SCADA merupakan singkatan dari Supervisory Control And Data Acquisition.Maksud dari
SCADA yaitu pengawasan,pengontrolan dan pengumpulan data. Suatu sistem SCADA terdiri
dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master Station/ RCC (Region Control
Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master Station. Nah dalam
komunikasi antara Master Station (MS) dengan setiap Remote Terminal Unit (RTU) dilakukan
melalui media yang bisa berupa fiber optik, PLC (power line carrier), atau melalui radio, dimana
dalam hal ini data dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung vendor SCADA
yang dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dll. Sistim ini banyak dipakai di lapangan
produksi minyak dan gas (Upstream),Jaringan Listrik Tegangan Tinggi (Power Distribution) dan
beberapa aplikasi sejenis dimana sistem dengan konfigurasi seperti ini dipakai untuk memonitor
dan mengontrol areal produksi yang tersebar di area yang cukup luas.
Istilah SCADA, DCS (Distributed Control System), FCS dan PLC (Programmable Logic
Control ) saat ini sudah menjadi agak kabur karena aplikasi yang saling tumpang tindih.
Walaupun demikian kita masih bisa membedakan dari arsitektur-nya yang serupa tapi tak sama.
Sesuai dengan rancang bangun awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses,
sedangkan SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah diterangkan diatas
SCADA telah mengalami perubahan generasi, dimana pada awalnya design sebuah SCADA
mempunyai satu perangkat MTU yang melakukan Supevisory Control dan Data Acquisition
melalui satu atau banyak RTU yang berfungsi sebagai (dumb) Remote I/O melalui jalur
komunikasi Radio, dedicated line Telephone dan lainnya.
Generasi berikutnya, membuat RTU yang intelligent, sehingga fungsi local control dilakukan
oleh RTU di lokasi masing-masing RTU, dan MTU hanya melakukan supervisory control yang
meliput beberapa atau semua RTU. Dengan adanya local control, operator harus mengoperasikan
masing-masing local plant dan membutuhkan MMI local. Banyak pabrikan yang mengalihkan
komunikasi dari MTU RTU ke tingkatan MMI (Master) MMI (Remote) melalui jaringan
microwave atau satelit. Ada juga yang mengimplementasi komunikasinya pada tingkatan RTU,
karena berpendapat bahwa kita tidak bisa mengandalkan system pada Computer, dan komunikasi
pada tingkatan Computer (MMI) membutuhkan bandwidth yang lebar dan mahal.
Dengan majunya teknologi Intranet dan Internet saat ini, concept SCADA diatas berubah menjadi
lebih sederhana dan memanfaatkan infrastruktur Intranet yang pada saat ini umumnya sudah
dibangun oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Pertamina. Apabila ada daerah-daerah atau
wilayah yang belum terpasang infrastruktur Intranet, saat ini dipasaran banyak bisa kita dapatkan
Wireless LAN device yang bisa menjangkau jarak sampai dengan 40 km (tanpa repeater) dengan
harga relatif murah.
Setiap Remote Area dengan sistem kontrolnya masing-masing yang sudah dilengkapi dengan
OPC (OLE for Process Control; OLE = Object Linking & Embedding) Server, bisa memasangkan
suatu Industrial Web Server dengan Teknologi XML yang kemudian bisa dengan mudah di akses
dengan Web Browser biasa seperti yang kita gunakan untuk Internet Browsing seperti MS
Internet Explorer, Netscape, dsb. Dari Web Browser ini kita bisa mendapatkan semua tampilan
seperti pada layar MMI local, atau dibuatkan tampilan sendiri sesuai kebutuhan. Kontrol tetap
bisa dilakukan melalui Web Browser ini sebagaimana layaknya MMI di lokasi local.
Untuk sekuriti, system harus kita lengkapi dengan Router yang hanya mem-publish Web Server
ke WAN (Wide Area Network) untuk mengisolir hacker untuk mengganggu Control System pada
Control Network kita di lokasi masing-masing. Industrial Web Server juga dilengkapi dengan
banyak sekali fasilitas sekuriti, seperti login name dengan password, menentukan komponen
mana yang perlu di-publish dan mana yang read only, mana yang bisa dilakukan control dari
remote, dan sebagainya.
System seperti ini populer dengan sebutan Remote Application Control System (RACS), yang
makin digemari orang, karena sebenarnya hal seperti inilah yang dibutuhkan pada waktu kita
akan memasangkan suatu SCADA system. Idealnya, seluruh Pertamina mulai dari EP dengan
TMG-nya, UP dengan banyak Unit Daerahnya, PDN dengan jaringan Distribusi dan
Pemasarannya, dengan mudah bisa di-integrasikan melalui teknologi Intranet dan Internet.
Bahkan kita bisa me-launch Web Server kita ke jaringan Internet yang otomatis bisa kita akses
dari manapun di seluruh dunia.
Sedikit tambahan,beberapa peralatan/istilah yg lazim digunakan dlm Control System, yaitu:
SCADA (Supervisory, Control, and Data Acquisition)
HMI/MMI (Human/Man Machine Interface)
PLC (Programmable Logic Controller)
DCS (Distributed Control System)
Remote I/O (Input/Output)
Signal Conditioning
Data Transferred Media (Coaxial Cable, Optic Cable, Radio Freq)
Processor, Memory(RAM/ROM) ..dst
Control System itu memiliki Hirarki/Tingkatan/Level dalam sistemnya, dan teknologi terbaru saat
ini hirarki2 tsb sdh menjadi terintegrasi yg kemudian dikenal dgn istilah Integrated System (klo
yg ini ntar pembahasannya bisa jd lebih lebar dan luas lagi).
Secara sederhana/gampangnya Hirarki-nya dibagi menjadi beberapa tingkatan:
Level 1 (yg paling bawah) adalah : Instrument, Motor, M/C (yg berhubungan secara langsung
dgn Proses)
Level 2 : PLC / DCS, adalah perangkat yg spt halnya PC memiliki Processor, Memory, jg I/O yg
terkoneksi ke Equipment2 di Level 1.
Nah, Program2 itulah yg dibuat & diLoad oleh User ke Memory agar Processor meng-eksekusi
perintah2 tsb melalui Remote I/O-nya.
Ada 2 type yaitu Analog dan Digital.
Level 3 : HMI/MMI (semacam Panel Digital) atau SCADA berupa Software yg terinstal di
Computer/PC untuk membantu User memahami/mengawasi/mengontrol(value adjustment)
proses yg berlangsung atau juga kondisi equipment di Plant melalui Layar Monitor (biasanya di
Control
Room) Selain itu data2 yg telah terbaca tersebut bisa disimpan/direcord/diLog dlm storage disk di
PC, sehingga Trend dr proses atau equimpent bisa diketahui (per-day/per-week/per-month/ dst)
Kalau masalah bgmna hubngnya dgn Networking kemudian Analisa, maka kalau diruntutkan dari
level yg paling rendah itu adalah proses Signal Conditioning (Analog to Digital Converter/ADC,
DAC, Signal Coding Methode, Profibus, Profinet, Controlnet, dst) kemudian jika signal data2
trsbut sdh ter-Kondisikan/se-type spt halnya signal data komputer barulah kemudian itu
urusannya Computer Networking (Client-Server)
Demikian dulu sedikit ulasan tentang SCADA,maaf kalau tulisannya kurang terstrukur karena
memang tulisan ini merupakan rangkuman dari tulisan2 rekan2 yang ada di internet.Maklum
aja,aku juga lagi belajar tentang SCADASo yang aku tahu cuma gambaran umumnya saja
Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan dalam mengatur maupuan
mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol di setiap titik kritis di dalam
proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi SCADA yang semakin baik, Anda bisa
menempatkan lebih banyak sensor di banyak tempat). Semakin banyak hal yang bisa dipantau,
semakin detil operasi yang bisa Anda pantau dan semuanya bekerja secarareal-time. Tidak peduli
sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat operasi proses dalam skala
besar maupun kecil dan Anda setidaknya bisa melakukan penelusuran jika terjadi kesalahan dan
sekaligus meningkatkan efisiensi. Dengan SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan
ongkos lebih murah dan, tentunya, akan meningkatkan keuntungan!
Contoh Arsitektur SCADA
Kontrol
Sayangnya, dalam contoh pabrik aksesoris, tidak ada elemen kontrol. Baiklah, kita tambahkan
sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga memiliki tombol pada panel kontrol. Saat dia
klik pada tombol tersebut, maka saklar di pabrik juga akan ON.
Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA melalui
HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui komputer secara penuh, bahkan
menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua produk perangkat lunak SCADA saat ini
sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan
campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual mengontrolnya dari stasion
master.
Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan meningkatkan profit
perusahaan.
Studi Kasus & Trend Masa Kini
Pemantauan level tangki di Salah satu Depot BBM Pertamina saat ini sudah bisa dilakukan
melalui website internal Pertamina. Implementasi sudah dilakukan sejak tahun 2007 yang lalu.
Pengembangan SCADA dilakukan menggunakan Visual Basic (saat ini Anda bisa mendowload
gratis Visual Basic 2010 Express Edition, ya benar! Gratis! Anda langsung bisa memulai
membuat SCADA).
Gambar 4. Modul Drive-In (antrian tangki) dan Gate-In (penyaluran stock BBM), saat truk tangki
masuk areal pengisian
Gambar 7. Konsep yang diunggulkan Iconics melalui Perangkat Lunaknya Genesis 32 (ada juga
versi 64-bit nya)
Selain itu, Iconics dan Ge Fanuc juga sudah mendukung Solusi Total untuk pengembangan
SCADA terpadu mulai dari pabrik hingga ke para pengambil keputusan di tingkat manajer.
Gambar 8. Konsep Plant/Factory operation to IT Enterprise System dari Iconics (OPC Tookits,
Genesis-32 dan BizViz)
Gambar 9. Konsep Plant/Factory operation to IT Enterprise System dari Ge Fanuc
Link terkait, untuk informasi lebih lanjut
Iconics (klik Genesis-32),
Ge Fanuc (klik Cimplicity),
SCADA menurut Wikipedia (klik versi Indonesia, versi Inggris)
RTU menurut Wikipedia (klik versi Inggris)
Okey, sekarang persoalannya adalah bagaimana memilih dan memilah sistem SCADA yang baik.
Apalagi, sistem SCADA yang diimplementasikan akan Anda gunakan 10 hingga 15 tahun
mendatang, tentunya Anda harus mencari produk-produk yang terkenal reputasinya. Namun hal
ini akan berdampak pada investasi yang harus dilakukan, sebuah produk dengan reputasi handal
dan terkenal tentu harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk SCADA baru yang
saat ini mulai banyak bermunculan.
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak perlu;
Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya
mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang diinginkan;
Atau barangkali saat ini sistem sudah betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak untuk
pengembangan masa depan.
Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan
Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada beberapa sensor
yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianyadatasheet untuk sebuah sensor akan
membantu Anda mengenali lebih detil sensor yang bersangkutan, sehingga Anda bisa memilih
mana yang terbaik.
Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis TCP/IP merupakan jaringan yang mudah digunakan, dan
jika pabrik Anda belum semuanya memiliki jaringan, transisi ke jaringan LAN bisa jadi
merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Namun Anda tidak perlu langsung menerapkan
jaringan LAN semuanya untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan SCADA. Sistem
SCADA yang baik akan mendukung jaringan lama Anda sekaligus juga jaringan LAN, sehingga
Anda bisa melakukan transisi secara bertahap.
Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari pengalaman dan beberapa rujukan
dari online maupun offline) dalam membangun sistem SCADA terutama masalah pemilihan RTU
dan MTU.
Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU
SCADA RTU Anda harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang ada di
pabrik dan bisa bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan dan
lain sebagainya). Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih RTU yang
berkualitas:
Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam
cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai
Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan
pernah digunakan, ini adalah pemborosan.
Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan
kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa
bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan
alat jebol.
Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24
jam setiap hari, tujuh hari seminggu. Dengan demikian sudah seharusnya digunakan RTU
yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik
dan baterei).
Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port
serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan saat
itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat
mendukung strategi migrasi LAN.
Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan
data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya)
dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan
selaluuptodate (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan
sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan
terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi,
namun menawarkan kemudahan operasional.
Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara
tepat dan akurat;
Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya
(power failure).
Tipikal arsitetur RTU (klik untuk memperbesar)
Apa yang perlu Anda perhatikan saat memilih SCADA MTU
SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk yang
familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
SCADA MTU:
Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan
perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang
merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft control
(tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).
Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara
otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24
jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis
sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang
bersangkutan.
Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang bisa
menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana,
dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana Anda
seharusnya menangani atau menanggapinya.
Tapis untuk alarm yang tidak perlu. Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para
staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm dan akhirnya, bisa jadi, mereka mulai
percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti
menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus
mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-
alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.
Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka
panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk
pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.
Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam
pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang
kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi
pemantauan dan pengontrolan.
Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA
hanya dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan
merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk
produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan
mengamankan sistem SCADA Anda dari keusangan yang tak-terencana.