Pengukuran Induktansi
Pengukuran induktansi sangat penting dalam rangkaian listrik. Pengukuran dapat dilakukan
untuk induktansi sendiri (L) dan induktansi bersama (M). Umumnya digunakan jembatan arus
bolak-balik. Untuk memilih rangkaian jembatan yang lebih cocok digunakan indikator faktor
kualitas / faktor penyimpanan/ Q. Faktor penyimpanan = perbandingan harga reaktansi thd
resistansi dari suatu induktor.
Q Meter
Q meter digunakan untuk mengukur faktor Q dari lilitan dan untuk mengukur induktansi,
kapasitansi, dan resistansi pada frekuensi radio (RF). Rangkaian dasar dari sebuah Q meter
diperlihatkan pada gambar berikut.
Q meter terdiri atas capasitor variabel, sumber tegangan ac yang dapat diatur frekuensinya,
dan koil (lilitan) yang akan diketahui faktor Q -nya. Semua komponen dihubungkan secara seri.
Tegangan kapasitor V C dan tegangan sumber E dipantau dengan voltmeter. Tegangan sumber
diset ke frekuensi yang dikehendaki dan kapasitor C diatur supaya terjadi resonansi (ditandai
dengan tegangan C maksimum).
Pengukuran Kapasitansi
Pengertian
Kapasitor merupakan suatu system dua elektroda yang memiliki muatan berbeda dan
dipisahkan oleh material dielektrik. Pengertian lainnya yaitu suatu alat yang dapat menyimpan
energi di dalam medan listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari
muatan listrik
Sesuai dengan jenis material dan teknik konstruksinya, kapasitor dapat dibagi sesuai dengan
jenis materialnya yaitu,
§ Paper kapasitor: biasanya kapasitor ini dibuat dari bubur kayu yang ketebalannya 5
sampai dengan 50 µm. Aplikasinya biasanya pada alat elektronika yang memiliki
frekuensi rendah dan tegangan tinggi.
Karakteristik Kapasitor
Karakteristik dari suatu kapasitor dipengaruh oleh beberapa faktor, diantaranya:
Ø Sifat dielektrik: Dielektrik kapasitor terbuat dari material polar dan nonpolar. Material polar
mempunyai karakteristik dipolar yaitu molekul – molekulnya mempunyai muatan yang
berseberangan. Polarisasi ini disebabkan karena osilasi dipole pada frekuensi konstan sehingga
terjadi high losses. Loss dielektrik terjadi selama proses pengisian dan pengosongan muatan
pada kapasitor. Lalu nilai kapasitansinya berkurang seiring dengan dinaikannya frekuensi.
Ø Voltase Breakdown: Jika kapasitor dioperasikan pada tegangan yang tinggi, nilai medan lisrik
pada dielektriknya akan melebihi nilai breakdown sehingga menyebabkan dielektriknya rusak
permanen. Kekuatan dielektrik yaitu kemampuan dimana dia dapat bertahan pada tegangan
tinggi tanpa adanya perubahan pada frekuensi dan temperatur.
Ø Frekuensi dan impedansi: Pada umunya kapasitor akan meningkat nilai loss nya pada saat
frekuensinya rendah dan tinggi. Pada frekuensi rendah ,seluruh rangkaiannya akan resistif
sehinga arus DC yang lewat menjadi lebih efektif. Pada frekuensi tinggi, arusnya akan menuju
kapasitor dan terjadi loss dielektrik.
Pengukuran Kapasitansi
Series-Resistance-Capacitance Bridge
Jembatan ini merupakan rasio resistansi dengan dua kapasitansi yang membandingkan semua
resistansi yang diketahui. Pada saat setimbang nilai resistansi dan kapasitansi yang tidak
diketahui, yaitu:
Jembatan ini digunakan untuk mengukur kapasitansi, faktor disipasi dan sudut loss. Kapasitansi
yang tidak diketahui nilainya sebanding dengan kapasitansi C3. Persamaan jembatan ini yaitu:
Biasanya, R2 dan R3 nilainya tetap sedangkan C2 dan C3 nilainya diketahui. Jembatan Schering
digunakan pada aplikasi yang bertegangan tinggi dengan kapasitor C3 yang tinggi. Mereka juga
digunakan pada frekuensi tinggi karena pengaturan C2 dan C3 mudah untuk disetimbangkan.
Tele= Jarak jauh, metron:Pengukuran telemetering adalah suatu sistem pengukuran yang dapat
di-remote (dikendalikan) dari jarak tertentu dan hasilnya dapat dibaca oleh sistem lain yang
letaknya terpisah jauh.Telemetri didefinisikan pula sebagai sebuah teknologi yang
memungkinkan pengukuran jarak jauh dan pelaporan informasi kepada perancang/operator
sistem.
Tujuan :
Dalam proses pengukuran jarak jauh juga melibatkan dua buah terminal pengukuran dan
letaknya berjauhan. Dua buah terminal tersebut adalah stasiun ukur dan stasiun penerima.
Komunikasi antar stasiun ukur dengan stasiun penerima dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai media yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Beberapa media yang sering
digunakan pada sistem telemetri ini adalah gelombang frekuensi radio (RF), jaringan telepon
rumah atau Public Switched Telephone Network (PSTN), dan internet.
Karena telemetri merupakan pengukuran yang dilakukan dengan jarak jauh, maka erat
kaitannya dengan komunikasi data Komunikasi data merupakan bagian dari komunikasi yang
secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara
komputer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirim melalui
media komunikasi data
Tranducer Pasif
Tranducer ini tidak dapat menghasilkan tegangan sendiri tetapi dapat menghasilkan perubahan
nilai resistansi, kapasitansi, atau induksi apabila mengalami perubahan kondisi sekeliling
Tranducer pasif ada 4 jenis
• Transducer resistif
• Transducer kapasitif
• Transducer induktif
• Transducer photo
Tranducer Resiisitif
Jenis Prinsip kerja Jenis penerapan Gambar
transducer
Prinsip kerja transducer ini adalah mengubah besaran non listrik menjadi perubahan nilai
kapasitansi atau nilai induktif
Transducer kapasitif
Transducer induktif
Tranducer Photo
Transducer ini dapat mengubah arus listrik jika dikenai cahaya / sinar. Arus listrik inilah yang
dimanfaatkan untuk mengetahui keadaan yang ingin diukur, misalnya gelap terangnya suatu
ruangan
Tranducer Aktif
Transducer aktif, yaitu transducer yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transducer ini tidak memerlukan catu daya
eksternal. Transducer ini malah dapat menghasilkan energi lisrik.
Referensi :
https://www.coursehero.com/u/file/27032911/Telemeteringpptx/#/doc/qa
file:///E:/PJJ/pbl/nanopdf.com_pengukuran-induktansi.pdf
http://myelectronicnote.blogspot.com/2016/08/pengukuran-kapasitansi.html
https://luthfimahar.blogspot.com/2018/03/pengukuran-kapasitansi.html