2 Tahun 2006
menghasilkan daya nyata yang merupakan daya yang 2.3. Proses Kerja Kapasitor
disuplai oleh PLN [2].
Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar
pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila
P (kw) rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan
Ø
mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh
Q (kvar) dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah.
S (k Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan
va)
mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya
dengan demikian pada saat itu kapasitor membangkitkan
daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali
Gambar 1. Segi tiga daya normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali
elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic)
Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa berarti sama juga kapasitor menyuplai daya reaktif ke
perbandingan daya aktif (kW) dengan daya nyata (kVA) beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya
dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau Cos Ø. reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang
berlaku menjadi kecil [2].
Cos Ø = pf = P (kW) / S (kVA) (1)
P (kW) = S (kVA) . Cos Ø (2) Rugi-rugi daya sebelum dipasang kapasitor :
Rugi daya aktif = I2 R Watt (3)
Seperti kita ketahui bahwa harga Cos Ø adalah Rugi daya reaktif = I2 x VAR (4)
mulai dari 0 s/d 1. Berarti kondisi terbaik yaitu pada saat
harga P (kW) maksimum [ P (kW)=S (kVA) ] atau harga Rugi-rugi daya sesudah dipasang kapasitor :
Cos Ø = 1 dan ini disebut juga dengan Cos Ø yang Rugi daya aktif = (I2 – Ic2) R Watt (5)
terbaik. Namun dalam kenyataannya harga Cos Ø yang Rugi daya reaktif = (I2 – Ic2) x VAR (6)
ditentukan oleh PLN sebagai pihak yang mensuplai daya
adalah sebesar 0,8. Jadi untuk harga Cos Ø < 0,8 berarti
pf dikatakan jelek. Jika pf pelanggan jelek (rendah) 2.4. Pemasangan Kapasitor
maka kapasitas daya aktif (kW) yang dapat digunakan
pelanggan akan berkurang. Kapasitas itu akan terus Kapasitor yang akan digunakan untuk
menurun seiring dengan semakin menurunnya pf sistem memperkecil atau memperbaiki pf penempatannya ada
kelistrikan pelanggan. dua cara :
Akibat menurunnya pf itu maka akan muncul 1. Terpusat kapasitor ditempatkan pada:
beberapa persoalan sebagai berikut : a. Sisi primer dan sekunder transformator
a. Membesarnya penggunaan daya listrik kWH b. Pada bus pusat pengontrol
karena rugi-rugi. 2. Cara terbatas kapasitor ditempatkan
b. Membesarnya penggunaan daya listrik kVAR. a. Feeder kecil
c. Mutu listrik menjadi rendah karena jatuh b. Pada rangkaian cabang
tegangan. c. Langsung pada beban
2.6. Struktur Jaringan Tegangan Menengah Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi
pada :
Struktur jaringan secara umum ada 3 bentuk yaitu a. Penyulang tegangan menengah
[1] : b. Transformator distribusi
1. Radial c. Penyulang jaringan tegangan rendah
Jaringan radial adalah bentuk jaringan yang
d. Sambungan rumah
paling sederhana yang menghubungkan beban-
beban ketitik sumber dengan biaya yang relatif e. Instalasi rumah
murah tapi mempunyai keandalannya relatif
rendah. Sesuai dengan definisi, drop tegangan adalah :
2. lingkaran (loop)
Pada jaringan ini tingkat keandalannya relative ∆V = Vk − Vt (7)
lebih baik dan dimungkinkan alternatif
pemasokan dari gardu – gardu distribusi.
3. Anyaman (Mesh atau Grid)
Jaringan yang strukturnya komplek, di mana Di mana:
kelangsungan penyaluran dan kualitas pelayanan
sangat diutamakan. Vk = nilai mutlak tegangan ujung kirim
Vt = nilai mutlak ujung terima
Pemilihan struktur jaringan tegangan menengah
(JTM) tergantung pada kualitas pelayanan yang Jadi ∆V pada persamaan 4.1 merupakan selisih
diinginkan, dimana kualitas yang dimaksud memiliki antara tegangan ujung kirim dan tegangan ujung terima.
beberapa unsur yaitu : Kontinuitas pelayanan,
pengaturan tegangan dan tegangan kedip yang diizinkan.
3.2. Jatuh Tegangan Pada Sistem Tiga Fasa
3. DROP TEGANGAN PADA SISTEM Dalam menghitung jatuh tegangan pada sistem
DISTRIBUSI tiga fasa – 3 kawat, dimana diasumsikan bebannya
seimbang dapat dilihat pada gambar 3 :
3.1. Saluran Jarak Pendek
B e b a n
R XL
dan panjangnya mencapai 50 miles ( 80,5 km) dimana
rangkaian ekivalennya terdiri dari tahanan dan reaktansi
yang terhubung seri seperti pada Gambar 2:
R XL I P+jQ
Vk Vt Beban
Untuk sistem tiga fasa seimbang dengan beban
(a) S= 3V j I ,
Vk d
S
maka arus jala-jala nya adalah : I =
δV
IXL 3V j
a b c e
0 Jatuh tegangan dapat ditulis :
IR Vt
IRcosφ t IR g IXLsinφ t
f
S (R cosϕ + X L sinϕ )
(∆V )% ≅ x100% (8)
I I
dV
∆V
Vj2
(b) Atau :
SxL ( r cos ϕ + x sin ϕ )
( ∆V )% ≅ x100 % (9)
Gambar 2. Saluran distribusi jarak pendek [1] V j2
a) Rangkaian ekivalen
Dimana : S = daya semu, dalam MVA
b) Diagram fasor
(∆V)% = S x L x k % (11)
8,5 9
8 8,5
Drop Tegangan %
Drop Tegangan %
8
7,5
7,5
7
7
6,5
6,5
6 6
Pada Bus T.Abee 5 Km 10 Km Pada Bus Jantho 8 Km 15 Km
Jarak Pemasangan Kapasitor Dari Bus T Abee Jarak Pemasangan Kapasitor Dari Jantho
Drop (%) Bus T.Abee Drop (%) GH Jantho Drop (%) Bus Jantho Drop (%) GH Jantho
Gambar 5. Pengaruh drop tegangan akibat perpindahan Gambar 6. Pengaruh drop tegangan akibat perpindahan
kapasitor pada penyulang Tanoh Abee kapasitor pada penyulang Jantho.
8
7,5
Tabel 7. Kondisi Drop Tegangan dari titik pemasangan 7
kapasitor daya pada penyulang Jantho. 6,5
6
5,5
Tegangan
5
Jarak Terhitung Drop Drop Pada Bus Saree 10 Km 20 Km
Nama Pemasangan Pada Bus Jarak Pemasangan Kapasitor Dari Jantho
Bus Kapasitor (Km) Jantho (%) (%)
dari Bus Jantho Drop (%) Bus Saree Drop (%) GH Jantho
(kV) Bus GH
Jantho Jantho
Bus Pada Bus Jantho 18,656 6,72 7,71 Gambar 7. Pengaruh drop tegangan akibat perpindahan
Jantho 8 Km 18,426 7,87 7,66 kapasitor pada penyulang Saree
15 Km 15 Km 18,224 8,88 7,61
Pada penyulang Saree sebelum diletakkan
kapasitor daya, drop tegangan mencapai 12,77 %. Dari
hasil simulasi pemakaian kapasitor daya telah
didapatkan hasil yang cukup baik yaitu penempatan pada
bus Saree yang mencapai 5,43 %.
Tabel 9. Kondisi Drop Tegangan dari titik pemasangan 3. Penempatan kapasitor ini juga mempengaruhi drop
kapasitor daya pada penyulang Lamteba tegangan pada gardu hubung tersebut, semakin
penempatan kapasitor itu mendekati GH, drop
Tegangan
Drop Drop
tegangan juga semakin menurun.
Jarak Terhitung 4. Lokasi paling optimal untuk pemasangan kapasitor
Pemasangan
Nama
Kapasitor
Pada Bus
(%) (%)
adalah pada bus itu sendiri. Apabila dipasang
Bus
(Km) dari Bus
Lamteba kapasitor sebesar 1600 kVAR pada bus Tanoh abee
Lamteba
(kV)
Bus GH drop tegangan turun hingga 6,78%, pada bus Jantho
Lamteba Jantho
drop tegangan menjadi 6,72%, bus Saree 5,43% dan
Pada Bus bus Lamteba 5,43%.
Bus 18,914 5,43 7,64
Lamteba
Lamteba 10 Km 18,61 6,95 7,62
20 Km 20 Km 18,308 8,46 7,61
6. REFERENSI
9
8,5
[1] Basri, H 1997, Sistem Distribusi Daya Listrik, ISTN,
Drop Tegangan %
8
7,5 Jakarta Selatan.
7 [2] Deni Almanda, 2000, Peranan Kapasitor dalam
6,5
Penggunaan Energi Listrik, diakses tanggal 24
6
5,5
Agustus 2006 http://www.elektroindonesia.com-
5 elektro-ner30a
Pada Bus Lamteba 10 Km 20 Km [3] Pabla, AS 1994, Sistem Distribusi Daya Listrik,
Jarak Pemasangan Kapasitor Dari Lamteba Erlangga, Jakarta
[4] Mairizal, D 2003, Optimasi Kompensasi Daya
Drop (%) Bus Lamteba Drop (%) GH Jantho
Reaktif dengan Metode Fast- Decoupled, JTE
UNSYIAH, Darussalam Banda Aceh.
Gambar 8. Pengaruh drop tegangan akibat perpindahan [5] William D. Stevent, Jr, Analisa Sistem Tenaga
kapasitor pada penyulang Lamteba Listrik, Erlangga, Jakarta
[6] Zuhal 1995, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan
Kondisi penyulang dan beban pada Lamteba Elektronika Daya, PT Gramedia Pustaka Utama,
hampir bersamaan dengan saree, sehingga didapatkan
juga hasil simulasi pemakaian kapasitor daya dengan
hasil yang sama dengan Saree. Penempatan kapasitor
daya pada bus Saree telah mengurangi drop tegangan
hingga 7,34 % sedangkan pada penempatan yang
menjauh dari bus atau mendekati GH menambah drop
tegangan 1,51 % pada bus sedangkan GH drop
tegangannya menurun hingga 7,61 %
5. KESIMPULAN