Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

MULTY UTILITY SERVICE INFRASTRUCTURE (MUSI) BERBASIS OPLC UNTUK


IMPLEMENTASI SMART GRID COMMUNICATION NETWORK

Ceceng Muhaemin 1
1
Unversitas Mercubuana, Jakarta, cengasy@gmail.com

Abstrak - Lahirnya konsep Smart Grid tidak lepas dari issue global terkait dampak lingkungan hidup
akibat penggunaan energy berbahan fosil secara massif yang semakin hari cadangan energy yang
tersimpan akan habis dalam beberapa tahun kedepan dan diperlukan sumber energy baru yang
terbarukan (non fosil). Implementasi Smart Grid sudah banyak di terapkan dibeberapa negara,
termasuk di Indonesia, konsep Smart Grid dan prototipe sudah diimplementasikan dibeberapa kota
walau populasinya belum banyak. Pilar utama selain listrik, dalam konsep Smart Grid ini adalah
komunikasi dan IT, dimana diperlukan komunikasi dua arah antar mesin dan saling terintegrasi antar
grid. Pada kanvas ini diusulkan konsep MUSI (Multy Utility Service Infrastructure) sebagai media
komunikasi dalam implementasi Smart Grid dengan menggunakan jenis kabel OPLC (Optical Low
Composite Cable), dimana dua infrastruktur yang berbeda menjadi satu konsep. Pada pembahasan ini
metode yang digunakan adalah studi literature, pengamatan dan data, ondesk survey, analisa
keekonomian (techno economy) dan pengambilan kesimpulan. Hasil dari analisa finansial yang
dilakukan bahwa dengan menggunakan model MUSI yang diajukan, NPV dengan MARR 20%
didapatkan nilai positif, dan IRR sekitar 34%, sementara jika dilakukan dengan metode konvensional,
NPV dengan MARR 20% didapatkan nilai negatif, dan IRR dibawah 0% (negatif).

Kata kunci : IRR, MUSI, NPV, OPLC, Smart Grid.

seminimal mungkin dan memanfaatkan


PENDAHULUAN sumber energi baru dan terbarukan serta
Pertumbuhan penduduk [1], Pertumbuhan meminimalisir emisi karbon [8]. Smart Grid
ekonomi [2][3], dan Pertumbuhan teknologi dapat diartikan sebagai sistem komputerisasi
informasi atau penggunaan internet [4] ikut Jaringan utilitas listrik yang Cerdas. Sistem ini
andil dalam pertumbuhan penggunaan listrik mumumnya menggunakan teknologi
dari tahun ke tahun yang terus meningkat, rata- komunikasi digital dua arah yang dihubungkan
rata pertahun naik 6% [5] . Dengan dengan grid [8]. Setiap perangkat dalam
meningkatnya permintaan sambungan listrik Jaringan dipasang sensor yang fungsinya
secara umum ternyata menyebabkan cadangan adalah untuk pengumpulan data (power meter,
energy dunia semakin menipis hampir sensor tegangan, detector kesalahan dll),
sebagain pembangkit yang ada di dunia dan ditambah perangkat digital komunikasi dua
khususnya di indonesia 95% dihasilkan dari arah komunikasi antara perangkat yang
sumber energy fosil [6] dan diperkirakan dipasang dilapangan dan pusat kendali operasi
cadangan energy fosil ini akan habis dalam Jaringan [8]. Masalah selanjutnya yang timbul
beberapa tahun kedepan terutama cadangan dalam melakukan implementasi Smart Grid
minyak bumi indonesia akan habis pada tahun kedepan adalah terkait media komunikasi yang
2023 [6]. Penggunaan energy fosil secara menghubungkan antar dua mesin yang dapat
massif juga berdampak terhadap lingkungan berkomunikasi secara efektif, efisien dan
dan perubahan iklim, terutama menipisnya terjamin kehandalan dan keamanannya. Dalam
emisi CO2 dan ini menjadi issue global [7]. konsep Smart Grid infrastruktur sistem
Mengurangi emisi gas rumah kaca untuk komunikasi ini menjadi aspek yang penting
mencegah bencana akibat perubahan iklim selain infrastruktur Jaringan ketenagalistrikan
menjadi proses yang sulit dan mahal [8]. Perlu [9]. Pada penelitian ini akan dikaji terkait
adanya sistem yang bisa memberikan solusi aspek dukungan infrastruktur Jaringan
dari permasalahan global diatas, salah satunya komunikasi dalam implementasi Smart Grid
adalah konsep Smart Grid. Dalam konsep untuk PT. PLN (Persero) ditinjau dari
Smart Grid, penggunaan energy diusahakan
Vol. 8 No.1 Januari 2017 32
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

keekonomian dan benefitnya untuk anak METODOLOGI


perusahaan dibidang telco services.
Penelitian dilakukan dengan metode scientific.
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut :
Mulai
Penelitian

Pengamatan Study
dan Fakta Literatur
Batasan Akhir
Parameter Penelitian
Perumusan
Masalah

Pengumpulan Analisa Pengujian Validasi


Kesimpulan
Data Keekonomian Hipotesis Hipotesis

Gambar 1.1 Flowchart Penelitian


LANDASAN TEORI dua arah yang dihubungkan dengan grid.
Smart Grid Setiap perangkat dalam jaringan dipasang
Sebuah Smart Grid adalah jaringan listrik yang sensor yang fungsinya adalah untuk
menggunakan teknologi canggih digital dan pengumpulan data (power meter, sensor
lainnya untuk memonitor dan mengelola tegangan, detektor kesalahan, dll.), ditambah
transportasi listrik dari semua sumber perangkat digital komunikasi dua arah
pembangkit untuk memenuhi memvariasikan komunikasi antara perangkat yang dipasang di
kebutuhan listrik dari pengguna akhir. Smart lapangan dan pusat operasi jaringan. Kunci
Grid mengkoordinasikan kebutuhan dan dari sistem Smart Grid adalah teknologi
kemampuan semua generator, operator otomatisasi yang memungkinkan penyesuaian
jaringan, pengguna akhir dan pemangku utilitas dan mengontrol setiap perangkat.
kepentingan pasar listrik untuk Dengan teknologi Smart Grid, para pengguna
mengoperasikan semua bagian sistem seefisien energi akan mendapatkan informasi yang lebih
mungkin, meminimalkan biaya dan dampak baik tentang penggunaan energi mereka selain
lingkungan sekaligus memaksimalkan itu juga perusahaan listrik negara dapat
keandalan sistem, ketahanan dan stabilitas memenuhi kebutuhan energi listrik pelanggan
[10]. Smart Grid dapat diartikan sebagai dengan cara yang lebih efisien [8]. Berikut
sistem komputerisasi jaringan utilitas listrik disampaikan gambaran komparasi antara
yang cerdas. Sistem ini umumnya pengelolaan power sistem secara tradisional
menggunakan teknologi komunikasi digital dengan konsep Smart Grid sesuai tabel 2.1.
Tabel 2.1. Perbandingan antara Pengelolaan power tradisional VS konsep Smart Grid

Dibandingkan dengan jaringan listrik meningkatkan penggunaan energi melalui: (1)


tradisional, Smart Grid unggul dalam banyak umpan balik energi untuk pengguna ditambah
aspek. Secara singkat, Smart Grid dapat dengan informasi real-time dan dari pengguna

Vol. 8 No.1 Januari 2017 33


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

status konsumsi energi untuk mengurangi dalam konsep Smart Grid. Pada bagian ini
penggunaan energi; (2) real-time respon dibahas terkait requirement dan media
permintaan dan manajemen strategi untuk komunikasi yang tepat untuk mendukung
menurunkan permintaan puncak dan beban sistem Smart Grid ini. Secara teknologi media
keseluruhan melalui alat kontrol dan komunikasi dimaksud dibagi menjadi 2
mekanisme penyimpanan energi; (3) kategori teknologi, pertama teknologi
mengintegrasikan energi terbarukan dan energi komunikasi menggunakan kabel, dan
penyimpanan dalam jaringan listrik, sekaligus teknologi menggunakan wireless [13].
mengoptimalkan penggunaan dan kontribusi Teknologi yang menggunakan kabel
terhadap layanan sistem dan pasar penjualan diantaranya adalah PLC (power line
seluruh mereka; (4) mempromosikan inovasi, communication), Fiber optic kabel, Digital
produk dan layanan yang terkait dengan Subscriber Lines (DSL). Requirement dan
memuat penanganan energi baru, dan (5) aplikasi penggunaanya dapat dilihat pada
mengantisipasi pemadaman [11]. lampiran tabel 2.2. Sementara teknologi yang
menggunakan wireless diantaraya adalah :
Smart Grid Application WPAN, Wifi, Wimax, 3G/4G/Celluar dan
Dalam penelitian [12] dijelaskan bahwa Smart satellite gambaran jelasnya terkait teknologi
Grid ini merupakan the next generation ini dapat dilihat pada lampiran tabel 2.3. Dari
electric grid diantaranya adalah sbb : segi Jaringan arsitekturnya Jaringan
komunikasi dibagi atas tiga bagian, pertama
a. AMI (Advenced Metering Infrastructure) Jaringan akses ke pelanggan yang dinamakan
b. DER (Distributed energy resources) HAN (Home Area Network), kedua Jaringan
c. SMG (Smart Micro-Grid) distribusi Neighborhood Area Networks
d. V2G (Vehicle-to-grid) (NAN), ketiga Jaringan inti yakni Wide Area
Network (WAN) [14]. Secara requirement
umum, implementasi Smart Grid
Smart Grid Communication
communication ini harus memperhatikan
Selain Jaringan listrik, peran media beberapa aspek diantaranya terkait masalah
komunikasi juga menjadi penting terutama security, reliability dan Quality of Service
terkait infrastruktur yang akan mendukung (QoS) [9].
komunikasi dua arah mechine to mechine

Gambar 2.1 Multilayer structure across the Smart Grid

Dilihat dari beberapa requirement umum media komunikasi fiber optic murah, pada
diatas, pada penelitian ini akan fokus pada pembahasan ini mencoba untuk mencari solusi
media komunikasi teknologi fiber optic agar implementasi Smart Grid ini secara teknis
dimana karakter fiber optic mempunyai bisa handal dan secara ekonomi bisa lebih
kehandalan yang sudah teruji, dan qualitas efisien. Teknologi yang diteliti pada penelitan
service yang baik, sementara terkait ini mencoba untuk menggabungkan dua
keamanannya bisa terjamin karena end to end Jaringan yang berbeda menjadi satu konsep,
fiber optic, mulai dari Jaringan WAN, NAN yakni penggabungan kabel power sebagai
dan HAN. Walau secara harga menggunakan Jaringan lisriknya dengan kabel optic sebagai
Vol. 8 No.1 Januari 2017 34
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

media komunikasi dua arah yang


menghubungkan mechine to mechine,
teknologi ini dinamakan OPLC (Optical Low
Composite).

OPLC
Teknologi fiber optic semakin berkembang
dengan adanya perpaduan antara kabel power
untuk penghandar listrik dengan kabel fiber
optic untuk kebutuhan komunikasi, teknologi
ini dinamakan Power Fiber To The Home Gambar 2.2 Typical structures of OPLC
(PFTTH), dimana dengan menggunakan Fiber cables
Optik Composite tegangan rendah kabel Teknologi PFTTH dapat digunakan untuk
(OPLC), Power Fiber to The Home (PFTTH) beberapa kegunaan seperti penerapan dalam
menyadari transmisi energi dan informasi konsep IoT yang menghubungkan manusia ke
melalui kabel yang sama akan membawa manusia, mesin ke mesin, atau manusia
dampak efisiensi dan efektif. Oleh karena itu, kemesin, seperti yang terlihat pada figure 8,
PFTTH adalah pilihan utama untuk PFTTH dapat diaplikasikan dalam sistem
membangun jaringan pemanfaatan Smart Grid AMI, triple play, smart home, Smart Grid, EV
atau smart meter yang mengintegrasikan charding, dan komunitas lainnya.
antara industri energi dan industri informasi
yang tidak hanya akan memenuhi kebutuhan
pasokan tenaga listrik dari Smart Grid, tetapi
juga memenuhi persyaratan keragaman
pengguna termasuk penyedia layanan dan
pelanggan perumahan untuk melayani layanan
informasi dan komunikasi seperti internet, tv,
telepon [15] [16] [17] [18] [19].
Serat optik komposit kabel tegangan rendah,
disebut sebagai OPLC, adalah jenis baru dari
kabel, yang mencampur Unit serat optik di
kabel listrik tegangan rendah tradisional, kabel
memiliki kemampuan transmisi ganda untuk
kedua listrik tegangan rendah dan komunikasi
Gambar 2.3 PFTTH Application
optik. Hal ini terutama digunakan untuk
tegangan yang sama dan di bawah 0,6 / 1.0kV
Kabel OPLC dengan unit optik struktur tabung
[19].
longgar kering memiliki kinerja mekanik dan
Ada dua type jenis PFTTH, yang pertama optik yang lebih baik, dan dengan demikian
adalah OPLC (Optical Fiber Composite Low- dapat diusulkan. Kabel OPLC telah digunakan
voltage Cable) untuk tegangan rendah (TR- dalam proyek percontohan PFTTH di Cina dan
220V), dan OPPC (Optical Phase Conductor) berhasil [19], serta sudah diaplikasikan dan
untuk tegangan menengah (TM 10 kV) [18]. diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya
[16][17][18].

PEMBAHASAN INOVASI

Pengamatan Fakta dan Data


Berdasarkan pengamatan fakta dan data yang
didapatkan bahwa, PT PLN (Persero) sejak
tahun 1980 sudah menggelar Jaringan
komunikasi berbasis fiber optic dari project

Vol. 8 No.1 Januari 2017 35


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

JOWTS yang kemudian menjadi cikal bakal area Jaringan FO. Setelah sukses
lahirnya anak usaha dibidang telco services mengkoneksikan dari mulai pembangkit dan
yang dibentuk dan didirikan untuk mengelola Gardu Induk serta sampai ke Jaringan
Jaringan komunikasi PLN pada tahun bulan distribusi PLN end to end menggunakan fiber
oktober tahun 2000, yang kini mengelola optic terutama di wilayah jawa bali, kedepan
Jaringan fiber optic ribuan kilo meter milik dengan adanya teknologi OPLC PLN dan anak
PLN dan kapasitas lebihnya dikelola untuk perusahaannya tersebut dapat mengkoneksikan
kebutuhan bisnis anak perusahaan tersebut. sampai ke akses yakni end to end Jaringan
Jaringan eksisting fiber optic dan sistem sampai ke pelanggan menggunakan Fiber
ketenagalistrikan dapat dilihat pada gambar Optic untuk kebutuhan smart meter atau
3.1. implementasi Smart Grid, hirarki Jaringan
listrik dan komunikasi dapat dilihat pada
Jaringan Fiber Optic sejak awal berdiri sampai gambar 3.2.
sekarang terus berupaya menambah perluasan

Gambar 3.1 Jaringan Eksisting Fiber Optik dan Sistem Ketenagalistrikan

Gambar 3.2 Hirarki Jaringan Listik dan Jalur Komunikasi


Multi Utility Service Infrastructure (MUSI) implementasikan di indonesia khususnya di
PLN untuk konsep Smart Grid atau smart
MUSI merupakan konsep yang di ajukan meter, dimana PLN mempunyai anak
dalam penelitian ini, dimana konsep ini perusahaan yang bergerak dibidang teleco
menggabungkan dua infrastruktur yang services. Dilihat dari segi teknis dan
berbeda menjadi satu dengan teknologi yang di kehandalannya, sesuai yang sudah di
usung adalah teknologi OPLC (Optical Power implementasikan di china, maka kabel jenis ini
Low Composite) yang sudah dibahas diatas, dapat di rekomendasikan untuk kebutuhan
dimana jenis kabel ini sangat cocok di Jaringan Smart Grid dan kapasiatas lebihnya
Vol. 8 No.1 Januari 2017 36
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

dapat di manfaatkan oleh anak usaha untuk bisnisnya.


kebutuhan bisnis yang selama ini menjadi core

Gambar 3.3. Penggabungan dua jenis kabel menjadi satu (MUSI Concept)
Pada bahasan kali ini, sesuai ruang lingkup dengan plan dari PLN untuk menerapkan
masalah yang diajukan, kami melakukan smart meter dikawasan industri, residensial,
penelitan berdasarkan asumsi dan perkiraan. apartemen dan pelanggan bisnis lainnya untuk
Lokasi yang dipilih adalah segment residensial menjadi prioritas.
atau perumahan, dimana asumsi ini sesuai

Gambar 3.4. Multi Utility Service Infrastructure (MUSI)

Area Penelitian konsep luxurious resort dengan beragam


keunikan dan fasilitas lengkap yang akan
Lokasi penelitian yang kami pilih adalah membuat penghuni menjadi “feel at home”
Vimala View Resort Condominium yang serta dapat menikmati pemandangan alam
berlokasi di Bogor Jawa Barat. Vimala Hills yang sangat memukai setiap harinya, seperti
Bogor merupakan project Villa & Resort dari pemandangan Gunung Pangrango ataupun
Agung Podomoro Land dengan total luas tanah pemandangan Gunung Salak dan Gunung
mencapai +- 100 hektar dengan cluster Geulis (www.vimalahills.com).
sejumlah 11. Kompleks Vimala Hills memiliki

Gambar 3.5 Peta dan Denah Penelitian Cluster 5 dan Cluster 6


Dari 11 cluster yang ada di vimala hills, fokus Krakatau. Alasan pemilihan lokasi cluster ini
peneltian yang diajukan adalah terhadap 2 dikarenakan dekat dengan jalan utama dan
cluster, yakni cluter 5 Argopuro dan cluster 6

Vol. 8 No.1 Januari 2017 37


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

memudahkan untuk membuka jalur untuk aplikasi cohareo atau amarta milik anak
cluster-cluster yang lainnya. perusahaan PLN, dimana data tersebut sudah
dilengkapi dengan estimasi jarak untuk
Adapun kebutuhan dan informasi untuk melakukan ondesk survey yang diharapkan
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1, data ini akurat.
didapatkan dari estimasi jarak menggunakan

Gambar 3.6 Tampak lokasi dengan google earth untuk pemetaan kebutuhan kabel
Tabel 3.1 Informasi kebutuhan penelitian

Total Unit Rumah 70 rumah


Estimasi kebutuhan kabel jalur utama 1480 meter
estimasi kebutuhan kabel akses 3500 meter
Spliter 4 set
JB 24 Core 1 set
Rossete 70 set
Total Galian 1480 meter
Boring 160 meter

Analisa Keekonomian operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan


manfaat/benefit dari proyek yang direncanakan
Kami menggunakan dua metode untuk [20]. Hasil dari perhitungan NPV dapat
menghitung biaya dan manfaat dari dua digunakan untuk pengambilan keputusan layak
metode yang dibandingkan yakni antara atau tidaknya dari suatu project dan alat untuk
metode konvensional dengan metode MUSI. mengukur bagaimana tercapainya tujuan
Pertama, kita menggunakan Net Present Value proyek untuk menambah benefit perusahaan
(NPV) dan kedua, kita menggunakan Internal yang dilakukan oleh pemilik saham
Rate of Return (IRR). NPV merupakan selisih perusahaan [21], dan dapat dihitung sebagai
antara pengeluaran dan pemasukan yang telah berikut :
didiskon dengan menggunakan social
opportunity cost of capital sebagai diskon NPV = PV – Cash outflows or expenditure
faktor, atau dengan kata lain merupakan arus of Investment [21]
kas yang diperkirakan pada masa yang akan
datang yang didiskontokan pada saat ini.
Untuk menghitung NPV diperlukan data
tentang perkiraan biaya investasi, biaya
Vol. 8 No.1 Januari 2017 38
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

tahun ke-2 558.600.000, tahun ke-3


693.000.000, tahun ke-4 dan ke-5 730.800.00.
Maka didapatkan EBITDA Margin tahun ke-0
(-1.778.236.800) artinya negative, namun
untuk tahun ke-1 dan selanjutnya positif.
Kemudian untuk NPV jika MARR 20% maka
didapatkan NPV (-1.138.041.341) ini artinya
bahwa NPV nya negative, pun demikian
dengan IRR nya Negatif. Jika diambil
Aturan keputusan umum mengenai NPV kesimpulan bahwa dengan menggunakan
adalah: Jika NPV > 0, proyek dapat menerima model konvensional ini project terhadap
project tersebut; Jika NPV < 0, proyek dapat di tarikan listrik dan komunikasi dianggap tidak
tolak; kemudian Jika NPV = 0, project dapat layak, karena NPV < 0. Untuk detail
diterima atau ditolak [22]. perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3.2
(terlampir)
IRR adalah tingkat diskonto pengembalian
modal proyek dianalisis, ketika NPV = 0 [21] Model MUSI
[22]. Jika IRR lebih besar dari tingkat yang
diperlukan pengembalian, proyek harus Sementara jika menggunakan model MUSI,
diterima. Jika IRR kurang dari tingkat yang CAPEX nya sebesar 1.054.879.920 yang
diperlukan pengembalian, proyek harus terdiri dari penggelaran sambungan listrik
ditolak. Jika IRR sama dengan tingkat yang 993.137.210, dan penyambungan FO sebesar
diperlukan pengembalian, pengembil 61.742.710, dilihat dari CAPEX dibandingkan
keputusan harus peduli tentang menerima atau dengan model convensional ada selisih yang
menolak sebuah proyek [21][22]. signifikan, hal ini disebabkan kabel jenis
OPLC lebih murah dibanding dengan kabel
listrik convensional, disamping hal tersebut
bahwa kabel OPLC sudah include dengan
kabel optic yang ada didalamnya, sehingga
tidak dimasukan lagi kebutuhan kabel optic hal
ini akan berdampak terhadap efisiensi biaya
yang dikeluarkan dibandingkan dengan
metode convensional. Sementara untuk biaya
OPEX nya dikarenakan kabel menjadi satu,
biaya maintenance/serpo-nyapun diperkirakan
Model Konvensional hanya satu yang mempunyai keahlian pada
jenis kabel ini, biayanya sebesar 240 juta
CAPEX untuk model konvensional sebesar pertahun. Lebih murah jika dibandingkan
1.514.536.800,- yang terdiri dari CAPEX dengan kabel konvensional yang
untuk penyambungan penyambungan listrik membutuhkan biaya OPEX 480 juta. Dari segi
sebesar 1.259.452.910,- dan CAPEX EBITDA margin, pada tahun ke-0 didapatkan
penyambungan FO sebesar 255.083.890. hasil yang negative, sementara untuk tahun
sementara untuk OPEX diasumsikan masing- berikutnya menjadi positif. Kemudian untuk
masing perbulan 20 juta perbulan jika di NPV nya jika MARR 20% maka didapat hasil
akumulasikan selama setahun sebesar 240 juta sebesar 431.342.222 artinya NPV positif,
untuk serpo atau maintenance Jaringan listrik, sementara untuk IRR nya sebesar 34%.
sementara untuk maintenance/serpo Jaringan Melihat hasil dengan metode MUSI ini NPV >
FO diasumsikan sama setahun 240 juta. 0, dan IRR sebesar 34%, maka model MUSI
Selanjutnya terkait pendapatan/revenue ini layak untuk diajukan dan project dapat
pertahun diasumsikan dari emat layanan atau diterima. Untuk detail perhitunganya dapat
servicenya jika menggunakan model dilihat pada tabel 3.3 (terlampir)
konvensional untuk tahun ke-0 sebesar
216.300.000, tahun ke-1 sebesar 495.600.000,

Vol. 8 No.1 Januari 2017 39


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

Hasil perbandingan konvensional hasil NPV < 0, IRR negative


maka model convensional tidak layak untuk
Dari perbandingan hasil dua model diatas, digunakan. Sementara untuk model MUSI
maka dapat di bandingkan seperti yang tertera NPV > 0, IRR 34% maka model MUSI layak
dalam tabel 3.2. dimana untuk model untuk di implementasikan.

Tabel 3.8 Kelayakan Bisnis

KELAYAKAN BISNIS
PERBANDINGAN CONVENSIONAL METODE MUSI
NPV (MARR 20%) (1,138,041,341) 431,342,222
IRR (0) 34%
KELAYAKAN TIDAK LAYAK LAYAK

Sementara untuk perbandingan dari selisih dan OPEX jika yang digunakan model MUSI
biaya, dapat dilihat pada tabel 3.3. dimana maka akan lebih menghemat sebesar
selisih dari dua model diatas dari segi CAPEX 1.899.656.880.
Tabel 3.9 Perbandingan Selisih Biaya

SELISIH BIAYA
PERBANDINGAN CONVENSIONAL METODE MUSI SELISIH
CAPEX 1,514,536,800 1,054,879,920 459,656,880
OPEX 2,880,000,000 1,440,000,000 1,440,000,000
TOTAL 4,394,536,800 2,494,879,920 1,899,656,880

Manfaat Inovasi dan Analisa Resiko Jaringan listrik dan telekomunikasi,


terutama untuk Jaringan kabel udara
Manfaat Finansial yang sampai saat ini masih menjadi
a. Manfaat yang didapatkan jika di masalah terkait estetika dan tata kota.
implementasikan project ini (model b. Anak perusahaan PLN dibidang telco
MUSI) secara finansial akan lebih akan menjadi mitra utama bagi operator
hemat, baik CAPEX maupun OPEX, atau service provider, dimana secara
dan berpotensi meraih keuntungan serta infrastruktur PLN sudah menyiapkan
benefit lainnya yang akan didapatkan Jaringan listrik sekaligus Jaringan
oleh anak perusahaan PLN dibidang telekommunikasi kelokasi calon
telco services. pelanggan PLN dan tentunya akan
b. Model MUSI, akan menekan biaya menjadi calon pelanggan telco services.
Perijinan atau SITAC terutama untuk c. PLN melalui anak perusahaan dibidang
daerah yang masuk kawasan, seperti telco dapat membantu pemerintah terkait
kawasan industri, residensial, kesenjangan dan infrastruktur
apartement, Gedung bertingkat/MALL, komunikasi secara nasional (daerah
dll yang selama ini menjadi kendala jika rural), dimana konsep MUSI ini bisa
ada calon pelanggan masuk kedaerah dikatakan dimana ada listrik disitu ada
tersebut, termasuk perijinan penggelaran infrastuktur komunikasi dan dapat
kabel optic melalui underground. mendukung program pemerintah dalam
menjalankan Rencana Strategis
Manfaat Non Finansial Kementerian Kominfo terutama
a. Dengan diadopsi model MUSI ini, dibidang infrastruktur telekomunikasi
secara tidak langsung dapat menjadi (www.kominfo.go.id).
solusi dan menjawab kesemrawutan
Vol. 8 No.1 Januari 2017 40
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

d. Dengan konsep MUSI, akan Analisa Resiko


mempercepat terlaksananya
implementasi smart grid dan smart city Analisa resiko pada implementasi konsep
atau smart nation, dimana inftrastuktur MUSI dapat dilihat pada tabel 4.1. dimana
komunikasi sudah sampai ke user pada tabel tersebut dijelaskan resiko yang akan
beserta Jaringan listriknya. terjadi, penyebab dan dampaknya jika konsep
ini di implementasikan.

Tabel 4.1 Analisa Resiko

KESIMPULAN nation, dimana Internet of Think (IoT)


akan menjadi trend kedepan dan beberapa
a. Konsep MUSI yang di ajukan pada kanvas tahun.
ini memilih teknologi dengan jenis kabel
OPLC atau PFTTH dimana kabel power
dan kabel optic menjadi satu kesatuan dan DAFTAR PUSTAKA
dapat menekan biaya CAPEX dan OPEX.
b. Hasil analisa finansial yang dilakukan [1] S. Sudirham, “Prakiraan Kebutuhan
dengan menggunakan metode tekno Tenaga Listrik Berbasis Pertumbuhan
ekonomi didapatkan hasil bahwa model Jumlah Pelanggan,” pp. 1–8, 2012.
MUSI yang diajukan, NPV dengan MARR [2] F. Karanfil and Y. Li, “Electricity
20% didapatkan nilai positif, dan IRR consumption and economic growth :
sekitar 34%, sementara jika dilakukan exploring panel ‐ specific differences
dengan metode konvensional, NPV Fatih Karanfil,” 2014.
dengan MARR 20% didapatkan nilai [3] Y. Suryanto, “Konsumsi Energi Listrik
negatif, dan IRR dibawah 0% (negatif). dan Pertumbuhan Ekonomi di
c. Model MUSI yang diajukan mempunyai Indonesia : Aplikasi dan Model,” pp.
dampak dan manfaat bagi perusahaan, 10–20, 2013.
baik finansial mapun non finansial. [4] S. Soesetijo, “Analisis Hubungan
d. Model MUSI bisa menjadi infrastruktur Kausalitas antara Konsumsi Daya Listrik
bersama, dan Anak perusahaan PLN dan Trafik Internet Spasial Kampus.”
dibidang telco services dapat menjadi [5] M. M. dan A. D. Permana, “PROYEKSI
mitra pilihan yang tepat untuk semua KEBUTUHAN LISTRIK PLN TAHUN
operator telekomunikasi. 2003 S.D 2020,” pp. 19–29, 2003.
e. Modul MUSI dapat mendukung [6] K. P. K. P. P. I. dan Multilateral,
percepatan pelaksanaan dan program “Komitmen Indonesia Untuk
smart grid, smart city ataupun smart Pembatasan Subsidi Bahan Bakar Fosil

Vol. 8 No.1 Januari 2017 41


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

dan Peningkatan Efisiensi Energi di Present Value is better than Internal Rate
G20,” 2013. of Return,” Interdiscip. J. Contemp. Res.
[7] Monash University, “CO2 EMISSIONS, Bus., vol. 4, no. 8, pp. 211–219, 2012.
ELECTRICITY CONSUMPTION AND [21] R. G. Lyons, Third Edition. 2002.
OUTPUT IN ASEAN,” 2009. [22] J. Melorose, R. Perroy, and S. Careas,
[8] PTKKE-BPPT, STUDI DIAIN SMART Financial Management Of Health Care
MICRO GRID DI ANCOL CITY. 2013. Organizations, vol. 1. 2015.
[9] A. Azari, “Survey of Smart Grid from
Power and Communication Aspects,”
vol. 21, no. 9, pp. 1512–1519, 2014.
[10] I. E. Agency, “Technology Roadmap
Smart Grid,” 2011.
[11] Y. Yu, J. Yang, and B. Chen, “The
Smart Grids in China—A Review,” pp.
1321–1338, 2012.
[12] E. Ancillotti, R. Bruno, and M. Conti,
“The role of communication systems in
smart grids : Architectures , technical
solutions and research challenges,”
Comput. Commun., vol. 36, no. 17–18,
pp. 1665–1697, 2013.
[13] W. Wang, Y. Xu, and M. Khanna, “A
survey on the communication
architectures in smart grid,” vol. 55, pp.
3604–3629, 2011.
[14] Z. Bojkovic and B. Bakmaz, “Smart
Grid Communications Architecture : A
Survey and Challenges University of
Belgrade,” pp. 83–89.
[15] L. Jianming, Z. Bingzhen, and Z.
Zichao, “The smart grid multi-utility
services platform based on power fiber
to the home,” CCIS2011 - Proc. 2011
IEEE Int. Conf. Cloud Comput. Intell.
Syst., pp. 17–22, 2011.
[16] J. Bao, X. Qiao, and Z. Qian, “the
Application of Optical Fiber Composite
Low-Voltage Cable (Oplc) in Smart
Grid of China,” no. June, pp. 11–19,
2011.
[17] Z. Z. Liu Jianming, Wang jiye, Fan
Pengzhan, “Application of PFTTH in
Smart Grid,” pp. 389–392, 2011.
[18] W. Ying-nan and W. Wei, “Research On
the Problem of Rural Distribution Grid
Reconstruction to Meet the Demand of
Intelligent Power Distribution,” no.
Ciced, pp. 5–6, 2012.
[19] X. Shu-Hong, Z. Jian-Min, L. Xin-Jian,
and Y. Ri-Sheng, “Study of the Power
Fiber to the Home Technologies Based
on the OPLC Cable,” pp. 315–319.
[20] S. R. Faisalabad and A. Arshad, “Net

Vol. 8 No.1 Januari 2017 42

Anda mungkin juga menyukai