Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENENTUAN PELETAKAN KAPASITOR OPTIMUM

UNTUK MEMPERBAIKI JATUH TEGANGAN DAN MEMINIMALKAN RUGI-RUGI DAYA


PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PROGRAM ELECTRIC TRANSIENT
ANALISYS PROGRAM

Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning
E-mail : abrartanjung_1970@yahoo.co.id

Dalam penyaluran tenaga listrik dari sumber tenaga listrik ke konsumen yang
letaknya berjauhan selalu mengalami terjadinya kerugian berupa rugi-rugi daya dan rugi
tegangan sehingga menyebabkan terjadinya jatuh tegangan yang cukup besar yang
mengakibatkan rendahnya tegangan terima terutama yang berada diujung saluran. Untuk
mengurangi drop tegangan dan rugi daya adalah dengan memasang kapasitor. Dengan
memasang kapasitor rugi-rugi daya bisa diminimalkan sehingga dapat melakukan
penghematan energi listrik, peningkatan kualitas tegangan dan kualitas daya (power quality).
Dalam penelitian untuk meminimalkan drop tegangan dan rugi-rugi daya dengan
melakukan optimasi penentuan lokasi pemasangan optimum kapasitor menggunakan
analisa aliran daya dengan program ETAP versi 6.0. sehingga diperoleh tegangan terima
dapat diperbaiki untuk kondisi seimbang pada trafo nomor BLT089 sebesar 17,242 kV
dengan rugi-rugi daya sebesar 367 kW dan 748 kVAr.

Keyword : Sistem distribusi, Rugi-rugi daya, jatuh tegangan, kapasitor

1. Pendahuluan 2. Sistem Distribusi


Perkiraan kebutuhan tenaga Sistem tenaga listrik merupakan
listrik dihitung berdasarkan besarnya kumpulan peralatan/mesin listrik seperti
aktivitas dan intensitas penggunaan generator, transformator, saluran transmisi,
tenaga listrik. Aktivitas penggunaan tenaga saluran distribusi dan beban yang
listrik berkaitan dengan tingkat merupakan satu kesatuan sehingga
perekonomian dan jumlah penduduk. membentuk suatu sistem yang disebut
Dalam penyaluran tenaga listrik dari sistem distribusi tenaga listrik yang
sumber tenaga listrik ke konsumen yang berfungsi untuk mensuplai tenaga dan
letaknya berjauhan selalu mengalami mengalirkan listrik dari sumber tenaga
terjadinya kerugian berupa rugi-rugi daya listrik (pembangkit, gardu induk, dan gardu
dan rugi tegangan. Besarnya rugi-rugi distribusi) ke beban atau konsumen.
daya dan rugi tegangan pada saluran Saluran tegangan menengah 6 kV
distribusi tergantung pada jenis dan sampai 20 kV merupakan saluran udara
panjang saluran penghantar, tipe jaringan atau kabel tanah, sedangkan gardu
distribusi, kapasitas trafo, tipe beban, distribusi tegangan menengah terdiri dari
faktor daya, dan besarnya jumlah daya panel-panel pengatur tegangan menengah
terpasang serta banyaknya pemakaian dan trafo sampai ke panel-panel distribusi
beban-beban yang bersifat induktif yang tegangan rendah (380 V/220 V) yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan menghasilkan tegangan kerja untuk
daya reaktif. industri dan konsumen perumahan.
Pemasangan kapasitor dapat BB-GI
mengurangi rugi tegangan dan rugi-rugi PMT GD GD GD
JTM JTM JTM JTM
daya dengan menentukan jumlah
pemakaian dan menentukan lokasi yang
optimum pada saluran distribusi sehingga
PBO
nantinya akan diperoleh profil tegangan JTR JTR JTR

sesuai dengan standar yang diijinkan Gambar 1. Single line diagram saluran
distribusi
Keterangan : temperatur 200C untuk setiap satu
BB-GI = Bus Bar Tegangan Menengah kilometer.
pada Gardu Induk
PBO = Pemutus Balik Otomatis 1000
PMT = Pemutus Tenaga Rdc (20) = . (2.3)
A
JTM = Jaringan Tegangan Menengah
GD = Gardu Distribusi Nilai resistansi-jenis pada
JTR = Jaringan Tegangan Rendah temperatur 200C adalah 0,028248 ohm-
mm2/m untuk aluminium dan 0,01724 ohm-
mm2/m untuk tembaga. Resistansi-dc akan
3. Impedansi pada Saluran Distribusi meningkat dengan naiknya temperatur
Impedansi (Z) terdiri dari penghantar. Bila temperatur penghantar
resistansi (R) dan reaktansi (X). Impedansi (Temperatur lingkungan) sebesar T0C,
merupakan parameter utama pada suatu maka resistansi-dc pada T0C untuk
saluran transmisi/distribusi. Impedansi penghantar dengan koefisien temperatur
pada saluran transmisi/distribusi perlu pada 200C (20)= 0,00403 per-0C
diketahui untuk melakukan analisa sistem, (Alluminium 61%):
baik untuk analisa aliran daya, hubung-
singkat dan proteksi, kestabilan sistem Rdc (T 0 C) = Rdc (20 C ) [1 + 20 .(T 0 C - 20 0 C )] (2.4)
maupun kontrol sistem. Nilai resistansi Bila penghantar dialiri listrik AC,
ditentukan oleh jenis dan ukuran kawat maka resistansinya akan lebih besar dari
penghantar, sedangkan nilai reaktansi resistansi-dc disebabkan adanya efek kulit
(induktif dan kapasitif) ditentukan oleh (skin effect) akibat frekuensi (f). Faktor
jarak antar saluran dan jumlah serat kawat efek kulit (mr) adalah seperti persamaan
penghantarnya. Biasanya untuk sistem (2.5) :
bertegangan rendah dan menengah,
reaktansi kapasitif dapat diabaikan, karena mr = 0,0118. f (2.5)
nilainya relatif kecil dibandingkan dengan
reaktansi induktif (Gonen Turan, 1988). 5. Reaktansi
Z = R + jX (2.1) Reaktansi pada saluran
Keterangan : transmisi/distribusi terdiri dari reaktansi
Z = Impedansi induktif (jX) dan reaktansi kapasitif (-jX).
R = resistansi Namun pada saluran distribusi, reaktansi
jX = reaktansi kapasitif sangat kecil sekali, sehingga
biasanya diabaikan. Besar reaktansi
4. Resistansi induktif (T.S. Hutauruk, 1983):
Resistansi suatu kawat X = 2 f .L (2.6)
penghantar tergantung kepada jenis bahan
kawatnya yang diwakili oleh resistivitas- Keterangan :
jenis, luas penampang dan panjang kawat F = Frekuensi (Hz)
(William D. Stevensen Jr., 1984 dan L = Induktansi (Hendry)
F.Suryatmo, 1992), X = Reaktansi induktif
l
R = . , ohm/meter (2.2) 6. Kapasitor pada Saluran Distribusi
A Kapasitor adalah
komponen/peralatan listrik yang dapat
Keterangan : mensuplai daya reaktif (kVAr).
R = tahanan (ohm/m) Pemasangan kapasitor pada sistem
= tahanan jenis (ohm-mm/m) distribusi dapat memperbaiki faktor daya,
A = luas penampang (mm) rugi daya, pada saluran dan memperbaiki
L = panjang kawat (m) tegangan pada sistem.
Kapasitor Bank adalah
Pabrik pembuat, biasanya sekumpulan beberapa kapasitor yang
memberikan nilai resistansi-dc (Rdc) pada disambung secara paralel untuk
mendapatkan kapasitas kapasitif tertentu.
Besaran dipakai adalah kVAR meskipun di Antara daya reaktif kapasitif dan
dalamnya tercantum besaran kapasitansi daya reaktif induktif mempunyai arah yang
yaitu Farad atau micro farad. Kapasitor ini berlawanan. Daya reaktif induktif daya
mempunyai sifat listrik yang kapasitif listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan
(leading), sehingga mempunyai sifat medan magnet yang dibutuhkan oleh alat-
mengurangi terhadap sifat induktif alat induksi seperti motor listrik,
(lagging) dengan dasar nilai faktor daya transformator, dan lain-lain. Tanpa daya
diperbaiki. reaktif induktif daya listrik tidak dapat
Kapasitansi adalah kemampuan ditransfer ke sisi sekunder dalam suatu
kapasitor dalam menyimpan muatan listrik, trafo atau melalui celah udara pada motor-
dinyatakan dengan simbol C dan satuan motor listrik.
Farad, muatan listrik dengan simbol Q Daya reaktif kapasitif adalah daya
dengan satuan Coulomb, tegangan yang dibutuhkan kapasitor, kapasitansi
diantara dua plat bersimbol V dengan tegangan tinggi dan sebagainya. Pada
satuan Volt. Kapasitas sebuah kapasitor prinsipnya suatu beban induktif bila
adalah perbandingan antara banyak digambarkan arus dan tegangannya,
muatan listrik dengan tegangan kapasitor diperoleh arus (I) tertinggal di belakang
(Sudaryatno Sudirhan, 2002). tegangan (V) dengan sudut () derajat.

a) Daya Aktif c) Daya Semu


Daya aktif adalah daya rata-rata Daya semu adalah hasil perkalian
yang diserap komponen resistif yang antara tegangan dan arus yang dinyatakan
dinyatakan dengan P dalam satuan Watt dengan S atau dapat ditulis dengan
dan ditulis dengan persamaan : persamaan :
(2.7) S = I 2Z (2.9)
P = I2 R
= I 2 ( Z Cos ) = (I Z )I
= ( I Z ) I Cos =V I
= V I Cos Keterangan :
S = Daya semu, dengan satuan VA
Keterangan : Z = Impedansi, dengan satuan Ohm
Z = Impedansi, dengan satuan Ohm V = Tegangan, dengan satuan Volt
V = Tegangan, dengan satuan Volt I = Arus, dengan satuan Amper
I = Arus, dengan satuan Amper
Selanjutnya S dan P dapat
b) Daya Reaktif dinyatakan secara geometris sebagai sisi
Daya reaktif adalah daya yang miring dan sisi horizontal dari sebuah segi
diserap oleh komponen reaktif yang tiga daya siku-siku seperti terlihat pada
dinyatakan dengan Q dalam satuan VAR. gambar 2 dan 3.
Didefinisikan sebagai perkalian antara
tegangan, arus dan sinus dari sudut faktor
daya dan ditulis dengan persamaan : R jXL
(2.8)
Q =I X2
S Q
= I 2 Z Sin
P
= ( I Z ) I Sin
= V I Sin Gambar 2. Segitiga daya dengan beban
induktif
Daya reaktif dibedakan menjadi
dua, yaitu:
(1) daya reaktif kapasitif dan
(2) daya reaktif induktif.
7. Kapasitor Sebagai Perbaikan
Tegangan
Jika suatu feeder melayani beban
P
induktif dengan faktor daya lagging
S Q (terbelakang), dengan faktor daya yang
rendah akan menambah daya terpasang
(kVA) yang lebih tinggi untuk kebutuhan
Gambar 3. Segitiga daya dengan beban
daya aktif yang konstan.
kapasitif

P = S Cos (2.10)
Q = P Tan
S = P + jQ
Gambar 5. Diagram suatu pemasangan
Keterangan :
kapasitor shunt
P = Daya aktif, dengan satuan Watt
Q = Daya reaktif, dengan satuan VAR Kapasitor mengambil daya reaktif
S = Daya semu, dengan satuan VA leading dari sumber dan dapat dilihat pada
Hubungan tersebut dapat ditunjukan gambar 6.
dengan gambar dibawah ini :

Gambar 4. Segitiga Daya Gambar 6. Diagram segitiga daya reaktif


Untuk sistem tiga fasa perhitungan daya Keterangan gambar :
adalah sebagai berikut : P = Daya aktif (WATT)
Q1 = Daya reaktif yang diinginkan (VAR)
P = 3 .V . I . Cos (kW ) (2.11) Q2 = Daya reaktif awal (VAR)
Q = 3 .V . I . Sin (kVAR) QC = Daya reaktif yang perlu ditambahkan
(VAR)
S = 3 .V . I . (kVA)
Jika beban disuplai oleh daya aktif P dan
Dimana V adalah tegangan antar saluran daya reaktif Q lagging dan daya nyata S1
(line to line) pada faktor daya lagging 1 maka :
Jika jaringan terdiri dari tahanan R dan
reaktansi induktif XL=L, maka impedansi P P
Cos = = (2.13)
jaringan : S1 P +Q
2 2
1 1
Z = R 2 + 2 .L2 (2.12)
Bila kapasitor shunt Qc=kVAR dipasang
dimana = 2. . f pararel dengan beban yang faktor dayanya
Keterangan : lagging dengan sudut 2 maka :
Z = Impedansi, dengan satuan Ohm P P
R = Tahanan, dengan satuan Ohm Cos = = (2.14)
L = Induktansi, dengan satuan Hendry S2 P22 + Q22
P
=
P22 + (Q1 QC )
2
Dengan memperhatikan gambar 6, akan kapasitansi (untuk reaktif) sistem distribusi
diperoleh hubungan berikut : namun biasanya nilai kapasitansi dapat
diabaikan. Adanya unsur reaktif
Q1 = P .tan 1 (2.15) mengakibatkan terjadinya selisih fasa
Q2 = P .tan 2 antara arus dan tegangan sehingga arus
yang mengalir semakin besar yang berarti
Untuk sistem tiga fasa maka perlu rugi-rugi daya dan jatuh tegangan juga
dipasang tiga buah kapasitor yang identik semakin meningkat.
sehingga daya reaktif total adalah : Persamaan pendekatan jatuh tegangan
pada:
Qr = 3 . QC = 3 C V 2 (2.16)
Vdrop = IR cos + IX sin (2.20)
Untuk menentukan kapasitas kapasitor
untuk menaikkan faktor daya dari saluran Keterangan :
distribusi ditulis dengan persamaan : Vdrop = Jatuh tegangan pada saluran
P (tan 1 tan 2 ) penghantar (Volt)
C= (2.17) I = Arus yang mengalir pada
V2 penghantar (Ampere)
R = Tahanan pada satu penghantar
Jatuh tegangan pada feeder
(Ohm)
dengan faktor daya lagging setelah
X = reaktansi pada satu penghantar
pemasangan kapasitor maka
(Ohm)
persamaannya sebagai berikut :
= Sudut antara tegangan dan arus
pada penghantar
Vd = I R .R + I X . X L I C . X C (2.18)
cos = Faktor daya beban
Dimana IC adalah komponen arus reaktif sin = Faktor reaktif beban (load
leading 900 terhadap tegangan reactive faktor)

8. Hubungan Kapasitor Terhadap Rugi- Perhitungan tegangan pada


Rugi dan Jatuh Tegangan pangkal penghantar atau pada bus
Setiap kawat terdapat pada persamaan:
penghantar/konduktor memiliki nilai
hambatan yang nilainya bergantung dari
jenis material penghantar (hambantan es = (e. cos + IR) 2 + (e. sin + IX ) 2 (2.21)
jenis), panjang penghantar dan luas
penampang penghantar tersebut. Selain
ketiga faktor di atas, tahanan dari Jatuh tegangan pada sistem distribusi
penghantar juga dipengaruhi oleh kondisi dapat terjadi pada :
lingkungan seperti tingkat dan jenis polusi, a. Penyulang tegangan menengah
derajat kelembaban udara dan suhu b. Transformator distribusi
(Gonen Turan, 1988). c. Penyulang jaringan tegangan rendah
d. Sambungan rumah
R2 T + t 2 e. Instalasi rumah
= (2.19) Sesuai dengan definisi, persamaan jatuh
R1 T + t1 tegangan adalah :

R1 dan R2 berturut-turut adalah V = Vk Vt (2.22 )


tahanan penghantar pada suhu-suhu t1
dan t2 dalam derajat Celcius dan T adalah Keterangan :
konstanta yang nilainya ditentukan grafik Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim
berdasarkan materi penghantar. Vt = nilai mutlak tegangan ujung terima
Nilai jatuh tegangan pada Jadi, V pada persamaan (2.22)
penghantar saluran distribusi tidak hanya merupakan selisih antara tegangan ujung
dipengaruhi oleh tahanan saja, tetapi juga kirim dan tegangan ujung terima.
dipengaruhi oleh nilai induktansi dan
9. Program ETAP (Electrical Transient Maka impedansinya adalah:
Analysis Program) PowerStation Z = R + jX
PowerStation adalah software
untuk power system yang bekerja = R 2 + X 2 (PanjangSaluran )
berdasarkan perencanaan (plant/project).
Setiap plant harus menyediakan modelling = 0.4608 2 + 0.3572 2 (0.4 )km
peralatan dan alat - alat pendukung yang = 0,2332 Ohm
berhubungan dengan analisis yang akan
dilakukan. ETAP PowerStation dapat b. Untuk luas penampang AAAC 70 mm2
melakukan penggambaran single line Untuk saluran 1 pada feeder Subrantas
diagram secara grafis dan mengadakan (GH-DRI082)
beberapa analisis/studi yakni Load Flow - Panjang Saluran = 1.95 km
(aliran daya), Short Circuit (hubung - R = 0.4608 ohm
singkat), motor starting, harmonics power - X = 0.3572 ohm
systems, transient stability, dan protective
device coordination. Maka impedansinya adalah:

10. Analisis Penentuan Peletakan Z = R + jX


= R 2 + X 2 (PanjangSaluran )
Kapasitor Pada PT. PLN Ranting
Duri Gardu Hubung Wonosobo
Gardu Induk Duri = 0.4608 2 + 0.3572 2 (1.95)km
Gardu hubung (GH) Wonosobo
mempunyai 3 (tiga) penyulang (feeder) =1.1369 Ohm
yaitu feeder Sebanga. Feeder Belutu dan
feeder Subrantas dengan jumlah c. Untuk luas penampang AAAC 150 mm2
transformator sebanyak 175 unit dengan Untuk saluran 1 pada feeder Belutu
total panjang saluran 150,25 km dan (GH-DRI220)
kapasitas total transformator 15280 kVA - Panjang Saluran = 0.65 km
ditunjukkan pada gambar 7. - R = 0.2162 ohm
- X = 0.3305 ohm
GH Wonosobo
Travo GI
2 x 30 MVA
Feeder Sebanga Maka impedansinya adalah
Ekspress Feeder
Feeder Belutu
Z = R + jX
= R 2 + X 2 (PanjangSaluran )
Feeder Subrantas

= 0.2162 2 + 0.3305 2 (0.65)km


Gambar 7. Sistem Distribusi 20 kV = 0,2567 Ohm
PT. PLN (Persero) Ranting Duri

11. Perhitungan Impedansi 12. Penentuan Lokasi Optimum


Berdasarkan data kawat AAAC 150 Kapasitor.
mm2 dan 70 mm, maka dapat dilakukan Pada kondisi eksisting besar
perhitungan impedansi saluran pada tegangan terendah pada feeder Sebanga
masing-masing feeder GH Wonosobo dan Subrantas masih berada diatas
sebagai berikut : tegangan regulasi minimum (18 kV) yaitu
a. Untuk luas penampang AAAC 70 mm2 18.328 kV pada Trafo DRI258 untuk feeder
Untuk saluran 1 pada feeder Sebanga Sebanga, dan 18.387 kV pada feeder
(GH-DRI037) Subrantas sehingga pemasangan
- Panjang Saluran = 0.4 km kapasitor diutamakan pada feeder Belutu
- R = 0.4608 ohm dengan kondisi tegangan terendah
- X = 0.3572 ohm sebesar 15.989 kV pada trafo BLT089 dan
mempunyai saluran utama terpanjang.
13. Menentukan Tegangan dan Rugi Kapasitor-1 :
Daya
(2 1 1)
Untuk masing-masing feeder Rugi X 1 = 1 0,6 56 km
daya dan tegangan dapat dihitung dengan 2 4
menggunakan cara-cara sebagai berikut :
1
Untuk Feeder Sebanga Saluran 1 = 1 (0,6) 56 km
(GH DRI037): 8
- Panjang Saluran = 0.65 km = 51,80 km ( pada trafo T .117 / BLT 008)
- Impedansi Saluran = 0.2332 Ohm
- Tegangan Bus GH = 18.485 kV
- Arus Beban = 770 Amps Kapasitor-2
Jatuh tegangan pada saluran adalah :
= (2 2 1)
X 2 = 1 0,6 56 km
= 774 0,2332 2 4
= 180.4968
3
= 1 (0,6) 56 km
Sehingga tegangan trafo DRI037 adalah : 8
= 43,40 km ( pada trafo T .112 / BLT 012)
VDRI037 = VGH-V = 18485-180.4968 Volt
= 18304 Volt = 18.304 kV
Kapasitor-3
Dengan menggunakan Program ETAP 6.0
VDRI037 =18.461 kV (2 3 1)
X 3 = 1 0,6 56 km
2 4
14. Penentuan Lokasi Optimum
5
Kapasitor untuk Feeder Belutu. = 1 (0,6) 56 km
Diketahui bahwa total daya reaktif 8
yang mengalir pada saluran adalah 4254
= 35,00 km ( pada trafo T .88 / BLT 015)
kVAr. Faktor kompensasi kapasitor (K)
digunakan 60%, maka daya reaktif yang
disuplai oleh kapasitor adalah : Kapasitor-4 :
kVAr Cap
K= = 0,6 (2 4 1)
kVAr Total X 4 = 1 0,6 56 km
2 4
kVAr Cap = 0,6 kVAr Total 7
= 1 (0,6) 56 km
= 0,6 4254 kVAr 8
= 2552,4 kVAr = 26,60 km ( pada trafo T .80 / BLT 021)
Bila satu unit kapasitor 600 kVAr, maka
kapasitor yang diperlukan adalah : Dengan memasukan 4 x 600 kVar
kapasitor pada kondisi seimbang
2552,4
N= = 4,254 (eksisting) menggunakan program ETAP
600 versi 6.0, maka diperoleh tegangan terima
dibulatkan menjadi 4 unit pada setiap trafo dan rugi daya pada
saluran. Tegangan pada setiap bus dan
Letak optimum setiap kapasitor dapat total rugi daya pada saluran untuk kondisi
ditentukan sebagai berikut : eksisting dan kondisi setelah pemasangan
4 unit kapasitor dengan kapasitas
(2 i 1) kapasitor 600 kVAr pada feeder Belutu
X 1 = 1 K l
2 n dapat dibandingkan seperti pada Tabel 1.
dan Tabel 2.
Dengan panjang saluran total (saluran
utama) pada Feeder Belutu 56 km, maka
penempatan kapasitor adalah :
Tabel 1. Data Parameter Penghantar AAAC

Resistansi Reaktansi
Penampang nominal Jari-jari Urat GMR
NO (/km) (/km)
(mm2)
1. 70 4.7193 7 3.4262 0.4608 0.3572
2. 95 5.4979 19 4.1674 0,3396 0,3499
3. 150 6.9084 19 5.2365 0,2162 0,3305
4. 240 8.7386 19 6.6238 0,1344 0,3158

Tabel 2. Sistem Distribusi kondisi eksisting

Kondisi Eksisting
Tegangan
Total Rugi Daya Kapasitor
No. Feeder terendah
Lokasi kV kW kVar kVar Lokasi
1 Sebanga DRI258 18.328 23.3 53.5 - -
2 Subrantas DRI180 18.387 32.4 74.3 - -
3 Belutu BLT089 15.989 186.7 317.1 - -
Total lossis di saluran 170.3 248 - -
Total lossis di saluran Ekspress Feeder 186.3 422.5 - -
Total lossis/rugi daya Keseluruhan 429 867 - -

Tabel 3. Hasil Analisis setelah menggunakan ETAP 6.0

Pemakaian Kapasitor 4 x 600 kVar


Tegangan
Total Rugi Daya Kapasitor
No. Feeder terendah
Lokasi kV kW kVar kVar Lokasi
1 Sebanga DRI258 18.600 16.66 49.2 - -
2 Subrantas DRI180 18.603 24.47 69.66 - -
1 x 600 T117/BLT008
1 x 600 T112/BLT012
3 Belutu BLT089 17.242 32.54 83.5
1 x 600 T088/BLT015
1 x 600 T080/BLT021
Total lossis di saluran 140.8 199.8 - -
Total lossis di saluran Ekspress Feeder 152.5 345.8 - -
Total lossis/rugi daya Keseluruhan 367 748 - -
15. Kesimpulan 16. Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil dan [1]. Mohammad A.S Masoum, Optimal
perhitungan, maka dapat dibuat beberapa placement, Replacement and Sizing of
kesimpulan untuk sistem distribusi 20 kV
Capasitor Bank in Distrorted
Gardu Hubung Wonosobo PT. PLN
(Persero) Cabang Dumai Ranting Duri Distribution Network by Genetic
yaitu sebagai berikut: Algorithms, IEEE Transaction on
1. Berdasarkan perhitungan melalui Power Delivery, Vol. 19, No. 4,
Program ETAP Versi 6.0 Total rugi daya Oktober 2004.
dari ketiga feeder (GH) Wonosobo pada [2]. M.Kaplan, Optimization of Number,
saat eksisting adalah 429 kW dan 867 Location, Size, Type and Capasitors
kVAr untuk kondisi seimbang. on radial Distribution Feeders, IEEE
2. Besar tegangan terendah pada feeder Transaction on Power Apparatus and
Belutu untuk kondisi eksisting berada System, Vol. 103, No. 9, September
dibawah tegangan regulasi minimum 1984.
sebesar 15,989 di trafo BLT089 dengan [3]. Shyh-Jier huang, An Immune Based
total rugi daya sebesar 186,7 kW dan Optimization Method to capasitor
317,1 kVar, Besar tegangan tegangan Placement in a Radial Distribution
terendah pada feeder Sebanga dan System, IEEE Transaction on Power
Subrantas untuk kondisi eksisting masih Delivery, Vol. 15, No. 2, April 2000.
berada diatas tegangan regulasi [4]. Abdul Kadir, Prof. Ir., Pengantar
minimum (18 kV) yaitu 18,328 pada Teknik Tenaga Listrik, LP3S, Jakarta,
trafo DRI258 untuk feeder Sebanga dan 1978.
18,387 kV pada trafo DRI180 untuk [5]. F. Suryatmo, 1996, Dasar-Dasar
feeder Subrantas dengan rugi daya Teknik Listrik, Penerbit PT. Rineka
masing- masing 23.3 kW dan 53,5 kVar Cipta, Jakarta.
untuk feeder Sebanga serta 32,4 kW [6]. Hadi Saadat, 1999, onteroll Setting of
dan 74,3 kVar untuk Feeder Subrantas. Shunt CaAnalysis, Milwaukee School
3. Total rugi daya dari ketiga feeder (GH) of Engineering, United of America.
Wonosobo pada saat dipasang [7]. Hutauruk, T.S, Prof. Ir. M.Sc, 1996,
kapasitor 4 x 600 kVar hanya pada satu Transmisi Daya Listrik, Erlangga.
feeder yaitu feeder Belutu masing- [8]. William D. Stevensen Jr., 1984,
masing di trafo BLT008, trafo BLT 012, Analisis Sistem Tenaga Listrik,
trafo BLT015 dan trafo BLT021, rugi Erlangga, Jakarta.
daya total pada saluran menurun
menjadi 367 kW dan 748 kVAr dengan Biodata :
tegangan terendah untuk kondisi
seimbang, dengan tegangan terendah Abrar Tanjung, lahir di Pekanbaru 20
18,600 pada trafo DRI258 untuk feeder Nopember 1970. Lulus Sarjana Teknik
Sebanga dan 18,603 kV pada trafo Elektro pada Jurusan Teknik Elektro
DRI180 untuk feeder Subrantas serta Universitas Lancang Kuning Pekanbaru
17,242 kV pada trafo BLT089 untuk tahun 1998 dan Program Magister
feeder Belutu. Pascasarjana pada Fakultas Teknologi
Industri Jurusan Teknik Elektro Program
Studi Sistem Tenaga Listrik Institut
Teknologi Surabaya (ITS) Surabaya tahun
2008. Dosen Tetap pada Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lancang Kuning Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai