Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

PENGGUNAAN HFD UNTUK PENDETEKSI GANGGUAN SERTA PELAKSANAAN


PREVENTIVE MAINTENANCE DI APD JAKARTA RAYA DAN TANGERANG
Aswin Iffatyanto U (21060110120020)
Email: iffatyantoaswin@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Abstrak
Untuk keperluan penyediaan tenaga listrik bagi para pelanggan, diperlukan berbagai peralatan listrik.
Berbagai peralatan listrik tersebut dihubungkan satu sama lain yang mempunyai interrelasi dan secara keseluruhan
membentuk suatu sistem tenaga listrik. Yang Dimaksud dengan Sistem Tenaga Listrik adalah sekumpulan Pusat
Listrik dan Gardu Induk (Pusat Beban) yang satu sama lain dihubungkan dengan Jaringan Transmisi sehingga
merupakan sebuah kesatuan interkoneksi
Sebuah sistem tenaga listrik terdiri dari banyak peralatan yang beragam. Peralatan peralatan tersebut
sangat mahal, sehingga bisa dikatakan bahwa kelengkapan peralatan pada sistem tenaga listrik merupakan modal
investasi yang sangat besar. Untuk memaksimalkan pengembalian pengeluaran ini, sistem harus dimanfaatkan
secara optimal baik dari sistem proteksinya maupun keandalan pasokan. Jadi, penyediaan proteksi yang memadai
untuk mendeteksi dan memutuskan elemen gangguan dari sistem tenaga merupakan syarat yang harus dipenuhi
dalam mendesain suatu sistem tenaga listrik.
Kata kunci: Distribusi, SCADA,Gangguan

I.PENDAHULUAN PLN Area Pengatur Distribusi (APD)


1.1 Latar Belakang merupakan salah satu unitnya yang bertugas
Pada masa berkembangnya teknologi untuk mengelola dan mengatur jaringan
saat ini, ketersediaan energi listrik harus Distribusi Tenaga Listrik di wilayah Jakarta
terpenuhi dengan sangat baik. Karena telah dan Tangerang.
kita ketahui bahwasannya hampir semua Berbeda dengan daerah lainnya,
kegiatan manusia membutuhkan energi dalam tubuh PLN Jakarta Raya dan
listrik. Tangerang , bidang distribusi dan
Sistem tenaga listrik di Indonesia pembangkitan dikelola secara terpisah.
ditangani oleh Badan Usaha Milik Negara PLN Distribusi Jakarta Raya dan
(BUMN) dan dalam hal ini PT PLN Tangerang mengelola semua persoalan dan
(Persero) memiliki tiga unit bisnis yang masalah yang menyangkut distribusi tenaga
didukung oleh beberapa anak perusahaan. listrik di daerah Jakarta Raya dan Tangerang
Pembahasan kali ini adalah salah satu unit mulai dari sumber daya besar sampai tempat
bisnis PLN yaitu bidang distribusi yang konsumen , baik perluasan jaringan ,
ditangani oleh PLN Unit Distribusi pemeliharaan , pengawasan , pemasangan ,
diwilayah Jakarta Raya dan Tangerang. pemasaran , rehabilitasi dan sebagainya.
PT. PLN Distribusi Jakarta Raya dan
Tangerang merupakan salah satu kantor
distribusi wilayah di Indonesia dengan PT.
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek SCADA digunakan untuk beberapa
fasilitas yang menggunakan proses seperti
Adapun maksud dan tujuan dari dibawah ini :
pelaksanaan kerja praktek di PT PLN APD Proses Industri termasuk manufakturing,
Jakarta Raya dan Tangerang : produksi, penghasil daya listrik, fabrikasi dan
pengilangan minyak.
1. Mahasiswa melalui kerja praktek ini
Proses Infrastruktur seperti publik atau privat
dapat menerapkan teori yang didapat di
dan termasuk pengolahan dan distribusi air,
bangku kuliah.
pengumpulan air kotor dan penanganannya, pipa
2. Menambah pengalaman kerja yang
minyak dan gas, transmisi daya listrik dan
bermanfaat bagi mahasiswa dalam distribusi listrik, kincir angin, sistem pertahanan
mengetahui dan memahami sipil berbasis sirene dan sistem komunikasi
pekerjaan pengusahaan energi listrik. massal.
Fasilitas yang prosesnya terjadi pada kedua
3. Mahasiswa dapat mengetahui secara
bagian yaitu fasilitas publik dan privat, termasuk
langsung penggunaan alat-alat bangunan, bandara, kapal, dan stasiun luar
proteksi yang digunakan dalam angkasa. Mereka menggunakan SCADA untuk
mendeteksi arus gangguan. memonitor dan mengontrol panas, ventilasi dan
sistem pendingin udara (HVAC) akses dan
1.3 Batasan Masalah konsumsi energi.
Dalam Laporan Kerja Praktek ini, Pengendalian dan Akuisisi.
penulis membatasi masalah hanya pada Akuisisi data dilaksanakan oleh
Penggunaan Homopolar Fault Detector subsistem akuisisi yang berinter-aksi dengan
(HFD) dan Preventive Maintenance untuk server SCADA. Fungsi akuisisi data meliputi :
APD Jakarta Raya dan Tangerang. pengukuran analog (tegangan, arus, MVAR,
MW dan tap trafo), input/status digital, dan
pulsa dari RTU dan sistem komputer
II. DASAR TEORI eksternal.Pengendalian harus dilengkapi
mekanisme sekuriti sekuen pengendalian
2.1.1 Pengertian SCADA
meliputi keadaan awal, antara, dan keadaan
Pengertian SCADA secara harafiah
final.
adalah Supervisory Control And Data
Manajemen Event dan Alarm.
Acquisition.
Perangkat lunak memproses seluruh
Supervisory = Pengawasan
perubahan data untuk mendeteksi alarm,
Control = Kontrol
kemudian memberikan tanda kepada operator
Data Acquisition = Permintaan/
bila batas-batas alarm dilampaui. Perangkat
Pengiriman Data
lunak harus dilengkapi daftar alarm dengan
Bersama-sama dengan kata SISTEM,
prioritas yang teratur dan fasilitas acknowledge
kata ini biasa dipakai untuk menyebut suatu
alarm secara interaktif. Perangkat lunak
kesatuan dari beberapa peralatan yang saling
penanganan alarm harus berintegrasi dengan
berkomunikasi untuk menjalankan fungsi
database relasional sehingga memungkinkan
pengukuran (Tele Metering),Tele Control dan
pengambilan histori alarm dan event secara
permintaan pengiriman data (Tele Status).
fleksibel
Perhitungan. 2.1.2 Sistem SCADA di PT PLN (Persero)
Perhitungan dilakukan atas data-data
yang diperoleh dari fungsi akuisisi data.
Perhitungan meliputi fungsi-fungsi aritmetik dan
logika untuk mendapatkan 'derived data'.
Pembagian Wilayah Kerja Operator.
Pembagian wilayah kerja operator
secara geografis atau topologis harus dapat
dilakukan secara fleksibel melalui 'operator
workstation'. Wilayah dan kewenangan operator
harus dapat ditentukan secara dinamis bila
perubahan kondisi operasi menuntut perubah
Trend dan Pengarsipan.
Perangkat lunak pengarsipan harus
memungkinkan untuk memilih pengukuran Gambar 2.1 Contoh gambar hierarki SCADA di PT.
diambil dan disimpan dalam interval waktu PLN (Persero)
tertentu yang bisa diubah sesuai kebutuhan. Data Pembagian Sistem berdasarkan tegangan
arsip melalui database relasional harus dapat pada PT. PLN (Persero) :
diambil dan diproses untuk membuat laporan
menggunakan alat/perangkat lunak standard.
Harus ada juga fasilitas untuk mem-plot data
arsip untuk mengetahui trend perubahan data
yang disample secara grafis.
Antarmuka Client (dalam 'Client-Server'
SCADA).
Perangkat lunak SCADA harus
diimplementasikan menggunakan teknik 'object
oriented program'. Fungsi SCADA dan element
data merupakan objek. Objek ini dengan atribut
fungsi antarmuka client memberikan
Application Program Interface (API) SCADA.
Antarmuka 'client' memungkinkan integrasi
Gambar 2.2 Tabel Nama dan Lokasi dari Sistem
aplikasi yang terdistribusi dengan fungsi dasar
SCADA di PT. PLN (Persero)
SCADA.
1. Sistem SCADA P3B : Pada awal
pembentukkannya, unit ini mengelola system
tegangan ekstra tinggi 500 kV, Tegangan
Tinggi 150 kV, Tegangan Menengah 70 kV dan
tegangan rendah 20 kV dan dalam perjalanannya
tegangan rendah, pengelolalaannya dilimpahkan
ke PLN Unit Distribusi. Pengalihan asset
tersebut terjadi di awal tahun 2000-an.
Pengalihan termasuk migrasi pegawai PLN P3B
JB ke PLN Distribusi. (Pusat Pengaturan
Pelayanan Beban)
2. Sistem SCADA UPB : Unit ini bertugas
untuk mengatur beban yang ada di wilayah Jawa
Bali pada tegangan 150 kV,Unit ini masih
merupakan bawahan dari P3B dan termasuk
pelayanan untuk daerah dengan lingkup yang
besar. (Unit Pengatur Beban)
3. Sistem SCADA APD : Pada unit ini
dikhususkan untuk pendistribusian tegangan
menengah (20kV) ke 220 Volt menuju
konsumen dengan menggunakan Gardu-Gardu
Distribusi yang ada di suatu Daerah. (Area
Pelayanan Distribusi)
4. Sistem SCADA UCS : Unit ini
digunakan untuk memonitor dan mengukur
keadaan kWH Meter pada konsumen 20 kV,unit
ini juga difokuskan tentang komunikasi agar
pemakaian konsumen 20 kV dapat ditentukan Gambar 3.1 Pemasangan HFD pada Gardu DS dan
Contoh Trafo CT
biaya nya oleh APD. (Utility Communication
System) HFD ( Homopolar Fault Detector)
5. SIOTM dan TE LIPI : Unit ini berada di adalah alat yang dirancang untuk mendeteksi
APD yang difokuskan untuk mengatur Energi Arus Gangguan guna penunjang keandalan
dan Beban Gardu yang berada di bawah naungan pengendalian jaringan listrik tegangan menegah
APD. yang menggunakan sistem SCADA
(Supervisory Control and Data Acquisition).
III. Homopolar Fault Detector (HFD) HFD ( Homopolar Fault Detector)
3.1 Pengertian HFD sangat diperlukan guna mengetahui arah daerah
yang mengalami gangguan arus lebih, dengan
memberikan sinyal indikasi dari gangguan
tersebut melalui card input peripheral
(Telesignalling) pada Remote Terminal
Unit(RTU) sehingga operator di pusat kontrol
pengendali jaringan dapat mengisolasi dan
memulihkan gangguan tersebut.

Spesifikasi Teknik Rangkaian Detektor :


Deteksi Arus Gangguan : 80 A , 100 A , 160 A
(Selector)
Delay Time : 80 ms , 100 ms , 120 ms
(selector)
Delay Output : 1 pole 2 throw
Jenis Kontak : Nickel Palladium
Arus Kontak : 1 Amp
Tegangan Kontak : 48 60 DC Penggunaan HFD Pada Jaringan Tegangan
Kecepatan Kontak : 1 ms Menengah :
Isolasi Tegangan Tembus : 1,5 kV
Dimensi Kontak : 110 x 110 mm
Merk-merk HFD yang digunakan pada
APD Jakarta Raya dan Tangerang antara lain
SWADEN dan Schlumberger.

3.2 Cara Kerja CT & HFD

Arus gangguan pada jaringan tegangan


menengah yang menggunakan saluran kabel
tanah di deteksi oleh trafo arus/CT dan waktu
gangguan yang ditentukan maka rangkaian
control/HFD akan menggerakan relay sehingga
mengeluarkan pulsa sesaat yang akan di kirim
oleh media sebagai tele signaling. Tele
signalling tersebut melalui Remote Terminal
Unit (RTU) di kirim ke pusat pengendali
jaringan.
Agar semua kejadian yang terjadi di
gardu PLN, baik di Gardu Induk (GI) Gardu
Hubung (GH) dan Gardu Tengah (CDS) dapat
dipantau dan dikontrol dari Pusat Kontrol , maka Gambar 3.3 Contoh Jaringan Spindle 1 Penyulang
disetiap gardu tersebut harus dipasang alat yang HFD akan mendeteksi arus gangguan
dapat melaksanakan fungsi Tele Status (TS) , bila gangguan berada di daerah Zone 2, berarti
Remote Control (RC) dan Tele Meter (TM). bahwa daerah Zone 2 harus dipisahkan atau
RTU sebenarya sama saja dengan sebuah dilokalisir dari jaringan yaitu dengan membuka
komputer, hanya saja tidak dilengkapi dengan LBS gardu GD 5 seperti gambar di atas,
monitor. sehingga gardu-gardu di daerah Zone 1 yang
Blok rangkaian HFD ditunjukkan pada ikut padam dapat segera dinormalkan kembali.
gambar dibawah ini : Untuk selanjutnya petugas dapat melakukan
pengusutan gangguan pada jaringan Zone 2
secara bertahap untuk dinormalkan kembali.

Gambar 3.2 Blok Rangkaian HFD


IV. Preventive Maintenance melakukan diagnostic kerusakan dengan
menggunakan software di Laptop.
4.1 Pengertian Apabila RTU menunjukan
Preventive Maintenance adalah malfungsi,atau tidak mengirimkan sinyal balik
Pemeliharaan yang bertujuan untuk mencegah maka dilakukan penggantian Card yang sudah
terjadinya kerusakan atau kesalahan pada suatu dibawa dari Service Part resminya. Lalu setelah
sistem SCADA tanpa menunggu terjadinya diganti ditest kembali apakah sudah lancar dan
kesalahan sistem. Pada PLN APD Jakarta Raya membersihkan RTU nya menggunakan kuas.
dan Tangerang ini menggunakan jasa pihak
4.1.2 Pemeliharaan Rectifier
ketiga yaitu PT Samudra Kencana yang
melaksanakan Perawatan Rutin tsb.
Perawatan Rutin dibagi menjadi
beberapa bagian antara lain : Pemeliharaan
RTU(Remote Terminal Unit), Pemeliharaan
Rectifier, Pemeliharaan Baterai, Pemeliharaan
Motor Elektromekanis, Pemeliharaan Kabel
Kontrol, Pemeliharaan HFD (Homopolar Fault
Detector)

4.1.1 Pemeliharaan RTU (Remote Terminal


Unit)

Gambar 4.2 Rectifier pada Gardu

Langkah awal yang dilakukan adalah


membuka pintu rectifier lalu melepas fuse beban
dan baterai lalu memutuskan saklar rectifier.
Setelah itu mengukur dan memeriksa fuse
(apakakah ada yang di jumper) Bila ada lakukan
penggantian fuse. Lalu melakukan setting
tegangan charge, setting tegangan floating,
pengukuran tegangan input rectifier (supply
Gambar 4.1 RTU pada Gardu DS
tegangan jala-jala), memasang kembali fuse
Pemeliharaan RTU disini bertujuan battery, Melakukan charging battery (bila
untuk mengecek apakah RTU masih berfungsi diperlukan), melakukan setting mode
dengan baik atau tidak. Pemeliharaan diawali operasi pada posisi floating dan
dengan membuka lemari RTU lalu, Melepas memasukkan fuse beban.
konektor dengan baterai, dan yang paling utama
Perawatan Rectifier ini berfungsi 4.1.4 Pemeliharaan Motor Elektromekanis
untuk menjaga agar Rectifier tetap berfungsi
sebagaimana mestinya untuk menge-charge
baterai agar bisa siap seandainya terjadi
gangguan baterai tetap dalam kondisi terisi.

4.1.3 Pemeliharaan Baterai

Gambar 4.4 Pemberian Pelumas Pada Kubikel Motor

Kubikel Elektromekanis disini berfungsi


sebagai switch dimana pada saat terjadi
gangguan maka switch ini akan bisa merubah
arah sumber listrik dari GI menuju GH dengan
menggunakan baterai sehingga pemadaman
Gambar 4.3 Pemeliharaan air accu pada Baterai dapat dipersingkat waktunya.

Cara melakukan pemeliharaan pada


Baterai disini berfungsi sebagai sumber
Motor Elektromekanis adalah men-switch off
utama saat terjadi gangguan pada Gardu
kan kubikel, membuka LBS dengan
Distribusi. Jadi pada saat tidak ada arus yang
menggunakan handle, memasukkan switch
mengalir dari sumber PLN maka baterai ini yang
pentanahan dengan menggunakan handle,
akan take over sumber untuk melakukan remote-
melakukan pembersihan dan pelumasan pada
controlling pada Gardu dari Dispather.
motor-motor mekanisnya, membersihkan
Cara melakukan pemeliharaan baterai
auxiliary contact relay dan limit switch dengan
adalah yang pertama membuka pintu rectifier,
menggunakan elektronik contact cleaner,
melepas fuse baterai, melepas kabel baterai dari
memeriksa sambungan kabel wiring, mengatur
rectifier, memeriksa level air baterai dan
switch di bagian remote, melakukan pengujian
melakukan pengisian sampai ke level
remote dan lokal.
maksimum, menyiapkan dummy load,
melakukan discharge pada muatan baterai
dengan waktu yang dicatat, melakukan
pembersihan baterai, memasang fuse baterai,
dan melakukan charging baterai dari rectifier.
4.1.5 Pemeliharaan Kabel Kontrol 4.1.6 Pemeliharaan HFD (Homopolar Fault
Detector)

Gambar 4.5 Pengecekan Tegangan pada Kabel


Kontrol

Kabel Kontrol berfungsi sebagai media Gambar 4.7 Pengetesan HFD menggunakan Injector
(Valist Test)
komunikasi antara Dispatcher dengan Gardu,
saat ini media yang digunakan selain kabel HFD adalah alat yang akan mendeteksi
kontrol juga ada yang menggunakan GPRS, gangguan apabila mendeteksi arus lebih yang
fiber optic, dan radio. melewati gardu yang dipasangi HFD.
Pemeliharaan Kabel kontrol meliputi Pemeliharaanya meliputi pemeriksaan
pengecekan tegangan pada kabel apakah sesuai pengawatan CT apakah dilalui posisi grounding
dengan tegangan operasinya, pemeriksaan atau tidak. Pengukuran tahanan CT dengan
koneksi kabel piar dari box ke platine apakah Ohmmter, Cek Card HFD secara fisik jika ada
sudah benar, pengukuran dengan meter tahanan yang terbakar harus diganti, bila normal lakukan
kurang dari 130 ohm/km. inject dengan valish test setting arus 80 A dan
time delay 100 ms, pantau pada terminal
MDF no 9 dan 10 dimana harus
short(sesaat) dalam kondisi short tanya ke
DCC apakah sinyal HFD sudah muncul atau
belum. Jika sudah berarti HFD berfungsi
dengan baik.
Gambar 4.6 Rangkaian Pengukuran Tahanan
4.2 Kesimpulan Preventive Maintenance

Preventive Maintenance sangat


diperlukan dalam sistem SCADA disini karena
apabila salah satu komponennya rusak/tidak
berfungsi dengan benar maka Mode Remote dari
Dispatcher tidak akan berfungsi dan harus
dilakukan secara manual yang mana akan
merugikan konsumen dan PLN sendiri.
V. Penutup HFD dan dikirimkan melewati RTU
ke Master Room
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari 5.2.Saran


Kerja Praktek yang kami laksanakan di PT PLN
1. Memberikan kemudahan dan
APD Jakarta Raya dan Tangerang adalah:
kelonggaran kepada mahasiswa yang
1. PT. PLN (Persero) memiliki banyak sedang melaksanakan Kerja Praktek,
bagian bagian bidang kerja antara lain saat survey dilapangan dan ketika
bidang APD Disjaya Tangerang yang pengambilan gambar di lapangan
terdiri dari SCADATEL dan OPSISDIS untuk keperluan penyusunan laporan.
2. Tugas dari Bidang SCADATEL antara 2. Kalau bisa agar semua Gardu yang ada
lain adalah Pengawasan, Kontrol, di Daerah Jakarta Raya dan Tangerang
Permintaan/Pengiriman Data dari jarak di buat agar bisa di Remote semua
jauh agar apabila ada gangguan tidak
3. Sistem SCADA terdiri dari 3 sub menyebar dan bisa dilokalisir sekecil-
bagian, yaitu :
kecilnya.
Pusat Kontrol ( Master Station )
Media Transmisi Data
Remote Terminal Unit ( RTU ) di DAFTAR PUSTAKA
Gardu [1] Diktat Kuliah Sistem Proteksi dan Rele
4. Homopolair fault detektor (HFD) [2] SOP ISO 9001 Pemeliharaan Rutin
merupakan alat bantu pendeteksi arah SCADATEL
gangguan hubung tanah pada sistem [3]Blackburn, JL. Applied Protective
SCADA. HFD dilengkapi Current Relaying. Westinghouse Electric
Transformator ( CT ) yang berfungsi Coorporation, 1976.
mengkonversi arus gangguan sesaat [4]Brunet. MV Network Protection System
pada sebuah penghantar menjadi Adjustment of Protection Devices.
besaran arus dan besaran tegangan, SOFRELEC, 30 September 1974, Jakarta.
kemudian besaran-besaran tersebut
menjadi inputan modul logic AL.05 [5]Sarimun, Ir. Wahyudi, MT. Proteksi
dan merupakan telesignal atau Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Diktat
informasi posisi lokasi bagi operator Kuliah Perencanaan Sistem Tenaga. Jurusan
SCADA. Karena HFD tidak memiliki Teknik Elektro, UNDIP, Semarang.
catu Daya permanen, HFD
[6]Djiteng Marsudi. Operasi Sistem Tenaga
memanfatkan arus sesaat dengan
Listrik. Balai Penerbit dan Humas ISTN,
memiliki delay 200 ms.
Jakarta, 8 Juni 1990.
5. Penggunaan HFD bersamaan dengan
CT (Current Transformator) yang
digunakan untuk mendeteksi arus
gangguannya lalu dideteksi dengan
BIODATA

Aswin Iffatyanto Utomo


dilahirkan di Pati, 8
Desember 1992. Telah
menempuh studi mulai dari
taman Kanak-kanak
Purbasari Semarang, SD
Negeri 2 Pedurungan Kidul
Semarang, SMP Negeri 2 Semarang, SMA
Negeri 3 Semarang dan sekarang sedang
melanjutkan studi S-1 di Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro, Semarang

Semarang, November 2013

Dosen Pembimbing

Ir. Bambang Winardi


NIP. 196106161993031002

Anda mungkin juga menyukai