Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SMART GRID DAN DIGITALISASI

KETENAGALISTRIKAN

ANALISIS KETERSEDIAAN ENERGI TERBARUKAN UNTUK EFISIENSI


PERENCANAAN DAN OPERASI JARINGAN PADA PLTA CIRATA

KELOMPOK 3 :

Penyusun :

Andi Rayhan Alfiqhi (202211037)

Rinaldi (202211040)

Ridho Rizqi Pribadi (202211041)

Fakriyah Kamila (202211057)

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN
DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
2023

1
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era peningkatan kesadaran akan dampak lingkungan dan keberlanjutan, energi terbarukan
telah menjadi fokus utama dalam memenuhi kebutuhan energi global. Namun, tantangan utama
yang dihadapi adalah kehandalan pasokan energi terbarukan yang seringkali tergantung pada
faktor-faktor lingkungan seperti cuaca dan lokasi geografis. Dalam konteks ini, pengembangan
model analisis ketersediaan energi terbarukan menjadi krusial untuk mendukung perencanaan
dan operasi jaringan yang efisien.

Model-model analisis ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi ketersediaan energi
terbarukan dengan mempertimbangkan variabilitas faktor-faktor lingkungan yang memengaruhi
produksi energi, seperti sinar matahari, kecepatan angin, dan curah hujan. Dengan
mengintegrasikan data historis dan prediktif terkait sumber energi terbarukan, model-model ini
mampu memberikan proyeksi yang lebih akurat terkait potensi energi yang dapat dihasilkan
dalam jangka waktu tertentu.

Efisiensi perencanaan dan operasi jaringan energi terbarukan sangat bergantung pada
ketersediaan informasi yang akurat dan tepat waktu. Dengan memanfaatkan model-model
analisis ini, para perencana dan operator jaringan dapat mengantisipasi fluktuasi dalam pasokan
energi, mengoptimalkan penempatan sumber energi terbarukan, dan mengelola jaringan secara
lebih adaptif. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko kekurangan pasokan
energi serta meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumber energi yang tersedia.

Selain itu, model-model analisis ini juga memberikan landasan bagi pengembangan kebijakan
energi yang lebih berkelanjutan. Dengan memahami potensi dan ketersediaan energi terbarukan
secara mendalam, pemerintah dan lembaga terkait dapat merancang kebijakan yang mendorong
investasi dalam infrastruktur energi terbarukan, serta mengurangi ketergantungan pada sumber
energi konvensional yang bersifat tidak terbarukan dan berdampak negatif pada lingkungan.

Dengan demikian, model analisis ketersediaan energi terbarukan menjadi landasan yang sangat
penting dalam memajukan transisi energi menuju sistem yang lebih berkelanjutan. Dengan

2
menyediakan informasi yang lebih terperinci dan akurat tentang potensi energi terbarukan,
model-model ini dapat membantu dalam mengarahkan upaya-upaya perencanaan, operasi, dan
kebijakan yang memungkinkan pemanfaatan energi terbarukan secara optimal, menjaga
keberlanjutan lingkungan, dan mencapai tujuan energi bersih secara global.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Peningkatan Efisiensi Transmisi Energi Terbarukan di PLTA Cirata Dapat


Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca?

2. Bagaimana Analisis Pengaruh Peningkatan Kapasitas Transmisi terhadap Efisiensi


Operasi Jaringan PLTA Cirata: Studi Kasus pada Distribusi Energi?

3. Bagaimana Pengembangan Sistem Pengontrolan Jaringan untuk Meningkatkan


Ketersediaan Energi Terbarukan di PLTA Cirata: Kasus pada Transmisi Energi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Peningkatan Efisiensi Transmisi Energi Terbarukan di PLTA Cirata


Dapat Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

2. Untuk mengetahui Analisis Pengaruh Peningkatan Kapasitas Transmisi terhadap Efisiensi


Operasi Jaringan PLTA Cirata: Studi Kasus pada Distribusi Energi.

3. Untuk mengetahui Pengembangan Sistem Pengontrolan Jaringan untuk Meningkatkan


Ketersediaan Energi Terbarukan di PLTA Cirata: Kasus pada Transmisi Energi.

1.4 Manfaat

1. Optimisasi Perencanaan Infrastruktur Energi Terbarukan: Model analisis


ketersediaan energi terbarukan dapat membantu dalam mengidentifikasi lokasi optimal
untuk penempatan sumber energi terbarukan seperti panel surya, turbin angin, atau
instalasi hidroelektrik. Dengan memperhitungkan faktor-faktor lingkungan yang relevan,

3
model ini memungkinkan perencanaan infrastruktur yang lebih efisien dan terarah,
menghasilkan peningkatan dalam ketersediaan energi yang dihasilkan.

2. Peningkatan Efisiensi Operasional Jaringan Energi Terbarukan: Dengan


menggunakan model analisis yang tepat, para operator jaringan dapat mengoptimalkan
operasi harian jaringan energi terbarukan. Ini termasuk pengelolaan distribusi energi yang
lebih baik, penyesuaian terhadap fluktuasi dalam produksi energi, serta pengurangan
risiko terjadinya kekurangan pasokan atau ketidakseimbangan dalam jaringan.

3. Pengambilan Keputusan yang Lebih Akurat dan Adaptif: Model-model ini


memberikan dasar yang kuat bagi pengambilan keputusan yang lebih akurat dalam
perencanaan jangka panjang maupun pengaturan operasional harian. Dengan informasi
yang lebih tepat tentang ketersediaan energi terbarukan, pengambilan keputusan dapat
menjadi lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan dan permintaan energi,
memberikan dasar yang lebih solid bagi keberlanjutan dan efisiensi jaringan energi
terbarukan secara keseluruhan.

1.5 Ruang Lingkup Masalah

1. Ketersediaan Energi Terbarukan:

 Variabilitas Cuaca dan Musim: Menilai pengaruh variasi cuaca dan musim
terhadap ketersediaan energi terbarukan di PLTA Cirata, dengan
mempertimbangkan arus air dan potensi daya hidrolik sebagai sumber utama.

 Prediksi Ketersediaan Energi: Membangun model prediksi yang akurat untuk


mengestimasi ketersediaan energi terbarukan di masa depan, mempertimbangkan
data historis dan faktor-faktor lingkungan.

2. Efisiensi Transmisi Energi:

 Kerugian Energi Selama Transmisi: Menganalisis kerugian energi selama


proses transmisi energi dari PLTA Cirata ke titik distribusi, dengan fokus pada
identifikasi dan mitigasi kerugian tersebut.

4
 Optimalisasi Kapasitas Transmisi: Menilai dampak peningkatan kapasitas
transmisi terhadap efisiensi operasional dan distribusi energi, dengan
mempertimbangkan lokasi dan teknologi yang sesuai.

3. Sistem Pengontrolan Jaringan:

 Pengembangan Sistem Pengontrolan: Menguji dan mengembangkan sistem


pengontrolan jaringan yang canggih untuk meningkatkan ketersediaan energi
terbarukan, dengan penekanan pada transmisi energi dan kestabilan operasional.

 Adaptabilitas terhadap Fluktuasi Ketersediaan Energi: Memastikan sistem


pengontrolan dapat beradaptasi secara efektif terhadap fluktuasi ketersediaan
energi, memungkinkan penyesuaian operasional yang cepat dan optimal.

4. Dampak Lingkungan dan Emisi Gas Rumah Kaca:

 Pengurangan Jejak Karbon: Mengidentifikasi strategi untuk mengurangi emisi


gas rumah kaca dari operasi PLTA Cirata, dengan fokus pada efisiensi transmisi
dan penggunaan sumber energi terbarukan.

 Evaluasi Dampak Lingkungan: Mengevaluasi dampak lingkungan dari


implementasi model analisis, termasuk pengurangan dampak ekologis dan
konservasi sumber daya alam.

5. Implementasi dan Integrasi Teknologi:

 Keterkaitan dengan Teknologi Terkini: Meninjau teknologi terkini dalam


analisis ketersediaan energi terbarukan dan transmisi energi untuk memastikan
implementasi model berada pada tingkat kecanggihan yang relevan.

 Integrasi Model dalam Sistem PLTA Cirata: Mengidentifikasi cara terbaik


untuk mengintegrasikan hasil analisis ke dalam sistem perencanaan dan operasi
jaringan PLTA Cirata.

Melalui ruang lingkup ini, diharapkan model analisis ketersediaan energi terbarukan dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi operasional, keberlanjutan lingkungan, dan
peningkatan ketersediaan energi terbarukan di PLTA Cirata.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian Tambunan, H. B., Surya, A. S., Jintaka, D. R., Harsono, B. B. S., Sinaga, D.
H., Sidik, A. D. W. M., & Pramurti, A. R. (2021) yang diterbitkan dalam EPIC (Journal of
Electrical Power, Instrumentation and Control), mengeksplorasi Review Proses Perencanaan
Jangka Panjang Sistem Tenaga Listrik. Meskipun tidak secara langsung menyoroti model
analisis ketersediaan energi terbarukan, penelitian ini memberikan wawasan yang penting terkait
dengan perencanaan jangka panjang dalam konteks sistem tenaga listrik, yang memiliki
implikasi terhadap pengintegrasian energi terbarukan dalam perencanaan jaringan.

Penelitian Panunggul, D. A., Boedoyo, M. S., & Sasongko, N. A. (2018) yang diterbitkan dalam
jurnal Ketahanan Energi mengenai Analisa Pemanfaatan Energi Terbarukan di Universitas
Pertahanan sebagai Pendukung Keamanan Pasokan Energi, lebih fokus pada studi kasus
penerapan energi surya dan angin dalam konteks keamanan pasokan energi di lingkungan
kampus. Penelitian ini memberikan gambaran tentang penerapan langsung energi terbarukan
dalam skala yang lebih kecil (universitas), dan walaupun tidak secara langsung membahas model
analisis ketersediaan energi, namun memberikan informasi tentang praktik pemanfaatan energi
terbarukan dalam lingkungan tertentu.

Sementara penelitian Pratama, H. A., & Penangsang, I. H. O. yang tidak memiliki informasi
lengkap mengenai jurnal dan publikasi, mengulas Analisa Koordinasi Hybrid AC/DC Microgrid
untuk Melayani Beban Intermiten dengan Metode Perbandingan Kombinasi Operasi Jaringan.
Penelitian ini mungkin terkait dengan integrasi sumber energi terbarukan dalam sistem
mikrogrid, dan walaupun mungkin tidak secara khusus membahas model analisis ketersediaan
energi, tetapi dapat memberikan wawasan tentang integrasi sumber energi terbarukan dalam
operasi jaringan mikrogrid.

Secara keseluruhan, ketiga penelitian tersebut memberikan kontribusi terkait dengan penggunaan
energi terbarukan dalam berbagai konteks, meskipun fokusnya mungkin berbeda. Sementara
tidak secara langsung membahas model analisis ketersediaan energi terbarukan, tetapi tetap

6
memberikan informasi yang berguna tentang penerapan energi terbarukan dalam berbagai
skenario dan lingkungan.

2.2 Landasan Teori

Model Analisis Ketersediaan Energi Terbarukan merupakan kerangka konseptual yang


digunakan untuk memprediksi, mengevaluasi, dan mengelola produksi energi dari sumber-
sumber terbarukan seperti surya, angin, hidro, dan lainnya. Landasan teori untuk model-model
ini melibatkan berbagai konsep dan prinsip dari beberapa bidang, termasuk ilmu pengetahuan
lingkungan, teknologi energi terbarukan, analisis data, dan perencanaan sistem energi. Di bawah
ini adalah rangkuman landasan teori yang melingkupi model analisis ketersediaan energi
terbarukan untuk efisiensi perencanaan dan operasi jaringan:

1. Sumber Daya Energi Terbarukan: Memahami karakteristik, potensi, dan variabilitas dari
sumber-sumber energi terbarukan seperti surya, angin, hidro, biomassa, dan geotermal. Ini
melibatkan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produksi energi dari sumber-
sumber ini, seperti intensitas sinar matahari, kecepatan angin, curah hujan, topografi, dan
lainnya.

2. Teknologi Energi Terbarukan: Memahami berbagai teknologi yang digunakan untuk


mengkonversi sumber-sumber energi terbarukan menjadi energi listrik atau bentuk energi
lainnya. Ini mencakup pemahaman tentang panel surya, turbin angin, pembangkit listrik tenaga
air, sel bahan bakar, dan teknologi lainnya serta karakteristik operasional dan variabilitasnya.

3. Pemodelan Matematis dan Statistik: Penggunaan model matematika dan statistik dalam
mengembangkan prediksi ketersediaan energi terbarukan. Ini melibatkan teknik-teknik seperti
analisis regresi, time series, dan model matematis lainnya untuk meramalkan produksi energi
dari sumber-sumber terbarukan berdasarkan data historis dan faktor-faktor lingkungan yang
terkait.

4. Analisis Data dan Pengolahan Sinyal: Penggunaan teknik analisis data untuk memproses
informasi yang berasal dari sensor-sensor dan sistem pemantauan yang mengukur produksi

7
energi terbarukan. Ini termasuk teknik pengolahan sinyal, analisis frekuensi, dan identifikasi pola
dalam data yang dihasilkan oleh sumber energi terbarukan.

5. Pengelolaan Jaringan Energi: Integrasi model analisis ketersediaan energi terbarukan dalam
perencanaan dan operasi jaringan energi. Ini mencakup konsep koordinasi dan pengaturan sistem
energi, optimisasi distribusi, dan manajemen beban dalam konteks penggunaan energi terbarukan
dalam jaringan.

6. Keberlanjutan Energi dan Kebijakan: Keterkaitan model-model ini dengan tujuan


keberlanjutan energi dan kebijakan energi terbarukan. Hal ini melibatkan pemahaman tentang
bagaimana penggunaan energi terbarukan dapat mendukung pengurangan emisi karbon,
ketahanan energi, serta kebijakan dan regulasi yang mendorong investasi dan penggunaan energi
terbarukan.

7. Adaptasi Terhadap Variabilitas Lingkungan: Kemampuan model-model ini untuk


menyesuaikan diri terhadap fluktuasi dalam faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
produksi energi terbarukan, seperti perubahan iklim, variasi cuaca, dan lingkungan geografis.

Landasan teori ini menyatukan berbagai aspek pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu untuk
membentuk kerangka kerja yang komprehensif dalam pengembangan dan penerapan model
analisis ketersediaan energi terbarukan untuk efisiensi perencanaan dan operasi jaringan.

8
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian (IT PLN)

Penelitian ini dilakukan di lingkungan IT PLN, di mana infrastruktur dan data terkait jaringan
energi terbarukan tersedia untuk analisis. Waktu penelitian dimulai dari fase persiapan yang
mencakup pengajuan judul penelitian, kajian literatur, hingga perancangan dan implementasi
model analisis. Proses penelitian ini akan melibatkan waktu yang terencana mulai dari enam
bulan hingga satu tahun, dengan tahap pengumpulan data, analisis, dan validasi berlangsung
secara berkelanjutan.

3.2 Desain Penelitian

1. Identifikasi Kebutuhan dan Tujuan: Analisis kebutuhan energi,


identifikasi faktor-faktor lingkungan, dan pengembangan tujuan model
analisis.

2. Kajian Literatur dan Pemilihan Model: Review literatur untuk


mengidentifikasi model-model analisis yang relevan dan paling sesuai
untuk ketersediaan energi terbarukan.

3. Implementasi Model: Pembangunan dan implementasi model


analisis berdasarkan data yang diperoleh dari sistem PLN.

4. Validasi dan Evaluasi: Pengujian validitas model melalui


perbandingan hasil simulasi dengan data observasi, serta evaluasi
terhadap kinerja model.

9
3.3 Metode Pengumpulan Data

 Sumber Data: Data primer akan diperoleh dari sensor-sensor di lokasi sumber energi
terbarukan dan jaringan PLN. Data sekunder meliputi informasi historis produksi energi,
kondisi lingkungan, dan variabel-variabel terkait.

 Jenis Data: Meliputi data cuaca, intensitas cahaya matahari, kecepatan angin, curah
hujan, serta data historis produksi energi.

 Teknik Pengumpulan Data: Pengumpulan data melalui sensor-sensor yang terhubung


dengan sistem monitoring, juga melalui basis data internal PLN serta kerjasama dengan
lembaga eksternal untuk memperoleh data yang diperlukan.

3.4 Metode Analisis Data

 Pengolahan Data: Pengolahan menggunakan teknik analisis statistik dan pemodelan


matematis untuk meramalkan ketersediaan energi terbarukan.

 Pengujian Model: Melibatkan perbandingan hasil prediksi dengan data observasi,


analisis kesalahan, serta pengujian keakuratan model.

 Pengujian Hipotesis (jika ada): Pengujian hipotesis terkait dengan keakuratan prediksi
dan kesesuaian model dengan kondisi nyata di lapangan.

Dengan mengikuti proses ini, diharapkan bahwa model analisis yang dikembangkan dapat
menjadi alat yang andal dan efektif dalam menilai ketersediaan energi terbarukan, membantu
perencanaan dan operasi jaringan energi secara efisien.

10
BAB IV PEMBAHASAN

A. Peningkatan Efisiensi Transmisi Energi Terbarukan di PLTA Cirata Dapat Mengurangi Emisi
Gas Rumah Kaca

Peningkatan efisiensi transmisi energi terbarukan di PLTA Cirata memiliki dampak signifikan
terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca. PLTA Cirata, sebagai pembangkit listrik tenaga air,
mengandalkan sumber daya air sebagai sumber utama untuk menghasilkan energi. Proses ini
melibatkan pemindahan energi dari air ke listrik melalui generator, dan kemudian distribusi
energi melalui sistem transmisi. Fokus pada efisiensi transmisi adalah langkah kritis untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya terbarukan dan mengurangi dampak lingkungan.

1. Identifikasi dan Mitigasi Kerugian Energi Selama Transmisi: Efisiensi transmisi


energi dapat ditingkatkan dengan mengidentifikasi dan mitigasi kerugian energi yang
terjadi selama proses transmisi dari PLTA Cirata ke titik distribusi. Kerugian energi dapat
terjadi dalam bentuk panas atau hilangnya energi selama perjalanan melalui saluran
transmisi. Dengan menggunakan teknologi dan metode yang canggih, seperti penggunaan
peralatan yang lebih efisien dan pemilihan material saluran yang optimal, kerugian
tersebut dapat diminimalkan.

2. Optimalisasi Kapasitas Transmisi: Peningkatan efisiensi transmisi juga melibatkan


optimalisasi kapasitas transmisi. Dengan meningkatkan kapasitas, energi terbarukan yang
dihasilkan oleh PLTA Cirata dapat didistribusikan secara lebih efisien ke berbagai lokasi.
Pemilihan teknologi transmisi yang modern dan kapasitas yang dapat disesuaikan dengan
permintaan akan memungkinkan peningkatan dalam penyaluran energi tanpa kehilangan
yang signifikan.

3. Penerapan Teknologi Cerdas dalam Transmisi: Integrasi teknologi cerdas, seperti


sistem pengukuran dan pengendalian yang canggih, dapat membantu dalam
mengoptimalkan operasi transmisi energi. Penggunaan sensor untuk memantau dan
mengukur kondisi transmisi secara real-time, serta sistem pengendalian otomatis yang

11
responsif terhadap fluktuasi, akan membantu menjaga efisiensi transmisi dalam berbagai
kondisi operasional.

4. Penggunaan Sistem Penyimpanan Energi: Implementasi sistem penyimpanan energi


dapat membantu mengatasi ketidakpastian ketersediaan energi terbarukan. Dengan
menyimpan energi saat produksi melampaui kebutuhan dan melepaskannya ketika
permintaan meningkat, PLTA Cirata dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya
terbarukan tanpa mengandalkan pembangkit listrik konvensional yang mungkin
menghasilkan emisi gas rumah kaca.

5. Dampak Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Melalui peningkatan efisiensi


transmisi energi, PLTA Cirata dapat mengurangi jumlah energi yang hilang selama
perjalanan melalui jaringan transmisi. Ini akan menghasilkan penurunan konsumsi bahan
bakar fosil dan, akibatnya, mengurangi emisi gas rumah kaca yang terkait dengan
produksi dan distribusi energi. Pengurangan ini memberikan kontribusi positif terhadap
upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.

Dengan merinci dan mengoptimalkan setiap langkah dalam proses transmisi energi terbarukan,
PLTA Cirata dapat menjadi model untuk pembangkit listrik yang tidak hanya efisien tetapi juga
ramah lingkungan. Peningkatan efisiensi transmisi tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca
tetapi juga meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan operasional PLTA Cirata dalam jangka
panjang.

B. Analisis Pengaruh Peningkatan Kapasitas Transmisi terhadap Efisiensi Operasi Jaringan


PLTA Cirata: Studi Kasus pada Distribusi Energi

Studi ini bertujuan untuk menyelidiki dampak peningkatan kapasitas transmisi terhadap efisiensi
operasi jaringan PLTA Cirata, khususnya pada tahap distribusi energi. Peningkatan kapasitas
transmisi menjadi aspek kritis dalam memastikan distribusi energi yang optimal dan efisien dari
sumber daya terbarukan ke konsumen akhir. Dalam konteks PLTA Cirata, yang mengandalkan
tenaga air sebagai sumber daya utama, peningkatan kapasitas transmisi dapat menjadi solusi
untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.

1. Pentingnya Peningkatan Kapasitas Transmisi: Peningkatan kapasitas transmisi di


PLTA Cirata diperlukan untuk menanggapi peningkatan permintaan energi. Dengan

12
memperluas kapasitas, PLTA dapat mengatasi pertumbuhan permintaan energi tanpa
mengorbankan efisiensi operasional. Dalam studi kasus ini, akan dieksplorasi cara
peningkatan kapasitas transmisi dapat meningkatkan pelayanan distribusi energi ke
wilayah yang lebih luas tanpa mengorbankan kestabilan jaringan.

2. Analisis Dampak Peningkatan Kapasitas pada Distribusi Energi: Studi akan


memusatkan perhatian pada dampak langsung peningkatan kapasitas transmisi terhadap
efisiensi distribusi energi. Hal ini melibatkan analisis performa jaringan distribusi,
termasuk perbandingan beban, kehilangan energi, dan ketahanan jaringan sebelum dan
setelah peningkatan kapasitas. Data lokasi dan penggunaan sumber daya terbarukan akan
diintegrasikan untuk memahami dampak lingkungan dari peningkatan kapasitas ini.

3. Optimalisasi Lokasi Peningkatan Kapasitas: Studi kasus akan mengidentifikasi lokasi-


lokasi strategis di dalam jaringan distribusi PLTA Cirata yang dapat memberikan
keuntungan maksimal dari peningkatan kapasitas transmisi. Pemilihan lokasi yang tepat
akan memastikan distribusi energi yang efisien dan mengurangi kerugian energi selama
transmisi.

4. Teknologi dan Peralatan yang Mendukung: Peningkatan kapasitas transmisi juga


memerlukan peninjauan teknologi dan peralatan yang mendukung. Pemilihan peralatan
yang lebih efisien dan teknologi canggih dalam pengelolaan jaringan distribusi dapat
meningkatkan kinerja operasional dan efisiensi energi.

5. Model Pengendalian dan Manajemen: Studi akan mempertimbangkan pengembangan


model pengendalian dan manajemen yang sesuai dengan peningkatan kapasitas transmisi.
Ini mencakup strategi pengendalian beban, manajemen arus, dan rencana darurat untuk
mengatasi fluktuasi dalam distribusi energi.

6. Efek Ekonomi dari Peningkatan Kapasitas: Terakhir, akan dilakukan analisis dampak
ekonomi dari peningkatan kapasitas transmisi. Ini mencakup evaluasi biaya investasi,
pengembalian investasi, dan potensi penghematan jangka panjang yang dapat dicapai
melalui peningkatan kapasitas.

Melalui studi ini, diharapkan dapat terlihat bahwa peningkatan kapasitas transmisi di PLTA
Cirata tidak hanya memenuhi kebutuhan energi yang meningkat tetapi juga meningkatkan

13
efisiensi operasional dan berkontribusi pada penerapan energi terbarukan dalam distribusi energi
yang berkelanjutan. Selain itu, analisis ini juga memberikan pandangan terinci terhadap dampak
ekonomi dan lingkungan dari peningkatan kapasitas transmisi dalam konteks PLTA Cirata.

C. Pengembangan Sistem Pengontrolan Jaringan untuk Meningkatkan Ketersediaan Energi


Terbarukan di PLTA Cirata: Kasus pada Transmisi Energi

Pengembangan sistem pengontrolan jaringan di PLTA Cirata adalah langkah kunci dalam
meningkatkan ketersediaan energi terbarukan, terutama dalam konteks transmisi energi. Sistem
ini diarahkan untuk memastikan bahwa PLTA Cirata dapat secara efektif dan responsif
mengelola ketersediaan energi terbarukan, menjaga stabilitas jaringan, dan meningkatkan
efisiensi operasional. Studi kasus ini mencakup beberapa aspek kunci untuk memahami dampak
pengembangan sistem pengontrolan pada transmisi energi di PLTA Cirata.

1. Analisis Kebutuhan Sistem Pengontrolan: Studi akan memulai dengan analisis


mendalam terhadap kebutuhan sistem pengontrolan jaringan PLTA Cirata. Ini melibatkan
pemahaman mendalam tentang variabilitas sumber daya terbarukan, seperti arus air yang
dapat fluktuatif, dan bagaimana faktor-faktor ini dapat mempengaruhi ketersediaan
energi. Pengidentifikasian titik lemah dalam transmisi energi juga menjadi bagian kunci
untuk menentukan fokus pengembangan sistem pengontrolan.

2. Penggunaan Sensor dan Monitoring Real-time: Studi kasus akan mengevaluasi


penggunaan sensor dan sistem pemantauan real-time dalam mendukung sistem
pengontrolan. Integrasi teknologi ini akan memungkinkan pengukuran yang akurat
terhadap variabel-variabel kritis, seperti arus air, suhu, dan kecepatan aliran, yang dapat
digunakan untuk menginformasikan pengambilan keputusan dalam pengontrolan
jaringan.

3. Sistem Pengontrolan Adaptif: Pengembangan sistem pengontrolan jaringan diarahkan


pada pembuatan model adaptif yang dapat menyesuaikan operasionalnya dengan
fluktuasi dalam ketersediaan energi. Sistem ini harus mampu merespons perubahan
cuaca, musim, dan permintaan energi dengan cepat dan akurat untuk memaksimalkan
pemanfaatan energi terbarukan.

14
4. Integrasi Kecerdasan Buatan (AI) dan Machine Learning: Studi akan mengeksplorasi
integrasi kecerdasan buatan (AI) dan machine learning dalam sistem pengontrolan.
Pendekatan ini dapat meningkatkan kemampuan sistem untuk belajar dari pengalaman
sebelumnya, memprediksi pola-pola dalam data, dan mengoptimalkan operasi jaringan
berdasarkan informasi yang diperoleh dari data historis.

5. Pengembangan Algoritma Pengendalian: Salah satu aspek kritis dari pengembangan


sistem pengontrolan adalah pengembangan algoritma pengendalian yang efektif. Ini
termasuk pengendalian beban, pengelolaan sumber daya, dan reaksi terhadap perubahan
tiba-tiba dalam ketersediaan energi. Algoritma ini harus dirancang untuk memastikan
kestabilan jaringan dan penggunaan energi terbarukan yang optimal.

6. Uji Coba dan Evaluasi Kinerja: Sebuah tahap penting dalam studi kasus ini adalah uji
coba dan evaluasi kinerja sistem pengontrolan yang dikembangkan. Ini melibatkan
pengujian dalam skenario yang beragam untuk memastikan keandalan dan efektivitas
sistem dalam berbagai kondisi operasional.

7. Dampak Lingkungan dan Ekonomi: Selain itu, studi akan mengevaluasi dampak
lingkungan dan ekonomi dari pengembangan sistem pengontrolan jaringan. Ini mencakup
penilaian potensial pengurangan emisi gas rumah kaca, penghematan energi, dan biaya
operasional jangka panjang.

Melalui studi ini, diharapkan PLTA Cirata dapat mengimplementasikan sistem pengontrolan
jaringan yang canggih, meningkatkan ketersediaan energi terbarukan, dan memberikan
kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan dan ekonomi di wilayah tersebut.

15
BAB V KESIMPULAN

Dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional dan ketersediaan energi terbarukan di PLTA
Cirata, berbagai pembahasan telah diuraikan. Peningkatan efisiensi transmisi energi melalui
mitigasi kerugian energi, optimalisasi kapasitas transmisi, dan penerapan teknologi cerdas
diidentifikasi sebagai langkah kunci. Analisis dampak peningkatan kapasitas transmisi pada
distribusi energi juga menjadi fokus, dengan pemahaman mendalam tentang perbandingan
beban, kehilangan energi, dan ketahanan jaringan. Selain itu, pengembangan sistem pengontrolan
jaringan di PLTA Cirata merupakan inovasi esensial untuk menghadapi fluktuasi ketersediaan
energi terbarukan, melibatkan penggunaan sensor, teknologi AI, dan algoritma pengendalian
yang adaptif.

Studi kasus pada transmisi energi juga mempertimbangkan faktor-faktor ekonomi dan
lingkungan, menekankan pentingnya pengurangan emisi gas rumah kaca, penghematan energi,
dan dampak positif pada keberlanjutan ekonomi. Keseluruhan, langkah-langkah tersebut
mengarah pada integrasi model analisis yang komprehensif untuk merancang sistem yang tidak
hanya efisien tetapi juga ramah lingkungan.

Melalui pemahaman yang mendalam tentang ketersediaan energi terbarukan, efisiensi transmisi,
dan pengembangan sistem pengontrolan jaringan, PLTA Cirata memiliki potensi untuk menjadi
contoh pembangkit listrik yang berkelanjutan dan adaptif. Penerapan teknologi terbaru,
kebijakan operasional yang bijaksana, dan keterlibatan berkelanjutan dengan perkembangan
dalam dunia energi terbarukan akan menjadikan PLTA Cirata sebagai kontributor yang
signifikan dalam upaya global untuk mencapai ketahanan energi dan melawan perubahan iklim.
Dengan begitu, pembahasan-pembahasan di atas merupakan landasan untuk merumuskan solusi
inovatif yang menggabungkan aspek teknis, ekonomi, dan lingkungan, membawa PLTA Cirata
menuju masa depan yang berkelanjutan dan berdaya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Tambunan, H. B., Surya, A. S., Jintaka, D. R., Harsono, B. B. S., Sinaga, D. H., Sidik, A. D. W.
M., & Pramurti, A. R. (2021). Review Proses Perencanaan Jangka Panjang Sistem Tenaga
Listrik. EPIC (Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control), 4(1).

Panunggul, D. A., Boedoyo, M. S., & Sasongko, N. A. (2018). Analisa pemanfaatan energi
terbarukan di Universitas Pertahanan sebagai pendukung keamanan pasokan energi (Studi
kasus: energi surya dan angin). Ketahanan Energi, 4(2).

Pratama, H. A., & Penangsang, I. H. O. ANALISA KOORDINASI HYBRID AC/DC


MIKROGRID UNTUK MELAYANI BEBAN INTERMITEN DENGAN METODE
PERBANDINGAN KOMBINASI OPERASI JARINGAN.

Rony, Y. R., Kartini, U. T., Joko, J., & Wrahatnolo, T. (2022). Pemodelan Transfer Energi
Smartgrid Photovoltaic Dengan Sensor Suhu Untuk Efisiensi Energi. Indonesian Journal of
Engineering and Technology (INAJET), 4(2), 89-98.

Ropiudin, R., Romadhon, M. E., Priswanto, P., & Kuncoro, P. H. (2023). Manajemen
Perencanaan Energi Listrik Kabupaten Banjarnegara Bersumber pada PLTA Mrica
Menggunakan LEAP (The Low Emissions Analysis Platform). Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem, 11(1), 1-12.

Rajagukguk, A. S., Pakiding, M., & Rumbayan, M. (2015). Kajian Perencanaan Kebutuhan dan
Pemenuhan Energi Listrik di Kota Manado. Jurnal Teknik Elektro dan Komputer, 4(3), 1-
11.

Muslim, S., Khotimah, K., & Azhiimah, A. N. (2020). analisis kritis terhadap perencanaan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tipe photovoltaic (PV) sebagai energi alternatif
masa depan. Rang Teknik Journal, 3(1), 119-130.

17

Anda mungkin juga menyukai