Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembagian bahan berdasarkan sifat penghantar dibagi ke 3 jenis, yaitu: isolator, konduktor dan semi konsuktor. Contoh bahan isolator adalah kain, plastik; bahan konduktor bersifat logam; dan contoh bahan semikonduktor adalah silikon dan germanium. Suatu material non konduktor, seperti kaca, kertas atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang diantara dua konduktor pada suatu kapasitor diisi dengan bahan dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan faktor k yang merupakan karakteristik dielektrik dan disebut konstanta dielektrik. Kenaikan kapasitansi ini disebabkan oleh melemahnya medan listrik diantara keping kapasitor akan kehadiran dielektrik. Konstanta dielektrik tiap bahan berbeda nilainya, begitupun sifat konduktivitas bahan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bahan dilektrik termasuk ke dalam bahan isolator, konduktor atau semikonduktor. 2. Setiap bahan memiliki konstanta dielektrik. 3. Bahan konduktor, isolator dan semikonsuktor memiliki konduktivitas yang berbeda. 4. Bahan konduktor sering digunakan sebagai material alat untuk menghantarkan arus listrik. 1.3 Tujuan Percobaan Menentukan konstanta dielektrik dan konduktivitas berbagai bahan.

BAB II TEORI DASAR

2.1 Bahan Dielektrik Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial (tegangan) dapat mempertahankan perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan yang diberikan potensial tersebut.Fungsi dari bahan listrik dielektrik diantaranya: 1 2 Menyimpan energi listrik (dalam bentuk muatan). misalnya pada kapasitor. Memisahkan bagian bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan (isolator). Misal: plastik, celah udara transformator, mica, gelas, porselin, kayu, karet, dll. [1]. Definisi lain dari dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan isolator yang baik. Didalam dielektrik muatan tidak dapat bergerak. Adanya bahan didalam medan listrik akan mempengaruhi medan tersebut, dan sebaliknya medan juga akan mempengaruhi susunan muatan didalam bahan. Muatan-muatan yang berada didalam konduktor yang diletakkan di dalam medan listrik akan menyusun diri sedemikian rupa sehingga timbul medan yang meniadakan medan luar. Itu sebabnya medan listrik didalam konduktor selalu sama dengan nol. Untuk dielektrik situasinya lebih rumit. Karena muatan tidak dapat berpindah, peniadaan total medan listrik didalam bahan tidak terjadi, yang terjadi hanya sekedar pelemahan medan saja.

Salah satu karakterisktik yang penting dari sebuah dielektrik adalah konstanta dielektrik. Sebelum dijelaskan mengenai konstanta dielektrik, terlebih dahulu kita membahas polarisasi. Walaupun di sini tidak ada perpindahan muatan ketika sebuah dielektrik diletakkan dalam suatu medan listrik, namun di sini terjadi sedikit pergeseran dari muatan positif dan negatif dalam atom atau molekul suatu dielektrik sehingga mereka menjadi dipol-dipol. Pada keadaan ini, sebuah dielektrik dikatakan terpolarisasi. Jika diasumsikan bahwa sebuah dielektrik terdiri dari banyak pasangan muatan yang saling berlawanan dan masing-masing pasangan tersebut menempati posisi yang sama sehingga bahan dilektrik dikatakan netral. Pengaruh dari medan listrik luar menyebabkan muatan positif bergerak searah dengan medan listrik tersebut dan muatan negatif pada arah berlawanan, sehingga material sekarang terdiri dari banyak dipole. Plastik dan Kaca merupakan benda dielektrik. Dielektrik disisipkan pada pelat kapasitor. Kapasitor yang sering digunakan adalah kapasitor keping sejajar. Suatu kapasitor terdiri dari dua keping konduktor sejajar yang terpisah. Saat kapasitor dihubungkan pada ujung-ujung suatu sumber tegangan, sumber tegangan tersebut memindahkan muatan dari satu konduktor ke konduktor yang lainnya sampai perbedaan potensial antara ujung-ujung sumber tegangan. Perbedaan potensial antara ujung-ujung sumber tegangan tersebut maka akan tmenghasilkan aliran listrik dan aliran listrik ini akan mengakibatkan timbul medan listrik di sekitar kapasitor keping sejajar tersebut. Ketika ruang diantara dua konduktor diisi dengan dielektrik, kapasitansi naik sebanding dengan faktor k yang merupakan karakteristik dielektrik dan disebut konstanta dielektrik. [4] 2.2 Sifat Dielektrik Dielektrik muncul pada isolator listrik yang tidak dapat melalukan muatan listrik akan tetapi ia peka terhadap suatu medan listrik. Hal ini dapat dibuktikan dengan memisahkan dua pelat elektroda sejarak d dan memberikan tegangan E diantara kedua pelat tersebut (lihat gambar). [1]

Gambar 1: polarisasi dielektrik [2] 2.3 Kekuatan Dielektrik Kekuatan dielektrik adalah gradien tegangan yang menghasilkan tegangan tembus listrik melalui isolator. Umumnya konstanta dielektrik nilainya lebih tinggi sedikit pada bahan keramik, karena ion, dan bukan dwikutub molekuler yang dipengaruhi oleh medan listrik. Konstanta dielektrik seperti juga isolator dan polimer peka terhadap frekuensi. Akan tetapi, dalam daerah suhu biasanya hanya ada sedikit variasi pada isolator keramik. [2] 2.4 Kapasitor Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf "C" adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kapasitor ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad = 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu

kaki (elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan. [3]

2.5 Kapasitansi Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat menampung muatan elektron. Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron. Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis : Q=CV ................................................................................. (1)

Q = muatan elektron dalam C (coulombs) C = nilai kapasitansi dalam F (farad) V = besar tegangan dalam V (volt) Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal

dielektrik) dan konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumus dapat di tulis sebagai berikut :

......................................................... (2) Berikut adalah tabel contoh konstanta (k) dari beberapa bahan dielektrik yang disederhanakan: [3]

2.5 Konstanta Dielektrik Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika. Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks elektrostatik dalam suatu bahan bila diberi potensial listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrik yang tersimpan pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa). Konstanta dielektrik dilambangkan dengan huruf Yunani r atau kadang-kadang , K, atau Dk. Secara matematis konstanta dielektrik suatu bahan didefinisikan sebagai:

Dimana s merupakan permitivitas statis dari bahan tersebut, dan 0 adalah permitivitas vakum. Permitivitas vakum diturunkan dari persamaan Maxwell dengan menghubungkan intensitas medan listrik E dengan kerapatan fluks listrik D. Di vakum (ruang hampa), permitivitas sama dengan 0, jadi konstanta dielektriknya adalah 1.

Bahan isolator adalah bahan yang sulit untuk mengantarkan arus listrik, sedangkan bahan konduktor adalah bahan yang mudah mengantarkan arus listrik. Akan tetapi pada praktikum ini kita akan menggunakan bahan isolator pelat plastik dan pelat gelas dan mengetahui apakah ia akan mengantarkan arus listrik atau tidak. Bila bahan isolator ditaruh di dalam medan listrik, dalam bahan akan terbentuk suatu dipol listrik. Hal tersebut menyebabkan pada permukaan bahan akan terjadi muatan induksi dan inilah yang disebut bahan dielektrik. Konstanta dielektriknya menjadi penting karena mempengaruhi kapasitansinya. Suatu material semi konduktor, seperti kaca, kertas, atau kayu disebut dielektrik. Ketika ruang diantara dua konduktor pada kapasitor diisi dengan dielektrik maka kapasitansi naik sebanding dengan K yang merupakan karakteristik dielektrik yang disebut dengan konstanta dielektrik. Dielektrik juga memiliki arti fisis sebagai pemisah dua konduktor yang seharusnya sangat berdekatan untuk menghasilkan kapasitansi yang besar karena kapasitansi berbanding terbalik dengan jarak pemisah. Dalam hal ini kita mengguanakan kapasitor, dimana kapasitor itu sendiri memiliki sifat menyimpan energi listrik / muatan listrik. Kapasitas suatu kapasitor (C) adalah perbandingan antara besar muatan Q dari salah satu penghantarnya dengan beda potensial V antara kedua pengahantar itu. Pelat kapasitor memiliki bahan isolator dan terdiri dari dua keping sejajar. Ketika arus masuk ke kapasitor maka elektron yang dibawa oleh arus masuk ke kapasitor di alirkan dari keping yang satu keping ke kepinng yang sejajar dengan keping pertama. Prosesnya menghasilkan suatu medan listrik. Semua elektron terikat erat pada masing masing atom. Bila bahan isolator ditaruh di dalam medan listrik, apa yang akan terjadi adalah dalam bahan akan terbentuk dipol listrik, sehingga pada permukaan bahan akan terjadi muatan induksi.

Bila luas masing-masing keeping adalah A, maka:

Tegangan kedua keping menjadi :

Jadi kapasitas kapasitor untuk ruang hampa menjadi : Untuk kapasitansi dari suatu kapasitor keeping sejajar yang berisi dielektrik

dengan konstanta K adalah: Hubungan antara C0 dan C adalah : Penerapan bahan dielektrik ini berdasarkan pada Hukum Gauss yang menyatakan bahwa fluks total / garis gaya yang melewati setiap bagian permukaan ini besarnya adalah 4 kali muatan total di dalam permukaan itu sendiri. Dielektrik dapat memperlemah medan listrik antara keeping suatu kapasitor karena dengan hadirnya medan listrik tambahan yang arahnya berlawanan dengan medan listrik luar. Berdasakan hukum gaus, potensial listrik dari suatu pelat dapat dirumuskan : Q = Uc. A . o / d Dengan nilai o = 8,8542 . 10-12 As/Vm. [4]

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan Beserta Fungsi 1. Capasitor pelat, d 260 mm, sebagai objek yang akan diteliti berfungsi sebagai penyimpan muatan. 2. Bahan plastik, kaca, dll, sebagai objek yang diteliti berfungsi sebagai bahan isolator yang sukar menghantarkan listrik. 3. Resistor, 10 M ohm berfungsi sebagai hambatan. 4. Amplifier berfungsi sebagai penguatan tegangan. 5. Power supply, 0-10 kV, sebagai sumber arus dan tegangan. 6. Kapasitor, PEK 0.22 mmF, sebagai pemyimpan muatan. 7. Voltmeter, 0.3-300 VDC, sebagai alat pengukur tegangan. 8. Alat-alat pendukung lainnya 3.2 Prosedur Percobaan 1) Pengukuran Kapasitansi dan Konstanta Dielektrik Udara A. Tegangan tetap 1. Pasang kapasitor C = 218 nF pada rangkaian gambar 3. Dan atur tegangan agar diperoleh nilai Uc tetap, sekitar 1,5 kV. 2. Atur jarak antar pelat, d sekecil mungkin (1 mm), dan ukur tegangan V dan muatan listrik Q pada pelat kapasitor. 3. Ubah-ubah jarak antar pelat dan lakukan pengukuran seperti pada (2), lakukan untuk variasi jarak yang cukup lebar dari 1 mm sampai sekitar 2 cm. 4. Hitung kapasitansi elat dan konstanta dielektrik udara. B. Jarak pelat tetap 1. Pasang kapasitor C = 218 nF pada rangkaian gambar 3 dan atur jaraj antar pelat d = 2mm.

2. Berikan Uc sekitar 0,5 kV, ukur tegangan V dan muatan Q pada pelat kapasitor. 3. Ubah-ubah nilai Uc dan lakukan pengukuran seperti pada (2), lakukan dengan variasi nilai Uc sampai sekitar 4 kV. 4. Hitung kapasitansi pelat dan konstanta dielektrik udara. 2) Pengukuran Konstanta Dielektrik Berbagai Bahan 1. Dengan menggunakan Uc sekitar 500 V dan d sekitar 2 mm lakukan pengukuran seperti pada 4.2 A dan 4.2 B untuk bahan gelas. 2. Dengan menggunakan Uc sekitar 1 kV dan d sekitar 1 mm lakukan pengukuran seperti pada gambar 4.2 A dan 4.2 B untuk bahan plastik. 3. Cari satu jenis bahan selain plastik dan gelas (usahakan sesuai dengan KBK masing-masing) dan lakukan pengukuran seperti (1) dan (3).

DAFTAR PUSTAKA

[1] Iwan.2010.Bahan Dielektrik. [www. iwan78.files.wordpress.com] di akses pada tanggal 16 Maret 2014, jam 9.08 WIB [2] http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/electric/dielec.html di akses pada tanggal 16 Maret 2014, jam 9.33 WIB [3] anonim. Diktat Elektronika Dasar. Di akses pada tanggal 16 Maret 2014, jam 9.30 WIB [4] Tresna. 2013. Konstanta dielektrik bahan. [jurnal] di akses pada tanggal 16 Maret 2014, jam 9.40 WIB

Anda mungkin juga menyukai