Anda di halaman 1dari 10

Makalah Seminar Kerja Praktek

JARINGAN SISTEM SCADA MENGGUNAKAN MIKROTIK POINT TO


MULTIPOINT
DI PT PLN (PERSERO) APD JATENG & DIY
Mega Tiara Nur Azizah*), Sukiswo, S.T, M.T

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang


Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
*)
E-mail: tiaramega26@gmail.com

Abstrak
Pada PT PLN (Persero) APD JTY, sistem SCADA berfungsi mulai dari pengambilan data pada Gardu Induk
maupun keypoint, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi.
Sistem SCADA membutuhkan media komunikasi yang mempunyai tingkat kehandalan tinggi serta tidak membutuhkan
biaya yang terlalu mahal (ekonomis). Media telekomunikasi pada sistem SCADA di PT PLN (Persero) APD JTY saat
ini menggunakan GPRS untuk keypoint dan Fiber Optik untuk GI. Untuk itu Supervisi Telekomunikasi pada bagian
SCADATEL mempunyai inovasi untuk melakukan riset penggunaan Wireless Fidelity (WiFi) sebagai sarana
komunikasi dalam pengendalian operasional sistem tenaga listrik menggunakan SCADA dimana sebelum melakukan
perancangan jaringan secara langsung ke perangkat yang sesungguhnya akan lebih efisisen jika mensimulasikannya
terlebih dahulu sehingga dapat diketahui masalah-masalah apa saja yang mungkin terjadi dalam instalasi jaringan ini.
Jaringan WiFi ini menggunakan koneksi komunikasi multipont to point yang memungkinkan setiap saat semua RTU
diperbolehkan untuk mengirim data ke pusat kendali dan sebagai balasannya pusat kendali akan mengirim message ke
satu atau lebih RTU secara serentak. Pada simulasi yang telah dibuat menunjukkan bahwa penggunaan komunikasi
multipoint to point pada sistem SCADA dapat menghubungkan RTU dengan Master Station.

Kata Kunci: SCADA, WiFi, Multipoint to Point

1. Pendahuluan MikroTik sebagai media komunikasi data telemetering,


1.1 Latar Belakang telesignaling, dan telecontrolling RTU (Remote Terminal
Sistem tenaga listrik adalah suatu jaringan listrik Unit) di Gardu Induk. Mikrotik dipilih sebagai perangkat
yang terdiri dari pembangkitan, penyaluran dan distribusi. nirkabel komunikasi SCADA karena selain harganya yang
Jaringan distribusi merupakan rangkaian terakhir dari ekonomis, pemasangan dan instalasi juga mudah.
sistem jaringan listrik yang besar dan berfungsi MikroTik yang akan digunakan pada sistem SCADA
mendistribusikan tenaga listrik kepada pelanggan. Area sebagai Wireless Bridge, yaitu media transmisi nirkabel
Pengatur Distribusi (APD) merupakan substansi yang yang di koneksikan secara bridge dimana jaringan yang
bertugas untuk memantau, memonitor dan mengatur aliran satu dengan lainnya terkoneksi secara transparan tanpa
beban listrik dari jaringan distribusi ke konsumen dengan perlu melalui routing dan dipasang dengan koneksi point
menggunakan sistem SCADA. to multi point. Teknologi WiFi belum pernah digunakan
Sistem SCADA membutuhkan media komunikasi sebelumnya sebagai media komunikasi sistem SCADA di
yang mempunyai tingkat kehandalan tinggi serta tidak Jateng & DIY, sehingga perlu dilakukan simulasi instalasi
membutuhkan biaya yang terlalu mahal (ekonomis). Oleh media telekomunikasi WiFi pada sistem SCADA.
karena itu dilakukan riset penggunaan Wireless Fidelity 1.2 Tujuan
(WiFi) sebagai sarana telekomunikasi dalam pengendalian Kerja Praktek merupakan program wajib bagi setiap
operasional sistem tenaga listrik menggunakan SCADA mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas
dimana sebelum melakukan perancangan jaringan secara Diponegoro yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
langsung ke perangkat yang sesungguhnya akan lebih 1. Untuk mengetahui dan mengenal sistem
efisisen jika mensimulasikannya terlebih dahulu sehingga telekomunikasi SCADA di PT. PLN (Persero) APD
dapat diketahui masalah-masalah apa yang mungkin Jateng & DIY Semarang termasuk peralatannya.
terjadi dalam instalasi jaringan ini. 2. Untuk mengetahui penggunaan Wireless Mikrotik
WiFi (Wireless Fidelity) merupakan sistem sebagai media komunikasi sistem SCADA
komunikasi yang menggunakan gelombang radio yang
dipancarkan melalui udara dengan frekuensi 2,4 GHz dan
5 GHz. Perangkat Wi-Fi yang akan digunakan yaitu
3. Menganalisis kehandalan performa dan biaya
penggunaan media nirkabel Mikrotik pada sistem
SCADA
1.3 Perumusan Masalah
Setelah mempelajari penggunakan MikroTik,
didapatkan permasalahan yang nantinya akan diangkat
pada laporan kerja praktek ini, yaitu: JARINGAN
SISTEM SCADA MENGGUNAKAN MIKROTIK
POINT TO MULTIPOINT DI PT PLN (PERSERO) APD
JATENG & DIY

1.4 Batasan Masalah Gambar 2.1 Monitor terintegrasi sistem SCADA


Penyusun membatasi pembahasan hanya pada
komunikasi multipoint to point menggunakan MikroTik
sebagai media telekomunikasi sistem SCADA.
2.2 Media Telekomunikasi Sistem SCADA
Pembahasan mengenai media telekomunikasi SCADA ini Untuk melakukan komunikasi antara master dengan
hanya meliputi deskripsi umum, komponen, simulasi kerja peralatan RTU yang ada di lapangan maka sebuah sistem
dan peranannya pada sistem SCADA tanpa memfokuskan SCADA membutuhkan media komunikasi yang saat ini
pada hal-hal teknis secara terperinci yang memerlukan bisa berupa PLC (Power Line Carrier), Fiber Optic, Radio
keterampilan khusus. VHF, Radio Gelombang Mikro, General Packet Radio
Service (GPRS), Wireless Fidelity (WiFi), dan lain-lain.

2. Tinjauan Umum Sistem SCADA


2.1 Sistem SCADA Pada PT PLN (Persero)
APD JTY
Pada PT PLN (Persero) APD JTY, sistem SCADA
berfungsi mulai dari pengambilan data pada Gardu Induk
atau Gardu Distribusi, pengolahan informasi yang Gambar 2.2 Konfigurasi Komunikasi SCADA Existing
diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil
pengolahan informasi. Dengan menggunakan sistem Untuk sistem SCADA yang ada di APD Jateng &
SCADA diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan DIY menggunakan media telekomunikasi Serat Optik
suplai tenaga listrik bagi konsumen yang mengalami pada Gardu Induk dan Keypoint IDAS, dan GPRS pada
gangguan, memperkecil kWh padam akibat gangguan atau Keypoint. Sementara itu teknologi Wireless fidelity (WiFi)
pemadaman, memantau performa jaringan untuk sedang dikembangkan sebagai alternatif media
menyusun perbaikan atau pengembangan sistem jaringan telekomunikasi sistem SCADA di APD Jateng dan DIY.
20 kV, dan mengusahakan optimasi pembebanan jaringan Dalam perkembangannya ada potensi yang besar untuk
20 kV. melakukan pengembangan komunikasi WiFi sebagai
Pada Pusat Kendali (Control Center) terdapat bebe- sarana komunikasi pendukung untuk sistem SCADA
rapa Human Machine Interface (HMI) yang berupa Distribusi. Karena komunikasi WiFi memiliki beberapa
monitor maupun layar besar dan terdapat diagram- keunggulan yang bisa dijadikan alasan untuk
diagram jaringan yang memperlihatkan kondisi proses di penggunanya.
lapangan ataupun keadaan peralatan yang jauh dan
terintegrasi sistem SCADA seperti ditunjukkan pada 2.2.1 Serat Optik
Gambar3.2. Pusat kendali dioperasikan oleh petugas yang Serat optik atau fiber optic merupakan saluran
disebut dispatcher. transmisi yang terbuat dari kaca atau plastic yang
digunakan untuk mentransmisikan sinyal berupa cahaya
dari suatu tempat ke tempat lain. Serat optic berbentuk
silinder dan menyalurkan energy gelombang
elektromagnetic dalam bentuk cahaya di dalam
permukaannya dan mengarahkan cahaya pada sumbu axis-
nya. Hal-hal yang mempengaruhi tansmisi dengan
waveguide di tentukan oleh karakteristik bahannya yang
merupakan faktor penting dalam penyaluran suatu sinyal
pada serat optik.
2.2.2 General Packet Radio Service (GPRS) pusat kendali akan mengirim message ke satu atau lebih
GPRS (General Packet Radio Service) adalah RTU secara serentak.
teknologi transmisi data bebasis paket untuk GSM dengan 1. Metode Routing
prinsip tunneling. Kanal-kanal radio ganda dapat Metode routing dilakukan dengan cara memberikan
dialokasikan bagi seoraang pengguna dan kanal yang alamat IP pada interface Wlan dan Ether dengan
sama dapat pula digunakan dengan berbagi antar segmen jaringan yang berbeda, sehingga untuk
pengguna sehingga menjadi sangat efisien. Dari segi biaya, menghubungkan dua segmen berbeda tersebut
harga mengacu pada volume penggunaan. Penarikan biaya dilakukan routing, baik secara dinamis maupun
disesuaikan dengan banyaknya byte yang dikirim atau statis. Kelebihan dari penggunaan metode routing
diterima, tanpa memperdulikan panggilan, dengan adalah tidak ada broadcast traffic atau flood yang
demikian dimungkinkan GPRS akan menjadi lebih dapat mengurangi performa jaringan nirkabel.
cenderung dipilih oleh pelanggan untuk mengaksesnya Sedangkan kekurangannya adalah perlu konfigurasi
daripada layanan-layanan IP. yang lebih rumit dengan penggunaan lebih banyak
alamat IP.
2.2.3 Wireless Fidelity (WiFi) 2. Metode Bridging
Wireless Fidelity (WiFi) adalah teknologi Metode bridging yaitu dengan melakukan bridge
nirkabel yang memanfaatkan peralatan elektonik untuk pada interface Wlan dan Ether sehingga bisa
bertukar data melalui gelombang radio/Radio Frequency diberikan satu alamat IP atau tanpa alamat IP agar
(RF) sesuai dengan standar Intitute of Electrical and menjadi transparan. Kelebihan menggunakan metode
Electronics Engineer (IEEE) 802.11. Istilah Wi-Fi bridging yaitu alokasi pengguaan alamat IP lebih
diciptakan oleh sebuah organisasi bernama Wi-Fi alliance sedikit, bahkan bisa tanpa alamat IP. Sedangkan
yang bekerja menguji dan memberikan sertifikasi untuk kekurangannya yaitu akan terjadi broadcast traffic
perangkat-perangkat WLAN (Wireless Local Area atau flood dari tiap client yang dapat mengakibatkan
Network). Wifi menggunakan frekuensi 2.4 GHz untuk menurunnya performa jaringan nirkabel sehingga
spesifikasi standar IEEE 802.11a. Wifi merupakan media tidak cocok diterapkan pada jaringan skala besar.
komunikasi berkecepatan tinggi yaitu hingga 100 Mb/s
pada spesifikasi 802.11n. Perbandingan spesifikasi, 2.4 MikroTik
kecepatan dan frekuensi WiFi selengkapnya dapat dilihat MikroTik adalah sebuah perusahaan yang bergerak di
pada tabel 3.1 di bawah ini. bidang produksi perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software) yang berhubungan dengan
Tabel 2.1 Perbandingan spesifikasi, kecepatan dan frekuensi sistem jaringan komputer yang berkantor pusat di Latvia.
WiFi MikroTik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di
Frekuensi Cocok kota Riga, Latvia. MikroTik mnyediakan perangkat keras
Spesifikasi Kecepatan dan perangkat lunak untuk konektivitas internet di
Band dengan
802.11b 11Mb/s ~2.4 GHz b sebagian besar negara di seluruh dunia. Produk perangkat
802.11a 54 Mb/s ~5 GHz a keras unggulan MikroTik berupa RouterBoard, switch,
802.11g 54 Mb/s ~2.4 GHz b,g antena, dan perangkay pendukung lainnya. Sedangkan
802.11.n 100 Mb/s ~2.4 GHz b,g,n produk perangkat lunak unggulan MikroTik adalah
MikroTik RouterOS.
Dari tabel 3.1 tersebut dapat diketahui bahwa
untuk spesifikasi 802.11b bekerja pada frekuensi 2.4 GHz 2.5 MikroTik Wireless
dengan kecepatan maksimum 11 Mb/s dan hanya cocok MikroTik RouterOS memiliki fitur yang cukup
digunakan pada perangkat dengan spesifikasi 802.11b. lengkap sebagai Sistem Operasi Jaringan yang berbasis
pada spesifikasi 802.11a bekerja pada frekuensi 5 GHz Linux. Hampir semua yang dibutuhkan jaringan
dengan kecepatan maksimum 54 Mb/s dan hanya cocok komputer dapat dilakukan dengan menggunakan
digunakan pada perangkat dengan spesifikasi 802.11b dan RouterOS. Salah satu figur andalannya yaitu Wireless
g. Dan untuk spesifikasi 802.11n bekeja pada frekuensi LAN. Secara default RouterOS sudah mendukung fitur
2.4 GHz dengan kecepatan maksimum 100 Mb/s dan wireless pada MikroTik, namun tidak semua perangkat
cocok digunakan pada perangkat dengan spesifikasi Router Board MikroTik mendukung fitur wireless ini.
802.11 b, g, dan n. Karena spesifikasi dari perangkat RouterBoard berbeda-
beda dan tidak semua dilengkapi dengan mini PCI untuk
2.3 Wireless Point to MultiPoint komunikasi nirkabel. Mini PCI merupakan perangkat
Wireless Point to MultiPoint menurut SNI 04- tambahan yang memungkinkan RouterBoard untuk
7021.1.1-2004 mempunyai arti dimana pusat kendali memiliki fungsi nirkabel sehingga dapat berkomunikasi
dihubungkan ke RTU dengan satu terminal hubung untuk dengan perangkat nirkabel lainnya.
setiap RTU. Setiap saat, semua RTU diperbolehkan untuk Koneksi nirkabel pada MiroTik dibagi menjadi
mengirim data ke pusat kendali dan sebagai balasannya dua, yaitu Point-to-Point (P2P) dan Point to MultiPoint
(P2MP). Koneksi wireless Point-to-Point digunakan Tabel 3.1 Spesifikasi Mikrotik RB433AH
untuk komunikasi antar dua perangkat yaitu akses poin
(Access Point) dan satu stasiun (station).Sedangkan
wireless Point to MultiPoint digunakan untuk
komunikasi akses poin dan lebih dari satu stasiun.
Konektivitas nirkabel MikroTik pada RouterOS baik P2P
atau P2MP mendukung penggunaan standar protokol
802.11a/b/g/n dan protokol hak milik MikroTik yaitu
Nstreme dan Nv2.

2.6 Parameter Kehandalan Wireless


Mikrotik
Kehandalan (performance) WiFi dapat ditentukan oleh
beberapa parameter, yaitu kuat sinyal (signal strength),
Signal to Noise Ratio (SNR), Clien Connection Quality
(CCQ), Data Rate, Bandwidth, Throughput dan Packet
Lost. 2. MikroTik RB133
Mikrotik RB133 merupakan produk RouterBoard
3. Konfigurasi MikroTik lama produksi tahun 2006 yang saat ini sudah tidak
diproduksi lagi. RouterBoard ini dilengkapi dengan
3.1 Alat dan Bahan prosesor 175 MHz, 32 MB SDRAM, memori internal
1. Mikrotik RB433AH 128MB, memiliki tiga port Ethernet, tiga slot miniPCI,
Mikrotik RB433AH adalah produk RouterBoard satu serial port, dll. Selain itu, sudah terdapat satu
yang merupakan pengembangan dari tipe standar RB433 miniPCI yang terpasang untuk mendukung konektivitas
dengan penambahan spesifikasi perangkat keras yang nirkabel. Mikrotik RouterBoard 133 yang digunakan
lebih tinggi. Dilengkapi dengan prosesor Atheros ditunjukkan pada Gambar 4.2.
680MHz, memori DDR SD RAM 125 MB, memori
internal 64 MB, memiliki tiga port Ethernet, satu slot
microSD, serial port, tiga slot miniPCI, dll.

Gambar 3.2 MikroTik RB133


Gambar 3.1 MikroTik RB433H
Tabel 3.2 Spesifikasi MikroTik RB133
3. Antena Yagi
Antena Yagi adalah antena yang umum digunakan
pada perangkat radio dan televisi namun sudah
dimodifikasi untuk bekerja di jaringan WiFi dengan
frekuensi 2,4 GHz. Bentuk dan penampakan dari antenna
Yagi ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 3.6 Konfigurasi Mikrotik


Gambar 3.3Antena Yagi 2,4 GHz Kemudian setting wireless interface, lakukan langkah-
4. Konfigurasi MikroTik langkah seperti gambar-gambar di bawah ini.
Buka software bawaan mikrotik WinBox. Pilih menu
Bridge, lalu buatlah sebuah interface bridge yang
baru, disini kami beri nama undip. Kemudian buatlah
port bridge pada ethernet1 dan wlan. Untuk
mempermudah, setting seperti gambar- gambar di
bawah ini

Gambar 3.7 Konfigurasi Mikrotik

Gambar 3.4 Konfigurasi Mikrotik


Kemudian tambahkan 2 port pada jendela bridge. 1
buah port dengan Interfacenya Ether1 dan 1 buah port
wlan . kemudian di enable kan dan atur seperti
gambar-gambar di bawah ini.

gambar 3.5 Konfigurasi Mikrotik


Selanjutnya setting IP addres antara IP address LAN dan
WLAN
a. IP address LAN router B

Gambar 3.8 Konfigurasi Mikrotik

Gambar 3.11 Konfigurasi Mikrotik


b. IP addres WLAN router B

Gambar 3.9 Konfigurasi Mikrotik

Kemudian Pilih mode “station bridge” untuk client (B)


dan mode “Access Point” (A) untuk server dan setting
seperti gambar dibawah ini.

Gambar 3.12 Konfigurasi Mikrotik


Selanjutnya menambahkan routing dengan Add routing
untuk menghubungkan LAN client ke LAN router A
(tower).

Gambar 3.10 Konfigurasi Mikrotik

Gambar 3.13 Konfigurasi Mikrotik


Pada gambar di bawah ini menunjukkan koneksi WLAN c. Ping WLAN routers tower
telah tersambung.

Gambar 3.14 Konfigurasi Mikrotik Gambar 3.17 Test Ping WLAN routers tower
Kemudian melakukan ping pada tiap-tiap IP address
melalui menu new terminal untuk WinBox dan melalui d. Ping LAN routers tower
CommandPrompt untuk PC.
a. Ping LAN routers

Gambar 3.18 Test Ping WLAN routers tower


Gambar 3.15 Test Ping LAN routers
b. Ping WLAN routers

Gambar 3.16 Test Ping WLAN routers


e. Ping server pada CommandPrompt buruk juga dapat berakibat pada kualitas
jaringan wireless menjadi kurang bagus,
karena sering terjadi packet loss.

Gambar 3.19 Test Ping pada CMD

4.3 Permasalahan dan Penanganan Gambar 3.20 Status kondisi wlan mikrotik
Pengujian Komunikasi WiFi Mikrotik
Kehandalan komunikasi WiFi Mikrotik dapat 4. Bandwidth Test
dilihat dari pengujian kualitas sinyal antar perangkat dan Dari data pada gambarb berikut dapat dilihat bahwa
bandwidth nya. Pada Gambar 4.4 ditunjukkan hasil bandwidth rx Current yang diperoleh Mikrotik
pengujian kualitas sinyal dan bandwidth test pada Access yaitu 203,9 Kbps dengan rata-rata 2,7 Mbps dan
point Mikrotik. Kehandalan WiFi dapat ditentukan oleh bandwidth Tx Current yang diperoleh Mikrotik
beberapa parameter, yaitu kuat sinyal (signal strength), yaitu 443,9 Kbps dengan rata-rata 513,9 Kbps.
Signal to Noise Ratio (SNR), Client Connection Quality
(CCQ), dan Bandwidth, dimana sebelumnya sudah
dijelaskan pada BAB II. Nilai dari parameter-parameter
tersebut bisa dilihat pada Gambar 4.1.
1. Kuat Sinyal (Signal Strength)
Sinyal yang didapat oleh Mikrotik yaitu -
84/-77 dBm pada Tx dan -84/-77 dBm pada
RX. Nilai ini termasuk dalam kategori fair
signal.
2. Signal to Noise Ratio (SNR)
Nilai SNR pada Mikrotik dari data di atas
yaitu 28 dB yang termasuk dalam kategori
very good signal, terkoneksi dengan baik,
troughput maksimal.
3. Client Connection Quality (CCQ)
Nilai terbesar CCQ yaitu 100% sehingga
semakin mendekati 100% maka semakin
bagus CCQ nya. Dari data tersebut CCQ
yang didapatkan oleh Mikrotik yaitu 11/51
% yang menunjukkan nilai CCQ yang tidak
cukup bagus. Nilai CCQ yang buruk dapat
terjadi karena pointing antena (pengarahan
antena) yang kurang tepat. Nilai CCQ yang
Gambar 3.21 Bandwidth Test
Tabel 3.4 Biaya pemasangan dan operasional WiFi

Gambar 3.22 Bandwidth test

4.4 Perbandingan Biaya Pemasangan dan


Operasional
Koneksi Fiber Optic yang digunakan sistem
SCADA di PT PLN (Persero) APD Jateng & DIY
menggunakan Fiber Optic dari ICON+ dengan
spesifikasi bandwidth 2 Mbps dan jalur komunikasi Pemasangan kabel Fiber Optic dan
clear channel. Biaya yang dikeluarkan oleh PT PLN pemeliharaan nya dilakukan oleh pihak ICON+
(Persero) APD Jateng & DIY untuk pemasangan dan sehingga tidak dikenakan biaya tambahan. Sedangkan
operasional Fiber Optic di GI Krapyak ditunjukkan untuk sewa penggunaan FO per bulan nya dikenakan
pada Tabel 4.2. biaya Rp 4.200.000/bulan. Jika dihitung selama
setahun, maka total biaya pemasangan dan
Tabel 3.3 Biaya pemasangan dan operasional Fiber pemeliharaan Fiber Optic adalah Rp 4.200.000 x 12 =
Optic Rp 50.400.000/tahun. Sementara itu pada WiFi, biaya
pemasangan nya berupa pembelian perangkat WiFi
yang digunakan. Sedangkan untuk biaya operasional
tidak dikenakan biaya sewa frekuensi karena untuk
frekuensi WiFi 2,4 GHz merupakan frekuensi gratis
yang bebas digunakan.
Namun pada biaya pemeliharaan masih
dikenakan untuk penggantian alat jika saat
pemeliharaan ada alat yang rusak, maka akan diganti.
Nilai dari biaya ini sama seperti jumlah biaya
pemasangan yaitu Rp 5.524.000. WiFi ditunjukkan
pada Tabel 4.3.
Dari kedua data pada tabel 3.3 dan 3.4 dapat
dilihat bahwa penggunaan media komunikasi Fiber
Optic memerlukan total biaya per tahun Rp 50.400.000
dan pada WiFi total biaya untuk tahun pertama
sebanyak Rp 16.572.000. Biaya pemasangan awal
WiFi lebih mahal dari Fiber Optic, namun untuk biaya
pemeliharaan nya lebih murah. Sedangkan pada Fiber
Optic walaupun tidak terdapat biaya pemasangan awal,
namun tiap bulan nya harus membayar biaya sewa FO
ICON+. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam [6] http://en.wikipedia.org/wiki/Wireless_Distribution_System,
kasus ini penggunaan media komunikasi WiFi lebih diakses pada 19 Maret 2016
ekonomis daripada Fiber Optic. [7] http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi diakses pada 19 Maret
2016
[8] http://mikrotikindo.blogspot.com/2013/02/apaitu-mikrotik-
5. Kesimpulan pengertian-jar-mikrotik.html diakses pada 19 Maret 2016
1. Sistem SCADA yang ada di APD Jateng & DIY [9] http://cirebonku-jaya.blogspot.co.id/2014/01/simbol-
menggunakan media telekomunikasi Serat Optik pada simbol-di-komponen-komponen-dan-fungsi.html diakses
Gardu Induk dan Keypoint IDAS, dan GPRS pada pada 17 April 2016
Keypoint. Sementara itu teknologi Wireless fidelity
(WiFi) sedang dikembangkan sebagai alternatif media
telekomunikasi sistem SCADA di APD Jateng dan BIODATA MAHASISWA
DIY
2. MikroTik bisa dijadikan salah satu media Mega Tiara Nur Azizah
telekomunikasi alternatif pada jaringan SCADA di (21060113120063) Lahir di Semarang, 26 Desember 1995.
PT. PLN Persero APD Jateng dan DIY Telah menempuh pendidikan mulai dari SDN 7 Kampung
3. Koneksi wireless Point-to-Point digunakan untuk Baru selama 6 tahun, SMPN 1 Singaraja selama 3 tahun,
komunikasi antar dua perangkat yaitu akses poin serta sekolah menengah di SMAN 1 Singaraja selama 3
(Access Point) dan satu stasiun (station).Sedangkan tahun. Saat ini penulis sedang menyelesaikan pendidikan
wireless Point to MultiPoint digunakan untuk S1 Teknik Elektro di Universitas Diponegoro Konsentrasi
komunikasi akses poin dan lebih dari satu stasiun. Teknik Telekomunikasi angkatan 2013.
4. Pada konfigurasi mikrotik ,mode “station bridge” di
gunakan untuk client dan mode “Access Point” di
gunakan untuk server Menyetujui,
5. Wireless Fidelity (WiFi) mempunyai tingkat Dosen Pembimbing
kehandalan yang lebih rendah dari pada Fiber Optic
karena menggunakan udara sebagai media transfer
data nya dimana pada mikrotik Sinyal yang didapat
yaitu -84/-77 dBm pada Tx dan -84/-77 dBm pada
RX. Nilai ini termasuk dalam kategori fair signal. Sukiswo, ST. MT.
6. Perbandingan biaya penggunaan media komunikasi NIP. 196907141997021001
Fiber Optic dan Mikrotik cukup signifikan dimana
Fiber Optic memerlukan total biaya per tahun Rp
50.400.000 dan pada WiFi total biaya untuk tahun
pertama sebanyak Rp 16.572.000 .

6 . SARAN
1. Mempelajari lebih lanjut untuk mengembangkan
Wireless Point-to-Multipoint (P2MP) yaitu membuat
penanganan apabila terjadi gangguan.
2. Mempelajari lebih lanjut mengenai media-media
komunikasi nirkabel dan kegunaannya dalam sistem
SCADA.

Referensi
[1] PUSDIKLAT PLN. 2012. Peralatan SCADA Sistem
Tenaga Listrik. PT PLN (Persero)
[2] SPLN S3.001. 2008. Peralatan Scada Sistem Tenaga
Listrik. PT PLN (Persero)
[3] Towidjojo, R. 2012. Mikrotik Kung Fu Kitab 1. Jakarta:
Jasakom
[4] Pratama, Rizky Agung. 2013. Laporan Proyek Akhir .
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_jaringan diakses
pada 10 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai