Anda di halaman 1dari 33

PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAYA, DAN 𝐂𝐎𝐒 𝛉 PADA BEBAN R-L-C

PADA SUMBER LISTRIK AC

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini siswa dapat :
1. Merangkai instalasi listrik menggunakan saklar tukar.
2. Merangkai instalasi listrik menggunakan saklar seri.
3. Merangkai instalasi listrik menggunakan beban RLC.
4. Menghitung besarnya daya dan cos phi pada beban RLC.
5. Mengukur besarnya tegangan, arus, daya, dan cos phi pada beban RLC.

II. KESELAMATAN KERJA


1. Rangkai percobaan dengan benar.
2. Operasikan multimeter sesuai dengan prosedur.
3. Hati-hati terhadap tegangan yang ada.
4. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

III. DASAR TEORI


Daya listrik adalah besarnya laju hantaran energi listrik yang terjadi pada suatu
rangkaian listrik. Dalam satuan internasional (SI) daya listrik adalah W (Watt) yang
menyatakan besarnya usaha yang dilakukan oleh sumber tegangan untuk mengalirkan
arus listrik tiap satuan waktu J/s (Joule/detik). Berikut ini adalah rumus yang digunakan
untuk menghitung daya listrik :
𝑾
𝑷= 𝒕

Keterangan :
P = Daya (W)
W = Usaha (J)
t = Waktu (s)
A. Macam-macam Daya pada Listrik Arus Bolak-Balik
Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :
1. Daya Aktif (P)
Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya
aktif adalah W (Watt) dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur listrik
Wattmeter.
Daya aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), di mana tidak mengandung
induktor grafik gelombang tegangan (V) dan arus se fasa, sehingga besar daya
sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif. Besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk
mengisi celah-celah kosong sehingga kedua rongga terisi oleh dua puncak yang
mengisinya.

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi

Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :


1
𝑃= × 𝑃𝑚
2
1
= × 𝑉𝑚 × 𝐼𝑚
2
1
= √2 × 𝑉 × √2 × 𝐼
2
𝑃 = 𝑉×𝐼
Keterangan :
P = Daya Aktif (W) 𝑉𝑚 = Tegangan maksimum (V)
𝑃𝑚 = Daya maksimum (W) V = Tegangan listrik (V)
𝐼𝑚 = Arus listrik maksimum (A) I = Arus Listrik (A)
Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian
disebabkan oleh beban yang bernilai resistansi (R) dan induktansi (L) maka
gelombang tegangan mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang
tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua
puncak negatif yang kecil. Pergeseran sudut fasa bergantung pada seberapa besar nilai
dari komponen induktornya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi


(Gelombang tegangan mendahului gelombang arus sebesar φ = 60°)

Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :


𝑃 = 𝑉 × 𝐼 × cos 𝜑
Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
Cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet
atau daya yang ditimbulkan oleh beban yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif
adalah VAR (Volt Ampere Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat dilakukan
dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif.
Hal serupa sering dilakukan pada pabrik-pabrik yang banyak menggunakan beban
berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :
𝑄 = 𝑉 × 𝐼 × 𝑠𝑖𝑛 𝜑
Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
Sin φ = Faktor reaktif

3. Daya Semu (S)


Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik.
Daya semu merupakan daya yang diberikan oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya
semu adalah VA (Volt Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), contoh :
lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik, dll. Peralatan listrik atau beban pada
rangkaian listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat karena tegangan dan arus
listrik se fasa perbedaan sudut fasa adalah 0° dan memiliki nilai factor daya adalah 1.
Persamaan daya semu :
𝑆 =𝑉×𝐼
Keterangan :
S = Daya Semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

B. Segitia Daya

Gambar segitiga daya


Daya Aktif (P) digambarkan dengan garis horizontal yang lurus.
Daya Reaktif (Q) berbeda sudut 90° dari Daya Aktif.
Daya Semu (S) adalah hasil penjumlahan secara vektor antara Daya Aktif dan Daya
Reaktif.
Jika mengetahui dua dari ketiga daya maka kita dapat menghitung salah satu daya
yang belum diketahui dengan menggunakan persamaan berikut :

𝑷𝟐 = 𝑺𝟐 − 𝑸𝟐 𝑸𝟐 = 𝑺𝟐 − 𝑷𝟐 𝑺𝟐 = 𝑷𝟐 + 𝑸𝟐
𝑷 = √𝑺𝟐 − 𝑸𝟐 𝑸 = √𝑺𝟐 − 𝑷𝟐 𝑺 = √𝑷𝟐 + 𝑸𝟐
Daya Aktif Daya Reaktif Daya Semu

Keterangan :
P = Daya Aktif
Q = Daya Reaktif
S = Daya Semu

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Multimeter 7. Therminal
2. Clamp Meter 8. Kabel
3. Obeng 9. Saklar Ganda
4. Tang 10. Lampu pijar (beban R)
5. Stop kontak 11. Lampu TL (beban L)
6. Circuit Breaker 12. Capacitor (beban C)

V. LANGKAH KERJA
1. Susunlah rangkaian pada gambar.
2. Hubungkan rangkaian dengan arus listrik AC.
3. Nyalakan Circuit Breaker.
4. Hidupkan stop kontak beban R-L-C.
5. Ukur tegangan determinal I.
6. Matikan saklar beban R-L-C.
7. Hidupkan saklar beban R dan ukur tegangan dan arusnya.
8. Matikan saklar beban R.
9. Hidupkan saklar beban L dan ukur tegangan dan arusnya.
10. Matikan saklar L.
11. Hidupkan saklar beban C dan ukur tegangan dan arusnya.
12. Matikan saklar C.
13. Hidupkan saklar beban R-L dan ukur tegangan dan arusnya.
14. Matikan saklar R-L.
15. Hidupkan saklar beban R-C dan ukur tegangan dan arusnya.
16. Matikan saklar R-C.
17. Hidupkan saklar beban L-C dan ukur tegangan dan arusnya.
18. Matikan saklar L-C.
19. Hidupkan saklar beban R-L-C dan ukur tegangan dan arusnya.
20. Matikan saklar R-L-C.
21. Catat hasil pengukuran tegangan dan arus lalu hitung daya tiap beban yang
digunakan.

VI. RANGKAIAN PERCOBAAN

Diagram garis tunggal rangkaian


Diagram garis ganda rangkaian

VII. HASIL PENGAMATAN


Daya (W)
No Beban (Ω) I (Arus) V (Volt) Nyata Semu Reaktif Cos 𝜽
(W) (VA) (VAR)
1. R 0,26 231 60,5 60,06 1,055 1,007
2. L 0,4 231 41,0 92,4 0,709 0,44
3. C 0,31 232 0,5 71,92 0,008 0,007
4. R-L 0,57 231 102,4 131,67 1,769 0,77
5. R-C 0,41 231 61,1 94,71 1,057 0,64
6. L-C 0,19 231 42,2 43,89 0,736 0,961
7. R-L-C 0,45 232 103,4 104,4 1,803 0,99
8. Lampu
0,02 233 2,8 4,66 0,048 0,6
Hemat Energi
VIII. KESIMPULAN
 Pada rangkaian listrik jika terdapat beban yang bersifat resistif dan induktif maka
daya yang dibutuhkan / memerlukan daya yang lebih besar daripada jika terdapat
beban berupa kondukor.
 Jika beban R-L-C dialiri arus maka daya serta cos 𝜃 nya makin tinggi.
 Terbukti bahwa lampu hemat energi benar-benar “hemat energi” karena hanya
membutuhkan daya yang kecil dibanding lampu biasa. Arus serta cos 𝜃 yang
didapat juga kecil.
IX. LAMPIRAN
RANGKAIAN SAKLAR TUKAR

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan :
1. Dapat merangkai rangkaian saklar tukar sebuah lampu yang dapat dilayani dari
dua tempat
2. Menganalisa rangkaian melalui percobaan

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati-hati dengan sumber 220 Volt / AC.
2. Letakkan alat dan bahan ditempat yang tidak mudah jatuh.
3. Awas!, Terminal di belakang modul dalam keadaan terbuka.
4. Matikan sumber tegangan saat merangkai rangkaian.
5. Laporkan kepada instruktur, bila akan mencoba rangkaian dengan tegangan
sumber.

III. DASAR TEORI


Saklar berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik. Saklar
dan pemisah harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain :
a. Dapat dilayani secara aman tanpa harus memerlukan alat bantu.
b. Jumlahnya harus sesuai hingga semua pekerjaan pelayanan, pemeliharaan, dan
perbaikan instalasi dapat dilakukan dengan aman.
c. Dalam keadaan terbuka, bagian saklar atau pemisah bergerak harus tidak
bertegangan.
d. Harus tidak dapat terhubungkan sendiri karena pengaruh gaya berat.
e. Kemampuan saklar minimal sesuai dengan gaya daya alat yang dihubungkannya,
tetapi tidak boleh kurang dari 5 A.
Simbol atau lambing dari alat pemutus / penghubung ini dapat dilihat pada gambar di
bawah ini. Dari gambar tersebut dapat dilihat konstruksi berbagai jenis saklar, bentuk,
serta cara penggambarannya.
 Saklar Tukar
Pada instalasi penerangan dengan menggunakan saklar tukar banyak digunakan pada
lorong-lorong sepanjang hingga tempat yang memiliki sudut-sudut kerja yang berjauhan.
Pada penggunaan saklar tukar ini sangat memudahkan kita karena lampu bisa dihidupkan
dan dipadamkan dari dua tempat yang letaknya berjauhan, sehingga lampu bisa
dihidupkan dari ujung ruangan yang satu dan bisa dimatikan dari ujung ruangan yang
lain, demikian pula sebaiknya. Rangkaian instalasi penerangan yang menggunakan saklar
tukar banyak dijumpai di hotel-hotel atau di rumah penginapan maupun di lorong-lorong
yang panjang. Sehingga saklar tukar ini dikenal juga sebagai saklar hotel maupun saklar
lorong. Tujuan dari penggunaan saklar ini ialah untuk efisiensi waktu dan tenaga karena
penggunaan saklar ini sangat praktis.

Gambar diagram ganda saklar tukar


Dari wiring di atas kita bisa memahami prinsip kerja dari instalasi penerangan
tersebut di mana 1 lampu dapat dikendalikan oleh 2 saklar tukar tersebut. Wiring di atas
menunjukkan posisi lampu off karena tidak ada arus / loop terbuka di saklar tukar sebelah
kanan lampu. Lampu akan on apabila kondisi saklar tukar berbeda sehingga ada arus
mengalir karena loopnya tertutup. Berikut gambaran instalasi saklar tukar.

Gambar rangkaian saklar tukar

IV. ALAT DAN BAHAN


a. Alat Kerja
 Tang Kombinasi  Palu
 Tang Cucut  Gergaji
 Obeng (+), Obeng (-)  Tang Potong
a. Bahan
 Papan  Paku Klem
 Fuse Box  Skrup
 MCB 2 A  T Dos
 Fuse Otomatis 2 A  L Boch
 Kabel NYA  Isolasi
 Paralon  Fitting
 Lampu  Saklar Tukar
 Roset
V. LANGKAH KERJA
a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
b. Gambar kerja 1 : Sebuah lampu yang dilayani dari 2 tempat. Lihat gambar 1.

Diagram garis tunggal saklar tukar

c. Rangkailah seperti gambar 2.

Diagram garis ganda rangkaian saklar tukar

d. Beri sumber tegangan AC.


e. Tekan saklar tukar 1 dan lihat reaksi lampu.
f. Tekan saklar tukar 2 dan lihat reaksi lampu.
g. Kombinasikan keadaan saklar 1 dan saklar 2 lalu catat reaksi lampunya.
VI. HASIL PENGAMATAN
No Saklar 1 Saklar 2 Nyala Lampu
1. A A Nyala
2. A B Mati
3. B A Mati
4. B B Nyala
Keterangan : A = Atas
B = Bawah

VII. KESIMPULAN
 Saklar tukar dapat digunakan untuk menyalakan / mematikan lampu di dua
tempat, misalnya pada gedung bertingkat, terowongan, lorong hotel, dsb.
 Lampu akan menyala apabila 2 saklar tukar berada pada posisi yang sama.
VIII. LAMPIRAN

START DAN STOP GENERATOR


I. TUJUAN
Setelah melaksanakan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat :
 Mengetahui cara menjalankan dan mematikan generatorsecara benar
 Mengetahui tahapan-tahapan menjalankan generator

II. KESELAMATAN KERJA


1. Hati – hati dengan tegangan diatas 250V.
2. Putuskan sumber tegangan pada saat merangkai peralatan.
3. Gunakan APD yang sesual .
4. Laporkan pada pembimbing bila akan mengoperasikan generator.

III. DASAR TEORI


Procedure pengoperasian generator harus mergikuti SOP (standard operation
procedure) yang ada sebagai pentunjuk (standart operation prosedure) yang ada sebagai
petunjuk operator dalam mengoperasikan suatu unit pembangkit. Prosedur pengoperasian
dalam suatu sistem pembangkit secara umum dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
 Tahap persiapan
 Tahap menialakan generator
 Tahap pembebanan
 Tahap menghentikan generator

Tahap persiapan
Sebelum mengoperasiken generator set perlu dilakukan prosedur pemeriksaan secara
keseluruhan. Pemeriksaan sebelum pengoparasian pemeriksaan secara keseluruhan.
Pemeriksaan sebelum pengoperasian akan menjamin kinerja generator befungsi dengan baik.
Ha-hal yang periu diperhatikan sebelum mengoperasikan generator set, yaitu :
1. Sistem start
2. Sistem pelumasan
3. Sistem pendingin
4. Sitem bahan bakar
5. Sistem proteksi
6. Sistem interlock
7. Sistem governor

Tahap menjalankan generator


Tahap ini merupakan langkah menjalankan mesin generator dengan putaran rendah
kemudian putaran dinaikan samapai ke putaran nominal. Setelah kecepatn putar mesin
mencapai putaran nominal, perlu dilaksanakan pengecekan terhadap parameter yang ada
pada unit tersebut agar berada dalam keadaan normal. Setelah pengecekan unit dalam
kondisi normal kemudlian mesin siap untuk dialkukan pembebanan.

Tahap pembebanan
Setelah generator berputar pada kecepatan normal dan dalam kondisi baik, maka siap
dilakukan pembebanan pada sistem operasi. Pembebanan pada generator dapat bersifat
resistif, induktif maupun kapasitif tergantung dari jenis beban yang diterima oleh generator.

Tahap menghentikan generator


Jangan langsung mematikan mesin secara tiba-tiba. Lepaskan atau turunkan
bebannya terlebih dahulu secara perlahan - lahan, kemudian biarkan mesin bekerja tanpa
beban untuk memberikan kesempatan pada mesin menyesuaikan temperatur kerja seiring
dengan penurunan pemakaian bahan bakar. Bila sedang diparalel generator harus dilepaskan
dahulu dari hubungan paralel.
Setelah generator berhenti lakukan pemeriksaan untuk menjamin keadaan mesin bla
generator beroperasi kembali.

1. Peralatan yang Digunakan


2. Modul Generator Control Board GCB-3/EV
3. Motor 3Ph
4. Generator
5. Avo Meter, Tang Ampere
6. Kabel Penghubung
7. Tachometer

IV. Langkah Kerja


1. Hubungkan kabel panel dengan generator dan motor sesuai gambar berikut.

2. Periksa apakah sambungan telah benar. Tentukan jenis sambungan di motor dan
generator.
3. Start generator
1) Nyalakan MCB pada panel generator paralel.
2) Nyalakan MCB pada panel 3Ph generator.
3) Putar switch line ke posisi “1”. Perhatikan gambar berikut ini (Point A)
4) Pada AC Motor Driver Run
5) Atur kecepatan motor sampai frekuensi 50Hz. (Point B) putar secara perlahan
6) Kemudian atur tegangan pada 3Ph Exct sampai 400 volt. (Point C)
4. Stop generator
1) Putar 3Ph Exc sampai 0 volt. (Point C)
2) Atur kecepatan motor sampai frekwensi 0Hz. (Point B) putar secara perlahan
3) AC motor Drive STAND BY
4) Putar Switch Line keposisi “0”
5) Matikan MCB pada panel 3Ph generator paralel

V. Pengamatan

NO PUTARAN FREKWENSI TEGANGN KETERANGAN


1 0% 0 0 0
2 25% 750 12,5 95,8
3 50% 1500 25 196,7
4 75% 2250 37,52 296,3
5 100% 3000 50,05 400,5

IV. Analisa dan Kesimpulan

 Rpm berpengaruh hanya karena frekwensi saja


 Pertahanan frekwensi dan tegangan sesuai dengan generator
DOKUMENTASI
TRANSMORMATOR SATU PHASA

I. TUJUAN
Setelah melaksanakan pratikum ini di harapkan mahasiswa dapat :
Tujuan diadakannya praktek ini adalah agar mahasiswa :
1. Dapat mengidentifikasi peralatan yang digunakan dalam percobaan dan
menyebutkan fungsi dari masing - masing peralatan.
2. Dapat menentukan perbandingan transformasi dari transformator satu phasa

II. KESELAMATAN KERJA


1. Jangan bekerja sendirian jikan bekerja dengan peralatan listrik yang
bertegangan tinggi, peralatan yang menyimpan energi listrik, atau mesin –
mesin yang di operasikan dengan listrik seperti mesin bor.
2. Ketika merakit, membongkar, atau memodifikasi eksperimen atau proyek,
alirab listrik harus di putus dari peralatan. Hubungkan titik – titik dengan
tegangan tinggi ke tanah (grounding) dengan penghubung yang terinsulasi
dengan baik. Ingat! Kapasitor menyimpan energi dengan kuantitas yang
membahayakan.
3. Lakukan pengukuran pada sirkuit aktif atau kapasitor dangan menggunakan
alat ukur yang pegangannya terinsulasi dengan baik, serta memjaga salah satu
tangan tetap di belakang tubuh atau didalam saku. Jangan biarkan terjadi
kontak antara bagian tubuh manapun baik dengan bagian manapun pada
sirkuit maupun peralatab yang terhubung ke sirkuit.
4. Berhati- hatilah dalam menggunakan peralatan yang dapat menyebabkan arus
pendek jika terhubung dengan elemen -elemen sirkuit yang lain. Gunakan
hanya perlatan yang memiliki pegangan dengan insulasi yang baik.
5. Jika terjadi kontak antara seseorang dengan liistrik trgangan tinggi segera
matikan sumber listrik. Jngan mencoba untuj menarik orang tersebut kecuali
jika kita dalam keaadan terinsulasi. Jika korban tidak bernafas, segera beri CPR
(bantuan pernafasan) secepatnya sampai korban tersadar, dan segera hubungi
pihak rumah sakit)
6. Periksa spesifikasi kabel jika menggunakan arus tinggi. Pastian timah yang
digunakan dapat digunakan untuk tegangan tinggi. Demikian juga untuk timah-
timah pada instrument.

III. TEORI DASAR


Prinsip dasar transformator 1 fasa
Trafo adalah alat yang berfungsi untuk memindahkan daya listrik dari untaian primer
ke untaian sekundee secara induksi electromagnet. Prinsip dasar trafo adalah berdasarkan
percobaan faraday. Apabila lilitan primer dihubungkan dengan tegangan AC maka akan
menimbulkan garis gaya magnet/fluks magnet. Karena yang mengalir adalah arus AC maka
fluks magnet yang timbul adalah AC bolak-balik).
Berdasarkan hokum faraday perbandingan GGL yang dibangkitkan antara lilitan primer (N1)
dan lilitan sekunder (N2) adalah:
E1 : 4,44.f.N1.ꬾm
E2 : 4,44.f.N2.ꬾm
Perbandingan antara E1 dan E2 di sebut perbandingan transformasi yang besarnya :
A : E1/E2=N1/N2
Inti trafo dibuat berlapis – lapis dengan tujuan untuk mengurangi kerugiaan yang
disebabkan arus eddy. Sedangkan untuk mengurangi kerugian histerisis dipilih bahan
sedemikian rupa (bahan dari besi lunak)
IV. BAHAN DAN PERALATAN
1. Power supply 0 – 220 volt AC
2. Transformator satu phasa
3. Multimeter 2 buah
4. Kabel –kabel

V. LANGKAH KERJA
1. Perhatikan gambar bagian transformator bentuk ini

2. Gunakan ohmmeter periksa hubungan antara koneksi 1UI sampai 3U3. Catat
hubungan koneksi antar lilitannya.
3. Hunungkan 1U1 dengan L1/R dan hubungkan 1U2 dengan N pada power supply.
4. Atur power supply menjadi 100 volt AC
5. Ukur tegangan primer antara 1U1 dan 1U2
6. Ukur tegangan sekunder antara 2U1 dan 2U2 , 2U3 dan 2U4, 2U1 dan 2U4, 2U3
dan 2U2 dari tegangan yang melintasi 2U1 dan 2U2. Hitung rasio
transformatornya.
7. Ukur tegangan sekunder antara 3U1 dan 3U3 dari tegangan yang melintasi 3U1
dan 3U2
8. Catat pada tabel dan buat perbandingan antar koneksinya. Hitung rasio
transformatornya.
9. Ulangi langah 5 sampai 8 dengan menaikkan tegangan sampai 200 volt AC
10. Stelah selesai kecilkan tegangan sampai 0 volt dan matikan.

VI. HASIL PENGAMATAN


1. Buatlah tabel yang menyatakan hubungan antar koneksi lilitan trafo.
2. Isilah tabel berikut sesuai pengukuran tegangan yang telah dilakukan.

Input (volt) Pengukuran Volt


100 1U1 dan 1U2 100
100 2U1 dan 2U2 182
100 2U3 dan 2U4 67
100 2U1 dan 2U4 91
100 2U3 dan 2U2 157
100 3U1 dan 3U3 53
100 3U1 dan 3U2 105

3. Isilah tabel berikut sesuai pengukuran tegangan yang telah dilakukan

Input (volt) Pengukuran Volt


200 1U1 dan 1U2 200
200 2U1 dan 2U2 364
200 2U3 dan 2U4 134
200 2U1 dan 2U4 183
200 2U3 dan 2U2 317
200 3U1 dan 3U3 105
200 3U1 dan 3U2 210

4. Buatlah tabel rasio transformasinya.


5. Bandingkan data dari tegangan 100 volt dan 200 volt apa yang terjadi?
TRANSFORMATOR 3 PHASA
I. TUJUAN
Setelah melakukan pratikum ini diharapkan mahasiswa :
1. Memahami rangkain ekivalen trafo dan nilainya
2. Menentukan nilai perbandingan transformasi pada suatu transformator.

II. KESELAMATAN KERJA


1. Putuskan sumber tegangan pada saat merangkai rangkaian
2. Setting alat ukur sesuai dengan tegangan . arus yang sesuai
3. Laporkan pada pembimbing bila akan mulai mengukur.

III. DASAR TEORI


Transformator atau trafo adalah salah satu jeni mesin listrik yang termasuk dalam
kategori mesin listrik non-rotating. Dalam system tenaga listrik, trafo digunakan untuk
memindahkan dan mengubah energy listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian
listrik yang lain melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik.
Dalam pelaksanaannya, 3 buah trafo satu fasa dapat dihubungkan dalam bermacam-
macam hubungan, seperti bintang, dan segitiga, dengan kombinasi Y-Δ, Δ-Δ, Δ-Y dan Y-Y
bahkan untuk kasus tertentu lilitan sekunder dapat dihubungkan secara verliku (zig-zag)
sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z dan Y-Z
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan
untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang
dengan beban phasanya tidak seimbang. Dibawah ini pembahasan hubungan transformaator
3 fasa secara umum.

IV. ALAT DAN BAHAN


1. Voltmeter = 3buah
2. Sumber tegangan 3 fasa = 1buah
3. Beban/Tahanan = 3buah
4. Saklar kutub satu = 1buah
5. Kable penghubung = secukupnya
6. Kotak terminal

V. LANGKAH KERJA
1. Siapkanlah alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Pada awalnya posisi saklar terbuka /OFF
3. Buat rangkaian transformator 3 fasa hubungan Δ-Y menggunakan rangkaian 3 buah
transformator 1 fase dengan sebuah beban pada setiap fasanya.
4. Hubungkanlah saklar
5. Masukkan data hasil pengukuran pada tabel 3.3
6. Matikanlah sumber tegangan dan buka rangkaian, kembalikan semua alat dan
bahan.
VI. HASIL KERJA

Rating TEGANGAN PRIMER TEGANGAN SEKUNDER


Trafo
𝑉𝑅𝑆 𝑉𝑆𝑇 𝑉𝑇𝑅 𝑉𝑅𝑆 𝑉𝑆𝑇 𝑉𝑇𝑅 𝑉𝑅𝑁 𝑉𝑆𝑁 𝑉𝑇𝑁
(V)
100 0,009 0,011 0,010 104,2 102,5 178,1 102,5 103,6 104,3
200 0,012 0,013 0,012 208,9 206,0 357,0 206,0 208,7 208,8

VII. ANALISIS DAN KESIMPULAN


Trafo berfungsi menaikkan dan menurunkan tegangan. Dan trafo ada 2 bagian yaitu
sekunder dan trafo. Selain itu juga ada dua jenisnya yaitu step up dan step down. Trafo satu
phasa hanya bias di rangkain dalam satu bagian masing –masing missal rangkain di primer di
hubungkan di primer saja begitupun sebaliknya tetapi jika 3 phasa bias di rangkai delta
maupun bintang selain itu trafo 3 phasa yang sekunder di hubungkan ke beban dan primer ke
input. Outputnya dari 1 phasa dan 3 phasa lebih besaran 3 phasa.
DOKUMENTASI

Transformator 1 Phasa

Transformator 3 Phasa
KONTRUKSI DAN PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI 3 PHASA
I. TUJUAN :
Setelah melakukan praktikum konstruksi dan prinsip kerja motor induksi 3 phasa,
peserta dapat :
a. Mengetahui konstruksi dan fungsi masing-masing bagian motor induksi 3 phasa
b. Mengetahui prinsip kerja motor induksi 3 phasa
c. Mengidentifikasi ujung kumparan motor induksi 3 phasa 6 terminal
d. Membuat rangkaian delta dan bintang pada terminal motor induksi 3 phasa

II. KESELAMATAN KERJA :


1. Rangkaian percobaan dengan benar
2. Jangan operasikan rangkaian sebelum disetujui instruktur
3. Gunakan tegangan sesuai dengan batas tegangan
4. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya
5. Tempatkan peralatan pada tempat yang aman

III. TEORI DASAR :


Apabila sumber tegangan tiga fase disambungkan pada ujung kumparan stator maka
120 𝑓
akan timbul medan putar dengan kecepatan (Ns = 𝑝 ). Medan putar stator tersebut akan
memotong batang konduktor pada rotor, akibatnya pada kumparan rotor akan timbul
tegangan induksi (ggl) sebesar :

E2S = 4,44 f2 N2 ɸm x 10-8 Volt


Dimana :
E2S = adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar

Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan
menghaslkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada
rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor yang cukup besar untuk
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Tegangan
induksi timbul oleh karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (Ns) dengan kecepatan putaran rotor (NR)
IV. BAHAN DAN PERALATAN
a. Motor induksi 3 phasa
b. Tang
c. Obeng
d. Multimeter
e. Kabel
f. Kunci pas

V. LANGKAH KERJA
a. Mengidentifikasi ujung-ujung kumparan motor

 Sebagai pedoman, tentukan terminal ujung kiri atas sebagai ujung U, kekanan V dan
W
 Sambungkan salah satu probe multimeter ke ujung U, selanjutnya probe multimeter
yang satu di tempatkan pada terminal motor yang lain, pastikan selector switch pada
multimeter ke posisi OHM (Ω) apabila disalah satu terminal motor, multimeter
menunjukkan angka, artinya pada terminal tersebut adalah ujung yang lain dari
kumparan U yaitu X
 Pindahkan salah satu probe multimeter ke terminal V, pindahkan pula probe yang
satunya sampai pada multimeter menunjukkan angka, sehingga diketahui kedua
terminal tersebut adalah ujung kumparan V-Y
 Lakukan sekali lagi untuk mencari ujung kumparan W-Z pada terminal motor.
 Identifikasi ujung-ujung kumparan yang telah teridentifikasi seperti gambar dibawah
B. Rangkaian delta pada terminal motor
Motor induksi dengan 6 terminal dapat dioperasikan dengan 2 macam
tegangan kerja (jala-jala), sebagai contoh tegangan 220 volt dan dengan tegangan 220
x √3 = 380 volt, bila tegangan kerja yang tersedia adalah 220 volt, setelah terminal
motor diidentifikasi, selanjutnya terminal motor tersebut dihubung delta, dengan cara
:
 Jamper terminal U-Z, dan sambungkan ke phasa R
 Jamper terminal V-X, dan sambungkan ke phasa S
 Jamper terminal W-Y, dan sambungkan ke phasa T, seperti gambar dibawah

C. Rangkaian bintang pada terminal motor


Bila tegangan kerja yang tersedia adalah 380 volt, maka terminal motor harus dihubung
bintang dengan cara :
 Jamper menjadi satu pada terminal motor U, V dan W
 Terminal yang lain, Z sambungkan ke phasa R
 Terminal X sambungkan ke phasa S dan
 Terminal Y sambungkan ke phasa T, lihat gambar dibawah

VI. HASIL PENGUKURAN


Hubung Delta Hubung bintang
Voltage 220 380
I Start 8,3 6
I run 1,5 1,0
Rpm 3014 3000
Tugas :
a. Jelaskan prinsip kerja motor induksi ! mengapa ada perbedaan antara Ns dan Nr?
b. Mengapa bila tegangan kerja yang tersedia 220 volt harus dihubung delta?
c. Mengapa bila tegangan kerja yang tersedia 380 volt harus dihubung bintang?

VII. ANALISA DAN KESIMPULAN

Analisa :
Tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan
putar(stator). Artinya, agar tegangan konduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara
kecepatan medan putar stator (Ns) dengan kecepatan berputar rotor (Nr). Perbedaan
kecepatan antara Nr dan Ns disebut slip
Kesimpulan :
1. Medan putar stator akan memotong batang konduktor pada rotor, sehingga pada
kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (GGL)
2. Apabila sumber tegangan L-L (Line to Line) atau 3 fasa dipasangi kumparan
medan(stator), maka timbul medan putar dengan kecepatan Ns

Jawaban Pertanyaan
1. Prinsip kerja motor induksi
Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan medan (stator),
timbullah medan putar dengan satuan kecepatan rpm dengan fs = frekuensi
stator (Stator line frequency) atau frekuensi jala-jala dan p = jumlah kutub pada
motor. Medan stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (ggl). Karena
kumparan jangkar merupakan kumparan tertutup, ggl (E) akan menghasilkan
arus (I). Adanya arus (I) didalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada
rotor. Bila kopel mula yng dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor besar akan
memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator. tegangan induksi timbul karena terpotongnya batang konduktor (rotor)
oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan stator dengan kecepatan berputar
rotor (nr). Bila sama tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir
pada kumparan jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel
motor akan ditimbulkan apabila lebih kecil dari 10. Dilihat dari cara kerjanya,
motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

 Mengapa ada perbedaan antara Nr dan Ns ?


karena terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan.
2. Mengapa bila tegangan kerja yang tersedia 220 volt harus dihubung delta?
Mengapa bila tegangan kerja yang tersedia 380 volt harus dihubung bintang?

Untuk menjaga kestabilan pada rangkaian, dan mengindari adanya


short circuit.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai