Anda di halaman 1dari 7

Nama :Lingga Wiyandi

NPM :207002063

M.K :Perencanaan Tenaga Listrik

Ujian Akhir Semester

Soal dan Jawaban:

Analisi Jurnal di bawah ini, lakukan analisis berikut:

1. Tujuan Jurnal:

• Identifikasi tujuan penelitian dalam jurnal. Apa yang penulis ingin capai?

Jurnal ini bertujuan untuk mengatasi tantangan dalam sistem tenaga listrik saat ini serta
menekankan pentingnya perencanaan pembangunan pembangkit listrik, jurnal ini mengusulkan
metode perencanaan jangka menengah dan jangka panjang baru yang mempertimbangkan
persyaratan pengembangan pembangunan yang ramah lingkungan dan rendah karbon, untuk
mengatasi berbagai keterbatasan dalam metode perencanaan tradisional dan meningkatkan
integrasi energi terbarukan berskala besar.

• Amati pertanyaan penelitian dan hipotesis yang diajukan!

Jurnal ini memiliki pertanyaan tersirat sebagai berikut: Bagaimana sistem tenaga listrik
saat ini dapat secara efektif beradaptasi dengan integrasi energi terbarukan berskala besar, dan apa
saja tantangan utama yang terkait dengan pesatnya perkembangan pasokan tenaga listrik non-fosil?

Hipotesis yang menjadi dasar penelitian ini menunjukkan bahwa metode perencanaan
ekspansi pembangkit jangka menengah dan jangka panjang yang diusulkan dengan
mempertimbangkan persyaratan pembangunan ramah lingkungan dan rendah karbon akan
menghasilkan sistem tenaga listrik yang lebih andal, ekonomis, dan ramah lingkungan.
2. Identifikasi Metode Penelitian:

• Pelajari metode penelitian yang digunakan. Apakah penelitian ini eksperimental,


observasional, atau kualitatif?

Metodologi penelitian yang digunakan dalam jurnal tersebut mencakup penggunaan


metode kuantitatif dengan pemodelan matematika, teknik optimasi, dan simulasi produksi
probabilistik. Persamaan matematis, contohnya pada persamaan (1) dan (2), digunakan untuk
merumuskan permasalahan perencanaan pada tingkat atas dan bawah, dengan fokus utama pada
pengurangan total biaya dan peningkatan kapasitas energi terbarukan. Penelitian ini mencangkup
konsep optimasi seperti "minimalisasi" dan "maksimalisasi," yang menandakan adanya analisis
kuantitatif terhadap aspek perencanaan dan pembangkitan listrik.

• Evaluasi apakah metode tersebut tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini dapat memberikan jawaban terhadap
pertanyaan penelitian yang tersirat, yaitu bagaimana sistem tenaga listrik saat ini dapat berhasil
beradaptasi dengan integrasi energi terbarukan berskala besar dan menghadapi tantangan utama
yang terkait dengan perkembangan pesat pasokan tenaga listrik non-fosil.

3. Analisis Data:

• Perhatikan jenis data yang dikumpulkan dan bagaimana data tersebut dianalisis.

Data yang terkumpul untuk studi kasus ini mencakup berbagai parameter terkait pasokan
listrik di salah satu provinsi di China pada tahun 2020. Parameter utama mencakup beban
maksimum (125,6 GW), permintaan listrik tahunan (678.000 GWh), tingkat cadangan (10%), rasio
awal energi non-fosil (30%), langkah peningkatan rasio (1%), dan rasio maksimum (80%). Faktor-
faktor khusus provinsi, seperti keterbatasan deposit uranium, lokasi penyimpanan yang berlebihan,
kedekatan dengan lautan yang memiliki sumber daya angin yang melimpah, dan potensi
pembangkit listrik fotovoltaik, juga dipertimbangkan. Situasi sumber daya digambarkan dalam

Tabel I merinci kapasitas terpasang saat ini dan peningkatan maksimum kapasitas
terpasang untuk berbagai jenis pasokan listrik, termasuk Tenaga Nuklir, Tenaga Air, Tenaga Gas,
Tenaga Batu Bara, Tenaga Biomassa, Tenaga Angin, dan Tenaga Surya. Analisis ini meneliti
dampak peningkatan rasio energi non-fosil terhadap kapasitas terpasang dari setiap jenis sumber
daya.

Gambar 2 menunjukkan bahwa seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil,


kapasitas terpasang total meningkat dari 135,85 GW menjadi 233,44 GW, dengan proporsi
kapasitas energi non-fosil meningkat dari 38,3% menjadi 67,3%. Selanjutnya, studi ini
mengevaluasi total biaya pasokan listrik, seperti yang terlihat pada Gambar 3. Total biaya
meningkat dari 150,6 miliar yuan menjadi 218,1 miliar yuan seiring dengan kenaikan rasio energi
non-fosil dari 32% menjadi 53%. Lama penggunaan untuk setiap jenis sumber daya ditampilkan
pada Gambar 4, menunjukkan perubahan dengan peningkatan rasio energi non-fosil. Beberapa
jenis sumber daya, seperti tenaga nuklir, tenaga biomassa, tenaga air, dan penyimpanan yang
dipompa, menunjukkan sedikit perubahan dalam waktu penggunaan, sementara tenaga batu bara,
tenaga gas, tenaga angin, dan tenaga fotovoltaik mengalami penurunan.

Gambar 5 menggambarkan tingkat pengurangan penggunaan tenaga angin dan surya,


meningkat dari 0% menjadi 41-44% seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil.

Terakhir, Gambar 6 menunjukkan kapasitas pembangkit dari setiap jenis sumber daya dan
menunjukkan penurunan kapasitas pembangkit listrik dari energi fosil seiring dengan peningkatan
penggunaan energi non-fosil. Dan rincian biaya untuk setiap jenis sumber daya ditampilkan pada
Gambar 7, yang menunjukkan bahwa proporsi biaya energi non-fosil meningkat dari 13,57%
menjadi 61,02% seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil.

• Identifikasi statistik atau alat analisis yang digunakan.

Dalam jurnal tersebut, sepertinya tidak terdapat informasi mengenai identifikasi statistik
atau alat analisis yang digunakan. Namun, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini lebih
menekankan pada pemodelan matematika, teknik optimasi, dan simulasi produksi probabilistik.
4. Temuan dan Hasil:

• Analisis hasil utama dan temuan dari penelitian.

Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan kunci dari penelitian ini. Pertama,
peningkatan rasio energi non-fosil berkontribusi pada peningkatan kapasitas terpasang dari 135.85
GW menjadi 233.44 GW, dengan proporsi kapasitas energi non-fosil meningkat dari 38.3%
menjadi 67.3%. Kedua, biaya total pembangkit listrik meningkat seiring dengan peningkatan rasio
energi non-fosil, namun pada titik-titik tertentu, seperti pada rasio 34%, 35%, dan 41%-42%,
pembangunan pembangkit listrik tenaga air besar menyebabkan penurunan kapasitas pembangkit
batu bara dan gas, yang mengurangi biaya total. Ketiga, lama pemanfaatan berbagai jenis
pembangkit listrik bervariasi seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil. Keempat,
beberapa jenis pembangkit, seperti tenaga nuklir, biomassa, hidro, dan penyimpanan energi air,
mengalami perubahan yang kecil dalam jam pemanfaatan mereka, sementara pembangkit batu
bara, gas, angin, dan surya mengalami penurunan signifikan. Peningkatan rasio energi non-fosil
juga meningkatkan pemotongan daya dari pembangkit tenaga angin dan surya (dari 0% menjadi
41-44%) serta menurunkan kapasitas pembangkit energi fosil. Terakhir, proporsi biaya energi non-
fosil meningkat dari 13.57% menjadi 61.02% seiring dengan peningkatan rasio energi non-fosil.
Secara keseluruhan, temuan-temuan ini memberikan wawasan mendalam tentang dampak
integrasi energi terbarukan ke dalam sistem tenaga listrik di provinsi tersebut, termasuk implikasi
terhadap kapasitas terpasang, biaya, jam pemanfaatan, dan karakteristik pembangkit listrik
berdasarkan jenisnya.

• Tinjau apakah temuan tersebut sesuai dengan hipotesis awal atau apakah ada temuan yang
mengejutkan.

Dengan mengevaluasi hipotesis awal yang menyatakan bahwa penerapan metode


perencanaan ekspansi pembangkit jangka menengah dan jangka panjang, yang
mempertimbangkan persyaratan pembangunan hijau dan rendah karbon, dapat menghasilkan
sistem tenaga listrik yang lebih andal, ekonomis, dan ramah lingkungan, dapat disimpulkan bahwa
temuan dari penelitian mendukung hipotesis tersebut. Pertama, adanya peningkatan kapasitas
terpasang seiring dengan kenaikan rasio energi non-fosil dan peningkatan biaya total dapat
diartikan sebagai konfirmasi bahwa metode perencanaan ini bertujuan untuk meningkatkan
kapasitas terbarukan, meskipun dengan mempertimbangkan biaya tambahan sebagai konsekuensi.
Kedua, pengurangan kapasitas pembangkit listrik fosil sejalan dengan peningkatan rasio energi
non-fosil memberikan dukungan terhadap keyakinan bahwa metode ini benar-benar mendukung
pembangunan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Ketiga, peningkatan tingkat pemotongan daya
dari pembangkit tenaga angin dan surya sesuai dengan harapan untuk meningkatkan kontribusi
energi terbarukan dalam sistem. Secara keseluruhan, temuan-temuan ini sesuai dengan hipotesis
awal yang menyatakan bahwa penerapan metode perencanaan dengan fokus pada pembangunan
hijau dan rendah karbon akan membawa manfaat dalam hal keandalan, ekonomi, dan
keberlanjutan sistem tenaga listrik.

5. Kritik Terhadap Metode:

• Evaluasi kelebihan dan kelemahan metode penelitian.

Metode penelitian yang ginakan dalam jurnal memiliki bebrapa keunggulan. Pertama,
pendekatan inovatif menggunakan model matematis dan algoritma dua tahap menghasilkan solusi
untuk perencanaan ekspansi pembangkit listrik. Kelebihan lainnya terletak pada penanganan
ketidakpastian melalui penggunaan simulasi produksi probabilistik, yang memungkinkan respons
yang efektif terhadap fluktuasi energi terbarukan.

Meskipun memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki beberapa kelemahan.


Kompleksitas perhitungan yang tinggi dapat menjadi kendala, memerlukan sumber daya
komputasi yang signifikan. Keterbatasan dalam kualitas dan verifikasi data juga menjadi masalah
yang akan mempengaruhi akurasi model dan temuan. Selain itu, ketidakpastian yang melekat pada
aspek lingkungan, seperti fluktuasi cuaca, mungkin tidak sepenuhnya teratasi. Terdapat pula
keterbatasan dalam generalisasi temuan karena fokus pada satu studi kasus spesifik. Aspek sosial
dan ekonomi juga kurang mendapat perhatian.

6. Rangkuman Keseluruhan:

• Rangkum secara singkat tujuan, metode, temuan, dan kesimpulan.

Jurnal ini bertujuan untuk mengusulkan metode perencanaan ekspansi pembangkit listrik
jangka menengah dan panjang yang mempertimbangkan kebutuhan pengembangan hijau dan
rendah karbon. Fokusnya adalah mengatasi masalah integrasi energi terbarukan dalam sistem
tenaga yang sedang mengalami transformasi dan memastikan optimasi sisi penyediaan daya.
Metode yang diusulkan terdiri dari dua tingkat. Tingkat pertama berfokus pada
pengambilan keputusan investasi (investasi di pembangkit listrik) dengan tujuan meminimalkan
biaya. Tingkat kedua melibatkan model simulasi produksi probabilistik yang memaksimalkan
kapasitas akomodasi energi terbarukan. Algoritma sensitivitas digunakan untuk mengatasi
ketidakpastian dan memperhitungkan faktor-faktor seperti biaya, emisi karbon, dan polusi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan proporsi energi terbarukan,


terjadi variasi dalam penggunaan dan penghematan biaya total sistem tenaga.

Peningkatan kapasitas energi terbarukan menyebabkan perubahan dalam jam operasional,


biaya, dan tingkat penyimpanan daya yang tidak terpakai. Metode yang diusulkan mampu
memberikan solusi untuk perencanaan ekspansi pembangkit listrik yang memperhitungkan
tantangan integrasi energi terbarukan. Kesimpulan menyoroti kompleksitas perubahan dalam
struktur penyediaan daya dan biaya terkait dengan peningkatan energi terbarukan dalam sistem
tenaga.

• Tinjau kontribusi penelitian ini terhadap bidang studi.

Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi masalah integrasi energi
terbarukan dalam sistem tenaga listrik. Dengan fokus pada perencanaan ekspansi jangka menengah
dan panjang, penelitian ini menghasilkan metode yang dapat mengoptimalkan struktur penyediaan
daya dengan mempertimbangkan keberlanjutan dan rendah karbon.

7. Evaluasi Kesimpulan:

• Tinjau kesimpulan penelitian dan apakah mereka mendukung temuan secara konsisten.

Secara singkat, kesimpulan penelitian ini mendukung temuan dengan menegaskan bahwa
model dan algoritma yang diusulkan dapat menjadi landasan yang kuat untuk perencanaan
ekspansi pembangkit listrik yang berkelanjutan, serta mempertimbangkan faktor rendah karbon.

• Pertimbangkan implikasi praktis dan arah penelitian masa depan.

Dalam jurnal ini, penelitian dilakukan untuk merancang model perencanaan ekspansi
pembangkit listrik jangka menengah dan panjang dengan mempertimbangkan kebutuhan
pengembangan hijau dan rendah karbon. Metode penelitian menggunakan model simulasi
produksi probabilistik dan keputusan investasi pembangkit listrik, dengan algoritma sensitivitas
dua tahap untuk mencapai investasi optimal dengan akomodasi maksimal energi terbarukan.
Implikasi praktisnya melibatkan panduan strategis bagi perencana dan pengambil keputusan
kebijakan, optimalisasi alokasi investasi, manajemen risiko melalui penanganan ketidakpastian,
serta pemberian wawasan praktis tentang integrasi dan optimalisasi energi terbarukan. Sementara
metode ini memiliki kelebihan, seperti pendekatan inovatif dan penanganan ketidakpastian, ada
juga kelemahan terkait kompleksitas perhitungan dan keterbatasan data. Implikasi masa depan
mencakup perbaikan model, optimasi multi-tujuan, pembaruan data berkelanjutan, studi kasus
lebih lanjut, dan keterlibatan pemangku kepentingan untuk memastikan relevansi dan penerimaan
implementasinya. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk
memahami dan merencanakan transformasi sektor ketenagalistrikan menuju keberlanjutan.

Anda mungkin juga menyukai