Anda di halaman 1dari 89

Parameter-parameter Saluran Transmisi

Pendahuluan
• Parameter-parameter listrik pada saluran transmisi
adalah tahanan, induktansi, kapasitansi dan
konduktansi.
• Induktansi disebabkan oleh efek medan magnet
dan dan kapasitansi disebabkan efek medan listrik
di sekitar konduktor.
• Parameter ini penting untuk mengembangkan
model saluran transmisi yang digunakan dalam
analisa sistem tenaga.
• Konduktansi shunt menyebabkan arus bocor yang
mengalir di sepanjang isolator dan jalur ionisasi
pada udara.
• Arus bocor tersebut dapat diabaikan jika
dibandingkan dengan arus yang mengalir pada
saluran transmisi
Resistansi

• Penting dalam evaluasi efisiensi


dan studi ekonomis.
• Efek yang signifikan(penting)
– Menghasilkan rugi-rugi I2R saluran
transmisi.
– Menghasilkan jatuh tegangan dalam
bentuk IR yang berdampak pada
regulasi tegangan.
Resistansi
• Resistansi DC pada suatu penghantar bulat
dan padu pada temperatur tertentu adalah:

l
Rdc 
di mana:
A
ρ = Resistivitas konduktor (Ω-m),
l = Panjang konduktor (m) ; dan
A = Luas penampang konduktor(m2)
Resistansi

• Resistansi konduktor
dipengaruhi oleh tiga faktor:-
• Frekuensi (‘skin effect’)
• Pilinan Konduktor
• Temperatur
Resistansi

Frekuensi – Skin Effect


• Ketika arus ac mengalir pada konduktor,
distribusi arus tidak seragam(uniform) di
seluruh penampang konduktor dan
kepadatan arus paling besar terdapat di
sepanjang permukaan konduktor.
• Hal ini menyebabkan resistansi ac lebih
tinggi jika dibandingkan dengan
resistansi dc. Sifat ini dikenal dengan
skin effect
Resistansi

• Skin effect dimana arus bolak-balik


cenderung mengalir menghindari inti dari
konduktor padat, membatasi dirinya
untuk mengalir mendekati permukaan
• Hal ini secara efektif membatasi
ketersediaan luas penampang konduktor
untuk membawa aliran elektron secara
bolak-balik, meningkatkan resistansi
penghantar di atas resistansi normal jika
dilalui oleh arus searah
Resistansi
Resistansi
• Faktor Koreksi Skin Effect
didefinisikan sebagai:

R
RO
di mana
R = Resistansi AC; dan
Ro = Resistansi DC
Resistansi

Pemilinan
• Pada konduktor berpilin, lapisan
konduktor dililit secara bergantian
dalam arah yang berbeda untuk
menahan serat supaya kokoh.
• Pemilinan membuat konduktor serat 1-
2 % lebih panjang dibandingkan
dengan panjang konduktor sebenarnya.
• Resistansi DC dari konduktor berserat
1-2% lebih besar dibandingkan nilai
perhitungan
Resistansi
Temperatur
• Resistansi konduktor meningkat sebanding dengan
meningkatnya temperatur. Perubahan ini dapat
dianggap linear sepanjang rentang temperatur
normal dan dapat dihitung dengan :

di mana:
T t
R R
R2 = resistansi konduktor
2 pada
2
R1 = resistansi konduktor pada t1 dalam °C
1 t2 dalam °C
konduktor )
T t
T = Konstanta temperatur (tergantung dari material
1
Resistansi

• Resistansi konduktor sebaiknya


ditentukan dari data pabrikan
• Beberapa konversi yang
digunakan untuk menghitung
resistansi jaringan:-
1 cmil = 5.067x10-4 mm2
= 5.067x10-6 cm2
= 5.067x10-10 m2
Resistivitas dan Konstanta
Temperatur dari Konduktor
Logam
ρ20ºC T
Resistivitas pada Konstanta Temperatur
Material
20ºC
Ωm×10-8 Ωcmil/ft ºC
Tembaga
Didinginkan 1.72 10.37 234.5
Hard-drawn 1.77 10.66 241.5
Aluminum
Hard-drawn 2.83 17.00 228
Kuningan 6.4 – 8.4 38 – 51 480
Besi 10 60 180
Perak 1.59 9.6 243
Sodium 4.3 26 207
Baja 12 – 88 72 – 530 180 – 980
Resistansi

• Contoh:-
Sebuah penghantar aluminium solid
silindris panjang 25 Km mempunyai
luas penampang 336.400 circular
mils. Dapatkan resistansi konduktor
pada:
(a) 20°C dan
(b) 50°C.

Resistivitas aluminum pada 20°C adalah


ρ = 2.8x10-8Ω-m.
Resistansi

• Jawab (a)

l
Rl  25 km 
A


 2.8 10    25  10 
8 3

336, 400   5.076 10 4

6
 4.0994 10 
Resistansi

• Jawab (b)

T  t50C
R50C  R20C
T  t20C
228  50
  4.0994 10 6
 228  20
6
 4.5953 10 
Resistansi

• Latihan 1
Sebuah kabel jaringan transmisi
terdiri dari 12 konduktor serat
aluminium yang identik, masing-
masing berdiameter 3 mm.
Resistivitas konduktor serat
aluminium pada 20°C adalah 2.8x10-
8Ω-m. Tentukan tahanan resistansi ac

pada 50°C per km dari kabel.


Asumsikan faktor koreksi skin effect
adalah 1.02 pada 50 Hz.
Resistansi
• Latihan 2:-
Sebuah konduktor aluminium
silindris padat panjang 115 km
mempunyai luas penampang
336,400 circular mils. Tentukan
resistansi konduktor pada:
(a) 20°C
(b) 40°C
(c) 70°C
Resistivitas aluminium pada 20°C adalah
ρ = 2.8x10-8Ω-m.
Resistansi

• Latihan 3
Sebuah jaringan transmisi kabel
terdiri dari 15 konduktor serat
aluminium yang identik, masing-
masing berdiameter 2.5 mm.
Resistivitas konduktor aluminum
berserat pada 20°C adalah 2.8x10-
8Ω-m. Tentukan resistansi ac pada

50°C per km dari kabel. Asumsikan


faktor koreksi dari skin effect adalah
1.015 pada 50Hz.
Induktansi :
Penghantar Tunggal
• Sebuah penghantar yang membawa arus menghasilkan medan
magnetik di sekitar penghantar .
• Fluksi gandeng magnetik dapat ditentukan dengan menggunakan
kaidah tangan kanan.
• Untuk material non-magnetik, Induktansi L adalah perbandingan
dari total fluks gandeng magnetik terhadap arus I, yang diberikan
oleh:


L
dimana λ = fluks gandeng magnetik, in Weber .
I
Induktansi :
Penghantar Tunggal
• Sebagai Contoh
ilustrasi, pandanglah
sebuah konduktor
bulat panjang
dengan radius r,
membawa arus I
seperti ditunjukkan
gambar berikut:
• Intensitas medan
magnet Hx, di sekitar
radius lingkaran x,
adalah konstan dan
Ix
bersinggungan
Hx 
dengan lingkaran
2 x
Induktansi :
Penghantar Tunggal
• Induktansi konduktor dapat
didefinisikan sebagai
penjumlahan kontribusi dari
fluksi gandeng magnetik
internal dan fluksi gandeng
magnetik eksternal konduktor
Fluks Gandeng
Induktansi :
Penghantar Tunggal
Induktansi :
Jaringan Satu Phasa
Induktansi:
Jaringan 3 Phasa
Induktansi :
Jaringan 3 Phasa
Apa dan bagaimana cara
menghitung:-
• Lint , Lext @ L?
• L1 , L2 @ L?
• L11 , L12 @ L22?
• GMR?
• GMD?
Induktansi :
Penghantar Tunggal
• Induktansi Internal
– Induktansi internal dapat dinyatakan
sebagai:-

0 1 7
Lint   10 H / m
8 2
– di mana
µo = Permeabilitas udara (4π x 10-7 H/m)
– Inuktansi internal tidak tergantung dari
radius penghantar r
Induktansi :
Penghantar Tunggal
• Induktansi
Disebabkan Fluks
Gandeng Eksternal
– Induktansi
eksternal di
antara titik D2
dan D1 dapat
dinyatakan
sebagai:

7 D2
Lext  2  10 ln H /m
D1
Induktansi :
Jaringan Satu Phasa
• Jaringan satu phasa terdiri dari
jaringan pembawa arus tunggal
dengan jaringan jalur balik yang
berbeda arah. Hal ini dapat
digambarkan sebagai:
Induktansi :
Jaringan Satu Phasa
• Induktansi jaringan satu
phasa dapat dinyatakan
seperti di bawah dengan
asumsi radius dari r1 = r2 =r.
1 7 7 D2
L  Lint  Lext   10  2  10 ln H /m
2 D1
1 D 1 D
 107  2  107 ln H / m  2  10 7   ln  H / m
2 r 4 r 
 1
D   1 D 
 2  10  ln e 4  ln  H / m  2 10  ln 1  ln  H / m
7  7

 r    r 
 e 4

7 D
 2  10 ln 0.25 H / m
re
Induktansi Sendiri dan
Induktansi Bersama
• Induktansi seri per phasa dapat dinyatakan
sabagai induktansi sendiri pada setiap konduktor
dan induktansi bersama antar konduktor
• Perhatikan rangkaian satu phasa dengan jarak
satu meter pada gambar berikut:-

– Dimana L11 dan L22 adalah induktansi sendiri dan


induktansi bersama L12
Induktansi Sendiri dan
Induktansi Bersama
1 D
L1  2 x10 7 ln  2 x107 ln H /m
r1e 0.25 1
1 D
L2  2 x107 ln  0.25
 2 x10 7
ln H /m
r2 e 1
1   L11  L12  I1
2    L21  L22  I 2
 1 D
1  L1 I1   2 x10 ln 0.25  2 x10 ln  I1   L11  L12  I1
7 7

 r1e 1
7 1
L11  2 x10 ln 0.25
r1e
D
 L12  2 x10 7 ln
1
 D 1
L12   2 x10 7 ln   2 x107 ln
 1 D
Induktansi Sendiri dan
Induktansi Bersama
• L11, L22 dan L12 dapat dinyatakan:-

7 1
L11  2  10 ln 0.25
r1e
7 1
L22  2  10 ln 0.25
r2e
7 1
L12  L21  2  10 ln
D
Induktansi Sendiri dan
Induktansi Bersama
• Fluks Gandeng pada konduktor i

 1 n
1 
i  2 x10 I i ln 0.25   I j ln
7   ji
 ri e Dij 
 j 1 
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Jarak yang Simetris (Sama)
– Perhatikan jaringan 3 phasa dengan 3
konduktor, masing-masing memiliki radius
r, terpisah secara simetris dalam
konfigurasi segitiga
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Diasumsi arus 3-phasa seimbang
Ia+ Ib+ Ic = 0
• Total fluks gandeng dari phasa
konduktor:
 1 1 1
a  2 x10  I a ln 0.25  I b ln  I c ln 
7

 ra e D D

• Substitusikan sehingga didapat


Ib + Ic= -Ia
 1 1 D
a  2 x10  I a ln 0.25  I a ln   2 x10 I a ln 0.25
7 7

 ra e D ra e
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Karena konfigurasi simetris, λa=λb=λc
• Induktansi per phasa dalam kilometer:

 7 D
L   2 x10 ln 0.25 mH / km
I re
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Jarak Tidak Simetris
– Dalam praktek, jaringan transmisi tidak dapat
mempertahankan jarak simetris antar konduktor
karena pertimbangan dalam konstruksi
– Perhatikan jaringan 3 phasa dengan 3 konduktor,
masing-masing memiliki radius r. Konduktor terpisah
secara tidak simetris dalam jarak seperti digambarkan
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
– Fluks Gandeng adalah:-

 1 1 1 
a  2  10  I a ln 0.25  I b ln
7
 I c ln 
 re D12 D13 

 1 1 1 
b  2  10  I b ln 0.25  I a ln
7
 I c ln 
 re D12 D23 

 1 1 1 
c  2 10  I c ln 0.25  I a ln
7
 I b ln 
 re D13 D23 
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
– Untuk arus 3 phasa seimbang
dengan arus Ia sebagai
referensi , didapatkan:-
I  I 240  a I
b a
o 2
a

I c  I a 120  aI a
o
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Kemudian La, Lb dan Lc dapat dicari
menggunakan persamaan berikut:

a 7  1 1 1 
La   2 10  ln 0.25  a ln  a ln 
2

Ia  re D12 D13 
b 7  1 1 1 
Lb   2 10  a ln  ln 0.25  a ln 
2

Ib  D12 re D23 

c 7  2 1 1 1 
Lc   2 10  a ln  a ln  ln 0.25 
Ic  D13 D23 re 
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Jaringan Transposisi
– Transposisi digunakan untuk
mendapatkan kembali simetris dalam
perhitungan dan memperoleh analisa per
phasa
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Hal ini meliputi pergantian konfigurasi phasa
setiap sepertiga panjang sehingga pada setiap
konduktor dilakukan perubahan posisi untuk
menduduki posisi selanjutnya dalam urutan yang
telah tersusun.
• Susunan transposisi dapat ditunjukkan pada
gambar berikut:
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Karena pada jaringan yang
mengalami transposisi setiap
phasa menduduki ketiga posisi,
induktansi per phasa dapat
diperoleh dengan mencari nilai
rata-rata.
La  Lb  Lc
L
3
 1 1 1  
 ln 0.25  1 240 ln  1120 ln  
 re D 12 D 13  
 
2 107   1 1 1 
   ln 0.25  1 240 ln  1120 ln 
3   re D23 D12  
 
  1 1 1 
   ln re 0.25  1 240 ln D  1120 ln D  
  13 23  

2 107  1 1 1 1 
  3ln 0.25  ln  ln  ln 
3  re D12 D23 D13 
 3 D12 D23 D13
7

 2  10  ln 
 re 0.25 
 
• Karena pada jaringan yang
mengalami transposisi setiap phasa
menduduki ketiga posisi, induktansi
per phasa dapat diperoleh dengan
mencari nilai rata-rata.
• .
La  Lb  Lc
La 
3
• Perhatikan bahwa a + a2 = -1
2  10 7  1 1 1 1 
L  3 ln 0.25  ln  ln  ln 
3  re D12 D23 D13 
 1 1 
 2  10 7  ln 0.25  ln 
1 
 re  D D D  
 12 23 13
3

1

 2  10 7
ln
 D12 D23 D13  3

• Induktansi per phasa


re 0.25 per KM panjang:

L  0.2 ln
 D12 D23 D13  3
mH / km
 0.25
re
Apa dan bagaimana untuk
menghitung:-
•Lint , Lext @ L?
•L1 , L2 @ L?
•L11 , L12 @ L22?
•GMR?
•GMD?
Induktansi dari Konduktor
Komposit
Dalam evaluasi terhadap induktansi,
konduktor inti padat melingkar benar-benar
dipertimbangkan. Bagaimanapun, di jaringan
transmisi yang terdapat di lapangan,
umumnya digunakan konduktor berserat.

Perhatikan sebuah jaringan satu phasa yang


terdiri dari dua konduktor komposit x dan y
seperti ditunjukkan pada Gambar 1 . Arus
pada x adalah I sebagai acuan, dan arus
kembali pada penghantar y adalah -I
Induktansi dari Konduktor
Komposit
Konduktor x terdiri dari n serat identik atau
subkonduktor, masing-masing memiliki
radius rx.
Konduktor y terdiri dari m serat identik atau
subkonduktor, masing-masing memiliki
radius ry.

Arus diasumsikan terbagi merata di antara


subkonduktor. Arus per serat konduktor
adalah I/n di x dan I/m di y.
Induktansi dari Konduktor
Komposit
c c'

b' d'
b d

a n a' m'
x y
I 1 1 1 1 
a  2 10  ln  ln
7
 ln  . . .  ln 
n  rx ' Dab Dac Dan 
I  1 1 1 1 
 2 10 7
 ln  ln  ln  . . .  ln 
m  Daa ' Dab ' Dac ' Dam 
or
m Daa ' Dab ' Dac ' ...Dam
a  2 10 I ln
7
n rx ' Dab Dac ...Dan
a 7
m D D D ...D
La   2n 10 ln aa ' ab ' ac ' am

I /n n r ' D D ...D
x ab ac an

n 7
m D D D ...D
Ln   2n 10 ln na ' nb ' nc ' nm

I /n n r ' D D ...D
x na nb nc
GMD
7
Lx  2 10 ln H /m
GMRx
where
GMD  mn ( Daa ' Dab ' ...Dam )...( Dna ' Dnb ' ...Dnm )
GMRx  n ( Daa Dab ...Dan )...( Dna Dnb ...Dnn )
2

where
Daa  Dbb ...  Dnn  rx '
GMR dari Konduktor Berkas

Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi


umumnya dibangun dengan menggunakan
konduktor berkas
Konduktor berkas mengurangi reaktansi
jaringan, yang meningkatkan kinerja dan
meningkatkan kapabilitas daya pada jaringan
d

d d d d

d d
d
GMR dari Konduktor Berkas

GMRx  n ( Daa Dab ...Dan )...( Dna Dnb ...Dnn )


2

untuk dua  subkonduktor berkas


Dsb  4 ( Ds  d ) 2  Ds  d

untuk tiga subkonduktor berkas


Dsb  9 ( Ds  d  d ) 3  3 Ds  d 2
untuk empat subkonduktor berkas
Dsb  16 ( Ds  d  d  d  21/ 2 ) 4  1.094 Ds  d 3
Induktansi Jaringan 3 Phasa
Sirkuit Ganda
Sebuah jaringan 3 phasa sirkuit ganda terdiri
dari 2 buah jaringan 3 phasa yang sama.
Untuk mendapatkan keseimbangan, setiap
phasa konduktor harus dilakukan transposisi
di dalam grup penghantar dan dengan
jaringan 3 phasa paralelnya
Perhatikan sebuah jaringan 3 phasa sirkuit
ganda dengan posisi phasa relatif a1b1c1-
c2b2a2.
Induktansi Jaringan 3 Phasa
Sirkuit Ganda

a1 S11 c2

b1 S22 b2

S33
c1 a2
GMD diantara setiap phasa grup
D AB  4 Da1b1 Da1b 2 Da 2b1 Da 2b 2
DBC  4 Db1c1 Db1c 2 Db 2 c1 Db 2 c 2
D AC  4 Da1c1 Da1c 2 Da 2 c1 Da 2 c 2
Induktansi Jaringan 3 Phasa
Sirkuit Ganda
GMD ekivalen per phasa adalah
GMD  3 DAB DBC DAC
Dengan cara yang sama, GMR setiap phasa
grup adalah:
DSA  4 ( D bs Da1a 2 ) 2  D bs Da1a 2

DSB  4 ( D bs Db1b 2 ) 2  D bs Db1b 2

DSC  4 ( D bs Dc1c 2 ) 2  D bs Dc1c 2


b
D
Dimana s adalah GMR dari konduktor
berkas
Induktansi Jaringan 3 Phasa
Sirkuit Ganda
GMR ekivalen per phasa adalah

GMRL  3 DSA DSB DSC

Induktansi per phasa adalah

7 GMD
Lx  2  10 ln H /m
GMRL
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Pertanyaan 4

Sebuah jaringan 3 phasa, 50 Hz jaringan transmisi


mempunyai reaktansi 0.5 Ω per kilometer. GMR
konduktor adalah 2 cm. Tentukan jarak D dalam
meter
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Pertanyaan 4

Sebuah jaringan transmisi 3 phasa, 60 Hz


mempunyai reaktansi 0.25Ω per kilometer. GMR
konduktor adalah 5 cm. Tentukan jarak D dalam
meter
Induktansi :
Jaringan Transmisi 3 Phasa
• Pertanyaan 4

Jaringan transmisi 3 phasa, 50 Hz mempunyai


reaktansi Xc = 0.5 Ω per kilometer. GMR dari
konduktor adalah 2 cm. Tentukan jarak D dalam
meter
Kapasitansi
• Penghantar jaringan transmisi
memiliki kapasitansi dengan sesama
penghantar dikarenakan perbedaan
potensial di antara penghantar
• Besar kapasitansi di antara
penghantar merupakan fungsi dari
ukuran konduktor, jarak, dan tinggi
penghantar di atas tanah.
• Kapasitansi C adalah:-

q
C
V
Kapasitansi Jaringan
• Perhatikan
penghantar bulat
dengan radius r,
membawa muatan q
coulombs per meter
seperti yang
ditunjukkan pada
gambar
• Kerapatan fluks
listrik pada suatu
silinder dengan
radius x diberikan q q
oleh: D 
A 2 x
Kapasitansi Jaringan
• Intensitas medan listrik E adalah:-

D q
E 
 0ε = 8.85x10
Dimana permitivitas udara bebas, 0
2 0F/m.
x -12

• Perbedaan potensial di antara silinder dari posisi D1 ke D2 didefinisikan sebagai:-

Notasi V12 menunjukkan jatuh tegangan dari 1 relatif ke 2.

q D2
V12  ln
2 0 D1
Kapasitansi Dari Jaringan
Phasa Tunggal
• Perhatikan jaringan phasa tunggal
panjang 1 m terdiri atas dua
penghantar bulat masing-masing
dengan radius r seperti pada gambar
berikut

• Untuk phasa tunggal, tegangan


diantara konduktor 1 dan 2 adalah:-
q D
V12  ln F /m
 0 r
Kapasitansi Jaringan Phasa
Tunggal
• Kapasitansi di antara konduktor
adalah:-

 0
C12  F /m
D
ln
r
Kapasitansi Jaringan Phasa
Tunggal
• Persamaan memberikan nilai
kapasitansi line-to-line di antara
konduktor
• Dalam pemodelan saluran
transmisi, lebih mudah
mendefinisikan kapasitansi C
antara konduktor dan netral
seperti ilustrasi berikut:
Kapasitansi Jaringan Phasa
Tunggal
• Tegangan phasa-netral
adalah setengah dari V12 dan
kapasitansi ke netral adalah
C=2C12 atau:-

2 0
C F /m
D
ln
r
Perbedaan Potensial di
Konfigurasi Multi Konduktor
• Perhatikan n paralel konduktor panjang
dengan muatan q1, q2,…,qn
coulombs/meter seperti ditunjukkan di
bawah.
• Perbedaan potensial di antara
konduktor i and j dikarenakan
kehadiran semua muatan adalah
1 n Dkj q2 q3
Vij 
2 0
q
k 1
k ln
Dki
q1 qn

qi qj
Kapasitansi Jaringan 3
Phasa
• Perhatikan jaringan 3 phasa, panjang 1
m ,dengan 3 konduktor, masing-masing
dengan radius r, dengan jarak
konduktor seperti ditunjukkan di bawah:

qa

D12

D13
qb
D23

qc
Kapasitansi Jaringan 3
Phasa

Untuk sistem 3 phasa seimbang,


kapasitansi per phasa-netral adalah:

qa 2 o
C  F/m
 D12 D23 D13 
1/3
Van
ln
r
Kapasitansi Jaringan 3
Phasa
Kapasitansi ke netral dalam µF per
kilometer adalah:

0.0556
C  F/km
 D12 D23 D13 
1/3

ln
r
Efek Penghantar Berkas
2 0
C F /m
GMD
ln
rb
• Efek dari penghantar berkas
menyebabkan munculnya radius
ekivalen rb. Radius rb mirip dengan
perhitungan GMR sebelumnya untuk
induktansi dengan pengecualian
digunakan radius r untuk setiap
subkonduktor dan bukan digunakan
Ds.
Efek Penghantar Berkas
• Jika d adalah jarak konduktor berkas,
kita dapatkan radius untuk dua-
subkonduktor berkas:
rb  r  d
• Untuk tiga-subkonduktor berkas:

rb  3 r  d 2

• Untuk empat subkonduktor berkas:

r b  1.094 r  d 3
Kapasitansi Jaringan 3
Phasa Sirkuit Ganda
• Kapasitansi ke netral ekivalen per
phasa adalah:
2 0
C F /m
GMD
ln
GMRc
• GMD didapatkan sama dengan
perhitungan untuk induktansi
D AB  4 Da1b1 Da1b 2 Da 2b1 Da 2b 2
DBC  4 Db1c1 Db1c 2 Db 2 c1 Db 2 c 2
D AC  4 Da1c1 Da1c 2 Da 2 c1 Da 2 c 2
Kapasitansi Jaringan 3
Phasa Sirkuit Ganda
• Ekivalen GMD per phasa adalah:
GMD  3 DAB DBC DAC

• GMRC setiap phasa sama dengan


GMRL, dengan pengecualianb
D
digunakan rb dan bukan s
• Hal ini akan menghasilkan persamaan:
rA  r b Da1a 2 GMRC  3 rA rB rC
rB  r b Db1b 2

rC  r b Dc1c 2
Efek Tanah Dalam
Kapasitansi
• Untuk konduktor dengan muatan
terisolasi, fluks listrik bersifat radial dan
orthogonal terhadap permukaan
ekipotensial silindris, yang akan merubah
nilai efektif kapasitansi jaringan.
• Permukaan tanah merupakan
permukaan ekipotensial. Oleh karena itu,
garis-garis fluksi dipaksa untuk
memotong permukaan secara
orthogonal.
• Efek dari tanah tersebut dapat
meningkatkan kapasitansi.
Efek Tanah Dalam
Kapasitansi
• Tetapi, umumnyanya tinggi konduktor dari
atas tanah jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan jarak antar
konduktor, sehingga efek ke tanah dpt
diabaikan
• Oleh karena itu, untuk semua model
jaringan yang digunakan dalam analisis
steady state, efek kapasitansi ke tanah
dapat diabaikan
• Namun, untuk analisa tdk seimbang,
misalnya gangguan tdk seimbang, efek
kapasitansi ke tanah dan kawat pelindung
harus diperhitungkan
Induksi Medan Magnetik

• Medan magnetik saluran


transmisi mempengaruhi objek di
dekat saluran
• Dihasilkan oleh arus di jaringan.
• Menginduksikan tegangan pada
objek-objek yang paralel dengan
jaringan (Contoh: kabel telepon,
saluran pipa air,dll).
Induksi Medan Magnetik

• Medan magnetik disebabkan oleh


kehadiran arus balik ke tanah
• Terdapat hal-hal yang perlu
diperhatikan mengenai efek
biologis dari medan
elektromagnetik dan elektrostatis
terhadap manusia
Induksi Elektrostatis

• Medan listrik saluran transmisi


mempengaruhi objek yang dekat
dengan saluran
• Dihasilkan oleh tegangan tinggi pada
saluran
• Medan listrik menginduksikan arus pada
objek yang berada pada daerah medan
listrik
• Efek dari medan listrik semakin
diperhatikan untuk tegangan yang lebih
tinggi
Induksi Elektrostatis

• Penyebab utama induksi ke kendaraan,


gedung, dan objek yang berukuran
sebanding
• Tubuh manusia dapat dipengaruhi oleh
peluahan listrik dari objek bermuatan
yang berada di sekitar jaringan
• Kepadatan arus pada tubuh manusia
yang disebabkan oleh medan listrik dari
saluran transmisi lebih tinggi
dibandingkan kepadatan arus yang
dihasilkan induksi medan magnet
Korona
• Ketika gradien potensial
permukaan melewati kekuatan
dielektrik udara di sekitarnya,
terjadi ionisasi pada daerah yang
dekat dgn permukaan penghantar
• Ionisasi parsial ini dikenal dengan
nama korona.
• Corona dihasilkan oleh kondisi
atmosfir(i.e. kepadatan udara,
kelembaban, angin)
Korona

• Korona menghasilkan rugi-rugi


daya dan audible noise (contoh:
interferensi radio ).
• Korona dapat dikurangi dengan:
– Memperbesar ukuran konduktor.
– Menggunakan konduktor berkas
Review
• Parameter Saluran Transmisi:
– Resistansi
• Skin effect
– Induktansi
• Jaringan phasa tunggal
• Jaringan 3 phasa jarak seimbang dan tidak
seimbang
– Kapasitansi
• Jaringan phasa tunggal
• Jaringan 3 phasa jarak seimbang dan tidak
seimbang
– Konduktansi
• Diabaikan
• Korona
Review

• Efek Kapasitansi ke Tanah


• Induksi Medan Magnetik
• Induksi Elektrostatik
• Korona

Anda mungkin juga menyukai