Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM WORKSHOP BAHAN

DAN KOMPONEN LISTRIK

JUDUL : Menghitung Nilai Kuat Hantar Arus Guna Menentukan


Penampang Kabel
NAMA : Genta Arya Kusuma
KELAS : 1LB-D4 Elektri Industri
NRP : 2321600059
DOSEN : Renny Rakhmawati, S.T, M.T
TANGGAL : 25 Agustus 2021

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


2021 - 2022
Menghitung Nilai Kuat Hantar Arus Guna Menentukan
Penampang Kabel

I. TUJUAN
 Untuk mengetahui dasar perhitungan nilai daya aktif untuk menentukan
penampang kabel dari tabel KHA.
 Untuk bisa menentukan dan mengetahui cara menghitung nilai kuat hantar
arus untuk mementukan penampang kabel secara mandiri.

II. DASAR TEORI


Definisi Daya

Daya listrik didefinisikan sebagai kecepatan aliran energi listrik pada satu titik
jaringan listrik tiap satu satuan waktu. Dengan satuan watt atau Joule per detik dalam
SI, daya listrik menjadi besaran terukur adanya produksi energi listrik oleh
pembangkit, maupun adanya penyerapan energi listrik oleh beban listrik. Daya dibagi
menjadi tiga yaitu, daya aktif, daya reaktif, dan daya semu.

1. Daya Aktif (P)


Secara sederhana, daya aktif adalah daya yang dibutuhkan oleh beban R
atau resistif. Daya aktif menunjukkan adanya aliran energi listrik dari
pembangkit listrik ke jaringan beban untuk dapat dikonversikan menjadi
energi lain. Sebagai contoh, daya aktif yang digunakan untuk menyalakan
lampu pijar. Pada lampu pijar hanya terdapat beban R saja, jadi untuk
menyalakan sebuah lampu pijar hanya membutuhkan daya aktif. Pada lampu
pijar ini, energi listrik mengalir dari jaringan ke dalam lampu pijar dan energi
listrik tersebut dikonversikan menjadi cahaya.

Daya listrik pada arus listrik DC, dirumuskan sebagai perkalian arus listrik
dengan tegangan.

P=I x V

Namun pada listrik AC perhitungan daya menjadi sedikit berbeda karena


melibatkan faktor daya (cos ∅).

P=I x V x cos ∅

Keterangan :
P  = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
Cosφ = Faktor aktif
2. Daya Reaktif

Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan


magnet atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif atau
beban L.  Satuan daya reaktif adalah VAR (Volt.Ampere Reaktif). Untuk
menghemat daya reaktif dapat dilakukan dengan memasang kapasitor pada
rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal serupa sering dilakukan
pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor banyak menggunakan beban
berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Faktor reaktif

3. Daya Semu
Daya semu atau daya total (S), ataupun juga dikenal dalam Bahasa
Inggris Apparent Power.Hubungan antara daya nyata, daya reaktif dan daya
semu dapat diilustrasikan ke dalam sebuah segitiga siku-siku dengan sisi
miring sebagai daya semu, salah satu sisi siku sebagai daya nyata, dan sisi siku
lainnya sebagai daya reaktif.

Sesuai dengan hubungan segitiga di atas maka hubungan antara daya


nyata, daya reaktif dan daya semu dapat diekspresikan ke dalam sebuah
persamaan pitagoras.
Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Dalam istilah PUIL, besarnya kapasitas hantaran kabel dinamakan dengan


Kuat Hantar Arus (KHA). Arus listrik yang melebihi KHA dari suatu kabel akan
menyebabkan kabel tersebut menjadi panas dan bila melebihi daya tahan isolasinya,
maka dapat menyebabkan rusaknya isolasi. Kerusakan isolasi bisa menyebabkan
kebocoran arus listrik dan akibatnya bisa fatal seperti kesetrum pada manusia atau
bahkan mengakibatkan terjadinya kebakaran.

 Kemampuan hantar arus kabel biasa di singkat dengan KHA adalah


kemampuan dari sebuah kabel listrik untuk dilalui arus listrik, semangkin besar arus
yang melewati sebuah kabel listrik maka dibutuhkan juga diameter kabel yang lebih
besar. Diameter kabel yang semangkin besar akan mengantarkan  arus lebih banyak
dan mengurangi panas dari tembaga yang ada didalam isolator kabel.

Selain dengan perhitungan kita dapat menentukan berapa besar kebutuhan


diameter kabel yang akan kita pakai dengan menggunakan tabel KHA yang lebih
praktis. Tentukan lebih dahulu beban dari unit yang akan di instalasi bisa dengan lebih
dulu mengetahui watt dan tegangan.

Mengubah KVA ke KW pada Genset

KVA adalah Kilo Volt Ampere, KW (kilo Watt) yang biasa digunakan oleh
PLN. Untuk mengetahui kapasitas dalam kW, Menghitung KW ke KVA Kapasitas
Genset dapat mengenalinya dengan perbandingan : 0.8. kW adalah Kilo Watt atau
satuan daya nyata dan kVA adalah Kilo Volt Ampere atau satuan daya semu (atau
daya nyata ditambah aktif power). Nilai perbandingan nya adalah 0,8 dan nilai kVA
akan selalu lebih tinggi dari nilai kW. Generator Set ada yang menggunakan ukuran
60 Hz dan sebagian besar  biasanya menggunakan kVA sebagai nilai utama saat
mereferensikan generator set.

Kilo Watt sebenarnya output ialah daya yang keluar yang dapat dihasilkan
generator berdasarkan pada tenaga kuda (HP) dari mesin. Perhitungan genset 
menggunakan KVA dengan perhitungan perbandingan, yakni :

1 KVA=0,8 KW atau800 Watt .

Listrik 3 Phase

Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase


(R,S,T) dan satu kawat neutral (N) atau sering dibilang kawat ground. Menurut istilah
Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel neutral. Umumnya
listrik 3 Phase bertegangan 380 volt yang banyak digunakan Industri atau pabrik.
Listrik 3 fasa adalah listrik AC (Alternating Current) yang menggunakan 3 kawat
penghantar yang mempunyai tegangan pada masing-masing Phasenya sama, tetapi
berbeda dalam sudut curvenya sebesar 120 derajat

Ada 2 macam tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 phase ini, yaitu :

 Tegangan antar phase (Vpp : voltage phase to phase atau ada juga yang
menggunakan istilah Voltage line to line)
 Tegangan phase ke neutral (Vpn : Voltage phase to neutral atau Voltage
line to neutral).

Rumus untuk mencari nilai daya pada sistem listrik 3 phase berbeda dengan sistem
listrik 1 phase. Rumus perhitungan daya pada listrik 3 phase adalah:

P=V x l x cos ∅ x √ 3

Keterangan :

P : Daya listrik (Watt)


V : Tegangan (Volt)
I : Kuat arus (watt)
Cos∅: Faktor daya
III. LANGKAH PERHITUNGAN

Diketahui :
 P = 290 Kva (karena saya urutan ke 29 dalam kelas)
 V = 380 V
 Cosphi = 0,8
 ∛ = 1,732

Penyelesaian :

Karena P yang diketahui dalam genset berupa KVA, maka kita harus mengubah KVA
tersebut menjadi Watt. Caranya adalah mengalikan nilai KVA dengan 0,8 Kw.

Setelah P diubah dalam bentuk watt, kita tinggal memasukkan P tersebut ke dalam
rumus daya sistem listrik 3 phase, untuk menentukan berapa kuat arusnya

Setelah kita menemukan nilai kuat arus pada genset, kita tinggal mengalikan nilai
kuat arus dengan 125 persen untuk mengetahui nilai KHA dari genset.
Harusnya, langkah selanjutnya adalah melihat berapakah penampang kabel yang
cocok untuk nilai KHA 550,75 ampere pada tabel KHA. Setelah saya mencari tabel
KHA yang cocok untuk nilai KHA 550,75 ampere di google, saya tidak
menemukannya. Akhirnya saya memutuskan untuk menghitungnya dengan aplikasi
“motor calculator”.

Jadi, Luas penampang kabel yang cocok untuk nilai KHA 550,75 ampere adalah 500
mm^2.
IV. KESIMPULAN
Untuk menentukan luas penampang kabel, kita harus mencari

Anda mungkin juga menyukai