NPM :207002063
1. Tujuan Jurnal:
• Identifikasi tujuan penelitian dalam jurnal. Apa yang penulis ingin capai?
Jurnal ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam sistem tenaga listrik saat ini serta
menekankan pentingnya perencanaan pembangunan pembangkit listrik, jurnal ini mengusulkan
metode perencanaan jangka menengah dan jangka panjang baru yang mempertimbangkan
persyaratan pengembangan pembangunan yang ramah lingkungan dan rendah karbon, untuk
mengatasi berbagai keterbatasan dalam metode perencanaan tradisional dan meningkatkan
integrasi energi terbarukan berskala besar.
Jurnal ini memiliki pertanyaan tersirat sebagai berikut: Bagaimana sistem tenaga listrik
saat ini dapat secara efektif beradaptasi dengan integrasi energi terbarukan berskala besar, dan apa
saja tantangan utama yang terkait dengan pesatnya perkembangan pasokan tenaga listrik non-fosil?
Hipotesis yang menjadi dasar penelitian ini menunjukkan bahwa metode perencanaan
ekspansi pembangkit jangka menengah dan jangka panjang yang diusulkan dengan
mempertimbangkan persyaratan pembangunan ramah lingkungan dan rendah karbon akan
menghasilkan sistem tenaga listrik yang lebih andal, ekonomis, dan ramah lingkungan.
2. Identifikasi Metode Penelitian:
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini dapat memberikan jawaban terhadap
pertanyaan penelitian yang tersirat, yaitu bagaimana sistem tenaga listrik saat ini dapat berhasil
beradaptasi dengan integrasi energi terbarukan berskala besar dan menghadapi tantangan utama
yang terkait dengan perkembangan pesat pasokan tenaga listrik non-fosil.
3. Analisis Data:
• Perhatikan jenis data yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut dianalisis.
Data yang terkumpul untuk studi kasus ini mencakup berbagai parameter terkait pasokan
listrik di salah satu provinsi di China pada tahun 2020. Parameter utama mencakup beban
maksimum (125,6 GW), permintaan listrik tahunan (678.000 GWh), tingkat cadangan (10%), rasio
awal energi non-fosil (30%), langkah peningkatan rasio (1%), dan rasio maksimum (80%). Faktor-
faktor khusus provinsi, seperti keterbatasan deposit uranium, lokasi penyimpanan yang berlebihan,
kedekatan dengan lautan yang memiliki sumber daya angin yang melimpah, dan potensi
pembangkit listrik fotovoltaik, juga dipertimbangkan. Situasi sumber daya digambarkan dalam
Tabel I merinci kapasitas terpasang saat ini dan peningkatan maksimum kapasitas
terpasang untuk berbagai jenis pasokan listrik, termasuk Tenaga Nuklir, Tenaga Air, Tenaga Gas,
Tenaga Batu Bara, Tenaga Biomassa, Tenaga Angin, dan Tenaga Surya. Analisis ini meneliti
dampak peningkatan rasio energi non-fosil terhadap kapasitas terpasang dari setiap jenis sumber
daya.
Terakhir, Gambar 6 menunjukkan kapasitas pembangkit dari setiap jenis sumber daya dan
menunjukkan penurunan kapasitas pembangkit listrik dari energi fosil seiring dengan peningkatan
penggunaan energi non-fosil. Dan rincian biaya untuk setiap jenis sumber daya ditampilkan pada
Gambar 7, yang menunjukkan bahwa proporsi biaya energi non-fosil meningkat dari 13,57%
menjadi 61,02% seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil.
Dalam jurnal tersebut, sepertinya tidak terdapat informasi mengenai identifikasi statistik
atau alat analisis yang digunakan. Namun, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini lebih
menekankan pada pemodelan matematika, teknik optimasi, dan simulasi produksi probabilistik.
4. Temuan dan Hasil:
Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan kunci dari penelitian ini. Pertama,
peningkatan rasio energi non-fosil berkontribusi pada peningkatan kapasitas terpasang dari 135.85
GW menjadi 233.44 GW, dengan proporsi kapasitas energi non-fosil meningkat dari 38.3%
menjadi 67.3%. Kedua, biaya total pembangkit listrik meningkat seiring dengan peningkatan rasio
energi non-fosil, namun pada titik-titik tertentu, seperti pada rasio 34%, 35%, dan 41%-42%,
pembangunan pembangkit listrik tenaga air besar menyebabkan penurunan kapasitas pembangkit
batu bara dan gas, yang mengurangi biaya total. Ketiga, lama pemanfaatan berbagai jenis
pembangkit listrik bervariasi seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil. Keempat,
beberapa jenis pembangkit, seperti tenaga nuklir, biomassa, hidro, dan penyimpanan energi air,
mengalami perubahan yang kecil dalam jam pemanfaatan mereka, sementara pembangkit batu
bara, gas, angin, dan surya mengalami penurunan signifikan. Peningkatan rasio energi non-fosil
juga meningkatkan pemotongan daya dari pembangkit tenaga angin dan surya (dari 0% menjadi
41-44%) serta menurunkan kapasitas pembangkit energi fosil. Terakhir, proporsi biaya energi non-
fosil meningkat dari 13.57% menjadi 61.02% seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil.
Secara keseluruhan, temuan-temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang dampak
integrasi energi terbarukan ke dalam sistem tenaga listrik di provinsi tersebut, termasuk implikasi
terhadap kapasitas terpasang, biaya, jam pemanfaatan, dan karakteristik pembangkit listrik
berdasarkan jenisnya.
• Tinjau apakah temuan tersebut sesuai dengan hipotesis awal atau apakah ada temuan yang
mengejutkan.
Metode penelitian yang ginakan dalam jurnal memiliki bebrapa keunggulan. Pertama,
pendekatan inovatif menggunakan model matematis dan algoritma dua tahap menghasilkan solusi
untuk perencanaan ekspansi pembangkit listrik. Kelebihan lainnya terletak pada penanganan
ketidakpastian melalui penggunaan simulasi produksi probabilistik, yang memungkinkan respons
yang efektif terhadap fluktuasi energi terbarukan.
6. Rangkuman Keseluruhan:
Jurnal ini bertujuan untuk mengusulkan metode perencanaan ekspansi pembangkit listrik
jangka menengah dan panjang yang mempertimbangkan kebutuhan pengembangan hijau dan
rendah karbon. Fokusnya adalah mengatasi masalah integrasi energi terbarukan dalam sistem
tenaga yang sedang mengalami transformasi dan memastikan optimasi sisi penyediaan daya.
Metode yang diusulkan terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama berfokus pada
pengambilan keputusan investasi (investasi di pembangkit listrik) dengan tujuan meminimalkan
biaya. Tingkat kedua melibatkan model simulasi produksi probabilistik yang memaksimalkan
kapasitas akomodasi energi terbarukan. Algoritma sensitivitas digunakan untuk mengatasi
ketidakpastian dan memperhitungkan faktor-faktor seperti biaya, emisi karbon, dan polusi.
Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah integrasi energi
terbarukan dalam sistem tenaga listrik. Dengan fokus pada perencanaan ekspansi jangka menengah
dan panjang, penelitian ini menghasilkan metode yang dapat mengoptimalkan struktur penyediaan
daya dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan rendah karbon.
7. Evaluasi Kesimpulan:
• Tinjau kesimpulan penelitian dan apakah mereka mendukung temuan secara konsisten.
Secara singkat, kesimpulan penelitian ini mendukung temuan dengan menegaskan bahwa
model dan algoritma yang diusulkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk perencanaan
ekspansi pembangkit listrik yang berkelanjutan, serta mempertimbangkan faktor rendah karbon.
Dalam jurnal ini, penelitian dilakukan untuk merancang model perencanaan ekspansi
pembangkit listrik jangka menengah dan panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan
pengembangan hijau dan rendah karbon. Metode penelitian menggunakan model simulasi
produksi probabilistik dan keputusan investasi pembangkit listrik, dengan algoritma sensitivitas
dua tahap untuk mencapai investasi optimal dengan akomodasi maksimal energi terbarukan.
Implikasi praktisnya melibatkan panduan strategis bagi perencana dan pengambil keputusan
kebijakan, optimalisasi alokasi investasi, manajemen risiko melalui penanganan ketidakpastian,
serta pemberian wawasan praktis tentang integrasi dan optimalisasi energi terbarukan. Sementara
metode ini memiliki kelebihan, seperti pendekatan inovatif dan penanganan ketidakpastian, ada
juga kelemahan terkait kompleksitas perhitungan dan keterbatasan data. Implikasi masa depan
mencakup perbaikan model, optimasi multi-tujuan, pembaruan data berkelanjutan, studi kasus
lebih lanjut, dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk memastikan relevansi dan penerimaan
implementasinya. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk
memahami dan merencanakan transformasi sektor ketenagalistrikan menuju keberlanjutan.