebutuhan pokoknya maupun untuk menunjang kegiatan sosial
ekonominya, PT PLN (Persero) terus berupaya supaya kebutuhan masyarakat
Indonesia tersebut dapat tercapai.
Pertumbuhan permintaan yang terus meningkat sejalan dengan
peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan usaha dapat melistrik seluruh
masyarakat, mengakibatkan kebutuhan akan investasi dalam penambahan daya
mampu pembangkitan tenaga listrik dan perluasan cakupan jaringan adalah suatu
yang tak terelakan. Namun karena kondisi keuangan PT. PLN (Persero) yang
belum menggembirakan, maka usaha peningkatan penyediaan tenaga listrik
mengalami hambatan apabila TDL yang diusulkan pada awal tahun ini dibatalkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan persoalan
kekurangan tenaga listrik yang dihadapi sekarang ini adalah penurunan rugi-rugi.
Penurunan rugi-rugi yang cukup signifikan mungkin setara dengan pembangunan
pembangkit baru. Untuk itu diperlukan optimalisasi seluruh aset yang ada
khususnya di sisi jaringan distribusi.
Dalam upaya menurunkan susut pada jaringan PT PLN (Persero) telah
melakukan beberapa hal diantaranya:
a. Pemasangan Automatic Meter Reading (AMR) pada industri.
b. Peningkatan pemantauan pencurian listrik.
c. Pemeriksaan dan penggatian CT.
d. Pemasangan kWh meter pada gardu distribusi
e. Pembinaan pencatan meter
f. Perbaikan titik sambung.
g. Perbaikan tegangan ujung.
h. Memperbaiki faktor daya
i. Memperbaiki kualitas jaringan.
j. Rekondisi aset.
k. Dan lain-lain.

Perkembangan capaian penurunan susut PT. PLN (Persero) dapat dilihat pada
table di bawah :

Tabel Capaian penurunan susut


Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005
Susut kWh (MWh) 14.411.950 12.688.167 5.723.783
Susut kWh (%) 15,88 11,27 (5,61)

Walaupun pada table di atas terlihat bahwa usaha penurunan susut yang
telah dilakukan dewasa ini telah memperoleh hasil yang berarti, namun masih
perlu dilakukan identifikasi untuk mengetahui apakah capaian tersebut sudah
optimum atau masih perlu dilakukan penurunan yang lebih lanjut. Apabila hasil
tersebut telah mencapai hasil yang optimum, maka penurunan yang lebih lanjut
akan menghasilkan ketidak efisien penyaluran.
Dengan penjelasan di atas, maka sangatlah penting untuk merumuskan
suatu permasalahan yaitu bagaimana gambaran susut yang telah dicapat PT. PLN
(Persero) dalam melakukan pendistribusian daya ke konsumen dengan rincian
sebagai berikut :
a. Apakah susut yang telah dicapai sudah optimum.
b. Berapa persen lagi susut dapat dioptimumkan
c. Bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai susut optimum.

5. METODOLOGI

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti yang tertera pada ruang lingkup


dengan hasil sesuai dengan yang diharapkan pada tujuan kegiatan ini dan disertai
dengan pemanfaatan biaya yang efektif, maka metodologi-metodologi untuk
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut haruslah didesain sedemikian rupa
sehingga semua variable-variable dan indikator yang terlibat dalam kajian
terpenuhi. Untuk itu metodologi untuk melaksanakan kajian ini dilakukan sebagai
berikut :

a. Melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi rencana rinci jadwal


pelaksanaan kajian, cara pelaksanaan, check list yang akan digunakan
sebagai instrumen pengambilan data, pengalokasian keahlian personil dan
peralatan.
b. Melakukan pengumpulan data yang meliputi data sekunder dan data primer,
Data sekunder dapat diperoleh pada kantor PT. PLN (Persero) unit Distribusi,
Kantor PT. PLN (Persero) Wilayah. Sedangkan data primer diperoleh dengan
melakukan survei ke beberapa Gardu Induk dan Gardu Distribusi yang
dipilih.Variabel-variabel yang diperlukan untuk kajian ini adalah :
i. Konfigurasi jaringan, termasuk pasokan dan beban.
ii. Hasil aliran daya bila tersedia.
iii. Daya mampu jaringan
iv. Susut jaringan dan sistem
v. Load faktor.

c. Melakukan analisis, Setelah data-data dikompilasi, maka analisis dilakukan


berdasarkan pada variabel yang dikaji. Beberapa variabel dapat dianalisis
dengan melakukan simulasi seperti kondisi aliran daya, load faktor dll. Juga
beberapa variabel dianalisis dengan menggunakan formula yang dibuat.
d. Pembuatan rumusan laporan dan rekomendasi hasil kajian.
6. Rancangan (Design) Riset

Monitoring termasuk pemeriksaan, pemeliharaan pencegahan dan overhaul


dilakukan secara terjadwal atau tanpa terjadwal. Praktek monitoring yang baik
akan menghasilkan penurunan kerusakan yang mendadak, mendapatkan simpati
konsumen dan menurunkan biaya pemeliharaan/kWh suplai enegi.
Tujuan akhir monitoring kualitas daya ini adalah untuk mempertahankan
pelayanan dengan cara mencegah pemutusan penyediaan tenaga listrik dengan
kualitas tertentu.
Investigasi kualitas daya selalu memerlukan monitoring untuk
mengidentifikasi permasalahan sebenarnya kemudian memverifikasi solusi
dimana akan diimplementasikan. Sebelum memulai program monitoring, adalah
sangat penting untuk mengembangkan pemahaman fasilitas pelanggan, peralatan
yang terpengaruh, pelaksanaan instalasi dan pentanahan, dan pertimbangan
operasi.
Survei lokasi seharusnya didesain untuk menemukan sebanyak mungkin
informasi tentang fasilitas pelanggan dan permasalahan yang sedang dialami.
Informasi spesifik yang seharusnya diperoleh pada taraf ini adalah:
a. Sifat permasalahan (hilangnya data, penyebab gangguan, komponen yang
gagal, tidak berfungsinya sistem kontrol, dll).
b. Karakteristik peralatan sensitif yang mengalami permasalahan (informasi desain
peralatan atau sekurang-kurangnya informasi mengenai petunjuk pemakaian
peralatan).
c. Kapan terjadinya permasalahan (problem).
d. Problem yang terjadi bersamaan misalnya switching kapasitor yang terjadi pada
waktu yang bersamaan.
e. Data sistem kelistrikan (diagram satu garis, kapasitas trafo dan impedansinya,
informasi beban, informasi kapasitor, data kabel dll.).
Monitoring kualitas daya dilaksanakan untuk membuat gambaran variasi
kualitas pada lokasi tertentu pada sistem dalam suatu periode waktu. Persyaratan
monitoring tergantung pada problem yang sedang dialami. Sebagai contoh,
problem yang disebabkan oleh turunnya tegangan selama gangguan yang jauh
pada sistem akan memerlukan monitoring untuk waktu yang cukup signifikan
lamanya karena gangguan sistem seperti ini mungkin jarang terjadi. Jika problem
melibatkan switching kapasitor, mungkin dapat digambarkan suatu kondisi dengan
waktu yang cukup lama, mungkin 2 hari. Problem distorsi harmonisa mungkin
digambarkan dalam waktu satu minggu untuk mendapatkan gambaran bagaimana
harmonisa bervariasi dengan perubahan beban.
Adalah sangat baik memulai monitoring pada lokasi sedekat mungkin
dengan peralatan yang sensitif terhadap pengaruh variasi kualitas daya. Peralatan
monitoring harus melihat variasi yang sama sebagaimana dirasakan oleh
peralatan yang sensitif. Pada transien frekuensi tinggi, misalnya dapat berbeda
yang cukup berarti jika terdapat pemisahan atau jarak antara monitor dengan
peralatan yang terpengaruh. Lokasi penting lainnya adalah pada titik dimana daya
diterima. Transien dan variasi tegangan yang diukur pada lokasi ini dapat dialami
oleh seluruh peralatan yang digunakan. Ini juga merupakan indikasi gangguan
yang paling baik yang disebabkan oleh sistem tenaga listrik (walaupun masih
sangat mungkin bahwa gangguan pada titik dimana daya diterima disebabkan
oleh kejadian yang ada di dalam sistem pengguna).
Monitoring gangguan tenaga biasanya cukup dengan memonitor tegangan
sistem, namun tidak cukup untuk pengukuran harmonisa. Untuk menggambarkan
pentingnya harmonisa, maka sebaiknya mengukur baik tegangan maupun arus.
Bila harus memilih salah satu kuantiti tersebut, maka umumnya arus lebih penting.
Pengukuran arus digunakan untuk menggambarkan pembangkitan
harmonisa oleh beban nonlinier pada sistem. Pengukuran arus pada beban
individu sangat berharga untuk menentukan karakteristik pembangkitan
harmonisa. Pengukuran arus pada rangkaian suplai atau titik dimana daya
diterima akan menggambarkan suatu grup beban atau keseluruhan fasilitas
menjadi sumber harmonisa. Pengukuran arus pada sistem distribusi akan
menggambarkan suatu grup pelanggan.
Pengukuran tegangan membantu menggambarkan respon sistem terhadap
arus harmonisa yang dibangkitkan. Kondisi resonansi akan terindikasi oleh distorsi
tegangan harmonisa tinggi pada frekuensi tertentu. Untuk menentukan gambaran
respon frekuensi tinggi dari pengukuran, tegangan dan arus harus diukur secara
simultan.
Untuk menganalisis permasalahan kualitas daya dengan menggunakan
pengukuran, maka sangat penting untuk membuat korelasi antara karakteristik
suatu gangguan dengan kemungkinan penyebab gangguan. Ini akan memerlukan
pengetahuan tentang karakteristik yang akan berbeda untuk setiap gangguan.
Bentuk gelombang dan informasi yang diperoleh akan digunakan untuk
menginterpertasikan berbagai variasi kulaitas daya. Ketika penyebab gangguan
dipahami, dampak pada peralatan dan kemungkinan solusi harus ditentukan.
Tidak selalu terjadi suatu hubungan langsung sebab-akibat antara gangguan dan
pengaruhnya pada peralatan (degradasi jangka panjang, interaksi dengan kendali
dapat mempengaruhi problem). Hal ini akan membuat evaluasi dari dampak dan
pengembangan solusi yang sesuai akan menjadi lebih rumit.
Langkah pertama dalam menemukan sumber gangguan adalah
mengkorelasikan bentuk gelombang gangguan dengan kemungkinan penyebab,
sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya. Ketika suatu kategori untuk
penyebab sudah ditentukan (seperti switching beban, switching kapasitor, kondisi
gangguan yang jauh, operasi penutupan kembali, dsb), identifikasi menjadi lebih
penting. Petunjuk umum berikut dapat digunakan:
a. Variasi tegangan frekuensi tinggi akan dibatasi pada lokasi dekat sumber
gangguan. Rangkaian tegangan rendah (600 volt ke bawah) selalu meredam
dengan cepat komponen frekuensi tinggi karena resistansi rangkaian sehingga
frekuensi ini hanya muncul ketika monitor ditempatkan dekat sumber gangguan.
b. Intrupsi daya dekat dengan lokasi monitor akan menyebabkan perubahan tiba-
tiba pada tegangan. Intrupsi daya yang jauh dari lokasi monitor akan
menghasilkan penurunan tegangan karena energi tersimpan pada peralatan
berputar dan kapasitor.
c. Tingkat distorsi tegangan harmonisa yang lebih tinggi akan terjadi dekat
kapasitor yang akan menyebabkan problem resonansi. Pada penyebab ini,
biasanya frekuensi tunggal mendominasi spektrum harmonisa tegangan.

7. Hasil yang Diharapkan


Untuk memanfaatkan teknologi inovasi ini, dilakukan kerjasama dengan lembaga
pengguna yaitu Industrial Estate Batamindo dan Pemerintah Dareah Batam.
Pihak pengguna (Industrial Estate) akan mengadakan pendekatan ke PT PLN
Batam dan pihak industri di Batam dalam rangka menerapkan hasil teknologi
inovasi yang telah dikembangkan.
Teknologi inovasi yang dikembangkan ini dapat diterapkan pada daerah-
daerah lain di tanah air dengan mengadakan penyesuaian/pendekatan
berdasarkan pada kondisi/konfigurasi sistem ketenagalistrikan dan beban
setempat. Karena itu teknologi inovasi ini mempunyai prospek yang besar karena
beberapa tempat di Indonesia yang mempunyai sistem cluster yang identik
dengan Batam seperti: Tarakan, Bali, daerah industri Cilegon, Cikarang, dan lain-
lain.

Teknologi inovasi ini dikembangkan dengan pendekatan peningkatan efisiensi


dimana persyaratan teknis sistem operasi sangat diperhatikan. Dengan
peningkatan efisiensi yang diperoleh, diyakini bahwa investasi yang dikeluarkan
didapatkan kembali (break-event) dalam waktu yang relatif singkat apalagi
mengingat kondisi penyediaan bahan bakar minyak yang sulit atau mahal dan
biaya investasi pembangkit yang besar.
Di sisi lain keuntungan yang akan diperoleh industri dengan menerapkan
teknologi inovasi ini adalah keberlangsungan pemakaian peralatan industri yang
lama sesuai dengan life cycle-nya karena peralatan tersebut beroperasi pada titik
kerja yang sesuai dengan desainnya. Disamping itu keuntungan lain yang dapat
diperoleh oleh pihak industri yang menerapakan teknologi inovasi ini adalah
adanya peningkatan kapasitas produksi karena keandalan sistim yang tinggi.

8. Daftar Pustaka

(1). AS Pabla, “ Electric Power Distribution ”, 1981


(2). Gonen, T, “ Electric Power Distribution Power Engineering “, McGraw-Hill,
New York, 1996.
(3). Tagare, D.M, “ Reactive Power Management “, plenum Press, Tata McGraw-
Hill, 2004
(4). Munashinge, M, “ Electric Power Economics”, Butterworths, 1990.
9. Personalia

No. Nama Gelar P/W Unit Keahlian Tugas Pend Alokasi Lembaga
kerja akhir waktu
(j/th)

1
2
3
4
5
6

10. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan kajian dilakukan selama 4 (empat) bulan atau 17 (tujuh belas minggu)
minggu dengan rincian dan tahapan sebagai berikut:

No Kegiatan Minggu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Persiapan
Pelaksanaan

2 Pengambilan
Data/ survei

3 Analisis data

4 Pembuatan
Laporan

5 Presentasi
11. PROPOSAL BIAYA :

Proposal biaya berisi rincian biaya kegiatan yang diusulkan (dalam ribuan) :

Rekapitulasi Biaya

No. Uraian Jumlah (Rp)


1. Gaji dan Upah
2. Bahan Habis Pakai
3. Peralatan
4. Perjalanan
5. Lain-lain

Jumlah Biaya

1. Gaji dan Upah

No. Pelaksana Jumlah Jumlah Honor/ Biaya


Kegiatan Jam/Th Jam (Rp)
1. Koord. Kegiatan / 1 840
Peneliti Utama
2. Peneliti Senior 1 840
3. Peneliti 3 2520
4. Pembantu Peneliti 3 2367

Jumlah Biaya

2. Bahan Habis Pakai

No. Bahan Volume Biaya Satuan Biaya


(Rp) (Rp)

Jumlah Biaya

3. Peralatan

No. Jenis Volume Biaya Satuan Biaya


(Rp) (Rp)

Jumlah Biaya
4. Perjalanan

No. Kota/Tempat Volume Biaya Biaya


Tujuan Satuan (Rp) (Rp)
1. Batam
( Koordinasi)
- Tiket 2
- Lumpsum 10
2. Batam
( Survei Jaringan)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
3 Batam
(Survei Pembangkit)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
4 Batam
(Survei Beban)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
5 Batam
(Pengukuran tegangan dan Arus)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
6 Batam
(Pengukuran Harmonisa)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
7 Batam
(Pengukuran Faktor Beban, THD
dan Pemantauan factor beban)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
8 Batam
(Pelatihan)
- Tiket 3
- Lumpsum 21
9 Batam
(Presentasi)
- Tiket 3
- Lumpsum 21

Jumlah Biaya
5. Lain-lain

No. Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan Biaya


(Rp) (Rp)
1 ATK 1 paket
2 Komputer Suplais 1 paket
3 Penggandaan/Penjilid 1 paket
an, Literatur,
Dokumentasi,
Publikasi Ilmiah

4 Sewa Power Flow 1 unit/bln


Analyser
5 Sewa Harmonic 1 unit/bln
Analyser
6 Sewa Osciloskop 1 unit/bln
7 Sewa Komputer
( Untuk Data Viewer
dan Recorder) 1 unit/bln
8 Sewa Printer 1 unit/bln
( Untuk Data Report)

Jumlah Biaya

Anda mungkin juga menyukai