Anda di halaman 1dari 10

SISTEM SCADA DI PT.

PLN (PERSERO) APD BANDUNG


Erwin Khoerul Efendy
Pembimbing : Yusnan Badruzzaman, S.T, M.Eng.
Email : erwinefendy20@gmail.com
Jurusan Teknik Elektro Program Studi D3 Teknik Listrik Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari dan status indikasi dari sistem tenaga listrik


Dengan beroperasinya banyak pembangkit dikumpulkan dengan menggunakan peralatan
tenaga listrik, maka diperlukan pengontrolan yang ditempatkan di Gardu Induk (GI) dan di
yang lebih baik, yang tentunya dibarengi dengan pusat pembangkit. Kontrol penyaluran sistem
kebutuhan tenaga operator yang semakin banyak peralatan memungkinkan penyampaian data
dan dipastikan akan memunculkan berbagai secara remote. Data dapat dilakukan secara
masalah koordinasi pada sistem tenaga listrik. manual atau dengan perhitungan. Data yang
Berbagai kenyataan dan permasalahan tersebut baru dapat juga dihitung dan disimpan dalam
perlu diantisipasi dengan baik dengan cara database melalui pengumpulan nilai secara
menerapkan perangkat telekomunikasi yang otomatis. Penyampaian data dan pemrosesan
tepat, andal dan efisien. Karena itulah pada PLN data dilakukan secara real time. Kecepatan dan
menggunakan sistem komunikasi SCADA yang keakuratan data informasi sangatlah dibutuhkan
memudahkan koordinasi jaringan bila terjadi pada pengaturan sistem tenaga listrik, sehingga
gangguan. Dengan SCADA gangguan dapat pusat pengatur tenaga listrik dalam
dilokalisir dengan cepat, hal itu sangat penting melaksanakan tugas pengaturan didukung oleh
berkenaan dengan SAIDI dan SAIFI. peralatan yang berbasis komputer untuk
membantu operator (dispatcher) dalam
Keywords— PLC, RTU, HMI melaksanakan tugasnya.

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan
Tenaga listrik merupakan kebutuhan yang Adapun maksud dan tujuan dari laporan ini
sangat vital dan dalam kehidupan manusia adalah :
sehari-hari baik untuk kepentingan pribadi 1. Mengetahui Sistem SCADA di PT. PLN
maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Selain (Persero) APD Bandung
itu tenaga listrik juga sangat dibutuhkan untuk 2. Mengetahui sistem pemeliharaan Master
industri-industri besar maupun industri kecil, Station SCADA di wilayah kerja PT. PLN
perkantoran, pertokoan dan lain sebagainya. (Persero)
Tenaga listrik harus selalu tersedia dalam
jumlah yang cukup pada waktu yang tepat,
dengan keandalan yang tinggi dan mempunyai II. PEMBAHASAN
mutu yang baik. Untuk memenuhi hal tersebut 2.1. Pengertian SCADA
diperlukan pengaturan yang baik dalam Pengaturan tenaga listrik pada sistem
persediaan dan dalam penyaluran sistem tenaga interkoneksi dilaksanakan oleh pusat pengaturan
listrik secara merata dan keandalan sistem dan sistem tenaga listrik. Dalam pelaksanaannya,
mutu yang baik sangat dibutuhkan suatu sistem pusat pengatur sistem tenaga listrik PT.PLN
yang terintegrasi. (Persero) khususnya dispatcher membutuhkan
Dalam rangka meningkatkan mutu yang peralatan yang berbasis komputer sehingga data
baik dan kehandalan sistem pasokan listrik, informasi yang dibutuhkan lebih cepat dan
maka PT. PLN (Persero) menggunakan sistem akurat. Sistem pengaturan berbasis komputer
SCADA (Supervisory Control And Data yang digunakan adalah SCADA yang terdiri dari
Acquisition) sebagai pengawasan kontrol dan perlengkapan hardware dan software.
pengambilan data dari jarak jauh, mulai dari Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah
pengambilan data pada peralatan pembangkit RTU (Remote Terminal Unit), sebuah Master
atau Gardu Induk, pengolahan informasi yang Station/ACC (Area Control Center), dan
diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari jaringan telekomunikasi data antara RTU dan
hasil pengolahan informasi. ACC. RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau
Dengan adanya sistem SCADA Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU
penyampaian dan pemrosesan data dari sistem ini bertugas untuk mengetahui setiap kondisi
tenaga listrik akan lebih cepat diketahui oleh peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan
operator (dispatcher). Informasi pengukuran besaran-besaran listrik, status peralatan, dan
sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke
ACC melalui jaringan telekomunikasi data.

2.2. Komponen Sistem SCADA


SCADA adalah salah satu sistem pengendalian
yang mengefisienkan. Secara umum, SCADA
terdiri dari bagian – bagian berikut :
a. Master Station
b. Media Komunikasi
c. Remote Terminal Unit

Berikut ini penjelasan dari masing – masing


bagian Gambar 2.1. Blok Diagram Sistem SCADA
a. Master Station
Master station berfungsi untuk Master station merupakan kumpulan
mengolah data yang diterima dari sistem perangkat keras dan lunak yang ada di
tenaga listrik (Pusat listrik, Gardu Induk control center. Biasanya desain untuk
dll) yang dimonitor oleh operator melalui sebuah master station tidak sama.
peralatan bantu yang disebut Human Sedangkan Human Machine Interface
Machine Interface (HMI). Master station (HMI) adalah suatu peralatan di ruang
terdiri dari : kontrol yang berfungsi sebagai perantara
- Komputer utama (Main Computer) antara operator (dispatcher) dengan sistem
- Front-end computer komputer. Dengan adanya Human Machine
- Human Machine Interface (HMI) Interface memudahkan operator memonitor
- Peralatan pendukung (UPS, sistem jaringan tenaga listrik yang ada di
Telekomunikasi) wilayahnya. Peralatan Human Machine
Front-end komputer merupakan Interface diantaranya adalah: VDU Monitor,
komputer yang menangani pembacaan Keyboard, Printer, Logger, Recorder, Hard
data dan memindahkan kumpulan data ke Copy dll.
komputer utama serta menangani output
dari komputer utama. Data-data dari b. Media Komunikasi
Gardu Induk atau pusat listrik dikirimkan Saluran komunikasi pada sistem SCADA
ke pusat pengatur beban atau control dapat berupa kabel kawat, sistem gelombang
center melalui saluran komunikasi. Data mikro ataupun sistem PLC. Sirkuit
ini diterima oleh Front-end komputer dan komunikasi manapun dapat digunakan untuk
selanjutnya didistribusikan ke fungsi transmisi data sejauh mempunyai ratio
pengolahan, baik ke master komputer sinyal-noise dan lebar pita yang mampu
maupun langsung ke Mimic Board dan dilewati oleh sinyal-sinyal data dengan rate
peralatan monitor (HMI) yang ada di yang memadai.
ruang pengendalian sistem.
Dalam pengoperasian tenaga listrik,  Sistem Radio
seorang Dispatcher membutuhkan alat Sistem radio banyak dipakai untuk
bantu untuk untuk mempermudah keperluan komunikasi operasi sistem
pengaturan tenaga listrik. Untuk tenaga listrik. Sistem radio yang banyak
kepentingan dimaksud di atas, Dispatcher dipakai adalah :
akan dibantu dengan sistem SCADA
(Supervisory Control and Data - Sistem Simplex satu atau dua
Acquisition) yang berada di Control frekuensi
Center. Master Station mempunyai fungsi Yaitu frekuensi untuk penerima
melaksanakan telekontrol (telemetering, (receiver) dan Frekuensi untuk
telesignal, dan remote control) terhadap pengirim (transmitter). Sistem radio
remote station. Sistem SCADA terdiri dari simplex dengan satu atau dua
3 bagian utama yaitu: Master Station, frekuensi ini kebanyakan memakai
Link Komunikasi Data, dan Remote modulasi frekuensi sehingga distorsi
Station. Remote Station adalah stasiun relatif tidak banyak tetapi jarak
yang dipantau, atau diperintah dan komunikasinya pendek.
dipantau oleh master station, yang terdiri
dari gateway, IED, local HMI, RTU, dan - Sistem Duplex
meter energi. Blok diagram sistem Sistem ini selalu digunakan frekuensi
SCADA dapat dilihat pada gambar di yang lain antara penerima dan
bawah. pengirim walaupun tanpa repeater,
sehingga penerima dan pengirim nya, saluran FO bisa diberikan pada
dapat berfungsi bersamaan. kawat tanah dalam keadaan operasi atau
Dibandingkan dengan sistem dipasang di bawah kawat fasa. Kelebihan
simplex, sistem duplex memerlukan dari FO ini bila dibandingkan dengan
lebih banyak alokasi frekuensi. PLC atau radio adalah sinyal yang dikirim
bisa lebih banyak dan lebih tahan dari
- Sistem Single Side Band(SSB) interferensi sinyal lain karena media
Sistem ini menggunakan modulasi pengirimannya berupa cahaya.
amplitudo dengan hanya satu band Saat ini data-data SCADA dapat
yang dipakai, upper atau lower side disalurkan melalui jaringan Ethernet atau
band. Sistem ini kualitas suaranya TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan
tidak sebaik yang menggunakan komputer untuk SCADA adalah jaringan
modulasi frekuensi, tetapi komputer lokal (LAN - Local
jangkauannya lebih jauh. Area Network) tanpa harus mengekspos
data-data penting di Internet. Komunikasi
 Sistem PLC (Power Line Carrier) SCADA diatur melalui suatu protokol,
Sistem telekomunikasi yang jika jaman dahulu digunakan protokol
menggunakan SUTT dan SUTET khusus yang sesuai dengan produsen
sebagai saluran, biasa disebut Power SCADA-nya, sekarang sudah ada
Line Carrier (PLC) dan hanya dipakai di beberapa standar protokol yang
lingkungan perusahaan listrik. Dalam ditetapkan. Karena kebanyakan sensor
sistem PLC, SUTT atau SUTET selain dan relai kontrol hanyalah peralatan
menyalurkan energi listrik juga listrik yang sederhana, alat-alat tersebut
mengirimkan sinyal komunikasi tidak bisa menghasilkan atau
telekomunikasi. Sinyal telekomunikasi menerjemahkan protokol komunikasi.
yang disalurkan adalah untuk Dengan demikian dibutuhkan RTU yang
pembicaraan dan juga untuk data. Untuk menjembatani antara sensor dan jaringan
keperluan ini harus ada peralatan khusus SCADA. RTU mengubah masukan-
yang berfungsi memasukkan masukan sensor keformat protokol yang
(mencampur) dan mengeluarkan bersangkutan dan mengirimkan ke
(memisahkan) sinyal telekomunikasi di master SCADA, selain itu RTU juga menerima
ujung-ujung saluran transmisi dari perintah dalam format protokol dan
frekuensi 50 Hz yaitu frekuensi energi memberikan sinyal listrik yang sesuai ke
listrik yang disalurkan melalui saluran relai kontrol yang bersangkutan.
transmisi. Komunikasi pada sistem SCADA
mempergunakan protokol khusus,
 Sistem Jaringan Telepon walaupun ada juga protokol umum yang
Agar saluran telekomunikasi baik dipergunakan. Protokol yang
yang berupa saluran dari Perusahaan dipergunakan pada sistem SCADA untuk
Umum Telekomunikasi, PLC atau sistem tenaga listrik diantaranya :
saluran Radio dapat dimanfaatkan oleh 1. IEC Standar meliputi IEC 60870-5-
sebanyak mungkin orang, maka pada 101 yang berbasis serial komunikasi
ujung-ujung saluran ini dipasang Sentral dan IEC 60870-5-104 yang berbasis
Telepon Lokal Otomat (STLO). komunikasi ethernet.
Pesawat-pesawat cabang dari setiap 2. DNP 3.0
STLO dapat berbicara intern melalui 3. Modbus
STLO saja. Sedangkan jika akan 4. Proprietary solution, misalnya KIM
berbicara dengan pesawat cabang pada LIPI, HNZ, INDACTIC,
STLO lainnya harus melalui saluran PROFIBUS dan lain-lain
telekomunikasi yang menghubungkan
kedua STLO. d. Remote Terminal Unit
Remote Terminal Unit (RTU) berfungsi
 Fiber Optik untuk mengumpulkan data status dan
Dengan adanya teknologi fiber pengukuran peralatan tenaga listrik,
optik (FO), perusahaan listrik kemudian mengirimkan data dan pengukuran
menggunakan saluran FO untuk tersebut ke Master Station (pusat control)
keperluan operasinya, karena bisa setelah diminta oleh Master Station. SCADA
dipasang dalam kawat tanah pelindung untuk dimonitor oleh operator melalui
sambaran petir dari saluran transmisi. peralatan bantu yang disebut Human
Pada saluran transmisi yang sudah Machine Interface. Data-data dari Gardu
beroperasi tetapi belum ada saluran FO- Induk atau pusat listrik dikirimkan ke pusat
pengatur beban atau control center melalui ketersediaan kanal komunikasi, dan faktor harga.
saluran komunikasi. Disamping itu RTU Beberapa konfigurasi sistem komunikasi
berfungsi melaksanakan perintah dari SCADA yang bisa digunakan antara lain:
master station (remote control). a. Konfigurasi titik ke titik (point to point)
RTU terpasang pada setiap Gardu b. Konfigurasi banyak titik ke satu titik
Induk (GI) atau pusat pembangkit yang (multipoint to point)
masuk dalam sistem jaringan tenaga listrik. c. Konfigurasi banyak titik-bintang
Remote Terminal Unit (RTU) terdiri dari (multipoint –star)
komponen- komponen antara lain: d. Konfigurasi banyak titik-saluran
 Central Processing Unit (CPU) bersamaan (partyline)
 Memory e. Konfigurasi banyak titik-cincin (loop)
 Modul Input / Output (I / O) f. Konfigurasi gabungan
 Modul Power supply

2.3. Jenis-jenis Scada


Secara sederhana, SCADA dapat dibedakan
berdasar skalanya, yaitu :
1. Basic SCADA
SCADA dasar ini umumnya hanya terdiri
dari 1 proses mesin saja. Jumlah PLC dan
MTU yang digunakan juga hanya 1 buah.
Contoh :
 Car manufacturing robot
 Room temperature control
2. Integrated SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa PLC (RTU).
Berikut ini blok sederhananya :
Contoh :
 Water systems
 Subway systems
 Security systems
3. Networked SCADA
Sistem ini terdiri dari beberapa SCADA
yang saling terhubung. Berikut ini blok
sederhananya :
Contoh :
 Power systems
 Communication systems

Gambar 2.3. (a) Konfigurasi Point to Point, (b)


Konfigurasi Multipoint to Point, (c) Konfigurasi
Multipoint-Star, (d) Konfigurasi Partyline, (e)
Konfigurasi Loop, (f) Konfigurasi Gabungan
Gambar 2.2. Blok Diagram Sistem Scada

2.4. Konfigurasi Sistem Scada


Pada dasarnya sistem scada terdiri dari 2.5. Fungsi Sistem SCADA
Control Center (Master Station), konfigurasi Fungsi utama SCADA yang pada sistem
sistem komunikasi dan RTU (Remote Station). distribusi listrik antara lain :
Variasi konfigurasi yang digunakan
bergantung pada sistem yang diperlukan, a. Telekontrol
Merupakan fungsi dimana SCADA Breaker) telah berhasil. Keadaan yang dapat
dapat melakukan pengoperasian peralatan dipantau adalah sebagai berikut :
switching pada Gardu Induk atau Pusat a. Status PMT/PMS.
Pembangkit yang jauh dari pusat kontrol. b. Alarm-alarm seperti proteksi dan
Telecontrolling digunakan untuk membuka peralatan lain.
dan menutup PMT (circuit breaker) sisi 150 c. Posisi kontrol jarah jauh.
kV, baik untuk Line Feeder maupun untuk d. Posisi perubahan tap transformator.
Trafo Distribusi. e. Titik pengesetan unit pembangkit
tertentu.

Gambar 2.5. Proses Telekontrol


Gambar 2.7. Proses Telesignal

.
b. Telemetering
2.6. Sistem SCADA di PT. PLN (Persero) APD
Merupakan fungsi dimana SCADA Bandung
dapat melakukan pengukuran terhadap 2.6.1. Elemen – Elemen Dalam Sistem SCADA
parameter besaran listrik yang ada pada di PT. PLN APD Bandung
gardu induk dan jaringan SUTM secara Elemen penting pada sistem
jarak jauh lalu menampilkannya pada Pusat SCADA di PT. PLN APD Bandung ini
Kontrol. Besaran-besaran yang dapat diukur terdiri dari 3 bagian utama yaitu :
adalah sebagai berikut: master station, Remote Terminal Unit
a. Tegangan bus bar. (RTU), dan peralatan yang dikontrol,
b. Daya aktif dan reaktif unit pembangkit. dalam hal ini yaitu cell 20 kV. Berikut
c. Daya aktif dan reaktif trafo 500/ 150 merupakan konfigurasi 3 elemen penting
KV, 150/30 KV dan 150/22 KV. dalam sistem SCADA. Gambar 3.2
d. Daya aktif dan reaktif merupakan konfigurasi elemen-elemen
penghantar/penyulang. dalam system SCADA yang merupakan
e. Frekuensi Sistem bagian terpenting yang diantaranya
Besaran seperti daya, arus, dan tegangan di master station, RTU (Remote Terminal
seluruh bagian sistem nantinya berpengaruh
pada perencanaan maupun pelaksanaan
operasi sistem tenaga.

Gambar 2.6. Proses Telemetering

Unit), Cell 20 kV.


c. Telesignal

Merupakan fungsi dimana SCADA Gambar 2.8. Konfigurasi 3 Elemen Penting


dapat mengetahui status dari peralatan dalam Sistem SCADA
listrik yang diamati secara jarak jauh. Scada
mengumpulkan informasi mengenai kondisi 1. Master Station
sistem dan indikasi operasi, kemudian Sebagai pusat pengatur sistem 20
menampilkannya pada pusat kontrol secara kV yaitu sistem jaringan distribusi
real time. Setiap perubahan kondisi sistem listrik, berada di kantor PT. PLN
langsung dapat diketahui tanpa menunggu APD Bandung. Master Station terdiri
laporan dari Operator di Gardu Induk dan atas :
pusat tenaga listrik. Informasi indikasi - Human Machine Interface
perlu untuk mengetahui bahwa operasi yang
dijalankan (seperti pemutusan Circuit
Human machine interface
berfungsi sebagai perantara
antara operator (dispatcher) dengan
system komputer. Human machine
interface memudahkan operator
dalam memonitor sistem tenaga
listrik yang ada. Peralatan human
machine interface diantaranya
adalah: keyboard, VDU, recorder,
printer, logger.
- Server
Server berfungsi mengolah
data yang diterima dari RTU
yang dimonitor oleh dispatcher di
Control Center melalui Human
Machine Interface, SCADA
Energy Management System,
Dispatcher Training Simulation.
- Front End
Setelah data dikirim ke Gambar 2.9. Rak BD20
Control Centre melalui Media
komunikasi, data ini diterima Gambar 2.10. merupakan
dengan melalui Front End Telecontrolling sebagai terminal
computer dan selanjutnya pembagi telecontrol untuk
didistribusikan ke fungsi meneruskan sambungan terminasi
pengolahan data dan ditampilkan kabel ke peralatan yang diperlukan
ke Mimic Board yang ada diruang ( modem, diffuser ) yang dinamakan
kendali operasi. Blok MDF, yang berfungsi sebagai
2. Remote Terminal Unit terminal untuk pembagi arah kabel.
Remote terminal unit (RTU)
berfungsi untuk mengumpulkan data
dan kontrol dari peralatan tenaga
listrik. Fungsi RTU dapat dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
- Telesignal berfungsi untuk
mengetahui status indikasi dari
peralatan tenaga listrik.
- Telemetering berfungsi untuk
mengetahui besaran-besaran
listrik pada peralatan tenaga
listrik, seperti besaran tegangan,
daya aktif, daya reaktif, arus dan
frekuensi.
- Telecontrolling berfungsi untuk Gambar 2.10. Blok MDF
meneruskan perintah dari pusat
pengatur ke peralatan tenaga 3. Cell 20 kV
listrik. Perintah tersebut dapat Gambar 2.11. Merupakan peralatan
berupa perubahan status indikasi yang dikontrol oleh system SCADA
peralatan atau pengaturan naik yang disebut sistem 20 kV. Terdiri dari
dan turunnya daya pembangkit. sistem mekanik motoris yang terpasang
Gambar 2.9. merupakan di dalam cubicle-cubicle 20 kV.
Telemetering untuk mengetahui
besaran listrik yang dinamakan
Rak BD20.
(a) (b)

Gambar 2.11.a. Perangkat Mekanik Motoris


Gambar 2.11.b. Cubicle
Sistem SCADA di PLN APD
Bandung dalam pelaksanaaannya
terbagi menjadi 4 sub bagian antara
lain:
a.TI (Teknik Informatika)
Bertanggung jawab atas master
station di kantor APD Bandung.
b.RTU (Remote Terminal Unit)
Bertanggung jawab atas gangguan-
gangguan kontrol yang terjadi pada
RTU.
c.Peripheral
Bertanggung jawab atas
pemeliharaan hardware (peralatan
keras) baik di APD maupun di
lapangan. Beberapa peralatan yang
ditangani oleh peripheral
diantaranya : mekanik motoris
(penggerak kontak LBS), beberapa
macam power supply, dan
Homopolar Detector Fault (HDF).
d.Telekomunikasi
Bertanggung jawab atas
komunikasi data dan voice yang
menggunakan gelombang radio
(wireless), mengatur frekuensi
yang dibutuhkan untuk proses
pengiriman data, bertanggung
jawab atas gangguan yang terjadi
pada repeater (radio link). sehingga kinerja maksimal akan
tercapai.
2.6.2 Sistem SCADA sebagai Remote
Control Jaringan Listrik Se-Bandung
Raya
Untuk kehandalan pasokan listrik 2.7. PREVENTIVE MAINTENANCE MASTER
di PT PLN (Persero) APD STATION SCADA pada PT. PLN (PERSERO)
Bandung maka di buat sistem
SCADA, yaitu pengawasan kontrol Gambar 2.12. Line Connection Distribution
dan pengambilan data dari jarak Control Centre (DCC)
jauh. SCADA yang handal adalah
apabila 2.7.1. Pengertian Preventive Maintenance atau
memiliki kinerja remote control Pemeliharaan
yang handal juga. Untuk mendukung Preventive Maintenance atau biasa di
kinerja tersebut harus didukung oleh sebut pemeliharaan dalam instalasi tenaga
perangkat pendukung SCADA yang listrik adalah proses kegiatan untuk
handal. Gambar 3.6 merupakan menjaga dan mempertahankan suatu
Perangkat SCADA antara lain peralatan instalasi tenaga listrik agar tetap
Master Station, Link Komunikasi, bekerja dengan baik dan sesuai dengan
dan RTU. Kinerja SCADA akan fungsinya sehingga dapat mencegah
turun apabila salah satu dari terjadinya gangguan yang dapat
perangkat tersebut mengalami menyebabkan terjadinya kegagalan
gangguan yang tidak segera peralatan.
terselesaikan. Oleh karena itu
SCADA di APD Bandung sangat 2.7.2. Pedoman Pemeliharaan
membutuhkan peran dari perangkat Pengoperasian dan pemeliharaan
tersebut bekerja secara normal, Master Station harus mengacu kepada
apabila perlu tanpa ada gangguan dokumen- dokumen terkait misalnya
Manual Book. Yang harus diperhatikan secara terencana ketika peralatan
dalam pengoperasian dan pemeliharaan listrik mengalami kelainan atau
Master Station adalah sebagai berikut: unjuk kerja rendah pada saat
a. Kelengkapan dokumen prosedur menjalankan fungsinya dengan
pengoperasian tujuan untuk mengembalikan pada
b. Hak akses yang diperlukan kondisi semula disertai perbaikan
untuk mengoperasikan aplikasi dan penyempurnaan instalasi.
master station Pemeliharaan ini disebut juga dengan
c. Kelengkapan dokumen wiring pemeliharaan berencana (curative
instalasi maintenance), yang biasa berupa
d. Ijin kerja pemeliharaan trouble shooting atau penggantian
e. Kelengkapan peralatan kerja part atau bagian yang rusak atau
kurang berfungsi yang dilaksanakan
Peralatan yang digunakan untuk dengan terencana.
pengujian master station yaitu :
a. Tools kit dan Tools proprietary 2.7.3.4. Pemeliharaan Darurat (Breakdown
b. AVO meter maintenance)
c. Alarm generator Kegiatan pemeliharaan yang
d. LAN tester dilakukan apabila terjadi kerusakan
e. Firewall tester mendadak yang waktunya tidak dapat
f. Earth resistance tester ditentukan dan tidak dapat
g. Stopwatch direncanakan karena sifatnya darurat.
h. Laptop
2.7.4. In Service Inspection
2.7.3. Jenis-Jenis Pemeliharaan In Service Inspection adalah kegiatan
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi pemeliharaan dalam bentuk inspeksi yang
empat jenis pemeliharaan, yaitu: dilakukan pada saat Master Station dalam
kondisi beroperasi (in service). Kegiatan
2.7.3.1. Pemeliharaan Preventive (Time ini dilakukan setiap hari dengan
Base Maintenance) menggunakan formulir standar (checklist).
Pemeliharaan preventive Adapun komponen Master Station yang
dilaksanakan untuk mencegah harus diperhatikan pada In Service
terjadinya kerusakan peralatan Inspection adalah:
secara tiba-tiba dan juga dapat a. Kondisi Lingkungan
mempertahankan unjuk kerja yang Suhu Ruangan, Kelembaban,
optimum sesuai unsur teknisnya. kebersihan, dan Lampu Penerangan
Pemeliharaan ini disebut juga b. Kondisi Fungsi Server
dengan pemeliharaan berdasarkan
waktu (Time Base Maintenance).  Server SCADA
Pemeliharaan ini dilakukan secara  Server Sub Sistem Komunikasi
berkala berdasarkan waktu yang  Server Historikal
direncanakan.  Server EMS
 Server DTS
2.7.3.2. Pemeliharaan Prediktif (Condition c. Kondisi Fungsi Workstation
Base Maintenance)
 Workstation Dispatcher
Pemeliharaan prediktif adalah
pemeliharaan yang dilakukan  Workstation Engineer
dengan cara mempredisi kondisi  Workstation Update Database
suatu peralatan listrik, apakah dan  Workstation DTS
kapan kemungkinannya peralatan d. Kondisi Fungsi LAN
listrik tersebut menuju Switch, Router, dan Network/LAN
kegagalan. Pemeliharaan ini e. Kondisi Fungsi Peripheral
disebut juga dengan pemeliharaan  Power Supply
berdasarkan kondisi (conditional
 GPS
maintenance).
 Master Clock
2.7.3.3. Pemeliharaan Korektif (Corective  Storage
maintenance)  Mimic/Layar Tayang
Pemeliharaan korektif adalah  Projector
pemeliharaan yang dilakukan  Static Display
 Recorder
 Printer
f. Kondisi Fungsi Penunjang
Hotline, Voice Recorder, Server
Offline Database, Server Pengukur
Frekuensi

2.7.5. In Service Function Check


Pekerjaan ini dilakukan saat
pemeliharaan rutin (1 bulan sekali)
maupun saat investigasi ketidaknormalan.
Komponen- komponen In Service 2.7.6. In Service Measurement
Function Check dapat dilihat pada Tabel Pekerjaan ini dilakukan saat
1. pemeliharaan rutin maupun saat
investigasi ketidaknormalan. Adapun
komponen- komponen Master Station
Tabel 1. In Service Function Check
yang perlu diperhatikan pada In Service
Master Station
Measurement dapat dilihat pada Tabel 2
adalah formulir In Service Measurement.
Tabel 2. In Service Measurement
2.7.7. Analisa Hasil Pemeliharaan
Berikut adalah standard dan
rekomendasi hasil pemeliharaan :

Tabel 3. Standard dan Rekomendasi


Hasil Pemeliharaan In Service
Inspection Master Station Tabel 4. Standard dan Rekomendasi
Hasil Pemeliharaan In Service
Function Check Master Station
Tabel 5. Standard dan Rekomendasi Hasil dan Router, Peripheral, dan komponen
Pemeliharaan In Service Measurement penunjang lainnya. Seperti PSU, GPS,
Storage, Printer, VDU, Master Clock.
Master Station Recorder, dan lain sebagainya.

b. Saran

1. Pemeliharaan Master Station SCADA harus


dilaksanakan sesuai dengan ketentuannya
2. Pemeliharaan Master Station SCADA
sebaiknya dilakukan secara rutin

DAFTAR PUSTAKA

[1] Bahan Ajar Pemeliharaan Peralatan Gardu


Induk : PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa – Bali.
[2] http://dunialistrik.blogspot.com/2010/02/belajar-
dasar-scada.html
[3] http://dunialistrik.blogspot.com/2010/01/daftar-
istilah-scada.html
[4] http://dunialistrik.blogspot.com/2010/01/s
cada.html
[5] http://www.rifqion.com/menulis/scada dan-plc/
[6] http://codingjuve.wordpress.com/2011/07/
24/scada-supervisory-control-and-data-
acquisition-systems/
[7] Literatur Laporan Kerja Praktek dari
perpustakaan PT. PLN
[8] Team PLN Sektor Jakarta.O & M SCADA :
III. PENUTUP Perusahaan Umum Listrik Negara
3.1. Kesimpulan Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian
4. Pemeliharaan Master Station SCADA Barat
bertujuan untuk menjaga keandalan dan [9] http://learnautomation.wordpress.com/2009/02/
mencegah kerusakan/kegagalan yang akan 23/introduction-to-scada/
terjadi pada Sistem SCADA. Serta untuk [10] http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=74334
menambah umur kerja Sistem SCADA
tersebut.
5. Terdapat 4 jenis pemeliharaan yang
dilakukan, yaitu predictive maintenance,
preventive maintenance, corrective
maintenance, dan breakdown
maintenance.
6. Preventive maintenance Master Station
SCADA bertujuan untuk mencegah
kerusakan dan kegagalan internal yang
mungkin terjadi pada Sistem SCADA
yang akan menggangu kinerjanya dan
mengurangi umur kerja Sistem SCADA
tersebut, dan dilakukan pada saat
Peralatan SCADA beroperasi dilakukan
secara harian, mingguan, ataupun
bulanan.
7. Kondisi lingkungan seperti suhu ruangan,
kelembaban, kebersihan, dan Lampu
Penerangan merupakan bagian dari
preventive maintenance yang perlu dijaga
kondisinya.
8. Bagian Peralatan Master Station yang
perlu diberikan preventive maintenance
yaitu Server, Workstation, LAN, Switch

Anda mungkin juga menyukai