Tahanan jenis adalah besar tahanan yang diberikan oleh 1 m bahan konduktor
dengan penampang 1 mm²
Tahanan listrik dapat diberikan tanda dengan satuan ohm dan dapat dihitung
dengan rumus
Faktor yang Mempengaruhi Resistansi
Pada Sebuah Konduktor
Jenis Bahan Konduktor
Dapat ditulis secara matematis
ρ = R. A/l
l = R. A/ρ
A = ρ. l/R
Suhu
Dapat ditulis secara matematis
R = R0 + (1+α∆t)
Dimana
R0 = Resistansi awal
α = Koefisien suhu hambatan jenis
∆t = Perubahan suhu akhir – suhu awal
Contoh kasus
Sebuah kawat tembaga memiliki tegangan 220 V dengan luas penampang 2 mm2. Jika
panjang penghantar 2.000 m dan hambatan jenisnya 1,68×10 -8 Ωm. Berapa nilai
hambatan kawatnya dan besar arus yang mengalir
Jawab:
R = ρ.l/A
R = 1,68×10-8.2000/2×10-6
R = 16,8 Ω
I = V/R
I = 220/16,8
I = 13,09 A
Sebuah kawat alumunium memiliki tegangan 220 V dengan luas penampang 2
mm2. Jika panjang penghantar 2.000 m dan hambatan jenisnya 2,65×1 0-8 Ωm.
Berapa nilai hambatan kawatnya dan besar arus yang mengalir
Jawab:
R = ρ.l/A
R = 2,65×10-8.2000/2×10-6
R = 26,8 Ω
I = V/R
I = 220/26,8
I = 8,2 A
Reaktansi Induktif
Hambatan induktif dan reaktansi induktif memiliki arti yang sama, yaitu
hambatan yang dihasilkan oleh induktor dalam suatu rangkaian listrik
Reaktansi induktif adalah istilah yang lebih tepat untuk menggambarkan
hambatan induktor dalam rangkaian listrik AC (arus bolak-balik).
Induktansi akan menghasilkan penurunan tegangan yang berbeda fasa 90°
dengan arusnya. Beda 90° berarti tegangan memimpin arus dalam
seperempat siklus.
Misalnya pada tegangan maksimum, arus baru akan naik dari nilai nol hingga ke nilai
maksimumnya. Sedangkan ketika tegangan bernilai negatif, arus perlahan akan turun
hingga ke nilai nol.
Rumus Reaktansi Induktif
XL = ω.L
XL = 2.π.f.L
Dimana :
XL = Reaktansi Induktif dalam satuan Ohm (Ω)
π (pi) = 3,142 (desimal) atau 22/7 (fraksi)
f = Frekuensi dalam satuan Hertz (Hz)
L = Induktansi Induktor dalam satuan Henry (H)
Contoh Kasus Perhitungan Reaktansi
Sebuah Koil yang berinduktansi 200mH dihubungkan ke tegangan AC 220V
dengan frekuensi 60Hz. Berapakah nilai Reaktansi Induktif dan besar aliran
arus listriknya ?
Diketahui :
L = 200mH
F = 60Hz
XL = ?
I =?
Jawaban :
XL = 2πfL
XL = 2 x 3,142 x 60 x 0,2
XL = 75,41Ω
I = V / XL
I = 220 / 75,41
I = 2,92A
Jadi nilai Reaktansi Induktifnya adalah 75,41Ω dan arus listriknya adalah 2,92A.
Dapat dilihat bahwa jika salah satu dari Frekuensi maupun Induktansi meningkat,
maka nilai Reaktansi Induktif juga akan meningkat secara keseluruhan.
Reaktansi Kapasitif
Reaktansi Kapasitif atau Capacitive Reactance ini dapat diartikan sebagai
Hambatan yang timbul pada Kapasitor yang dilewati oleh arus bolak-balik
(arus AC).
Reaktansi Kapasitif ini memiliki nilai yang bervariasi tergantung pada
frekuensi tegangan AC yang diberikannya.
Perubahan arus yang mendahului tegangan dengan beda phasa 90°.
Ketika arus berada pada titik nol, tegangan berada pada posisi berlawanan yaitu
pada posisi puncak (tegangan maksimum). Sedangkan daya yang dihasilkan dari
beda phase antara arus dan tegangan ini adalah berubah-ubah dalam waktu yang
bersamaan.
Rumus Reaktansi Kapasitif
1/Xc = ω. C
Xc = 1/2.π.f.C
Dimana :
Diketahui :
C = 330nF (330 x 10-9 Farad)
F = 500Hz
Xc = ?
Jawaban :
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 500 x (330 x 10-9)
Xc = 964,45 Ohm
Reaktansi Kapasitor 330nF pada Frekuensi 10kHz
Diketahui :
C = 330nF (330 x 10-9 Farad)
F = 10kHz
Xc = ?
Jawaban :
Xc = 1 / 2πfC
Xc = 1 / (2 x 3,142 x 10000 x (330 x 10-9)
Xc = 48,22 Ohm
Dari perhitungan diatas diketahui bahwa Reaktansi Kapasitif atau Xc akan selalu
berbanding terbalik dengan Frekuensi (f).
Kesimpulan
Hambatan berbanding lurus dengan hambatan jenis dan panjang konduktor,
serta suhu, tetapi berbanding terbalik dengan luas penampang konduktor.
Dengan kata lain, hambatan bertambah apabila hambatan jenis dan/atau
panjang konduktor bertambah. Hambatan berkurang jika luas penampang
konduktor bertambah.
Reaktansi induktif berbanding lurus dengan frekuensi serta induktansi. Dengan
kata lain, Reaktansi induktif meningkat ketika frekuensi dan induktansi
bertambah.
Reaktansi kapasitif berbanding terbalik dengan frekuensi. Dengan kata lain,
Reaktansi kapasitif akan meningkat ketika nilai frekuensi turun.