Anda di halaman 1dari 11

Tugas PBL 3

Nama : Ananda Husnul Khotimah


NPM : 1706985193

Pengukuran Induktansi

Pengukuran induktansi sangat penting dalam rangkaian listrik. Pengukuran dapat dilakukan
untuk induktansi sendiri (L) dan induktansi bersama (M). Umumnya digunakan jembatan arus
bolak-balik. Untuk memilih rangkaian jembatan yang lebih cocok digunakan indikator faktor
kualitas / faktor penyimpanan/ Q. Faktor penyimpanan = perbandingan harga reaktansi thd
resistansi dari suatu induktor.

Jembatan Perbandingan Induktansi


Rangkaian jembatan perbandingan i nduktansi diperlihatkan pada gambar berikut. Induktansi
yang tidak diketahui dinyatakan dalam L s dan Rs (menggunakan rangkaian ekivalen seri). L1
adalah induktor standar dan R 1 adalah resistor variabel standar untuk menyeimbangkan R s,
sedangkan R3, dan R4 adalah resistor standar. Keadaan seimbang dicapai dengan cara
mengatur R 1 dan R3 atau R4.

Saat jembatan berada dalam keadaan seimbang maka:


Jembatan Maxwell
Kapasitor standar murni yang akurat lebih mudah dibuat daripada induktor standar. Karena itu
seringkali digunakan kapasitor standar untuk mengukur induktansi daripada menggunakan
induktor standar. Jembatan Maxwell (atau juga dikenal sebagai jembatan Maxwell -Wein)
diperlihatkan pada gambar berikut. Dalam rangkaian tsb, kapasito r standar C3 dihubung
paralel dengan resistor variabel R3. R1 adalah resistor standar variabel, R 4 juga dapat
menggunakan resistor variabel (dapat diatur). L s dan Rs adalah induktansi yang akan diukur.
Jembatan Maxwell paling sesuai digunakan untuk menguku r koil (lilitan) dengan faktor Q
rendah (yaitu jika  Ls tidak terlalu besar dibandingkan Rs).

Jembatan Induktansi Hay


Jembatan Hay sama dengan jembatan Maxwell, kecuali bahwa R 3 dan C3 dihubung secara
paralel dan induktansi yang akan diukur dinyatakan dalam rangkaian paralel LR.

Q Meter
Q meter digunakan untuk mengukur faktor Q dari lilitan dan untuk mengukur induktansi,
kapasitansi, dan resistansi pada frekuensi radio (RF). Rangkaian dasar dari sebuah Q meter
diperlihatkan pada gambar berikut.

Q meter terdiri atas capasitor variabel, sumber tegangan ac yang dapat diatur frekuensinya,
dan koil (lilitan) yang akan diketahui faktor Q -nya. Semua komponen dihubungkan secara seri.
Tegangan kapasitor V C dan tegangan sumber E dipantau dengan voltmeter. Tegangan sumber
diset ke frekuensi yang dikehendaki dan kapasitor C diatur supaya terjadi resonansi (ditandai
dengan tegangan C maksimum).

Pengukuran Kapasitansi

Pengertian
Kapasitor merupakan  suatu system dua elektroda yang memiliki muatan berbeda dan
dipisahkan oleh material dielektrik. Pengertian lainnya yaitu suatu alat yang dapat menyimpan
energi di dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik

Tipe – tipe Kapasitor


Kapasitor yang digunakan pada rangkaian elektronik dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu,
low-loss, medium-loss dan high-tolerance kapasitor
 Low-loss kapasitor. Contohnya adalah mica, glass, low loss keramik dan low-loss plastic
film kapasitor yang memiliki kestabilan kapasitansi yang bagus. Kapasitor tersebut
harganya mahal dan sering kali dipilih untuk aplikasi yang presisi seperti filter
telekomunikasi
  Medium-loss kapasitor mempunyai kestabilan yang bagus pada aplikasi AC dan DC.
Contoh aplikasinya yaitu coupling, decoupling, bypass, penyimpanan energi dan aplikasi
elektronik lainnya.
 High-tolerance kapasitor. Contohnya kapasitor aluminum dan tantalum elektrolit yang
mempunyai kapasitansi tinggi. Meskipun kapasitor tersebut mempunyai dimensi yang
besar namun sangat bagus dan tidak mudah rusak. Biasanya kapasitor jenis ini
digunakan pada aplikasi radio, televisi, persenjataan militer dan industri

Sesuai dengan jenis material dan teknik konstruksinya, kapasitor dapat dibagi sesuai dengan
jenis materialnya yaitu,
 §  Paper kapasitor: biasanya kapasitor ini dibuat dari bubur kayu yang ketebalannya 5
sampai dengan 50 µm. Aplikasinya biasanya pada alat elektronika yang memiliki
frekuensi rendah dan tegangan tinggi.

Gambar1. Paper Kapasitor

 §  Electrolytic kapasitor: kapasitor yang dielektriknya dibentuk menggunakan metode


elektrolit. Kapasitor ini dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu Tantalum dan Aluminum
elektrolit

Gambar2. Electrolytic kapasitor


 §  Polymer kapasitor: Jenis polimer seperti polikarbonat, polistron, polistron dsb
digunakan sebagai dielektrik pada jenis kapasitor ini. Pembuatannya mirip dengan paper
kapasitor. Polimer kapasitor pada umumnya sangat stabil dan tidak tergantung pada
perubahan frekuensi.
 §  Mica kapasitor: Jenis ini menggunakan mika sebagai bahan dielektriknya. Kapasitor
mika mempunyai tingkat kestabilan yang bagus, karena temperature koefisiennya
rendah. Karena frekuensi karakteristiknya sangat bagus, biasanya kapasitor ini
digunakan pada rangkaian resonansi, filter untuk frekuensi tinggi dan rangkaian yang
menggunakan tegangan tinggi misalnya: radio pemancar yang menggunakan tabung
transistor. Kapasitor mika tidak mempunyai nilai kapasitansi yang tinggi, dan harganya
relatif mahal.

Karakteristik Kapasitor
Karakteristik dari suatu kapasitor dipengaruh oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Sifat dielektrik: Dielektrik kapasitor terbuat dari material polar dan nonpolar. Material polar
mempunyai karakteristik dipolar yaitu molekul – molekulnya mempunyai muatan yang
berseberangan. Polarisasi ini disebabkan karena osilasi dipole pada frekuensi konstan sehingga
terjadi high losses. Loss dielektrik terjadi selama proses pengisian dan pengosongan muatan
pada kapasitor. Lalu nilai kapasitansinya berkurang seiring dengan dinaikannya frekuensi.

Ø  Voltase Breakdown: Jika kapasitor dioperasikan pada tegangan yang tinggi, nilai medan lisrik
pada dielektriknya akan melebihi nilai breakdown sehingga menyebabkan dielektriknya rusak
permanen. Kekuatan dielektrik yaitu kemampuan dimana dia dapat bertahan pada tegangan
tinggi tanpa adanya perubahan pada frekuensi dan temperatur.

Ø  Koefisien temperature: Karakteristik temperatur dari suatu kapasitor sangat bergantung


pada sifat material dielektrik yang digunakan. Koefisien temperature kaca, Teflon, mica,
polikarbonat dsb sangatlah kecil. Akan tetapi pada kapasitor keramik nilainya bisa menjadi
sangat besar.

Ø  Frekuensi dan impedansi: Pada umunya kapasitor akan meningkat nilai loss nya pada saat
frekuensinya rendah dan tinggi. Pada frekuensi rendah ,seluruh rangkaiannya akan resistif
sehinga arus DC yang lewat menjadi lebih efektif. Pada frekuensi tinggi, arusnya akan menuju
kapasitor dan terjadi loss dielektrik.

Pengukuran Kapasitansi

Series-Resistance-Capacitance Bridge

Series-Resistance-Capacitance Bridge digunakan untuk membandingkan kapasitansi yang


diketahui dengan kapasitansi tidak diketahui. Kapasitansi tidak diketahui direpresentasikan
sebagai Cx. Sedangan Rx merupakan resistansi yang tidak diketahui. Resistansi R1 di hubungkan
ke kapasitor C1. Voltase akan drop ketika R1 setimbang dan voltase resistifnya akan drop juga
saat bridge nya setimbang. 
Pada saat setimbang:
The Wien Bridge

Jembatan ini merupakan rasio resistansi dengan dua kapasitansi yang membandingkan semua
resistansi yang diketahui. Pada saat setimbang nilai resistansi dan kapasitansi yang tidak
diketahui, yaitu:

Gambar3. The Wien Bridge


The Schering Bridge

Jembatan ini digunakan untuk mengukur kapasitansi, faktor disipasi dan sudut loss. Kapasitansi
yang tidak diketahui nilainya sebanding dengan kapasitansi C3. Persamaan jembatan ini yaitu:

Biasanya, R2 dan R3 nilainya tetap sedangkan C2 dan C3 nilainya diketahui. Jembatan Schering
digunakan pada aplikasi yang bertegangan tinggi dengan kapasitor C3 yang tinggi. Mereka juga
digunakan pada frekuensi tinggi karena pengaturan C2 dan C3 mudah untuk disetimbangkan.

Gambar4. The Schering Bridge

Telemetering (Pengukuran Jarak Jauh)

Tele= Jarak jauh, metron:Pengukuran telemetering adalah suatu sistem pengukuran yang dapat
di-remote (dikendalikan) dari jarak tertentu dan hasilnya dapat dibaca oleh sistem lain yang
letaknya terpisah jauh.Telemetri didefinisikan pula sebagai sebuah teknologi yang
memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang/operator
sistem.

Manfaat pengukuran jarak jauh :


• Mempermudah pengukuran objek yang berada jauh dari pengamat
• Lebih aman ,jika objek yang diukur berada pada wilayah yang berbahaya.Karena kita
tidak harus menuju lokasi tersebut.
• Menghemat waktu

Tujuan :

• Untuk melakukan pemantauan terhadap pusat pembangkit listrik


• Untuk pemantauan gunung berapi
• Untuk pemantauan pesawat ruang angkasa
• Pengukuran suhu dan tekanan
• Pengukuran aliran gas dan air
• Pengukuran kecepatan atau putaran motor
• DLL

Dalam proses pengukuran jarak jauh juga melibatkan dua buah terminal pengukuran dan
letaknya berjauhan. Dua buah terminal tersebut adalah stasiun ukur dan stasiun penerima.
Komunikasi antar stasiun ukur dengan stasiun penerima dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Beberapa media yang sering
digunakan pada sistem telemetri ini adalah gelombang frekuensi radio (RF), jaringan telepon
rumah atau Public Switched Telephone Network (PSTN), dan internet.

Karena telemetri merupakan pengukuran yang dilakukan dengan jarak jauh, maka erat
kaitannya dengan komunikasi data Komunikasi data merupakan bagian dari komunikasi yang
secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirim melalui
media komunikasi data

Tranducer Pasif
Tranducer ini tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan
nilai resistansi, kapasitansi, atau induksi apabila mengalami perubahan kondisi sekeliling
 Tranducer pasif ada 4 jenis
• Transducer resistif
• Transducer kapasitif
• Transducer induktif
• Transducer photo

Tranducer Resiisitif
Jenis Prinsip kerja Jenis penerapan Gambar
transducer

Potensio Perubahan positif (karena Tranducer posisi


meter gerakan eksternal) menjadi
resistif perubah resistansi
potensiometer
Strain gage Tekanan eksternal mengubah Transducer berat, tekanan
resistansi

RTD Perubahan suhu mempengaruhi Transducer suhu


(resistor resistansi yang mempunyai
temperature koefisien positif
detector)

Hygrometer Resistansi elektroda turun bila Transducer kelembaban


resistif kelembaban udara di
sekelilingnya naik

Transducer kapasitif dan transducer induktif

Prinsip kerja transducer ini adalah mengubah besaran non listrik menjadi perubahan nilai
kapasitansi atau nilai induktif

Transducer kapasitif

Transducer induktif
Tranducer Photo

Transducer ini dapat mengubah arus listrik jika dikenai cahaya / sinar. Arus listrik inilah yang
dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya gelap terangnya suatu
ruangan

Jenis-jenis transducer photo

Jenis Prinsip kerja Jenis penerapan Gambar


transducer

Photodiode Arus reverse berubah Sakelar cahaya


sesuai intensitas
cahaya pada diode
tersebut

Phototransistor Intensitas cahaya yang Sakelar cahaya


jatuh pada transistor
photo menyebabkan
transistor dalam
keadaan cut-off atau
saturasi

Optocoupler Mengubah pulsa Relay. Saklar


menjadi sinar infra cahat
merah mentriger
detector photo

Tranducer Aktif
Transducer aktif, yaitu transducer yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transducer ini tidak memerlukan catu daya
eksternal. Transducer ini malah dapat menghasilkan energi lisrik.

Referensi :

https://www.coursehero.com/u/file/27032911/Telemeteringpptx/#/doc/qa
file:///E:/PJJ/pbl/nanopdf.com_pengukuran-induktansi.pdf
http://myelectronicnote.blogspot.com/2016/08/pengukuran-kapasitansi.html
https://luthfimahar.blogspot.com/2018/03/pengukuran-kapasitansi.html

Anda mungkin juga menyukai