BAB II
PARAMETER SALURAN TRANSMISI
By : Erita Astrid
2.1. Pendahuluan
Fungsi saluran transmisi adalah untuk menyalurkan energi listrik dari
sisi pembangkitan yang terletak di berbagai lokasi ke sistem distribusi yang
selanjutnya akan mendistribusikannya ke beban. Saluran transmisi juga
menginterkoneksi sistem-sistem tenaga yang berdekatan sehingga
memungkinkan penyaluran daya yang ekonomis di dalam emper pada
kondisi normal. Interkoneksi juga memungkinkan pengiriman daya antar
region pada kondisi darurat.
Setiap saluran transmisi memiliki resistansi, induktansi, kapasitansi,
dan konduktansi. Induktansi dan kapasitansi muncul karena adanya medan
listrik dan medan magnet di sekitar konduktor. Parameter-parameter ini
penting dalam menentukan model saluran tranmsisi yang dipergunakan dalam
analisa emper tenaga listrik.
l 2.1
RDC
A
dimana :
ρ = resistivitas penghantar
l = panjang penghantar
Temperatur
Jika arus bolak-balik (AC) mengalir pada penghantar, arus tidak
terdistribusi merata di seluruh bagian konduktor. Kepadatan arus lebih tinggi
dipermukaan konduktor daripada di bagian dalamnya. Hal ini menyebabkan
resistansi AC lebih tinggi daripada resistansi DC-nya. Fenomena ini dikenal
sebagai “skin effect”. Sebagai contoh, pada 60 Hz, resistansi AC lebih tinggi
sekitar 2% dari resistansi DC.
Resistansi penghantar juga berubah dengan temperatur, bila
temperatur naik resistansi naik, dan sebaliknya. Pada temperatur yang biasa
terjadi, perubahan resistansi terhadap temperatur berbentuk linier, dihitung
dengan persamaan :
T t2 2.2
R2 R1
T t1
L
I
23
dimana
λ = fluks linkage dalam Weber turn.
Perhatikan suatu penghantar silindris dengan jari-jari r yang
membawa arus I seperti terlihat pada gambar berikut ini.
H .dl I
0
x x
atau
Ix 2.3
Hx
2x
0 1
Lint 10 7 H/m 2.4
8 2
Nilai ini didapat dengan mengabaikan efek kulit (skin effect)
dan menganggap kerapatan arus merata di seluruh bagian penghantar.
2.4.3. Induktansi di Luar Penghantar
Induktansi di luar penghantar yang mengalirkan arus I pada
radius antara D1 dan D2 seprti gambar berikut dihitung dengan
persamaan
D2
Lext 2 10 7 ln 2.5
D1
1 D
L1 2 10 7 ln
4 r1
1
1 D
2 10 7 ln e1 / 4 ln ln Anggaplah r1 ' r1e , maka
4
r1 1
1 D
2 10 7 ln 1 / 4 ln
r1e 1
1 D
L1 2 10 7 ln 2 10 7 ln H/m 2.8
r1 ' 1
karena I2 = - I1 maka
λ1 = (L11 - L12)I1
λ2 = (-L21 + L22)I2 2.13
Bila persamaan (1.13) dibandingkan denan persmaaan (2.8) dan
(2.10) kita mendapatkan :
1
L11 2 10 7 ln
r1 '
1
L22 2 10 7 ln
r2 '
1
L12 L21 2 10 7 ln 2.14
D
28
1 1 1
La 2 10 7 ln a 2 ln a ln
r ' D 12 D 13
1 1 1
Lb 2 10 7 a ln ln a 2 ln 2.16
D12 r' D23
1 1 1
Lc 2 10 7 a 2 ln a ln ln
D13 D23 r'
simetris
La Lb Lc
L 2.17
3
a + a2 = -1 , maka :
2 10 -7 1 1 1 1
L 3 ln ln ln ln
3 r' D12 D23 D13
1 1
2 10 -7 ln ln
r'
1
Contoh :
Hitunglah GMR sebagai fungsi dari jari-jari r dari penghantar bundel
dengan 7 konduktor identik di bawah ini :
GMR = 49
r'.2r.2r 6
3.4r.2r 3.2r.2r .r' 2r
6
; dimana r’ = r e-1/4
= 2,1767r
33
d d
d d
d d
Ds bundel = 4
D s d 2 Ds d
Ds bundel = 9
D s d d 3 3 Ds d 2
34
Ds bundel = 16
D s d d d 21/2
4
1,09 4 D s d 3
Arus dasar,
dasarkVA1
A 2.19
teganganda sar , kV LN
TeganganDa sar , V LN
Impedansi dasar = 2.20
ArusDasar , A
TeganaganDasar, kVLN 2
Impedansi dasar = 2.22
dasarMVA1
impedansiS ebenarnya ,
Impedansi perunit (pu) = 2.25
impedansiD asar ,
dan tegangan saluran-ke-netral dari sistem tiga-fasa yang seimbang, nilai per-unit
dari suatu tegangan saluran-ke-netral dengan tegangan saluran-ke-netral
sebagai dasar sama dengan nilai per unit tegangan antar-saluran pada titik yang
sama dengan tegangan antar-saluran sebagai dasar jika sistemnya seimbang.
Demikian pula, kilovoltamper tiga-fasa ada-lah tiga kali dari kilovoltamper per
fasa, dan kilovoltampere dasar tiga-fasa adalah juga tiga kali dan kilovoltamper
dasar perfasa. Karena itu, nilai per unit dan kilovolt-ampere tiga-fasa dengan
dasar kiovoltampere tiga-fasa identik dengan nilai per unit dari kilovoltampere
per fasa dengan dasar kilovoltampere per fasa.
37
maka
30.000
kVA1 , dasar = 3 = 10.000 kVA
120
kVLN, dasar = 3 = 69,2 kV
Untuk suatu daya tiga-fasa total sebesar 18.000 kW, daya per fasa adalah
6000 kW, dan
Daya per-unit
18.000 6.000
0 .6
= 30.000 10.000
kVA3 , dasar
Arus dasar, A = 2.26
3 TeganganDa sar , kV LL
(TeganganDa sar , kV LL ) 2
Impedansi dasar = 2.29
MVA3 dasar
Contoh
Carilah jawaban dari contoh sebelumnya dengan cara kerja perunit dan
de-ngan dasar 4,4 kV, 127 A sehingga baik besarnya tegangan maupun besarnya
arus menjadi 1,0 perunit. Dalam contoh ini ditentukan arus, dan bukannya
kilovolt-ampere, karena kuantitas yang disebut belakangan ini tidak masuk ke
dalam per-masalahan.
Jawab :
4400 / 3
Impedansi dasar = 20
127
dan karena itu besarnya impedansi beban adalah juga 1,0 per unit.
Impedansi kawat adalah
1,475 0
Z= 0,0775 0 pu
20
Van = 1,0 0o + 1,0 -30o x 0,07 75o
= 1,0 0o + 0,07 45o
= 1,0495 + j0,0495 = 1,051 2.70o perunit
4400
VLN = 1,051 x 3 = 2670 V, atau 2,67 kV
Jika soal yang harus dipecahkan menjadi lebih kompleks dan terutama jika
me-nyangkut transformator, keuntungan dari perhitungan dalam perunit akan
menjadi lebih jelas.
40
Contoh 1
X” adalah reaktansi sebuah generator yang diketahui sama dengan
0,25 per unit didasarkan atas rating yang tertera pada pelat-nama generator
tersebut, yaitu 18 kV, 500 MVA. Dasar untuk perhitungannya adalah 20 kV,
100 MVA. Hitungan X” dengan dasar yang baru.
JAWABAN:
Dari Persamaan (2.30) kita dapat :
2
18 100
X” = 0,25 = 0,0405 pu
20 500
Atau dengan mengubah nilai yang diketahui ke dalam ohm dan
membaginya de-ngan impedansi dasar yang baru,
0,25(18 2 / 500)
X” = 0,0405 pu
20 2 / 100
Contoh 2 :
Diagram segaris suatu system tenaga tiga fasa ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.
42
2
10,45 100
M : X 0,185 0,25 pu
11 66,5
112
Z B4 1,21
Impedansi dasar untuk beban adalah : 100