Anda di halaman 1dari 49

TRANSMISI DAYA LISTRIK

Tatap Muka 2 :
Karakteristik Saluran Transmisi
Materi Parameter Saluran Transmisi
Saluran transmisi adalahpada dasarnya suatu rangkaian yang
memiliki 4 parameter, yaitu : resistansi, induktansi, capasitansi
dan konduktansi shunt (admitansi). Dimana parameter
tersebut terdistribusi secara merata sepanjang saluran.
Resistansi seri (R), menyebabkan rugi-rugi daya pada
konduktor saluran, yang mempengaruhi efisiensi saluran
transmisi
Induktansi seri (L), mempengaruhi kapasitas transfer daya
saluran transmisi.
Konduktansi shunt (Y), disebabkan arus bocor sepanjang
isolator, dan karena sangat kecil dapat diabaikan.
Kapasitansi shunt (C), menyebabkan charging current
mengalir sepanjang saluran.
Ketika arus mengalir pada suatu konduktor, dihasilkan medan listrik dan
medan magnit, seperti gambar dibawah

Garis medan magnit membentuk closed loop mengelilingi konduktor,


sedangkan garis medan listrik berawal dari konduktor bermuatan positif
dan berakhir pada konduktor bermuatan nigatif.
Bilamana arus listrik yang melalui konduktor berubah, maka garis medan
magnit yang melingkupi konduktor juga berubah. Hal ini menyebabkan
diinduksikan tegangan pada rangkaian yang sebanding dengan perubahan
flux medan magnit.
Jadi induktansi pada saluran terkait dengan tegangan yang diinduksikan
oleh perubahan flux magnit akibat perubahan arus.
Kapasitansi yang timbul antar koduktor, didefinikan sebagai
muatan pada koduktor per unit potensial difference diantara
keduanya.
Resistansi dan induktansi keduanya terdistribusi secara
merata sepanjang saluran dan membentuk impedansi seri.
Konduktansi dan kapasitansi Salur timbul antara dua
konduktor pada saluran 1 phasa atau antara konduktor
dengan netral pada saluran 3 phasa dan membentuk
Admitansi Shunt
Resistansi merupakan tahanan dari aliran arus DC maupun AC,
namun induktansi hanya merupakan hambatan thd arus AC.
Resistansi
Resistansi arus searah (DC) dari suatu konduktor (kawat penghantar)
dinyatakan oleh . l
RDC
A
Dimana : l = panjang dari kawat penghantar;
A = luas penampang kawat,
= resistivitas konductor.
Sehingga resistansi DC per meter dari suatu konductor adalah

rDC
A m
Resistivitas suatu konductor merupakan karakteristik dasar dari material
konduktor. Bervariasi terhadap jenis dan temperatur dari material. Pada
temperatur sama, resistivitas dari aluminum lebih tinggi dari pada
tembaga. Meski[pun tembaga merupakan material konductor terbaik.
Namun, aluminum, jauh lebih murah dan ringan, sehingga umumnya
saluran transmisi menggunakan konduktor Aluminium
Resistansi
Apabila 1 dan 2 , masing-masing resistifitas konduktor pada temperatur t1 dan
t2, maka :
2 1 1 (t 2 t1 )
Dimana adalah koefisien temperatur resistansi material.nilai tergantung
temperatur awal. Bila o adalah koefisien temperatur resistansi pada 0 oC, dan t
adalah koefisien temperatur resistansi pada t oC, maka :
o
t
1 ot
Nilai resistivitas naik secara linier dengan temperatur dalam daerah temperatur
normal. Bila resistivitas pada suatu temperatur diketahui, nilai resistivitas pada
temperatur lain dapat diketahui dari persamaan berikut

M T2
T2 T1
M T1
Dimana T1 dan T1 adalah masing-masing temperatur dalam oC dan resistivitas
pada titik 1, T2 dan T2 adalah temperatur dalam oC dan resistivitas pada titik 2,
dan M adalah konstanta temperatur sesuai materialnya.
Grafik hubungan antara resistansi dengan temperatur adalah sbb :

Pada titik C, resistansi


konduktor = 0.
OC = T = konstanta material
konduktor, sehingga
hubungan R1 dan R2 adalah :
R2 T t 2

R1 T t1

Material Resistivity at 20oC [m] Temperature constant [oC]


Annealed copper 1.7210-8 234.5
Hard-drawn copper 1.7710-8 241.5
Aluminum 2.8310-8 228.1
Iron 10.0010-8 180.0
Silver 1.5910-8 243.0
Resistansi konduktor dalam bentuk dipilin (stranded) lebih besar dari
pada konduktor tunggal. Hal ini akibat proses spiral (pilin) yang
menyebabkan konduktor stranded lebih panjang. Kenaikan resistansi
untuk konduktor dipilin sekitar 1 - 2%.
Resistansi arus bolak balik (AC) dr suatu konduktor selalu lebih tinggi
dari pada resistansi DC karena pengaruh dari skin effect yang
memaksa lebih banyak arus yang mengalir dipermukaan konduktor.
Semakin tinggi frekwensi arus semakin besar pengaruh skin effect .
Pada frekuensi listrik (50 Hz), pengaruh skin effect tidak terlalu besar.

Nilai resistansi A C dan DC biasanya dapat diketahui dari tabel konduktor.


Resistansi
Dalam tabel sering kita jumpai penampang kawat diberikan dalam satuan
CircularMil (CM). CM adalah penampang kawat yg mempunyai
diameter 1 mil = 1/1000 inch.
CM=1973 x (Penampang dalam mm2)

Atau:
Penampang dalam mm2 =5,067x10-4 x (Penampang dalam CM)

Umumnya kawat penghantar terdiri-dari kawat pilin (Stranded


conductor), maka sebagai faktor koreksi pengaruh dari kawat
pilin, panjang kawat dikalikan 1,02 (2% faktor koreksi)

Nilai resistansi akan naik akibat :


Stranding
Temperature
Skin effect
Nilai resistansi AC lebih tinggi dari pada DC
Induktansi dan reaktansi induktif
Induktansi seri dari saluran transmisi terdiri dari dua komponen yaitu : induktansi
internal dan induktansi external , yang merupakan produk dari fluksi magnetik di
dalam (internal) dan diluar (eksternal) konduktor. Induktansi suatu saluran
transmisi didefinisikan sebagai jumlah fluksi lingkup/ linkage [Wb-turns] yang
dihasilkan per amper arus I yang mengalir pada saluran:


L
I
1. Induktansi Internal:
Pada suatu konduktor dengan radius r yang membawa
arus I. Pada jarak x dari titik pusat konduktor, Intentitas
kuat medan magnit Hx dapat diperoleh dari hukum
Ampere sbb :

H x .dl I x
Induktansi dan reaktansi induktif
Dimana Hx adalah intensitas medan magnit disetiap titik sepanjang jalur
tertutup, dl adalah unit vector sepanjang jalur dan Ix adalah arus yang terdapat
pada jalur. Untuk bahan material yg homogen dan jalur lingkaran dengan radius
x, besar dari Hx adalah konstan, dan dl adalah selalu paralel dengan Hx.
Sehingga :
Ix
2 x H x I x H x
2 x
Selanjutnya diasumsikan arus terdistribusi merata pada konduktor:

x2
Ix I
r 2

Sehingga , intensitas magnetik pada radius x didalam konduktor adalah

Hx
x
I H / m
2 r 2
Induktansi dan reaktansi induktif

Apabila = or, maka kerapatan fluksi pada jarak x dari titik pusat konduktor
adalah, r = 1 untuk non magnetik :
xI
Bx H x T
2 r 2
Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa lingkaran
dengan ketebalan dx dan pada jarak x dari titik pusat konduktor adalah

xI
d dx Wb / m
2 r 2

Fluksi lingkup per meter panjang karena fluksi yang terdapat pada pipa adalah
perkalian antara turunan deferensial fluksi dengan sebagian arus yang
terlingkupi adalah

x2 x3 I
d d dx Wb turns / m
r 2
2 r 4
Induktansi dan reaktansi induktif

Total fluksi lingkup internal per meter bisa diperoleh dari integral dari

x3 I I
r
int d dx Wb turns / m
0
2 r 4
8
Sehingga induktansi internal per meter adalah

int
Lint H / m
I 8
Bila permeabilitas relatif dari konduktor adalah 1 (non-ferromagnetic material,
seperti tembaga dan aluminium), induktansi per meter berkurang menjadi

o 4 .10 7 1 7
Lint .10 H / m
8 8 2
Induktansi Eksternal
antara 2 titik diluar saluran
Guna mencari induktansi eksternal terhadap suatu
konduktor, perlu dihitung fluksi lingkup dari konduktor
yang disebabkan oleh hanya dari bagian fluksi antara
dua titik P1 and P2 yang berjarak D1 dan D2 dari titik
pusat konduktor.
Diluar konduktor intensitas magnetik pada jarak x dari
titik pusat konduktor adalah
Ix I
Hx
2 x 2 x
Karena semua arus ada dalam pipa.

Kerapatan fluksi pada jarak x dari titik pusat konduktor adalah

I
Bx H x
2 x
Induktansi Eksternal
antara 2 titik diluar saluran
Turunan deferensial dari fluksi magnetik yang terdapat pada pipa lingkaran
dengan ketebalan dx dan pada jarak x dari titik pusat konduktor adalah
I
d dx Wb / m
2 x
Fluksi yang terlingkup seluruhnya pada arus yang dibawa konduktor menjadi :
I
d d dx Wb turns / m
2 x
Total fluksi lingkup eksternal per meter dapat diperoleh melalui integral dari

I I D2
D2 D2

ext d dx ln Wb turns / m
D1 D1
2 x 2 D1
Induktansi eksternal per meter iadalah
ext
Lext ln
D2
H / m
I 2 D1
Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2 kawat
Menentukan induktansi seri dari saluran satu-
phasa 2 konduktor dengan radius masing-masing
r dan jarak antar konduktor D dimana keduanya
mengalirkan arus sebesar I dengan arah yang
berlawanan.

Mempertimbangkan dua jalur integrasi lingkaran,


maka integral garis sepanjang x1 menghasilkan
suatu intensitas magnetik , karena arus yang
dilingkupi oleh x1. nilainya tidak nol, sehingga :

H x . dl I x
Karena jalur radius x2 melingkupi kedua konduktor , dan besar arusnya sama
namun berlawanan arah, total arus yang dilingkupi sama dengan 0 dan , sehingga
tidak ada kontribusi ke induktansi total dari medan magnit pada jarak lebih besar
dari D.
Induktansi
saluran transmisi satu-phasa 2 kawat
Total induktansi dari kawat per unit panjang dari saluran transmisi ini adalah
jumlah dari induktansi internal dan induktansi eksternal antara permukaan
konduktor dengan radius (r) dan jarak antar konduktor (D):

1 D
L Lint Lext ln H / m
2 4 r
Secara simetris , total induktansi dari kawat lain yang kedua adalah
sama, sehingga total induktansi dari saluran transmisi 2 kawat adalah :

1 D
L ln H / m
4 r

Dimana r adalah radius masing-masing konduktor dan D adalah jarak antar


konduktor.
Induktansi saluran transmisi
Induktansi internal

Induktansi eksternal

Dan dengan menganggap D1 sama dengan jari-jari konduktor r dan D2 sama


dengan D, maka persamaan (6) akan menjadi:
Induktansi saluran transmisi
Dari persamaan (4) dan (7), maka induktansi konduktor karena fluks internal dan
eksternal dapat ditentukan sebagai berikut:

Dengan mensubstitusikan r = re-r/4, maka :

Jika persamaan (9) dan persamaan (7) saling dibandingkan, maka nilai r dapat
dikatakan sebagai jari-jari fiktif konduktor berketebalan nol, sehingga tidak
mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai induktansi yang sama
dengan konduktor berjari-jari r.
Induktansi dari konduktor berkas
(bundle conductor)
Apabila konduktor suatu saluran transmisi terdiri dari n-berkas konduktor yang
terhubung secara paralel. Meskipun induktansi dari berkas yang berbeda bernilai
tidak sama, induktansi rata-rata dari masing-masing berkas tersebut bernilai sama
dengan Lav,x. Dengan mengasumsikan bahwa induktansi rata-rata yang diberikan
di atas merupakan induktansi dari n-berkas yang diparalelkan, maka total
induktansi pada konduktor berkas tersebut adalah :

GMR (Geometric Mean Radius) merupakan jari-jari fiktif konduktor berketebalan


nol, sehingga tidak mempunyai fluks internal. Namun, tetap mempunyai
induktansi yang sama dengan konduktor berjari-jari r, sedangkan GMD
(Geometric Mean Distance) merupakan suatu nilai yang menggantikan
konfigurasi asli konduktor-konduktor dengan sebuah jarak rata-rata hipotesis
(hypothetical mean distance) sehingga induktansi bersama dari konfigurasi
tersebut tetap sama. Besarnya GMD dan GMR adalah :
Induktansi dari konduktor berkas
(bundle conductor)
Perhitungan GMD dan GMR

Pada saluran transmisi tiga fasa, untuk mendapatkan induktansi yang seimbang
(sama pada tiap phasa), saluran transmisi perlu ditransposisikan sebanyak tiga
kali

GMD saluran transmisi 3 fasa :


Induktansi saluran transmisi
(Kesimpulan)
1. Semakin besar jarak antar phasa pada saluran transmisi, semakin besar
induktansi saluran. Karena phasa-phasa pada SUTT harus berjarak yang
cukup untuk menjamin isolasi yang mencukupi , maka SUTT akan memiliki
induktansi yang lebih besar dari pada SUTM dan SUTR. Karena jarak antara
phasa pada SKTT adalah sangat kecil ,maka induktansi seri dari SKTT jauh
lebih kecil dari pada SUTT.
2. Semakin besar radius konduktor dari saluran transmisi, semakin kecil
induktansi dari saluran tsb. Pada SUTT dan SUTET, dari pada menggunakan
konduktor yang besar, tidak fleksibel dan berat dengan radius yang
besar, sering digunakan bundle conductor yang terdiri dari dua atau lebih
konduktor dengan total radius mendekati diameter konduktor besar. Semakin
banyak konduktor dalam bundle conductor maka pendekatan luas
penampangnya semakin baik.
3. Untuk mencari nilai induktansi suatu saluran transmisi, terlebih dahulu dicari
besarnya nilai GMR dan GMD dari saluran tsb. Dengan mengetahui besarnya
induktansi saluran, diketahui pula reaktansi induktif saluran (XL). jadi GMR dan
GMD digunakan untuk mengetahui besarnya reaktansi induktif. Selain
itu, GMD dan GMR juga mampu mengetahui besarnya kapasitansi saluran dan
impedansi saluran, sehingga besarnya susut tegangan dapat dikendalikan
melalui parameter impedansi, kapasitif dan induktansi saluran transmisi.
Reaktansi Induktif saluran transmisi

Reaktansi induktif dari saluran transmisi tergantung pada induktansi saluran dan
frekwensi dari tenaga listrik . Bila induktansi per unit panjang adalah l, maka
reaktansi induktif per unit panjang adalah

X I jl j 2 f l
Dimana f adalah frekwensi sistem. Sehingga total induktansi seri dari saluran
transmisi adalah

X I xI d
Dimana d adalah panjang saluran transmisi.
Contoh soal
No.1.

Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing satu fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi sebagai berikut:

r = 30 mm = 0.03 m
D = 500 mm = 0.5 m
Durat = 7000 mm = 7 m
Dengan nilai permeabilitas r = 1, maka:
Contoh soal

Mencari GMR : (Persamaan 17)


Contoh soal

Mencari GMD :

Asumsi :
500 mm < 7000mm, maka 500mm bisa diabaikan dengan dianggap kecil.
Dab = 7 m
Dbc = 7 m
Dac = 14 m

Induktansi saluran transmisi :


Contoh soal
No. 2.

Jika saluran transmisi tiga fasa dengan masing-masing fasa terdiri dari empat
kawat dengan konfigurasi seperti gambar dibawah :
Ditanyakan : GMR, GMD, Induktansi (L) dan Reaktansi induktif (XL)

Jawaban :

Mencara GMR :
Contoh soal

Mencari GMR : (Persamaan 17)


Contoh soal

Mencari GMD :

Mencari induktansi L

Mencari reaktansi Induktif XL :

XL = 2 f L

XL = 2 x 3.14 x 50 x 76.6 x 10-7 = 2.405x 10-3 /m


Kapasitansi dan reaktansi kapasitif
Bila tegangan V diterapkan pada sepasang konduktor yang dipisahkan oleh
suatu dielectric (udara), muatan dengan jumlah yang sama tetapi berlawanan
tanda terkumpul pada konduktor

q CV
Dimana C adalah kapasitansi antara pasangan konduktor.

Dalam sistem AC , suatu saluran transmisi menerima tegangan sinusoida yang


bervariasi terhadap waktu yang berbeda setiap fasanya. Tegangan yang
bervariasi terhadap waktu ini menyebabkan perubahan muatan yang tersimpan
pada konduktor. Perubahan muatan menghasilkan perubahan arus, yang akan
menaikkan arus yang melalui saluran transmisi, dan akan mempengaruhi faktor
daya dan jatuh tegangan pada saluran.
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif
Kapasitansi dari saluran transmisi dapat diperoleh menggunakan hukum Gauss
sbb :

D.dA q
A
Dimana A menyatakan permukaan tertutup; dA adalah unit vector normal
tegak lurus ke permukaan tsb; q adalah muatan didalam permukaan ; D adalah
kerapatan fluksi listrik di permukaan:
D E
Dimana E adalah intensitas medan listrik dititik tersebut; adalah permitivitas
dari material/ bahan:
r o
Permittivitas relatif dari material

Permittivitas ruang bebas adalah 0 = 8.8510-12 F/m


Kapasitansi dan reaktansi kapasitif
Garis fluksi listrik keluar secara uniform/ merata
keluar dari permukaan konduktor dengan muatan
positip di permukaannya. Pada kasus ini , vector
kerapatan fluksi D selalu parallel dengan vector
normal dA dan konstan disemua titik sepanjang
radius r. Sehingga :

DA Q D2 xl ql
Dimana l adalah panjang konduktor; q adalah
kerapatan muatan; Q adalah total muatan di
konduktor.
q
Sehingga kerapatan fluksi adalah D
2 x
q
Intensitas medan listrik adalah E
2 x
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif
Perbedaan potential antara dua titik P1 dan P2 dapat diperoleh dari
P2

V12 E. dl
P1

Dimana dl adalah elemen diferensial tangensial ke jalur integrasi antara P1 dan


P2. tidak tergantung dari jalurnya.
Pemilihan jalur dapat mempermudah
perhitungan.
Untuk P1 - Pint, vector E dan dl keduanya
paralel; sehingga , Edl = Edx. untuk Pint
P2 kedua vector berlawanan arah sehingg
Edl = 0.
D2 D2
q q D2
V12 E. dx ln
D1 D1
2 x 2 D1
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Perbedaan potensial karena muatan
pada konduktor a dapat diperoleh
dari
qa D
Vab ,a ln
2 r
Dengan cara yang sama, perbedaan potential karena muatan pada konduktor b
adalah
qa D
Vba ,b ln
2 r
atau
qa D
Vab ,a ln
2 r
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Tegangan total antara kedua saluran adalah

qa D qb D
Vab Vab ,a Vab ,b ln ln
2 r 2 r
Karena q1 = q2 = q, persamaan diatas menjadi

qa D
Vab ln
r
Kapasitansi per unit panjang antara kedua konduktor saluran adalah

q q
cab
V q D
ln
r
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Sehingga :

cab
D
ln
r
Merupakan kapasitansi per unit panjang dari suatu saluran transmisi satu fasa
dua kawat.
Perbedaan potential antara masing-masing konduktor dan tanah (neutral)
adalah setengah dari perbedaan potential antara kedua konduktor. Sehingga
kapasitansi ke tanah dari saluran transmisi satu fasa dua kawat adalah

2
cn can cbn
D
ln
r
Kapasitansi saluran transmisi
satu phasa 2 kawat
Kesimpulan :
1. Dengan cara yang sama kapasitansi untuk saluran tiga fasa dapat diketahui.
2. Semakin besar jarak antar fasa dari saluran transmisi, semakin kecil
kapasitansi saluran. Karena fasa-fasa pada SUTT harus dipisahkan dengan
jarak yang mencukupi untuk menjamin kecukupan isolasi saluran, maka SUTT
akan memiliki kapasitansi lebih rendah dibandingkan dengan SUTM dan
SUTR. Karena jarak antara fasa pada SKTT sangat rendah, kapasitansi shunt
SKTT jauh lebih besar dari pada SUTT. Oleh karena itu SKTT umumnya
dipakai pada jarak yang pendek untuk meminimalkan kapasitansi
3. Semakin besar radius dari konduktor dari saluran transmisi, semakin besar
kapasitansi saluran. Sehingga konduktor berkas akan menaikkan kapasitansi
saluran . Saluran transmisi yang baik, adalah kompromi diantara berbagai
kebutuhan untuk induktansi seri yang rendah, kapasitansi shunt yng rendah,
dan pemisahan antar konduktor yang cukup untuk kebutuhan isolasi antar
fasa.
4. Nilai kapasitansi, induktansi dan resistansi saluran dapat diketahui dari tabel
konduktor
Admitansi kapasitif Shunt
Admitansi kapasitif shunt dari saluran transmisi tergantung pada kapasitansi
saluran transmisi dan frekuensi sistem. Apabila kapasitansi per unit panjang
adalah c, admitansi shunt per unit panjang adalah
yC jC j 2 fC
Sehingga admitansi kapasitif shunt adalah

YC yC .d j 2 f C d
Dimana d adalah panjang dari saluran. Sehingga reaktansi kapasitif adalah
kebalikan dari admitansi:

1 1
ZC j
YC 2 fC d
Contoh soal
No.1:
Suatu saluran transmisi satu-fasa 8000 V, 60 Hz, terdiri dari dua aluminum
konduktor dengan radius 2 cm jarak antara kawat 1.2 m. Bila panjang saluran 30
km dan temperatur konduktor 200C,
a. Berapa resistansi seri per kilometer dari saluran ini?
b. Berapa induktansi seri per kilometer dari saluran ini?
c. Berapa kapasitansi shunt per kilometer dari saluran ini?
d. Berapa total reaktansi seri dari saluran ini?
e. Berapa total admitansi seri dari saluran ini?

Jawaban :
a. Resisitansi seri saluran transmissi adalah
. l
R
A
Dengan mengabaikan skin effect, resisitivitas saluran pada 200 adalah 2.8310-8
-m dan resistansi per kilometer adalah

. l 2,83.10 8.1000
r 0,0225 / km
A .0,02 2
Contoh soal
b. Induktansi seri per kilometer dari saluran transmisi adalah
1 D 1 1,2
l ln .1000 ln .1000 1,738.10 3 H / m
4 r 4 0,02

c. Kapasitansi shunt per kilometer dari saluran transmisi adalah


.8,854.10 12
cab .1000 .1000 6,794.10 9 F / km
D 1,2
ln ln
r 0,02
d. Impedansi seri per kilometer dari saluran transmissi adalah
z se r jx 2 j 2 f l 0,0225 j 2 .60.1,738.10 3 0,0225 j 0,665 / km

Sehingga total impedansi seri dari saluran adalah

Z se 0,0225 j 0,665.30 0,675 j19,7


Contoh soal
e. Admitansi shunt per kilometer dari saluran transmisi adalah

yC j 2 fC j 2 .60.6,794.10 9 j 2,561.10 6 S /m
Total admitansi shunt dari saluran menjadi


Yse j 2,561.10 6 .30 j 7,684.10 5 S
Reaktansi Kapasitif shunt adalah

1 1
Z sk 5
j13,0 k
Ysk j 7,684.10
Tugas - 1
1. Tentukan resistansi DC dari konduktor tembaga (97,5%) dipilin dengan 3 lapis
berukuran 253 mm2 (500.000 CM) dalam Ohm per km pada suhu 25 oC, bila
diketahui 25 = 1,8 mikro-Ohm-cm.
2. Suatu penghantar aluminium terdiri dari 37 kawat masing-masing dengan
diameter 0.333 cm. Hitunglah tahanan dc dalam ohm per kilometer pada 75C.
Bila diketahui aluminium 20C = 2.83 x 10 8 -m
3. Suatu SUTT 345 kV, MVA base 100 MVA , 3 fasa dengan berkas konduktor per
fasa dan setiap fasa terdiri dari 2 konduktor, seperti gambar dibawah.
Konduktor yang digunakan ACSR 1113 kcmil. Jarak antar kedua konduktor (d)
dalam setiap berkas 12 inch, bila diasumsikan D12, D23 dan D31 masing-masing
adalah 26 feet, 26 feet dan 52 feet , tentukan :
a. Induktansi rata-rata per fasa dalam Henri/ meter
b. Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm per km
c. Reaktansi seri dari saluran dalam per unit
d. Kapasitansi line-ke-netral dari saluran dalam Farad per meter
e. Reaktansi kapasitif ke netral dari saluran dalam Ohm per km

Anda mungkin juga menyukai