Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tenaga listrik mempunyai kedudukan yang vital dalam kehidupan masyarakat
karna menyangkut hajat orang banyak. Sehingga tenaga listrik sebagai hasil
pengolahan sumber daya energi mempunyai fungsi vital dalam sarana
penghidupan masyarakat secara ekonomi.

1.2 Rumusan Masalah

 Apa pengertian dari Resistansi, Reaktansi Induktif dan Reaktansi


Kapasitif
 Faktor-faktor yang mempengaruhi Resistansi, Reaktansi Induktif dan
Reaktansi Kapasitif
 Perhitungan dari permasalahan Resistansi, Reaktansi Induktif dan
Reaktansi Kapasitif

1.3 Tujuan
 Memberikan pengetahuan kepada penulis maupun pembaca tentang
pengertian dan hubungan ketiga nya
 Mengetahui cara penyelesaian perhitungan ketiga nya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Resistansi
Resistansi adalah kemampuan suatu benda mencegah dan menghambat aliran arus
listrik. Semakin besar resistansi suatu bahan, semakin kecil arus listrik yang akan
mengalir pada bahan tersebut.
Resistor ini ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Jerman, yaitu George Simon
Ohm. Dari penemuan itulah nama Ohm disematkan sebagai satuan hambatan
listrik. Setiap bahan memiliki nilai resistansi yang berbeda-beda.
Contohnya konduktor memiliki resistansi bahan yang kecil, sehingga konduktor
bisa dijadikan penghantar listrik yang baik. Kondisi itu tentu berkebalikan dengan
isolator yang resistansinya besar.
Faktor yang memengaruhi resistansi pada sebuah konduktor
 Jenis bahan konduktor
Untuk keperluan penyaluran arus listrik secara efektif dan efisien, maka
diperlukan bahan konduktor yang memiliki konduktivitas tinggi atau memiliki
nilai resistansi rendah. Berikut beberapa contoh dari bahan konduktor yang
lazim digunakan untuk keperluan penghantaran arus listrik: tembaga dan
alumunium
Tembaga : 1,68 × 10-8
Alumunium : 2.65 × 10-8
Antara bahan tembaga dengan aluminium memiliki perbedaan untuk nilai
hambatannya yakni, nilai hambatan tembaga lebih kecil dari aluminium.
Sehingga bahan tembaga sangat baik untuk menghantarkan listrik
dibandingkan aluminium.
Beberapa jenis bahan konduktor lainnya beserta jenis tahanannya
Pada suhu 20°C

2
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa setiap jenis bahan kawat penghantar
memiliki nilai hambatan jenisnya masing-masing (nilai hambatan jenisnya
berbeda-beda).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa “semakin besar nilai hambatan jenis pada
bahan kawat penghantar, maka akan semakin besar pula nilai hambatannya”

 Panjang kawat penghantar


Perlu diketahui bahwa "semakin panjang kawat penghantar listrik, maka akan
semakin besar pula nilai hambatannya"

 Luas penampang kawat


Perlu diketahui juga bahwa "semakin besar luas penampang kawat, maka akan
semakin kecil nilai hambatannya"
Sehingga secara matematis dituliskan dalam persamaan
l
R= ρ .
A
Dimanaa
R = Resistansi
ρ = Hambatan jenis kawat
l = Panjang kawat
A = Luas penampang kawat

 Suhu
Suhu dapat mempengaruhi nilai hambatan pada kawat penghantar. “semakin
tinggi suhu pada kawat penghantar, maka akan semakin besar nilai
hambatannya”.
Pengaruh suhu terhadap hambatan konduktor dapat dituliskan dalam
persamaan berikut:
R=R0+(1+ α∆t)
Dimana
R0= Resistansi pada suhu awal

3
Α= Koefisien suhu hambatan jenis
∆t= Selisih suhu akhir – suhu awal

Contoh
1. Sebuah kawat tembaga memiliki tegangan 220 V dengan luas penampang
2 mm2. Jika panjang penghantar 2.000 m dan hambatan jenisnya 1,68×10-8
Ωm. Berapa nilai hambatan kawatnya dan besar arus yang mengalir
Jawab:
R = ρ.l/A
R = 1,68×10-8.2000/2×10-6
R = 16,8 Ω

I = V/R
I = 220/16,8
I = 13,09 A

2. Sebuah kawat alumunium memiliki tegangan 220 V dengan luas


penampang 2 mm2. Jika panjang penghantar 2.000 m dan hambatan
jenisnya 2,65×10-8 Ωm. Berapa nilai hambatan kawatnya dan besar arus
yang mengalir

4
Jawab:
R = ρ.l/A
R = 2,65×10-8.2000/2×10-6
R = 26,8 Ω

I = V/R
I = 220/26,8
I = 8,2 A

2.2 Reaktansi Induktif

Reaktansi Induktif atau Inductive Reactance adalah hambatan atau tahanan


Induktor terhadap arus listrik AC (sinyal AC). Nilai Reaktansi Induktif dinyatakan
dengan Ohm (Ω).
Ketika Induktor dialiri oleh arus listrik bolak-balik (arus AC) maka akan timbul
gaya gerak listrik atau GGL yang berlawanan karena adanya perubahaan arah
medan magnet (fluks). Perlawanan gaya gerak listrik atau GGL inilah yang
menghambat aliran arus listrik. Jadi pada dasarnya, timbulnya hambatan pada
Induktor ini dikarenakan adanya perubahan medan listrik dan medan magnet pada
induktor ketika dialiri arus listrik secara bolak-balik.
Rumus Reaktansi Induktif adalah sebagai berikut :
XL = 2πfL
Dimana :

5
XL = Reaktansi Induktif dalam satuan Ohm (Ω)
π (pi) = 3,142 (desimal) atau 22/7 (fraksi)
f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)
L = Induktansi Induktor dalam satuan Henry (H)
Contoh kasus perhitungan reaksi induktif
Sebuah Koil yang berinduktansi 200mH dihubungkan ke tegangan AC 220V
dengan frekuensi 60Hz. Berapakah nilai Reaktansi Induktif dan besar aliran arus
listriknya ?
Diketahui :
L = 200mH
F = 60Hz
XL = ?
I =?
Jawaban :
XL = 2πfL
XL = 2 x 3,142 x 60 x 0,2
XL = 75,41Ω
I = V / XL
I = 220 / 75,41
I = 2,92A
Jadi nilai Reaktansi Induktifnya adalah 75,41Ω dan arus listriknya adalah 2,92A.
Dari persamaan atau rumus Reaktansi Induktif diatas, dapat dilihat bahwa jika
salah satu dari Frekuensi maupun Induktansi meningkat, maka nilai Reaktansi
Induktif juga akan meningkat secara keseluruhan. Apabila Frekuensinya
mendekati tak terhingga (infinity), maka nilai Reaktansi Induktornya juga akan
meningkat hingga tak terbatas seperti pada rangkaian terbuka.

2.3 Reaktansi Kapasitif

6
Reaktansi Kapasitif atau Capacitive Reactance ini dapat diartikan sebagai
Hambatan yang timbul pada Kapasitor yang dilewati oleh arus bolak-balik (arus
AC).
Berbeda dengan nilai Resistansi yang memiliki nilai tetap (10Ω, 100 Ω, 1kΩ,
10kΩ, 100kΩ dan lain-lain), Reaktansi Kapasitif ini memiliki nilai yang bervariasi
tergantung pada frekuensi tegangan AC yang diberikannya. Jadi pada dasarnya,
setiap perubahan frekuensi yang diaplikasikan ke kapasitor akan memberikan efek
yang besar terhadap nilai Reaktansis Kapasitif pada kapasitor tersebut. Semakin
tinggi Frekuensi (f) yang diaplikasikan pada Kapasitor semakin rendah nilai
Reaktansi Kapasitifnya. Sebaliknya, semakin rendah frekuensi tegangan AC yang
melalui Kapasitor tersebut, semakin tinggi nilai Reaktansi Kapasitif.
Rumus Reaktansi Kapasitif adalah sebagai berikut :

Xc = 1/2πfC

Dimana :

Xc = Reaktansi Kapasitif (dalam satuan Ohm)


Π (pi) = 3,142 (desimal) atau 22/7 (fraksi)
F = Frekuensi (dalam satuan Hertz)
C = Kapasitansi Kapasitor (dalam satuan Farad)

Contoh kasus perhitungan reaktansi kapasitif


Hitunglah Reaktansi Kapasitif pada Kapasitor yang bernilai 330nF pada frekuensi
500Hz dan 10kHz.

Reaktansi Kapasitor 330nF pada Frekuensi 500Hz

7
Diketahui :
C = 330nF (330 x 10-9 Farad)
F = 500Hz
Xc = ?

Jawaban :
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 500 x (330 x 10-9)
Xc = 964,45 Ohm

Reaktansi Kapasitor 330nF pada Frekuensi 10kHz

Diketahui :
C = 330nF (330 x 10-9 Farad)
F = 10kHz
Xc = ?

Jawaban :
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 10000 x (330 x 10-9)
Xc = 48,22 Ohm
Dari contoh Perhitungan diatas, dapat dilihat bahwa ketika frekuensi yang
diaplikasikan pada kapasitor bernilai 330nF meningkat dari 500Hz ke 10kHz,
nilai Reaktansinya akan menjadi lebih rendah yaitu dari 964,45 Ohm menjadi
48,22 Ohm. Reaktansi Kapasitif atau Xc akan selalu berbanding terbalik dengan
Frekuensi (f).

2.4 Impedansi

8
Impedansi dan Resistansi memiliki persamaan yaitu hambatan listrik yang
dimiliki oleh sebuah komponen terhadap arus listrik dan sama-sama
menggunakan OHM (Ω) sebagai satuan unit pengukurannya. Namun berbeda
dengan Resistansi, jumlah hambatan listrik pada Impendansi akan berubah seiring
dengan perubahan frekuensi sinyal. Ini menandakan bahwa tahanan atau
hambatan suatu komponen akan bervariasi tergantung pada frekuensi sinyal yang
masuk ke komponen tersebut.
Perlu diketahui bahwa adalah dua faktor atau elemen yang mempengaruhi
hambatan pada arus listrik bolak-balik yaitu Resistansi (R) dan Reaktansi (X).
Resistansi pada umumnya terdapat pada komponen Resistor meskipun pada
komponen lainnya juga memiliki sedikit resistansi pada rangkaian. Sedangkan
Reaktansi dipengaruhi oleh komponen Reaktif seperti Induktor dan Kapasitor
(Reaktansi Induktif (XL) dan Reaktansi Kapasitif (XC)).
Berikut ini adalah contoh kasus perhitungan Impedansi pada rangkaian R, L dan
C.
Rumus Impedansi Listrik
Z = √R2 + (XL – XC)2
Sebuah rangkaian seri RLC terdiri dari sebuah Resistor 15Ω, sebuah Induktor
0,3H dan sebuah Kapasitor 47uF yang dihubungkan secara seri dengan sumber
listrik AC 100V 50Hz. Hitunglah Impedansi dan arus listrik yang mengalir pada
rangkaian tersebut.
Diketahui :
R = 15Ω
L = 0,3H
C = 47uF atau 47 x 10-6F
Penyelesaiannya :
1. Hitung Reaktansi Induktif (XL)
XL = 2πfL
XL = 2 x 3,142 x 50 x 0,3

9
XL = 94,26Ω
2. Hitung Reaktansi Kapasitif (XC)
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 50 x (47 x 10-6))
Xc = 67,72 Ω
3. Menghitung Impedansi Rangkaian RLC
Z = √R2 + (XL – XC)2
Z = √152 + (94,26 – 67,72)2
Z = √152 + (94,26 – 67,72)2
Z = √152 + 26,542
Z = √225 + 704
Z = √232.4
Z = 15,24 Ω
Jadi Impedansi listrik Rangkaian RLC adalah 15,24Ω
4. Menghitung Arus listrik yang mengalir di Rangkaian RLC
I = V/Z
I = 100V/15,24 Ω
I = 6,5A

10
BAB III
KESIMPULAN

4.1 Resistansi
Hambatan berbanding lurus dengan hambatan jenis dan panjang konduktor,
serta suhu, tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang konduktor.
Dengan kata lain, hambatan bertambah apabila hambatan jenis dan/atau
panjang konduktor bertambah. Hambatan berkurang jika luas penampang
konduktor bertambah.
4.2 Reaktansi Induktif
Reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi serta induktansi. Dengan
kata lain, Reaktansi induktif meningkat ketika frekuensi dan induktansi
bertambah.
4.3 Reaktansi Kapasitif
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi. Dengan kata lain,
Reaktansi kapasitif akan meningkat ketika nilai frekuensi turun.

11
Daftar Pustaka
Abadi, Risky. Resistansi: Pengertian, Jenis, Rumus, Nilai, dan Simbol.
https://thecityfoundry.com/resistansi/
Teknik Listrik, Hobby. Faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Hambatan
Pada Kawat Penghantar. http://hobbytekniklistrik.blogspot.com/2019/05/faktor-
yang-mempengaruhi-besar-kecilnya.html?m=1
Kho, Dickson. Pengertian Reaktansi Induktif (Inductive Reactance) dan Rumus
Reaktansi Induktif. https://teknikelektronika.com/pengertian-reaktansi-induktif-
inductive-reactance-rumus-reaktansi-induktif/
Kho, Dickson. Pengertian Reaktansi Kapasitif (Capacitive Reactance) dan Cara
Menghitungnya. https://teknikelektronika.com/pengertian-reaktansi-induktif-
inductive-reactance-rumus-reaktansi-induktif/

12

Anda mungkin juga menyukai