Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DAN APLIKASI DARI SMART GRID

By Michael Budiman (5115162768)

Pend.Teknik Elektro

Pengertian Smart Grid 

Smart Grid [SG] adalah jaringan sistem tenaga listrik (dari hulu hingga hilir) yang menggunakan
teknologi sistem digital untuk memonitoring dan memenajemen transfer energi listrik dari semua
sumber pembangkit untuk memenuhi kebutuhan beban. 

Smart Grid mengkoordinasi kebutuhan dan kemampuan semua unit generator, operator grid,
end-users dan stakeholder pasar listrik untuk mengoperasikan semua bagian sistem seefesien
mungkin, meminimasi biaya dan efek lingkung.

Karakteristik Smart Grid

 Memungkinkan partisipasi informasi pelanggan. Pelanggan dapat membantu


menyeimbangkan antara suplai dan demand dengan memodifikasi cara penggunaan dan
pembelian daya listrik. Modifikasi ini muncul sebagai hasil dari motivasi dan perilaku
pelanggan yang memilih bentuk pembelian daya yang berbeda. Pilihan tersebut meliputi
teknologi dan informasi baru tentang penggunaan listrik mereka dan bentuk baru harga
listrik serta insentif yang diterima. 

 Mengakomodasi semua pembangkit dan pilihan penyimpanan (Storage


Option). Smart grid mengakomodasi tidak hanya sistem pembangkit tenaga listrik yang
besar, namun juga menumbuhkan komponen sumber energi terdisitribusi pelanggan, dan
mengintegrasikannya termasuk Renewable Energy (RE) skala kecil, energi storage, yang
akan tumbuh dengan pesat dalam pasar energi listrik. 

 Memungkinkan menghasikan produk baru, pelayanan dan pasar energi listrik.


Perencanaan yang tepat dan pengoperasian pasar listrik yang efesien membuka peluang
untuk pelanggan untuk memilih pelayanan yang kompetitif. Beberapa dari variabel grid
independen harus memenajemen secara eksplisit energi, kapasitas, lokasi waktu, rate
perubahan dan kualitas. Pasar dapat memainkan peranan yang besar dalam memenajemen
variabel variabel tersebut. 

 Menyediakan kualitas daya pada batasan yang diperlukan. Tidak pada semua


perusahaan dan tidak semua pelangga rumah tangga membutuhkan kualitas daya yang
sama. Smart grid mensuplai berbagai variasi grade (harga) kualitas daya. Dalam masa
yang akan datang harga (cost) kualitas daya premium dapat dimasukkan dalam kontrak
pelayanan. 
 Optimisasi Asset peralatan dan efesiensi operasi. Smart grid diaplikasikan untuk
mengoptimalkan penggunaan aset-aset yang ada. Contoh: mengoptimalkan kapasitas
yang dapat dicapai dengan rating dinamik yang mengizinkan asset untuk digunakan pada
beban yang besar secara kotinyu. Efesiensi pemeliharaan dapat dioptimalkan dengan
kondisi dasar-pemeliharaan. Sistem kontrol devais dapat diatur untuk
mengurangi losses dan mengeliminasi kesemrawutan. Efesien pengoperasian meningkat
saat pemilihan biaya termurah pengiriman energi (least-cost energy-delivery) sistem yang
tersedia melalui ragam devais sistem kontrol.

 Memberikan kefleksibelan (resiliency) terhadap gangguan, serangan dan bencana


alam. Kefleksibelan (resiliency) mengacu pada kemampuan sistem untuk bereaksi
terhadap kejadian yang tidak diharapkan dengan mengisolir elemen yang bermasalah
sedangkan yang lainnya dipulihkan pada operasi normal. Hal ini merupakan tindakan aksi
pemulihan mandiri (self healing action) dalam mengurangi gangguan pelayanan kepada
pelanggan. 

Area Teknologi Smart Grid

Area dari teknologi Smart grid terdiri dari beberapa bagian yaitu sebagai berikut :

1. Wide Area Monitoring and Control. 

 Memonitor secara real time dan menampilkan (display) komponen sistem tenaga listrik
dan performansinya yang melintasi sistem interkoneksi dan area geograpis yang luas,
serta menolong operator dalam memahami dan mengoptimalkan komponen sistem. 

 Sistem analitik teknologi monitoring dan kontrol meliputi wide area monitoring


awarness (WASA), wide area monitoring system (WAM) dan wide area adaptive
protection, control dan automation (WAAPCA) serta menghasilkan data untuk decision
making, mitigate wide area disturbance dan perbaikan kapasitas transmisi dan
kehandalan sistem
Gambar 1. Ilustrasi Area Teknologi Smart Grid

2. Integrasi teknologi informasi dan komunikasi;

 Pokok infrastrukur komunikasi adalah apakah menggunakan jaringan


komunikasi private (radio network, meter mesh network) atau publik dan jaringan
(internet, cellular, telepon) yang mendukung transmisi data off-line dan real time dan
selama terjadi gangguan. 

 Bersama dengan perangkat komunikasi, komputasi signifikan, perangkat lunak sistem


kontrol dan perencanaan sumber daya perusahaan, perangkat lunak pendukung
pertukaran dua arah informasi antara stakeholder adalah memungkinkan penggunaan dan
manajemen grid yang lebih efisien.

3. Integrasi pembangkit Renewable Energy (RE) dan Distributed Generation (DG); 

 Integrasi pembangkit RE dan DG meliputi skala besar pada level transmisi, skala medium
pada level distribusi dan skala kecil pada level komersial atau level residensial yang
hadir menantang yang dapat di dispatch dan dikontrol

Apikasi Penguatan Sistem Transmisi 

 Penggunaan teknologi FACTS (flexible AC transmission system). 

 Penggunaan teknologi HVDC 


 Penggunaan HTS (High tempratur super conductor) untuk mengurangi losses dan
membatasi arus Hubung singkat. 

Manajemen grid sistem distribusi 

 Distribusi dan gardu mensensing dan melakukan proses otomasi yang dapat mengurangi
gangguan dan mempercepat waktu pemulihan, memelihara level tegangan dan
memperbaiki manajemen asset. 

 Sistem distribusi yang advance dapat melakukan proses automasi real time dari sensor


dan meter untuk mendeteksi lokasi gangguan, automasi rekonfigurasi feeder, tegangan
dan optimasi daya reaktif atau mengontrol DG.

Infrastruktur Metering yang Advance 

Advance Metering Infrastruktur (AMI) meliputi sejumlah teknologi dalam arti smart meter yang


memungkinkan dua arah aliran informasi, yaitu memberikan data kepada pelanggan tentang
harga jual listrik dan pemakaian konsumsi energi, yang meliputi waktu dan konsumsi energi
listrik. 

AMI berfungsi: 

1. Meremote signal harga pelanggan. 

2. Mampu mengoleksi dan dan melaporkan data konsumsi pelanggan. 

3. Memperbaiki diagnosa energi secara lebih detil dari penggunaan beban. 

4. Mampu mengidentifikasi lokasi dan perluasan gangguan secara remote melalui


fungsi metering. 

5. Meremote hubungan dan memutuskan hubungan. 

6. Deteksi Losses dan pencurian. 

7. mampu untuk melayani pilihan energi yang di inginkan.

Infrastruktur Sistem Charging Transportasi 


Infrastruktur charging sistem transportasi menangani pembayaran (billing), schedulling dan
kepintaran (intelligent) lain dimasa depan untuk smart charging (grid-to-vehicle). Untuk jangka
panjang sistem charging akan menyediakan sistem tenaga tambahan seperti cadangan kapasitas,
penghematan beban puncak dan regulasi transportasi pada sistem grid. Hal ini akan berinteraksi
dengan sistem AMI dan sisi pelanggan (costumer-side).

Sistem Sisi Pelanggan 

 Sistem sisi pelanggan digunakan untuk mengatur konsumsi energi lsitrik (misal pada
industri, dan level rumah tangga) meliputi manajemen sistem, energy strorage devais,
perkakas pintar dan DG. 

 Keuntungan efisiensi energi dan pengurangan demand puncak dapat dipercepat dengan


menampilkan di rumah / dashboard energi, peralatan pintar dan lokal storage. 

 Respon permintaan meliputi respon pelanggan manual dan otomatis

Penerapan aplikasi Smart Grid 10kW dengan menggunakan konsep Smart City dengan Smart
Management Energy System (SEMS) pada Gedung Klaster Energi 625, merujuk pada RPJMN,
B2TKE memiliki kewajiban untuk melaksanakan kegiatan yang berbasis penerapan terhadap
energi baru terbarukan yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan ini.
Metode operasi baru smart micro grid dilakukan dengan teknologi Energy Management System
(EMS) seperti yang telah diterapkan pada PV Rooftop yang ada di gedung 625, metode ini
memiliki keunggulan dibandingkan dengan yang lain yaitu

1. Konsep kota cerdas atau smart city mengetengahkan sebuah tatanan kota yang
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi secara cepat dan tepat.
2. Sebagai bagian dari kota cerdas, jaringan cerdas merupakan suatu konsep tata kelola
energi listrik yang mampu mengakomodir komunikasi, respon permintaan, keamanan,
jaringan mikro, dan integrasi elemen jaringan baru seperti sumber energi terbarukan.
3. Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat modern akan listrik, dimanapun, kapan
pun dengan kualitas terbaik akan menjadikan pembangunan jaringan cerdas suatu
keniscayaan. Kecanggihan dalam teknologi informasi dan komunikasi telah
memungkinkan sistem kelistrikan dapat tersedia sesuai keinginan pengguna.
4. Pengkajian dan perekayasaan jaringan cerdas untuk mendukung kota cerdas dilaksanakan
dengan melakukan perekayasaan beberapa fitur penerapan jaringan cerdas yang
dimodelkan pada gedung energi dan beberapa gedung lainnya di Kawasan PUSPIPTEK
Serpong. Fitur-fitur tersebut adalah: Variasi harga (dynamic pricing), penurunan losses,
manajemen distribusi atau kehandalan sistem, respon permintaan (demand response),
pembangkit terdistribusi atau distributed generation (storage system), pembangkit
terdistribusi atau distributed generation (PV Micro Grid), PV Grid connected, smart
street lighting, PQ tools (DVR, smart meter), PQ tools (harmonic, keseimbangan beban,
faktor daya), mobil listrik (electric vehicle), dan SCADA sistem.
5. Pada tahap pertama pengembangan jaringan cerdas, dilakukan implementasi smart micro
grid dengan sumber PV 10 kWp dengan pemasangan secara rooftop, respon permintaan
dan dynamic pricing.
6. Desain awal SCADA untuk mendukung implementasi smart grid for smart city di
Kawasan PUPIPTEK Serpong juga telah diberikan pada kegiatan ini

Anda mungkin juga menyukai