Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

I. Judul Percobaan Koefisien Suhu Hambat Jenis

II. Tujuan  Menentukan nilai hambatan serta koefisien suhu hambat jenis suatu
Percobaan
kawat email dengan metode Jembatan Wheatstone
 Mengamati pengaruh suhu terhadap hambat jenis suatu kawat
penghantar listrik
Nilai :

III. Teori Apa yang dimaksud dengan hambatan jenis? Dalam ilmu kelistrikan,
hambatan jenis (resistivitas) adalah hambatan yang dimiliki oleh
penghantar dengan luas penampang satu satuan luas tiap satu satuan
panjang.

Hambatan jenis (resistivitas) bisa menjadi ukuran kemampuan suatu


penghantar dalam mengalirkan arus. Semakin besar hambatan jenis,
semakin kecil arus listrik yang mengaliri penghantar. Sebaliknya, semakin
kecil hambatan jenis (resistivitas), maka semakin besar arus listrik yang
bisa dialirkan oleh suatu penghantar. Logam dan campuran logam
merupakan penghantar yang memiliki nilai hambatan jenis paling kecil.
Bahan ini dinamakan konduktor. Contohnya, besi, baja, tembaga, emas, dan
perak. Sebuah penghantar sempurna akan memiliki hambatan jenis
(resistivitas) nol, dinamakan superkonduktor.

Sedangkan, bahan-bahan yang memiliki hambatan jenis besar sehingga


arus listrik tidak dapat atau sulit mengalir, disebut isolator. Contohnya,
kaca, karet, kayu, dan plastik.

Sementara itu, terdapat juga bahan dengan hambatan jenis yang


nilainya berada di antara konduktor dan isolator, disebut semikonduktor.
Contohnya, karbon, germanium, dan silikon.

Simbol dan Satuan Hambatan Jenis (Resistivitas)

Dalam fisika, hambatan jenis (resistivitas) disimbolkan dengan huruf


yunani ρ, dibaca "rho", dengan satuan menurut Sistem Satuan Internasional
(SI) adalah Ωm, dibaca "ohm meter".

Berdasarkan jenis besarannya, hambatan jenis termasuk ke dalam besaran


turunan, yaitu diturunkan dari besaran panjang, kuat arus listrik, suhu, dan
waktu.

Selain itu, hambatan jenis juga merupakan besaran skalar, sehingga untuk
menyatakannya cukup dengan nilai/angka saja, tidak mempunyai arah.

Rumus Hambatan Jenis (Resistivitas)

Rumus hambatan jenis (resistivitas) ada beberapa macam berdasarkan


hubungannya dengan besaran-besaran lain. Berikut ini penjabarannya:
1. Rumus Hambatan Jenis dengan Medan Listrik
Dirumuskan:

Keterangan:

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


 ρ = hambatan jenis/resistivitas (Ωm)
 E = medan listrik (N/C)
 J = kerapatan arus (A/m2)

karena beban pada umumnya berupa induktor atau lilitan yang


menyebabkan pergeseran fasa sebesar φ. Daya Listrik (Daya Aktif, Daya
Reaktif, dan Daya Semu) Alat-Alat Pengaman pada Rangkaian Listrik Alat
Pengukur dan Pembatas (APP) Rangkaian Resistor (Seri, Paralel,
Campuran) Rangkaian Kapasitr Seri, Paralel, dan Campuran Baterai
(Elemen Kering) Simbol-Simbol Dalam Alat Ukur Listrik Rangkaian
Paralel Resistor, Induktor, dan Kapasitor pada Arus Bolak-Balik 1 Fase
Beban-Beban Listrik Resistif, Induktif, dan Kapasitif) Faktor Daya Faktor
Kerja Semakin rendah nilai faktor daya akan mengakibatkan daya reaktif
nya makin besar, sebaliknya jika nilai faktor daya semakin besar maka daya
reaktif menuju 0 nol. Persamaan faktor daya dan faktor reaktif Nilai
hambatan suatu penghantar (R) sebanding dengan hambatan jenis (ρ)
Banyaknya muatan listrik yang disebabkan oleh pergerakan eletron-
elektrondisebut sebagai Arus Listrik, arus mengalir melalui suatu titik
dalam sirkuit listrik tiapsatuan waktu. Arus listrik biasanya diukur dalam
satuan Coulomb/detik atau Ampere Contoh arus listrik dalam kehidupan
sehari-hari yang sangat alami kita temui adalahseperti petir. Satuan
internasional untuk arus listrik adalah Ampere (A) Satuan
Amperedidefenisikan sebagai arus konstan yang bila dipertahankan akan
menghasilkan gayasebesar 2 x 10 − 7 Newton/meter diantara sua
penghantar lurus sejajar, dengan luas penampang yang diabaikan, berjarak
1 meter satu sama lain dalam ruang hampa udara Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa hambatan listrik dari suatu konduktor akan
berbanding lurus dengan panjang dari konduktor tersebut dan akan
berbanding terbalik dengan luas penampang konduktor Keterangan :

 R adalah hambatan listrik dengan satuan Ω


 ρ adalah hambatan jenis dengan satuan Ωm
 l adalah panjang konduktor dengan satuan m
 A adalah luas penampang dengan satuan m2

Jembatan Wheatstone adalah metode yang luas dipakai dalam penentuan


hambatan dengan teliti. Metode ini merupakan metode nol dimana meteran
dalam hal ini galvanometer hanya berperan sebagai petunjuk nol atau null
detector.Iniberartikepekaan galvanometer yang penting, tetapi skalanya
tidak perlu dipakai. Satu hal yang harus diketahui dan dipahami dalam
metode jembatan wheatstone adalah bahwa jembatan wheatstone yang
dipakai dalam praktek ini cocok untuk hambatan yang kecil sampai sedang,
karena hambatan kawatnya hanya beberapa ohm. Untuk hambatan yang
tinggi diperlukan galvanometer yang lebih sensitif atau kawat yang
hambatannya lebih besar serta g.g.l yang lebih tinggi. Pada prakteknya,
untuk mengukur resistansi suatu resitor yang tidak diketahui, kita
mengganti dua buah re
Kegunaan dari jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur pada suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvano meter sama dengan

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


nol (karena potensial ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan
dengan perkalian silang. Cara kerja dari jembatan Wheatstone adalah
sirkuit listrik empat tahanan dan sumner tegangan yang dihubungkan
melalui dua titik diagonal dan pada kedua titik diagonal yang lain dimana
galvanometer ditempatkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan
Wheatstone

2. Rumus Hambatan Jenis dengan Hambatan (R)


Hambatan berbanding lurus dengan hambatan jenis.

Dirumuskan:

ρ=R . A /l(rumus mencari hambatan jenis kawat )

atau,

R=ρl/ A (rumus mencari hambatan kawat )

atau,

A=ρl /R (rumus mencari luas penampang kawat )

atau,

l=R . A / ρ(rumus mencari panjang kawat )

Keterangan:

 R = hambatan/resistansi (Ω)
 A = luas penampang penghantar (m2)
 l = panjang penghantar (m)

3. Rumus Hambatan Jenis dengan Suhu


Dirumuskan:

ρ t =ρ 0[1+α (t−t 0)]

Keterangan:

 ρ t =hambatan jenis pada suhu t ( Ωm)



ρ 0=hambatan jenis pada suhu referensi(misalnya 0 0 C atau 200 C )( Ωm)
 t 0=suhu referensi(0 C)
 α =koefisien suhu hambatan jenis(¿ 0C )
 t=suhu(0 C)

Faktor yang Mempengaruhi Hambatan Jenis (Resistivitas)

Hambatan jenis (resistivitas) suatu penghantar dipengaruhi atau bergantung


pada jenis bahan dan suhu. Berikut ini penjelasannya:

Konduktor Hambatan Jenis/Resistivitas (Ω.m)

Perak 1,47 x 10-8

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Tembaga 1,72 x 10-8

Emas 2,44 x 10-8

Aluminium 2,75 x 10-8

Tungsten 5,25 x 10-8

Besi 9,71 x 10-8

Baja 20 x 10-8

Timah 22 x 10-8

Air raksa 95 x 10-8

Manganin 44 x 10-8

Constantan 49 x 10-8

Semikonduktor Hambatan Jenis (Ω.m)

Karbon (Grafit) 3,5 x 10-5

Germanium 0,60

Silikon 2300

Isolator Hambatan Jenis (Ω.m)

Karet 108 - 1013

Kaca 1010 - 1014

Mika 1011 - 1015

Porselin 1012 - 1014

Ebonit 1013 - 1016

2. Suhu

Hambatan jenis suatu penghantar juga bergantung pada suhu. Jika


perubahan suhu tidak terlalu besar, hambatan jenis logam biasanya naik
secara linear terhadap suhu.

Hambatan jenis penghantar pada suhu t dapat ditentukan dengan rumus:

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


ρ t =ρ 0[1+α (t−t 0)]

Keterangan:

 ρ t =hambatan jenis pada suhu t (Ωm)



ρ 0=hambatan jenis pada suhu referensi(misalnya 0 0 C atau 200 C )( Ωm)
 t 0=suhu referensi (0 C)
 α =koefisien suhu hambatan jenis(¿ 0C )
 t=suhu(0 C)

Berikut ini adalah tabel koefisien suhu pada hambatan jenis beberapa jenis
bahan konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Konduktor α (/0C)

Perak 0,0038

Tembaga 0,00393

Besi 0,0050

Aluminium 0,0039

Tungsten 0,0045

Emas 0,0034

Timah 0,0043

Air raksa 0,00088

Manganin 0,00000

Constantan 0,00001

Semikonduktor α (/0C)

Karbon (Grafit) -0,0005

Germanium -0,05

Silikon -0,07

Isolator α (/0C)

Karet -

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Kaca -

Mika -

Porselin -

Ebonit -

Contoh Soal Hambatan Jenis

Berikut ini adalah beberapa contoh soal tentang hambatan jenis:


Contoh Soal
Jika hambatan kawat tembaga 9 Ω, hambatan jenis tembaga 0,16
Ωmm2/m dan panjang kawat tersebut 300 m, maka luas penampang kawat
adalah?
Jawab:
Diketahui:

 R=9Ω
 ρ = 0,16 Ωmm2/m
 l = 300 m

Ditanyakan:

 A...?

Penyelesaian:

A = ρ l/R
= 0,16 300/9
= 5,33 mm2

Jadi, luas penampang kawat tersebut adalah 5,33 mm2.


Nilai :

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


IV. Alat Dan 4.1 Alat dan Fungsi
Bahan Serta
Nama alat Fungsi
Fungsi
Power supply DC Sebagai sumber tegangan
Termometer analog Mengukur suhu kawat email
Statif Menggantungkan thermometer
analog
Galvanometer lengkap dengan Sebagai jembatan dalam
probe rangkaian jembatan wheatsone di
praktikum ini
Meter bridge Meletakkan kawat email dalam
rangkaian jembatan wheatsone di
praktikum ini
Resistor variabel Mengubah-ubah nilai hambatan
dalam percobaan
Wadah pemanas Memanaskan kawat email
Kabel-kabel klip buaya Mengalirkan arus listrik dari
voltage regulator AC ke seluruh
rangkaian percobaan
Thermometer Untuk mengukur titik didih atau
titik beku dalam sebuah
percobaan
Hambatan variable Untuk membatasi arus listrik yang
mengalir melewati komponen ini.

4.2 Bahan serta Fungsi


Nama bahan Fungsi
Es batu Mendinginkan kawat email
sampai suhu 0°C
Kawat email Sebagai obyek percobaan yang
akan dicari nilai koefisien suhu-
hambat jenisnnya

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Nilai:
V. Prosedur 1. Dibuatlah table seperti table 2
Percobaan
2. Dirangkai skema percobaan pada gambra 1 dengan menggunakan
hambatan variable 1Ω
3. Ditekan probe galvano meter ke kawat email di angka 0 pada meter
bridge kemudia geres perlahan - lahan probe ke kanan sampai
galvanometer menunjukan angkah 0
4. Diamati jarak yang terbaca dari angka 0 sampaai titik di mana probe
berhenti dan galvanometer sudah menunjukan angka 0 kemudia catat
di table 2 sebagai L1
5. Dipanaska es batu sampai menjadi air suhu 5C kemudia ulangi
langkah kedua sampai keempat
6. Diulagi langkah kedua sampai kelima untuk suhu 15C, 30C, 50C,
dan 75C

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Nilai :

VI. Gambar Percobaan

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Nilai :

VI. Data Percobaan


KOEFESIEN SUHU HAMATAN JENIS

DATA PENGGAMATAN
NO T (oC) L1 (cm) L2 (cm)
1 5 45,26 54,74
2 10 41,26 58,74
3 20 34,26 65,74
4 25 30,26 69,74
5 30 20,26 79,74
Hambatan variable = 1 Ω

Catatan:
XX = merupakan 2 angka NIM terakhir Anda
Contoh : 2102089 → L1 = 45,XX akan menjadi 45,89
L2 = 100 – L1
L2 = ( 100 – 45,89 ) cm
L2 = 54,11 cm

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Nilai :

VIII. Analisa Data 1. Hitunglah masing-masing NILAI HAMBATAN KAWAT


EMAIL setelah menerima suhu perlakuan 5 0C , 10 0C, 20 0C, 25 0C,
30 0C !
JAWAB :
L2
R penghantar= RVariabel
L1

54,74
 Suhu5 0 C . 1Ω=1,20 9 Ω
45,26
58,74
 Suhu10 0 C . 1Ω=1,4 2 3Ω
41,26
65,74
 Suhu20 0 C .1Ω=1,9 18Ω
34,26
69,74
 Suhu25 0 C .1 Ω=2 ,304 Ω
30,26
79,74
 Suhu30 0 C .1 Ω=3 ,935 Ω
20,26

2.

Rt −Ro
Ro TT – T0 (0C)

1,177 100C
1,586 20 0C
1,905 250C
3,254 300C

Penyelesaian
 T 100C
Rt −Ro 1,423
= =1,177
Ro 1,209
 T 200C
Rt −Ro 1, 918
= =1,586
Ro 1,209
 T 250C
Rt −Ro 2,304
= =1,905
Ro 1,209
 T 300C
Rt −Ro 3,935
= =3,254
Ro 1,209

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


( Rt −Ro)
3. Grafik vs (TT-TO) bbb
Ro

Y =0 ,655+ 0,9 98Gradiennya=1 , 653

4 .¿ Gradien grafik
¿ 1 ,653

Nilai :

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


IX. Kesimpulan Dan 1 . Dari hasil percobaan yang dilakukan , Jembatan wheatstone
Saran merupakan suatu susunan rangkaian listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur satu tahanan yang tidak dapat diketahui berapa jumlahnya .
L2
Untuk menentukan nilai hambatannya ,mengunakan persamaan
L1
R.Variabelnya , Sehingga diperoleh :
1,209 (5℃ )
1,423(10℃)
1,918(20℃)
2,304(25℃)
3,935(30℃)

2 . Suhu memiliki pengaruh terhadap hambat jenis kawat, jika suhu


semakin tinggi maka semakin besar pula getaran electron- elektronnya
dalam suatu penghantar . Jika diperhatikan digrafik semakin tinggi
suhunya maka semakin besar nilai hambatannya sehingga diperoleh
gradiennya 1,653

Saran :
Saran saya pada praktikum kali ini adalah diharapkan para praktikan
melakukan prosedur percobaan dengan benar agar tidak terjadi
kesalahan pada saat melakukan praktikum

Nilai :

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Nilai :
X. Daftar Pustaka A.J. Dirksen.(1981). Pelajaran Elektronika Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Sahat Pakpahan .(1985). Instrumentasi Elektronik dan Teknik


Pengukuran. Jakarta : Penerbit ` Erlangga

Errest O. Doebelin.(1983). Measurement System. Application and


Design.Singapore : Mc Graw – Hill International Book.

Herry Sumual.(1988). Penuntun Praktek Laboratorium Listrik.


Jakarta:P2LPTK Dirjen DiktiDepdikbud

Soedjana, S. (1979). Pengukuran dan Alat – alat Ukur Listrik.


Jakarta:Pradnya Paramita

Laporan Laboratorium fisika teknik ii


Laporan Laboratorium fisika teknik ii

Anda mungkin juga menyukai