Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga
listrik, agar beban dapat dilayani. Dilain pihak unit pembangkit setiap waktu bisa
mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi. Jika gangguan ini terjadi
pada saat yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada
kemungkinan bahwa daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya
sehingga tidak cukup untuk melayani beban. Dalam hal yang demikian terpaksa
dilakukan pelepasan beban, atau terpaksa sistem kehilangan beban, terjadi
pemadaman dalam sistem. Beban berubah-ubah sepanjang waktu, maka forced
outage yang berlangsung pada saat-saat beban puncak akan mempunyai pengaruh
yang berbeda terhadap cadangan daya tersedia dibandingkan dengan forced
outage yang berlangsung pada saat beban rendah. Jadi setiap forced outage selain
bisa dihitung kemungkinan terjadinya juga memberikan timbulnya pemadaman
dalam sistem atau sering pula disebut sebagai kemungkinan sistem “kehilangan
beban’. Kemungkinan kehilangan beban ini merupakan resiko yang dihadapi
dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik.
PT. PLN (Persero) adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang
bergerak di bidang kelistrikan. Perusahaan ini membutuhkan dukungan sistem
telekomunikasi yang handal, efisien, aman dan mampu mencakup seluruh wilayah
operasinya. SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan
sistem pendukung utama dalam sistem pengendalian tenaga listrik. Beberapa
kelebihan sistem SCADA yaitu memudahkan dispatcher untuk memantau
keseluruhan jaringan distribusi tanpa harus melihat langsung ke lapangan.
Pengontrolan dan pengawasan seluruh sistem pada kawasan ini dapat dilakukan
secara terintegrasi pada suatu tempat. Sistem SCADA sangat bermanfaat terutama
pada saat pemeliharaan dan penormalan jika terjadi gangguan. Suatu sistem
SCADA modern terdiri beberapa komponen yaitu sejumlah RTU (Remote
Terminal Unit), satu unit MTU (Master Terminal Unit), media jaringan

1
telekomunikasi data, perangkat-perangkat di lapangan dan perangkat lunak atau
HMI (Human Machine Interface). Tujuan dari sistem SCADA ini adalah
mengumpulkan data dari plant yang lokasinya berada di tempat yang jauh dari
MTU, mengirimkan data tersebut ke RTU, menampilkan data pada monitor atau
master computer di ruang kontrol, menyimpan data ke hard drive dari master
computer dan melakukan kontrol serta monitoring terhadap plant dari ruang
kontrol melalui HMI.

1.2. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud SCADA?
2. Bagaimana pengaturan beban secara SCADA?
3. Apa kegunaan SCADA dalam sistem tenaga listrik?

1.3. Tujuan
1. Memahami tentang SCADA.
2. Memahami pengaturan beban secara SCADA.
3. Memahami kegunaan SCADA dalam sistem tenaga listrik

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian SCADA


SCADA atau Supervisory Contol and Data Acquisition adalah suatu
sistem yang mengumpulkan data dan menganalisisnya secara real time. SCADA
tidak sepenuhnya sebagai pengontrol tetapi fokusnya pada tingkat pengawasan
dan pemantauan. Sistem SCADA merupakan kombinasi antara telemetri dan
akuisisi data. Telemetri merupakan suatu teknik yang digunakan dalam
pengiriman dan penerimaan informasi atau data melalui suatu medium.
Sedangkan akuisisi data merupakan proses pengumpulan data. Informasi ini
dipancarkan atau dikirim ke daerah tertentu melalui berbagai media komunikasi.
Data yang dikirimkan tersebut dapat berupa data analog dan data digital yang
berasal dari berbagai sensor.

Gambar 1 Gambaran sistem SCADA secara umum


Jadi proses yang terjadi pada sistem SCADA ini adalah
pengumpulan informasi berupa hasil pengukuran dan pengontrolan dari berbagai
daerah dan hasilnya dapat ditampilkan pada layar sehingga operator dapat melihat
hasilnya secara bersamaan dengan yang didapat di daerah asal (real time data).
SCADA adalah singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition. Maksud
dari SCADA yaitu pengawasan,pengontrolan dan pengumpulan data. Suatu sistem
SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master
Station/ RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara

3
RTU dan Master Station. Nah dalam komunikasi antara Master Station (MS)
dengan setiap Remote Terminal Unit (RTU) dilakukan melalui media yang bisa
berupa fiber optik, PLC (power line carrier), atau melalui radio, dimana dalam
hal ini data dikirimkan dengan protokol tertentu (biasanya tergantung vendor
SCADA yang dipakai) misalnya Indactic 33, IEC-60870, dll. Sistim ini banyak
dipakai di lapangan produksi minyak dan gas (Upstream),Jaringan Listrik
Tegangan Tinggi (Power Distribution) dan beberapa aplikasi sejenis dimana
sistem dengan konfigurasi seperti ini dipakai untuk memonitor dan mengontrol
areal produksi yang tersebar di area yang cukup luas.
Istilah SCADA, DCS (Distributed Control System), FCS dan PLC
(Programmable Logic Control ) saat ini sudah menjadi agak kabur karena aplikasi
yang saling tumpang tindih. Walaupun demikian kita masih bisa membedakan
dari arsitektur-nya yang serupa tapi tak sama. Sesuai dengan rancang bangun
awalnya, DCS lebih berfungsi baik untuk aplikasi kontrol proses, sedangkan
SCADA lebih berfungsi baik untuk aplikasi seperti istilah diterangkan diatas

2.2. Pengaturan beban secara SCADA


A. Software Dari System Control And Data Aquisition
Komputer yang digunakan untuk operasi sistem tenaga listrik dan
ditempatkan di Pusat Pengatur Beban, mempunyai tugas utama
menyelenggarakan supervisi dan pengendalian atas operasi sistem tenaga listrik.
Untuk menyelenggarakan tugas supervisi dan pengendalian operasi ini, komputer
mengumpulkan data dan informasi dari sistem yang kemudian diolah menurut
prosedur dan protokol tertentu. Prosedur ini diatur oleh software komputer. Fungi
komputer semacam ini dalam bahasa Inggris disebut Supervisory Control And
Data Aquisition (SCADA). Komputer yang ada di Control Centre mengadakan
kontak dialog dengan setiap Remote Terminal Unit secara bergilir dengan periode
waktu tertentu. Periode waktu ini kurang lebih 10 detik, ini berarti bahwa data
yang disajikan oleh komputer dalam control centre diperbaharui setiap 10 detik.
Proses dialog secara bergilir ini sering disebut dalam bahasa Inggris sebagai
proses scaning dan scaning time adalah kira-kira 10 detik seperti tersebut diatas.

4
Pada saat sebuah RTU mendapat giliran berdialog dengan komputer dari Control
Centre, maka RTU menyampaikan data-data pengamatannya yang mutakhir
kepada komputer melalui saluran telekomunikasi. Software dan RTU mengatur
agar hanya besaran-besaran yang mengalami perubahan yang dilaporkan kepada
komputer di Control Centre, dengan demikian lalu-lintas data dalam saluran
telekomunikasi dapat dikurangi kepadatannya. Kalau terjadi gangguan dalam
sebuah GI atau Pusat Listrik maka kejadian gangguan ini dicatat oleh RTU yang
bersangkutan dalam daftar laporannya kepada komputer Control Centre, tercatat
paling atas, yang berarti akan menjadi laporan pertama pada saat RTU mendapat
giliran berdialog dengan komputer.
Dalam proses scaning antara komputer Control Centre dengan RTU
dimana proses ini merupakan proses Master and Slave, RTU baru mengirimkan
data setelah ditanya oleh (Master) Computer dari control Centre. Jika proses
scaning untuk mengambil data telemetering sedang berlangsung, kemudian ada
sinyal Load Freqaency Control yang keluar dari Computer Control Centre, maka
proses telemetering diinterupsi untuk memberikan kesempatan sinyal Load
Frequency Control yang mempunyai prioritas lebih tinggi daripada sinyal
telemetening. Prioritas yang paling tinggi dalam System Control and Data
Aquisition (SCADA) diberikan kepada sinyal telecontrol yaitu untuk membuka
dan menutup PMT.
Data yang dlidapat dari pengukuran dapat dikembangkan untuk
menghitung besaran pengukuran ditempat-tempat lain dengan menggunakan
program state estimation. Misalnya untuk besaran MW yang menuju dan keluar
dari sebuah GI tidak perlu semuanya diukur cukup beberapa saja asal diingat
bahwa jumlah daya yang masuk = jumlah daya yang keluar dari GI tersebut maka
beberapa besaran MW lainnya dapat dihitung. Begitu pula dengan
membandingkan beberapa hasil pengukuran dapat dilakukan pengecekan apakah
data mengenai posisi dari PMT betul atau tidak, hal ini dilakukan dengan
menggunakan program topology. Ada pula program extended real time yaitu
program untuk membuat simulasi dari suatu keadaan dalam jaringan dengan
menggunakan data real time, misalnya bagaimana aliran daya akan berubah

5
apabila salah satu penghantar dikeluarkan dari operasi. Program ini disebut
Security Assesment Program dan diperlukan untuk memperkirakan apa yang akan
terjadi dalam jaringan sebelum suatu izin pelepasan penghantar diberikan dalam
rangka perkerjaan pemeliharaan atau perbaikan. Software online yang banyak
dipakai SCADA untuk keperluan pengaturan pembangkitan dan penyaluran
adalah Load Frquency Control dan Economic Load Dispatch. Juga sedang
dikembangkan software untuk injeksi daya reaktif agar dicapai rugi-rugi transmisi
yang niinimal.
B. Program-Program Off Line
Pusat Pengatur Beban yang harus mengendalikan sistem yang besar dan
mempunyai fasilitas komputer on line bagi SCADA, biasanya juga mempunyai
fasilitas komputer off line bagi keperluan perencanaan operasi, analisa hasil-hasil
operasi serta untuk keperluan evaluasi keadaan operasi dimasa yang akan datang.
Fasilitas komputer off line ini biasanya dilengkapi dengan program-program
(software) sebagai berikut :
1. Program Load Flow
Program ini dipergunakan untuk membuat analisa load flow (aliran
daya) dengan rnemasukkan data beban GI dan data pembangkitan unit-unit
pembangkit kedalam konfigurasi jaringan yang dikehendaki. Kemudian sebagai
hasilnya dapat dilihat aliran daya serta profil tegangan yang terjadi dalam sistem.
Hasil ini perlu dianalisa bagian mana saja dari sistem yang mengalami kerawanan
misalnya mendekati beban lebih (oveload) atau tegangannya terlalu redah serta
langkahlangkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kerawanan ini.
2. Program Contingency
Seperti program load flow namun dilengkapi dengan kemungkinan
untuk membuat simulasi pelepasan berbagai elemen sistem. Program ini juga
menyerupai program Security Assesment seperti yang diuraikan sebelumnya,
tetapi dapat menggunakan data-data off line. Program ini dipakai sebagai
kelanjutan hasil program load flow untuk memperhitungkan berbagai kondisi
yang mungkin terjadi dalam sistem dimasa yang akan datang dengan melakukan
bebagai contingency.

6
3. Program Arus Hubung Singkat
Program ini dipergunakan untuk menghitung arus hubung singkat tiga
fasa dan satu fasa ke tanah pada berbagai tempat dalam sistem untuk berbagai
kondisi operasi. Hasil perhitungan dari program ini dipergunakan untuk
mengecheck apakah kemampuan memutus arus hubung singkat dati PMT masih
cukup atau tidak. Selain itu juga hasil perhitungan arus hubung singkat
dipergunakan untuk menyetel relay dalam sistem.
C. Penyajian Data Operasi
Data dan informasi berasal dari Gardu-gardu Induk serta Pusat-pusat
Listrik dalam sistem dikumpulkan di Komputer yang ada di Pusat Pengatur Beban
kemudian disajikan dalam berbagai bentuk melalui peripheral komputer.
Penyajian ini perlu disesuaikan dengan keperluan operasi sebagai yang lazimnya
diperlukan oleh operator sistem (dispatcher). Data yang telah dikumpulkan
dengan mengikuti prosedur yang diatur oleh software komputer kemudian perlu
disajikan melalui berbagai peripheral komputer antara lain, melalui Videol
Display Unit (VDU) yang dalam bahasa Indonesia disebut Layar Monitor.
Penyajian data ini juga diatur oleh software komputer. Untuk keperluan
pengoperasian sistem, software komputer umumnya mampu menyajikan data ini
dengan cara-cara sebagai beikut :
1. Data Real Time
Semua data yang mutakhir harus dapat disajikan melalui Layar
Monitor. Apabila dikehendaki dapat dicetak oleh Printer. Disamping itu data
tertentu disusun melalui program komputer dapat disajikan secara kontinyu
melalui Plotter adalah data yang memerlukan perhitungan, misalnya jumlab MW
yang dibangkitkan dalam sistem. Sedangkan data yang disajikan melalui Recorder
adalah data yang tidak melalui proses perhitungan, misalnya tegangan dari salah
satu rel dalam sistem.
2. Data Periodik
Data tertentu dalam sistem misalnya arus dan Transformator dapat
diperoleh komputer agar disajikan secara periodik oleh Printer, misalnya satu jam
sekali. Biasanya ada Printer khusus untuk keperluan ini dan dalam bahasa Inggris

7
disebut Cyclic Logger. Data yang akan diamati secara periodik bisa dipilih
melalui program komputer.
3. Data Pelampauan Batas
Apabila ada batas yang dilampaui, misalnya batas arus sebuah
penghanar tidak dilampaui, maka peristiwa membunyikan alarm dalam ruang
operasi dan langsung mencetak data mengenai pelampauan batas melalui Printer.
Biasanya ada Printer khusus untuk keperluan ini yang dalam bahasa Inggris
disebut Event Logger. Nilai mencapai batas suatu besaran yang diawasi, dalam
bahasa Inggris disebut Threshold Value, dapat diprogram melalui komputer. Data
mengenai kejadian pelampauan batas ini juga bisa dilihat melalui Layar Monitor
(VDU).
4. Data Perubahan Status
Perubahan status PMT dari status masuk menjadi status keluar atau
sebaliknya, baik hal ini terjadi karena relay maupun atas tindakan operator harus
selalu membunyikan alarm diruang operator dan dicetak datanya oleh Event
Logger seperti halnya kejadian Pelampauan Batas. Juga data mengenai hal ini
harus dapat dilihat melalui Layar Monitor (VDU).
5. Data Masa Lalu
Data masa lalu perlu disimpan dalam memori komputer dan kalau perlu
bisa dilihat kembali melalui Layar Monitcr (VDU) atau dicetak melalui Printer.
Untuk menghemat memori komputer perlu ada pembatasan mengenai data masa
lalu yang akan disimpan dalam memori Komputer misalnya sampai dengan data
24 jam yang lalu.
6. Load Frequency Control
Jika ada program Load Frequency Control (LFC) maka dari program ini
harus bisa disajikan melalui Layar Monitor (VDU) dan melalui Printer data dan
Informasi sebagai berikut :
a. Nilai Frekuensi yang diinginkan
b. Nilai Frekuensi yang sesungguhnya terjadi serta penyimpangannya
terhadap nilai yang diinginkan

8
c. Nilai daya nyata dan daya reaktif yang mengalir melalui Saluran
Penghubung (tie Line) yang dikehendaki
d. Nilai-nilai untuk butir c yang sesungguhnya terjadi dan penyimpannnya
terhadap nilai yang diinginkan
e. Konstanta-konstanta pengaturan yang dipergunakan.

2.3. Kegunaan SCADA dalam operasi sistem tenaga listrik


Sistem SCADA/EMS bertujuan untuk membantu perusahaan listrik
mendapatkan sistem pengoperasian optimum sesuai dengan berbagai kenyataan
kekurangan-kekurangan maupun segala kelebihan yang terdapat pada sistem
tenaga listrik tersebut.
Dalam rangka untuk mencapai sistem pengendalian sesuai dengan kriterai-
kriteria diatas maka suatu sistem pengendalian tenaga dilengkapi dengan
perangkat-perangkat SCADA. Perangkat ini digunakan sebagai sarana untuk
dapat memantau dan sistem-sistem tenaga secara terpusat dari pusat pengendalian.
Dalam hal untuk mendapatkan sistem pengoperasian yang optimum, maka diatas
perangkat-perangkat SCADA di-implementasikan fungi-fungsi perangkatn lunak
baik untuk keperluan energi maupun energi management sistem untuk sistem
transmisi, distribution management sistem untuk sistem distribusi dan perangkat-
perangkat otomatisasi para pelanggan.
Dengan semakin banyaknya pusat pembangkit tenaga listrik yang
dioperasikan, maka diperlukan pengaturan beban sistem tenaga listrik. Dalam
pengaturan sistem tenaga listrik ini terdapat beberapa permasalahan yang harus
diperhatikan, yaitu:
1. Kecepatan kemudahan memperoleh informasi yang diperlukan.
2. Cara-cara penyajian data dan informasi bagi pengatur sistem
3. Keandalan media data, karena treganggunya operasi pengaturan sistem
4. Kualitas data yang ditampilkan harus selalu terbaru
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka fasilitas pendukung untuk
keperluan pengaturan sistem tenaga listrik adalah:
1. Sistem telekomunikasi

9
2. Alat-alat pengolah data untuk mengambil, menyimpan dan mengolah sistem
tenaga listrik.
3. Perangkat lunak untuk mengolah data, agar data dapat ditampilkan dalam
pengaturan sistem tenaga listrik.
Permasalahan mengenai pengaturan tenaga listrik merupakan hal yang
komplek, tidak hanya pada bagaimana tenaga listrik tersebut dibangkitkan dan
disalurkan tetapi juga mengenai perhitungan ekonomis dari suatu pembangkit
yang lebih dikenal dengan manajemen energi.
SCADA berfungsi mulai pengambilan data pada peralatan pembangkit
atau gardu induk, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang
ditimbulkan dari hasil pengolahan secara informasi. Secara umum fungsi SCADA
adalah:
1. Penyampaian data
2. Proses kegiatan dan monitoring
3. Fungsi kontrol
4. Perhitungan dan pelaporan
Dengan adanya peralatan SCADA, penyampaian dan pemrosesan data dari
sistem tenaga akan lebih cepat diketahui oleh operator. Informasi pengukuran dan
status indikasi dari sistem tenaga listrik dikumpulkan dengan menggunakan
peralatan yang ditempatkan di gardu induk dan pusat pembangkit. Kontrol
penyaluran peralatan memungkinkan penyampaian data secara remote. Data dapat
dilakukan secara manual atau perhitungan. Data yang baru dapat juga dihitung
dan disimpan dalam database melalui pengumpulan nilai secara otomatis.
Penyampaian data dan pemrosesan data dilakukan secara real-time.
Parameter sistem tenaga listrik dalam real-time operation seperti
frekuensi, tegangan daya dan reaktif, serta tap changer position. Dari paremeter
tersebut dapat dibaca dan dikontrol lewat pusat pengatur beban adalah melalui
suara teleinformasi yang disebut telemetering. Tujuannya adalah agar seorang
operator di transmisi tenaga listrik, disebut dengan dispatcher, dapat melakukan
dan memanfaatkan hal-hal berikut:

10
1. Telemetering (TM)
Dispatcher memanfaatkan TM untuk kebutuhan pemantauan meter, baik
daya nyata dalam MW, daya reaktif dalam Mvar, tegangan dalam kV, dan arus
dalam A. Dengan demikian dispatcher dapat memantau meter dari keseluruhan
jaringan hanya dengan duduk di tempatnya, tentu saja dengan bantuan
peralatan pendukung lainnya seperti telepon.
2. Telesinyal (TS)
Dispatcher dapat memanfaatkan TS untuk mendapatkan indikasi dari
semua alarm dan kondisi peralatan tertentu yang bisa dibuka (open) dan ditutup
(close).
3. Telekontrol (TC)
Dispatcher dapat melakukan kontrol secara remote, hanya dengan
menekan satu tombol, untuk membuka atau menutup peralatan sistem tenaga
listrik Untuk kepentingan dimaksud di atas, seorang dispatcher akan dibantu
dengan suatu sistem SCADA yang terintegrasi yang berada di dalam ruangan
khusus, dan disebut dengan Control Center. Ruangan tersebut bergabung
dengan ruangan khusus untuk menempatkan komputer-komputer disebut
dengan Master Station.
SCADA yang dioperasikan di control center mencakup berbagai aplikasi yaitu
sebagai berikut:
- Akuisisi data
- Supervisory control
- Pemantauan data, pemrosesan event (kejadian) dan alarm
- Kalkulasi data
- Tagging (penandaan)
- Perekaman data
- Pelaporan
Disamping kebutuhan akan control center, di sisi lain harus disiapkan
infrastruktur pendukung serta peralatan penunjang lainnya, yaitu
telekomunikasi, Remote Terminal Unit (RTU), transducer, dan lain sebagainya.
Telekomunikasi digunakan sebagai jalan komunikasi data maupun suara antara

11
control center dengan site (lokasi). RTU digunakan sebagai unit terminal untuk
mengendalikan, mengakuisisi data, dan mensupervisi sebuah Gardu Induk, dan
selanjutnya mengirimkan data tersebut ke control center dimaksud.
A. Pemantauan Sub Sistem Komunikasi Data
Sub sistem komunikasi data bertugas memantau link komunikasi dengan
RTU. Dispatcher dapat menampilkan informasiinformasi berikut ini pada
tampilan. Tampilan ini dapat dilihat pada monitor kerja dispatcher yang disebut
dengan Video Display Unit (VDU):
a. Status aliran komunikasi dengan setiap RTU
b. Status dari setiap link komunikasi, misalnya : in service, out of service,
gangguan (faulty).
c. Statistik komunikasi untuk setiap RTU, misal : jumlah data yang baik,
jumlah data yang tidak baik, jumlah pengulangan polling per jam
(communication error). d. Statistik komunikasi untuk setiap link
komunikasi atau kombinasi RTU.
B. Supervisory Control
1. Permintaan Kontrol oleh Dispatcher
Dispatcher dapat melakukan permintaan (request) untuk
melakukan kontrol terhadap suatu Gardu Induk. Sistem SCADA akan
memberikan definisi urutan permintaan kontrol tersebut.
Ada dua jenis urutan yang diberikan oleh SCADA:
b. Urutan yang didefinisikan sebelum permintaan kontrol (seperti pada
konfigurasi database), urutan yang biasa digunakan untuk manuver
operasi, pelepasan tegangan di penyulang, pemindahan transformator
atau busbar.
c. Daftar untuk permintaan kontrol secara manual diajukan secara
langsung oleh dispatcher.
2. Pemantauan Telesinyal
Setiap kejadian yang dicatat oleh SCADA disebut sebagai event.
Sedangkan semua indikasi yang menunjukkan adanya perubahan status di
SCADA disebut sebagai alarm. Semua status dan alarm pada telesinyal

12
harus diproses untuk mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut untuk
event yang terjadi secara spontan atau setelah permintaan remote kontrol
dikirim dari control center.
3. Sequence of Event (SOE)
Untuk mencatat secara lengkap semua kejadian di control center,
diperlukan fasilitas urutan kejadian. Fasilitas ini akan membantu
mengumpulkan dan merekam sinyal SOE dari RTU eksisting dan RTU
yang baru. Sistem SCADA akan mengolah data masukan SOE yang
diterima dari RTU dan ditampilkan pada VDU di dispatcher. Hal ini sudah
mencakup konversi waktu dan tanggal dari RTU ke waktu/tanggal SCADA
dan menyimpan data SOE di dalam alat perekam, database, sesuai dengan
urutan kronologis.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
SCADA atau Supervisory Contol and Data Acquisition adalah suatu
sistem yang mengumpulkan data dan menganalisisnya secara real time. Sistem
SCADA merupakan kombinasi antara telemetri dan akuisisi data.
Pada pengaturan beban secara SCADA terdiri atas:
A. Software Dari System Control And Data Aquisition
B. Program-Program Off Line
C. Penyajian Data Operasi
1. Data Real Time
2. Data Periodik
3. Data Pelampauan Batas
4. Data Perubahan Status
5. Data Masa Lalu
6. Load Frequency Control
Sistem SCADA/EMS bertujuan untuk membantu perusahaan listrik
mendapatkan sistem pengoperasian optimum sesuai dengan berbagai kenyataan
kekurangan-kekurangan maupun segala kelebihan yang terdapat pada sistem
tenaga listrik tersebut.
SCADA berfungsi mulai pengambilan data pada peralatan pembangkit
atau gardu induk, pengolahan informasi yang diterima, sampai reaksi yang
ditimbulkan dari hasil pengolahan secara informasi. Secara umum fungsi SCADA
adalah:
1. Penyampaian data
2. Proses kegiatan dan monitoring
3. Fungsi kontrol
4. Perhitungan dan pelaporan

14
Daftar Pustaka

http://download.portalgaruda.org/article.php, diakses Kamis 6 juni 2018 pukul


21.00 WIB

https://gilangmanyun.wordpress.com/2010/07/15/kegunaan-scada-dalam-operasi-
sistem-tenaga-listrik/, diakses Kamis 6 juni 2018 pukul 21.10 WIB

https://prihastomo.files.wordpress.com/2008/01/makalahscada.pdf, diakses Kamis


6 juni 2018 pukul 21.20 WIB

http://juliansyah06.blogspot.com/2009/05/pengertian-sistem-scada.html, diakses
Kamis 6 juni 2018 pukul 21.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai