Anda di halaman 1dari 9

DIELEKTRIK

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata Teknik Tegangan Tinggi

Dosen Pengampu:

ARY ANALISA RAHMA, S.Pd., M.Pd

Oleh
ANDI SUSILO 225430079
ANDIK SANTOSO 225477
Kelas B

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK & INFORMATIKA

UNIVERSITAS PANCA MARGA PROBOLINGGO

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Deskripsi Anatomik Dielektrik..................................................................................3
2.2 Dielektrik Berlapis....................................................................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN

ii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Anatomik Dielektrik


Beda potensial diantara plat kapasitor berkurang dengan faktor K saat ada
dielektrik. Karena V=E.d maka:

Gambar 2.1 Deskipsi anatomik

Gambar

a. Dielektrik yang tidak dipengaruhi medan listrik.


b. Dielektrik didalam suatu medan listrik, muatan positif dan muatan negatif
akan tersusun.
c. Akibatnya akan timbul muatan induksi pada prmukaan kanan yang
menimbulkan medan listrik induksi.

Dielektrik adalah bahan yang tidak mempunyai elektronbebas. Jika


dielektriktidak dipengaruhi medan listrik, kondisi seperti gambar a didalam suatu
medan listrik muatan positif dan negatif akan tersusun seperti gambar b medan
listrik mempunyai polarisasi dielektrik. Hal ini menyebabkan timbulnya muatan
induksi pada permukaan gambar c , muatan induksi ini menimbulkan medan
listrik induksi, Ei , yang arahnya berlawanan dengan Eo.maka, medan listrik netto
dalam dielektrik : E=Eo-Ei mengingat E =Eo/K, Eo= a/ƹ, Ei=ƹo .

2.1.1 Rugi daya Dalam Dielektrik

Dielektrik ideal adalah dielektrik tanpa rugi daya. Dalam dielektrik yang
nyata selalu terdapat rugi daya, kapasitor sempurna mempunyai sifat listrik yang
ditentukan oleh konstanta dielektriknya. Dalam prakteknya arus Ic tidak berhenti

1
mengalir dalam waktu singkat, tetapi turun perlahan-lahan, dapat dilihat pada
gambar dibawh ini, ini berarti bahwa konduksi akan mengalir dalam kapasitor
praktis oleh karena meskipun tahanan dielektrik itu besar sekali ia bukan tak
terhingga besarnya.

Gambar 2.2 Rugi Daya

Namun, hal ini belum dapat menerangkan satu fenomena yang dapat
dilihat pada kebanyakandielektrika yaitu arus konduksi itu pada mulanya lebih
besar dari pada arus yang timbul karena konduksi saja. Arusnya tidak konstan,
tetapi malin lama makin turun.

Gambar 2.3 Sifat Kapasitor Absorptif

Posisi 1 dibuang muatannya. Posisi 2 kalau sesudah itu dilepaskan


hubungannya Posisi3, maka perbedaan potensial antara palt-palat kapasitor naik
lagi, artinya kapasitor ini memberi dirinya muatan lagi dinyatakan pada gambar b.

2.1.2 Pengukuran Kehilangan daya dan Faktor Dielektrik


 Prinsip jembatan Shering
Cara jembatan schering adalah cara yang paling banyak dipergunakan untuk
mengukur kehilangan daya dan faktor dayadielektrik.
 Rangkaian terdiri dari jembatan wheatstone dimana baterai diganti oleh sumber
ac pada frekuensi rendah atau frekuensi yang lebih tinggi.
 Galvano meter vibrasi merupkan detector yang dipakai pada frekuensi rendah.

2
 Telfon merupakan detector yang dipakai pada frekuensi yang lebih tinggi (800-
1000 Hz).

Gambar 2.4 Rangkaian Jembatan Schering


C¹ adalah kapasitor yang factor dayantya hendak diukur dan R1adalah tahanan
ekuivalen yang menyatakan komponen kehilangn arus dielectriknya.
C 2 adalah kapasitor standar yang tidak mempunyai kehilangan daya R1 dan R4
adalah tahanan yang terdahului variabel C 4 adalah kapasitor variabel.
Pada gambar diatas pembumian diadakan untuk menghindarkan kesalahan
yang disebabkan karena kapasitansi antara bagian-bagian tegangan tinggi dan
rendah dari jembatan tersebut. G adalah galvanometer khusus untuk ini, yang harus
mempunyai kepekaan yang tinggi karena impedansi cabang 3 dan 4 biasanya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan cabang 1 dan 2 galvanometer dan tahanannya
mempunyai potensial endah sekali (beberapa volt lebih tinggi daripada potensial
tanah) meskipun tegangan yang dipakai tinggi sekali (kira-kira 100 kV), kecuali
kalau terjadi kegagalan pada kapasitor pada cabang 1 dan 2. Jembatan jadi
seimbang dengan cara mengubah R3 dan C 4 sehingga galvanometer menunjuk
angka nol.
2.2 Dielektrik Berlapis
Pada teknik tegangan tinggi berupa dielektrik berlapis seperti isolasi penghantar
pada bushing, maka perlulah kita meninjau jalannya kuat medan dan kerapatan fluksi
pada bidang batas dua lapis isolasi.
 Sifat medan-medan listrik pada bidang batas

3
Secara umum kita akan meninjau dua keadaan mengenai sifat medan pada bidang
batas dua elektrik yang berbeda konstantanya yaitu bidang batas yang tegak lurus
dan paralel pada garis-garis medan.
 Bidang batas tegak lurus pada garis-garis medan
Elemen ruang kecil pada bidang bats dua lapis elektrik yang konstanta
dielektriknya ƹ1 dan ƹ2 dengan tinggi = h dan bidangnya A1 dan A2 sejajar
dengan bidang batas.

Gambar 2.4 Dielektrik Berlapis


Bidang batas tegak lurus pada garis-garis medan apabila kita menganggap
muatan pada bidang bats tidak ada sehingga untuk elemen ruang tersebut berlaku :

Dari gambar diatas dapat ditentukan bahwa :

Karena A1 = A2 maka D1 = D2 karna itu dapat dilihat bahwa :

atau

Besaran kuat medan listrik akan berubah pada bidang perbatasan sedangkan
kerapatan fluksi akan tetap.
 Bidang batsas paralel dengan gari-garis medan
Diambil elemen garis 1 paa bidang batas berbentuk segi empat sehingga I1 danI2
dari elemen ejajar dengan elemen garis 1

4
Gambar 2.5 Dielektrik berlapis, bidang batas sejajar gari-garis medan
Dalam medan listrik stastis, kerja medan dalam lintasan tertutup = 0,
maka:

Tinggi h = 0 sehingga

Karena 11 = 12 maka E1 = E2

Jadi berlaku : komponen tangensian (E1 dan E2) dari kuat medan listrik adalah
sama pada kedua pihak bidang batas dan bahan dielektrik.
Jika bahan ke 2 adalah konduktor, E2 = 0 dan E1 = 0 jadi pada perbatasan
dielektrik konduktor komponen tangensial dari kuat medan adalah nol. Pada
bidang yang sejajar dengan garis-garis medan dapat dinyatakan pergeetan berubah
sedangkan kuat medan tetap besarnya.
 Bidang batas miring terhadap garis-garis medan
Dengan bantuan poin 1 dan 2 sifat kuat medan dan kerapan fluksi pada bidang
batas akan dapat diterangkan. Setiap besaran tersebut dapat diuraikan pada
komponen-komponen normal tangensial dari bidang batas.

5
Gambar 2.6 Gambar dielektrik berlapis, bidang batas miring
bidang batas miring terhadap garis medan (ƹ1 dan ƹ2) untuk kerapatan fluksi
berlaku persamaan :

Dari gambar diperoleh

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dielektrik bahan nonkonduktor dimana bahan ini dipakai sebagai isolasi pada
peralatan-peralatan listrik, seperti kabel trafo. Dielektrik cair, seperti minyak trafo yang
dipakai pada trafo baik, sebagai pendingin maupun sebagai isolasi.

Dielektrik padat, seperti keramik yang banyak digunakan sebagai isolator berfungsi
mengisolasi aliaran listrik pada konduktor. Contoh lain dielektrik adalah karet,waxel
paper dipakai sebagi isolasi kabel.

Anda mungkin juga menyukai