ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
IMPEDANCE MATCHING CIRCUIT
Pembimbing :
Lis Diana Mustafa S.T.,M.T
Disusun Oleh :
Fahrezi Fitria Agasi (08/1931130053)
Jadi sangat jelas bahwa resistansi adalah nilai dan ukuran yang tidak tergantung
pada frekuensi. Resistansi tidak memperhitungkan frekuensi sinyal yang
melewatinya, karena pada dasarnya frekuensi tidak akan mempengaruhi ketahanan
komponen yang tidak reaktif. Berbeda dengan komponen reaktif yang jumlah hambatan
listriknya dapat berubah tergantung pada frekuensi inputnya. Impedansi akan bervariasi
sesuai dengan frekuensi sinyal yang masuk. Inilah letak perbedaan antara resistansi
(resistance) dan impedansi (impedance).[2]
3.2 PCB
PCB adalah singkatan dari Printed Circuit Board yang dalam bahasa
Indonesia sering diterjemahkan menjadi papan rangkaian cetak atau papan sirkuit
cetak. Seperti namanya yaitu papan rangkaian tercetak (Printed Circuit Board), PCB
adalah papan yang digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen
elektronika dengan lapisan jalur konduktornya.
PCB ditemukan oleh seorang ilmuwan Austria yang bernama Paul Eisler pada
tahun 1936. Paul Eisler menggunakan PCB pertama kalinya di sebuah rangkaian
radio. Kemudian pada tahun 1943, Amerika Serikat mulai memanfaatkan teknologi
PCB ini pada radio militer dalam skala yang lebih besar. Tiga tahun setelah perang
dunia kedua yaitu pada tahun 1948, PCB mulai digunakan untuk produk-produk
komersil oleh perusahaan-perusahaan Amerikas Serikat.
Secara struktur, PCB terdiri dari beberapa lapisan dan dilaminasi menjadi
satu kesatuan yang disebut dengan PCB. Ada PCB yang berlapis satu lapisan tembaga
(single sided), ada juga yang berlapis dua lapisan tembaga (double sided) dan ada juga
PCB yang memiliki beberapa lapisan tembaga atau sering disebut dengan multilayer
PCB.[3]
3.3 Resistor
Resistor digunakan dalam rangkaian elektronik komponennya terbuat dari
bahan isolator yang didalamnya terdapat nilai seseuai nilai hambatan yang dibutuhkan
bentuknya dapat ditunjukan pada gambar 2. resistor tetap. Resistor ini didesain
dengan dua kutub yang berguna dalam menahan arus listrik jika dialiri oleh tegangan
listrik diantara kedua kutubnya.
Nilai tegangannya berbanding dengan arus listrik yang mengalir sesuai dengan
hukum ohm yaitu V=IR. Satuan dari resistensi sebuah resistor bersifat
resistif dilambangkan dengan Ohm dengan simbol Ω (Omega).
3.5 Induktor
Induktor merupakan komponen elektronika pasif yang sering ditemukan
dalam rangkaian elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan
frekuensi radio. Induktor atau dikenal juga dengan coil adalah komponen elektronika
pasif yang terdiri dari susunan lilitan kawat yang membentuk sebuah kumparan.
Pada dasarnya, induktor dapat menimbulkan medan magnet jika dialiri oleh arus
listrik. Medan magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam
waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah induktor adalah berdasarkan hukum
induksi faraday.
ZS adalah impedansi saluran yang sudah ada jadi tetap. Hendak ditentukan
beban ZB supaya daya yang diterimanya maksimum. Biarkan ZS = RS+jXS dan ZB
= RB+jXB . RS dan XS sudah ada, jadi dianggap tetap, RB dan XB dapat diubah
secara bebas. Daya aktif beban adalah :
ZB = ZS*
Keterangan :
1) Menghitung harga Xrl dan Xrs agar pada beban dan sumber terjadi
resonansi (menghilangkan komponen imajiner pada beban dan sumber).
2) Setelah terjadi resonansi pada beban dan sumber, menghitung Xp’ dan
Xc’. (menggunakan: impendansi beban = Rl dan impendansi sumber = Rs)
3) Menghitung Xc’ seri-dengan Xrs maupun Xp’ paralel-dengan Xrl. [8]
Spesifikasi:
frekuensi 5 MHz
Rsumber 100 Ω,
Rbeban = 1000 Ω
2. Hitung Nilai komponen L1 dan C1 ?
3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber
dan beban pada Tabel 4.1
Spesifikasi :
Q = 10
Rsumber 100 Ω
Rbeban = 1000 Ω
frekuensi 5 MHz.
2. Hitung nilai komponen L1 dan C1 dan C2
3. Rangkai rangkaian yang diperoleh dari prosedur 1 dan 2
4. Atur Generator Fungsi dengan frekuensi 1 MHz tegangan 10 Vpp
5. Lihat dan catat hasil tegangan sumber dan beban
6. Ubah nilai frekuensi dengan 2 MHz, 3 MHz, 4 Mhz, dan 5 MHz.
7. Lihat dan catat setiap perubahan frekuensi untuk nilai tegangan sumber
dan beban pada Tabel 4.1
V. HASIL PERCOBAAN
5.1 Impedance Matching Circuit Tipe L
5.1.1 Hasil Perhitungan
a
XMM2
R1 L1
100Ω 9554nH
XFG1
COM
C1 R2
95.5pF 1000Ω
XMM2
XFG1 R1 L1 L2
C1 R3
41.04pF 1kΩ
VI. KESIMPULAN
1. Impedance Matching Circuit Tipe L merupakan model IMC paling sederhana, dengan
komponen lebih sedikit dibandingkan IMC lainnya, dari percobaan dapat diketahui bahwa
transfer daya pada IMC ini maksimum 100% pada frekuensi tertinggi.
2. Impedance Matching Circuit Tipe T hampir mirip dengan tipe phi ,dengan komponen lebih
banyak dibanding IMC tipe L, transfer daya maksimum 100% pada frekuensi tertinggi.
Untuk mengetahui nilai C1 harus dilakukan parallel pada XP1 dan XP2.
3. Impedance Matching CircuitTipe Phi merupakan tipe IMC yang terakhir, dari percobaan
diperoleh transfer daya maksimum 95% pada frekuensi tetinggi. Untuk mengetahui nilai
L1, XC1 dan XC2 diseri.
4. Semakin tinggi frekuensi maka akan semakin besar nilai transfer daya.