ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan langkah penghematan energi PJU yang
paling layak secara ekonomis dan teknis. Langkah-langkah penghematan yang dilakukan adalah
pemasangan kWh meter, penggunaan lampu jalan yang efisien, pemasangan capacitor bank dan
dimmer, serta penggunaan PJU berbasis energi baru terbarukan. Analisis keekonomian
menggunakan metoda discounted payback period (DPB) dan total life cycle cost (TLCC). Menurut
perhitungan keekonomian menggunakan metode payback period dengan discount rate 5% maka
hanya ada 12 panel PJU yang layak dipasang capacitor bank. Diperoleh juga bahwa pemasangan
kWh meter hanya membutuhkan 2 bulan untuk mengembalikan biaya investasi 18 juta rupiah,
sedangkan untuk biaya dan DPB untuk penggantian lampu, capacitor bank dan dimmer masing-
masing adalah 23 juta rupiah (1 bulan), 72 juta rupiah (11 bulan) dan 169 juta rupiah (33 bulan).
PJU EBT masih belum direkomendasikan karena biaya pemeliharaan masih lebih mahal daripada
penghematan yang didapat.
Kata kunci: penerangan jalan umum, konservasi energi, kelayakan ekonomi dan teknik
ABSTRACT
This research aims to recommend several energy conservation measures on street lightings
in perspective of economic and technical feasibilities. Those measures are installments of kWh
meter, dimmer and capacitor bank and also efficient street lamp uses. Economic analysis methods
used are discounted payback period (DPB) and total life cycle cost (TLCC). Based on payback
period method with discount rate 5%, capacitor bank is only feasible for 12 panels of street
lighting. The DPB result also shows that kWh meter only needs 2 months to cover investment cost
18 million rupiah while investment cost and DPB for efficient lamp, capacitor bank and dimmer
are 23 million rupiah (1 month), 72 million rupiah (11 months) and 169 million rupiah (33 months)
consecutively. Renewable-energy based street lighting is still not recommended because its cost is
still higher than its savings.
89
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
90 Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 89 – 98
memprioritaskan panel yang paling layak untuk Kedua metoda ini membutuhkan discount
diperbaiki terlebih dahulu. rate yang mencerminkan nilai uang di masa
Lingkup survei meliputi kondisi fisik panel depan. Proyek energi merupakan infrastruktur
PJU dan kualitas beban yang tersambung. publik yang mempunyai resiko tinggi bagi
Kondisi fisik panel yang dilihat adalah ada investasi masyarakat/swasta sehingga discount
tidaknya kWh meter, jumlah phasa yang rate menjadi tinggi. Sebaliknya, pemerintah
digunakan, jumlah dan jenis lampu yang mempunyai kewajiban membangun
terhubung dan tinggi tiang PJU. Sedangkan infrastruktur sehingga discount rate menjadi
pada pemeriksaan kualitas beban dilakukan rendah. Amerika Serikat menggunakan
pengukuran pemakaian daya, faktor daya dan discount rate 3% untuk infrastruktur energi
intensitas cahaya lampu. (Sumber: [2]) untuk nilai uang real. Sebaliknya,
pembangunan infrastruktur energi di Indonesia
b. Pengumpulan data sekunder khususnya di bidang EBT dan konservasi
Pengambilan data sekunder dari Dinas energi belum se-intensif di Amerika Serikat
Perindustrian dan Energi DKI Jakarta berupa untuk itu diasumsikan nilai discount rate
pengumpulan data rekapitulasi tagihan PLN sebesar 5%.
tahun 2004 berdasarkan kontrak pemasangan
PJU. HASIL DAN PEMBAHASAN
20
Series: CAPBANK
Jakarta Pusat Sample 1 60
12 16 Observations 60
Jakarta Utara 11 Mean 5.614667
12 Median 3.355000
Jakarta Barat Maximum 33.81000
9 Minimum -2.640000
Jakarta Selatan 8
8 Std. Dev.
Skewness
6.716267
2.356446
Jakarta Timur 7 4
Kurtosis 9.480762
6 Jarque-Bera
Probability
160.5291
0.000000
5 5 0
0 10 20 30
4
3 3 3
2 2 Gambar 4. Nilai capacitor bank (dalam
1 kVAR)
Nilai capacitor bank ditentukan sebagai
1 2 3
berikut:
Jumlah Phasa Kapasitor Bank (kVar) VAR0 VAR1
P0 P0
(1)
sin 0 sin 1
cos 0 cos 1
Dalam perhitungan keekonomiannya, bila
Keterangan:
biaya pemasangan kWh meter diasumsikan Rp P0 = Daya nyata ukur (kW)
1.500.000,- per panel PJU maka investasi yang VAR0 = Daya reaktif ukur (VAR)
VAR1 = Daya reaktif perbaikan (VAR)
dibutuhkan adalah Rp 123.000.000,-. Nilai V = Tegangan (V)
investasi ini akan kembali dalam 3 bulan dari I = Arus (A)
Ө0 = Sudut faktor daya ukur
penghematan pembayaran tagihan listrik Ө1 = Sudut faktor daya perbaikan
Pemprov DKI Jakarta. (Sumber: [5])
Keterangan: .8
Prugi = Rugi daya jaringan PJU (W)
I = Arus (A) .7
Rkabel = Impedansi kabel listrik (Ω)
.6
PF
tiap panel PJU dikali dengan faktor impendansi .4
5,760
Tabel 1. Karakteristik jenis lampu jalan
3,600
1,944
Harga
Lampu Karakteristik
2,160
(Rp/unit)
Mercury Murah, pencahayaan warna baik 52.000
Vapour (putih), usia rendah (12.000 jam), (80W)
(MV) efikasi 35-55, ketahanan lumen 164.000 328 457 193 1,210
rendah, handal, tahan terhadap suhu (400W) MV 400W MH 250W HPS 150W LPS 135W
sekitar.
Metal Mahal, pencahayaan warna baik 381.000
Halide (putih), usia 6.000 - 20.000 jam, (250W)
(MH) efikasi 75-100, ketahanan lumen 3,2 juta Gambar 6 TLCC lampu jalan
rendah (2000W)
High Harga menengah. Usia 24.000 jam. 129.000
Pressure Efikasi 70-140. Warna merah- (70W)
d. Pemasangan Dimmer
Sodium kuning. Semakin tinggi daya 846.000
(HPS) semakin panjang usia. (1000W) Langkah lain konservasi energi PJU adalah
Low Harga menengah. Efikasi 50 - 183. 248.000
Pressure Ukuran besar. Usia 12.000 jam. (35W) pengurangan tingkat pencahayaan setelah jam
Sodium Warna lampu oranye membuat 990.000
(LPS) lampu ini tidak sesuai untuk jalan (180W) 23.00 WIB yaitu ketika kepadatan lalu lintas
kecil.
Light Mahal. Usia panjang 50.000 jam. 2,5 juta telah berkurang. Pada awalnya Pemprov DKI
Emitting Pencahayaan warna baik dan efikasi (36W)
Diode 1.071. 11,5 juta Jakarta mematikan lampu di antara dua lampu
(180W)
seperti pada Gambar 7. Cara ini akan
(Sumber:total
Analisis keekonomian [6]) life cycle cost
menghemat energi hingga 50% tapi
(TLCC) dari penggantian lampu ditunjukkan
menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna
pada Gambar 6. Analisis mengasumsikan usia
jalan.
lampu 20.000 jam untuk MH250W, 24.000
untuk HPS175W dan 12.000 jam untuk
MV400W dan LPS135W. Pemilihan keempat
lampu ini berdasarkan nilai lumen yang relatif
sama yaitu sekitar 22.000 – 25.000 lumen.
Perhitungan total life cycle cost (TLCC)
dengan discount rate 5% dilakukan selama
24.000 jam sehingga biaya lampu MV400W Gambar 7 Pemadaman diantara dua lampu
dan LPS135W menjadi 2 kali. Dari perhitungan
Kelemahan ini dapat dihindari dengan
keekonomian diperoleh bahwa lampu yang
menggunakan teknologi dimming. Sistem
memiliki biaya total paling sedikit adalah
dimming mengurangi daya dan cahaya secara
lampu HPS. Untuk itu, perbandingan
bertahap sehingga lebih nyaman. Sayangnya,
keekonomian antar rekomendasi akan
harga dimmable electronic ballast seperti ini
dilakukan hanya pada lampu HPS. Untuk
masih mahal.
meminimalkan biaya investasi awal, sebaiknya
penggantian lampu dilakukan pada saat lampu Perhitungan DPB untuk penggunaan
lama rusak. dimmer diberikan pada Tabel 2. Perhitungan ini
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
96
92 Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 89 – 98
Dimmer 100% 70% 100% Sistem PJU EBT ini terbagi menjadi 2
kategori yaitu sistem terpisah dan sistem
Gambar 8 Sketsa Business as usual (BaU) dan
terintegrasi. Sistem terpisah adalah menyatukan
penggunaan dimmer
alat EBT pada satu tempat dan kemudian
menyalurkan listrik yang dihasilkan ke panel
Dimmer mampu menghemat daya sebesar
PJU. Sedangkan sistem terintegrasi memasang
30% selama 6 jam per hari. Penghematan listrik
peralatan EBT pada tiap tiang PJU. Biaya
tersebut kemudian di kali dengan tarif dasar
sistem terpisah diberikan pada Tabel 3. Biaya
listrik untuk PJU sebesar Rp 600,-/kWh.
ni hanya memperhitungkan biaya peralatan
Penghematan biaya dari pemasangan dimmer
EBT belum termasuk biaya jaringan dan biaya
pada panel pada lampu 400 W sebesar Rp
lahan. Biaya-biaya ini tidak ada di PJU EBT
13.140,-/bulan sehingga butuh waktu 21 bulan
sistem terintegrasi sehingga pada akhirnya
untuk mengembalikan biaya investasi.
biaya kedua sistem ini relatif sama.
Sedangkan pada lampu 250 W, dibutuhkan
waktu 28 bulan.
Tabel 3 Biaya investasi EBT untuk PJU
Energi Terpisah Terintegrasi
Tabel 2 Penghematan biaya dari pemasangan Alternatif Rp/kW) (/100W unit)
dimmer Energi surya 70 juta 22 juta
Energi angin 13 juta 15 juta
Daya (W) 250 400
(Sumber: Diskusi dengan PT. Surya Energi
Investasi (ribu rupiah) 224 268
Konservasi (%) 30 30 Indotama)
Penghematan daya per 6 jam (kWh) 0,45 0,72
Penghematan daya per tahun (kWh) 164,3 262,8
Penghematan biaya (ribu rupiah) 98,5 157,7
(Sumber: [6]) Dari sisi keekonomian, sistem PJU EBT ini
masih belum bisa bersaing dengan listrik PLN.
e. Penggunaan PJU energi baru terbarukan Dengan asumsi biaya pemeliharaan per tahun
2% dari investasi, penghematan yang didapat
Pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT)
dari PJU surya 100W selama 25 tahun hanya
untuk PJU merupakan implementasi dari
Rp 262.800,-/tahun. Nilai ini masih di bawah
kebijakan diversifikasi energi. EBT yang telah
biaya pemeliharaan baterai dan panel surya
dimanfaatkan secara komersial untuk PJU
yang rata-rata setahunnya Rp 440.000,-. Untuk
adalah surya dan angin seperti yang terlihat
itu, keekonomian PJU EBT tidak akan
pada Gambar 9.
dibandingkan dengan rekomendasi lainnya.
Penghematan Energi Penerangan Jalan Umum DKI 97
Jakarta: Survei, Potensi Dan Keekonomian
Biaya investasi Penghematan Periode semua lampu diasumsikan jenis merkuri dan
(juta Rp) (juta Rp/bulan) pengembalian kemudian diganti dengan lampu HPS yang
(bulan)
setara.
Gambar 10. Perbandingan biaya dan DPB
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan,
98
94 Vol. 9 No. 2 Desember 2010 : 89 – 98
DAFTAR ACUAN
[1]. Anonymous, Master Plan Pengembangan
PJU DKI Jakarta, Dinas Perindustrian dan
Energi DKI Jakarta, Jakarta, 2006.
[2]. Short, W., Packey, D.J., dan Holt, T., A
Manual for the Economic Evaluation of
Energy Efficiency and Renewable Energy
Technologies, National Renewable Energy
Laboratory, Colorado, 1995.
[3]. Keputusan Presiden RI No. 104/2003
tentang Harga Jual Listrik tahun 2004,
PJU : -450 VA – 900 VA
[4]. http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/
read/gubernur-minta-pln-pasang-meteran/,
diambil pada 3 Maret 2010