Anda di halaman 1dari 7

Satuan pendiikan : SMK

Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video

Mata pelajaran : Penerapan Sistem Radio dan Televisi

Pertemuan ke : II

Jumlah halaman : 7 Halaman

HANDOUT : II

SALURAN TRANSMISI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK RADIO

I. Kabel Antena

Untuk menghubungkan antena dengan pesawat dan pemancar dengan antena diperlukan
kabel yang khusus. Karena energi yang dipindahkan berfrekuensi tinggi, maka induktifitas
dan kapasitansi kabel akan sangat mempengaruhi pemindahan energi dan dimana cepat
rambatnya akan terbatas. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan kabel untuk frekuensi tinggi

II. Konstruksi dan Sifat Kabel Antena

(a) : Kabel koaksial b) Kabel pita

Gambar 2.1. Konstruksi dan Sifat Kabel Antena

Tahanan R adalah tahanan nyata penghantar, induktansi L adalah induktansi kawat dan
kapasitansi C adalah kapasitansi yang terbentuk antara kawat dengan kawat (kabel pita) dan
kawat dengan pelindungnya (kabel koaksial) dengan dielektrum dari isolasi kabel. Tahanan
antar kawat akan membentuk daya hantar G.

1 anda
Gambar 2.2. Ilustrasi kabel antena.

Semakin tinggi frekuensi sinyal lewat akan semakin tinggi XL dan semakin kecil XC
Dari rangkaianpengganti dapat dilihat komponen-komponen membentuk suatu pelalu bawah.

Dikarenakan tahanan R, tegangan menurun, dan sebagian melewati daya hantar G.


Kerugian-kerugian ini disebut Redaman. Konstanta redaman 𝛼 dinyatakan dalam dB tiap 100
m.

1 MHz 50 MHz 100 MHz 200 MHz 500 MHz 600 MHz
1,0 7,0 10,0 15,0 25,0 27,5

Redaman kabel dalam dB tiap 100 m pada t = ± 20 º C.

III. Cepat Rambat Kabel Antena

Kecepatan rambat gelombang elektromagnetis V dalam kawat g berisolasi lebih kecil


daripada dalam vakum (c = 3,108 𝑚⁄𝑠).

𝒄
V=
√𝜺𝒓
Dimana :

V = Kecepatan rambat dalam kawat.

c = Kecepatan cahaya (c = 3,108 𝑚⁄𝑠).

𝜀 r = Konstanta dielektrium bahan isolasi.

Lebih lanjut, panjang gelombang dalam kawat lebih pendek demgam faktor
pemendekan k adalah sebesar :

𝟏 𝑽
k = atau k =
√𝜺𝒓 𝒄

2
Faktor pemendekan k pada kabel koalsial sebesar 0, 65.........................0,82.

IV. Tahanan Gelombang

Pada sinyal frekuensi tinggi ( f > 100 KHz ) tahanan kawat R dapat diabaikan dibanding
reaktansi induktif XL = ωL (R << ωL ). Daya hantar dari kapasitansi antar kawat (G << ωC).
Energi elektromagnetis terdapat antara setengahnya elemen induktif dan kapasitif.

½ . L . i2 = ½ . C . U2

Energi dalam induktansi = energi dalam kapasitansi.

Dari persamaan diatas diperoleh tahanan gelombang

𝑳
Z0 = √ (untuk sebuah penghantar).
𝑪

L dan C adalah induktansi dan kapasitansi tiap satuan panjang tahanan gelombang suatu
kabel tergantung pada frekuensi dan berlaku hanya pada frekuensi tinggi, bukan merupakan
tahanan nyata maupun tahanan semu.

V. Gelombang Berdiri

Gambar 2.4.Skema blok SWR

Percobaan diatas untuk melihat terjadinya gelombang berdiri pada suatu


penghantar. Generator bergetar pada f = 300 MHz dimana panjang gelombangnya λ = 1m.
Diameter penghantar d = 1 mm. Kedua penghantar ujung yang lain tetap terbuka.

3
Gambar 2.5. Panjang gelombang.

Hasil pengukuran dari percobaan memperlihatkan gelombang berdiri pada suatu


penghantar dengan ujung terbuka. Jika terjadi hubung singkat pada jarak 0,25 m atau 0,75 m
tidak akan merubah pembagian tegangan.

Gambar 2.6. Gelombang Pada Suatu Penghantar.

4
Gambar 2.7. Kondisi Gelombang Dengan Bebab Diujung Penghantar.

Gambar diatas memperlihatkan kemungkinan yang terjadi dengan kondisi beban pada
ujung penghantar. Jika tahanan beban sama dengan tahanan gelombang penghntar (R = Z)
maka pada penghantar tidak terdapat gelombang berdiri. Hal ini dikarenakan seluruh energi
dipindahkan ke beban (tahapan penutup), amplitudo tegangan dan arus konstan sepanjang
penghantar.

Diluar keadaan diatas (R ≠ Z ; R = ̴ ; R = 0) terdapat gelombang berdiri pada


penghantar dengan jarak maksimal amplitudo dnegan maksimal amplitudo yang lain 𝜆/2 dan
maksimal 𝜆/4.

VI. Kabel Simetris

Gambar 2.8. Gambaran gelombang di kabel simetris.

Suatu kabel/penghantar simetris dengan dua penghantar dengan jarak tertentu (20 cm
– 30 cm) yang dijaga oleh bahan isolasi. Tahanan gelombang jenis ini dipilih sekitar 600 ohm
berdasarkan pertimbangan mekanis.

Gambar kanan memperlihatkan garis medan magnit dan garis medan listriknya.
Besar tahanan gelombang dapat dihitung dengan rumus:

𝟏𝟐 (𝟐𝒂)
Z0 = In
√𝜺𝒓 𝒅

d = diameter penghantar dalam m

a = jarak antara penghantar dalam m

Jenis lain yang terkenal dengan kabel pita, yang banyak digunakan pada televisi
adalah kabel feder, dimana kedua penghantarnya di cor dengan bahan isolasi.

5
Gambar 2.9. Kabel feder

Dibanding jenis yang pertama, redaman pada kabel jenis ini lebih besar.
Penghantar jenis ini mempunyai tahanan gelombang 240 ohm. Pengaruh cuaca sangat besar,
bahan isolasi akan berubah dan menyebabkan sifat listriknya berubah pula. Dalam
penggunaan yang lama, redaman semakin besar untuk memperbaiki sifat itu dikembangkan
kabel simetris dengan pengaman.

Gambar 2.10. Penampang kabel simetris

Kabel jenis ini biasanya mempunyai tahanan gelombang 120 ohm dan juga 240 ohm.

VII. Kabel Tidak Simetris

Kabel simetris hanya mampu sampai beberapa ratus MHz maka dikembangkan seperti
kabel koaksial. Kabel koaksial terdiri dari penghantar dalam dan penghantar luar berbentuk
pipa, diantaranya adalah kosong.

Gambar 2.11. Penampang kabel koaksial.

Untuk menjaga jarak antara penghantar dalam dan luar dibagian antar diisi dengan
bahan dielektrikum, dan ini merubah sifat listrik kabel. Tahanan gelombang dihitung
berdasarkan ukuran diameter d dan D, bahan-bahan dielektrikum ɛr.
6
𝟔𝟎 𝑫
Z0 = In
√𝜺𝒓 𝒅

Besar Z0 dalam praktek adalah 50, 60, dan 70 ohm. Sedang frekuensi
maksimum yang dapat dihitung dengan:

Gambar 12 : Hubungan antara ukuran kabel koaksial dengan tahanan


gelombang.

Daya yang diijinkan masuk pada kabel koaksial berlainan tipe dalam
keterpengaruhan frekuensi operasi. Semakin tinggi frekuensi maka kemampuan akan
semakin menurun.

Anda mungkin juga menyukai