Anda di halaman 1dari 10

Analisis Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik di Kota Pekanbaru Tahun 2015-2024

dengan Menggunakan Perangkat Lunak LEAP

M. Ridwan Gaffari*, Nurhalim**


*Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293
Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau
Email: mridwangaffari@gmail.com

ABSTRACT
The estimation of power consumption within Pekanbaru area in the coming decades is
being analyze using of the software Long-range Energy Alternative Plan Systems (LEAP). The
calculation is done by putting some variables of electrical energy consumption and the grow of
electric consumption. The result of LEAP analysis is showing the grow of power consumption
during period of 2015-2024 by 9,63% per year or in the other word increasement from 1667,43%
GWh into 3943,04% GWh. The government and electric company (PLN) need to put attention and
effort to make sure the figure of grow are able to realize. The effort is indicated by localizing the
potential of power generation to be build within the area of Riau Province. Those potential of
power generator includes some renewable energy i.e Microhydro Power Plant, Solar Power Plant
Centralized, Solar Street Lighting, and biomass/biogass plant. Some of typical resources can be
considered such as water potential, coal potential, and peat potential.

Keywords: Electricity, Intensity energy, LEAP, Renewable energy

1. PENDAHULUAN dan pelayanan publik yang layak untuk


Energi listrik merupakan suatu masyarakat demi meningkatkan
kebutuhan bagi setiap orang. Energi listrik pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
juga salah satu infrastruktur yang masyarakat.
menyangkut hajat hidup setiap orang.
Semakin hari semakin meningkat kebutuhan 2. TINJAUAN PUSTAKA
energi listrik yang dipengaruhi oleh faktor 2.1 Perencanaan
meningkatnya aktifitas ekonomi masyarakat. Perencanaan merupakan kumpulan
Dengan timbulnya faktor tersebut, maka dari pengambilan keputusan yang dibuat
harus diimbangi dengan penyediaan energi untuk membantu memilih alternatif yang
listrik yang cukup serta harga yang memadai paling baik dan paling efisien. Perencanaan
untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. pemenuhan kebutuhan tenaga listrik diawali
Ketersediaan energi listrik yang tepat sasaran dengan proyeksi kebutuhan (demand) atau
dan memadai akan memicu perkembangan ramalan beban tenaga listrik untuk 15 (lima
yang baik dalam bidang pembangunan belas) tahun ke depan di setiap sektor
daerah dan juga dapat meningkatkan kualitas pemakai tenaga listrik, yaitu sektor industri,
hidup masyarakat. Dengan adanya komersial (bisnis), rumah tangga, sosial dan
penyediaan energi listrik yang memadai, umum (publik) serta pemerintahan. Rencana
diharapkan juga dapat memacu pemenuhan kebutuhan tenaga listrik ini
perkembangan pada sektor industri, bisnis, dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 1


ekonomi daerah setempat, program 2.4 Kebutuhan Beban dan Peramalan
elektrifikasi dan mempertimbangkan Beban Listrik
kemungkinan pemanfaatan captive power ke Kebutuhan beban dari suatu daerah
dalam sistem secara keseluruhan atau dari tergantung dari kondisi daerah, penduduk
kelebihan supply tenaga listrik yang tersedia. dan standar kehidupannya, rencana
Ada berbagai model pendekatan untuk pengembangannya sekarang dan masa akan
menyusun proyeksi kebutuhan tenaga listrik datang, harga daya dan sebagainya.
yang tersedia antara lain pendekatan
ekonometrik, pendekatan proses, pendekatan Peramalan beban listrik dibutuhkan
time series, pendekatan end use, pendekatan dalam perencanaan kebutuhan dan
trend maupun gabungan dari berbagai model penyediaan energi listrik. Apabila peramalan
pendekatan perencanaan (Pedoman kebutuhan tenaga listrik kurang tepat (lebih
Penyusunan Rencana Umum rendah dari permintaan) maka dapat
Ketenagalistrikan. Keputusan Menteri. menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak
2003). mencukupi untuk melayani konsumen yang
dapat merugikan perekonomian negara.

2.2 Analisis Kebutuhan Energi 2.5 Metode Perencanaan Energi


Pembangunan pusat listrik haruslah Dalam melakukan suatu perencanaan,
didasarkan atas analisis kebutuhan energi dibutuhkan metode baku yang digunakan.
listrik meliputi analisis dalam kurun waktu Sama halnya dengan melakukan perencanaan
tertentu, analisis kebutuhan daya dalam energi, dibutuhkan suatu metode untuk
bentuk kurva beban harian, analisis tingkat melakukannya. Ada beberapa pendekatan
keandalan yang dibutuhkan dan dikaitkan untuk menyusun proyeksi atau prakiraan
dengan peran energi listrik yang harus kebutuhan energi listrik, diantaranya
disediakan, serta peran pusat listrik yang pendekatan trend, pendekatan ekonometrik,
akan dibangun dalam operasi pembangkitan pendekatan end use, pendekatan proses,
apakah sebagai penyedia beban dasar, pendekatan time series, atau pendekatan
penyedia beban semi-dasar, penyedia beban gabungan dari berbagai model pendekatan
puncak, atau sebagai unit cadangan. Proses perencanaan. Namun yang sering digunakan
keterkaitan penyusunan kebutuhan tenaga dalam prakiraan perencanaan kebutuhan
listrik, penyediaan tenaga listrik, neraca daya energi listrik yaitu pendekatan trend,
dan kebijakan daerah menunjukkan bahwa pendekatan ekonometrik, dan pendekatan
kebutuhan dan penyediaan tenaga listrik yang end use.
ada dalam neraca daya berasal dari prakiraan
kebutuhan tenaga listrik dan rencana 2.5.1 Pendekatan Trend
pembangunan penyediaan tenaga listrik. Pendekatan trend dilakukan dengan
melakukan proyeksi berdasarkan data
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi historis di masa lalu. Kemudian
Tingkat Kebutuhan Energi Listrik diinterpolasikan berdasarkan kecendrungan
yang terjadi.
Secara umum, faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat kebutuhan energi 2.5.2 Pendekatan Ekonometrik
listrik ada 3 (tiga) macam, yaitu faktor Pada pendekatan ini, data masukan
ekonomi, faktor pertumbuhan penduduk, atau variabel yang digunakan bersifat
faktor pembangunan daerah, dan faktor ekonomi yang kemudian dihubungkan
lainnya. dengan tingkat kebutuhan energi listrik yang

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 2


menjadi komponen utamanya. Pendekatan ini (𝐶𝐹𝑆(𝑡) ×𝐺𝐷𝑆(𝑡) )
𝑁𝐶𝑆(𝑡) = (1 + ) 𝑁𝐶𝑆(𝑡−1)
biasanya tidak memperhitungkan teknologi 100
yang digunakan dalam ketenagalistrikan (3)
secara detail. Dimana:
NCS(t) = Jumlah pelanggan sosial t (jiwa)
2.5.3 Pendekatan End Use CFS(t) = Faktor kapasitas pelanggan
Model pendekatan ini dikenal juga sektor sosial tahun t
dengan pendekatan engineering model. GDS(t) = Pertumbuhan PDRB sektor
Pendekatan ini menggunakan fungsi yang sosial tahun t (%)
lebih sederhana dengan hasil yang detail.
(𝐶𝐹𝑃(𝑡) ×𝐺𝐷𝑃(𝑡) )
Variabel yang digunakan merupakan 𝑁𝐶𝑃(𝑡) = (1 + ) 𝑁𝐶𝑃(𝑡−1)
100
pertimbangan teknologi yang digunakan. (4)
Permintaan energi dari masing- Dimana:
masing kegiatan merupakan produk dari dua NCP(t) = Jumlah pelanggan publik t (jiwa)
faktor, yaitu tingkat aktifitas (layanan energi) CFP(t) = Faktor kapasitas pelanggan
dan intensitas energi (penggunaan energi per sektor publik tahun t
unit layanan energi). Persamaan yang GDP(t) = Pertumbuhan PDRB sektor
digunakan dalam perangkat lunak LEAP publik tahun t (%)
adalah sebagai berikut.
(𝐶𝐹𝐼(𝑡) ×𝐺𝐷𝐼(𝑡) )
𝑁𝐶𝐼(𝑡) = (1 + 100
) 𝑁𝐶𝐼(𝑡−1)
Jumlah Pelanggan / Number of Customer
(NC(t)) (5)
𝑅𝐸 𝐽𝑃
Dimana:
(𝑡) (𝑡)
𝑁𝐶𝑅(𝑡) = (( 100 ) ((𝑃/𝐻ℎ) )) NCI(t) = Jumlah pelanggan industri t
(𝑡)
(jiwa)
(1) CFI(t) = Faktor kapasitas pelanggan
Dimana: sektor industri tahun t
NCR(t) = Jumlah pelanggan rumah tangga GDI(t) = Pertumbuhan PDRB sektor
tahun t industri tahun t (%)
(t) = Tahun
RE(t) = Rasio elektrifikasi tahun t Konsumsi Energi / Energy Consumption
JP(t) = Jumlah penduduk tahun t (EC(t))
(P/Hh)(t) = Jumlah orang per rumah
tangga tahun t 𝐸𝐶𝑅(𝑡) = ((1 + (𝐸𝑅(𝑡) ×

(𝐶𝐹𝐵(𝑡) ×𝐺𝐷𝐵(𝑡) ) 𝐺𝐷𝑅(𝑡)


𝑁𝐶𝐵(𝑡) = (1 + ) 𝑁𝐶𝐵(𝑡−1) )) 𝐸𝐶𝑅(𝑡−1) ) (6)
100 100
(2) Dimana:
Dimana: ECR(t) = Konsumsi energi sektor
NCB(t) = Jumlah pelanggan bisnis t (jiwa) rumah tangga tahun t
CFB(t) = Faktor kapasitas pelanggan ER(t) = Elastisitas pertumbuhan
sektor bisnis tahun t energi sektor rumah tangga tahun t
GDB(t) = pertumbuhan PDRB sektor GDR(t) = Pertumbuhan PDRB sektor
bisnis tahun t (%) rumah tangga tahun t (%)

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 3


GDI(t) = Pertumbuhan PDRB sektor
3 𝐸𝐶𝐵(𝑡) = ((1 + (𝐸𝐵(𝑡) × industri tahun t (%)
𝐺𝐷𝐵(𝑡)
)) 𝐸𝐶𝐵(𝑡−1) ) (7) Total Produksi dan Beban Puncak / Peak
100
Load (MW)
Dimana:
ECB(t) = Konsumsi energi sektor 𝑃𝐿(𝑡) = 𝑇𝑃(𝑡) / ((365 × 24/100) ×
bisnis tahun t
EB(t) = Elastisitas pertumbuhan (𝐿𝐹(𝑡) /100))
energi sektor bisnis tahun t
GDB(t) = Pertumbuhan PDRB sektor (11)
bisnis tahun t (%)
𝑇𝑃(𝑡) = 𝑃𝑃(𝑡) + 𝑃𝑈𝑅(𝑡)
(12)
𝐸𝐶𝑆(𝑡) = ((1 + (𝐸𝑆(𝑡) × 𝑆𝑂(𝑡)
𝑃𝑃(𝑡) = 1−(𝑆𝑈
(𝑡) /100)
𝐺𝐷𝑆(𝑡) (13)
)) 𝐸𝐶𝑆(𝑡−1) ) (8)
100 𝑆𝑂(𝑡) = 𝐸𝑅 − 𝑃𝑈𝑅(𝑡)
Dimana: (14)
𝐸𝐶(𝑡)
ECS(t) = Konsumsi energi sektor 𝐸𝑅(𝑡) = 1−(𝐿𝑂𝑆/100)
sosial tahun t
ES(t) = Elastisitas pertumbuhan (15)
energi sektor sosial tahun t Dengan,
GDS(t) = Pertumbuhan PDRB sektor TP = Total Produksi (GWh)
sosial tahun t (%) PP = Produksi PLN (GWh)
SO = Energi yang disalurkan (GWh)
ER = Energi yang diterima (GWh)
𝐸𝐶𝑃(𝑡) = ((1 + (𝐸𝑃(𝑡) × LF = Load Factor (%)
LOS = Losses Transmisi dan Distribusi
𝐺𝐷𝑃(𝑡) (%)
)) 𝐸𝐶𝑃(𝑡−1) ) (9)
100 PUR = Pembelian Energi Listrik (GWh)
Dimana:
ECP(t) = Konsumsi energi sektor 2.6 Perangkat Lunak LEAP (Long-
publik tahun t range Energy Alternatives Planning
EP(t) = Elastisitas pertumbuhan Systems)
energi sektor publik tahun t LEAP merupakan software komputer
GDP(t) = Pertumbuhan PDRB sektor yang berguna untuk melakukan analisa dan
publik tahun t (%) evaluasi kebijakan dan perencanaan energi.
Software LEAP pertama kali dikembangkan
𝐸𝐶𝐼(𝑡) = ((1 + (𝐸𝐼(𝑡) × oleh Stockholm Environment Institute pada
tahun 1981. LEAP mampu merangkai
𝐺𝐷𝐼(𝑡)
)) 𝐸𝐶𝐼(𝑡−1) ) (10) skenario untuk beberapa konsumsi energi
100
yang dipakai, dikonversi dan diproduksi
Dimana: dalam suatu sistem energi dengan berbagai
ECI(t) = Konsumsi energi sektor industri alternatif asumsi seperti kependudukan,
tahun t pembangunan ekonomi, teknologi, harga dan
EI(t) = Elastisitas pertumbuhan energi sebagainya.
sektor industri tahun t

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 4


Pekanbaru, dan Dinas Energi dan Sumber
Daya Mineral.
3. Mengelompokkan data-data kelistrikan
dan non kelistrikan yang telah didapatkan
kemudian mengolah data-data tersebut.
4. Memasukkan hasil pengolahan data ke
perangkat lunak LEAP.
5. Membuat skenario kebutuhan dan
permintaan energi listrik pada perangkat
Gambar 2.1 Tampilan LEAP lunak LEAP.
6. Menganalisa hasil dari program LEAP.
2.6.1 Bagian-bagian LEAP
Secara umum bagian-bagian 3.3 Lokasi Penelitian
pada LEAP terdiri dari Area, Current Penelitian dilakukan di PT. PLN
Accounts, Scenario, Tree, Branch, (Persero) Area Pekanbaru, Badan Pusat
Expression, Saturation, Share. Statistik (BPS) Kota Pekanbaru, dan Dinas
Energi dan Sumber Daya Mineral.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian 3.4 Alat Dan Bahan
Metode penelitian yang dilakukan Adapun alat dan bahan yang digunakan
dengan cara peninjauan langsung ke lokasi dalam menyelesaikan tugas akhir adalah
penelitian. sebagai berikut:
1. Laptop Asus X450J
3.2 Langkah-langkah Penelitian 2. Software atau perangkat lunak LEAP
(Long-range Energy Alternative Plan
Systems)

3.5 Perangkat Lunak LEAP

Perangkat lunak LEAP (Long-range


Energy Plan Systems) adalah suatu perangkat
lunak yang berguna untuk melakukan analisa
dan evaluasi kebijakan dan perencanaan
energi.
Pada LEAP, pengolahan data untuk
masukan simulasi yaitu dengan menghitung
intensitas energi dan pertumbuhannya serta
Gambar 3.1 Diagram alir prosedur penelitian jumlah pelanggan dan pertumbuhannya.
Setelah didapatkan pertumbuhan
1. Mengumpulkan data yang berasal dari
intensitas dan pelanggan pada masing-
sumber-sumber terkait seperti buku-buku
masing tahun, lalu dihitung rata-rata
literatur, jurnal atau artikel, dan internet
pertumbuhannya. Rata-rata pertumbuhan
untuk menunjang penulisan Tugas Akhir.
(growth-rate) ini yang digunakan dalam
2. Mengumpulkan data-data kelistrikan
simulasi LEAP.
maupun data-data non kelistrikan dari
Setelah memasukkan nilai dasar
PT. PLN (Persero) Area Pekanbaru,
intensitas energi dan jumlah pelanggan serta
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 5


pertumbuhan masing-masing pada kolom
Expression di LEAP, digunakan rumus
berikut untuk mendapatkan proyeksi dari
permintaan energi pada kolom demand.

𝐾𝑒𝑦\𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖
\𝐼𝑛𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎
∗ 𝐾𝑒𝑦\𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛
\𝑃𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑇𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎

Setelah melakukan masukan pada demand,


lalu dilakukan masukan skenario yang akan Gambar 4.1 Hasil Proyeksi Intensitas
digunakan. Skenario yang digunakan pada Energi Kota Pekanbaru 2015-2024
proses proyeksi LEAP ini menggunakan Pada gambar 4.1 terlihat bahwa intensitas
skenario BAU (Business As Usual). Setelah energi listrik untuk Kota Pekanbaru
mengatur skenario, hasil dapat dilihat pada diperkirakan atau diproyeksikan akan
result dan LEAP menampilkan proyeksi yang mencapai 1.173,13 MWh/Pelanggan pada
diinginkan. tahun 2024. Dalam hal ini, pertumbuhan
tingkat aktivitas energi meningkat sekitar
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 5,87% tiap tahunnya. Proyeksi intensitas
4.1 Prosedur Penggunaan LEAP energi tahun 2015-2024 tiap sektor dapat
Beberapa langkah yang harus dilihat pada tabel 4.1.
dilakukan terlebih dahulu dalam
memproyeksikan suatu data adalah sebagai Tabel 4.1 Hasil Proyeksi Intensitas Energi
berikut: Kota Pekanbaru 2015-2024
1. Mengumpulkan data - data yang akan
diolah pada perangkat lunak LEAP.
2. Mengolah data-data yang telah ada untuk
diproyeksikan ke dalam perangkat lunak
LEAP.
3. Memasukan data jumlah pertumbuhan
intensitas energi dan rata-rata
pertumbuhan serta data jumlah
pertumbuhan pelanggan serta
pertumbuhan ke dalam perangkat lunak
LEAP.
4. Menentukan skenario tentang asumsi
kondisi masa depan yang akan
diproyeksi.
5. Menjalankan perangkat lunak LEAP.
6.
4.2 Intensitas Energi
Hasil proyeksi intensitas energi untuk
Kota Pekanbaru dapat dilihat pada gambar
4.1.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 6


4.3 Jumlah Pelanggan 4.4 Hasil Proyeksi Konsumsi Energi
Hasil proyeksi jumlah pelanggan Listrik
Kota Pekanbaru tiap sektor pada tahun 2015- Hasil proyeksi konsumsi energi listrik
2024 dapat dilihat pada gambar 4.2. Kota Pekanbaru tahun 2015-2024 pada tiap
sektor dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Hasil Proyeksi Konsumsi


Energi Listrik Kota Peknabaru 2015-2024

Gambar 4.2 Hasil Proyeksi Jumlah Tabel 4.3 menunjukkan hasil


Pelanggan Kota Pekanbaru 2015-2024 proyeksi konsumsi energi listrik Kota
Pekanbaru 2015-2024.
Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa
pertumbuhan yang sangat signifikan terjadi Tabel 4.3 Hasil Proyeksi Konsumsi Listrik
pada sektor rumah tangga dimana pada tahun Kota Pekanbaru 2015-2024
2015 jumlah pelanggan sektor rumah tangga
sebanyak 345.722 pelanggan meningkat
pesat pada tahun 2024 sebanyak 456.238
pelanggan. Proyeksi jumlah pelanggan dapat
dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Proyeksi Pelanggan Kota


Pekanbaru 2015-2024

4.5 Proyeksi Produksi Energi Listrik


Berdasarkan hasil proyeksi konsumsi
energi listrik pada tabel 4.3, hasil proyeksi
untuk produksi energi listrik pada tahun 2015
sampai tahun 2024 dapat dilihat pada tabel
4.6. Selama periode 2015 hingga 2024
pertumbuhan rata-rata produksi energi listrik
bertumbuh sebesar 9,89% per tahun.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 7


potensi energi di Provinsi Riau yaitu energi
Tabel 4.4 Proyeksi Produksi Energi air, energi batu bara, dan energi gambut.
Listrik Kota Pekanbaru 2015-2024
4.8 Upaya Pemerintah Provinsi Riau
dan PLN dalam Peningkatan
Penyediaan Energi Listrik
Salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah Provinsi Riau dan PLN adalah
dengan rencana pembangunan pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) Tenayan Raya.
PLTU yang direncanakan ini memiliki
kapasitas 2x110 MW dengan bahan baku
batu bara. Dengan adanya PLTU ini
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
energi listrik khususnya di Kota Pekanbaru
dan daerah-daerah di Provinsi Riau. Adapun
skema rancangan pembangunan PLTU
Tenayan Raya ini dapat dilihat pada gambar
4.5.

Gambar 4.4 Hasil Proyeksi Produksi Energi


Listrik Menggunakan LEAP

4.6 Potensi Sumber Energi


Terbarukan
Selama ini Kota Pekanbaru, menurut Gambar 4.5 Rencana Pembangunan PLTU
data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Tenayan Raya
Mineral Provinsi Riau, memiliki sumber
energi terbarukan berupa Solar Home System 5. KESIMPULAN DAN SARAN
(SHS) yang terdapat pada Kelurahan Tebing 5.1 Kesimpulan
Tinggi Okura Kecamatan Rumbai Pesisir dan Berdasarkan hasil analisa dan
Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya pembahasan mengenai kebutuhan dan
dengan jumlah unit masing-masing 30 unit penyediaan energi listrik di Pekanbaru tahun
dengan total kapasitas masing-masing 3.000 2015-2024 dengan menggunakan perangkat
Wp. lunak LEAP, dapat disimpulkan bahwa :
1. Intensitas energi listrik Kota Pekanbaru
4.7 Potensi Energi di Provinsi Riau dari tahun 2015 hingga tahun 2024 akan
Provinsi Riau memiliki beberapa mengalami peningkatan dari 664,28
potensi energi yang dapat dimanfaatkan MWh/Pelanggan menjadi 1.146,08
sebagai alternatif sumber energi listrik selain MWh/Pelanggan. Pertumbuhan intesitas
suplai listrik dari PLN. Adapun beberapa

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 8


energi selama periode tersebut sebesar Provinsi Riau khususnya Kota
6,23% per tahun. Pekanbaru, pemerintah diharapkan
2. Pelanggan listrik Kota Pekanbaru dari melakukan kajian dan penelitian
tahun 2015 hingga tahun 2024 akan untuk membangun beberapa
mengalami peningkatan dari total pembangkit listrik berskala kecil
392.759 pelanggan menjadi 532.072 untuk memenuhi kebutuhan energi
pelanggan. Pertumbuhan pelanggan listrik yang belum terpenuhi di
selama periode tersebut sebesar 3,4% beberapa wilayah Kota Pekanbaru
per tahun. dan Provinsi Riau.
3. Permintaan energi listrik Kota
Pekanbaru dari tahun 2015 hingga tahun DAFTAR PUSTAKA
2024 diperkirakan akan mengalami
kenaikan dari total konsumsi sebesar Agus Sofyan F. Rajagukguk. 2015. Kajian
1.667,43 GWh menjadi 3.943,04 GWh. Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan
Pertumbuhan permintaan energi listrik Energi Listrik di Kota Manado. E-journal
selama periode tersebut sebesar 9,63% Teknik Elektro dan Komputer, ISSN :
per tahun. 2301-8402. Universitas Sam Ratulangi.
4. Beberapa energi terbarukan di Provinsi
Riau yang telah dimanfaatkan untuk Suhono. 2010. Kajian Perencanaan
memenuhi kebutuhan energi listrik Permintaan dan Penyediaan Energi
diantaranya PLTMH, PLTS terpusat, Listrik di Wilayah Kabupaten Sleman
solar home system, PJUTS, dan Menggunakan Perangkat Lunak LEAP.
pembangkit berbasis biomassa/biogas. Skripsi. Universitas Gadjah Mada.
Untuk wilayah Kota Pekanbaru sendiri
baru memanfaatkan energi solar home Marsudi, Djiteng. 2011. Pembangkitan
system. Energi Listrik (Edisi Kedua). Jakarta :
5. Potensi energi yang dapat dimanfaatkan Erlangga.
untuk memenuhi kebutuhan energi
listrik Provinsi Riau khususnya Kota Bobby Fadillah, Muhammad. 2015. Analisis
pekanbaru diantaranya yaitu potensi Prakiraan Kebutuhan Energi Listrik
energi air, potensi energi batu bara, dan Tahun 2015-2024 Wilayah PLN Kota
potensi energi gambut. Pekanbaru dengan Metode Gabungan.
Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober
2015. Universitas Riau.
5.2 Saran
1. Berdasarkan hasil analisa permintaan
energi listrik dan penyediaan energi Yuznan Badruzzman, Sarjiya, Avrin Nur
listrik Kota Pekanbaru, penulis Widiastuti. 2014. Roadmap Energy in
mengharapakan agar pemerintah Special Region to Empower Renewable
Provinsi Riau khususnya Kota Energy Source. IEEE.
Pekanbaru dan PT. PLN dapat
menyusun beberapa kebijakan di Waluyo, Budi. 2013. Perencanaan
bidang keteneagalistrikan, mengacu Penyediaan Energi di Wiayah Lampung
pada hasil proyeksi permintaan energi Menggunakan Perangkat Lunak Long-
listrik. range Energy Alternatives Planning
2. Dengan adanya beberapa sumber Systems (LEAP). Universitas Lampung.
energi terbarukan yang ada di

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 9


Putra, Chandra P. 2014. Analisa
Pertumbuhan Beban Terhadap
Ketersediaan Energi Listrik di Sistem
Kelistrikan Sulawesi Selatan. Universitas
Sam Ratulangi.

R. Kakka Dewayana P. 2008. Proyeksi


Kebutuhan dan Penyediaan Energi
Listrik di Jawa Tengah Menggunakan
Perangkat Lunak LEAP. Universitas
Diponegoro.

Atmaja, I Putu Surya. 2009. Analisis


Kebutuhan Listrik Berkaitan dengan
Penyusunan Tarif Listrik Regional di
Daerah Provinsi Bali Guna Memenuhi
Pasokan Energi Listrik 10 Tahun
Mendatang. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.

Winarno, Oetomo Tri. 2015. Panduan


Perencanaan Energi. Pusat Kajian
Kebijakan Energi Institut Teknologi
Bandung. Bandung.

Pradana, Hendra AP. 2009. Perkiraan


Konsumsi Energi Listrik APJ Cilacap
Tahun 2011-2016 dengan
Menggunakan Software LEAP.
Universitas Diponegoro.

Rahmat Adiprasetya Al Hasibi, Sasongko


Pramono Hadi, Avrin Nur Widiastuti.
2013. Analisis Skenario Permintaan
dan Penyediaan Energi Listrik pada
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura-Bali
2050. Universitas Gadjah Mada.

Jom FTEKNIK Volume 4 No. 2 Oktober 2017 10

Anda mungkin juga menyukai