Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT

Pembimbing :
Lis Diana Mustafa S.T.,M.T

Disusun Oleh :
Fahrezi Fitria Agasi (08/1931130053)

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG
2020
I. TUJUAN
1. Mengetahui desain Impedance matching Circuit Tipe L,T, π
2. Menghitung daya sumber IMC tipe L, T, π
3. Menghitung daya beban IMC tipe L, T, π

II. ALAT DAN BAHAN

Papan PCB ukuran 12 x 17 3 buah


Resistor 100 Ω, 1000 Ω, 2200 Ω 3 buah
Induktor 100 µH, 330 µH 3 buah
Kapasitor 100 pF, 39 pF, 10 nF, 33 nF 3 buah
Banana socket Secukupnya
Osciloskop 1 buah
Generator Fungsi 1 buah

III. LANDASAN TEORI


Dalam upaya pembuatan sistem ini, didukung oleh beberapa teori dasar
yang menunjang pokok bahasan mengenai perencanaan dari sistem yang akan di
buat.
3.1 Impedansi
Impedansi listrik atau secara singkat sering disebut dengan impedansi adalah
ukuran hambatan listrik pada sumber arus bolak-balik (AC atau alternating current).
Impedansi listrik juga sering disebutkan sebagai jumlah hambatan listrik sebuah
komponen elektronik terhadap aliran arus dalam rangkaian pada frekuensi tertentu.
Sedangkan di wikipedia, impedansi listrik atau electrical impedance didefinisikan
sebagai ukuran penolakan terhadap arus bolak-balik sinusoid. impedansi atau dalam
bahasa Inggris disebut dengan impedance ini biasanya dilambangkan dengan huruf
Z.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, impedansi adalah ukuran hambatan


listrik pada sumber arus bolak-balik sedangkan yang dimaksud dengan resistansi
adalah kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus
listrik. Impedansi pada dasarnya lebih kompleks daripada resistansi karena adanya
efek kapasitansi dan induktansi yang bervariasi dengan frekuensi arus yang
melewati rangkaian. Singkatnya, impedansi adalah bentuk resistansi yang
tergantung pada frekuensi.

Impedansi dan resistansi memiliki persamaan yaitu hambatan listrik yang


dimiliki oleh sebuah komponen terhadap arus listrik dan sama-sama menggunakan ohm
(Ω) sebagai satuan unit pengukurannya. Namun berbeda dengan resistansi, jumlah
hambatan listrik pada impendansi akan berubah seiring dengan perubahan frekuensi
sinyal. Ini menandakan bahwa tahanan atau hambatan suatu komponen akan bervariasi
tergantung pada frekuensi sinyal yang masuk ke komponen tersebut.

Jadi sangat jelas bahwa resistansi adalah nilai dan ukuran yang tidak tergantung
pada frekuensi. Resistansi tidak memperhitungkan frekuensi sinyal yang
melewatinya, karena pada dasarnya frekuensi tidak akan mempengaruhi ketahanan
komponen yang tidak reaktif. Berbeda dengan komponen reaktif yang jumlah hambatan
listriknya dapat berubah tergantung pada frekuensi inputnya. Impedansi akan bervariasi
sesuai dengan frekuensi sinyal yang masuk. Inilah letak perbedaan antara resistansi
(resistance) dan impedansi (impedance).[2]

3.2 PCB

PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan menjadi papan rangkaian cetak atau papan sirkuit
cetak. Seperti namanya yaitu papan rangkaian tercetak (Printed Circuit Board), PCB
adalah papan yang digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen
elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.

PCB ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria yang bernama Paul Eisler pada
tahun 1936. Paul Eisler menggunakan PCB pertama kalinya di sebuah rangkaian
radio. Kemudian pada tahun 1943, Amerika Serikat mulai memanfaatkan teknologi
PCB ini pada radio militer dalam skala yang lebih besar. Tiga tahun setelah perang
dunia kedua yaitu pada tahun 1948, PCB mulai digunakan untuk produk-produk
komersil oleh perusahaan-perusahaan Amerikas Serikat.

Secara struktur, PCB terdiri dari beberapa lapisan dan dilaminasi menjadi
satu kesatuan yang disebut dengan PCB. Ada PCB yang berlapis satu lapisan tembaga
(single sided), ada juga yang berlapis dua lapisan tembaga (double sided) dan ada juga
PCB yang memiliki beberapa lapisan tembaga atau sering disebut dengan multilayer
PCB.[3]

3.3 Resistor
Resistor digunakan dalam rangkaian elektronik komponennya terbuat dari
bahan isolator yang didalamnya terdapat nilai seseuai nilai hambatan yang dibutuhkan
bentuknya dapat ditunjukan pada gambar 2. resistor tetap. Resistor ini didesain
dengan dua kutub yang berguna dalam menahan arus listrik jika dialiri oleh tegangan
listrik diantara kedua kutubnya.
Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai dengan
hukum ohm yaitu V=IR. Satuan dari resistensi sebuah resistor bersifat
resistif dilambangkan dengan Ohm dengan simbol Ω (Omega).

Gambar 2.1 Resistor Tetap [4]

Adapun fungsi resistor yang sering diketahui adalah sebagai penghambat


arus listrik yang mengalir suatu rangkaian elektronik. Adanya resistor ini dapat
menyebabkan arus listrik tersalurkan sesuai kebutuhan. Fungsi resistor antara
lain:

 Membagi, membatasi dan mengatur arus dalam suatu rangkaian


 Menurunkan tegangan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh
rangkaian elektronika.
 Membagi tegangan.
3.4 Kapasitor

Kapasitor (capacitor) atau disebut juga dengan kondensator (condensator)


adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam
waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah farad. Satuan kapasitor
tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang
berasal dari Inggris. Namun farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu
pada umumnya kapasitor yang digunakan dalam peralatan elektronika adalah
satuan farad yang dikecilkan menjadi pikofarad, nanofarad dan microfarad. Konversi
Satuan Farad adalah sebagai berikut :

 1 Farad = 1.000.000µf (mikro Farad)


 1µf = 1.000nf (nano Farad)
 1µf = 1.000.000pf (piko Farad)
 1nf = 1.000pf (piko Farad)

Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari 2 pelat


konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator
diantaranya sebagai pemisah. Dalam rangkaian elektronika, kapasitor disingkat
dengan huruf “C”.[5]

3.5 Induktor
Induktor merupakan komponen elektronika pasif yang sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan
frekuensi radio. Induktor atau dikenal juga dengan coil adalah komponen elektronika
pasif yang terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan.
Pada dasarnya, induktor dapat menimbulkan medan magnet jika dialiri oleh arus
listrik. Medan magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam
waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah induktor adalah berdasarkan hukum
induksi faraday.

Kemampuan induktor atau coil dalam menyimpan energi magnet disebut


dengan induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan henry pada
umumnya terlalu besar untuk komponen induktor yang terdapat di rangkaian
elektronika. Oleh karena itu, satuan-satuan yang merupakan turunan dari henry
digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah induktor atau coil.
Satuan-satuan turunan dari henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan
microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan induktor dalam
rangkaian elektronika adalah huruf “L”. [6]

3.6 Teori Transfer Daya Maksimum


Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban sama dengan nilai
resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang
paralel dengan sumber arus dan nilai reaktansi sumber adalah negatif dari nilai
reaktansi beban.
Daya listrik ditransfer dari satu tempat ke tempat lainnya melalui saluran
transmisi. Saluran transmisi meliputi impedansi, oleh sebab itu arus listrik yang
mengalir akan menimbulkan rugi daya yang sepanjang saluran. Pada umumnya
dikehendaki meminimalkan rugi daya tersebut, sehingga daya yang sampai ke tujuan
semaksimal mungkin.
Perhatikan gambar rangkaian yang merupakan suatu model sistem transfer
daya maksimum.

Gambar 2. 2 Rangkaian Elektronika [7]

ZS adalah impedansi saluran yang sudah ada jadi tetap. Hendak ditentukan
beban ZB supaya daya yang diterimanya maksimum. Biarkan ZS = RS+jXS dan ZB
= RB+jXB . RS dan XS sudah ada, jadi dianggap tetap, RB dan XB dapat diubah
secara bebas. Daya aktif beban adalah :

Supaya PB maksimum, penyebut suku terakhir haruslah minimum yaitu salah


satu persyaratan haruslah XB = -XS. Persoalan menjadi : maksimumkan PB dengan
merubah-rubah RB. Haruslah dipenuhi persyaratan : dPB/dRB = 0.

Jadi persyaratan yang harus dipenuhi supaya daya yang ditransfer


maksimum adalah

ZB = ZS*

Yaitu impedansi beban dan impedansi saluran transmisi (termasuk


impedansi sumber) saling berkonjugasi. [7]

3.7 Penyesuai Impedansi Bentuk L


a. Impendansi hanya komponen resistif
Rumus yang digunakan adalah :

Gambar 2. 3 Rangkaian Penyesuai Impedansi Bentuk L[8]

Keterangan :

 Qs = Faktor kualitas seri


 Rp = Resistansi parallel
 Xs = Reaktansi Seri = Xc
 Rs = Resistansi seri = Rc
 Xp = Reaktansi Pararel
 Qp = Faktor kualitas paralel
b. Bila impedansi sumber atau beban bilangan kompleks
Terdapat 2 prinsip dasar yaitu absorpsi dan resonansi. Dasar perhitungan
masih menggunakan sumber atau beban bilangan riil (resistif saja). Pertama
adalah absorbsi, langkah-langkah :
1) Menganggap impendansi beban dan impendansi sumber hanya
komponen resistif.
2) Menghitung Xc-total (atau Xseri total) dan Xp-total
3) Melakukan absorbsi sehingga:
j(XS + XC’) = jX seri total (untuk komponen induktif)
j(XL // XP’) = jXparalel total (untuk komponen kapasitif)
XC’ dan XP’ adalah hasil yang dihitung.

Kedua adalah resonansi, langkah-langkah :

1) Menghitung harga Xrl dan Xrs agar pada beban dan sumber terjadi
resonansi (menghilangkan komponen imajiner pada beban dan sumber).
2) Setelah terjadi resonansi pada beban dan sumber, menghitung Xp’ dan
Xc’. (menggunakan: impendansi beban = Rl dan impendansi sumber = Rs)
3) Menghitung Xc’ seri-dengan Xrs maupun Xp’ paralel-dengan Xrl. [8]

3.8 Penyesuai Impedansi Bentuk T

Gambar 2. 4 Rangkaian Penyesuai Bentuk T [8]

Rv (R virtual) ditentukan harus lebih besar dari Rs maupun Rl


dan dihitung berdasarkan Q yang diinginkan Rkecil = pilih yang kecil [Rs,Rl]
Xcl dan Xpl menyepadankan Rs dengan Rv; Xc2 dan Xp2
menyepadankan Rv dan Rl. Xp1 dan Xp2 dapat digabungkan menjadi satu
komponen. [8]

3.9 Penyesuai Impedansi Bentuk π

Gambar 2.5 Penyesuai Impedansi Bentuk Phi (π) [8]

Langkah-langkah ; Rv (Rvirtual) ditentukan harus lebih kecil


dari Rs maupun Rl dan dihitung berdasarkan Q yang diinginkan Rbesar =
Pilih yang besar [Rs, Rl]. Xc1 dan Xc2 dapat digabungkan menjadi satu
komponen. [8]

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


4.1 Impedance Matching Circuit Tipe L
1. Buat rangkaian seperti berikut :

Spesifikasi:

 frekuensi 5 MHz
 Rsumber 100 Ω,
 Rbeban = 1000 Ω
2. Hitung Nilai komponen L1 dan C1 ?
3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber
dan beban pada Tabel 4.1

8. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V 2/Z


9. Bandingkan nilai daya sumber dan beban

Tabel 4. 1 Hasil Perhitungan Daya IMC Tipe L

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V) (Watt) (Watt)
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5

4.2 Impedance Matching Circuit Tipe T

1. Buat Rangkaian seperti berikut :

Gambar 4.2 Impedance Matching Circuit Tipe T


Spesifikasi :
 Q = 10
 Rsumber 100 Ω
 Rbeban = 1000 Ω
 frekuensi 5 MHz.

2. Hitung nilai komponen L1 dan L2 dan C1


3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber
dan beban pada Tabel 4.1

8. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V 2/Z


9. Bandingkan nilai daya sumber dan beban

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Daya IMC Tipe T

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V) (Watt) (Watt)
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5

4.3 Impedance Matching Circuit Tipe Phi (π)


1. Buat Rangkaian seperti berikut :

Gambar 4.3 Impedance Matching Circuit Tipe Phi (π)

Spesifikasi :
 Q = 10
 Rsumber 100 Ω
 Rbeban = 1000 Ω
 frekuensi 5 MHz.
2. Hitung nilai komponen L1 dan C1 dan C2
3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber
dan beban pada Tabel 4.1

8. Hitung nilai daya sumber dan beban dengan rumus P = V 2/Z


9. Bandingkan nilai daya sumber dan bebanTabel 4. 1 Hasil Perhitungan
Daya IMC Tipe π

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V) (Watt) (Watt)
2. 2
3. 3
4. 4
5. 5

V. HASIL PERCOBAAN
5.1 Impedance Matching Circuit Tipe L
5.1.1 Hasil Perhitungan
a

5.1.2 Rangkaian Multisim


XMM1

XMM2
R1 L1

100Ω 9554nH
XFG1

COM
C1 R2
95.5pF 1000Ω

Gambar Simulasi Multisim IMC Tipe L

5.1.3 Hasil Percobaan

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V)
6,378 6,605 (Watt)
0,406 (Watt)
0,043 10,5
2. 2 6,199 7,18 0,384 0,051 13,2
3. 3 5,776 8,281 0,334 0,068 20,3
4. 4 4,83 9,976 0,233 0,099 42,4
5. 5 3,526 11,18 0,124 0,124 100

5.2 Impedance Matcing Circuit Tipe T


5.2.1 Hasil Perhitungan
5.2.2 Rangkaian Multisim
XMM1

XMM2
XFG1 R1 L1 L2

100Ω 31.84µH 96.05µH


COM

C1 R3
41.04pF 1kΩ

Gambar Simulasi Multisim IMC Tipe T


5.2.3 Hasil Percobaan

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V)
6,627 5,412 (Watt)
0,439 (Watt)
0,029 6,6
2. 2 6,797 4,316 0,461 0,018 3,9
3. 3 6,818 4,113 0,464 0,016 3,4
4. 4 6,578 5,372 0,432 0,028 6,48
5. 5 3,516 11,169 0,123 0,124 100

5.3 Impedance Matching Circuit Tipe Phi


5.3.1 Hasil Perhitungan
5.3.2 Rangkaian Multisim

Gambar Simulasi Multisim IMC Tipe Phi


5.3.3 Hasil Percobaan

No. Frekuensi Tegangan Tegangan Daya Daya Transfer


GF (MHz) Sumber Beban (V) Sumber Beban Daya (%)
1. 1 (V)
5,134 5,413 (Watt)
0,263 (Watt)
0,029 11,02
2. 2 3,428 4,317 0,117 0,018 15,3
3. 3 2,215 4,114 0,049 0,016 32,6
4. 4 1,066 5,372 0,011 0,028 25,4
5. 5 3,628 11,169 0,131 0,124 95

VI. KESIMPULAN
1. Impedance Matching Circuit Tipe L merupakan model IMC paling sederhana, dengan
komponen lebih sedikit dibandingkan IMC lainnya, dari percobaan dapat diketahui bahwa
transfer daya pada IMC ini maksimum 100% pada frekuensi tertinggi.
2. Impedance Matching Circuit Tipe T hampir mirip dengan tipe phi ,dengan komponen lebih
banyak dibanding IMC tipe L, transfer daya maksimum 100% pada frekuensi tertinggi.
Untuk mengetahui nilai C1 harus dilakukan parallel pada XP1 dan XP2.
3. Impedance Matching CircuitTipe Phi merupakan tipe IMC yang terakhir, dari percobaan
diperoleh transfer daya maksimum 95% pada frekuensi tetinggi. Untuk mengetahui nilai
L1, XC1 dan XC2 diseri.
4. Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin besar nilai transfer daya.

Anda mungkin juga menyukai