NIM : 1907010068 Covid-19 • Frekuensi Sumber penularan Penyebaran virus Corona melalui droplet Kasus COVID-19 pertama di Penularan virus Corona bisa terjadi melalui droplet saat seseorang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, hingga bernapas. Saat Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2 melakukan hal-hal tersebut, udara yang keluar dari hidung dan mulut mengeluarkan partikel kecil atau aerosol dalam jarak dekat. Maret 2020 berjumlah 2 orang. Penyebaran virus Corona melalui udara Sampai 3 September 2020, kasus • Setelah mendapat kritikan dari ratusan ilmuwan terkait penyebaran virus Corona melalui udara, akhirnya WHO pun COVID-19 di Indonesia sudah mengakuinya. Organisasi tersebut mengakui adanya bukti bahwa virus Corona itu bisa menyebar melalui partikel-partikel kecil mencapai 184.268 kasus konfirmasi yang melayang di udara. yang menempati peringkat ke 23 total .Penyebaran virus Corona melalui permukaan yang terkontaminasi kumulatif kasus COVID-19 di dunia. • Cara penularan virus Corona ini terjadi saat seseorang menyentuh permukaan yang mungkin telah terkontaminasi virus dari orang yang batuk atau bersin. Lalu virus itu berpindah ke hidung, mulut, atau mata yang disentuh setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi tersebut Gejala Gejala serius: Gejala yang paling umum: • kesulitan bernapas atau sesak napas • demam • nyeri dada atau rasa tertekan pada dada • batuk kering • hilangnya kemampuan berbicara atau • kelelahan bergerak Gejala yang sedikit tidak umum: Diagnosa • rasa tidak nyaman dan nyeri Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter • nyeri tenggorokan akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut: • diare • konjungtivitis (mata merah) • Rapid test untuk mendeteksi antibodi (IgM • sakit kepala dan IgG) yang diproduksi oleh tubuh untuk • hilangnya indera perasa atau penciuman melawan virus Corona • ruam pada kulit, atau perubahan warna pada • Swab test atau tes PCR ( jari tangan atau jari kaki polymerase chain reaction) untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak • CT scan atau Rontgen dada untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di paru-paru PENGOBATAN • Memberikan Belum ada obat yang benar- obat pereda demam dan nyeri benar efektif untuk mengatasi yang aman dan sesuai kondisi infeksi virus Corona atau penderita COVID-19. Pilihan pengobatan • Menganjurkan penderita akan disesuaikan dengan kondisi COVID-19 untuk melakukan pasien dan tingkat isolasi mandiri dan keparahannya. Beberapa pasien istirahat yang cukup dengan gejala ringan atau tanpa • Menganjurkan penderita gejala akan di sarankan untuk COVID-19 untuk banyak melakukan protokol isolasi minum air putih untuk mandiri di rumah sambil tetap menjaga kadar cairan tubuh melakukan langkah pencegahan Pencegahan • Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum • Terapkan physical distancing, mencuci tangan. yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain, dan • Tingkatkan daya tahan tubuh jangan dulu ke luar rumah dengan pola hidup sehat, kecuali ada keperluan seperti mengonsumsi makanan mendesak. bergizi, berolahraga secara rutin, beristirahat yang cukup, • Gunakan masker saat dan mencegah stres. beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat • Hindari kontak dengan pergi penderita COVID-19, orang berbelanja bahan makanan dan yang dicurigai positif terinfeksi mengikuti ibadah di hari raya, virus Corona, atau orang yang misalnya Idul Adha. sedang sakit demam, batuk, HIV/AIDS 2. Host • Frekuensi Virus AIDS menular pada 110 juta orang dewasa dan 110 Berdasarkan data dari UNAIDS, terdapat 36,9 juta masyarakat juta anak-anak. Hampir 50% dari 110 juta orang itu berbagai negara hidup bersama HIV dan AIDS pada 2017. Dari total adalah remaja dan dewasa muda usia 13 -25 tahun. penderita yang ada, 1,8 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 15 tahun. Selebihnya adalah orang dewasa, sejumlah 3. Lingkungan 35,1 juta penderita. Penderita HIV/AIDS lebih banyak diderita oleh Lingkungan biologis adanya riwata ulkus genitalis, Herpes kaum wanita, yakni sebanyak 18,2 juta penderita. Sementara laki- laki sebanyak 16,9 juta penderita. Simpleks dan STS (Serum Test for Sypphilis) yang positip akan meningkatkan prevalensi HIV karena luka- • Distribusi luka ini menjadi tempat masuknya HIV. 1. Agent Faktor biologis lainnya adalah penggunaan obat KB. Pada Daya penularan pengidap HIV tergantung pada sejumlah virus para WTS di Nairobi terbukti bahwa kelompok yang yang ada didalam darahnya, semakin tinggi/semakin menggunakan obat KB mempunyai prevalensi HIV banyak virus dalam darahnya semakin tinggi daya lebih tinggi. Faktor sosial, ekonomi, budaya dan agama penularannya sehingga penyakitnya juga semakin parah. secara bersama-sama atau sendiri-sendiri sangat Virus HIV atau virus AIDS, sebagaimana Virus lainnya berpengaruh terhadap perilaku seksual masyarakat. sebenarnya sangat lemah dan mudah mati di luar tubuh. • Faktor determinan • Manifestasi klinis Bergonta-ganti pasangan, penggunaan jarum suntik yang • Area nyeri: daerah perut tidak steril. • Keadaan nyeri: saat menelan • Sumber penularan • Batuk: kering Cairan tubuh penderita HIV berupa darah, cairan kelamin • Seluruh tubuh: kelelahan, berkeringat di malam hari, air mata, air liur. demam, kehilangan selera makan, malaise atau berkeringat • Cara penularan • Gastrointestinal: diare berair, diare terus-menerus, ditularkan melalui hubungan seks dengan penderuta mual atau muntah HIV, penggunaan jarum suntik yang sama dengan • Tenggorokan: kesulitan menelan atau pegal penderita, transfusi darah penderita HIV. • Selangkangan: luka atau pembengkakan • Cara keluar dari penjamu dan masuk • Mulut: lidah putih atau ulkus ke penjamu • Juga umum: infeksi oportunistik, bercak merah, Dari penggunaan jarum suntik yang sama dengan kandidiasis oral, pembengkakan kelenjar getah penderita, maka sisa darah yang ada pada jarum bening, penurunan berat badan yang tidak disengaja tersebut akan dipindah ke orang lain apabila yang parah, radang paru-paru, ruam kulit atau sakit digunakan. Masuk melalui pembuluh darah dan kepala menyebar. • Riwayat alamiah penyakit • Pencegahan 1. Pre-patogenis 1. Peningkatan kesehatan Virus sudah masuk namun belum menunjukan gejala. • Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang bertanggung jawab. 2. Inkubasi • Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Misalnya penyuluhan disekolah sekolah tentang bahaya HIV/AIDS, pendidikan kesehatan waktu dari penularan hingga berkembang atau terdeteksinya juga dapat dilakukan di media elektronik dan cetak antibodi, biasanya 1 – 3 bulan (window period) , namun waktu 2. Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu dari tertular HIV hingga terdiagnosa sebagai AIDS sekitar < 1 Penggunaan kondom untuk mencegah penularan HIV/AIDS tahun hingga 15 tahun atau lebih. Infeksi HIV pada manusia mempunyai masa inkubasi yang lama (5-10 tahun) 3.Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat 3. Penyakit dini • Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . rasa lelah berkelanjutan, pembengkakan kelenjar getah bening Misalnya pemeriksaan darah (Lymphadenotpathy) tidak ada nafsu makan berat badan tubuh • Skrining HIV/AIDS lebih 10% perbulan, demam lebih 38°C keringat. malam yang 4. Pembatasan kecacatan berlebihan. diare kronis sampai terjadi infeksi oportunistik. Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita memiliki Tanpa pengobatan anti-HIV yang efektif, sekitar 50 % dari kemungkinan hidup lebih lama kita tau bersama bahwa HIV/AIDS tak bisa disembuhkan dan tak terjadi komplikasi. orang dewasa yang terinfeksi akan terkena AIDS dalam 5. Pemulihan kesehatan 10 tahun sesudah terinfeksi. Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitas moral penderita HIV/AIDS TBC • Frekuensi • Distribusi 1. Host (Pejamu) Pada tahun 2015, insiden kasus • Host : Manusia. Semua umur dapat tertular TB paru. baru TB paru, termasuk HIV • Kelompok resiko tertinggi: kelompok usia dengan TB, adalah 395 per produktif, penderita HIV, perilaku merokok, dan penderita penyakit yang merusak sistem kekebalan 100.000 populasi. Insiden tubuh meningkat seiring dengan 2. Agent Agent: Mycobacterium tuberkulosis, bakteri yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 meningkatnya usia, dimana laki- μm dan tebal 0,3-0,6 μm dan digolongkan dalam laki lebih banyak terkena batil asam (BTA). 3. Environment Kondisi lingkungan rumah seperti ada dibanding wanita. tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk, kelembaban, suhu rumah, dan kepadatan penghuni . rumah. • Faktor Determinan 1. Umur • Cara penularan 2. Jenis Kelamin Ketika pasien batuk, bersin atau berbicara tanpa menutup mulut 3. Pendidikan dan menggunakan masker, kuman TBC otomatis akan keluar 4. Pekerjaan ke sekitar pasien itu. 5. Kondisi Rumah Entah jatuh ke benda-benda di sekitarnya atau bahkan langsung 6. Pengetahuan Tentang TB terhirup oleh orang lain. Bakteri yang terhirup oleh seseorang itu akan masuk melalui saluran pernapasan 7. Lingkungan Endemis TB menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh • Sumber penularan lainnya. Organ lain selain paru-paru yang dapat diserang oleh kuman TBC dari droplet atau percikan dahak ini adalah kelenjar di leher, kulit, tulang, selaput otak, dan • Manifestasi Kinis juga uterus.
1.Keringat malam • Cara keluar dari penjamu & masuk ke
2. BB menurun penjamu 3. Malaise Droplet keluar dari mulut pendarita TBC dan masuk melalui 4. Demam saluran penapasan orang disekitarnya. 5. Batuk/ batuk darah 6. Nyeri dada 7. Sesak nafas • Riwayat alamiah • Pencegahan penyakit 1. Health Promotion 1.Pre-patogenesis Mandi memakai sabun, tidak merokok, menjaga kebersihan rumah Pada tahap ini belum ada tanda tanda sakit samai sejauh dan kingkungan. daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun, begitu 2. Health prevention and health protection penjamunva ‘lengah’ ataupun memang bibit penyakit • imunisasi BCG yang ditujukan untuk mencegah penyakit TB, menjadi lebih ganas ditambah dengan kondisi • penyemprotan untuk membunuh nyamuk malaria/demam lingkungan yang kurang menguntungkan pejamu. berdarah yang ditujukan untuk mencegah penyakit malaria / 2. inkubasi demam berdarah, Masa inkubasi dari penyakit TBC yaitu mulai terinfeksi • tidak merokok yang ditujukan untuk mencegah penyakit paru – paru sampai menjadi sakit diperkirakan 4-12 minggu. 3. Early diagnosis and prompt treatment 3. Penyakit dini • screening (general check up) untuk menemukan suatu penyakit Tahap ini mulai muncul gejala demam tinggi, batuk-batuk • setelah penyakit ditemukan, dilakukan pengobatan yang cepat lebih dari 3 minggu, dll. dan tepat supaya penyakit dapat disembuhkan, tidak 4. Penyakit lanjut menyebabkan kematian atau menyebabkan kecacatan. 4. Disabiliti limitation (yaitu upaya yang dilakukan untuk mencegah tahap ini penyakit bertambah jelas dan mungkin bertambah terjadinya kecacatan setelah seseorang terjangkit suatu berat seperti tesumbatnya sebagian bronkus. penyakit.) 5. Penyakit terhenti 5. Rehabilitasi (Yaitu upaya yang dilakukan untuk memulihkan Penyakit TBC bisa sembuh sempurna, sembuh dengan kondisi tubuh setelah terjadinya suatu penyakit dan mencegah cacat, karier, kronis dan juga TBC dapat menyebabkan terjadinya kecacatan. Tujuannya adalah supaya pasien dapat bekerja lagi secara produktif. meninggal dunia. DIARE • Frekuensi c. Jenis kelamin Jenis kelamin laki-laki mendominasi angka dikarenakan laki-laki kurang bias Menurut WHO (tahun 2013) diare sudah membunuh 760.000 memelihara personal hygiene yang baik. anak setiap tahunnya, sebagian besar meninggal disebabkan d. Adat kebiasaan Bila host kurang bias memelihara personal hygiene maka sangat mudah virus oleh dehidrasi atau kehilangan cairan dalam jumlah yang masuk dalam tubuh. besar. 2. Agent • Distribusi a. Golongan biologi Virus: retovirus, E.coli, Shigella dan salmonella, virus colerae 1. Host b. Golongan fisik Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit pada Diare di sebabkan karena infeksi pada usus penjamu adalah 3. Lingkungan a. Lingkungan fisik a. Daya tahan tubuh terhadap penyakit stuktur cuaca kering lebih sering terkena diare .daerah dengan stuktur keadaan Apabila daya tubuh host baik maka virus tidak dapat masuk geografis kurang baik lebih sering terkena diare di karenakan kurang ke dalam tubuh,apabila daya tahan tubuh jelek dan host pengetahuan. b. Lingkungan non fisik tidak memelihara personal hygiene yang baik maka virus rendah serta adaptasi kebiasaan yang kurag baik atau perilaku yang kurang dengan mudah masuk dalam tubuh host. baik dalam memelihara personal hygiene sangat berpontensial terjadinya diare b. Umur c. Linkungan biologis Kebanyakan host yang terkena diare lebih sering pada Lingkungan yang dekat dengan hewan-hewan peliharaan yang kurang terjaga kebersihannya seperti kotoran binatang maka dapat dengan mudah virus masuk kelompok usia 21-40th (51,2%) dan pada anak-anak (75%) dalam tubuh apabila host tidak menjaga kebersihan. jadi diare lebih sering menyerang pada anak-anak. • Faktor determinan • Manifestasi klinis • Tidak memberikan ASI secara penuh untuk bayi 0-6 Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan bulan pertama kehidupan bayi frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang • Tidak memadainya penyediaan air bersih, disertai : pencemaran air oleh tinja,kurangnya sarana 1. Muntah kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk 2. Badan lesu atau lemah • Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak 3. Panas higienis dan cara penyapihan yang tidak baik. 4. Tidak nafsu makan • Sumber penularan 5. Darah dan lendir dalam kotoran Makanan atau minuman yang tercemar E.coli • Cara keluar dari penjamu & masuk ke • Cara penularan penjamu Ketika penjamu mengeluarkan tinja dan tidak mencuci Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / tangan setelahnya, maka bakteri yang ada pada feses air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan berpindah ke tangan penjamu, kemudian saat makan penderita diare. Penularan langsung juga dapat makan maka bakteri E.coli masuk melalui mulut dan terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk seterusnya lewat saluran pencernaan. menyuap makanan. • Riwayat alamiah - Rasa haus (++) • Pencegahan - Denyut nadi cepat dan pernapasan penyakit agak cepat. a. Tahap inkubasi 1. Tahap Prepatogenesis - Mata cekung Pada tahap ini pasien dapat di beri : . Pada tahap ini belum di temukan - Turgor dan tonus otot agak 1.Diberi orallit tanda-tanda penyakit bila daya berkurang. 2.Makanan harus di teruskan bakan di tingkatkan selama tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang - Ubun-ubun besar cekung. diare untuk menhindari efek buruk pada status gizi penyakit dan apabila daya - Kekenyalan kulit sedikit kurang dan 3.Berikan anak lebih banyak cairan dari pada biasanya untuk tubuh penjamu lemah maka elastisitas kembali sekitar 1-2 sangat mudah bagi virus masuk detik. mencegah dehidrasi dalam tubuh b. Tahap penyakit dini - Selaput lendir agak kering. 2. Tahap Patogenesis 1. 3jam pertama berikan oralit sesuai dengan ketentuan. b. Tahap Akhir a.Tahap inkubasi - Kehilangan cairan lebih dari 10% 2. Setelah 3-4jam nilai kembali anak menggunakan bagan Virus (salmonella, shigella, berat badan. penilaian anak kemudian oilih rencana A, B, atau C untuk E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh dengan - Keadaan umum dan kesadaran koma melanjutkan pengobatan: menginfeksi usus baik pada atau apatis. jeyenum,ileum dan colon. a. Bila tidak ada rehidrasi, anak biasanya kencing dan lelah - Denyut nadi cepat sekali kemudian mengantuk dan tidur Setelah virus menginfeki usus virus menembus sel dan - Pernapasan kusmaull (cepat dan dalam). b. Bila tanda menunjukan dehidrasi ringan atau sedang mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan - Ubun-ubun besar cekung sekali. tawarkan makanan susu dan sari buah, memproduksi enterotoksin. c. Bila tanda menunjukan dehidrasi berat maka secepatnya Masa`inkubasi biasanya sekitar - Mata cekung sekali. 2-4hari,pasien sudah buang air rehidrasi cairan dan amati dengan seksama anak. - Turgor/tonus kurang sekali. bessar lebih dari 4x tetapi - Selaput lendir kurang/asidosis. d. Tahap akhir belum tanpa gejala-gejala lain. Pada tahap ini bila mendapat Biasanya pasien diamati kurang lebih 6jam setelah b. Tahap Penyakit Dini penanganan yang baik maka pemberian oralit terus berikan antibiotic dan berikan - Kehilangan cairan 5% berat badan. pasien dapat sembuh caiarn intra vena. Pada tahap ini bila penanganan baik - Kesadaran baik (somnolen). sempurna tetapi bila tahap ini tidak mendapat penanganan pasien bisa sembuh sempurna. - Mata agak cekung. yang baik maka dapat - Turgor kulit kurang dan kekenyalan mengancam jiwa(kematian). Pneunomia Frekuensi Di Indonesia, prevalensi Infeksi yang kejadian pneumonia pad menimbulkan a tahun 2013 sebesar peradangan pada 4,5% (Kementerian kantung udara di salah Kesehatan RI, 2013). satu atau kedua paru- Selain paru, yang dapat berisi itu, pneumonia merupak an salah satu dari 10 • Determinan • Contoh organisme yang menyebabkan Meskipun bisa terjadi pada siapa saja, tetapi pneumonia yang ditularkan di tempat beberapa orang lebih rentan untuk terkena umum, antara lain: pneumonia, seperti: • Bakteri, yang paling sering adalah • Anak-anak usia 2 tahun dan di bawah 2 Streptococcus pneumoniae. tahun. • Organisme yang menyerupai bakteri, Mycoplasma pneumonia. • Orang dewasa di atas usia 65 tahun. • Jamur, biasanya jamur akan menyerang • Dirawat di rumah sakit dalam waktu yang orang dengan gangguan sistem imun. lama. • Virus. • Dirawat di ruang ICU dan menggunakan ventilator (alat bantu napas). • Memiliki penyakit paru kronik atau •Diagnosa penyakit jantung. • Diganosis terhadap pneumonia bisa • Merokok. dilakukan dengan anamnesis, • Orang yang memiliki imunitas tubuh pemeriksaan fisik, dan juga pemeriksaan rendah (seperti pengidap HIV) atau orang penunjang. Pada anamnesis dan • Pengobatan • Pengobatan dan penanganan untuk kasus pneumonia adalah dengan mengatasi infeksi yang terjadi dan memberikan terapi suportif. Dokter akan memberikan antibiotik yang harus dikonsumsi sampai habis jika infeksi disebabkan karena bakteri. Sedangkan terapi suportif yang diberikan dapat berupa: • Obat penurun demam jika pengidap menderita demam tinggi dan membuat aktivitas terganggu. • Obat batuk untuk mengurangi frekuensi batuk maupun mencairkan dahak yang tidak bisa keluar. TERIMA KASIH.