Anda di halaman 1dari 10

Rancang Bangun Smart Agriculture PLTS Penerangan Tanaman Buah Naga Menggunakan ESP32 dan Cayenne

myDevices

Rancang Bangun Smart Agriculture PLTS Penerangan Tanaman Buah Naga Menggunakan
ESP32 dan Cayenne myDevices

Alfin Rizki Cahyono


D4 Teknik Listrik, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya
Email: alfin.19008@mhs.unesa.ac.id

Reza Rahmadian, S.ST., M.EngSc.


Dosen Pembimbing D4 Teknik Listrik, Fakultas Vokasi, Universitas Negeri Surabaya
Email: rezarahmadian@unesa.ac.id

Abstrak
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat energi menjadi ujung tombak bagi seluruh umat
manusia. Salah satu energi yang banyak digunakan adalah energi listrik yang berasal dari bahan bakar fosil
dapat dikurangi dengan menggunakan energi terbarukan salah satunya yaitu memanfaatkan energi matahari.
Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). PLTS juga dapat
dikembangkan untuk petani buah naga. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dan teknik
analisis data berupa deskriptif kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan pembaruan yaitu dengan
menambahkan mikrokontroller untuk mempermudah petani buah naga dalam memonitoring dan
mengontrol sebuah sistem PLTS dengan menggunakan aplikasi Cayenne myDevices. Pada pengujian PLTS
ini dengan membandingkan waktu pengujian selama 5 dan 7 jam. Untuk pengujian panel surya selama 5
jam diketahui bahwa beban hidup selama 4 jam dengan rata-rata pengisian baterai yaitu sebesar tegangan
12,33V dan arus 2,35A. Untuk pengujian selama 7 jam diketahui beban menyala selama 6 jam dengan hasil
rata-rata pengisian tegangan 11,95 dan 0,17A. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk pengujian
PLTS ditempatkan pada tempat yang memiliki intensitas cahaya matahari yang tinggi dan tidak terhalang
oleh bayangan. Untuk pemilihan aplikasi mikrokontroller diharapkan memilih aplikasi yang minim akan
eror atau bug.
Kata Kunci: PLTS, buah naga, ESP32, Internet of Things, Cayenne myDevices.

Abstract
The rapid development of technology has made energy the cornerstone for all mankind. One of the widely
used energy sources is electricity generated from fossil fuels, which can be reduced by utilizing renewable
energy, such as solar energy. This can be achieved through the use of a Solar Power Plant (PLTS). PLTS
can also be developed for dragon fruit farmers. The research method employed is experimentation, and the
data analysis technique used is quantitative descriptive analysis. In this study, an enhancement is introduced
by integrating a microcontroller to facilitate dragon fruit farmers in monitoring and controlling the PLTS
system using the Cayenne myDevices application. The testing of the PLTS is conducted by comparing its
performance over 5 and 7 hours. During the 5-hour test of the solar panels, it was observed that the load
operated for 4 hours, resulting in an average battery charging voltage of 12.33V and a current of 2.35A. In
the 7-hour test, the load operated for 6 hours, leading to an average battery charging voltage of 11.95V and
a current of 0.17A. In the subsequent research, it is expected to place the PLTS in a location with high solar
irradiance and free from shadows. When selecting the microcontroller application, it is crucial to opt for
one that minimizes errors or bugs.
Keywords: PLTS, dragon fruit, ESP32, Internet of Things, Cayenne myDevices.

PENDAHULUAN Energi sudah menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat


Perkembangan teknologi yang semakin pesat membawa di negara mana pun, termasuk Indonesia. Seiring berjalannya
banyak dampak positif bagi masyarakat. Dalam sektor waktu, jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah
industri, teknologi dapat membantu meningkatkan memungkinkan penggunaan energi yang meningkat pula.
produktivitas dan efisiensi produksi dengan mengurangi Kebutuhan energi di masyarakat sebagai ujung tombak
waktu dan biaya produksi serta meningkatkan kualitas berbagai sektor kehidupan manusia seperti pertanian,
produk. Dalam sektor pertanian, teknologi juga dapat pendidikan, kesehatan, transportasi, dan ekonomi (Azirudin
membantu petani meningkatkan hasil panen dengan dkk., 2019). Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan
memanfaatkan teknologi pertanian yang modern. Menurut energi listrik yang bersal dari bahan bakar fosil adalah dengan
Roger (1983), teknologi adalah desain alat bantu tindakan memanfaatkan energi terbarukan, khususnya energi surya.
yang mengurangi ketidakpastian dalam mencapai suatu Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan Pembangkit
tujuan. Jacques Ellul (1967) juga menjelaskan bahwa Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang memanfaatkan radiasi
teknologi adalah metode rasional yang efisien dalam untuk menghasilkan energi listrik. PLTS dapat menjadi salah
kegiatan manusia. satu alternatif dalam mengurangi ketergantungan pada bahan
1
bakar fosil dan membantu menjaga keberlanjutan bentuk tabel yang berupa data kuantitatif. Selanjutnya dari data
lingkungan. Selain itu, Penggunaan PLTS juga dapat tersebut dibentuk dalam sebuah kalimat yang mudah dibaca,
membantu mengurangi biaya energi dan meningkatkan dipahami, dan dipresentasikan sehingga pada intinya memberi
akses masyarakat terhadap sumber energi yang lebih jawaban permasalahan yang diteliti.
terjangkau dan ramah lingkungan (Arismunandar &
Hendarto, 2017). Pemanfaatan sumber energi terbarukan Langkah Penelitian
khususnya energi surya sebagai pembangkit listrik Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan tahap
memiliki potensi yang sangat besar, karena letak Indonesia atau langkah-langkah penelitian seperti ini ditunjukan
yang berada di daerah tropis, dimana matahari bersinar Gambar 1.
sepanjang waktu. (Akella dkk., 2007).
Buah naga merupakan tanaman kaktus yang berasal
dari daerah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Utara.
Buah naga atau dragon fruit dinamai pitahaya atau pitaya
roja di daerah asalnya. Tanaman ini lebih dikenal sebagai
tanaman dari Asia seiring berjalannya waktu. Tanaman
buah naga dianggap sebagai tanaman hias di daerah Asia
seperti Vietnam dan Thailand. Buah naga sering diletakkan
oleh masyarakat Cina kuno di antara dua ekor patung naga
berwarna hijau di atas meja altar. Tradisi religius ini yang
mendasari julukan thang loy, dragon fruit, atau buah naga.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Vietnam mulai
mengetahui bahwa buahnya dapat dimakan seperti yang
dilakukan masyarakat Meksiko dan Indian. Tahun 2000-an
buah naga mulai dikenal masyarakat Indonesia, itu pun
bukan hasil budidaya di negeri sendiri, melainkan hasil
impor dari Thailand. Tahun 2001 tanaman ini mulai
dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia seperti
Pasuruan, Jember, Mojokerto, dan Jombang (Kristanto,
2003).
Ketika petani buah naga mulai menemukan solusi
dengan memanfaatkan pencahayaan sinar lampu sebagai Gambar 1. Diagram alir penelitian
pemicu produktivitas perkembangbiakan bunga buah naga
penganti fotosintesis dari pencahayaan sinar matahari Dari gambar 1 pada diagram alir penelitian dapat
khususnya diwaktu malam. Permasalahan yang kembali dijelaskan alur pengerjaan penelitian ini berikut penjelesan
muncul dihadapan para petani buah naga yaitu pada flowchart rancangan penelitian :
mahalnya biaya instalasi atau pemasangan lampu termasuk 1.Studi literatur dilakukan dengan mengakumulasi
MCB dan biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya beberapa informasi dari buku atau jurnal untuk mendukung
untuk pembayaran pulsa listrik dari PLN.(Hidayat dkk., dalam proses penyusunan penelitian ini.
2016). Pada peneltian yang dilakukan oleh Firdaus dkk dan 2.Analisa dan identifikasi kebutuhan alat dengan
Lembar pada tahun 2019 dan 2021 untuk menjadi dasar menghitung menggunakan rumus – rumus yang didapat
pertimbangan adalah masih menggunakan cara manual setelah melalui studi literatur.
untuk menghidupkan dan mematikan lampu pada saat 3.Perancangan alat dilakukan setelah menghitung dan
waktu penyinaran buah naga sehingga petani sering lupa menganalisa kebutuhan alat dengan menggunakan rumus –
untuk menghidupkan atau mematikan lampu pada saat rumus dari buku atau jurnal.
penyinaran buah naga. Pada penelitian ini akan 4.Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui bahwa
memberikan sebuah teknologi untuk meng efiesien kan menghitung dan analisa kebutuhan alat sesuai.
petani dengan menggunakan teknologi IoT (Internet of 5.Pemeriksaan kesesuaian alat dilakukan untuk
Things). mengetahui apakah sudah bekerja sesuai dengan yang diteliti.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah Apabila terjadi tidak keseuaian maka dilakukan untuk proses
diuraikan diatas. Maka dari itu penelitan ini akan analisis dan indetifikasi kebutuhan alat.
membahas tentang “Rancang Bangun Smart Agriculture 6.Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data
PLTS untuk Penerangan Tanaman Buah Naga berupa lembar pengamatan.
Menggunakan ESP32 dan Cayenne myDevices. 7.Teknik analisis data menggunakan uji perbandingan,
yaitu membandingkan besaran besaran yang diperoleh
METODE berdasarkan data hasil penelitian dibandingkan dengan
Jenis Penelitian parameter yang telah ditentukan.
Penelitian ini menggunakan penelitian berjenis eksperimen 8.Hasil dan pembahasan dilakukan dengan mengetahui
(percobaan) teknik pengambilan data berupa pengamatan hasil dari pengukuran berdasarkan parameter yang ditentukan
atau observasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data dan dalam penelitian, sehingga bisa digunakan untuk menyusun
pengamatan data yang diuji kemudian mencatat hasil data laporan akhir penelitian.
yang akan dianalisa. Tujuan dari teknik pengambilan data
adalah untuk mengertahui data yang valid sehingga dapat Menentukan Kapasitas Komponen PLTS
menjelaskan permasalahan yang timbul dari penelitian Supaya sistem Pembakit Listrik Tenaga Surya (PLTS) bisa
secara objektif. Penelitian ini menggunakan metode analisis beroprasi dengan maksimal, maka penentuan komponen
data dengan teknik deskriptif kuantitatif. Dimana dalam dalam perancangan sistem PLTS perlu disiapkan dengan
teknik analisis ini menggunakan cara menelaah data yang baik, berikut merupaakan cara mentukan kapasitas komponen
didapat dari exsperimen daimana hasilnya dibuatkan dalam PLTS diataranya :
2
Perancangan Rangkaian PLTS
Menentukan Kebutuhan Daya Listrik
Dalam menghitung berapa watt daya yang digunakan
alat pelampuan buah naga yang akan disuplai oleh panel
surya dan berapa jam pemakaian perhari, hasil dari
perhitungan ini menghasilkan satuan watt jam per hari
(Fiyaa Suduri dkk., 2021). Daya pemakaian dapat
dihitung dengan persamaan 1 :
𝑊ℎ = 𝑃𝑥ℎ
Keterangan :
Wh = Daya pemakaian
P = Daya beban yang dipakai
h = Lama pemakaian

Beban Daya yang dipakai :


Lampu LED = 9 watt x 5 lampu = 45 Watt
Total beban pemakaian selama 6 jam dengan beban daya
yang dipakai 45 watt adalah 270 Wh.

Menentukan Kapasitas Panel Surya (PV) Gambar 2. Single line diagram perancangan
Rata-rata di Indonesia penyerapan matahari menjadi PLTS OFF Grid
energi listrik secara maksimal adalah selama 5 jam,
dengan mengetahui data Peak Sun Hour (PSH) yang Pada gambar 2 adalah merupakan single line diagram dari
membutuhkan parameter Global Horizontal Irradition rangkaian plts dari modul panel surya dengan tegangan DC
(GHI), dimana PSH = GHI / 365 hari, yang dimana (Direct Current) menuju ke SCC (Solar Charge
menjadi PSH = 19052,9 / 365 = 5,2 Jam, sehingga Controller) untuk mengatur tegangan masuk dari modul
diketahui. Kapasitas panel surya dapat dihitung dengan panel surya ke baterai supaya tegangan yang masuk pada
persamaan 3 : baterai stabil. Dari baterai menuju ke microcontroller ESP
32 untuk membuat alat Smart Agriculture pelampuan buah
𝑊ℎ naga menjadi berbasis Internet Of Things, pada
𝑊𝑝 = microcontroller ESP 32 dengan menggunakan arus DC
5
(Direct Current) untuk menghidupkan pada sensor DHT
Kapasitas panel surya = 270 Wh / 5 jam = 54 Wp. 11, LDR dan RTC (Real Time Clock). Untuk mengubah
Sehingga pada penelitian ini menggunakan panel surya beban lampu AC (Alternating Current) harus
berkapasitas 80 Wp. menggunakan inverter dan pada beban lampu 9 watt
Keterangan : diberikan relay agar bisa mengatur untuk menghidupkan
Wh = Daya pemakaian dan mematikan lampu yang sudah terinterkoneksi oleh
WP = Kapasitas panel surya RTC (Real Time Clock) dan Mikrokontroller ESP32.
Perencanaan perancangan ini terdiri dari input berupa
Menentukan Kapasitas Solar Charge Controller (SCC)
Menetukan kapasitas solar Charge Controller harus
mengerti karakteristik. Kebutuhan solar Charge Controller
bisa diketahu dengan mengetahui spesifikasi dari panel
surya. kapasitas SCC dapat dihitung dengan melihat dari
Isc pada datasheet panel surya dan tidak boleh kapasitas
SCC dibawah arus dari panel surya (Fiyaa Suduri dkk.,
2021). Kapasitas arus pada SCC = 4,7 A. Sehingga SCC
yang diperbolehkan digunakan adalah minimal sebesar 4,7
A dan pada penelitian ini menggunakan SCC sebesar 10 A.

Menentukan Kapasitas Inverter


Penentuan inverter didapat dari total beban puncak atau Gambar 3. Wiring diagram perancangan PLTS
total beban keseluruhan (Fiyaa Suduri dkk., 2021). Pada OFF Grid
penelitian didapat total beban yaitu 270 Watt. Maka daya
output inverter yang digunakan harus lebih dari 270 Watt. cahaya atau sinar radiasi matahari dengan dikonversi melalui
Daya inverter yang digunakan sebesar 500 Watt DC 12V modul panel surya monocrystalline 80 WP yang disalurkan
to AC 220V. menuju Solar Charge Controller (SCC), pada SCC
melakukan pengisian pada baterai yang bertegangan DC
(Direct Current) lalu akan dirubah dengan inverter menjadi
tegangan AC (Alternating Current), output dari inverter
menuju ke MCB untuk memproteksi jika terdapat tegangan
yang berlebih atau tidak umum.

3
Perancangan Alat Smart Agriculture Pelampuan Buah
Naga berbasis Internet Of Things (IOT)
Pada gambar 2 adalah merupakan single line diagram
dari rangkaian plts dari modul panel surya dengan
tegangan DC (Direct Current) menuju ke SCC (Solar
Charge Controller) untuk mengatur tegangan masuk
dari modul panel surya ke baterai supaya tegangan yang
masuk pada baterai stabil. Dari baterai menuju ke
microcontroller ESP 32 untuk membuat alat Smart
Agriculture pelampuan buah naga menjadi berbasis
Internet Of Things, pada microcontroller ESP 32 dengan
menggunakan arus DC (Direct Current) untuk
menghidupkan pada sensor DHT 11, LDR dan RTC
(Real Time Clock). Untuk mengubah beban lampu AC
(Alternating Current) harus menggunakan inverter dan
pada beban lampu 9 watt diberikan relay agar bisa
mengatur untuk menghidupkan dan mematikan lampu

Gambar 4. Diagram alir pemrograman


mikrokontroller

Desain 3D Perancangan PLTS OFF Grid


Tanaman buah naga sangat membutuhkan tiang karena dahan
dan dahan buah naga memerlukan penopang agar bisa
menopang berat buah naga tinggi tiang biasanya berkisar
antara 200 - 250 cm. (Jani & dkk, 2017). Desain tiga dimensi
(3D) pada pemasangan PLTS OFF Grid memuduhkan untuk
merancang kerangka penempatan panel surya yang
menampilkan meliputi pengukuran panjang, lebar, dan tinggi
pada suatu kerangka panel surya. Pada penelittian ini
Gambar 5. Wiring diagram perancangan PLTS
OFF Grid

yang sudah terinterkoneksi oleh RTC (Real Time Clock)


dan Mikrokontroller ESP32.
Perencanaan perancangan ini terdiri dari input berupa
cahaya atau sinar radiasi matahari dengan dikonversi
melalui modul panel surya monocrystalline 80 WP yang
disalurkan menuju Solar Charge Controller (SCC), pada
SCC melakukan pengisian pada baterai yang bertegangan Gambar 6. 3D Desain perancagan PLTS
DC (Direct Current) lalu akan dirubah dengan inverter OFF Grid
menjadi tegangan AC (Alternating Current), output dari
inverter menuju ke MCB untuk memproteksi jika terdapat rancangan pemasangan PLTS OFF Grid merancang tinggi
tegangan yang berlebih atau tidak umum. tiang adalah 2 m, untuk jarak panel box dari bawah adalah
690 cm dan untuk kemiringan panel surya adalah sebesar 5˚
Perancangan Pemrograman Mikrokrokontroller menghadap ke utara agar memaksimalkan mendapatkan
Pada gambar menunjukkan mengenai diagram alir radiasi sinar matahari.
pemrogram pada Mikrokontroller ESP 32 yang
menggunakan bahasa C untuk proses pembuatan program
HASIL DAN PEMBAHASAN
pada software arduino. Langkah pertama awal proses
Peneleitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui
pembACaan sensor ESP 32 harus terhubung dengan
besarnya tegangan, arus serta daya yang dihasilkan oleh panel
bluetooth atau wifi. Kemudian menampilkan sensor dari
surya untuk penerangan buah naga menggunakan ESP32 dan
DHT 11, LDR dan RTC ke aplikasi Cayenne My Device.
Cayenne mydevice dengan berdasarkan perbedaan waktu
Pada aplikasi Cayenne My Device user memasukkan input
pengujian. Sel surya digunakan sebagai sumber alternatif
dan output untuk menyalakan dan mematikan lampu pada
sehingga penggunaan energi listrik dapat diminimalkan dan
jam 19.00 dan mematikan pada jam 03.00, apabila pada
berpindah ke energi baru dan terbarukan. Pengujian ini
saat jam 19.00 relay berfungsi untuk menyalakan dan pada
bertujuan untuk membandingkan waktu pengujian yang
saat jam 03.00 relay mematikan lampu.
bertempat di belakang gedung K4 fakultas vokasi,
Universitas Negeri Surabaya selama 5 jam dan 7 jam untuk
mengetahui seberapa maksimal pengisian baterai untuk
penerangan buah naga menggunakan ESP32 dan Cayenne
myDevice.

Pengujian Panel Surya Terhadap Waktu


Pengujian pada panel surya berkapasitas 80 Wp untuk
4
mengkonversi dari radiasi sinar matahari menjadi energi Tabel 4.
listrik arus searah. Proses pengujian panel surya dilakukan
selama 2 hari, selama 5 jam dan 7 jam yang dilakukan dari Output PV
jam 9. Berikut adalah hasil pengukuran pada pengujian Waktu Tegangan Arus Daya Suhu
No. Cuaca
panel surya yang dilihat di tabel 4.2 dan 4.3. Tabel 4.1 (WIB) (V) (I) (W) (°C)
merupakan spesifikasi dari panel surya yang digunakan. 1 09.00 Cerah 11.87 3.50 41.55 30.00
2 10.00 Cerah 12.08 3.69 44.58 33.00
Tabel 1. Spesifikasi Panel Surya 3 11.00 Cerah 12.08 3.69 44.58 36.00
4 12.00 Cerah 12.10 3.79 45.86 38.00
Electrical Specification 5 13.00 Cerah 12.51 3.86 48.29 38.00
Merek ST Solar 6 14.00 Cerah 12.28 2.64 32.42 38.00
Mono- 7 15.00 Cerah 12.03 0.35 4.21 30.00
Solar Cell
Crystalline RATA - RATA 12.20 2.87 35.07 36.00
Rated Maximum Power (Pmax) 80W
Current at Pmax (Imp) 4.4A
Output PV
Voltage at Pmax (Vmp) 18.24V
60.00
Open-Circuit Voltage (Voc) 21.8V

NilaiOutput
Short-Circuit Current (Isc) 4.70A 40.00
Nominal Operating Cell Termo 20.00
±50 °C
(Tnoct)
0.00
Module Dimension 550x760x30mm Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah

Tabel 2. 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00


Waktu
Output PV
N Cua Waktu Teganga Arus Daya Suhu Tegangan (V) Arus (I) Daya (W) Suhu (°C)
o. ca (WIB) n (V) (I) (W) (°C)
Cer Gambar 8.
1 09.00 12.34 3.20 39.49 30
ah
Cer Sedangkan pada tabel 4.3 dapat diperoleh data hasil pengujian
2 10.00 12.48 3.81 47.55 30
ah rata – rata tegangan dari keluaran panel surya adalah sebesar
Cer 12,20 V dan arus rata – rata adalah 2,86. Daya yang dihasilkan
3 11.00 12.52 3.96 49.58 36
ah paling besar terjadi pada pukul 13.00 WIB yaitu sebesar 48,29
Cer W. Pada saat pukul 15.00 arus mengalami penurunan yang
4 12.00 12.54 3.74 46.90 38
ah signifikan hingga mencapai 0,35, dikarenakan sinar matahari
Cer yang mulai menurun intensitas radiasi mataharinya. Hasil
5 13.00 12.56 3.38 42.45 38
ah daya yang dihasilkan selama pengujian berlangsung tidak
RATA - RATA 12.49 3.62 45.19 34.40 sesuai perhitungan rancangan yang telah ditentukan sehingga
berpengaruh terhadap penggunaan PLTS untuk mensuplai
penerangan buah naga. Hal tersebut dipengaruhi oleh
Output PV beberapa faktor alam yang menyebabkan kurangnya daya
60 yang dihasilkan oleh panel surya, suhu yang naik karena suhu
Nilai Output

40 juga mempengaruhi efektivitas pada panel surya (Harahap,


20 2020).
0
Cerah Cerah Cerah Cerah Cerah
Pengujian Pada Keluaran SCC dan Pengisian Baterai
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 Terhadap Waktu
Waktu Pengujian pada keluaran scc dan pengisian baterau terhadap
waktu bertujuan untuk mengetahui berapa output dari scc
Tegangan (V) Arus (I) Daya (W) Suhu (°C)
untuk mengetahui lama pengisian baterai terhadap waktu
yang digunakan untuk alat penerangan buah naga dengan
menggunakan ESP32 dan Cayenne myDevice. Kapasitas
Gambar 7. baterai yang digunakan adalah sebesar 12 Volt 65 Ah.
Dari hasil percobaan berdasarkan tabel 4.2 dan 4.3
Tabel 3
diperoleh data karakteristik panel surya. Dapat diketahui
tegangan dan arus keluaran panel surya yang mengalami
Output SCC
peningkatan secara bertahap hingga mencapai daya yang
maksimal sebesar 49,58 Watt pada pukul 11.00 WIB dan No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I)
suhu yang mencapai 36°C. Kemudian pada pukul 12.00 1 09.00 12.23 2.93
WIB dan 13.00 WIB arus mengalami penurunan yang 2 10.00 12.36 2.87
dikarenakan intensitas matahari yang menurun. dan.
Berdasarkan tabel 4.2 tegangan dan arus rata – rata yang 3 11.00 12.40 3.59
dihasilkan sinar matahari selama 5 jam adalah sebesar 4 12.00 12.42 3.47
12,48 dan 3,62.
5
5 13.00 12.44 2.94 Tabel 6
RATA - RATA 12.37 3.16
Baterai Input
Tabel 4 No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I)
1 09.00 11.55 2.45
Baterai Input 2 10.00 11.70 2.76
No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I) 3 11.00 11.68 2.93
1 09.00 11.94 2.35 4 12.00 11.83 2.34
2 10.00 11.99 2.70 5 13.00 11.99 2.78
3 11.00 12.20 2.95 6 14.00 12.05 2.20
4 12.00 12.17 2.78 7 15.00 11.92 0.17
5 13.00 12.33 2.35 RATA - RATA 11.89 2.08
RATA – RATA 12.13 2.63
Baterai Input
Baterai Input 11.55 11.70 11.68 11.83 11.99 12.05 11.92
15.00

Nilai Input
15.00 11.94 11.99 12.20 12.17 12.33
10.00
Nilai Input

10.00
5.00 2.45 2.76 2.93 2.34 2.78 2.20
2.35 2.70 2.95 2.78 2.35 0.17
5.00
0.00
0.00 09.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
09.00 10.00 11.00 12.00 13.00
Waktu
Waktu
Tegangan (V) Arus (I)
Tegangan (V) Arus (I)
Gambar 10.
Gambar 9
Pada hasil percobaan tabel 4.6 hasil SCC selama 7 jam
Dari hasil percobaan pada tabel 4.4 hasil pengujian SCC didapatkan hasil berbeda dari sebelumnya dikarenakan waktu
selama 5 jam didapat hasil maksimal pada pukul 11.00 WIB yang lebih lama saat pengambilan data yang dimulai pada
menunjukkan tegangan yang didapat adalah sebesar 12,44 V pukul 09.00 – 15.00 WIB yang dimulai dengan tegangan
dan arus maksimal sebesar 3,59 A. Dan untuk tabel 4.5 hasil keluar dari SCC adalah 11,77 V dan arus 3,04 A, hasil
pengisian baterai yang dimulai pada jam 09.00 – 13.00 WIB keluaran maksimal didapat pada pukul 11.00 WIB dengan
dengan tegangan 11,94 V dan arus 2,35 A, proses pengisian tegangan 11,98 V dan arus 3,54 A. Sedangkan pada tabel 4.7
baterai selama 5 jam menunjukkan rata – rata tegangan untuk hasil pengujian pengisian baterai selama 7 jam menghasilkan
pengisian adalah 12,13 dan arus untuk pengisian baterai rata – rata pengisian baterai yaitu dengan tegangan 11,89 V
adalah 2,63 A. dan arus 2,08 A.

Tabel 5 Pengujian Pada Penggunaan Baterai dan Penggunaan


Inverter untuk Penerangan Buah Naga Menggunakan
Output SCC ESP32 dan Cayenne myDevice
No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I) Pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
baterai dan penggunaan dari inverter yang telah diketahui
1 09.00 11.77 3.04
pengisiannya pada tabel 4.5 dan 4.7 yang digunakan untuk
2 10.00 11.96 3.38 penerangan buah naga selama beban waktu 6 jam. Berikut
3 11.00 11.98 3.54 tabel hasil pengujian yang didapat.
4 12.00 11.96 3.54 Tabel 7
5 13.00 11.40 3.95 Baterai Output
6 14.00 11.18 3.23 No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I)
7 15.00 11.93 0.08 1 14.00 11.81 4.43
RATA - RATA 11.74 2.97 2 15.00 11.60 4.38
3 16.00 11.36 4.83
4 17.00 10.88 4.85
5 18.00 Lampu mati
6 19.00 Lampu mati
RATA - RATA 11.41 4.62

6
Baterai Output Baterai Output
15.00 15.00

Nilai Output
Nilai Output

10.00
10.00
5.00
5.00 0.00
0.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00
14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 Waktu
Waktu
Tegangan (V) Arus (I)
Tegangan (V) Arus (I)
Gambar 12
Gambar 11
Tabel 10
Tabel 8
Inverter
Inverter Waktu
No. Tegangan (V) Arus (I) Daya (W)
Waktu Tegangan Daya (WIB)
No. Arus (I) 1 16.00 118.50 0.54 41.80
(WIB) (V) (W)
1 14.00 122.30 0.54 41.80 2 17.00 116.90 0.52 40.00
2 15.00 117.30 0.52 40.00 3 18.00 117.20 0.54 43.30
3 16.00 124.40 0.54 43.30 4 19.00 117.10 0.54 43.00
5 20.00 118.90 0.52 44.00
4 17.00 124.50 0.54 43.00
6 21.00 124.50 0.54 43.00
5 18.00 Lampu mati RATA -
6 19.00 Lampu mati RATA 118.85 0.53 42.52
RATA -
RATA 122.13 0.54 42.03 Dari tabel 4.7 saat pengisian baterai terlihat baterai
menyimpan tegangan sebesar 11,92 V setelah dinyalakan
Pada tabel 4.8 pengujian keluaran baterai untuk pengisian pada tabel 10 baterai mengalami penurunan hingga 11,86 V
selama 5 jam, terlihat pada tabel 4.7 pengisian baterai pada jam dikarenakan rugi oleh inverter yang menyebabkan tegangan
14.00 WIB tegangan baterai adalah 12,33 V lalu saat pertama baterai turun. Baterai mengalamai penurunan berkala setiap
kali diberi beban tegangan baterai mencapai 11,81 V yang satu jam sebesar 0,2 V dan arus rata – rata sebesar 4,47 A.
dikarenakan rugi - rugi oleh inverter yang mencapai 5 V pada Pada tabel 4.11 pengujian inverter berbeban menghasilkan
saat awal diberi beban selanjutnya baterai turun secara berkala rata – rata tegangan 118,85 V, Arus 0,53 A dan daya rata –
0,2 A dengan arus rata 4,62 A, pada pukul 18.00 dan 19.00 rata sebesar 42,52 W. Pada keluaran inverter terlihat bahwa
WIB beban lampu padam dikarenakan baterai yang telah diatur tegangan, arus dan daya sangat stabil dikarenakan inverter
di scc untuk tidak memakai baterai dibawah 20% jadi scc yang digunakan adalah inverter jenis PSW (Pure Sine Wave),
diatur untuk menghentikan penggunaan pada 10,7 V. Pada sehingga keluaran yang didapatkan dan kerugian yang
tabel 4.9 pengujian inverter berbeban rata – rata tegangan ditimbulkan akibat dari inverter tidak terlalu signifikan.
adalah 122,13 V, untuk arus rata – rata adalah 0,54 A, dan daya
rata2 pemakaian adalah 42,03 W. Pengujian Aplikasi Cayenne myDevices Pada Alat
Penerangan Buah Naga
Tabel 9 Pengujian ini dibuat dengan menggunakan inputan berupa
sensor DHT11 dan sensor LDR. Pengambilan data ini
Baterai Output bertujuan untuk mengetahui kinerja sensor DHT 11 dalam
No. Waktu (WIB) Tegangan (V) Arus (I) mendeteksi suhu untuk mengetahui suhu luar ruangan agar
mengetahui kinerja panel surya terhadap suhu. Pengambilan
1 16.00 11.86 4.39
data ini juga untuk mengetahui kinerja sensor LDR dalam
2 17.00 11.66 4.48 mendeteksi kerusakan lampu dan melihat lux dari lampu
3 18.00 11.43 4.48 untuk penerangan buah naga.
4 19.00 11.20 4.38
Tabel 11
5 20.00 10.94 4.64
6 21.00 10.77 4.43 Ber Berfu
RATA - RATA 11.31 4.47 fun ngsi
gsi denga
No. Alat Fungsi Keterangan
den n
gan tidak
baik baik
Rel Kontrol Dengan
1 V
ay waktu menentukan
7
nyala jam untuk Berdasarkan tabel 4.12, diketahui bahwa ketika komponen
dan menghidupkan dirangkai semua masih terdapat komponen yang kinerjanya
mati dan kurang baik. Pertama sensor LDR, sensor LDR dianggap
lampu mematikan kurang baik karena kurang bisa dalam membaca pencahayaan
lampu secara diluar ruangan seharusnya sensor LDR digunakan pada
otomatis ruangan. Komponen kedua adalah aplikasi Cayenne
Melihat myDevices dianggap kurang baik dikarenakan aplikasi
suhu tersebut masih dikatakan sangat baru dan masih terdapat bug
Dengan
dan yang berada dalam aplikasi Cayenne myDevices seperti
melihat suhu
kelemb sensor LDR yang tidak mau terbaca dalam aplikasi tersebut.
dan
apan Pada pengujian untuk response time pada tabel 4.13, untuk
DH kelembapan
2 PLTS V waktu menghidupkan lampu dengan menggunakan aplikasi
T11 dapat
untuk Cayenne myDevices mengalami delay selama 01,50s dan
membandingk
penera untuk mematikan lampu mendaptkan delay selama 01,64s.
an kinerja
ngan Pada pembacaan sensor DHT11 dan LDR, pembacaan
panel surya
buah dilakukan pada setiap 00,15s.
naga
Dengan Perhitungan Penghematan Biaya Konsumsi Energi Lisrik
Melihat
melihat lux Perhitungan penghematan biaya dapat diketahui dengan
lux
cahaya menggunakan dua aspek yaitu modal awal dan menghitung
LD cahaya
3 matahari dapat V BEP (Break Event Point).
R mataha
melihat
ri dan
keluaran dari A. Modal Awal
lampu
PLTS Merancang sebuah sistem PLTS diperlukan modal
Dengan awal yang digunakan untuk melengkapi alat dan bahan
Pengga bantuan lampu yang dibutuhkan agar sistem dapat didirikan. Dapat
nti alat pada malam diketahui bahwa biaya instalasi PLTS Off Grid adalah
La fotosint hari tanaman sebesar Rp. 3.5000.000. sedangkan untuk biaya
4 mp esis buah naga V pemeliharannya sebesar 1-2% dari biaya investasi awal.
u pada tidak hanya Total biaya awal PLTS dan pemeliharaan adalah:
siang berfotosintesis 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝐿𝑇𝑆 = (1% 𝑥 𝑅𝑝. 3.500.000) +
hari pada siang 𝑅𝑝. 3.500.000 = 𝑅𝑝. 3.535.000
hari saja Biaya Total PLTS = Rp. 3.535.000
Aplikasi Maka dapat disimpulkan bahwa modal awal
Menga
mengontrol pembuatan sistem PLTS serta pemeliharannya adalah
wasi
alat secara sebesar Rp. 3.535.000.
dan
otomatis
Apl mengo
maupun B. Menghitung BEP
5 ikas ntrol V
manual baik Sistem PLTS yang digunakan adalah sistem PLTS Off
i alat
berupa Grid. Beban yang didapat oleh PLTS yaitu Sebesar 2180
secara
suhu,kelemba Watt per hari. Tarif listrik dengan daya 1300 VA adalah
jarak
pan, lux, sebesar Rp. 1.444.70 per kWh. Maka dapat dihitung tarif
jauh
maupun relay listrik yang dibayarkan menggunakan persamaan berikut:
mengh alat dapat
ubungk dipantau dan 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 2,18 𝑘𝑊ℎ 𝑥 𝑅𝑝. 1444,70
an alat dikontrol 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑅𝑝. 3.149,4 −/ℎ𝑎𝑟𝑖
Kon
dengan melalui
ekti
6 meman aplikasi V Setelah dihitung dapat diketahui tarif listrik yang harus
vita
faatkan dengan dibayar sebesar Rp. 3.149,4 per harinya, maka biaya
s
konekti memanfaatkan listrik yang akan dibayarkan selama satu tahun adalah:
vitas konektifitas
internet internet 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑅𝑝. 3.149,4 𝑥 365
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑅𝑝. 1.149.531 −/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Tabel 12 𝑅𝑝. 1.149.531
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 =
12
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝐿𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = 𝑅𝑝. 95.794,25 −/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Command Response Time
Jadi selama satu tahun tarif listrik yang harus dibayarkan
Tombol menghidupkan lampu 01,50s
yaitu Rp. 1.149.531, maka untuk menghitung lama biaya
Tombol mematikan lampu 01,64s pembangunan PLTS Off Grif akan kembali modal dapat
Temperature 00,15s menghitung dengan:
𝐶𝑝𝑙𝑡𝑠
Humidity 00,15s 𝐵𝐸𝑃 =
𝐶𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Luminosity 00,15s 𝑅𝑝. 3.535.000
𝐵𝐸𝑃 =
𝑅𝑝. 1.149.531
𝐵𝐸𝑃 = 3,07 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
8
PENUTUP Jimbaran. Spektrum, 1(1), 118–122.
Simpulan Arismunandar, R. W., & Hendarto, D. (2017). RANCANG
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Rancang Bangun BANGUN SISTEM PENGISIAN DAYA PERANGKAT
PLTS untuk Penerangan Buah Naga Menggunakan ESP32 GADGET BERBASIS PANEL SURYA SEBAGAI
dan Cayenne myDevices dapat diambil kesimpulan yaitu : SUMBER LISTRIK ALTERNATIF DI FASILITAS
1. Pada pengisian baterai selama 5 jam didapat bahwa UMUM (Vol. 4, Nomor 2). http://ejournal.uika-
panel surya hanya dapat mengisi baterai dengan bogor.ac.id
tegangan sebesar 12,33 V dan arus sebesar 2,35 A, Azirudin, T., Penelitian, B., Daerah, P., Pelalawan, K.,
proses pengisian baterai selama 5 jam menunjukkan Perkantoran, K., & Praja, B. (2019). POTENSI ENERGI
ANGIN DI ATAS BANGUNAN BERTINGKAT DI
beban hanya dapat hidup selama 4 jam saja. Dan
PANGKALAN KERINCI, KABUPATEN
pada pengisian baterai selama 7 jam panel surya PELALAWAN, PROVINSI RIAU. Dalam Juni (Vol.
dapat mengisi baterai hingga sebesar 11,95 V dan 18, Nomor 1).
0,17 A, proses pengisian baterai yang dilakukan Firdaus, H., & Rella Catur Trisno Wahyudi, N. (2019).
selama 7 jam dapat mensuplai beban selama 6 jam Powering Dragon Fruit Sukses Berkebun Buah Naga
sesuai perhitungan beban yang akan dipakai. Dengan Teknik Penyinaran Listrik Di Kabupaten
2. Dari pengujian PLTS yang dilakukan selama 5 jam Banyuwangi.
menghasilkan rata – rata tegangan adalah 12,49 V , Fiyaa Suduri, A. U., Isnur Haryudo, S., & Widyartono, M.
arus sebesar 3,62 A dan daya sebesar 45,19 W (2021). Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga
dengan suhu rata – rata 34°C. Sedangkan pada Surya Kapasitas 80 Wp Untuk Alat penetas Telur
pengujian panel surya yang dilakukan selama 7 jam Berbasis IoT RANCANG BANGUN PEMBANGKIT
juga menghasilkan rata - rata tegangan sebesar 12,14 LISTRIK TENAGA SURYA KAPASITAS 80 WP UNTUK
ALAT PENETAS TELUR BERBASIS INTERNET OF
V, arus 3,07 A dan daya 37,35 W dengan suhu rata –
THINGS.
rata 36°C.
Foster, R., Ghassemi, M., & Cota, A. (2009). Solar energy:
3. Dari analisa perhitungan penghematan pemakaian renewable energy and the environment. CRC press.
panel surya untuk penerangan buah naga didapat Hanna J, P. (2012). ANALISIS KEEKONOMIAN
bahwa modal awal untuk pembangunan PLTS untuk KOMPLEKS PERUMAHAN BERBASIS ENERGI SEL
penerangan buah naga adalah sebesar Rp. 3.535.000 SURYA (STUDI KASUS: PERUMAHAN CYBER
dikarenakan adanya biaya perawatan sebesar 1%. ORCHID TOWN HOUSES, DEPOK).
PLTS untuk penerangan buah naga ini 2,18 kWh jika Hasan, H. (2012). PERANCANGAN PEMBANGKIT
PLTS bekerja secara maksimal, untuk penggunaan LISTRIK TENAGA SURYA DI PULAU SAUGI.
tarif listrik perbulan dalam penggunaan PLTS ini Dalam Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan (JRTK)
adalah sebesar Rp. 95,794,25 -/bulan, dan untuk BEP (Vol. 10, Nomor 2).
pembangunan PLTS untuk penerangan buah naga Hidayat, A., Yusuf, D., & Negeri Banyuwangi, P. (2016).
adalah selama 3,07 tahun. RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA MATAHARI (PLTM) SEBAGAI UPAYA
Saran PENINGKATAN FREKUENSI PRODUKSI HASIL
Dalam pelaksanaan tugas akhir ini tentunya ada beberapa PANEN TANAMAN BUAH NAGA MERAH.
saran yang didapat dari peneliti yaitu: Hutasuhut, S. (2021). TUGAS AKHIR PERANCANGAN
1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS)
memilih tempat pengujian PLTS yang memiliki SEBAGAI SUMBER ENERGI LAMPU LED
intensitas radiasi matahari agar dapat memaksimalkan SUPERBRIGHT.
hasil dari PLTS. Jani, A. R., & dkk. (2017). Analisis Usahatani Buah Naga Di
Kecamatan Rimbo Tengah Kabupaten Bungo
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk
(StudiKasus Usahatani Buah Naga Bapak Khusairi.SP).
memilih aplikasi yang minim akan bug.
Jatmiko, J. J., Asyâ, H., & Purnama, M. (2011). Pemanfaatan
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat sel surya dan lampu LED untuk perumahan. Semantik,
menambahkan berbagai aksesoris sensor untuk 1(1).
memudahkan masyarakat dalam melihat hasil Kristanto, D. (2003). Buah naga: pembudidayaan di pot & di
keluaran tegangan, arus dan daya pada PLTS. kebun. Penebar Swadaya.
4. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk Manimekalai, P., Harikumar, R., & Raghavan, S. (2013). An
penambahan sensor pengikut arah gerak overview of batteries for photovoltaic (PV) systems.
matahari secara otomatis agar dapat International Journal of Computer Applications,
82(12).
memaksimalkan kinerja dari PLTS. Naim, M., & Wardoyo, S. (2017). DINAMIKA Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin RANCANGAN SISTEM KELISTRIKAN
PLTS ON GRID 1500 WATT DENGAN BACK UP
DAFTAR PUSTAKA BATTERY DI DESA TIMAMPU KECAMATAN
Akella, A. K., Sharma, M. P., & Saini, R. P. (2007). TOWUTI. 8(2).
Optimum utilization of renewable energy sources in a Pradityo, J., Winardi, B., & Nugroho, A. (2015). EVALUASI
remote area. Renewable and Sustainable Energy DAN OPTIMASI SISTEM OFF GRID PEMBANGKIT
Reviews, 11(5), 894–908. LISTRIK TENAGA HYBRID (PLTH) BAYU BARU,
Anggara, I., Kumara, I. N. S., & Giriantari, I. A. D. (2014). BANTUL, D.I. YOGYAKARTA.
Studi Terhadap Unjuk Kerja Pembangkit Listrik Quaschning, V. (2016). Understanding renewable energy
Tenaga Surya 1, 9 Kw Di Universitas Udayana Bukit systems. Routledge.
Rahayuningtyas, A., Furqon, M., Santoso, T., Pengembangan
9
Teknologi Tepat Guna Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia Jl Tubun No, P. K., & Jawa Barat, S.
(2014). RANCANG BANGUN ALAT PENETAS
TELUR SEDERHANA MENGGUNAKAN SENSOR
SUHU DAN PENGGERAK RAK OTOMATIS.
Sianipar, R. (2017). Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya. Jetri: Jurnal Ilmiah Teknik Elektro,
11(2).
Wardani, A. L., Andriawan, A. H., & Basyarach, N. A.
(2019). Perbandingan Antara Solar Cell Tipe
Monocrystaline Dan Polycrystaline Pada Keadaan
Terhalang Untuk Pertimbangan Pemilihan
Pembangkit Tenaga Surya. 251–256.
http://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII
Zamroni, M. (2012). Kajian Sistem Penyediaan Energi
Listrik Hybrid Sel PV–Diesel Di Pulau Sebira
Kepulauan Seribu. Jurnal Sarjana ITB bidang Teknik
Elektro dan Informatika, 1(1).

10

Anda mungkin juga menyukai