2. Sistem SCADA
SCADA pada Smart Grid dapat diaplikasikan untuk pengukuran terdistribusi, manajemen data,
operasi sistem proses baik skala kecil atau besar, sehingga terminologinya sangat beragam
tergantung kebutuhan penggunanya. Diatas semua perbedaan itu, secara komponen SCADA terdiri
dari satu atau lebih RTU (Remote Terminal Unit) yang terhubung ke berbagai sensor, aktuator, lalu
menyalurkan informasi yang ada ke stasiun induk (master station). RTU sendiri terdiri dari konverter
programmable logic, yang bertugas untuk mengontrol alat-alat dan mengakuisisi data awal dari
lapangan. Kemampuan SCADA dalam memonitor seluruh sistem secara kontinu dan langsung (real
time) menjadikan SCADA sebagai faktor kunci dalam kontrol proses. Termasuk akuisisi data untuk
pengukuran, pengecekan status sensor, dan tampilan antarmuka dalam rangka pengamatan atau
pengaturan variabel (apabila dibutuhkan perubahan).
SCADA menggunakan PLC atau RTU untuk mengeksekusi logika proses secara otonom tanpa
memerlukan intervensi kontrol dari master station ataupun operator. Bahasa pemrograman yang
digunakan seperti ladder logic diagrams (LAD), instruction list (IL), sequential function charts (SFC),
structured text (ST), dan function block diagrams (FBD) mengacu pada standar IEC 61131-3.
Hamdi Widyawan R – Teknik Elektro BK Energi – Pasca Sarjana UNHAS
Review Journal “Securing Communication of SCADA Components in Smart Grid Environment”
International Journal of Systems Applications, Engineering & Development, Issue 2, Volume 5, 2013
Sementara sistem komunikasi menyediakan jalur pengiriman data dari master station ke peralatan di
lapangan. Sistem komunikasi ini bisa berupa kabel, serat optik, radio, jaringan telepon, microwave,
bahkan satelit.
Gambar 5. Instalasi SCADA Dengan Koneksi Stasiun Pelosok (RTU, sensor, PLC) dan Stasiun Induk
Hamdi Widyawan R – Teknik Elektro BK Energi – Pasca Sarjana UNHAS
Review Journal “Securing Communication of SCADA Components in Smart Grid Environment”
International Journal of Systems Applications, Engineering & Development, Issue 2, Volume 5, 2013
4. Smart Grid
Smart grid merupakan payung yang meliput modernisasi jaringan transmisi dan distribusi. Pada
sistem smart grid, terdapat sistem pengamatan cerdas yang memantau semua besaran listrik pada
suatu jaringan. Beberapa fungsi utama smart grid adalah sbb:
Penyembuhan diri: Menggunakan informasi terkini dari sensor dan kontrol otomatis untuk
mengantisipasi, mendeteksi, dan merespon permasalahan sistem, smart grid mampu
memitigasi kekurangan daya, faktor kualitas daya, dan gangguan listrik lainnya
Partisipasi konsumen: Pada sistem smart grid, konsumen secara dinamis turut aktif mengubah
kebutuhan penggunakan alat-alat listriknya terhadap perubahan harga jual listrik pada saat
kondisi beban puncak
Resistansi gangguan: teknologi smart grid memiliki kemampuan identifikasi dan respon yang
lebih baik terhadap gangguan alami atau disengaja. Arus informasi yang diperbaharui secara
kontinu menegaskan para operator untuk segera mengisolasi area yang terganggu dan
mengalihkan aliran daya ke jalur yang lain
Kualitas daya yang baik: teknologi smart grid mampu memastikan stabilitas pasokan daya
sehingga dapat mengurangi pemadaman dan kerugian lainnya
Mengakomodasi pilihan generator: smart grid mampu menggabungkan infrastruktur daya listrik
yang ada dengan penambahan koneksi ke baterai, sumber energi terbarukan, turbin mikro, dan
generator terdistribusi lainnya, baik secara lokal maupun regional
Memajukan pasar kelistrikan: peningkatan yang signifikan dalam kebutuhan kapasitas transmisi
akan membuka peluang baru bagi sumber energi alternatif yang lokasinya berada di pelosok
untuk ikut dalam transaksi jual beli listrik
Optimisasi aset: smart grid mampu mengoptimalkan aset kapital dan meminimalkan
pengeluaran operasi dan perawatan pada fasilitas pembangkit, transmisi, dan distribusi
Fungsi sistem smart grid membutuhkan koordinasi dari berbagai pihak, termasuk pihak produsen
listrik, operator komunikasi, dan keterlibatan konsumen. Paradigma ini mengubah infrastruktur
bisnis kelistrikan, salah satunya adalah kemampuan konsumen untuk memproduksi sumber energi
mikro dari sel surya dan bayu, untuk ikut dalam transaksi jual beli listrik kepada konsumen lainnya.
(a) (b)
Gambar 8 (a) Penjelasan Sederhana Algoritma AES dan
(b) Contoh Program Enkripsi Dekripsi Menggunakan Visual Basic
Hamdi Widyawan R – Teknik Elektro BK Energi – Pasca Sarjana UNHAS
Review Journal “Securing Communication of SCADA Components in Smart Grid Environment”
International Journal of Systems Applications, Engineering & Development, Issue 2, Volume 5, 2013
6. kesimpulan
Secara ekonomi dan keunggulan kinerja, teknologi SCADA sangat menjanjikan bagi perkembangan
smart grid di masa depan. Sistem SCADA sangat bergantung pada keamanan komunikasi internet
agar bisa terhubung dengan jaringan listrik regional. Implementasi smart grid akan menghadirkan
berbagai peralatan komunikasi baru, baik secara perangkat keras dan lunak. Dengan menerapkan
program keamanan terenkripsi kripto-silang, diharapkan SCADA pada smart grid dapat
berkomunikasi dengan aman dan terhubung secara luas melalui internet.