Anda di halaman 1dari 10

Studi Literatur Sistem Monitoring Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

STUDI LITERATUR SISTEM MONITORING DAYA PEMBANGKIT


LISTRIK TENAGA SURYA
Wilisela Gerinda Mukti
S1-Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: wiliselamukti16050874001@mhs.unesa.ac.id
Subuh Isnur Haryudo, Aditya Chandra Hermawan, Mahendra Widyartono
S1-Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: subuhisnur@unesa.ac.id, adityahermawan@unesa.ac.id, mahendrawidyartono@unesa.ac.id

Abstrak
Pembangkit energi listrik terbarukan cukup efektif dalam menambah persediaan energi listrik,
bahkan jika dalam jumlah yang besar dapat mengganti sistem pembangkit energi listrik
konvensional menjadi energi listrik terbarukan yang ramah terhadap lingkungan. Pembangkit
listrik tenaga surya mulai dikembangkan oleh produsen listrik dari pembangkit listrik secara
mikro sampai dengan sistem tenaga listrik interkoneksi yang besar dan luas. Pada sistem
pembangkit listrik terbarukan diperlukan monitoring daya output secara terus menerus dan
secara real-time agar dapat mengetahui kondis i sistem pembangkit listrik tenaga surya secara
langsung dan dapat memperoleh informasi apakah kinerja dari panel surya sesuai dengan yang
diharapkan. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mempelajari dan menguraikan prinsip
kerja dari sistem pemantauan daya pada pembangkit listrik tenaga surya. Jenis kerangka kerja
pada sistem monitoring tenaga surya mencakup berbagai macam tipe mikrokontroller, sensor
radiasi matahari, sensor tegangan, sensor arus serta sistem interface menggunakan webserver,
lcd atau sejenisnya yang berfungsi untuk menampilkan data secara real time kapan dan
dimanapun. Studi literature ini diperoleh dari penelitian-penelitian ilmiah dari rentan tahun
2010-2020 dengan memanfaatkan pencarian jurnal online seperti Google Schoolar, IEEE
explore dan open access library (OAL).
Kata kunci: Monitoring daya, Photovoltaik, Sensor radiasi, Sensor tegangan

Abstract
Renewable power plant is quite effective in increasing the supply of electricity, even if in
large quantities it can replace conventional electricity generation systems into
environmentally friendly renewable electricity. Solar power plants have begun to be
developed by electricity producers from micro power plants to large and extensive
interconnection power systems. In the renewable power generation system,ait is necessary
tolmonitor thes output power continuously and in real time in order to know the condition of
the solar power generation system directly and to obtain information on whether the
performance of the solar panels is as expected. The purpose_of this_literature_study is to
outline_the framework of a power monitoring system in a solar power plant. Types of
frameworks in solar monitoring systems include various types of microcontrollers,
temperature sensors, voltage sensors, current sensors, light sensors and Interface systems
using a webserver, LCD or the like that function to display data in real time anytime and
anywhere. This literature study was obtained from scientific studies from vulnerable in 2010-
2020 by utilizing online journal search such as Google Schoolar, IEEE explore and open
access library (OAL).
Keywords: Power monitoring, Photovoltaic, Irradiance sensor, Voltage sensor.

685
Jurnal Teknik Elektro. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, Halaman 685-694

pertumbuhan industri sebesar 45% per tahun


PENDAHULUAN diseluruh dunia (Mahendran dkk, 2015: 79).
Perkembangan energi listrik di Indonesia Pemanfaatan energi surya sebagai
semakin meningkat seiring dengan sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan
bertambahnya kebutuhan terhadap energi listrik akan energi listrik di mana pun tempatnya.
serta perubahan gaya hidup masyarakat Kondisi wilayah dan iklim di Indonesia
Indonesia terhadap energi listrik. Menurut data sangatlah tepat mengingat bahwa Indonesia
yang dirilis oleh Menteri Energi dan Sumber merupakan salah satu Negara tropis yang
Daya Mineral (ESDM) dengan surat nomor hampir setiap tahun mendapatkan sinar
143K/20/MEM/2019 tentang rencana umum matahari Pada penelitian Irawan Rahardjo
ketenagalistrikan nasional tahun 2019 sampai menjelaskan bahwa Intensitas radiasi matahari
dengan tahun 2038. Dalam keputusan tersebut, rata-rata di seluruh wilayah Indonesia sekitar
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral 4,8 kWh/m2 yang berpotensi untuk
(ESDM) memproyeksikan rata-rata kebutuhan membangkitkan energi listrik dan dapat
energi listrik nasional mengalami pertumbuhan digunakan sebagai sumber energi alternative.
sekitar 6,9 persen per tahun. Hal ini merupakan Maka dari itu Pembangkit Listrik Tenaga Surya
sebuah kemakmuran bagi rakyat dan juga dapat sangat direkomendasikan sebagai pembantu
menimbulkan efek yang tidak baik jika adanya dalam memproduksi listrik untuk memenuhi
pemborosan energy. kebutuhan konsumen di Indonesia (Fitriana dan
Pembangkit listrik di Indonesia secara Irawan, 2019: 43).
umum menggunakan pembangkit listrik Performansi panel surya dapat di
konvensional. Hal tersebut dijelaskan dalam monitoring secara langsung parameternya
Laporan energi bersih Indonesia yang seperti arus, tegangan, suhu dan intensitas
dikeluarkan oleh Institute for Essential Services cahaya. Dengan memantau parameter dari
Reform (IESR). Dalam sepuluh tahun terakhir panel surya mendapat informasi apakah sudah
pembangkit listrik berbahan bakar fosil sesuai pemasangan dari panel surya dan
mendominasi penyediaan tenaga listrik di menghasilkan daya output sesuai yang
Indonesia. Pembangkit listrik konvensional diharapkan. Pada penelitian (Antonov dan
menyuplai 88% dari total penyediaan pasokan Dewi, 2013:20) melakukan pengambilan data
listrik. Batu bara merupakan sumber bahan secara langsung panel surya. Tetapi, pada
bakar fosil yang paling banyak yaitu mencapai penelitian tersebut terdapat kekurangan yakni
60% dan diikuti oleh sumber bahan bakar pengambilan data tegangan dan arus masih
lainnya seperti minyak dan gas bumi. (Cristian melakukakan pengukuran manual
dan Deon, 2018:20). menggunakan multimeter.
Meningkatnya kebutuhan energi listrik Dengan berkembangnya teknologi
didunia yang bersumber dari pembangkit listrik Internet of things pengambilan data dari panel
konvensional menyebabkan berbagai kerugian surya dapat dilakukan secara real time dan terus
seperti polusi udara yang dapat mencemari menerus dengan menggunakan berbagai
lingkungan. Selain itu, pembangkit listrik macam sensor, mikrokontroller dan cloud.
konvensional memiliki jumlah yang terbatas Seperti pada penelitian (Rivai dan Nasrudin,
dan akan habis. Photovoltaik saat ini telah 2013: 174) melakukan pemantauan daya
menarik perhatian dunia sebagai pengganti dari dengan menggunakan berbagai sensor,
pembangkit listrik bertenaga fosil. Banyak dari NodeMCU dan thingspeak sebagai cloud dan
kalangan akademisi atau peneliti diseluruh Interface system.
dunia yang mengembangkan photovoltaik. Dengan berbagai latar belakang diatas,
Pertumbuhan photovoltaik di seluruh dunia studi literatur ini membahas tentang macam-
semakin meningkat pesat dan menunjukkan macam sistem monitoring pada pembangkit
Studi Literatur Sistem Monitoring Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

listrik tenaga surya yang dibedakan melalui melakukan pemakaian instrument dan
kerangka kerjanya. Studi literatur ini pencatatan serta penaksiran hasil-hasil dari
mengumpulkan data dari jurnal, artikel dan e- pengukuran daya output pada pembangkit
book yang didapatkan dari situs jurnal online listrik tenaga surya, (2) Memungkinkan adanya
seperti Google Schoolar, IEEE explore, open kesalahan terhadap alat ukur menimbulkan
access library (OAL) dan research. Beberapa banyak kesalahan dalam pengukuran, (3)
literatur yang didapatkan kemudian dilakukan Memungkinkan adanya gangguan karena faktor
proses identifikasi, proses penyaringan dan lingkungan atau alam pada saat pengukuran
kelayakan. secara manual (Panda, 2017: 379).
Dari beberapa penjabaran tentang
METODE kelemahan sistem monitoring secara manual
Metode penelitian menggunakan penelitian diatas, maka dari itu pemilihan topik studi
studi literatur dengan menelaah beberapa literature ini peneliti tertarik untuk membahas
macam jurnal, buku atau artikel ilmiah dari pamantauan daya secara otomatis berbasis
rentan tahun 2010 sampai 2020 yang berkaitan Internet of things.
dengan sistem pemantauan daya pada Pada pencarian literature di situs google
pembangkit listrik tenaga surya berbasis scholar dan Open Access Library mendapatkan
Internet ofpThings. Studi literatur ini dilakukan hasil pencarian sebanyak 150 judul artikel
prosesaidentifikasi, screening dan eliglibility dengan kata kunci pencarian “photovoltaik,
dari berbagai penelitian sebelumnya yang solar panel, sistem monitoring”. Dari hasil
didapatkan dari situs jurnal online seperti jurnal tersebut dilakukan screening dan menyisahkan
online seperti Google Schoolar, IEEE explore sebanyak 44 artikel yang memiliki judul atau
dan open access library (OAL). Hasil dari topik penelitian sejalan dengan studi literature
berbagai telaah literatur ini kemudian akan ini. Hasil pencarian artikel yang sesuai dengan
digunakan untuk mengetahui perbedaan dari judul studi literature yaitu:
berbagai macam sistem monitoring dari hasil
penelitian sebelumnya. Sistem berbasis ATmega 8535
Pada penelitian (Rivai dan Nasrudin, 2013:
PEMBAHASAN 174) tentang sistem monitoring pada
Pada penelitian sebelumnya, kegiatan pembangkit listik tenaga surya berbasis
monitoring daya dari pembangkit listrik tenaga ATmega 8535. Penelitian ters ebut dilakukan
surya dilakukan dengan cara manual yaitu secara langsung dan hasil penelitian dilakukan
dengan melakukan pengukuran menggunakan pengujian dilapangan University of Malaya.
multimeter, ohm meter, volt meter, ampere Dalam penelitian tersebut melakukan
meter, lux meter dan alat pengukur lainnya. pengujian pemantauan karakteristik dari
Pengukuran daya dengan cara manual seperti photovoltaic dengan biaya yang rendah.
yang dilakukan pada penelitian (Antonov dan Karakteristik yang akan dipantau adalah
Dewi, 2013:20) dan (Milatina, 2016: 20). temperature, radiasi matahari, suhu, arus
Monitoring daya pada photovoltaic hubung singkat, daya maksimum dan effisiensi
secara manual diharuskan untuk mengukur dari photovoltaik. Sistem pada penelitian
secara berkala dan terus menerus untuk tersebut menggunakan ATmega 8535 sebagai
menjaga stabilitas pada sistem photovoltaic. mikrokontroller untuk mengakuisisi data dan
Adapun berbagai macam masalah atau sebagai pengoperasi sensor. Pyranometer Li-
kelemahan dari sistem monitoring secara 200 untuk membaca nilai radiasi matahari,
manual antara lain: (1) Memungkinkan adanya LM35 untuk mengukur suhu, menggunakan
kesalahan pada operator ketika melakukan pembagi tegangan sederhana untuk mengukur
pengukuran daya serta kekeliruan dalam

687
Jurnal Teknik Elektro. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, Halaman 685-694

sensor tegangan dan rangkaian sederhana shunt Skema rangkaian blok diagram sensor
resistor sebagai sensor arus. radiasipmataharipdapat_dilihat pada gambar 2
Mikrokontroller ATmega 8535 memiliki dan rangkaian monitoring sensor suhu dapat
peran besar dalam melakukan penelitian dilihat pada gambar 3.
pemantauan daya pada photovoltaik selain
sebagai mengumpulkan data untuk menentukan
karakteristik fungsi utamanya adalah membaca
data dari masing-masing sensor,
mengkombinasi switching control,
menampilkan data pada transfer LCD dan
menerima data menggunakan serial
komunikasi.
Gambar 2. Skema rangkaian sensor radiasi.
(Sumber: Rivai, 2013)

Gambar 3. Skema rangkaian sensor suhu.


(Sumber: Rivai, 2013)

Pada prosedur pemindaian computer


melakukan perhitungan untuk daya puncak
(Pmax), tegangan puncak (Vpmax), Arus
Gambar 1. Blok diagram monitoring puncak (Ipmax) dan effisiensi dari
photovoltaik photovoltaic. Pada penelitian tersebut,
(Sumber: Rivai, 2013) menggunakan empat buah modul photovoltaik
yang dirangkai seri. Hasil dari penelitian
Gambar 1. Menunjukan diagram blok tersebut yang diuji pada pukul 14.51 WIB
sistem pemantauan photovoltaik. Komputer ditunjukkan padaptabel 1.
digunakan untuk mengontrol operasi alat dan
menyajikan data yang telah diproses. Tabel 1. Hasilamonitoring pada Photovoltaik
Pemantauan karakteristik photovoltaik Parameter S imbol Nilai
memerlukan waktu yang cukup lama. Maka
Peak Power Pmax 276.036aW
daripituPsistem yang dibuat dilengkapi dengan
mode scan otomatis. Mode tersebut PeakaPower Vpmax 77.612aV
Voltage
menjalankan prosedur pemindaian secara
Peakapower Ipmax 3.556aA
berkala dalam waktu yang telah diatur oleh
current
operator. Pemindaian pertama, computer
Inverter Ipc 2.405aW
mengirimkan perintah pemindaian ke
powera
mikrokontroller. Pemindaian kedua Inverter Vpc 93.2aV.
mikrokontroller akan mengirimkan data voltage
tegangan, suhu, radiasi matahari ke komputer. (Sumber: Rivai, 2013)
Studi Literatur Sistem Monitoring Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Sistem berbasis Wireless Sensor Network berbasis Wireless Sensor Network sebagai
Wirelles Sensor Network (WSN) merupakan media komunikasi dari mikrokontroller ke
sebuaha jaringana yanga menghubungkan Interfacing system.
perangkat-perangkat sepertiq sensora node,
router dan sink node. WSN dapat
menghubungkan perangkate satu dengan yang
lain untuk berkomunikasi secara langsung (Rita
dan Yubin, 2016: 6).
Pada penelitian (Putra dan Darminta,
2017: 313) melakukan pengujian pemantauan
karakteristik dari photovoltaik. Karakteristik
yang akan dipantau adalah arus, tegangan, daya Gambar 4. Blok diagram sistem monitoring
dan keadaan suhu sekitar dari photovoltaik. (Sumber: Gusa dkk, 2018: 79)
Sistem pada penelitian tersebut menggunakan
ATmega 2560 arduino sebagai mikrokontroller Pada Tabel 2. merupakan hasil dari
untuk mengakuisisi data dan sebagai pengukuran tegangan manual dengan otomatis
pengoperasi sensor. Setelah dilakukan akuisisi menggunakan monitoring berbasis Wireless
data akan ditampilkan dalam sebuah grafik Sensor Network. Pada Tabel 3. Merupakan
pada aplikasi blynk di smartphone sebagai hasil pengukuran arus pada sistem monitoring
Interfacing system. Pengambilan data pada panel surya secara otomatis menggunakan
penelitian tersebut dilakukan secara langsung mikrokontroller dan secara manual
dan menghabiskan waktu selama tujuh hari menggunakan multimeter.
dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00
WIB. Tabel 2. Hasil monitoring tegangan
Pada penelitian ini menggunakan Hari Tegangan (V) Ambie
rangkaian sederhana pembagi tegangan Pengukuran Multi- Erro nt
sedangkan untuk mengukur arus listrik meter r Temp
(% ) (º C)
menggunakan sensor arus ACS712. Untuk
1 9.21 9.32 1.18 28.0
mengukur suhu sekitar panel surya
2 8.46 8.56 1.17 32.4
menggunakan sensor DHT 11. Sensor-sensor 3 10.8 10.9 0.92 37.7
tersebut dihubungkan dengan ATmega 2560 4 11.9 12.0 0.83 31.1
setelah itu mikrokontroller dihubungkan 5 10.8 10.9 0.92 34.0
dengan wifi modul ESP8266 untuk 6 11.2 11.3 0.88 35.5
menampilkan data hasil pengukuran daya ke (Sumber: Gusa dkk, 2018: 79)
aplikasi blynk yang ada pada smartphone.
Pada penelitian tersebut, panel surya Tabel 3. Hasil monitoring arus
didesain dengan sudut kemiringan sebesar 50º Hari Arus (A) Ambie
ditempatkan pada pengangan yang terbuat dari Multimeter Multi Eror nt
besi. Daya output panel surya kemudian meter (%) Temp
(º C)
dihubungkan dengan bola lampu 12 V DC
sebagai beban untuk percobaan penelitian. 1 0.158 0.151 4.64 28.0
Percobaan dengan bola lampu tersebut 2 0.16 0.15 6.67 29.7
dilakukan secara terus menerus selama tujuh
3 0.29 0.27 7.41 32.4
hari dengan batas waktu pengujian dari jam 4 0.40 0.39 2.56 37.7
08.00 WIB sampai 16.00 WIB. 5 0.33 0.31 0.45 31.1
Pada gambar 4 merupakan blok diagram 6 0.35 0.33 6.06 34.0
dari sistem pemantauan daya pada panel surya (Sumber: Gusa dkk, 2018: 79).

689
Jurnal Teknik Elektro. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, Halaman 685-694

Tabel 4. Hasil monitoring daya dan ambient pembangkit listrik tenaga surya yang telah
temperature. dilakukan peneliti menggunakan modul GSM
Hari Daya (W) Ambi sebagai komunikasi data untuk mengirimkan ke
Pengukuran Hasil Error ent modul GSM receiver yang selanjutnya akan
perhitu (%) Temp
ditampilkan ke PC jarak jauh yang dapat
ngan (º C)
1 1.68 1.62 3.57 28.0 menampilkan dalam bentuk file excel. Pada
2 1.7 1.63 4.08 29.7 penelitian ini mendukung penelitian
3 3.3 3.16 4.58 32.4 sebelumnya (Somayya dkk, 2015: 164) tentang
4 5.4 5.3 2.73 37.7 Internet of things membantu kehidupan
5 3.94 3.83 2.9 31.1
menjadi lebih sederhana dan lebih nyaman
6 4.42 4.31 2.58 34
melalui berbagai macam teknologi dan aplikasi.
(Sumber: Gusa dkk, 2018: 79)
Perangkat akuisisi data dihubungkan
dengan modul GSM 1 sedangkan perangkat
Pada Tabel 4. Merupakan hasil
penerima terdiri dari modul GSM 2 dan
pengukuran daya pada sistem monitoring panel
kontroller. Modul photovoltaik dipantau
surya secara otomatis menggunakan
dengan menggunakan perangkat akuisisi data
mikrokontroller dan secara manual
yang terdiri dari sensor, chip Liquida Crystal
menggunakan multimeter.
Display, Reat Time Clock (RTC) dan unit
Dari hasil pengukuran tersebut dapat
mikrokontroller. Mikrokontroller berfungsi
disimpulkan bahwa nilai rata-rata kesalahan
mengumpulkan data dari masing-masing sensor
atau error dari pengukuran nilai tegangan panel
dalam waktu interval lima menit. Modul GSM
surya selama 7 hari adalah 3,38 % dimana nilai
1 akan menyimpan data yang diterima
kesalahan tertinggi adalah pada hari ke 3
kemudian akan mengirimkan dalam pesan
sebesar 4,58 %. Sistem berbasis Wireless
singkat (SMS) ke modem GSM 2. Modem
Sensor Network , seperti yang dilakukan pada
GSM 2 terhubung dengan PC jarak jauh
penelitian (Gusa dkk, 2018: 79), (Pasha dkk,
kemudian data yang diterima dari Modul GSM
2016) membahas tentang memonitoring
akan disaring dan dikategorikan sebelum
photovoltaic dengan menggunakan thingspeak
disimpan ke file excel.
dan penelitian (Putra dan Darminta, 2017: 313)
Data-data yang akan dikirimkan berasal
yang membahas mengimplementasi Internet of
dari pembacaan masing-masing sensor yang
things untuk memonitoring daya listrik dapat
telah didesain dan di program kemudian
diringkas. Kelebihan dari monitoring daya
dijalankan dengan mikrokontroller.
menggunakan basis Wireless Sensor Network
adalah (1) Dapat terhubung dengan cloud atau
server dengan mudah, (2) Handal dalam
mengirimkan paket data yang terdiri dari
parameter yang diukur secara bersamaan ke
server melalui jaringan Wi-Fi yang tersedia.
Masalah yang terjadi pada sistem tersebut
yaitu: (1) Jangkauan dari Wireless Sensor
Network yang pendek (2) Biaya yang tidak
sedikit (3) Bergantung pada jaringan Wi-Fi dan
koneksi internet yang baik dan stabil.
Gambar 5. Diagram sistem keseluruhan
(Sumber: Farihah dkk, 2013:380)
Sistem berbasis GSM
Pada penelitian (Farihah dkk, 2013: 379)
Pada gambar 5 menjelaskan tentang
berdasarkan pengujian sistem monitoring pada
rancangan dari system monitoring secara
Studi Literatur Sistem Monitoring Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

keseluruhan. Seperti yang telah dibahas, sistem letak geografis penelitian tersebut pada garis
monitoring dibedakan menjadi 2 jenis yaitu: khatulistiwa.
modul akuisisi data dan interfacing sistem.

Gambar 7. Variasi harian radiasi matahari dan


suhu sekitar
Gambar 6. Desain perangkat akuisisi data
(Sumber: Farihah dkk, 2013: 382)
(Sumber: Farihah dkk, 2013: 380)

Pada penelitian ini, parameter yang


diukur yaitu: tegangan, arus, temperature dan
intensitas cahaya pada system pembangkit
listrik tenaga surya. Sensor tegangan
menggunakan sensor LV25, sensor arus
menggunakan sensor LA25, sensor suhu
menggunakan sensor LM35 dan sensor
intensitas cahaya menggunakan sensor Li-200.
Hasil penelitian tersebut tidak
membandingkana hasilapengukuran dari sistem Gambar 8. Variasi harian pada arus hubung
monitoring yangotelahidibuatadengan hasil singkat, tegangan hubung terbuka
pengukuran manual yang menggunakan (Sumber: Farihah dkk, 2013: 382)
multimeter, lux meter ataupun pengukur suhu.
Data yang disimpan dalam format cs v dapat Pada gambar 8, menujukkan variasi
dilihat melalui program Microsoft excel. Pada harian arus hubung singkat, tegangan hubung
penelitian tersebut dilakukan pada pukul 12.00 terbuka dan suhu panel. Nilai arus hubung
WIB hingga 23.59 WIB. singkat tertinggi adalah 3.75 A sedangkan
Pada Gambar 7, 8 merupakan hasil dari tegangan hubung terbuka naik pada setiap jam
pemantauan daya pada panel surya yang telah 07.00 WIB sedangkan turun setiap pukul 19.00
dikumpulkan pada PC jarak jauh (Farihah dkk, WIB berkaitan dengan kondisi matahari terbit
2013: 379). Data tersebut antara lain tegangan dan tenggelam. Saat suhu panel meningkat,
pada saat rangkaian terbuka, arus hubung rangkaian tegangan terbuka menurun dengan
cepat sementara arus hubung singkat sedikit
singkat, suhu ambient atau sekitar dari panel
surya dan radiasi matahari. meningkat.
Sistem berbasis GSM, seperti pada
Pada Gambar 7. menunjukan variasi
penelitian (Farihah dkk, 2013: 379), (Salsabila,
harian matahari dan suhu sekitar panel surya.
2017) dengan melakukan penelitian
Pada penelitian tersebut, radiasi matahari
memonitoring prototipe pembangkit listrik
bervariasi dengan sangat cepat karena kondisi
tenaga surya menggunakan GSM sebagai
atmosfer pada tempat penelitian berawan
transfer data dan penelitian (Wang dkk, 2011 :
sementara suhu sekitar sangat tinggi karena
843) dengan melakukan percobaan untuk

691
Jurnal Teknik Elektro. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, Halaman 685-694

mendapatkan output daya maksimum secara dijelaskan sensor arus, sensor tegangan dan
real time dengan menggunakan pengukuran sensor suhu terhubung dengan mikrokontroller.
berbasis GSM Masalah yang terjadi yaitu (1)
Faktor keamanan data yang kurang baik, (2)
Kecepatan dalam pemrosesan dan pengiriman
data dari parameter yang telah diukur yang
kurang baik, (3) Faktor Keterbatasan dalam
menangkap sinyal jaringan.

Sistem berbasis Rashpberry


Pada penelitian (Rusdah, 2017:1) membahas
tentang analisa dan pemantauan daya listrik Gambar 10. Monitoring pemantauan irradiance
yang berasal dari panel surya yang terletak (Sumber: Rusdah, 2017: 28)
pada gedung Departemen Teknik Fisika,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dalam Pada gambar 10 merupakan hasil
penelitian tersebut, peneliti menggunakan pemantauan radiasi matahari yang dilakukan
mikrokontroller Raspberry pi dan LCD. selama dua hari yang dilakukan pada penelitian
Parameter yang dimonitoring yaitu tegangan (Rusdah, 2017). Dari data yang diambil pada
dan arus. Parameter yang dianalsia yaitu grafik tersebut, radiasi matahari maksimal
performansi dari Solar Charge Controller, Aki, sebesar 488.73 W/m2 dimana pengambilan data
Inverter dan photovoltaic. tersebut dilakukan pada percobaan hari pertama
Pengambilan data arus listrik dari panel pukul 11.30 WIB. Setelah itu grafik dari radiasi
surya menggunakan sensor arus ACS712 matahari turun setelah pada titik maksimal
sedangkan pengambilan data tegangan tersebut. Pada hari kedua dilakukan
menggunakan voltage divider. Penempatan pengambilan data dan mendapatkan hasil yakni
sensor tegangan sama dengan sensor arus yaitu titik puncak radiasi matahari berada pada pukul
ditempatkan pada tiap titik. Penggunaan 11.30 yakni sebesar 489.69 W/m2 . Jadi selisih
mikrokontroller agar dapat interfacing yaitu pengambilan data radiasi matahari maksimal
menampilkan data dari pembacaan masing- hari pertama dan hari kedua sangat sedikit hal
masing sensor dan data dari weather station ke ini karena terpengaruh kondisi cuaca yang
sistem raspberry. Setelah semua data dilakukan pada saat pengambilan data tersebut.
terkumpul selanjutnya mengunggah ke Penelitian tersebut menggunakan photovoltaik
website. yangmemiliki spesifikasip cell sizep125xxx125
mm dan_berjumlahq723cell.

Gambar 9. Skema interfacing mikrokontroller


(Sumber: Rusdah, 2017:27) Gambar 11. Grafik monitoring solar input
(Sumber: Rusdah, 2017: 49)
Pada gambar 9 adalah diagram skema
sistem interfacing pada mikrokontroller. Pada Pada gambar 11 merupakan hasil
gambar skema interfacing tersebut dapat pemantauanpsolaraninputmphotovoltaicmmen
Studi Literatur Sistem Monitoring Daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya

unjukkan bahwa modul array photovoltaik ditampilkan kepada pengguna kurang baik
dapat mensuplai daya maksimal. Pada grafik karena hanya berupa angka dan tidak
tersebut dapat dianalisa yaitu pada hari pertama menampilkan sebuah grafik yang lebih mudah
pengambilan data pada pukul 11.30 WIB dapat dalam pembacaan hasil pengukuran.
mensuplai daya sebesar 3298.94 Watt. Pada
hari kedua pengambilan data di waktu yang PENUTUP
sama dapat mensuplai sebesar 3305.40 Watt. Simpulan
Jika dibandingkan antara grafik irradiance Berdasarkan studi literature tentang sistem
dengan grafik solar input memiliki pola yang monitoring pada pembangkit listrik tenaga
sama karena besar nilai irradiance dapat surya dapat ditarik kesimpulan bagaimana
mempengaruhi sebuah array photovoltaik. memanfaatkan sensor dalam hal memantau
Perhitungan daya input Photovoltaik daya listrik jarak jauh dengan memanfaatkan
dapat dihitung dengan mengalikan luas area teknologi yang berkembang. Dari berbagai
modul photovoltaik dengan intensitas radiasi macam metode pada sistem monitoring tersebut
matahari yang. Pada penelitian tersebut dapat dijadikan referensi sehingga dapat
menggunakan photovoltaic dengan luas meningkatkan tingkat efektivitas dalam
permukaan modul sebesar 0,015626 m2 dan kebutuhan listrik saat ini. Berbagai macam
diketahui jumlah cell per modul sebesar 72 cell. sistem monitoring daya pada photovoltaik
maka, Modul array photovoltaic yang terdiri dengan menggunakan internet dan teknologi
atas 6 modul solar panel maka luas permukaan yang berkembang merupakan sebuah kemajuan
dari seluruh modul adalah 6.75 m2 . dalam hal pengukuran. Penggunaan berbagai
macam sensor seperti Li 200 untuk mengukur
radiasi matahari, ACS712 untuk mengukur arus
listrik cukup efektif dalam melakukan kegiatan
monitoring. Hal tersebut sesuai dengan
persentase kesalahan antara pengukuran
menggunakan mikrokontroller dan pengukuran
manual yakni kurang lebih sebesar 4,58 %.
Penggunaan mikrokontroller seperti
ATmega 8535 arduino dapat mengoperasikan
dan mengakuisisi data dari tiap sensor untuk
Gambar 12. Hasil pemantauan daya output memonitoring daya pada panel surya dengan
array photovoltaic baik. Sistem berbasis GSM dan Wireless Sensor
(Sumber: Rusdah, 2017: 50) Network dapat digunakan sebagai media
komunikasi dari perangkat akuisisi data ke
Pada gambar 12 merupakan hasil Interfacing system secara real time dengan baik.
pemantauan daya output array photovoltaik. Dari berbagai metode pengukuran daya dapat
Data yang didapatkan merupakan hasil dijadikan inovasi untuk direalisasikan pada
perkalian dari arus output dengan tegangan. panel surya yang letak dan kondisinya cukup
Dari data tersebut modul array photovoltaik sulit untuk dilakukakan pengukuran secara
mampu mensuplai daya sekitar 2164.16 W. manual seperti pada daerah tambak atau daerah
Sistem berbasis Raspberry, seperti yang yang memiliki kondisi alam yang tidak baik
dilakukan pada penelitian (Rusdah, 2017), sehingga membuat kesulitan ketika melakukan
Masalah yang terjadi pada sistem tersebut pengukuran.
adalah (1) Tidak dapat menghubungkan secara
langsung dengan sensor analog, (2) memproses
data dari sensor lebih lambat, (3) Hasil yang

693
Jurnal Teknik Elektro. Volume 09 Nomor 03 Tahun 2020, Halaman 685-694

Saran Praktikum. Rekayasa Sistem Konversi


Berdasarkan kajian literatur maka sistem dan Konservasi Energi. Halaman 20.
Panda, Ramaprasad. 2017. ”Electrical and
pemantauan daya dengan menggunakan
Electronics Measurement”. Journal
kemajuan teknologi seperti Internet of things Silicon Institute Of Technology.
sangat direkomendasikan untuk penelitian Halaman 379.
mendatang. Pada penelitian selanjutnya Pasha, S. (2016). “Thingspeak Based Sensing
disarankan untuk mengkombinasi dengan and Monitoring System for IoT with
berbagai sensor yang lebih canggih dan koneksi Matlab Analysis”. International
Journal Technology and Research
yang cepat dan stabil agar proses pemantauan
(IJTR). Volume 2 No 6. Juni 2016.
daya pada pembangkit listrik tenaga surya Putra, I Gusti Putu Mustawan Eka dan
dapat bekerja secara maksimal sehingga tingkat Darminta, I Ketut. 2017. “Monitoring
efektivitas pemantauan daya juga meningkat. Penggunaan Daya Listrik Sebagai
Implementasi Internet of things
DAFTAR PUSTAKA Berbasis ESP 8266”. Prosiding
Sentrinov 2017. Volume 3 Halaman
Antonov dan Dewi, Arfita. 2013. “Pemanfaatan 313-327.
energy surya sebagai supply cadangan Rita, T.Tse dan Yubin X. 2016. “A portable
pada laborattorium elektro dasar di Wireless Sensor Network for real-time
Institut Teknologi Padang”. Jurnal environmental monitoring”. IEEE
Teknik Elektro Vol 2 No 3. Nopember Symposium on A World of Wireless,
2013. Halaman 20-28. Mobile and Multimedia Network.
Cristian, Julius dan Deon, Arinaldo. 2018. Page 1-6.
“Laporan Status Energi Bersih Rivai, Achmad dan Nasrudin, Abdul Rahim.
Indonesia.Institute for Essensial 2013._ “A lowpcostaphotovoltaic
Services Reform”. Jakarta. (PV) arrayaMonitoringgsystem”.
Farihah Syariff, Nasrudin Abd Rahim, Hew Lii IEEEaconference on Clean Energy
Ping. 2013. “Photovoltaik Remote and Technology (CEAT). Hal. 169-
Monitoring System Based on GSM. 174.
IEEE Converence on Clean Energy Rusdah, Muttaqin. 2017. “Analisa Performansi
and Technology (CEAT)”, Halaman dan Monitoring Pembangkit Listrik
379-383. Tenaga Surya di Departemen Teknik
Fitriana, Ira dan Irawan, Rahardjo. 2019. Fisika FTI-ITS”. Skripsi. Fakultas
“AnalisisqPotensiqPembangkit Listrik Teknologi Industri. Institut Teknologi
TenagaqSuryaqdiqIndonesia”.aMakal Sepuluh Nopember. Halaman 1-120,
ah. Strategi Penyediaan Listrik Salsabila, Ulfah Tian. 2017. “Prototipe Sistem
Nasional Dalam Rangka Monitoring Parameter Pembangkit
Mengantisipasi Pemanfaatan PLTU Listrik Tenaga Surya Berbasis
Batubara Skala Kecil, PLTN, Dan Internet of things”. Jurnal Teknik
Energi Terbarukan. Halaman 43-52. Elektro, Universitas Negeri
Gusa R.F, Sunanda W, Dinata I, Handayani Yogyakarta. Halaman 1-78.
T.P. 2018. “Monitoring system for Somayya Madakam, R. Ramaswamy,
Solar Panel Using Smartphone Based Siddharth Tripathi. 2015. “Internet of
on Microcontroller”. IEEE things (IoT): A Literature Review”.
International Converence on Green Journal of Computer and
Energy and Applications. Page 79-82. Communications. 3, Page 164-173.
Mahendran, dkk. 2015. “Permanent Mismatch Wang J.C, Y.L. Su. Shieh J.C, Jiang J.-A. 2011.
Fault Identification of Photovoltaic “High- accuracy maximum power
Cells Using Arduino”. ICTACT point estimation for photovoltaic
Journal on Microelectronic.Vol 1 Page arrays,” Solar Energy Materials &
78-82. Solar Cells, vol. 95, pp. 843-851,
Milatina, N.O. 2016. “Pengukuran daya November 2011.
photovoltaic”. Laporan Resmi

Anda mungkin juga menyukai