Anda di halaman 1dari 12

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331397665

Ketersediaan Standar dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di


Indonesia

Article in Jurnal Standardisasi · July 2014


DOI: 10.31153/js.v16i2.176

CITATION READS

1 286

2 authors, including:

Danar agus Susanto


Badan Standardisasi Nasional
30 PUBLICATIONS 12 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Danar agus Susanto on 28 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

KETERSEDIAAN STANDAR DALAM MENDUKUNG PENERAPAN SISTEM


SMART GRID DI INDONESIA
Availability Standards in Supporting of the Application of Smart grid System in
Indonesia

Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy

Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi, Badan Standardisasi Nasional


Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lantai 4, Senayan, Jakarta, Indonesia
e-mail: danaragus46@gmail.com, bendjamin_1711@yahoo.co.id

Diterima: 14 Maret 2014, Direvisi: 19 Mei 2014, Disetujui: 9 Juni 2014

Abstrak

Smart grid didefinisikan sebagai jaringan listrik cerdas yang dapat mengintegrasikan tindakan semua pengguna
yang terhubung, seperti generator/pembangkit listrik, konsumen dan orang-orang yang melakukan keduanya
dalam rangka untuk efisiensi dalam memberikan pasokan listrik yang berkelanjutan, ekonomis dan aman (IEC,
2010). Saat ini penerapan sistem smart grid sudah diuji coba di Indonesia melalui program pemerintah yaitu pilot
projek sistem smart grid di Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sistem ini sangat cocok
dikembangkan di Indonesia dengan melihat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau
besar dan kecil, di mana angka rasio elektrifikasi tahun 2012 sebesar 78% dan kapasitas listrik 76,9% berada
dipulau jawa. Salah satu tantangan dalam penerapan sistem smart grid adalah terkait dengan standardisasi,
smart grid tidak akan ―smart‖ jika tidak didukung oleh sebuah kerangka kerja yang standar untuk komunikasi
antara perangkat. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi ketersediaan standar dalam penerapan smart grid di Indonesia. Hasil penelitian ini yaitu
teridentifikasi komponen dan standar (SNI, standar internasional dan standar manca negara) sistem smart grid
yang terdiri dari sistem photovoltaic, sistem baterai, sistem kontrol dan Energy Management Systems (EMS),
sistem komunikasi, sistem genset (biodisel) dan sistem micro hydro. Ketersediaan standar terkait dengan
komponen sistem smart grid ini diharapkan dapat mendukung penerapan sistem smart grid di Indonesia.
Kata kunci: smart grid, standar, efisiensi penyaluran listrik.

Abstract

Smart grid is defined as electricity network that can intelligently integrate the actions of all users connected to it,
such as a generators, consumers and those that do both, in order to efficiently deliver sustainable, economic and
secure electricity supplies (IEC, 2010). The current implementation of the smart grid system has been tested in
Indonesia through a government program is a pilot project of smart grid systems in Southwest Sumba island in
Nusa Tenggara Timur (NTT). This system is very suitable to be developed in Indonesia with the geographic
condition of Indonesia consists of 17,000 islands large and small, where the electrification ratio in 2012 of 78 %
and 76.9 % of electricity capacity are on an island of Java. One of the challenges in implementing smart grid
systems is related to standardization, the smart grid systems will not be "smart" if it is not supported by a
framework of standards for communication between devices. In connection with these problems, the goal of this
research is to identify the availability of standards in implementation of smart grid systems in Indonesia. The
results of this research that identified the components and standards (ISO, the international standards and
foreign standards ) smart grid system consisting of photovoltaic systems, battery systems, control systems and
Energy Management Systems ( EMS ), communication systems, generator systems (biodiesel) and the system
micro hydro. Availability of standards related to smart grid system components are expected to support the
implementation of smart grid systems in Indonesia .
Keywords: smart grid, standard, efficiently deliver of electricity.

1. PENDAHULUAN energi listrik. Mengingat pentingnya manfaat


energi listrik bagi kehidupan manusia,
Kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari sedangkan sumber energi pembangkit listrik
pentingnya kebutuhan energi. Energi mengisi terutama yang berasal dari sumber energi
aktivitas apapun yang dilakukan manusia. baru dan terbarukan keberadaannya terbatas,
Sampai saat ini salah satu jenis energi yang maka untuk menjaga kelestarian sumber
paling banyak digunakan oleh manusia adalah energi ini perlu diupayakan langkah-langkah

147
Jurnal Standardisasi Volume 16 Nomor 2, Juli 2014: Hal 147 - 158

strategis yang dapat menunjang penyediaan yang lebih maju lagi tentang konsep
energi listrik secara optimal dan terjangkau. penyaluran energi listrik sekarang sudah mulai
Saat ini ketersediaan sumber energi berkembang juga di berbagai negara, konsep
listrik tidak mampu memenuhi peningkatan tersebut sering disebut smart grid. Sistem atau
kebutuhan listrik di Indonesia. Terjadinya konsep smart grid ini merupakan konsep
pemutusan sementara dan pembagian energi jaringan energi cerdas yang dicita-citakan
listrik secara bergilir merupakan dampak dari untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang
terbatasnya energi listrik yang dapat disuplai di masa sekarang maupun masa yang akan
oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN). datang di mana energi menjadi kebutuhan
Hal ini terjadi karena laju pertambahan sumber primer bagi manusia.
enegri baru dan pengadaan pembangkit Salah satu tantangan dalam penerapan
tenaga listrik tidak sebanding dengan sistem smart grid adalah terkait dengan
peningkatan konsumsi listrik (Alhanif, 2007). standardisasi, smart grid tidak akan ―smart‖
Upaya menambah pembangkit jika tidak didukung oleh sebuah kerangka
sebenarnya telah banyak dilakukan, namun kerja yang standar untuk komunikasi antara
membutuhkan proses yang lama dan perangkat. Jika standar belum ditetapkan,
anggaran yang besar. Oleh karena itu, kerja tidak ada jaminan bagi teknologi smart grid
sama dan partisipasi berbagai pihak sangat agar dapat plug and play serta dapat
diperlukan untuk mengatasi krisis energi listrik memecahkan solusi untuk masalah yang
ini. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk kurang baik sepanjang jaringan tersebut.
mengatasi krisis energi listrik ini secara Disamping masalah tersebut, perusahaan dan
simultan dan terstruktur. Salah satu langkah vendor juga tidak akan mau berinvestasi untuk
strategis yang dapat dilakukan diantaranya mengembangkan peralatan yang mahal dan
perbaikan sistem distribusi listrik. tidak kompatibel pada sistem. Pembuatan
aturan untuk standarisasi memiliki ruang
Saat ini sistem distribusi listrik yang
lingkup yang sangat luas dan kompleks
digunakan oleh PLN umumnya adalah sistem
karena bergantung pada visi smart grid.
sentralisasi listrik. Sistem tersebut ternyata
Karena inilah stadarisasi menjadi subjek yang
dapat membawa dampak buruk dalam
sangat penting di dalam mendukung
distribusi listrik di Indonesia. Diantaranya
operasionalisasi suatu sistem smart grid
menyebabkan banyaknya wilayah yang sulit
(Muqorobin, A, Dkk, 2011). Berkaitan dengan
dicapai oleh jaringan listrik dan faktor
permasalahan tersebut, maka tujuan dalam
geologisnya buruk, tidak dapat menikmati
penelitian ini mengidentifikasi ketersediaan
listrik. Selain itu, dapat juga menyebabkan
atau kebutuhan standar dalam penerapan
terjadinya penyusutan tenaga listrik, tidak
smart grid di Indonesia.
stabilnya tegangan listrik hingga pada
pemadaman aliran listrik yang berakibat
2. TINJAUAN PUSTAKA
seluruh wilayah yang bergantung pada gardu
tertentu akan mengalami black out (Alhanif,
2007). 2.1 Sekilas Tentang Sistem Smart grid.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Sebagai sebuah negara kepulauan, potensi
maka dibutuhkan suatu sistem pengelolaan untuk mengembangkan sumber energi
energi terbarukan yang dapat menyokong kelistrikan berbasis smart grid di Indonesia
penyediaan energi listrik saat ini. Suatu sistem cukup besar. Smart grid merupakan sistem
pengelolaan energi terbarukan yang dapat ketenagalistrikan generasi baru yang dicirikan
menjangkau seluruh pelosok tanah air. Itulah oleh meningkatnya penggunaan komunikasi
sistem desentralisasi listrik, sistem ini dan teknologi informasi dalam pembangkitan,
menggunakan pembangkit listrik berskala kecil distribusi dan konsumsi energi listrik. Ini
yang terdesentralisasi (tersebar) di seluruh merupakan sumber energi kelistrikan dengan
daerah rawan listrik dan membutuhkan konsep terintegrasi dan mengurangi
pasokan listrik yang besar. Saat ini alat untuk ketergantungan terhadap sumber daya alam
mendukung sistem desentralisasi listrik telah yang tidak dapat diperbaharui.
tersedia, misalnya turbin gas mikro, mikro Beberapa organisasi di dunia
hidro dan lain-lain. memberikan definisi yang sedikit berbeda
Sistem desentralisasi tersebut, saat ini mengenai smart grid. Menurut Department of
disebut sebagai sistem mikrogrid yang sangat Energy (DoE) US, smart grid adalah integrasi
gencar dikembangkan karena lebih dari teknologi pembacaan (sensing), metode
memanfaatkan sumber-sumber energi pengendalian, dan komunikasi pada sistem
alternatif lokal tanpa melupakan sumber tenaga listrik yang sudah ada sekarang ini
energi konvensional. Namun suatu pemikiran (Rizqiawan, 2009). Dalam IEC roadmap, smart

148
Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

grid di definisikan sebagai ―electricity network seluruh rantai pasokan listrik, yang
that can intelligently integrate the actions of all memungkinkan komunikasi yang lebih baik
users connected to it – generators, consumers secara real time dari generator ke transmisi
and those that do both – in order to efficiently dan distribusi, sampai ke meter listrik, dan
deliver sustainable, economic and secure bahkan di dalam jaringan pelanggan
electricity supplies” (IEC, 2010). Smart grid (Standards Council of Canada/SCC ,2012).
adalah konsep jaringan cerdas yang dicita-
citakan untuk memenuhi kebutuhan energi 2.2 Skema Dasar Sistem Smart grid.
listrik yang di masa sekarang maupun masa
Teknologi smart grid seperti yang ditunjukkan
mendatang sudah menjadi kebutuhan primer.
pada Gambar 1 terdiri dari jaringan
Dimana komunikasi terjadi dua arah antara
komunikasi, sensor canggih, dan peralatan
produsen listrik serta konsumennya telah
pemantauan, yang mendasari konsep baru
diimplementasikan menggunakan teknologi
pembangkitan dan penyaluran daya. Smart
analog bertahun-tahun lamanya (Rizqiawan,
grid memungkinkan adanya aliran daya dua
2009).
arah, hal ini dikarenakan banyaknya
Menurut Dr. Praba Kundur, Smart grid pembangkitan yang terdistribusi terutama
adalah sebuah jaringan tenaga listrik yang pada wilayah beban. Aliran daya ini perlu
secara cerdas mengintegrasikan tindakan- diatur agar didapatkan kinerja jaringan yang
tindakan seluruh pengguna yang terhubung, efisien dan optimal. Untuk mengatur aliran
seperti: generator, transmisi, dan pelanggan, daya tersebut diperlukan pengaturan pada
yang secara efisien menghasilkan suplai peralatan atau aset-aset yang berada pada
tenaga listrik yang sustainable, economic, dan jaringan, maka dari itu smart grid sangat erat
secure. Komponen pembentuk smart grid kaitannya dengan teknologi komunikasi dan
adalah infrastruktur ketenagalistrikan dan informasi. Pengaturan ini dapat dilakukan
infrastruktur cerdas (teknologi informasi) yang karena smart grid memiliki sistem komunikasi
terintegrasi dalam satu sistem yang kompak. data dua arah (Muqorobin, A, Dkk, 2011).
Terintegrasinya kedua infrastruktur tersebut
memastikan bahwa setiap keputusan yang
diambil dan dieksekusi oleh infrastruktur
tenaga listrik telah melalui proses analisa oleh
kecerdasan buatan yang telah ditetapkan
sebelumnya (Dr. Praba Kundur dalam
Sutrisno, 2013 ).
Definisi yang lain mengenai smart grid
yaitu power system yang memiliki lebih dari
satu sistem transmisi dan distribusi otomatis
dimana kesemuanya beroperasi dengan
terkoordinir, efisien dan reliable. Power system
yang memiliki infrastruktur komunikasi yang
pintar, memberikan kemungkinan adanya flow
Gambar 1 Sistem Smart grid.
informasi yang aman, adaptif dan cepat. Sumber : Muqorobin A Dkk, 2011.
Power system yang mampu mengatasi kondisi
darurat karena dilengkapi denga fitur ―self Metode pengaturan didapatkan
healing‖ serta responsif terhadap perubahan berdasarkan data yang terkumpul pada IT-
supply dan demand. Power system yang based control. Sensor dalam jumlah besar
merupakan kumpulan berbagai teknologi yang digunakan akan terus memantau (real
untuk mengirimkan listrik secara fleksibel, time) data konsumsi energi, data cuaca,
mudah diakses, reliable serta ekonomis. kondis peralatan, dan status operasi. Data
Smart grid merupakan suatu sistem yang dikirim melalui infrastruktur komunikasi dua
mampu untuk memfasilitasi kebutuhan arah dari berbagai titik pemantauan pada
penggunanya, mulai dari pengaturan smart grid menuju pusat kontrol. Data tersebut
distributed generation, manajemen kebutuhan, kemudian digunakan untuk memprediksikan
serta sistem energy storage (Happy Yolanda, apa yang akan terjadi serta untuk
2013). mendapatkan strategi kontrol yang optimal
pada sistem. Secara garis besar smart grid
Dalam Standards Council of Canada
dalam buku ―The Canadian Smart grid memiliki empat bagian besar, yaitu bagian
Standards Roadmap‖, smart grid di definisikan sistem tenaga, bagian kontrol, bagian
komunikasi, dan bagian aplikasi.
sebagai penerapan teknologi dimana sektor
telekomunikasi merupakan pioner utama untuk

149
Jurnal Standardisasi Volume 16 Nomor 2, Juli 2014: Hal 147 - 158

2.3 Keuntungan Penerapan Sistem Smart solusi masalah yang kurang baik sepanjang
grid. jaringan. Perusahaan dan vendor juga tidak
Penerapan sistem smart grid memberikan akan mau berinvestasi untuk mengembangkan
keuntungan-keuntungan bagi penggunanya, peralatan yang mahal dan tidak kompatibel
diantaranya sebagai berikut: pada sistem. Pembuatan aturan untuk
standarisasi memiliki ruang lingkup yang
1. Self healing : Istilah self healing mengacu
sangat luas dan kompleks karena bergantung
pada kemampuan smart grid untuk
terhadap seperti apa visi smart grid
mengantisipasi, mendeteksi dan merespon
sebenarnya. Karena inilah stadarisasi menjadi
terhadap masalah atau gangguan yang
tantangan yang sangat besar. Nilai dari smart
terjadi pada sistem. Menggunakan
grid yang sebenarnya secara langsung
informasi yang dikirim secara realtime oleh
bergantung pada fase perkembangan dan
sensor-sensor yang dipasang di seluruh
implementasi teknologi di lapangan yang
sistem, smart grid dapat secara cepat
meliputi sekuritas, intelejensi, dan interkoneksi
bereaksi untuk mengatasi gangguan yang
penuh pada sistem grid. Hingga saat ini
terjadi. Contohnya bila terjadi gangguan
terdapat banyak standar yang diadopsi oleh
pada suatu sistem distribusi di suatu
perusahaan –perusahaan yang terkait smart
daerah yang mengakibatkan padamnya
grid. Akibatnya, isu standardisasi adalah
listrik di daerah tersebut, maka alat-alat
tantangan yang paling dibahas pada smart
proteksi yang dipasang di daerah tersebut
grid saat ini.
akan mengisolasi gangguan sumber
gangguan sehingga tidak mengakibatkan
pemadaman yang lebih luas ke daerah 2.5 Perkembangan Smart grid di Indonesia.
yang jauh dari sumber gangguan. Di Indonesia saat ini sudah ada demo plant
2. Consumer participation : konsumen lebih (pilot projek) smart microgrid Sumba berada di
tahu bagaimana cara berhemat listrik Desa Billa Cenge, Sumba Barat Daya. Smart
dengan pertimbangan informasi real time grid yang dibuat sebagai pilot percontohan
tentang keadaan sistem. Lebih jauh lagi, mengintegrasikan energi surya, mikro hidro,
bila pelanggan memiliki panel surya atau dan pembangkit diesel dengan tujuan untuk
turbin angin, mereka dapat menggunakan mengurangi penggunaan bahan bakar diesel
sendiri, menyimpan, atau menjual listrik yang banyak digunakan di daerah terpencil
yang dihasilkan kepada produsen. Hal ini seperti di Pulau Sumba. Implementasi smart
dimungkinkan karena tiap-tiap rumah grid akan memberi keuntungan yang lebih
sudah terkoneksi ke dalam sistem secara besar karena jumlah pembangkit terbarukan
dua arah, sehingga listrik tidak hanya dan unit penyimpan yang terdistribusi dan
mengalir dari sistem ke rumah, tapi juga terintegrasi meningkat, efisiensi meningkat,
dari rumah ke sistem. biaya operasional menurun, keandalan
meningkat dan emisi CO2 menurun.
3. High quality power : konsep sistem yang
lebih stabil dimana losses atau rugi-rugi Demo plant smart microgrid di Sumba
bisa lebih dihindari (Pambudi C S, 2013) Barat Daya ini terdapat Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) di Desa Bila Cenge,
Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba
2.4 Tantangan Penerapan Sistem Smart Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT)
grid. merupakan yang terbesar di Indonesia.
Dalam penerapan sistem smart grid, banyak Berbeda dengan PLTS lainnya di tanah air,
tantangan yang dihadapi. Sebagai contoh kapasitas daya total PLTS di Bila Cenge ini
tantangan penerapan sistem smart grid yaitu mencapai 500 KWp dan mampu mengalirkan
di perusahaan Austin Energi dan Xcel Energy listrik untuk sebanyak 1.000 rumah dengan
serta kelompok industri terkemuka seperti daya 500 Watt per rumah.
GridWise Alliance mendapatkan masalah Secara garis besar, pusat kontrol
terkait dengan standardisasi. Pada dasarnya (master controller) berlokasi di Billa Cenge,
smart grid tidak dapat dikatakan ―smart‖ jika mengintegrasikan pembangkit PV
sistem dan teknologi secara independen berkapasitas 500 kWp ke jaringan listrik 20kV
dikembangkan sepihak oleh tiap perusahaan milik PLN yang saat ini didukung oleh dua
karena dapat menghasilkan sistem yang tidak pusat pembangkit listrik tenaga diesel di kota
kompatibel dan tidak didukung oleh sebuah Waikabubak (7 unit kap 4,5 MW) yang
kerangka kerja yang standar untuk komunikasi berjarak 60 km dari pusat kontrol smart micro
antara perangkat. Jika standar belum grid dan di kota Tambolaka (4 unit kap 2,1
ditetapkan, tidak ada jaminan bagi teknologi MW) berjarak 20 km serta pembangkit Micro
smart grid agar dapat plug and play serta Hidro Lokomboro (5 unit) yang berjarak 50 km.

150
Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

Pengendalian smart grid Sumba dilakukan bisa menghasilkan dan menjual listriknya ke
oleh master controller yang terpasang di Bila PLN. Teknologi smart grid ini juga mampu
Cenge bersama Remote Terminal Unit (RTU) mengaturnya. Ini solusi tepat pada era
yang terpasang di setiap sistem pembangkit semakin meningkatnya pemanfaatan berbagai
tersebut (Suara Manado, 2012). energi terbarukan. Untuk mengantisipasi
Komunikasi data antara master fluktuasi keluaran daya pembangkit PV dan
controller dengan seluruh slave controller efiesiensi energi digunakan perangkat smart
(RTU) dilakukan melalui bantuan VSAT storage berkapasitas 500 kWh/hari. Sebagai
(satelit) berhubung kontur wilayah Sumba gambaran, ketika PLTS tidak dapat mensuplay
yang berbukit-bukit. Setiap RTU dilengkapi listrik pada malam hari, maka listrik di suplay
dengan sensor yang digunakan untuk dari baterai yang telah diisi oleh kelebihan
membaca parameter kelistrikan di setiap listrik pada siang hari dari pembangkit listrik
pembangkit seperti tegangan, arus serta mikro hidro.
frekuensi, kemudian RTU mengirimkan data
tersebut ke master controller untuk diolah dan 3. METODE PENELITIAN
dianalisis sebagai dasar dari pengambilan
keputusan. Namun pada kondisi emergency, 3.1 Kerangka Pikir Penelitian.
RTU akan mengambil alih fungsi kendali Penelitian ketersediaan standar dalam
setiap pembangkit dan fasilitas PLTS ini juga mendukung penerapan sistem smart grid di
bisa dikontrol dari Jakarta. indonesia ini mengikuti kerangka pikir sesuai
Di masa depan, masyarakat atau dengan Gambar 2, sebagai berikut:
swasta bukan saja membeli listrik, tapi juga

Gambar 2 Kerangka pikir penelitian.

3.2 Metode Pengumpulan dan Analisa Data Penelitian ini merupakan studi kasus,
Pelaksaaan penelitian ini menggunakan dengan lokasi survey utama di Sumba Barat
metode survei langsung ke objek penelitian Daya Sedangkan analisa data menggunakan
dilanjutkan dengan desk study. Metode metode analisa data deskriptif kualitatif.
pengumpulan data penelitian meliputi 3 bagian Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu
data yaitu data ketersediaan Standar Nasional teknik yang menggambarkan dan
Indonesia (SNI), data ketersediaan Standar menginterpretasikan arti dari data-data yang
Internasional yang meliputi standar dari IEC, telah terkumpul dengan memberikan perhatian
IEEE, ISO, ANSI, DIN, KATS, BSMI, SAC dan dan merekam sebanyak mungkin aspek
JIS. Sedangkan data komponen utama dan situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga
pendukung penerapan sistem smart grid di memperoleh gambaran secara umum dan
ambil dari pilot projek sistem smart grid di menyeluruh tentang keadaan sebenarnya.
Sumba Barat Daya (Pulau Sumba). Menurut M. Nazir (1988) bahwa tujuan

151
Jurnal Standardisasi Volume 16 Nomor 2, Juli 2014: Hal 147 - 158

deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, support maka pelaksanaan sistem ini akan
gambaran atau lukisan secara sistematis, menemui banyak kendala. Komponen sistem
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat- smart grid yang dibahas pada penelitian ini
sifat serta hubungan antar fenomena yang adalah komponen sistem smart grid yang
diselidiki. Pembahasan dan analisa data kajian dgunakan di Pulau Sumba yang merupakan
ini dilakukan untuk tujuan untuk mengetahui pilot projek sistem smart grid. Secara garis
ketersediaan standar dalam penerapan smart besar komponen utama sistem smart grid
grid di Indonesia. dibagi menjadi 6 bagian, sebagai berikut:

3.3 Batasan Penelitian. 4.1 Sistem Photovoltaics (PV).


Batasan dan ruang lingkup penelitian ini yaitu Teknologi PV dapat mengkonversi langsung
objek penelitian adalah pilot projek sistem cahaya matahari menjadi listrik melalui
smart grid di Sumba Barat Daya. Data primer perangkat semikonduktor yang disebut sel
dan sekunder terkait dengan peralatan surya. Teknologi PV dimanfaatkan untuk
produksi dan distribusi sumber energi listrik pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berupa
smart grid dan yang diperoleh dari bulan sistem terpusat (centralized), sistem tersebar
Januari sampai dengan bulan November (stand alone) dan sistem hibrida (hybrid
2013. Sistem smart grid yang dibahas dalam system). Centralized PV system adalah
kajian ini adalah sistem smart grid hanya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang
sampai dengan sistem pengaturan penyaluran mensuplai listrik secara terpusat untuk
beban/distribusi daya listrik. berbagai lokasi/ beban yang bersifat on grid
maupun off grid. Sistem stand alone hanya
mensuplai listrik khusus untuk kebutuhan
4. PEMBAHASAN DAN ANALISA
beban yang tersebar di masing-masing lokasi
dan bersifat off grid. Komponen dan
Komponen sistem smart grid menjadi sangat
ketersediaan standar sistem photovoltaic
penting untuk menunjang pelaksanaan sistem
dapat dilsajikan pada Tabel 1.
tersebut. Tanpa adanya peralatan dan
komponen pendukung yang baik dan saling
Tabel 1 Komponen dan ketersediaan standar pada sistem photovoltaic.
Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama) (Komponen Pendukung)
1 PV module Bypass diode Diperoleh 18 SNI dan 114
2 Combiner box Fuse 1000 V, 2 A standar internasional dan luar
Blocking diode 1000 V, 6 A negeri yang meliputi IEC, IEEE,
MCB 1000 V, 20 A DIN, KATS, BSMI, SAC dan JIS
Arrester (daftar lengkap terlampir).
2
Kabel input NYAF 1 x 2,5 mm , output
2
NYAF 1 x 35 mm
3 Collection box Terminal dan Busbar (Dcbus 300 A)
Kabel input NYAF 1 x 35 mm2 , output
NYAF 1 x 70 mm2
4 Inverter Grid Connected Trafo isolasi
Display / HMI
Proteksi over/low voltage
Anti-islanding
Over heating protection
Lighting protection
Kabel input NYAF 1 x 70 mm2 , output
NYY 4 x 95 mm2.
5 Support PV module
6 Sistem Grounding
Sumber : data diolah, 2013.

4.2 Sistem Baterai. alat penyimpan sumber daya yang telah


Baterai adalah obyek kimia penyimpan arus diproduksi baik dari energi listrik dengan
listrik. Baterai merupakan suatu alat penting bahan baku/bakar minyak solar (BBM);
yang sangat membantu di dalam sistem smart sumber energi matahari, sumber energi angin,
grid. Dalam hal ini fungsi baterai yaitu sebagai sumber energi batubara, sumber energi air,

152
Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

sum, berenergi angin dan lain-lain sumber listrik diberikan kepada baterai, discharging
energi yang dijadikan sebagai sumber adalah pada saat energi listrik diambil dari
pembangkit energi untuk kepentingan baterai. Satu cycle adalah charging dan
pembangkitan energi listrik. Dalam sistem discharging. Dalam sistem solar cell, satu hari
solar cell, energi listrik dalam baterai dapat merupakan contoh satu cycle baterai
digunakan pada malam hari dan hari dimana (sepanjang hari charging, malam digunakan/
kondisi minim sinar matahari (mendung). discharging).
Karena intensitas sinar matahari bervariasi Spesifikasi teknis baterai yang
sepanjang hari, baterai memberikan energi digunakan pada sistem smart grid di Sumba
yang konstan. Barat Daya adalah baterai Vanadium Redox
Baterai tidak seratus persen efisien, dengan kapasitas energi 500 kWh dan
beberapa energi hilang seperti panas dari kapasitas daya 400 kW. Sedangkan
reaksi kimia, selama charging dan komponen dan ketersediaan standar sistem
discharging. Charging adalah saat energi baterai disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Komponen dan ketersediaan standar pada sistem baterai.


Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama ) (Komponen Pendukung)
1 Bateray Tank module Diperoleh 7 SNI dan 28 standar
Stack module internasional dan luar negeri yang meliputi
Pompa IEC, IEEE, DIN dan JIS (daftar lengkap
Panel terlampir).

SCADA / BCR (Bateray


2
Charge Regulator)

Power Converter System


3
(PCS)
4 Bidirectional inverter Trafo isolasi
Display / HMI
Proteksi over/low voltage
Anti-islanding
Over heating protection
Lighting protection

Kabel input NYAF 1 x 70 mm2 ,


output NYY 4 x 95 mm2
Sumber : data diolah, 2013.

4.3 Sistem Kontrol dan Energy Secara garis besar, pusat kontrol
Management System (EMS). (master controller) pilot projek sistem smart
Sistem kontrol (control system) adalah proses grid di Sumba Barat Daya berlokasi di Billa
pengaturan atau pengendalian terhadap satu Cenge, mengintegrasikan pembangkit PV
atau beberapa besaran (variabel atau berkapasitas 500 kWp ke jaringan listrik 20kV
parameter) sehingga berada pada suatu milik PLN yang saat ini didukung oleh dua
harga atau range tertentu. Sedangkan Energy pusat pembangkit listrik tenaga diesel di kota
Management System (EMS) merupakan Waikabubak (7 unit kap 4,5 MW) yang
inovasi perpaduan antara hardware dan berjarak 60 km dari pusat kontrol smart micro
software yang dapat menghemat sampai grid dan di kota Tambolaka (4 unit kap 2,1
dengan 30% dari pengguna energi listrik yang MW) berjarak 20 km serta pembangkit Micro
digunakan konsumen. EMS bekerja sebagai Hidro Lokomboro (5 unit) yang berjarak 50 km.
dinamis kontrol di dalam ruang lingkup Pengendalian smart grid Sumba dilakukan
aplikasi dan kondisi yang luas, alat ini oleh master controller yang terpasang di Bila
diterapkan secara custom made order yang Cenge bersama Remote Terminal Unit (RTU)
disesuaikan dengan masing-masing kasus yang terpasang di setiap sistem pembangkit
yang dihadapi konsumen. EMS dapat tersebut (Suara Manado, 2012). Secara garis
mengatur jumlah daya yang dibutuhkan besar komponen dan ketersdiaan standar
secara tepat guna dalam waktu yang sangat sistem kontrol dan Energy Management
singkat. System (EMS) disajikan pada Tabel 3.

153
Jurnal Standardisasi Volume 16 Nomor 2, Juli 2014: Hal 147 - 158

Tabel 3 Komponen dan ketersediaan stadar pada sistem kontrol dan EMS.
Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama ) (Komponen Pendukung)
1 Master Control Station Master Controller Diperoleh 7 SNI dan 93 standar
Engineering Workstation internasional dan luar negeri yang
Operator Workstation meliputi IEC, IEEE, DIN, KATS, JIS,
HMI software ANSI dan ISO (daftar lengkap
SCADA terlampir).
UPS System
Hub Switch
Antena / modem
2 Slave Controller Alat ukur / sensor (I VA , I Var ,V & f)
Photovoltaic Substation Panel RTU (Remote Terminal Unit)
Relay proteksi
SCADA
Antena / modem
3 Slave Controller Alat ukur / sensor (I VA , I Var ,V & f)
Storage Substation Panel RTU (Remote Terminal Unit)
Relay proteksi
SCADA
4 Slave Controller Genset Alat ukur / sensor
Substation (I VA , I Var ,V & f)
Panel RTU (Remote Terminal Unit)
Alarm
SCADA
Relay
Antena/Modem
5 Slave Controller Alat ukur / sensor (I VA , I Var ,V & f)
Microhydro Substation Panel RTU (Remote Terminal Unit)
Alarm
SCADA
Antena/modem
6 Slave Controller Load ( Motorized LBS
beban 1 ) Alat ukur / sensor (I VA , I Var ,V & f)
Panel RTU (Remote Terminal Unit)
Alarm
SCADA
Antena/modem
Sumber : data diolah, 2013.

4.4 Sistem Komunikasi. mendukung kebutuhan komunikasi data


Jaringan komputer dan komunikasi data tersebut, teknologi dan arsitektur komunikasi
memainkan peranan penting dalam sistem masa depan harus dapat memberikan
smart grid. Sistem komunikasi yang digunakan informasi data real time pada saat sistem
harus mempunyai kecepatan yang memadai, membutuhkannya. Selain itu, jaringan di masa
mempunyai dua arah komunikasi, dan depan membutuhkan protokol dan standar,
terintegrasi secara penuh sehingga sehingga memudahkan dalam
menjadikan smart grid begitu dinamis dan implementasinya.
interaktif untuk pertukaran data dan daya Pilot projek sistem smart grid di Sumba
secara real time. Barat Daya mempunyai sistem komunikasi,
Dengan pengukuran real time dan dimana data antara master controller dengan
berkecepatan tinggi, proteksi dan aksi kontrol seluruh slave controller (RTU) dilakukan
yang sesuai dapat dilakukan untuk menjamin melalui bantuan VSAT (satelit) berhubung
keandalan sistem saat terjadi gangguan. kontur wilayah Sumba yang berbukit-bukit.
Penyaluran dan akuisisi informasi secara luas, Setiap RTU dilengkapi dengan sensor yang
real time, dan cepat merupakan kunci digunakan untuk membaca parameter
pengontrolan dan optimasi operasi sistem kelistrikan di setiap pembangkit seperti
tenaga pada wilayah yang luas. Untuk tegangan, arus serta frekuensi, kemudian RTU
mengirimkan data tersebut ke master

154
Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

controller untuk diolah dan dianalisis sebagai standar sistem komuniksi smart grid dapat
dasar dari pengambilan keputusan. Secara dilihat pada Tabel 4.
garis besar, komponen dan ketersediaan
Tabel 4 Komponen dan ketersediaan standar pada sistem komunikasi.
Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama ) (Komponen Pendukung)
1 Telecomunication option : Diperoleh 15 standar internasional dan luar
VSAT Antena negeri yang meliputi IEC, DIN dan SAC
Modem (daftar lengkap terlampir).
GPRS Modem
Radio link Antena
Tower
Modem
Sumber : data diolah, 2013.

4.5 Sistem Genset (Biodisel). arah penyebaran medan magnet. Hal ini
Genset atau kepanjangan dari generator set mengakibatkan terjadinya beda potensial antar
adalah sebuah perangkat yang berfungsi ujung-ujung kumparan sehingga menghasilkan
menghasilkan daya listrik. Disebut sebagai energi listrik (Hamam, 2013).
generator set dengan pengertian adalah satu Spesifikasi teknis sistem genset
set peralatan gabungan dari dua perangkat (biodiesel) pada pilot projek sistem smart grid
berbeda yaitu engine dan generator atau di Sumba Barat Daya yaitu kapasitas 2 x 135
alternator. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip kVA dengan dilengkapi Electric Governor,
percobaan dari Faraday (seorang ilmuwan), remote start dari Smart MicroGrid Controller
yang mana terdapat perputaran magnet atau dan synchronizer. Secara garis besar,
kumparan. Pada saat magnet dalam komponen dan ketersediaan standar sistem
kumparan digerakkan akan terjadi perubahan genset (Biodisel) disajikan pada Tabel 5.
pada fluks gaya magnet atau perubahan pada
Tabel 5 Komponen dan ketersediaan standar sistem genset (biodisel).
Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama ) (Komponen Pendukung)
1 Genset Tangki bahan bakar Diperoleh 7 SNI dan 19 standar internasional
Remote start-stop dan luar negeri yang meliputi IEC, DIN dan
2 Panel Schyncronizer - SAC (daftar lengkap terlampir).
Sumber : data diolah, 2013.

4.6 Sistem Micro Hydro. yang berasal dari putaran poros turbin akan
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro generator. Perbedaan antara Pembangkit
(PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro
skala kecil yang menggunakan tenaga air terutama pada besarnya tenaga listrik yang
sebagai tenaga penggeraknya seperti saluran dihasilkan, PLTA dibawah ukuran 200 KW
irigasi, sungai atau air terjun alam dengan digolongkan sebagai mikrohidro. Dengan
cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok
jumlah debit air. Mikrohidro merupakan untuk menjangkau ketersediaan jaringan
sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang energi listrik di daerah-daerah terpencil dan
berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara pedesaan (Wikipedia, 2013).
teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen Spesifikasi Teknis sistem mikro hydro
utama yaitu air (sebagai sumber energi), turbin smart grid di Sumba Barat daya adalah
dan generator. Mikrohidro mendapatkan dengan kapasitas 1 x 800 kW, kapasitas : 2 x
energi dari aliran air yang memiliki perbedaan 500 kW dan kapasitas : 2 x 250 kW. Secara
ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro garis besar komponen dan ketersediaan
memanfaatkan energi potensial jatuhan air standar sistem mikro hydro disajikan pada
(head). Semakin tinggi jatuhan air maka Tabel 6.
semakin besar energi potensial air yang dapat
diubah menjadi energi listrik. Air dialirkan
melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah
pembangkit yang pada umumnya dibagun di
bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin
atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik

155
Jurnal Standardisasi Volume 16 Nomor 2, Juli 2014: Hal 147 - 158

Tabel 6 Komponen utama dan pendukung Micro Hydro.

Peralatan Peralatan
No Ketersediaan Standar
(Komponen Utama ) (Komponen Pendukung)
Diperoleh 9 SNI dan 36 standar internasional
1 Turbin air - dan luar negeri dari IEC dan IEEE (daftar
lengkap terlampir).
Sumber : data diolah, 2013.

5. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini Alhanif, E. (2007). Langkah Strategis Mengatasi
yaitu sistem smart grid di pilot projek Sumba Krisis Energi Listrik. Diakses 1 Desember
Barat Daya mempunyai 6 komponen utama yaitu 2013 dari
sistem photovoltaic, sistem baterai, sistem http://inparametric.com/bhinablog/downloa
kontrol dan Energy Management Systems d/factor_analysis_patria.pdf.
(EMS), sistem komunikasi, sistem genset
American National Standard Institute (ANSI).
(biodisel) dan sistem micro hydro. Ketersediaan
(2013). Daftar Standar ANSI Sistem Smart
standar sistem photovoltaic yaitu 18 SNI dan 114
grid. Diakses tanggal 1 April 2013 dari
standar internasional dan standarmanca negara
http://webstore.ansi.org/.
(IEC, IEEE, DIN, KATS, BSMI, SAC dan JIS).
Ketersediaan standar sistem baterai yaitu 7 SNI Aprilianto C. (2013). Mendorong Rasio
dan 28 standar internasional dan mancanegara Elektrifikasi demi Pemerataan
(IEC, IEEE, DIN dan JIS). Ketersediaan standar Pembangunan. Diakses 1 November 2013
sistem kontrol dan Energy Management Systems dari http://migasreview.com/mendorong-
(EMS) yaitu 7 SNI dan 93 standar internasional rasio-elektrifikasi-demi-pemerataan-
dan mancanegara (IEC, IEEE, DIN, KATS, JIS, pembangunan.html.
ANSI dan ISO). Ketersediaan standar sistem Bureau of Standards, Metrology and Inspection
komunikasi yaitu 15 standar internasional dan (BSMI). (2013). Daftar Standar DIN Sistem
mancanegara (IEC, DIN dan SAC). Ketersediaan Smart grid. Diakses tanggal 1 April 2013
standar sistem genset (biodisel) yaitu 7 SNI dan dari
19 standar internasional dan mancanegara (IEC, http://www.cnsonline.com.tw/?node=searc
DIN dan SAC). Sedangkan ketersediaan standar h&locale=en_US.
untuk sistem micro hydro yaitu 9 SNI dan 36 Deutsches Institut für Normung (DIN). (2013).
standar internasional dan manca negara (IEC Daftar Standar DIN Sistem Smart grid.
dan IEEE). Diakses tanggal 1 April 2013 dari
Rekomendasi yang dapat disampaikan http://www.din.de/cmd?level=tpl-
dari hasil kajian ini yaitu memperhatikan sumber- home&contextid=din.
sumber energi yang ada dan kondisi wilayah Epsdin. (2007). Langkah Strategis Mengatasi
Indonesia yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau- Krisis Energi Listrik. Diakses 1 Desember
pulau besar dan kecil, maka sistem smart grid ini 2013 dari
sangat cocok dikembangkan di Indonesia. http://epsdin.wordpress.com/2007/06/23/la
Mengingat pentingnya sistem smart grid untuk ngkah-strategis-mengatasi-krisis-energi-
masa depan elektrifikasi di Indonesia, diusulkan listrik/.
kepada pemerintah melalui Badan Standardisasi
Nasional (BSN), dapat mendukung dengan Korean Agency for Technology and Standards
membentuk panitia teknis atau sub panitia teknis (KATS). Daftar Standar KATS Sistem
Smart grid. Diakses tanggal 1 April 2013
perumusan SNI khusus untuk ―sistem smart
grid‖. Pemerintah melalui Badan Standardisasi dari
http://www.kats.go.kr/english/com/search_
Nasional (BSN) dan instansi teknis terkait dapat
mengembangkan SNI terkait sistem smart grid ks.asp?OlapCode=ATSU27.
dengan mengacu pada standar-standar Institute of Electrical and Electronics Engineers
internasional hasil identifikasi dari penelitian ini. (IEEE). (2013). Daftar Standar IEEE
Sistem Smart grid. Diakses tanggal 1 April
2013 dari http://standards.ieee.org/.
International Electrotechnical Commission (IEC).
(2010). IEC Smart grid Standardization
Roadmap. Geneva - Switzerland.
156
Ketersediaan Standar Dalam Mendukung Penerapan Sistem Smart Grid di Indonesia
(Danar Agus Susanto dan Bendjamin B. Louhenapessy)

International Electrotechnical Commission (IEC). http://www.sac.gov.cn/SACSearch/outlinet


(2013). Daftar Standar IEC Sistem Smart emplet/gjbzcx_en.jsp.
grid. Diakses tanggal 1 April 2013 dari Sutrisno. (2013). Strategi Implementasi Smart
http://webstore.iec.ch/?ref=menu. grid di PT. PLN Batam Dengan
International Organization for Standardization. Optimalisasi Aplikasi Teknologi Informasi
(2013). Daftar Standar ISO Sistem Smart dan Komunikasi (ICT). Batam.
grid. Diakses tanggal 1 April 2013 dari Suara Manado. (2012). Smart Micro Grid :
http://www.iso.org/iso/home/store/catalogu Saatnya Mencari Sumber Energi ke
e_ics.htm. Pembangkit Energi Terbarukan. Diakses 1
Hamam. (2013). Prinsip kerja dan instalasi November 2013 dari
Genset. Diakses 1 November 2013 dari http://sg.suaramanado.com/berita/nasional
http://hamamww.ngeblog.ittelkom.ac.id/20 /lain-lain/2012/06/4655/saatnya-mencari-
13/09/15/prinsip-kerja-dan-instalasi- sumber-energi-ke-pembangkit-energi-
genset/. terbarukan.
Happy Yolanda, H. (2013) . Materi Presentasi Wikipedia. (2013). Mikrohidro. Diakses 1
Smart grid. Jakarta. November 2013 dari
Japanese Industrial Standards (JIS). (2013). http://id.wikipedia.org/wiki/Mikrohidro.
Daftar Standar JIS Sistem Smart grid.
Diakses tanggal 1 April 2013 dari
http://www.webstore.jsa.or.jp/webstore/JIS
/SearchEn.jsp.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
(2012). Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional 2012 – 2031. Jakarta.
Muqorobin, A Dkk. (2011). Smart grid Untuk
Jaringan Listrik Masa Depan. Diakses 1
November 2013 dari http://kuliah-juga-
ibadah.blogspot.com/2011/10/smart-grid-
untuk-jaringan-listrik-masa.html.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian, Cetakan
Ketiga. Penerbit Ghalia. Indonesia.
Pambudi, C S. (2013). Teknologi Jaringan Pintar
(Smart grid). Diakses 1 November 2013
dari http://www.pantonashare.com/4380-
teknologi-jaringan-pintar-smart-grid.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Ketenagalistrikan dan Energi Baru
Terbarukan (P3TKEBT - KESDM). (2012).
Photovoltaik. Diakses 1 November 2013
dari
http://www.p3tkebt.esdm.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=377
&Itemid=486&lang=en.
Rizqiawan, A. (2009). Smart grid: Menuju masa
depan. Diakses 1 Desember 2013 dari
http://konversi.wordpress.com/2009/11/08/
smart-grid-menuju-masa-depan/.
Standardization Administration of China (SAC).
(2013). Daftar Standar SAC Sistem Smart
grid. Diakses tanggal 1 April 2013 dari

157

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai