Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERANCANGAN PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) MENGGUNAKAN METODE


ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE SIMPLE
ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

1
Deddy Hidayat, 2Yosua Novembrianto Simorangkir, 3Pratomo Djati Nugroho
Dosen STMIK Insan Pembangunan
Jl. Raya Serang KM.10. Pos Bitung. Kabupaten Tangerang.
Email1: rendy0477@gmail.com
2
Email : yosua.simorangkir@rocketmail.com
Email3: pratomo.djati.nugroho@gmail.com

ABSTRAK

Listrik merupakan kebutuhan masyarakat yang sangat penting dan vital. Karena jaringan
listrik PLN belum menjangkau daerah pedalaman dan harga tarif dasar listrik yang selalu
naik. Sehingga solusi mengatasi ketiadaan listrik dengan menggunakan teknologi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tujuan penelitian sistem informasi yang mudah dalam
rancangan kebutuhan energi. Metode penelitian menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan metode Simple Additive Weighting (SAW). Teknik pengujian sistem
dengan pendekatan black-box testing, pengujian validasi menggunakan FGD (Focus Group
Discussion) dan pengujian kualitas perangkat lunak metode McCall. Hasil dari analisa diatas
merupakan hasil perhitungan kebutuhan energi dalam perancangan PLTS yang didasarkan
nilai kriterianya (jumlah watt, jumlah device, lama pemakaian, sistem volt dan harga).

Kata Kunci : Photovoltaic, Energi, PLTS, Rancangan, Jumlah Watt, Jumlah Device, Lama
Pemakaian, Sistem Volt dan Harga.

ABSTRACT

Electricity is a very important community needs and vital. Because electricity network PLN
has not reach the rural areas and the electric base rate prices always go up. So the solution
address the absence of electricity by using solar power plant technology (PLTS). The purpose
of the research information system that easily in the draft energy needs. Research methods
method using Analytical Hierarchy Process (AHP) and the method of Simple Additive
Weighting (SAW). Technique of testing the system with the approach of black-box testing,
validation testing using FGD (Focus Group Discussion) and software quality testing method
of McCall. The result of the above analysis is the result of the calculation of the energy needs
in the design of PLTS based value creteria (the number of Watts, the number of old devices,
usage, and the price of the volt system).

Keywords: Energy, Photovoltaics, PLTS, Draft, the number of Watts, the number of Long
usage, Device, system, and the price of the Volt.

I. PENDAHULUAN berakibat pada timbulnya perubahan iklim dan


1.1. Latar Belakang bencana alam, seperti banjir dan longsor.
Beragam cara pun dilakukan, demi Terlebih pada buangan gas emisi kendaraan
menekan beban yang harus ditanggung bumi, bermotor, rumah tangga dan pabrik turut andil
sebagai akibat dari pemanfaatan teknologi menjadikan Bumi ini semakin panas [1].
yang tidak ramah lingkungan. Sudah jadi Sektor energi adalah salah satu sektor
rahasia umum pula, betapa setiap tahun laju terpenting di Indonesia karena merupakan
deforestasi selalu meningkat, sehingga total dasar bagi semua pembangunan lainnya. Ada
tutupan hutan sebagai penyangga banyak tantangan yang terkait dengan energi
kesinambungan ekosistem terganggu, dan salah satu hal yang menjadi perhatian
pemerintah Indonesia adalah bagaimana b. Bagaimana memberikan usulan
memperluas jaringan listrik, terutama dengan arsitektur PLTS yang mudah dipakai.
membangun infrastruktur pasokan listrik ke c. Memasyarakatkan konsep renewable
daerah perdesaan. Masih ada banyak daerah energy.
perdesaan yang sering mengalami pemadaman 1.3. Tujuan Penelitian
listrik oleh karena infrastruktur yang tidak Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
memadai. Banyak tempat yang tidak memiliki berikut:
akses terhadap infrastruktur listrik, sehingga a. Membuat sistem informasi yang
masyarakat menggunakan sumber-sumber mudah dalam desain instalasi dan
energi yang mahal dan tidak efisien, seperti murah dari segi biaya pada konsep
lampu minyak tanah dan genset, atau kayu renewable energy.
untuk memasak [1]. b. Pemanfaatan sumber alternatif energi
Oleh karena ada kekuatiran mengenai untuk kebutuhan sehari-hari.
keamanan energi dan perubahan iklim, maka c. Mengetahui jumlah energi dan
Indonesia berencana untuk meningkatkan porsi menghemat pengeluaran listrik
pemanfaatan energi terbarukan, yang sangat terhadap kebutuhan energi sehari-hari
sesuai untuk dikembangkan di daerah-daerah yang terpakai.
perdesaan dan daerah terpencil. Kebijakan d. Memasyarakatkan penggunaan PLTS
Energi Nasional saat ini telah menetapkan sebagai alternatif energi yang
target pembangunan energi jangka-panjang, terbarukan
meningkatkan peran energi yang baru dan e. Memudahkan dalam melakukan
terbarukan hingga 25% dari konsumsi energi maintenance.
primer pada tahun 2025. Dukungan yang lebih
besar dari para pemangku kepentingan dan II. LANDASAN TEORI
pelaksanaan teknologi yang telah 2.1. Teori Keputusan
disempurnakan bisa melampaui sasaran Dalam mengambil keputusan sering kali
tersebut, di mana 25% sumber-sumber energi dihadapkan pada berbagai kondisi, antara lain
berasal dari sumber energi baru dan terbarukan unik, tidak pasti, dinamis, jangka panjang, dan
pada tahun 2025. Sasaran yang ambisius ini kompleks. Kondisi unik adalah masalah
disosialisasikan sebagai “Visi 25/25.” [1]. tersebut tidak mempunyai preseden dan di
Dalam konsep renewable energy, harus masa depan mungkin tidak akan berulang
mengetahui desain atau rancangan alaternatif kembali. Kondisi tidak pasti adalah faktor-
energi yang akan dikonversi dari energi faktor yang diharapkan mempengaruhi dan
convensional menjadi energi yang terbarukan. memiliki kadar informasi sangat rendah.
Perancangan ini membutuhkan informasi yang Kondisi jangka panjang memiliki implikasi
valid setiap detail energi yang dibutuhkan jangkauan yang cukup jauh ke depan dan
secara keseluruhan dipakai dan dirubah melibatkan sumber-sumber usaha yang
menjadi energi terbarukan sehingga bisa penting. Kondisi kompleks yaitu preferensi
diaplikasinya untuk memberikan energi pengambilan keputusan atas resiko dan waktu
alternatif yang bisa digunakan dan memiliki peranan yang sangat besar,
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari komponen dan keterkaitannya sering bersifat
serta kemudahan dalam penggunaannya. dinamik berubah menurut waktu.
Definisi pengambilan keputusan menurut
1.2. Identifikasi Masalah Penelitian Siagian [13] adalah suatu pendekatan terhadap
Berdasarkan latar belakang masalah hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-
yang telah diuraikan, maka identifikasi fakta dan data, penentuan yang matang dari
masalah penelitian adalah rancangan desain alternatif yang dihadapi dan pengambilan
PLTS sebagai salah satu sumber alternatif tindakan yang menurut perhitungan merupakan
energi untuk kebutuhan sehari-hari. tindakan yang paling tepat.
Dikarenakan keterbatasan waktu dan
biaya, penelitian ini mengacu pada konsep 2.2. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
serta aplikasinya renewable energy di Sistem pengambilan keputusan
pembangkit listrik tenaga surya pada umumnya merupakan pengembangan lebih lanjut dari
yang akan digunakan pada perumahan. Sistem Informasi Manajemen
Uraian permasalahan yang telah Terkomputerisasi (Computerized Manajemen
dijabarkan dapat dirumuskan sebagai berikut: information System) yang dirancang
a. Bagaimana cara mendesain sistem sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif
informasi pada pembangkit listrik dengan pemakainya. Sifat interaktif ini
tenaga surya terhadap konsep dimaksudkan untuk memudahkan integrasi
renewable energy (go green). antara berbagai komponen dalam proses
pengambilan keputusan, seperti prosedur,
kebijakan, teknik analis serta pengalaman dan
wawasan manajerial guna membentuk suatu
kerangka keputusan yang bersifat fleksibel
[4],[13]
.

2.3. Analytical Hierarchy Process (AHP) dan


Simple Additivie Weighting (SAW)
AHP adalah proses pengambilan
keputusan berkriteria banyak yang fleksibel
namun efektif dalam membantu seseorang
untuk membuat prioritas dan membuat Gambar II.1. Desain Blok Diagram PLTS
[1],[7],[15]
keputusan yang terbaik dengan
mempertimbangkan aspek kualitatif maupun
kuantitatif. Peralatan utama AHP adalah 2.5. System Sizing dan Desain
sebuah hierarki fungsional dengan input 2.5.1. System Sizing
utamanya persepsi manusia. Keberadaan System Sizing adalah proses
hierarki memungkinkan dipecahnya masalah menentukan kapasitas (ukuran) system
kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub berdasarkan load profile yang ingin di catu
masalah, kemudian menyusunnya menjadi dengan memperhatikan kemampuan output
suatu bentuk hierarki [8]. masing-masing pembangkit. Sistem tata surya
Metode SAW (Simple Additivie fotovoltaik atau sistem tenaga surya adalah
Weighting) sering juga dikenal istilah metode salah satu sistem energi terbarukan yang
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode menggunakan modul PV untuk mengkonversi
SAW (Simple Additivie Weighting) adalah sinar matahari menjadi listrik. Listrik yang
mencari penjumlahan terbobot dari rating dihasilkan dapat baik disimpan atau digunakan
kinerja pada setiap alternatif pada semua secara langsung, memberi makan kembali ke
atribut. garis grid atau dikombinasikan dengan satu
atau lebih pembangkit listrik atau lebih
2.4. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga terbarukan sumber energi lainnya. Solar PV
Surya) sistem adalah sumber yang sangat handal dan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah bersih listrik yang dapat sesuai dengan
pembangkit listrik yang mengubah energi berbagai macam aplikasi seperti residence,
surya menjadi energi listrik. Pembangkitan industri, pertanian, peternakan, dll [3],[7].
listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu
secara langsung menggunakan photovoltaic 2.5.2. System Desain
dan secara tidak langsung dengan pemusatan System Desain adalah suatu sistem yang
energi surya. Photovoltaik mengubah secara berlaku untuk segala jenis perancangan
langsung energi cahaya menjadi listrik dimanatitik beratnya adalah melihat segala
menggunakan efek fotoelektrik [1]. sesuatu persoalan tidak secara terpisah atau
Komponen utama sistem PLTS adalah tersendiri,melainkan sebagai suatu kesatuan
modul yang merupakan unit rakitan dimana satu masalah dengan lainnya saling
beberapa sel surya fotovoltaik. Modul terkait dan proses menentukan desain
fotovoltaik tersusun dari beberapa sel peralatan yang akan dipakai agar dapat dicapai
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri tujuan yang telah ditetapkan, dan agar
dan paralel. Teknologi ini cukup canggih peralatan satu dengan lainnya dapat
dan keuntungannya adalah harganya murah, berinteraksi dengan baik. [3],[7].
bersih, mudah dipasang dan dioperasikan
dan mudah dirawat. Sedangkan kendala Tabel II-1. Desain Kebutuhan Energi [Hamidi 2014]
utama yang dihadapi dalam pengembangan Susunan PV BCR Battery Inverter Keterangan

energi surya fotovoltaik adalah investasi awal Normal 50WP/12V 10A/12V 12V 50Ah 30W 10WAC / 12 Jam
PV : 50WP

yang besar dan harga per kWh listrik yang BCR : 10A/12V
Battery : 50Ah
Inverter : 30W
dibangkitkan relatif tinggi, karena Susunan : Normal
Normal 300WP/24V 12.5A/24V 12V 150Ah x 2 150W 50WAC / 12 Jam
memerlukan subsistem yang terdiri atas PV : 300WP
BCR : 12.5A/24V

modul fotovoltaik (pv), battery, unit pengatur Battery : 2x150Ah


Inverter : 150W

(BCR/controller) dan inverter sesuai dengan Paralel 2 x 80WP/12V 20A/12V 12V 60Ah x 2 100W
Susunan : Normal
25WAC / 12 Jam

kebutuhannya (dapat dilihat pada Gambar II.1) PV : 2 x 80WP


BCR : 20A/12V
[1],[2],[5],[7],[11],[15],[16],[18]
. Battery : 120Ah
Inverter : 100W
Susunan : Paralel
Seri 4 x 200WP/24V 30A/24V 12V 120Ah x 4 200W 100WAC / 12 Jam
PV : 800WP
BCR : 30A/24V
Battery : 480Ah
Inverter : 2000W
Susunan : Seri
Campuran 18 x 200WP/24V 75A/48V 12V 150Ah x 24 2000W 800WAC / 12 Jam
disusunun 2 seri disusun 4 seri dan PV : 3600WP
dan 9 paralel 6 paralel BCR : 75A/48V
Battery : 3600Ah
Inverter : 2000W
Susunan : Campuran
2.6. Metode McCall energi yang akan diaplikasikan terhadap
Institute of Electrical and Electronic kapasitas masing-masing komponen
Engineers (IEEE) mendefinisikan kualitas PLTS telah dihitung dan telah
perangkat lunak adalah tingkatan pada sistem, memenuhi spesifikasi pada rumah
komponen, atau proses yang sesuai kebutuhan tangga dapat terpenuhi.
atau harapan dari pelanggan atau pengguna. c) Johny Custer dan Jefri Lianda [6]. Dosen
Menurut definisi Steve McConnell’s kualitas Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
perangkat lunak dibagi dalam dua hal yaitu: Bengkalis, mengulas tentang : “Analisa
kualitas internal dan kualitas eksternal. Pemanfaatan Energi Surya Sebagai
Karakteristik kualitas eksternal merupakan Sumber Energi Pada Perumahan Kategori
bagian-bagian dari suatu produk yang R1 900 Va di Pulau Bengkalis”.
berhubungan dengan para pemakainya, Menganalisis kebutuhan,
sedangkan karakteristik kualitas internal tidak mengidentifikasi kebutuhan alat dan bahan
secara langsung berhubungan dengan pemakai yang akan digunakan, merancang desain
[14]
. masing-masing modul dan rangkaian
Kualitas perangkat lunak adalah gabungan instalasi sistem dan mengimplementasikan
yang kompleks dari berbagai faktor yang akan Perbedaan penelitian terdahulu dengan
bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang penelitian ini adalah pada metode penelitian
berbeda yang membutuhkannya. Faktor yang yang digunakan, obyek penelitian, ruang
mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat lingkup analisis kebutuhan energi dalam
dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, merancang sistem informasi PLTS dalam
yakni : faktor yang dapat secara langsung penelitian tujuan penelitian dan metode
diukur (seperti cacat per function point), dan pengembangan sistem yang digunakan. Selain
faktor yang hanya dapat diukur secara tidak itu perbedaan penelitian juga terdapat pada
langsung (misalnya usabilitas, maintabilitas). desain dan sizing penggunaan renewable
Kualitas perangkat lunak dapat dinilai energy dan implementasinya untuk aplikasi
melalui ukuran-ukuran dan metode-metode perumahan, analisis data menggunakan metode
tertentu, serta melalui pengujian-pengujian AHP (Analytical Hierarchy Process) dan
software. McCall dan kawan-kawan (1977) metode SAW (Simple Additivie Weighting),
dalam ([12]) mengusulkan suatu penggolongan pengujian validasi dengan Focus Group
faktor-faktor atau kriteria yang mempengaruhi Discussion dan pengujian kualitas perangkat
kualitas suatu software. lunak yang dihasilkan berdasarkan
karakteristik kualitas perangkat lunak Black
2.7 Tinjauan Pustaka Box dan McCall [8],[12],[13],[14].
Berikut adalah ringkasan dari beberapa
penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan 2.9 Kerangka Pola Pikir Pemecahan Masalah
perancangan sistem informasi PLTS pada Kerangka konsep yang dimaksud dapat
perumahan antara lain : digambarkan dalam gambar skema di bawah
a) Muhammad Bachtiar [9]. Staf Pengajar ini:
Program Studi D3 Teknik Listrik Fakultas Latar Belakang
Kebutuhan Listrik
Tujuan
Teknik Universitas Tadulako Palu, a. Membuat sistem informasi yang mudah

mengulas tentang : “Prosedur perancangan dalam desain instalasi dan murah dari segi
biaya pada konsep renewable energy.
Masalah
Masih minimnya pengetahuan
Identifikasi Masalah
1. Kekurangan Energi
sistem pembangkit listrik tenaga surya b. Mengetahui jumlah energi dan biaya
alternatif energi pada PLTS
2. Mencari Alternatif Energi

untuk perumahan (solar home system)”. terhadap kebutuhan energi sehari-hari yang
Hipotesis
Teori
terpakai.
Pada makalah ini dibahas metoda c. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat
Diduga sistem Informasi PLTS dapat
menyelesaikan perrmasalahan tersebut.
1. Desain dan perancangan desain pada PLTS
2. Perhitungan kebutuhan energi (kWh)
3. Perhitungan energi alternatif
perancangan pembangkit listrik tenaga terhadap alternatif energi yang terbarukan
d. Memudahkan dalam melakukan
surya untuk perumahan. Hasil dari maintenance.
Metodologi
Melakukan pemecahan masalah dengan
perancangan ini diharapkan menjadi acuan sistem informasi terhadap desain dan
rancangan PLTS dan aplikasinya
bagi calon pengguna maupun praktisi
listrik agar diperoleh kesesuaian antara Analisis
Menggunakan DSS - AHP
kebutuhan energi, harga, dan kualitas yang
tepat. Kesimpulan
b) Suriadi dan Mahdi Syukril [17]. Jurusan 1. Mengetahui desain PLTS untuk kebutuhan energi
2. Pemanfaataan energi dari desain PLTS bagi kebutuhan keseharian
Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala 3. Memberikan sosialisasi alternatif energi

Aceh, mengulas tentang : “Perencanaan


Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Gambar II.2. Pola Pikir Pemecahan Masalah
Terpadu Menggunakan Software PVSYST
Pada Komplek Perumahan di Banda
Aceh”. Mejelaskan tentang, komponen
dalam memenuhi terhadap kebutuhan
2.10 Hipotesis 3.2 Metode Pemilihan Sample
Hipotesis dari penelitian tentang sistem Dalam penelitian ini sistem pengambilan
pengambilan keputusan memilih kenyamanan keputusan menentukan energi berdasarkan
renewable energy berdasarkan jenis kebutuhan perancangan desain PLTS dengan metode
energi dengan pendekatan menggunakan AHP (Analytical Hierarchy Process) dan
metode analytical hierarchy process (AHP) metode SAW (Simple Additivie Weighting)
dan simple weighting additive (SAW), dimana menggunakan beberapa sampling untuk
mengadopsi dalam sistem pengambilan menentukan parameter yang dianggap
keputusan memilih kebutuhan energi dengan mewakili, sehingga hasil penelitian mendekati
mempertimbangkan faktor jumlah energi, hasil yang optimal [8],[13]. Sampling produk
banyak device yang dipakai, lama pemakaian yang diambil meliputi beberapa kriteria antara
device dan harga sehingga dibuatkan metode lain : besaran kebutuhan energi, lama
baru yang mampu menghasilkan suatu pemakaian, berapa banyak jumlah alat yang
keputusan yang optimal yang sangat tepat digunakan, sistem volt dan harga.
digunakan bagi decision makers dalam Data-data yang digunakan dalam
memilih jenis kebutuhan energi yang akan mendukung pengambilan sampling ini
dipakai. merupakan data primer yang bersumber dari
desain dan perancangan PLTS di PT. Prima
III. METODOLOGI DAN Citra Lazuwardi sehingga data yang dimaksud
PERANCANGAN PENELITIAN adalah data original yang mempunyai kualitas
3.1 Metodologi Penelitian dan validasi yang tinggi yang sangat
Metodologi penelitian yang dipakai dalam menentukan terhadap langkah-langkah
model sistem pengambilan keputusan penyelesaian penelitian, metode dan analisis
menentukan kebutuhan energi berdasarkan serta hasil dari penelitian tersebut. Sedangkan
perancangan desain PLTS menggunakan di dalam pemilihan sampling, peneliti
metode kuantitatif. Metode ini sangat cocok menggunakan prosedur random sampling. Hal
karena didalam penentuan model pengambilan ini adalah dikarenakan jumlah watt yang
keputusan menentukan energi berdasarkan sangat banyak dan terus berkembang serta
perancangan desain PLTS meliputi beberapa sebagian besar mempunyai variasi dan
faktor atau kriteria yang harus diperhatikan. defereniasi yang cukup tinggi serta jumlah
Penelitian kuantitatif mengembangkan dan penyakit yang beraneka macam jenisnya.
menggunakan model-model matematis, teori- Pengelompokan dan penyederhanaan terhadap
teori dan hipotesis. Proses pengukuran penentuan kebutuhan energi yang mempunyai
merupakan bagian yang sentral dalam pendekatan kesamaan yang tinggi merupakan
penelitian kuantitatif karena hal ini cara yang baik dan efektif (setratified random
memberikan hubungan yang fundamental sampling).
antara pengamatan empiris dan ekspresi Untuk mendapat hasil penelitian yang
matematis dari hubungan-hubungan optimal terhadap teknik dan metode pemilihan
kuantitatif. sampling ini, perlu dilakukan langkah-langkah
Penelitian dapat dipahami sebagai suatu atau tahapan sampling sebagai berikut :
dialog yang terjadi secara terus menerus antara 1. Mendefinisikan permasalan yang hendak
dua jenis kenyataan, yaitu antara agreement diamati
reality dan experiential reality. Penelitian 2. Menentukan kerangka sample, yakni
merupakan suatu usaha menghubungkan kumpulan semua item atau peristiwa yang
kenyataan empirik dengan teori, apabila teori mungkin
sudah ada. Hal ini karena dalam penelitian 3. Menentukan metode sampling yang tepat
kuantitatif dilakukan bukan dalam rangka 4. Melakukan pengambilan sampel
menguji teori atau hipotesis, melainkan (pengumpulan data)
menemukannya. Teori dalam penelitian 5. Melakukan pengecekan ulang proses
kuantitatif bersifat apriori yang disusun sampling
melalui deduktif dan logis, sedangkan teori Sedangkan dalam penentuan sampling
dalam penelitian kualitatif disusun melalui untuk responden, peneliti menunjuk beberapa
dasar (grounded) ditemukan melalui induktif. responden yang mempunyai pengaruh yang
Teori yang ditemukan melalui dasar itu besar terhadap sistem pengambilan keputusan
memenuhi dua kriteria, yaitu sesuai dengan informasi menentukan kebutuhan energi
situasi empiris dan fungsi teori, antara lain : berdasarkan perancangan desain PLTS. Ini
meramalkan, menerangkan, menafsirkan, dan diharapkan kualitas dari hasil penelitian
mengaplikasikan. mempunyai nilai dan bobot yang besar
terhadap permasalahan yang sedang terjadi dan
mempunyai dampak positif. Kemudian apabila
ditinjau lebih jauh kedepan sistem dikurangi setelah diadakan analisa sistem
pengambilan keputusan ini dapat terhadap proses bisnis tersebut. Analisa sistem
mempermudah di dalam pengembangan sistem pada penelitian ini akan dititik beratkan kepada
pengambilan keputusan yang kebih besar dan sistem perancangan PLTS berdasarkan jumlah
luas. watt, jumlah device, lama pemakaian, sistem
volt dan harga yang dinilai mampu dilakukan
3.3. Pengujian Validasi lebih cepat, tepat dan akurat, sistem
Pengujian validasi bertujuan melakukan komunikasi dengan pengguna dan sistem
penilaian apakah spesifikasi kebutuhan telah pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang
diakomodasi dalam sistem/perangkat lunak berkepentingan dapat dilakukan dengan cepat
yang dikembangkan. Selain itu juga menilai dan tepat.
apakah aplikasi sistem informasi memilih jenis
masakan berdasarkan jenis penyakit kronis 4.2. Analisis Data dan Sistem Informasi
dapat diaplikasikan dengan baik kepada pihak- yang Berjalan
pihak yang berkepentingan. Pengujian validasi Dalam mengumpulkan data dan informasi
akan menyediakan jaminan akhir bahwa agar sesuai dengan fakta yang ada, maka
perangkat lunak memenuhi semua persyaratan peneliti menggunakan teknik observasi dan
informasi, fungsional, perilaku dan persyaratan wawancara kepada berbagi sumber yang
kinerja sebelum diserahkan ke pengguna. terlibat baik langsung maupun tidak langsung
Pengujian validasi dalam penelitian ini terhadap bisnis proses yang ada di PT. Prima
dilakukan untuk menguji hipotesis pertama Citra Lazuwardi.
dalam penelitian ini [10],[14]. Ketersediaan data merupakan sumber
Teknik pengujian validasi sistem dalam informasi yang nantinya akan digali sejauh
penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mana sumber data tersebut diproses dan
blackbox testing dengan metode Focus Group digunakan dalam mengambil suatu keputusan.
Discussion (FGD). FGD merupakan diskusi Teknik observasi dan wawancara yang
kelompok yang pesertanya terbatas dan dipilih dilibatkan adalah teknisi dan pengguna.
menurut kriteria tertentu dan pembahasannya Kepada para teknisi, peneliti menggali sumber
memfokuskan pada topik tertentu [10],[14]. data dan informasi berkaitan dengan pengguna
antara lain jumlah watt, jumlah device, lama
3.4. Pengujian Kualitas pemakaian, system volt dan harga.
Pengujian kualitas sistem dilakukan untuk
menguji tingkat kualitas perangkat lunak Tabel IV-1. Tabel Ketersedian Data dan
sistem informasi yang dihasilkan berdasarkan Informasi
empat faktor model McCall, yaitu: No. Jenis Dokumen Isi Dokumen Sumber Dokumen Ketersediaan

correctness, reliability, usability, dan 1 File Excell Jumlah kebutuhan 1. Buku Ada
energi, Jumlah device, 2. Internet
maintainability [10],[14]. Lama Pemakaian 3. Supplier
2 File Excell Sistem energi yang 1. Buku Ada

IV. PEMBAHASAN akan diaplikasikan 2. Internet


3 File Excell Harga peralatan PLTS 1. Buku Ada
4.1. Analisa dan Perancangan Sistem 2. Internet
Proses analisis sistem mendeskripsikan 3. Supplier

apa yang harus dilakukan oleh sistem untuk Hasil wawancara dan observasi
memenuhi kebutuhan informasi pengguna. menunjukkan bahwa responden menginginkan
Analisis sistem akan menjawab pertanyaan apa dibangun sistem perancangan PLTS yang
yang akan dikerjakan oleh sistem, siapa yang mendukung dan mempermudah dalam
akan menggunakan sistem dan dimana serta menentukan kebutuhan energi dengan harga
kapan sistem tersebut akan digunakan. yang tersedia. Sistem pengambilan keputusan
Dalam penelitian yang melibatkan teknisi tersebut berkaitan dengan pengguna antara lain
dan pengguna, diperlukan data-data yang jumlah watt, jumlah device, lama pemakaian,
lengkap sehingga hasil penelitian dapat system volt dan harga.
menghasilkan alternatif penyelesaian masalah
secara tepat sesuai tujuan yang telah 4.3. Analisis Kebutuhan Fungsional
ditetapkan. Hal tersebut meliputi hal-hal yang Tahap analisis kebutuhan fungsional
berkaitan langsung dengan seluruh aktivitas sistem akan membahas mengenai fungsi-fungsi
termasuk bisnis proses yang ada. Dengan yang diperlukan dalam pembangunan sistem.
mengetahui bisnis proses tahap demi tahap Berdasarkan hasil analisis proses bisnis,
dapat dianalisa apakah masing-masing tahapan identifikasi kebutuhan data dan informasi,
proses tersebut sudah efektif atau belum. maka dianalisis juga beberapa fungsi yang
Bahkan dari sekian tahapan apakah masih harus tersedia di dalam sistem tersebut. Hal ini
dapat disesuaikan baik ditambah ataupun
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan data dan fungsi yang tersedia dalam sistem
informasi yang diperlukan oleh pengguna. pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil wawancara dan
observasi terhadap dokumen sistem 4.2. Hasil Perhitungan dengan Metode AHP
perancangan PLTS dan pendukungnya, maka (Analytical Hierarchy Process) dan
dapat dirumuskan daftar kebutuhan fungsional Metode SAW (Simple Additivie
sistem pengambilan keputusan yang Weighting)
dikembangkan. Spesifikasi daftar kebutuhan 4.2.1 Metode AHP (Analytical Hierarchy
ini sudah disetujui oleh bagian yang Process)
menggunakan sistem pengambilan keputusan Penelitian ini menggunakan responden
ini. Setiap fungsi yang diidentifikasi sehingga sebanyak 3 Responden yang dipilih
dapat mempermudah pengelompokan pada berdasarkan purposive sampling. Pada
saat implementasi dan penyusunan penelitian riset pendahuluan dilakukan
perhitungan. Berikut ini daftar kebutuhan penyebaran kuesioner tahap pertama kepada 2
fungsional sistem yang dibutuhkan : teknisi untuk menentukan calon kriteria yang
1. Dapat mengelola data mengenai akan digunakan. Selanjutnya penyebaran
informasi kebutuhan energi dalam kuesioner kedua kepada 1 responden pengguna
perancangan PLTS. yang akan melakukan pengujian elemen-
2. Dapat memberikan informasi setiap elemen yang signifikan pada masing-masing
kebutuhan energi yang akan dipakai level dimulai dari level I untuk penentuan
dalam penggunaannya meliputi jumlah kriteria, level II untuk penentuan sub kriteria
watt, jumlah device, lama pemakaian, dan level III untuk penentuan altenatif pilihan.
sistem volt dan harga. Berdasarkan data ini serta data yang diperoleh
3. Dapat memberikan informasi setiap sebelumnya dibuat model hirarki yang sesuai.
terhadap perancangan infrastruktur Kriteria untuk memilih masakan berdasarkan
aplikasi kebutuhan energi. perancangan kebutuhan energi dalam PLTS
4. Dapat memberikan informasi setiap diperoleh dari kriteria-kriteria yang digunakan
terhadap harga rancangan infrastruktur sebagai berikut [8],[10] :
aplikasi kebutuhan energi. Perancangan Sistem PLTS

4.4. Analisis Kebutuhan Non Fungsional Jumlah Jumlah


Lama
Sistem Volt Harga
Pemakaian
Setelah mendefinisikan kebutuhan Watt Device

fungsional yang harus dipenuhi oleh sistem


6 Jam

8 Jam

10 Jam

12 Jam

24 Jam

Mahal
Sedan
Mura
Kecil

Sedan

Besar

24 V
5

12 V
maka langkah selanjutnya adalah
mendefinisikan kebutuhan non fungsional dari Gambar IV.1. Hirarki Perancangan Sistem
sistem yang akan dipenuhi. Kebutuhan ini PLTS
adalah tipe kebutuhan yang berisi properti
perilaku yang dimiliki oleh sistem, berikut ini 4.2.1.2 Matrik Perbandingan Berpasangan
adalah daftar kebutuhan nonfungsional sistem Kriteria
selengkapnya : Level atas yaitu perancangan sistem
1. Kebutuhan Operasional PLTS berdasarkan kebutuhan energi sebagai
Sistem yang dibangun bisa digunakan pada tujuan pada penelitian ini. Level tengah pada
platform sistem operasi Microsoft Windows hirarki ini menunjukkan kriteria yaitu jenis
dan dapat dijalankan melalui desktop jumlah watt, jumlah device, lama pemakaian,
ataupun web browser baik menggunakan sistem volt dan harga, sedangkan level paling
jaringan lokal maupun internet. bawah pada hirarki tersebut di atas
2. Kebutuhan Performansi menunjukkan alternatif pada masing-masing
Sistem dapat menampung data dalam kriteria. Kriteria-kriteria pada tingkat 2 diukur
jumlah yang besar dan sistem seharusnya dengan melakukan perbandingan berpasangan
dapat diakses oleh banyak user secara mengarah ke tingkat 1. Sebagai contoh
bersamaan. perbandingan berpasangan yang dilakukan
3. Kebutuhan Kemudahan Penggunaan adalah manakah yang lebih berpengaruh antara
Sistem harus mudah digunakan dan “jumlah watt” dengan “jumlah device”,
dipelajari. Sistem harus menggunakan manakah yang lebih berpengaruh antara
bahasa yang mudah dimengerti serta sistem “jumlah watt” dengan “lama pemakaian” dan
memiliki tampilan menarik. seterusnya. Kriteria-kriteria pada tingkat 3 juga
4. Kebutuhan Panduan Penggunaan diukur dengan melakukan perbandingan
Sistem menyediakan panduan singkat berpasangan yang mengarah ke tingkat 2.
tentang cara menggunakan masing-masing Contoh perbandingan berpasangan yang
dilakukan adalah manakah yang lebih
berpengaruh antara alternatif jumlah watt mengacu pada Tabel IV-3). Hasil perhitungan
dengan alternatif lama pemakaian, manakah ini ditampilkan pada Tabel IV-5.
yang lebih berpengaruh antara alternatif lama
pemakaian dengan alternatif harga dan Tabel IV-5. Matrik Nilai Kriteria
seterusnya. Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga
Jumlah Watt 48.00 32.50 30.67 32.25 22.20
Apabila nilai dari perbandingan Jumlah Device 27.00 27.00 21.33 18.00 11.60
berpasangan pada tingkat 2 ditampilkan secara Lama Pemakaian 13.65 24.00 21.00 18.75 10.80
Sistem Volt 17.20 26.00 23.00 21.00 12.40
lengkap dalam satu matriks maka hasilnya Harga 21.75 34.00 30.00 27.25 16.00
akan terlihat seperti tabel di bawah ini : Matriks yang ditampilkan pada Tabel
IV-5 diambil dari nilai matiks pada Tabel IV-4
Tabel IV-2. Matriks Perbandingan kemudian dilakukan kembali perkalian antar
Berpasangan nilai elemen matriks (prosedurnya bisa
Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga mengacu pada Tabel IV-3). Hasil perhitungan
Jumlah Watt
Jumlah Device
1/1
2/1
6/1
1/1
5/1
2/1
4/1
3/1
2/1
2/1
ini ditampilkan pada Tabel IV-6.
Lama Pemakaian 3/1 3/2 1/1 3/4 3/5
Sistem Volt 3/1 2/1 4/3 1/1 4/5
Harga 4/1 5/2 5/3 5/4 1/1
Tabel IV-6. Hasil Perhitungan Matrik Nilai
Kriteria dan Prioritas
Setelah menentukan komposisi Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga Jumlah Prioritas
perbandingan berpasangan, matrik diatas pada Jumlah Watt 4637.65 4766.80 4217.08 3990.20 2528.90 20140.63 0.29
Jumlah Device 2878.10 2980.90 2614.00 2450.85 1551.80 12475.65 0.18
Tabel IV-2 harus dirubah menjadi nilai lihat Lama Pemakaian 2147.25 2450.33 2126.85 1954.01 1213.53 9891.97 0.14
pada Tabel IV-3 kemudian dihitung Sistem Volt 2472.45 2780.60 2420.13 2232.85 1390.64 11296.67 0.17
menggunakan perkalian matriks dengan Harga 3188.20 3597.38 3129.08 2884.19 1795.15 14594.00 0.21
mengalikan nilai setiap elemen-elemennya. Nilai matriks setiap elemen-elemen
hasil perkalian menghasilkan kompoisis
Tabel IV-3. Matrik Nilai Kriteria matriks pada Tabel IV-6, kemudian ulangi
Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga
Jumlah Watt 1.00 6.00 5.00 4.00 2.00 prosedur perhitungan mengacu pada Tabel IV-
Jumlah Device 2.00 1.00 2.00 3.00 2.00 3. Sehingga menghasilkan nilai elemen jumlah
Lama Pemakaian 3.00 1.50 1.00 0.75 0.60
Sistem Volt 3.00 2.00 1.33 1.00 0.80 watt mempunyai nilai 0.29, nilai elemen harga
Harga 4.00 2.50 1.67 1.25 1.00
mempunyai nilai 0.21, nilai elemen jumlah
Nilai matriks setiap elemen-elemen device mempunyai nilai 0.18, nilai elemen
hasil perkalian menghasilkan kompoisis sistem volt mempunyai nilai 0.17 dan nilai
matriks pada Tabel IV-3, kemudian hitung elemen lama pemakaian mempunyai nilai 0.14.
jumlahnya misalnya pada nilai elemen jumlah Perbandingan nilai selisih prioritas pada
watt 48.00 + 32.50 + 30.67 + 32.25 + 22.20 = Tabel IV-3 dan Tabel IV-6 hasilnya tidak
165.62 begitupun seterusnya sampai nilai terlalu signifikan perbedaannya. Sehingga
elemen harga. Selanjutnya hitung jumlah nilai dapat disimpulkan urutan prioritas dalam
dari nilai jumlah, misal 165.62 + 104.93. + menentukan keputusan dalam perancangan
88.20 + 99.60 + 129.00 = 587.35. Pada nilai sistem PLTS adalah jumlah watt, harga,
prioritas didapatkan nilai dari jumlah nilai jumlah device, sistem volt dan lama
elemen jumlah watt / jumlah nilai dari nilai pemakaian. Setelah menentukan nilai-nilai
jumlah, misal : 165.62 / 587.35 = 0.28 prioritas kriteria dalam menentukan keputusan
begitupun seterusnya sampai nilai elemen dalam perancangan sistem PLTS kemudian
harga. Pada kolom prioritas terlihat pada nilai dilanjutkan menghitung nilai setiap prioritas
elemen jumlah watt mempunyai nilai 0.28, pada setiap nila alternatif-alternatif.
nilai elemen harga mempunyai nilai 0.22, nilai
elemen jumlah device mempunyai nilai 0.18, Tabel IV-7. Perhitungan CI dan CR untuk
nilai elemen sistem volt mempunyai nilai 0.17 kriteria
Kriteria Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga Perkalian Bobot (PV) Lamdamax
dan nilai elemen lama pemakaian mempunyai Jumlah Watt 1.00 6.00 5.00 4.00 2.00 48.00 0.82 10.64
nilai 0.15. Jumlah Device 2.00 1.00 2.00 3.00 2.00 4.80 0.08 1.06
Lama Pemakaian 3.00 1.50 1.00 0.75 0.60 0.41 0.01 0.08
Sistem Volt 3.00 2.00 1.33 1.00 0.80 1.28 0.02 0.22
Tabel IV-4. Hasil Perhitungan Matrik Nilai Harga 4.00 2.50 1.67 1.25 1.00 4.17 0.07 0.45
Jumlah 13.00 13.00 11.00 10.00 6.40 58.65 1.00 12.45
Kriteria dan Prioritas
Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga Jumlah Prioritas Hitung jumlah masing-masing elemen
Jumlah Watt 48.00 32.50 30.67 32.25 22.20 165.62 0.28
Jumlah Device 27.00 27.00 21.33 18.00 11.60 104.93 0.18
matrik, hitung kolom perkalian dengan
Lama Pemakaian 13.65 24.00 21.00 18.75 10.80 88.20 0.15 mengalikan setiap elemen kemudian dikalikan
Sistem Volt 17.20 26.00 23.00 21.00 12.40 99.60 0.17
Harga 21.75 34.00 30.00 27.25 16.00 129.00 0.22
dengan akar 5, misalnya (1.00 * 6.00 * 5.00 *
Matrik yang ditampilkan pada Tabel IV- 4.00 * 2.00)^1/5 = 48.00 begitupun seterusnya,
4 kemudian dilakukan kembali perkalian antar hitung jumlah nilai pada kolom perkalian
nilai elemen matriks (prosedurnya bisa hingga menghasilkan nilai 58.65, hitung nilai
pada kolom bobot (pv) dengan cara nilai 48.00
/ 58.65 = 0.82 begitupun seterusnya, nilai 5 = 0.37, nilai 4 = 0.25, nilai 3 = 0.15,
jumlahkan semua nilai pada kolom bobot (pv) nilai 2 = 0.14 dan nilai 1 = 0.13.
dan langkah terakhir hitung nilai pada kolom Menentukan nilai CI
lamdamax dengan cara bobot (pv) dikalikan CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1)
dengan jumlah masing-masing nilai elemen = (3.55 – 5) / ( – 1)
kriteria, misalnya 0.82 * 13.00 = 10.64 = – 0.3637
begitupun seterusnya dan hitung jumlah nilai Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI
pada kolom lamdamax. dilihat dari banyaknya n (jika n = 5, maka nilai
Menentukan nilai CI RI adalah 1.12 ini dilihat dari tabel Oaekridge
CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1) Laboratory).
= (12.45 – 5) / (5 – 1) CR = – 0.3637 / 1.12
= 1.86 = – 0.3248
Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI Untuk nilai CR = – 0.3248 membuktikan
dilihat dari banyaknya n (jika n = 5, maka nilai bahwa penilaian perbandingan dikatakan
RI adalah 1.12 ini dilihat dari tabel Oaekridge konsisten karena nila CR < 0.1.
Laboratory).
CR = 1.86 / 1.12 Tabel IV-10. Nilai kriteria lama pemakaian
= 1.66 dibandingkan dengan nilai alternatifnya
proirity vector (normalisasi) atau
Untuk nilai CR = 1.86 membuktikan bahwa Lama Pemakaian 6 Jam 8 Jam 10 Jam 12 Jam 24 Jam Jumlah Product ^5
bobot
6 Jam 1.00 0.33 0.25 0.33 0.25 0.01 0.37 0.15
penilaian perbandingan dikatakan konsisten. 8 Jam 0.25 1.00 0.33 0.25 0.33 0.01 0.37 0.15
10 Jam 0.25 0.20 1.00 0.33 0.50 0.01 0.38 0.16
12 Jam 0.25 0.25 0.33 1.00 0.40 0.01 0.38 0.16
24 Jam 0.33 0.33 2.00 2.50 1.00 0.56 0.89 0.37
Tabel IV-8. Nilai kriteria jumlah watt Jumlah
Lamda max
2.08
0.32
2.11
0.33
3.91
0.63
4.41
0.71
2.48
0.92
0.59
2.90
2.39 1.00

dibandingkan dengan nilai alternatifnya Perhitungan nilai-nilai matriks dalam


Jumlah Watt Kecil Sedang Besar Jumlah Product ^5 proirity vector (normalisasi) atau bobot perbandingan nilai kriteria jumlah watt dengan
Kecil 1.00 0.25 0.25 0.06 0.57 0.32 nilai alternatifnya (mengacu pada perhitungan
Sedang 0.25 1.00 0.25 0.06 0.57 0.32 Tabel IV-3) sehingga didapatkan nilai 24 jam
Besar 0.25 0.50 1.00 0.13 0.66 0.36
Jumlah 1.50 1.75 1.50 0.25 1.81 1.00 = 0.37, nilai 10 jam dan 12 jam masing-masing
Lamda max 0.48 0.56 0.55 1.58 = 0.16 dan nilai 6 jam dan 8 jam masing-
Perhitungan nilai-nilai matriks dalam masing = 0.15.
perbandingan nilai kriteria jumlah watt dengan Menentukan nilai CI
nilai alternatifnya (mengacu pada perhitungan CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1)
Tabel IV-3) sehingga didapatkan nilai besar = = (2.90 – 5) / (5 – 1)
0.36, nilai kecil dan nilai sedang masing- = – 0.5247
masing = 0.32. Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI
Menentukan nilai CI dilihat dari banyaknya n (jika n = 5, maka nilai
CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1) RI adalah 1.12 ini dilihat dari tabel Oaekridge
= (1.58 – 3) / (3 – 1) Laboratory).
= – 0.7103 CR = – 0.5247 / 1.12
Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI = – 0.4685
dilihat dari banyaknya n (jika n = 3, maka nilai Untuk nilai CR = – 0.4685 membuktikan
RI adalah 0.58 ini dilihat dari tabel Oaekridge bahwa penilaian perbandingan dikatakan
Laboratory). konsisten karena nila CR < 0.1.
CR = – 0.7103 / 0.58
= – 1.244657 Tabel IV-11. Nilai kriteria sistem volt
Untuk nilai CR = – 1.244657 membuktikan dibandingkan dengan nilai alternatifnya
bahwa penilaian perbandingan dikatakan proirity vector
konsisten karena nila CR < 0.1. Sistem Volt 12 24 Jumlah Product ^5 (normalisasi) atau
bobot
12 1.00 0.25 0.25 0.76 0.50
Tabel IV-9. Nilai kriteria jumlah device 24 0.25 1.00 0.25 0.76 0.50
Jumlah 1.25 1.25 0.50 1.52 1.00
dibandingkan dengan nilai alternatifnya Lamda max 0.63 0.63 1.25
Jumlah Device 1 2 3 4 5 Jumlah Product ^5
proirity vector (normalisasi) atau
bobot
Perhitungan nilai-nilai matriks dalam
1
2
1.00
0.33
0.33
1.00
0.25
0.25
0.33
0.33
0.25
0.33
0.01
0.01
0.37
0.39
0.13
0.14
perbandingan nilai kriteria sistem volt dengan
3
4
0.25
0.50
0.50
0.25
1.00
0.25
0.25
1.00
0.33
2.00
0.01
0.06
0.40
0.57
0.15
0.21
nilai alternatifnya (mengacu pada perhitungan
5
Jumlah
0.33
2.42
2.00
4.08
3.00
4.75
0.50
2.42
1.00
3.92
1.00
1.09
1.00
2.74
0.37
1.00
Tabel IV-3) sehingga didapatkan nilai 12 =
Lamda max 0.33 0.58 0.70 0.51 1.43 3.55 0.50 dan nilai 24 = 0.50.
Perhitungan nilai-nilai matriks dalam Menentukan nilai CI
perbandingan nilai kriteria jumlah device CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1)
dengan nilai alternatifnya (mengacu pada = (1.59 – 2) / (2 – 1)
perhitungan Tabel IV-3) sehingga didapatkan = – 0.7500
Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI Tabel IV-14 harus dirubah menjadi nilai lihat
dilihat dari banyaknya n (jika n = 2, maka nilai pada Tabel IV-15 kemudian dihitung
RI adalah 0.00 ini dilihat dari tabel Oaekridge menggunakan perkalian matriks dengan
Laboratory). mengalikan nilai setiap elemen-elemennya
[8],[10]
CR = – 0.7500 / 0.00 .
= 0.00 Tabel IV-15. Nilai Kriteria dan
Untuk nilai CR = 0.00 membuktikan bahwa Alternatifnya
penilaian perbandingan dikatakan konsisten PARAMETER Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga
karena nila CR < 0.1. A1 0.50 1.00 0.70 0.70 0.80
A2 0.25 0.70 0.25 0.50 0.70
A3 1.00 0.30 0.40 0.00 0.70
Tabel IV-12. Nilai kriteria harga dibandingkan A4 0.20 1.00 0.50 0.00 0.00
dengan nilai alternatifnya A5 1.00 0.50 1.00 0.00 0.00
proirity vector
Harga Murah Sedang Mahal Jumlah Product ^5
(normalisasi) atau bobot Tabel IV-16. Hasil Perhitungan Matrik Nilai
Murah 1.00 0.33 0.25 0.08 0.61 0.31 Kriteria, Alternatifnya dan Prioritas
Sedang 0.33 1.00 0.33 0.11 0.64 0.33
Mahal 0.33 0.50 1.00 0.17 0.70 0.36 PARAMETER Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga Bobot Nilai
Jumlah 1.67 1.83 1.58 0.36 1.95 1.00 A1 0.50 1.00 0.70 1.00 0.88 0.30 0.77
Lamda max 0.52 0.60 0.57 1.69 A2 0.25 0.70 0.25 0.71 1.00 0.15 0.57
Perhitungan nilai-nilai matriks dalam A3 1.00 0.30 0.40 0.00 1.00 0.15 0.66
perbandingan nilai kriteria harga dengan nilai A4 0.20 1.00 0.50 0.00 0.00 0.15 0.29
alternatifnya (mengacu pada perhitungan Tabel A5 1.00 0.50 1.00 0.00 0.00 0.25 0.53
IV-3) sehingga didapatkan nilai mahal = 0.36, Nilai matriks setiap elemen-elemen
nilai sedang = 0.33 dan nilai kecil = 0.31. hasil perkalian menghasilkan kompoisis
Menentukan nilai CI matriks pada Tabel IV-16, kemudian hitung
CI = (jumlah lamdamax – n) / (n – 1) nilai pada jumlah watt dengan masing-masing
= (1.69 – 3) / (3 – 1) nilai pada elemen matriks (pada jumlah watt)
= – 0.6553 divalidasi dengan nilai terbesar yaitu 1.00,
Menentukan nilai CR = CI / RI, nilai RI hitung nilai pada jumlah jumlah device dengan
dilihat dari banyaknya n (jika n = 5, maka nilai masing-masing nilai pada elemen matriks
RI adalah 0.58 ini dilihat dari tabel Oaekridge (pada jumlah jumlah device) validasi dengan
Laboratory). nilai terbesar yaitu 1.00, hitung nilai pada lama
CR = – 0.6553/ 0.58 pemakaian dengan masing-masing nilai pada
= – 1.1298 elemen matriks (pada lama pemakaian)
Untuk nilai CR = – 1.1298 membuktikan divalidasi dengan nilai terbesar yaitu 1.00,
bahwa penilaian perbandingan dikatakan hitung nilai pada sistem volt dengan masing-
konsisten karena nila CR < 0.1. masing nilai pada elemen matriks (pada sistem
Kemudian masing-masing nilai volt) divalidasi dengan nilai terbesar yaitu 0.70
alternatif pada setiap nilai kriteria disusun dan hitung nilai pada harga dengan masing-
kembali pada kolom matriks (Tabel IV-11) masing nilai pada elemen matriks (pada harga)
divalidasi dengan nilai terkecil yaitu 0.7 dibagi
Tabel IV-13. Nilai setiap alternatif terhadap nilai elemen matriks pada harga.
dalam setiap nilai kriteria Kemudian diberi bobot sesuai kriteria dan
PARAMETER Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Alternatif 5 alternatifnya, untuk jumlah device = 0.30,
Jumlah Watt 0.32 0.32 0.36 0.00 0.00
Jumlah Device
jumlah device = 0.15, lama pemakaian = 0.15,
0.13 0.14 0.15 0.21 0.37
Lama Pemakaian 0.15 0.15 0.16 0.16 0.37 sistem volt = 0.15 dan harga = 0.20. Hitung
Sistem Volt 0.50 0.50 0.00 0.00 0.00 nilai priotisas dengan cara nilai A1 (jumlah
Harga 0.31 0.33 0,36 0.00 0.00 watt, jumlah device, lama pemakaian, sistem
volt dan harga) dikalikan bobot, misalnya :
4.2.2 Metode SAW (Simple Additivie (0.50*0.30) + (1.00*015) + (0.70*0.15) +
Weighting) (1.00*0.15) + (0.88*0.20) = 0.77 begitupun
seterusnya sampai nilai A5 didapatkan.
Tabel IV-14. Matriks Perbandingan Nilai Dapat disimpulkan untuk metode
Kriteria dan Alternatifnya SAW (Simple Additivie Weighting) ini bahwa
PARAMETER Jumlah Watt Jumlah Device Lama Pemakaian Sistem Volt Harga nilai (lihat pada tabel IV-16) :
A1 1/2 1/1 2/3 2/3 4/5 a. A1 = 0.77
A2 1/4 2/3 1/5 1/2 2/3
A3 2/3 2/7 2/5 0 2/3
b. A2 = 0.57
A4 1/5 1/1 1/2 0 0 c. A3 = 0.66
A5 1/1 1/2 1/1 0 0 d. A5 = 0.53
Setelah menentukan komposisi e. A4 = 0.29
perbandingan berpasangan, matriks diatas pada
4.3. Konstruksi Antarmuka sistem yang telah diadakan pengujian terhadap
Bagian ini akan menjelaskan implementasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
atau kontruksi berdasarkan hasil rancangan sistem baik langsung maupun tidak langsung,
tampilan aplikasi sistem pengambilan dan hasilnya mendapat respon yang positif dan
keputusan memilih perancangan perhitungan berpusat terhadap sasaran yang dicapai. Selain
kebutuhan daya dalam PLTS yang sudah mudah digunakan sistem juga harus dapat
dibahas dalam perancangan antarmuka diterima oleh pihak-pihak yang akan
pengguna. Untuk menjelaskan hasil konstruksi menggunakan perancangan ini [10],[14].
tersebut akan diberikan prototype dari masing-
masing tampilan, baik itu tampilan input, 4.4.1 Pendekatan Black Box
output maupun halaman utama pada aplikasi Pengujian black-box berfokus pada
yang dibangun. persyaratan fungsional perangakat lunak
Pengujian ini memungkinkan analis system
4.3.1. Tampilan Halaman Utama memperoleh kumpulan kondisi input yang
Halaman utama atau beranda aplikasi akan mengerjakan seluruh keperluan
sistem pengambilan keputusan memilih fungsional program [10],[14].
perancangan sistem PLTS dengan tampilan Tujuan metode ini mencari kesalaman
shortcut untuk mempercepat pengguna pada :
menggunakan aplikasi yang paling sering a. Fungsi yang salah atau hilang
digunakan. Tampilan dibuat ringkas serta b. Kesalahan pada interface
mudah dipahami oleh pengguna, selain itu c. Kesalahan pada struktur data
bertujuan mengutamakan fungsi sistem. d. Kesalahan performansi
e. Kesalahan inisialisasi dan tujuan
akhir

4.4.2 Pengujian Validasi


Tahap pengujian yang pertama adalah
pengujian validasi, proses pengujian ini
dilakukan untuk memastikan perangkat lunak
yang telah dibuat apakah sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan fungsional yang
diharapkan. Metode yang digunakan dalam
pengujian validasi ini adalah Focus Group
[10],[14]
Gambar IV.2. Tampilan Simulasi Perhitungan Discussion (FGD) .
PLTS
4.4.3 Proses Pelaksanaan FGD (Focus
Group Discussion)
Untuk mengefisienkan waktu dan biaya
pelaksanaan FGD dilaksanakan di PT. 978
Energi Indonesia. Untuk memulai diskusi
terfokus, peneliti melakukan presentasi dan
demo aplikasi sistem dan menjelaskan setiap
fungsi yang ada berdasarkan instrumen yang
sudah disiapkan. Setelah memperhatikan dan
mengetahui cara mengoperasikan aplikasi
sistem pengabmilan keputusan memilih
Gambar IV.3. Tampilan Output Simulasi rancangan system PLTS kemudian responden
Perhitungan PLTS diberi kesempatan untuk mencoba langsung
menggunakan aplikasi tersebut. Selanjutnya
4.4. Pengujian Sistem peserta FGD memberikan informasi,
Pengujian sistem sangat diperlukan dalam tanggapan dan persetujuan melalui formulir
rangkaian penelitian ini karena dengan yang sudah diberikan oleh peneliti sebelum
langkah-langkah pengujian tersebut dapat responden mencoba di komputer masing-
diketahui seberapa besar manfaat terhadap masing. Formulir Pengujian Validasi dengan
sistem yang dibuat dan seberapa besar FGD [10],[14].
pengaruh terhadap permasalahan yang terjadi. Berdasarkan uji coba yang dilakukan oleh
Pengujian sistem menjadi parameter dalam responden, maka akan diperoleh hasil
evaluasi terhadap rancangan sistem yang pengujian terhadap fungsional sistem
dibuat untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan kebutuhan masing-masing
yang ada. Rancangan sistem yang baik adalah pengguna. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah semua fungsi yang terdapat Nilai = Correctness + Reliability +
pada aplikasi sistem pengambilan keputusan Usability + Maintainability
ini sudah dapat dioperasikan dengan baik atau = (7,5533+ 7,667 + 7,733 + 7,6) / 4
belum. Pengujian fungsional sistem ditujukan = 7,638
kepada engineer dan pengguna. = ((7,638x 10) / 100) x 100%
= 76,38 % (Baik)
4.4.4 Hasil Pengujian Validasi
Berdasarkan pengujian validasi yang Berdasarkan tabel di atas dapat
dilaksanakan pengujiannya oleh Focus Group disimpulkan bahwa tingkat kualitas perangkat
Discussion, yaitu perwakilan dari engineer dan lunak sistem pengambilan keputusan memilih
pengguna yang cukup mewakili organisasi masakan berdasarkan jenis penyakit kronis
yang mempunyai kredibiltas dan jabatan secara keseluruhan dalam kriteria Baik,
strategis dan dapat dipertanggungjawabkan. dengan persentase 76.38%. Faktor kualitas
Dari hasil yang didapat dari rekapitulasi adalah berdasarkan faktor Correctness dengan
tanggapan, pendapat serta informasi yang persentase sebesar 75.53%, faktor Reliability
diberikan dalam pengujian tersebut, serta dengan persentase sebesar 76.67%, Usability
kesimpulan apakah setuju atau menolak sistem dengan persentase sebesar 77.33% dan faktor
baru tersebut, dapat dilihat dalam tabel IV-19 Maintainability dengan 76%.
dibawah ini :
4.5. Rencana Implementasi
Tabel IV-19. Tanggapan Responden FGD Rencana implementasi sistem merupakan
Terhadap Fungsi Sistem Rancangan PLTS tahap awal dari penerapan sistem dan tujuan
Lama
Kode Nama Jabatan
Bekerja
Pendidikan dari kegiatan implementasinya adalah agar
TR Trisno Egineer PT. 978 Energi Indonesia 14 Tahun S1 sistem yang baru dapat beroperasi sesuai
TO Toro Egineer PT. Prima Citra Lazuwardi 10 tahun S1 dengan yang diharapkan. Dapat dijelaskan
IS Ibnu Safari Laboran Univ. Surya 8 tahun S1
bahwa implementasi sistem merupakan tahap
Berdasarkan tabel di atas, dapat akhir dalam siklus pengembangan sistem.
disimpulkan bahwa dari hasil pengujian
validasi hampir seluruh responden FGD Tabel IV-21. Rencana Implementasi Sistem
Bulan 1 Bulan 2
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4
memberikan tanggapan, informasi dan 1 Persiapan awal (data, hardware, software)
2 Instalasi Hardware dan Software (jaringan lokal dengan
komentar bahwa rancangan sistem PLTS yang 3
server yang sudah ada)
Sosialisasi Kepada Pihak-pihak yang terlibat dalam
baru sangat membantu memberikan informasi 4
system
Ujicoba Sistem Baru
kepada engineer dan pengguna. Jadi secara 5
6
Pelatihan Pengguna
Evaluasi dan Perbaikan Sistem Baru
7 Dokumentasi
umum seluruh responden dalam FGD dapat
dinyatakan menyetujui dan menerima secara
fungsi terhadap sistem rancangan PLTS [10],[14]. V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
4.4.5 Hasil Pengujian Kualitas Berdasarkan pembahasan hasil
Berdasarkan analisis data yang diperoleh penelitian yang telah dibahas di bab
dari kuesioner, berikut rekapitulasi hasil sebelumnya, maka dalam penelitian
pengujian kualitas berdasarkan empat aspek pengembangan sistem pengambilan keputusan
kualitas perangkat lunak model McCall [10],[14]. memilih kebutuhan energi berdasarkan
perancangan desain PLTS dapat diambil
Tabel IV-20. Hasil Pengujian Secara kesimpulan sebagai berikut :
Keseluruhan 1. Sistem pengambilan keputusan dapat
Tanggapan Respon berfungsi menyediakan data informasi
Faktor Kriteria Average Bobot Nilai Total
1 2 3 mengenai kebutuhan energi berdasarkan
Completeness 8 8 8 8 0.33 2.64 perancangan desain PLTS.
Correctness Consistency 8 7 7 7.333333333 0.33 2.42 7.553333 2. Memberikan sistem informasi
Treceability 7 8 7 7.333333333 0.34 2.493333 kebutuhan energi yang akan terpakai
Accuracy 8 8 8 8 0.3 2.4 dalam kebutuhan energi sehari-hari.
Consistency 8 7 7 7.333333333 0.2 1.466667 3. Memberikan alternatif energi
Reliability Error Tolerance 7 8 7 7.333333333 0.1 0.733333 7.666667
(renewable energy) sehingga
Modularity 8 8 8 8 0.2 1.6
menjadikan kebutuhan yang terbarukan.
Simplicity 8 7 7 7.333333333 0.2 1.466667
Operability 8 8 8 8 0.6 4.8
4. Memberikan sistem informasi cara
Usability 7.733333 pemeliharaan terhadap desain PLTS.
Training 8 7 7 7.333333333 0.4 2.933333
Concision 8 8 8 8 0.2 1.6
Consistency 8 7 7 7.333333333 0.1 0.733333 5.2. Saran
Instrumentation 7 8 7 7.333333333 0.2 1.466667 Saran untuk penelitian lebih lanjut dan
Maintanability 7.6
Modulary 8 8 8 8 0.2 1.6 penyempurnaan penelitian tentang sistem
Self Dokumentation 8 7 7 7.333333333 0.1 0.733333
Simplicity 7 8 7 7.333333333 0.2 1.466667
pengambilan keputusan memilih perancangan _12j/articles2_12j_en.php. Thailand.
sistem PLTS dengan menggunakan metode 2009.
AHP (Analytical Hierarchy Process) dan
metode SAW (Simple Additivie Weighting) [8] Marimin, Nurul Maghfiroh, “Aplikasi
adalah sebagai berikut : Teknik Pengambilan Keputusan dalam
1. Perlu adanya peningkatan kualitas Manajemen Rantai Pasok”, IPB Press,
informasi dan kualitas aplikasi sehingga Bogor. 2011.
informasi mengenai perancangan sistem
PLTS dapat segera diketahui dan hasil [9] Muhammad Bachtiar. Prosedur
pencarian lebih cepat dan akurat. perancangan sistem pembangkit listrik
2. Perlu adanya pengembangan aplikasi ke tenaga surya untuk perumahan (solar
arah mobile dengan menggunakan media home system). Staf Pengajar Program
smarphone yang berbasiskan Android Studi D3 Teknik Listrik Fakultas
sehingga dapat digunakan oleh banyak Teknik Universitas Tadulako Palu.
orang. 2006.
3. Perlu dilakukannya penelitian memilih
perancangan sistem PLTS dengan [10] Parwita, Wayan G., dan A., Ayu Luh.
menggunakan metode lain selain “Komponen Penilaian Kualitas
Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Perangkat Lunak Berdasarkan Software
Simple Additive Weigthing (SAW). Quality Models.” Seminar Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi
Terapan (Semantik). 2012.
DAFTAR PUSTAKA
[11] PPPPTK BMTI Bandung. 2008.
[1] Contained Energy Indonesia, Buku Pengenalan Teknologi Tenaga Surya.
Panduan Energi yang Terbarukan. Pusat Pengembangan dan
PNPM Mandiri. Jakarta. Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Bidang Mesin
[2] Elektronika Dasar. Inverter DC to AC. dan Teknik Industri. Bandung. 2008.
http://elektronika-dasar.web.id/artikel-
elektronika/inverter-dc-ke-ac/. Jakarta. [12] Presman, Software Engineering: A
2013. Practitioner’s Approach, 7th ed. Dialih
bahasakan oleh Adi Nugroho, J,
[3] Hamidi, Rida. Introduction to Photovoltaic Leopold Nikijuluw George dan et.al.
Technology : PV System Desain and Yogyakarta: Andi. 2012.
Sizing.
http://www.deanza.edu/faculty/hamidiri [13] Siagian, S.P. Teori dan Praktek
dha/esci61/pdf/esci-61-pv-system- Pengambilan Keputusan. Jakarta: Toko
desain-and-sizing-slides.pdf. USA. Gunung Agung. 1997.
2014.
[14] Simarmata, Janner. Rekayasa Perangkat
[4] Hafsah, Frans, Alain. Sistem Pendukung Lunak. Andi Offset. Yogyakarta. 2013.
Keputusan Penentuan Hotel Dengan
Menggunakan Metode Promitte dan [15] Solar Panel Indonesia. Solar Panel.
AHP, Yogyakarta: UPN Veteran. 2011. http://www.solarpanelindonesia.com/.
Jakarta. 2012.
[5] Indrawan. Inverter.
http://www.panelsurya.com/index.php/i [16] Solar Surya Indonesia. Teknologi
d/inverter. Jakarta. 2010. Inverter.
http://solarsuryaindonesia.com/info/inve
[6]. Johny Custer dan Jefri Lianda. Analisa rter. Jakarta.
Pemanfaatan Energi Surya Sebagai
Sumber Energi Pada Perumahan [17]. Suriadi dan Mahdi Syukril. Perencanaan
Kategori R1 900 Va di Pulau Bengkalis. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Dosen Jurusan Teknik Elektro (PLTS) Terpadu Menggunakan
Politeknik Negeri Bengkalis. 2012. Software PVSYST Pada Komplek
Perumahan di Banda Aceh. Jurusan
[7] Leonics. How to Desain Solar PV System. Teknik Elektro, Universitas Syiah Kuala
http://www.leonics.com/support/article2 Aceh. 2010.
[18] Epsolar. Catalouge Product Renewable
Energy. http://www.epsolarpv.com/.
Beijing Epsolar Technology Co., Ltd.
China.

Anda mungkin juga menyukai