Anda di halaman 1dari 6

MODUL 2

KONSTANTA SALURAN 1

BAGIAN 1
KONSTANTA PRIMER SALURAN

Tujuan Pembelajaran Umum


• Memberikan informasi umum tentang konstanta saluran terutama konstanta primer
saluran

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Mahasiswa memahami pengertian konstanta saluran saluran
2. Mahasiswa dapat memahami konstanta primer saluran
2. Mahasiswa mampu membedakan klasifikasi konstanta primer saluran
3. Mahasiswa dapat memahami rangkaian ekivalen saluran

2.1. Konstanta Saluran

Merupakan parameter atau konstanta yang dimiliki suatu saluran. Dalam menetapkan
konstanta ini diasumsikan:

• Panjang saluran adalah tidak berhingga, kawat tersusun paralel, saluran homogen dan
penampang yang seragam (uniform) sepanjang saluran
• Saluran jauh dari pengaruh objek lain
• Pengaruh kelengkungan kawat, tanah, isolator pada tiang diabaikan (dianggap kecil)

Konstanta saluran terbagi atas konstanta primer saluran dan konstanta sekunder
saluran.

2.2 Konstanta Primer Saluran

Konstanta primer saluran dapat didefinisikan sebagai paramater/konstanta yang timbul


karena adanya sifat listrik pada saluran tersebut yaitu:

• Sifat tahanan (resistansi) seri per satuan panjang R/l (Ω/m)


• Sifat lilitan (induktansi) seri per satuan panjang L/l (H/m)

Saluran Transmisi 6
MODUL 2
KONSTANTA SALURAN 1

• Sifat kapasitansi paralel per satuan panjang C/l (F/m)


• Sifat konduktansi paralel per satuan panjang G/l (ʊ/m)

1. Sifat Resistansi Seri (R)

Pada frekuensi rendah, kerapatan arus sepanjang saluran homogen adalah merata ke
seluruh penampang kawat dengan nilai sebesar:

ρ .l
R= (2.1)
A

R = Resistansi / tahanan (Ω)


ρ = Tahanan jenis (Ω/m)
l = Panjang saluran (m)
A = Luas penampang saluran (m2)

Berdasarkan pengaruh suhu maka resistansi seri dapat ditentukan dengan:

Rt = R0 (1 + X .t ) (2.2)

Rt = Resistansi pada suhu t0 C (Ω)


R0 = Resistansi pada suhu 0o C (Ω)
X = Koefisien suhu resistansi (oC)-1
t = Besarnya perubahan suhu (oC)

Pada frekuensi tinggi, kerapatan arus pada saluran terdistribusi secara tidak merata
karena cenderung mengarah ke bagian tepi/luar dari penampang. Peristiwa ini
dinamakan Efek Kulit (Skin Effect), yang menyebabkan meningkatnya resistansi dan
terjadi induksi. Untuk mengatasi efek kulit adalah menggunakan kabel koaksial dengan
konstruksi seperti Gambar 2-1.

Saluran Transmisi 7
MODUL 2
KONSTANTA SALURAN 1

Konduktor dalam

Konduktor luar

Dielektrik

Gambar 2.1
Kabel koaksial

2. Sifat Induktansi Seri (L)

Pada saat suatu kawat dialiri arus yang berubah-ubah maka akan timbul medan magnet
dalam bentuk fluks magnet yang mengelilingi kawat tersebut. Jika kawat adalah berupa
lilitan maka induktansi seri (L) dapat ditentukan dengan:

µ.Φ.n
L= (Henry ) (2.3)
l
Ф = Fluks magnet (Wb)
µ = Permeabilitas (H/m)
n = Jumlah lilitan
l = Besarnya arus (A)

Besarnya reaktansi induktif (XL)

X L = ω.L(Ohm ) (2.4)

3. Sifat Kapasitansi Paralel (C)

Jika di antara kawat penghantar suatu saluran transmisi terdapat beda potensial akibat
adanya muatan elektron pada kawat yang satu terhadap kawat yang lain, maka medan
listrik yang timbul di antara kedua konduktor akan menyebabkan adanya garis-garis
fluks dari arah positif menuju negatif.

Saluran Transmisi 8
MODUL 2
KONSTANTA SALURAN 1

C=
Q
(Farad ) (2.5)
V
Q = Muatan listrik salah satu kawat (Coulomb)
V = Perbedaan potensial antara dua kawat penghantar (V)

Besarnya kapasitansi juga ditentukan oleh jarak antara kawat dan juga dielektrik yang
digunakan

ε.A
C= (Farad ) (2.6)
d
ɛ = Permitivitas listrik (F/m)
A = Luas pelat (m2)
d = Jarak kedua plat (m)

Besarnya reaktansi kapasitif

XC =
1
(Ohm ) (2.7)
ω.C
ω = 2πf (2.8)
f = frekuensi (Hz )

4. Sifat Konduktansi Paralel (G)

Konduktasi paralel dapat didefinisikan sebagai kejadian saat munculnya arus yang
mengalir melalui isolator atau permukaan kawat (arus bocor) akibat adanya kehilangan
daya listrik disebabkan oleh dielektrik yang digunakan. Arus bocor ini adalah dalam
bentuk pancaran di sekeliling kawat.

1
G= Mho (2.9)
R

Saluran Transmisi 9
MODUL 2
KONSTANTA SALURAN 1

Berdasarkan karakteristik konstanta primer saluran maka dapat dibuat suatu rangkaian
ekivalen dari saluran tanpa rugi (lossy lines) sebagaimana Gambar 2.2. Rangkaian
ekivalen saluran merupakan elemen terkecil suatu saluran yang dibentuk oleh susunan
konstanta primer yang terdapat pada aluran tersebut berupa susunan seri R dan L serta
susunan paralel C dan G.

Gambar 2.2
Rangkaian ekivalen saluran transmisi tanpa rugi

2.4. Kesimpulan

1. Konstanta saluran adalah parameter atau konstanta yang dimiliki suatu saluran.
2. Konstanta primer saluran adalah paramater atau konstanta yang timbul karena
adanya sifat listrik pada saluran tersebut.
3. Konstanta primer saluran ada 4 macam yaitu sifat tahanan (resistansi) seri per
satuan panjang R/l (Ω/m), sifat lilitan (induktansi) seri per satuan panjang L/l (H/m),
sifat kapasitansi paralel per satuan panjang C/l (F/m) dan sifat konduktansi paralel

per satuan panjang G/l (ʊ/m).

4. Rangkaian ekivalen saluran merupakan elemen terkecil suatu saluran yang dibentuk
oleh susunan konstanta primer yang terdapat pada aluran tersebut berupa susunan
seri R dan L serta susunan paralel C dan G.

Saluran Transmisi 10
MODUL 2
KONSTANTA SALURAN 1

BAGIAN II
PETUNJUK KERJA

1. Kerjakan soal latihan untuk Modul 2!


2. Mahasiswa menjawab secara spontan atau ditunjuk langsung oleh dosen secara
acak.

BAGIAN III
SOAL LATIHAN

1. Jelaskan pengertian konstanta saluran!


2. Jelaskan apa yang dimaksud konstanta primer saluran serta klasifikasinya!
3. Gambarkan rangkaian ekivalen saluran!

Saluran Transmisi 11

Anda mungkin juga menyukai