Anda di halaman 1dari 27

“PERANCANGAN SYSTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA

SURYA(PLTS) DI BPVP KENDARI”

SEBAGAIPERSYARATANKELULUSAN
PROGRAM KEJURUAN TEKNISI LISTRIK INDUSTRI

DisusunOleh:

Nama :Aditya Sukadi Putra


La Ode Muhammad Faisal
Arjuna
Awanda Syaputra
Dewa Chandra Yoga
Erdin
Erlangga Dwi Putra Arifin
La Ode Muhammad Fauji Rahman
La Ode Muhammad Jun Krismon Ari Saputra
Muh. Rapliyanto
Muhammad Iqshal Zakaria Syani
Nanda Febrian
Nurhasan
Rudiman
Safii
Kejuruan : TEKNISI LISTRIK INDUSTRI
Angkatan :1(SATU )

KEMENTERIANKETENAGAKERJAANREPUBLIKINDONESIA
BALAI PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS KENDARI
TAHUN2022
BAB 1
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Matahari merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan bersih. di Indonesia dikenal
sebagai Negara tropis yang dapat memfunsikan energi matahari, di Indonesia garis geografisnya
berbeda diatas garis khatulistiwa jadi di Indonesia sangat berpotensi memiliki energi surya yamg
cukup besar. Di Indonesia per harinya bisa memperoleh energi sebesar 4,8-6,0 kwh. Energi iyalah
suatu daya yang digunakan untuk metode kegiatan energi mekanik . Energi listrik yaitu energi
yang mudah diubah kebentuk energi yang lain. Dan banyak peralatan sperti alat elektronik
menggunakan arus listrik sebagai sumber energi. Energi listrik adalah energi yang kita gunakan
sehari-hari terutama apada alat-alat elektronik. Energi listrik adalah energi yang dapat
diperbaharui (energi listrik PLN). Energi bahan bakar fosil yang semakin menipis, untuk itu kita
harus menggukan energi matahari secara hemat dan efisien. Terutama untuk usaha sendiri.
Negara Indonesia sebagian besar penduduknya banyak tinggal di pedesaan dan bekerja sebagai
petani.

Photovoltaic atau yang lebih dikenal sebagai solar panel sudah banyak digunakan di beberapa
negara besar seperti Jerman, Spanyol, Itali, dan jepang. Kelebihan penggunaan 2 photovoltaic
sebagai cadangan daya adalah tidak adanya polusi yang dihasilkan berupa gas emisi pembuangan
seperti generator diesel, oleh sebab itu pemakaian sumber energi listrik dari energi baru
terbarukan dapat mengurangai pemakaian daya listrik dari PLN yang dimana sebagian besar
masih menggunakan sumber energi listrik diesel. Selain itu karna besarnya potensi surya di
Indonesia yaitu sebesar 4,8 Killo Watt hour (KWh) per Meter persegi per hari.Maka dari itu kami
selaku siswa pelatihan Teknisi Listrik Industri mengambil tugas akhir “Perancangan System
Pembangkit Listrik Tenaga Surya di BPVP Kendari” dengan bertujuan untuk mengurangi
pemakaian daya listrik PLN, dan memanfaatkan sumber listrik dari energi baru terbarukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana merancang desain module Solar Cell yang diserikan dan penempatan
dudukannya membentuk 15° menghadap matahari.
2. Bagaimana merancang intalasi PLTS pada Panel control dengan penggunaan 16
Module Solar Cell.
3. Bagaimana menentukan tiap komponen yang akan digunakan pada instalasi PLTS.

1.3 Tujuan Perancangan

Tujun dalam perancangan PLTS ini adalah:

1. Mengurangi pemakaian daya listrik PLN dan memanfaatkan sumber Listrik dari
Energi baru terbarukan.
2. Sebagai persyratan kelulusan program kejuruan Teknisi Listrik Industri.
3. Sebagai pengimplementasian dari materi PLTS yang telah dipelajari pada
Pelatihan kejuruan Teknisi Listrik Industri.
1.4 Manfaat Perancangan

Pembuatan tugas akhir ini diharapkan dapat memeberika manfaat antara lain:

1. Bagi siswa kejuruan Teknisi Listrik Industri dapat menjadi sarana pembelajaran
khususnya pada materi yang berkaitan dengan PLTS.
2. Bagi kejuruan Teknisi Listrik Industri di BPVP Kendari dapat menjadikan
perancangan PLTS ini sebagai bahan pelatihan mengenai materi PLTS
untuk ,siswa yang akan masuk dikejuruan Teknisi Listrik Industri selanjutnya.
3. Bagi BPVP Kendari dapat menjadikan perancangn PLTS ini sebagai ikon
tambahan yang bisa diperlihatkan pada masyarakat mengenai penggunaan energi
baru terbarukan diwilayah BPVP Kendari.

1.5 Batasan Masalah

Untuk memperjelas suatu pokok permasalahan dalam laporan tugas akhir ini maka
dibutuhkan batasan masalah. Batasan masalah tersebut antara lain:

1. Laporan ini membahas mengenai perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya


(PLTS) dengan 16 module Solar Cell yang terpasang tetapi yang digunakan
hanya 2 module Solar Cell.
2. Menggunakan Software AutoCAD dalam proses desain perancangan PLTS.
3. Menggunakan rangkaian control sederhana atau standar dalam perancangan
PLTS.
1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran umum dari keseluruhan penelitian ini, maka kami membuat
dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, serta
maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan dari laporan
hasil penelitian.

BAB II Landasan Teori

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori pendukung yang berkaitan dengan judul
penelitian.

BAB III Perancangan dan Pembuatan Alat

Bab ini menjelaskan tentang waktu dan tempat penelitan, alat dan bahan yang digunakan,
dan gambar rangkaian penelitian, serta metode penelitian yang berisi langkah-langkah
dalam proses melakukan penelitian.

BAB IV Analisa dan Pengujian Alat

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari penelitian, alat dan perhitungan serta pembahasan
terkait judul penelitian.

BAB V Penutup

Dalam bagian ini akan dibahas penjelasan atau kesimpulan dan saran akhir dari perakitan
dan pengujian alat yang telah dilakukan.

Daftar Pustaka
Berisi tentang daftar referensi penulis dalam memilih teori yang relevan dengan judul
penelitian.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Studi Literatur

Berbagai penelitian terkait dengan penggunaan sel surya telah banyak dilakukan. Hal ini
disebabkan karena penggunaannya yang merupakan bentuk alternatif guna mengurangi
permintaan energi pada PLN serta optimalisasi potensi alam sehingga sangat bermanfaat untuk
mengurangi penggunaan energi fossil yang saat ini sudah semakin menipis. Oleh sebab itu,
beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan dalam penelitian ini di antaranya adalah
sebagai berikut.

Kiki dan Refdinal (2012) melakukan penelitian tentang pengaturan aliran daya antara
PLTS, sistem grid PLN dan beban pada sistem PLTS tersambung ke grid pada rumah tinggal.
Daerah yang sudah ada jaringan listrik dapat mengganti penggunaan SHS dengan teknologi
PLTS yang tersambung ke grid atau jaringan PLN guna mengatasi permasalahan ketersediaan
sumber energi fosil dan mengembangkan energi terbarukan. Hal ini disebabkan karena
penggunaan baterai pada SHS untuk sebuah rumah tinggal dapat ditiadakan dan kelebihan daya
dari PLTS dapat disalurkan/dijual ke jaringan listrik. Selain itu, biaya yang perlu dikeluarkan
hanya berupa investasi dari sistem PLTS dan sewa jaringan di sistem rumah tinggal pengguna
PLTS karena grid hanya menjadi tempat penyimpanan sementara untuk pemenuhan permintaan
beban. Konsep yang digunakan pada penelitian ini yakni suatu rumah tinggal pengguna PLTS
yang tersambung ke grid PLN menggunakan energi listrik yang sama dengan energi produksi
PLTS sehingga penggunaan energi listrik dalam jaringan PLN pada rentang waktu yang sama
akan mendekati nol. Hal ini dilakukan dengan cara mengetahui pola karakteristik keluaran PLTS
dan beban rumah pada saat cuaca cerah dengan raduasi matahari tinggi dan cuaca mendung atau
hujan. Pemodelan sistem PLTS tersambung grid menggunakan simulink matlab berdasarkan
persamaan rangkaian ekivalen sel surya serta model sel surya tipe SHARP ND T060M1. Arus
diode Id dengan parameter temperature dan irradiasi serta arus radiasi Iph dengan parameter
feedback V dan I disimulasikan untuk membuktikan bahwa modul surya yang dimodelkan sesuai
dengan karakteristik modul surya yang digunakan. Nilai daya dari tiap subsistem menunjukkan
bahwa iradiasi menurunkan daya output pada sistem PLTS. Rekonfigurasi sistem PLTS dapat
dilakukan dengan menambah, mengurangi atau mengkombinasikan jumlah array modul PV pada
sistem tersebut. Penelitian ini menunguntungkan dari segi biaya yang dikeluarkan karena bisa
menekan pemakaian listrik dari PLN dan juga menjual listrik PLTS ke PLN.

Hasyim, dkk., (2014) menyelidiki besarnya energi yang mampu dihasilkan oleh sel surya
untuk kebutuhan rumah tangga dengan mengukur jumlah energi yang mampu disuplai oleh
energi yang dihasilkan sel surya. Sel surya dapat menghasilkan nilai maksimum bergantung pada
bebrapa faktor, yaitu suhu udara ambien, radiasi matahari, kecepatan angin, keadaan atmosfer,
orientasi panel sel surya, dan posisi sel surya terhadap matahari. Penelitian ini dilakukan dengan
merakit modul sel surya dan membuat jaringan instalasi listrik penerangan diperumahan. Daya
listrik yang dihasilkan oleh sel surya merupakan hasil kali tengangan keluaran dengan banyaknya
elektron yang mengalir atau besarnya arus. Daya yang dihasilkan dipantau melalui kontroler
dengan mengamati parameter berupa besarnya tegangan arus, suhu pada sel surya, serta tegangan
dan arus masuk maupun keluar pada accumulator. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pemanfaatan sel surya dengan kapasitas 200 Wattpeak mampu menghasilkan energi listrik untuk
menyuplai beban penerangan. Selama pengujian berlangsung arus tertinggi, yakni 13 A dan
tegangan 14 Volt DC, diproduksi terjadi sekitar pukul 12.30. Energi listrik yang dihasilkan pada
siang hari digunakan untuk menyuplai beban lampu pukul 17.00-06.00 dengan rata-rata konsumsi
energi harian setelah sistem paralel sel surya dan PLN diterapkan adalah sebesar 1,027 Kwh.
Penelitian ini bertujuan menjadi contoh untuk rumah tangga yang ingin menggunakan energy
alternatif sebagai pengganti energi yang menggunakan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.

Romi, dkk, (2013) meneliti tentang pemanfaatan energi matahari sebagai energi alternatif
di Pulau Panjang. Selama ini pulau panjang mengandalkan pemangkit tenaga diesel dengan
waktu operasi selama 12 jam sehari sehingga memutuhkan energi tambahan untuk meningkatkan
penyediaan listrik di pulau panjang. Sistem yang digunakan yaitu hybrid PLTS-PLTD untuk
mengurangi kinerja dari pembangkit tenaga diesel. Hasil dari penelitian tentang sistem hybrid ini
yaitu tenaga surya dapat menghasilkan energi dari 153,89 kWp, 164.684 kWh/tahun pasokan
energi, kualitas energi sebesar 94,73%, keandalan sustem sebesar 79,79% , dan kerugian sistem
sebesar 33,66%. Hasil perolehan dari PLTH berupa PLTS-PLTD memberikan kontribusi sebesar
33% sampai 67%, dan BPP PLTH sebesar $ 0,64/kWh dan emisi karbon yang dapat dikurangi
sebesar 85,93%. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Pulau Panjang yang
sebelumnya hanya mendapat akses listrik yang terbatas, serta juga untuk mengurangi emisi
karbon di Pulau Panjang.

Mutaz dan Ahmad (2018) melakukan penelitian tentang penggunaan photovoltaic sebagai
solusi untuk mengurangi permintaan listrik yang tinggi dan juga mengurangi tarif energi listrik di
Jordan. Permasalahan yang di hadapi pada kehidupan modern di Jordan adalah terbatasnya 6
sumber yang berasal dari alam sedangkan kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat.
Tenaga surya merupakan satu-satunya energi terbarukan yang menjanjikan di Jordan karena
cuaca di Jordan cerah. Penelitian ini akan mempelajari, meng-analisa dan menyelidiki puncak
kebutuhan energi listrik kapan terjadi. Hasil dari penelitian ini akan menjelaskan dan
mengevaluasi permasalahan tentang kebutuhan energi listrik yang terjadi di Jordan dan mencari
solusi yang cocok.

2.2 Landasan Teori

Berikut landasan teori yang digunakan dalam mendukung proses penyelesaian tugas akhir
ini.

2.2.1 Energi Baru Terbarukan

Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari alam disekitar kita, beberapa contoh
energi terbarukan adalah angin, air, geothermal, biomasa, dan matahari. Disebut energi
terbarukan karena energi tersebut dapat memperbarharui energi itu sendiri dalam kurun waktu
yang singkat tidak seperti energi fosil yang memerlukan waktu bertahun-tahun agar terbentuk
energi lagi. Untuk di Indonesia potensi energi terbarukan sangat besar karena Negara Indonesia
memiliki iklim yang bagus untuk energi terbarukan contohnya adalah Matahari di Indonesia
cukup sering 7 karena di Indonesia hanya terbagi menjadi 2 iklim dalam setahun, untuk air,
Indonesia sebagian besar wilah nya adalah perairan jadi sangat bisa di manfaatkan untuk
menghasilkan energi.

Energi terbarukan juga sangat ramah lingkungan karna tidak menghasilkan limbah yang
dapat mencemarkan lingkungan. Beberapa wilayah telah mengembangkan energi terbarukan
contohnya adalah di pesisir pantai yang dapat menggunakan angin sebagai energi alternatif
disamping menggunakan energi dari supply PLN.

2.2.2 Photovoltaic (sel surya)


Industri photovoltaic telah berkembang sekitar 50 tahun dan bertujuan agar dapat
menghasilkan energi sel surya yang ekonomis dan layak diandingkan dengan penggunaan listrik
buatan seperti hidro dan nuklir dan untuk memberikan solusi agar penghasil energi yang ramah
lingkungan dan dapat mencakup seluruh dunia.

Sistem yang terdapat pada photovoltaic adalah listrik satu arah yang ber sumber dari
energi matahari kemudian menghasilkan energi listrik. Besar energi yang dihasilkan dipengaruhi
oleh jumlah energi matahari yang diserap oleh panel surya. Photovoltaic dapat digunakan
menggunakan baterai sebagai sarana penyimpanan dan dapat juga digunakan tanpa baterai.Ada
beberapa tipe panel yang dapat digunakan antara lain:

1. Monokristal
Panel monokristal merupakan panel yang paling efisien dibanding lainnya karena
panel ini dapat menghasilkan energi listrik per satuan luas yang paling tinggi dengan
efisiensi sampai dengan 15%-20%. Panel ini memiliki kekurangan yaitu tidak dapat
digunakan di tempat yang cahaya mataharinya kurang serta kestabilan panel ini akan
turun ketika cuaca sedang berawan dan juga harga panel monokristal juga mahal
karena bahan yang digunakan adalah Kristal silicon murni dan teknologi yang
digunakan juga mahal.
2. Polikristal
Terbuat dari hasil leburan dari beberapa batang Kristal silicon kemudian dicetak
menjadi bentuk persegi.Tipe sel surya ini memiliki tingkat efisien sekitar 13%-16%
karena tidak Kristal silikon yang digunakan tidak semurni pada tipe monokristal dan
sel surya yang dihasilkan tidak identik antara satu dan lainnya. Sel surya jenis ini
paling banyak digunakan karna harganya yang lebih ekonomis dan pembuatannya
lebih mudah. Agar menghasilkan energi yang sama dengan tipe monokristal,
diutuhkannya wilayah yang luas. Kelebihan dari sel surya tipe ini yaitu tetap dapat
menghasilkan energi listik walau sedang dalam keaadaan mendung.
3. Thin Film Solar Cell (TFSC)
Tipe sel surya ini dibuat dengan cara menambahkan satu atau beberapa lapisan sel
surya yang tipis kelapisan dasar. Karna bentuknya yang sangat tipis tipe ini juga biasa
disebut sebagai TFPV (Thin Film Photovoltaic). Ada 3 jenis sel surya tipe ini
dibedakan bedasarkan materialnya yaitu, Amorphous Silicon (a-Si) Solar Cells yang
terbuat dari Amorphous Silicon, Cadmium Telluride (CdTe) Solar Cells yang terbuat
dari bahan Cadmium Telluride, dan Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) Solar
Cell yang terbuat dari bahan Copper Indium Gallium Selenide merupakan yang paling
efisien disbanding dua lainnya dan juga tidak mengandung bahan yang berahaya yaitu
Cadmium seperti yang terdapat pada sel surya CdTe.

2.2.3 Komponen Utama System

Komponenutama yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga surya ini adalah:

1. Panel Surya/Solar Cell


Panel surya terususun dari beberapa sel surya. Normalnya sebuah sel surya dapat
membangkitkan daya sebesar 1 watt dan tegangan sebesar 0.5 volt. Beberapa sel surya
yang disusun menjadi seuah modul disebut sebagai panel surya. Bahan utama dari
panel surya yaitu bahan yang bersifat semikonduktor yang berfungsi untuk menyerap
cahaya matahari dan kemudian diteruskan untuk menghasilkan energi listrik.
Pada project kali ini Panel Surya yang kami gunakan adalah jenis Polikristal
dengan merek Kawachi dan Series. Berikut Spesifikasi Panel Surya yang digunakan:

KAWACHI
Module Mode: GP-50P-36
Peak Power(Pmax) (W): 50
Product Tolerance (%): 5
Maximum Power Current(Imp) (A): 2,78
Maximum Power Voltage (Vmp) (V): 18
Short Circuit Current(ISC) (A): 2,97
Open Circuit Voltage(Voc) (V): 21.6
Weight (Kg): 3.5
Dimensions (mm): 535x670x25
Maximum System Voltage (VDC): 1000
Wind Resistance (Pa): 2400
Gambar 2.1 Tampilan Panel Surya Merek Kawachi

SERIES
Module Type: SP-50-P36
Rated Max Power (Pmax) : 50 W
Open Circuit Voltage (VOC) : 22,3 V
Short Circuit Current (ISC) : 2,91 A
Current at Pmax(Imp) : 2,75 A
Voltage at Pmax(Vmp) : 18,2 V
Normal Cell Temp(NOCT) : -45*C -+ 80*C
Maximum System Voltage : 700 V
Max Series Fuse Raiting : 10 A
Dimensionos(mm) : 700*510*30
Number Of Celss : 36
Gambar 2.2 Tampilan Panel Surya Merek Series

2. Baterai
Komponen ini berfungsi untuk menyimpan daya yang dihasilkan oleh panel surya
dalam bentuk energi kimia. Daya yang masuk di baterai tidak langsung digunakan
melainkan digunakan pada saat cahaya matahari sedang redup ataupun pada saat
malam hari.. Dua peranan baterai dalam sistem ini adalah memberikan daya kepada
beban yang akan digunakan ketika daya tidak dapat di supply oleh panel surya dan
untuk menyimpan kelebihan daya yang dihasilkan panel surya.
Pada project kali ini Baterai yang kami gunakan adalah jenis AKI Kering dengan
merek GS ASTRA, dengan tipe 55D26R[N50Z] dan dengan Ratting 12V-60Ah.

Gambar 2.3 Tampilan Baterai

3. Power Inverter
Komponen ini berfungsi untuk mengubah arus searah(DC) menjadi arus bolak
balik (AC). Dalam tugas akhir ini inverter digunakan untuk mengubah arus bolak
balik pada panel surya menjadi arus searah agar dapat digunakan untuk peralatan
listrik yang menggunakan arus searah.
Pada project kali ini Inverter yang digunakan adalah Inverter dengan merek
HANAYA, Tipe DA5-315 dan dengan Ratting DC 12V to 220V, USB DC5V 1A, 500
WATT.

Gambar 2.4 Tampilan Power Inverter

4. Solar Charge Controller (SCC)


Dalam penggunaan panel surya dengan sistem off-grid, terdapat sebuah alat yang
penting untuk diperhatikan. Alat tersebut adalah SCC (Solar Charge Controller),
terpasang di antara panel surya dan baterai. SCC adalah sebuah alat elektronik yang
berguna mengatur arus listrik yang masuk ke dalam baterai.
Adapun fungsi lain dari SCC yaitu Menyesuaiakan arus listrik yang masuk ke
dalam baterai, supaya baterai tidak mengalami overcharge atau kelebihan pengisian
yang berakibat beterai bisa cepat rusak. Dengan begitu, baterai selalu dalam keadaan
kondisi penuh, tetapi tanpa harus overcharge, Menghindari baterai Over
Discharge atau baterai dalam keadaan lemah. Artinya, apabila baterai dalam kondisi
lemah atau tegangannya turun terlalu rendah, SCC akan menghentikan aliran ke
beban. Ini penting, kerena apabila baterai dalam kondisi tegangan sangat rendah,
beterai akan cepat rusak, Menghentikan arus terbalik ketika tidak ada sumber energi
matahari yang memadai. Ketika mendung yang sangat gelap atau pada malam hari,
beterai tidak bisa di charge. Itu memungkinkan terjadinya aliran listrik dari baterai ke
solar panel. Dengan adanya SCC, hal itu tidak akan terjadi.
Pada project kali ini Solar Charge Controller(SCC) yang digunakan adalah SCC
merek AMSAN, Model W88-A.
Berikut spesifikasi Solar Charge Controller yang digunakan:
Rated Voltage : 12V/24V
Rated Current :10A
Max. PV Voltage : 50V
Max. PV Input POWER : 130W (12V) 260W (24V)

5. Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah sebuah komponen listrik yang
berguna untuk mengamankan beban lebih atau hubung singkat (Short Circuit) yang
disebebkan oleh lonjakan listrik yang tidak disengaja maupun tidak disengaja.
Komponen ini berfungsi sebagai pengaman beban lebih (Overload) dan hubung
singkat (short circuit) yang disebabkan oleh ketidak sengajaan manusia dan disengaja
oleh manusia. Beban Lebih Overload adalah komponen listrik yang bekerja adanya
listrik atau menggunakan listrik pasti membutuhkan listrik yang dikonsumsinya maka
itu namanya beban, dari beban tersebut maka pengaman sangat diperlukan untuk
menghindari sebuah kerusakan alat listrik.
Pada project kali ini MCB yang di gunakan adalah merek CHNT, Tipe NXB-63
dengan Ratting C16 dan Tegangan kerja 230V AC

Gambar 2.5 Tampilan MCB

6. Fuse Holder
Seperti namanya, fuse holder adalah komponen yang menahan sekring
listrik,sekering ini adalah mekanisme pengaman yang melindungi terhadap terlalu
banyak listrik yang mengalir melalui sirkuit listrik. Yang fungsi utamanya untuk
melindungi peralatan dan operator peralatan. Pemutus arus dan sekering adalah dua
cara umum untuk memberikan perlindungan ini. Sakelar otomatis yang dikenal
sebagai pemutus arus menghentikan aliran listrik ketika tiba-tiba kelebihan beban atau
tekanan yang tidak biasa.
Pada project kali in Fuse Holder yang digunakan adalah merek Yinrong
Berikut spesifikasiFuse Holder.
Model/Seri :YRPV-30
Varian Arus :15-30A
Rated Voltage :1000VDC.
Ukuran Fuse :10x38 mm2

Gambar 2.6 Tampilan Fuse Holder

2.2.4 Komponen Bantu System


Komponen bantu yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga surya ini adalah:

1. Pilot Lamp
Pilot lamp (lampu pilot) dikenal juga dengan sebutan lampu indikator. Pilotlamp
berguna untuk mengetahui jalannya proses koneksi yang terjadi. Pilot lamp digunakan
sebagai indikator dalam rangkaian sebuah alat atau mesin. Lampu indikator digunakan
untuk menunjukkan, meramalkan kecelakaan dalam kerja, peralatan dan sinyal lain di
bidang peralatan seperti tenaga listrik, telekomunikasi, alat mesin, perahu, tekstil,
percetakan dan mesin tambang .
Pada project kali ini Pilot Lamp yang digunakan adalah merek TAB, Tipe AD22-
22DS, Dengan Ratting 220VAC \<20Ma.

Gambar 2.7 Tampilan Pilot Lamp

2. Kipas 12V DC

Gambar 2.8 Tampilan Kipas 12V

Kipas yang memiliki tegangan input 12V dalam poject kali ini difungsikan untuk
membuang udara panas yang berada didalam Panel Kontrol PLTS agar kondisi suhu
didalam Panel Kontrol PLTS selalu dalam kondisi stabil.
Kipas yang digunakan dalam Project kali ini adalah Kipas dengan Merek HK FAN,
Model: AS8025H12, dengan Ratting 12V 0,21A.
3. Volt-Ampere Meter
Volt-Ampere Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur Tegangan
Listrik dan Arus Listrik, yang dimana dalam Project kali ini digunakan untuk
mengukur Tegangan dan Arus pada Batetai PLTS. Berikut spesifikasi Volt-Ampre
Meter yang digunakan:
Asahikawa Dual Digital Voltmeter Amperemeter DC 0-1000V 100A+Shunt 100A.

Gambar 2.9 Tampilan Volt-Ampere Meter

2.2.5 AutoCAD Sebagai Software


Software Aplikasi AutoCAD ini pertama kali dirilis ke public pada tahun 1982 oleh
Autodesk dan sampai sekarang terus berkembang dan sudah menjadi perangkat lunak CAD
paling banyak digunakan diseluruh dunia.CAD (Computer Aided Design) adalah sebuah
perangkat lunak otomatisasi yang menggunakan berbagai alat desain dengan komputer yang
membantu insinyur, arsitek dan profesional lain dalam keperluan perencanaan. CAD
memungkinkan Anda untuk mempersiapkan gambar dengan cepat dan akurat, serta
memudahkan visualisasi ide dan gagasannya dengan baik.

Gambar 2.8 Tampilan Utama Software AutoCAD


BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SYSTEM

3.1 Analisis System

System yang dibuat merupakan System Pembangkil Listrik Tenaga Surya yang dimana
salah satu tujuan dalam dalam pembuatannya yaitu mengurangi gas Emisi yang ada diudara yang
berasal dari sumber energi Listrik dari PLN yang sebagian besar masih menggunakan sumber
Energi Listrik Diesel dalam hal ini memakai bahan bakar fosil yang dapat menimbulkan gas
emisi yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Dalam perancangan System ini perlu adanya Analisis sistem dalam hal ini harus
menganalisis kebutuhan Hardware dan Software System serta perhitungan jumlah beban agar
dapat memilih dengan tepat bahan yang akan digunakan.

3.1.1 Kebutuhan Hardware dan Software

No. Nama Hardware & Software Kegunaan


1 Panel Surya Sebagai komponen utama System untuk
mengubah cahaya matahari menjadi Energi
Listrik
2 Baterai berfungsi untuk menyimpan daya yang
dihasilkan oleh panel surya dalam bentuk energi
kimia
3 Inverter Komponen ini berfungsi untuk mengubah arus
searah(DC) menjadi arus bolak balik (AC)
4 Solar Charge Controller(SCC) SCC adalah sebuah alat elektronik yang
berguna mengatur arus listrik yang masuk ke
dalam baterai
5 Miniatur Circuit Breaker(MCB) komponen listrik yang berguna untuk
mengamankan beban lebih atau hubung singkat
(Short Circuit) yang disebebkan oleh lonjakan
listrik
6 Kipas DC difungsikan untuk membuang udara panas yang
berada didalam Panel Kontrol PLTS agar
kondisi suhu didalam Panel Kontrol PLTS
selalu dalam kondisi stabil.

7 Plilot Lamp Pilot lamp digunakan sebagai lampu indikator


dalam rangkaian
8 Fuse Holder utamanya untuk melindungi peralatan dan
operator peralatan
9 Volt-Ampere Meter digunakan untuk mengukur Tegangan dan Arus
pada Batetai PLTS
10 Kabel NYA 1x1,5 Berfungsi sebagai media untuk
Kabel NYAF 1x,5
menyambungkan rangkain System dari
komponen satu kekomponen yang lain
11 Panel BOX Berfungsi sebagai tempat perakitan system
Control PLTS
12 Terminal Kabel Digunakan untuk media penyambung rangkaian
13 Omega Rel Digunakan sebagai media dimana MCB di
Tempatkan
14 Sekrup Dugunakan untuk menempelkan setian
komponen yang ada pada rangkaian System
PLTS
15 Besi Holo Digunakan sebagai rangka dimana nanti panel
Besi Siku
surya ditempatkan
16 AutoCAD Software yang digunakan untuk mendesain
rangkain System PLTS

3.1.2 Perhitungan Perancangan System

Dalam perancangan System Pembangkit Listrik Tenaga Surya perlu melakukan


perhitungan perancangan System agar dapat memilih dengan tepat bahan atau komponen yang
akan digunakan.

Berikut perhitungan perancangan System Pembangkit Listrik Tenaga Surya:

1. Membuat Pendataan Daya Listrik

Nama Jumlah Waktu Daya Listrik Total Daya Listrik


Digunakan
Lamu Taman 6 12 Jam 5 Watt 6 x 12 x 5 Watt=
360 Watt

Tabel di atas adalah contoh pendataan daya listrik yang digunakan setiap harinya. Dari
tabel di atas, dapat diketahui jika total penggunaan daya listrik setiap harinya sebesar 360 Watt.

Namun, yang perlu diingat. Bahwa energi listrik yang dihasilkan PLTS ini tidak 100%
dapat digunakan. Karena selama masa transmisi dari panel surya hingga pada akhirnya ke beban
(alat elektronik), terdapat hingga 40% energi listrik yang hilang.

Maka dari itu, perlu adanya penambahan 40% daya listrik dari total daya yang digunakan.
Jadi, secara matematika dapat ditulis seperti berikut:

Total daya = Daya rumah : (100% – 40% )


= 360 Watt : 60%
= 600 Watt

Jadi, total dayanya sebesar 600 Watt.

2. Menentukan Kebutuhan Panel Surya

Untuk menentukan banyaknya panel surya yang dibutuhkan, penting untuk mengetahui
apa itu Watt Peak (WP). Jadi, Watt Peak adalah besarnya atau optimalnya nominal Watt tertinggi
yang dapat dihasilkan dari sebuah panel surya.
Di Indonesia, proses photovoltaic optimalnya hanya berlangsung 5 jam saja, sehingga
untuk menghitung banyaknya panel surya yang digunakan, dapat dengan cara berikut:

Panel Surya = Total Daya : Waktu Optimal


= 600 Watt : 5 Jam
= 120 Watt Peak

Jadi, untuk mendapatkan daya yang diinginkan, perlu menggunakan panel surya 120 Watt
Peak. Namun, karena panel surya yang ada hanya 50 WP, Sehingga:

120 WP : 50 WP = 2,4 pcs


= 3 pcs (dibulatkan)

Jadi, total panel surya yang dibutuhkan sebanyak 3 pcs.

3. Menentukan Penggunaan Beterai

Pada siang hari, baterai selain digunakan langsung, tetapi juga melakukan pengisian dari
panel surya, sehingga pada malam hari tetap bisa menggunakan energi listrik tanpa harus
menggunakan jaringan listrik PLN.

Namun, energi listrik pada baterai tidak 100% dapat digunakan. Karena pada saat di
inverter potensi kehilangan energinya bisa sebesar 5%, sehingga perlu adanya cadangan 5% yang
harus ditambah.

Cadangan = Daya Pemakaian : (100% – 5%)


= 360 Watt : 95%
= 378 Watt

Jadi, acuan daya listrik yang digunakan untuk menentukan baterai adalah 378 Watt.

Selanjunya, memilih spesifikasi baterai yang tepat. Di pasaran juga dijual berbagai jenis
spesifaksi baterai. Dalam tugas akhir ini menggunakan Baterai dengan spek 12 V 60 Ah.
Kemudian, hitung kembali jumlah baterai yang akan digunakan.
Jumlah baterai = Daya Listrik : Kapasitas Baterai
= 378 Watt : (12 V x 60 Ah)
= 378 Watt : 720 Watt
= 0,525 Watt
= 1 pcs (dibulatkan)

4. Menentukan Inverter

Inverter adalah alat yang berguna mengubah arus DC (searah) menjadi arus AC (bolak-
balik). Untuk menentukan inverter, asumsikan jika semua alat menyala bersamaan, maka dari
data sebelumnya sudah didapat 360 Watt. Jadi pemilihan Inverter harus outputnya lebih dari 360
Watt. Maka pada tugas akhir ini Inverter yang digunakan adalah Inverter dengan kapasitas 500
Watt.

5. Menentukan Sollar Charge Controler

Sebelum menentukan SCC (Sollar Charge Controler) pahami dahulu spesifikasi pada panel
surya. Biasanya, pada panel surya tertulis kode seperti berikut:

 Pm = 100 WP
 Vm = 18 VDC
 Voc = 21,25 A
 Imp = 5,8 A
 Isc = 2,91 A

Kemudian, perhatikan Isc (short circuit current). Selanjutnya, kalikan Isc dengan jumlah
panel surya.

Daya SCC = Isc x Jumlah Panel Surya


= 2,91 x 3 pcs
= 8,73 A

Jadi minimal SCC yang digunakan memiliki kapasitas 8,73 A. Maka dalam tugas akhir
ini menggunakan SCC 10 A.

Kesimpulan
Untuk memasang PLTS dengan beban 360 Watt memerlukan Bahan atau Komponen utama
sebagai berikut:

 Panel surya = 3 pcs (157 WP)


 Baterai = 3 pcs (12 V 60 Ah)
 Inverter = 500 Watt
 Sollar Charge Controler = 10 A

3.2 Perancangan System


3.2.1 Membuat Desain Rangkaian Alat pada Software AutoCAD

Setelah melakukan perhitungan pada perancangan System untuk memilih Komponen


utama dengan tepat maka langkah selanjutnya melakukan desain rangkaian alat pada Software
AutoCAD agar pada saat pembuatan system dilapangan nanti perhitungannya tepat. Pada tahap
ini juga terdapat alur kerja atau penjelasan mengenai prinsip kerja dari system yang akan
dibuat.dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Tampilan Rangkaian Desain System

Berikut merupakan Penjelasan dari prinsip kerja System Pembangkit Listrik Tenaga
Surya:

1. Panel surya menerima cahaya dari matahari kemudian mengubahnya menjadi energy
listrik dalam hal ini Listrik DC 18V 2,91 A, Proses ini disebut proses Photovoltaic
2. Dari panel surya melewati Fuse Holder, fungsi dari komponen ini sebagai pengaman
rangkaian dari arus yang abnormal maupun hubung singkat.
3. Dari Fuse Holder masuk ke pin Panel Ssurya pada Solar Charge Controller yang
berfungsui sebagai pengatur arus yang masuk pada baterai nantinya.
4. Dari Solar Charge Controller kemudian masuk ke baterai untuk meneriman arus yang
berasal dari panel surya dan Kemudian diatur arusnya oleh SCC.
5. Dari baterai masuk kembali kepin Baterai pada SCC kemudian keluarannya adalah pin
lampu pada SCC.
6. Dari pin Lmpu pada SCC melewati MCB, rangkaian di MCB ini pula dipasangkan
Komponen pembantu yaitu Kipas DC yang berfungsi untuk membuang udara panas yang
berada didalam panel agar suhu didalam panel tetap stabil, kemudian masuk ke Inverter
untuk dirubah Jenis arusnya, yang awalnya Arus DC masuk ke Inverter kemudian dirubah
Menjadi Arus AC.
7. Kemudian setelah menjadi arus AC keluaran Inverter dalam hal ini kabel fasanya
melewari MCB terlebih dahulu, karena ini Arus AC jadi mesti harus ada Komponen
pengaman. Keluaran inverter juga dipasangkan Komponen Tambahan yaitu Pilot Lamp
yang berfungsi sebagai lampu indikator Standby dan Run, kemudian bariu keluaran
Inverter inilah nanti yang akan masuk kebeban dalam hal ini Lampu taman dengan
Jumlah 6 Buah.

3.2.2 Pembuatan System

Setelah melakukan desain rangkaiaan System Pembangkit Listrik Tenaga Surya pada
Software AutoCAD selanjutnya melakukan pembuatan system dimulai dengan penyambungan
besi Holo dan Besi Siku mengunakan LAS yang nanti akan digunakan sebagai media tempat
dimana Panel Suraya ditempatkan. Berikut tampilan Pembuatan Rangka:
Gambar 3.1 Tampilan Rangka
Setelah pembuatan rangka telah selesai maka langkah selanjutnya penempatan panel
Surya pada rangka yang telah selesai dibuat. Pada tahap ini pula selain memsang panel surya
pada rangka yang telah dibuat namun setelah pemasangan panel surya pada rangka maka langka
selanjutnya memparalelkan Modul Solar Cell menjadi beberapa group dengan alasan pemakaian
Modul Solar Cell yang tidak keseluruhan dari total 16 Panel yang dipasang pada rangka hanya 3
panel yang digunakan, hal tersebut berhuhubangan dengan jumlah bebban yang digunakan
dengan panel yang diguankan sudah dijelaskan pada poin 3.1.2 tentang Perhitungan Perancanagn
System. Berikut tampilan rangkaian Panel Surya yang diParalelkan:

Gambar 3.2 Tampilan Panel Surya yang diParalelkan

Setelah pembuatan rangka telah selesai maka langkah selajutnya membuat rangkaian
kontrol pada Panel Box yang dimana didalam rangkaian kontrol pada panel Box terdapat
beberapa komponen didalamnya yaitu adanya Inverter, Solar Charge Controller, MCB, Fuse
Holder, Kipas DC, Lampu Indikator dan Volt-Ampere Meter. Berikut tampilan rangkain kontrol
pada panel Box:
Gambar 3.3 Tampilan Rangkaian Kontrol pada Panel Box
3.3 Block Diagram Perancangan System

Dalam Tugas Akhir “Perancangan System Pembangkit Listrik Tenaga Surya” Yaitu
sebuah Tugas Akhir yang dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa referensi yang
berkaitan, menganalisis kebutuhan dalam pembuatan alat, merancang dan mendesain alat,
kemudian melakukan pengujian dan menganalisis hingga mendapatkan hasil yang memenuhi
kebutuhan. Blok diagram menunjukan alur metode Perancangan System, berikut tampilan Bloc
Diagram Perancangan System:
Gambar 3.4 Tampilan Bloc Diagram Perancangan System
BAB IV
ANALISA DAN PENGUJIAN SYSTEM

4.1 Pengujian System

Anda mungkin juga menyukai