Anda di halaman 1dari 3

TEKS 1

Dalam kasus sengketa “Pulau Ambalat” antara Indonesia dengan Malaysia ini sangat
erat kaitannya dengan materi Identitas Nasional tentang wawasan nusantara yaitu
bahwa suatu bangsa yang telah mendirikan suatu negara, dalam penyelenggaran
kehidupannya, tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh itu timbul dari
hubungan timbal balik antara filosofis bangsa kita (Indonesia), ideologi, aspirasi serta
cita-cita dan kondisi sosial masyarakat, budaya, tradisi, keadaan alam, wilayah serta
pengalaman sejarah bangsa Indonesia .Pemerintah dan rakyat memerlukan suatu
konsep berupa wawasan nusantara untuk menyelenggarakan kehidupannya. Wawasan
ini dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup negara kesatuan republic
Indonesia , keutuhan wilayah serta jati diri bangsa Indonesia. Kehidupan suatu bangsa
dan negara senantiasa dipengaruhi oleh perkembangan lingkungan strategis. Karena
itu, wawasan itu harus mampu memberi inspirasi bangsa Indonesia dalam menghadapi
berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan
dalam mengejar kejayaannya.

TEKS 2 
Ambalat adalah blok laut luas mencakup 15.235 kilometer persegi yang terletak di Laut
Sulawesi atau Selat Makassar dan berada di dekat perpanjangan perbatasan darat
antara Sabah, Malaysia dan Kalimantan Timur, Indonesia. Penamaan blok laut ini
didasarkan atas kepentingan eksplorasi kekayaan laut dan bawah laut, khususnya
dalam bidang pertambangan minyak. Blok laut ini tidak semuanya kaya akan minyak
mentah. Indonesia dan Malaysia menghadapi persoalan wilayah Ambalat akibat
pemberian konsesi untuk ekplorasi minyak oleh perusahaan minyak Malaysia
(Petronas) pada 16 Februari 2005 kepada perusahaan Shell asal Inggris-Belanda di
Laut Sulawesiyang berada di sebelah timur Pulau Kalimantan. Indonesia menyebut
wilayah yang diklaim Malaysia itu blok Ambalat dan blok East Ambalat.
Di blok Ambalat, Indonesia telah memberikan konsesi kepada ENI (Italia) pada tahun
1999 dan sekarang dalam tahap eksplorasi. Sedangkan blok East Ambalat diberikan
kepada Unocal (AS) pada tahun 2004. Untuk blok East Ambalat, kontrak baru
ditandangani 13 Desember 2004. Namun kontrak ini menjadi bermasalah ketika
Malaysia mengklaim masalah tersebut sebagai wilayahnya dan menolak klaim
Indonesia.

TEKS 3
Belajar dari pengalaman Sipadan-Ligitan, sikap Indonesia yang kurang tegas dan
tanggap menghasilkan lepasnya kedua pulau tersebut dari pangkuan Indonesia. Tentu
Indonesia tidak rela Ambalat jatuh ke tangan Malaysia, karena bukan tidak mungkin
akan menyusul penguasaan wilayah Indonesia oleh negara tetangga terhadap pulau-
pulau kecil dan wilayah perairannya yang diperkirakan mencapai 92 buah pulaukecil
perbatasan. Jika Ambalat lepas dari Indonesia, hal itu semakin membuktikan
kedaulatan negara terancam dan harga diri serta martabat bangsa rendah di mata
dunia.Kegagalan Pemerintah.Kasus Ambalat muncul seiring dengan lepasnya Sipadan-
Ligitan lewat Mahkamah Internasional tahun 2002.
TEKS 4
Upaya yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menghadapi
permasalahan yang mengancam identitas nasional Indonesia di Pulau Ambalat, yaitu:

1. diplomasi langsung antarpemerintah, kalau perlu antarkepala negara tanpa harus


merasa rendah diri. Hal ini penting segera dilakukan karena peluang Malaysia
mendapatkan Ambalat terbuka lebar, belajar dari skema penyelesaian Sipadan-
Ligitan.

2. pemberdayaan Pulau-Pulau Kecil Perbatasan (PPKT). Tugas ini menjadi kewajiban


Departemen Kelautan dan Perikanan. Sampai saat ini pemberdayaan PPKT belum
optimal dan masih banyak yang berupa profil pulau-pulau kecil.

3. pengawasan dan pengamanan kawasan laut terpadu. Pengerahan satuan keamanan


laut harus dilakukan secara terpadu dengan sistem yang terkoordinir secara terpusat.
Dengan keterbatasan kapal pengaman diperlukan strategi yang efektif. Penempatan
kapal-kapal TNI AL di laut perbatasan dan koordinasi antarpihak dapat menjadi solusi
untuk efektifitas pengamanan laut Indonesia.

Pengertian Identitas Nasional


Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi
sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu kepada
pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok.

Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok


yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama dan
bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-
kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas nasional yang pada
akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk
organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.
    Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang
membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas masing-masing sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.

Unsur unsur pembentuk Identitas Yaitu:


1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan sekiar 300 dialeg
bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama
yan tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Budha dan Kong Hu Cu.
3. Kebudayaan: adalah  pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif
digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: dipahami sebagai sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar
manusia.

Beberapa bentuk Identitas Nasional Indonesia adalah :

  Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan,


  Bendera Merah Putih sebagai bendera negara,
  Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan,
  Burung Garuda sebagai lambang negara,
  Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara,
  Pancasila sebagai dasar negara,
  UUD 1945 sebagai konstitusi negara,
  NKRI yang berkedaulatan rakyat,
  Konsepsi Wawasan Nusantara,
  kebudayaan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai