Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MESIN DC

MOBIL LISTRIK DENGAN SISTEM PENGGERAK


MOTOR BLDC

Dosen Pengampu: Bpk. Djodi Antono,B.Tech,M.Eng.

Disusun Oleh :

Erwin Khoerul Efendy


3.39.17.0.09
LT 2D

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2018
JOBSHEET 02
MOBIL LISTRIK DENGAN SISTEM PENGGERAK MOTOR
BLDC

2.1 Pendahuluan
Motor DC merupakan komponen penggerak sekaligus komponen
paling penting pada mobil listrik, Motor DC berfungsi untuk menggerakan
roda mobil menggunakan energi listrik yang dikonversi menjadi energi
mekanik pada bagian dalam motor. Berbeda dengan mobil berbahan bakar
fosil yang menggunakan tekanan udara dan bensin untuk menggerakan
piston pada mesin, mobil listrik memiliki sistem pengendalian kecepatan
yang berbeda, yaitu dengan memanfaatkan induksi elektromagnetik, dengan
memanfaatkan energi listrik sebagai tenaga penggerak, mobil listrik dapat
berfungsi seperti mobil dengan penggerak piston. Salah satu jenis motor DC
yang bisa digunakan pada mobil listrik adalah jenis brushless DC motor,
jenis motor ini adalah pengembangan dari jenis brushed motor yang
memiliki perbedaan pada teknik pergantian polaritas magnetik pada
kumparan didalam motor, walaupun hanya berbeda pada teknik pergantian
polaritas magnetnya jenis motor ini mempunyai perbedaan yang signifikan
pada kecepatan dan ketahanan komponennya, dengan memiliki kecepatan
dan torsi yang lebih tinggi, dan ketahanan komponen yang kuat motor jenis
ini sangat cocok digunakan pada mobil listrik. Akan tetapi kekurangan pada
jenis motor DC ini adalah pada pengendalian kecepatanya yang cukup sulit
karena membutuhkan alat elektronik khusus dan teknik modulasi sinyal
sebagai teknik pengendalian kecepatnya, oleh karena itu dibutuhkan teknik
pengendalian kecepatan seperti PID untuk mengendalikan kecepatan motor
DC pada kecepatan yang diinginkan, selain bisa membantu pengendalian
kecepatan pada mobil listrik, teknik kendali kecepatan menggunakan sistem
kendali PID juga bisa diterapkana untuk mobil autonomous agar mobil bisa
mengendalikan kecepatan secara mandiri.

2
2.2 Dasar Teori
a. Motor Dc
Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah
energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi
mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran rotor. Motor DC
brushless mempunyai kelebihan yaitu efisiensi tinggi, umur yang panjang,
konsumsi energi yang kecil dan tidak menimbulkan electrical noise. Motor
DC brushless dikembangkan dari motor DC brushed konvensional jenis
eksitasi terpisah dengan tambahan kemampuan dari peralatan solid state
semikonduktor tenaga, agar efisiensinya lebih maksimal.
Brushless DC motor hampir sama dengan motor synchronous AC.
Perbedaan utamanya jika dibandingkan adalah motor synchronous AC
menghasilkan EMF balik sinusoidal, sedangkan motor DC brushless
menghasilkan EMF balik gelombang kotak, atau trapezium. Persamaan
keduanya, motor synchronous AC dan motor DC brushless akan
membentuk putaran medan magnetik yang menghasilkan torsi pada rotor
magnetik. Bagian – bagian motor DC brushless antara lain :
1. Rotor

Rotor dari motor BLDC khas terbuat dari magnet permanen.


Tergantung pada kebutuhan aplikasi, jumlah kutub pada rotor dapat
bervariasi. Peningkatan jumlah kutub yang memberikan torsi lebih
baik tapi pada biaya mengurangi kecepatan maksimum yang
mungkin. Parameter rotor lain yang berdampak pada torsi
maksimum adalah bahan yang digunakan untuk pembangunan
magnet permanen, semakin tinggi kerapatan fluks material, semakin
tinggi torsi. Rotor dibuat dari magnet tetap dan dapat desain dari dua
sampai delapan kutub Magnet Utara (N) atau Selatan (S). Material
magnetis yang bagus sangat diperlukan untuk mendapatkan
kerapatan medan magnet yang bagus pula. Biasanya magnet ferrit
yang dipakai untuk membuat magnet tetap. Tetapi dewasa ini dengan
kemajuan teknologi, campuran logam sudah kurang populer untuk
digunakan. Benar sekali magnet Ferrit lebih murah, tetapi material

3
ini mempunyai kekurangan yaitu flux density yang rendah untuk
ukuran volume material yang diperlukan untuk membentuk rotor.

Rotor adalah bagian pada motor yang berputar karena adanya gaya
elektromagnetik dari stator, dimana pada motor DC Brushless bagian
rotornya berbeda dengan rotor pada motor DC konvensional yang
hanya tersusun dari satu buah elektromagnet yang berada diantara
brushes (sikat) yang terhubung pada dua buah motor hingga delapan
pasang kutub magnet permanen berbentuk persegi pajang yang
saling direkatkan menggunakan semacam “epoxy” dan tidak ada
brushes-nya.

Rotor dibuat dari magnet tetap dan dapat desain dari dua sampai
delapan kutub Magnet Utara (N) atau Selatan (S). Material magnetis
yang bagus sangat diperlukan untuk mendapatkan kerapatan medan
magnet yang bagus pula. Biasanya magnet ferrit yang dipakai untuk
membuat magnet tetap. Tetapi dewasa ini dengan kemajuan
teknologi, campuran logam sudah kurang populer untuk digunakan.
Benar sekali magnet Ferrit lebih murah, tetapi material ini
mempunyai kekurangan yaitu flux density yang rendah untuk ukuran
volume material yang diperlukan untuk membentuk rotor.

2. Stator

Stator suatu BLDC motor terdiri dari tumpukan baja laminasi dengan
lilitan ditempatkan di slot. Secara kebiasaan, stator menyerupai
motor induksi, tetapi lilitannya dibuat sedikit berbeda. Kebanyakan
BLDC motor mempunyai tiga gulungan-stator dihubungkan secara
bintang. Masing-Masing ini lilitan dibangun dengan banyak coil
saling berhubungan untuk membentuk suatu lilitan. Satu atau lebih
coil ditempatkan dalam slot dan mereka saling behubungan untuk
membuat suatu lilitan. Masing-Masing ini lilitan dibagi-bagikan
diatas batas luar stator untuk membentuk suatu bilangan genap
kutub. Ada dua jenis gulungan-stator: bentuk trapesium dan motor
sinusoidal. Pembedaan ini dibuat atas dasar interkoneksi coil di

4
dalam gulungan-stator untuk memberikan tipe yang berbeda
terhadap Back Electromotive Force (EMF) terdapat dua macam pola
koneksi gulungan yang digunakan pada stator motor BLDC, yaitu
koneksi bintang dan segitiga.

Perbedaan utama antara kedua pola adalah bahwa pola Y


memberikan torsi tinggi pada RPM rendah dan pola Δ memberikan
torsi rendah pada RPM rendah. Hal ini karena dalam konfigurasi Δ,
setengah dari tegangan diterapkan di seluruh berliku yang tidak
didorong, sehingga meningkatkan kerugian dan pada gilirannya,
efisiensi dan torsi. Sebuah inti slotless memiliki induktansi rendah,
sehingga dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Karena
tidak adanya gigi di laminasi stack, persyaratan untuk torsi cogging
juga turun, sehingga membuat mereka yang sesuai untuk kecepatan
rendah juga (saat magnet permanen di rotor dan gigi pada stator
sejajar satu sama lain maka, karena interaksi antara dua, torsi
cogging tidak diinginkan mengembangkan dan menyebabkan riak
dalam kecepatan). Kerugian utama dari inti slotless adalah biaya
yang lebih tinggi karena memerlukan lebih berliku untuk
mengimbangi celah udara yang lebih besar.

Stator adalah bagian pada motor yang diam/statis dimana fungsinya


adalah sebagai medan putar motor untuk memberikan gaya
elektromagnetik pada rotor sehingga motor dapat berputar. Pada
motor DC Brushless statornya terdiri dari 12 belitan (elektromagnet)
yang bekerja secara elektromagnetik dimana stator pada motor DC
Brushless terhubung dengan tiga buah kabel untuk disambungkan
pada rangkaian kontrol sedangkan pada motor DC konvensional
statornya terdiri dari dua buah kutub magnet permanen.

Belitan stator pada motor DC Brushless terdiri dari dua jenis, yaitu
belitan stator jenis trapezoidal dan jenis sinusoidal. Yang menjadi
dasar perbedaan kedua jenis belitan stator tersebut terletak pada

5
hubungan antara koil dan belitan stator yang bertujuan untuk
memberikan EMF (Electro Motive Force) balik yang berbeda.

EMF balik sendiri adalah tegangan balik yang dihasilkan oleh belitan
motor BLDC ketika motor BLDC tersebut berputar yang memiliki
polaritas tegangan berlawanan arahnya dengan tegangan sumber
yang dibangkitkan. Besarnya EMF balik dipengaruhi oleh kecepatan
sudut putaran motor (ω), medan magnet yang dihasilkan rotor (B),
dan banyaknya lilitan pada belitan stator (N) sehingga besarnya EMF
balik dapat dihitung dengan persamaan :

EMF balik = B.N.1.r.ω

dimana :

B = kerapatan medan magnet yang dihasilkan rotor (Tesla)

N = banyaknya lilitan pada belitan stator per phasa

1 = panjangnya batang rotor (m)

r = jari-jari dalam motor (m)

ω = kecepatan sudut putaran motor (rad) (dimana ω=2πf

Ketika motor BLDC sudah dibuat, jumlah lilitan pada stator dan
besarnya medan magnet yang dihasilkan nilainya sudah dibuat
konstan sehingga yang mempengaruhi besarnya EMF balik adalah
besarnya kecepatan sudut yang dihasilkan motor, semakin besar
kecepatan sudut yang dihasilkan. Perubahan besarnya EMF balik ini
mempengaruhi torsi motor BLDC, apabila kecepatan motor yang
dihasilkan lebih besar dari tegangan potensial pada belitan stator
sehingga arus yang mengalir pada stator akan turun dan torsi

pun akan ikut turun, sebagaimana rumus torsi pada BLDC motor
menurut persamaan diatas bahwa besarnya torsi yang dihasilkan
motor BLDC dapat dihitung dengan :

T = Krms. Ф.I (Nm)

6
Dimana :

Krms = tegangan rata-rata konstan (Volt)

Ф = besarnya fluks magnet (Tesla)

I = besarnya arus (Ampere)

Karena berbanding lurus dengan faktor-faktor lain yang


mempengaruhi torsi maka kenaikan dan penurunan arus sangat
berpengaruh pada besarnya torsi yang dihasilkan motor BLDC.

3. Axle

Axle atau sumbu adalah batang yang berungsi sebagai sumbu putar
motor, terpusat pada rotor dan dirangkai bersama rotor.

4. Sensor Hall

Tidak seperti motor DC brushed komutasi dari motor DC Brushless


diatur secara elektronik agar motor dapat berputar, stator harus di-
energize secara berurutan dan teratur. Sensor hall inilah yang
berperan dalam mendeteksi pada bagian rotor mana yang ter-
energize oleh fluks magnet sehingga proses komutasi yang berbeda
(enam step komutasi) dapat dilakukan oleh stator dengan tepat
karena sensor hall ini dipasang menempel pada stator.

Hall sensor ini ditempatkan setiap 120˚ pada jarak antar kutub stator
hal ini bertujuan agar deteksi terhadap vector fluks stator yang
dihasilkan akurat setiap perpindahan komutasi, arus yang mengalir
tetap terjaga konstan pada setiap phasa.

Prinsip kerja hall sensor sendiri membutuhkan arus yang mengalir


terus jika ingin digunakan sebagai pendeteksi fluks magnet. Bila
butiran-butiran yang terdapat pada dimisalkan sebagai gambaran
sebagai medan magnet, maka daya elektromagnet dibuat atas dasar
gerakan elektron seperti yang diberikan oleh kaedah tangan kiri
Fleming. Sewaktu daya elektron dibiaskan pada sisi kiri, akibatnya

7
kutub negatif di sisi kiri dan kutub positif di sisi yang lain (kanan).
Polaritas elektrostatik bergantung pada yang dialami butir apakah
berkutub utara atau berkutub selatan, dan digunakan untuk
menyatakan sinyal pada posisi rotor dalam batas polaritas magnet.
Bila motor DC Brushless menggunakan sensor hall sebagai sensor
posisi, maka semua elemen-elemen penting dibuat dalam bentuk
terpadu sesuai. Misalnya, jika level output adalah H untuk kutub
utara, maka level output akan L bila diletakkan pada kutub selatan.
Dalam hal ini ketiga IC hall digunakkan sebagai driver untuk motor
BLDC tiga phasa.

5. Kontroler

Kontroler pada motor DC Brushless berperan sangat penting dan


dapat dikatakan sebagai penunjang utama operasi motor DC
Brushless karena motor DC Brushless membutuhkan suatu trigger
pulsa yang masuk ke bagian elektromagnetik (stator) motor DC
Brushless untuk memberikan pengaturan besarnya arus yang
mengalir sehingga putaran motor dapat diatur secara akurat. Inverter
pada motor DC Brushless berperan untuk mengubah tegangan DC
yang masuk controller menjadi tegangan AC karena jenis motor DC
Brushless biasanya multipole tiga phase maka dibutuhkan inverter
tiga phasa tegangan DC menjadi AC agar dapat berputar.

Berdasarkan kemampuan control power supply, kita dapat memilih


dengan tepat rating tegangan untuk motor yang dibutuhkan. Untuk
tegangan 48 volt atau kurang dari itu, biasanya digunakan untuk
bidang otomotif, robotic atau penggerak lengan mekanik kecil.
Untuk rating tegangan 100 volt dan lebih dari itu digunakan dalam
bidang otomasi industri dan penggerak alat-alat industri.

8
2.3 Gambar Rangkaian

Gambar 2.3.1 Tata letak komponen mobil listrik

Gambar 2.3.2 Diagram pengawatan

9
2.4 Hasil Percobaan
Tabel 2.4.1 Pengukuran tegangan dan RPM

No Tegangan (V) RPM Keterangan


1 44 40 Maju
2 44 0 Mundur

2.5 Analisa Hasil Percobaan


Dapat diketahui dari tabel diatas bahwa 44 Volt aki pada mobil listrik
yang bergerak maju sebesar 39 RPM tersebut membutuhkan tambahan
tegangan aki yang lebih dari 44 Volt (dengan 1 aki = 11 Volt). Sedangkan
pada percobaan laju mundur, rotor tidak mau bergerak reververse-bias(gerak
mundur) sehingga data rpm kosong. Kemungkinan tidak dapat bergerak
mundurnya mobil diakibatkan karena kerusakan pada Hall – sensor pada
motor BLDC untuk bergerak mundur.

Gambar 2.5.1 Motor listrik menggunakan motor brushless DC

10
KESIMPULAN

1. Motor DC brushless ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah


energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi
mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran rotor. Motor DC
brushless dikembangkan dari motor DC brushed konvensional jenis eksitasi
terpisah dengan tambahan kemampuan dari peralatan solid state
semikonduktor tenaga, agar efisiensinya lebih maksimal.
2. Pada percobaan ini disimpulkan bahwa untuk menjalankan mobil listrik
dengan penggerak motor BLDC diperlukan tegangan input(aki) lebih dari
44 Volt dan adanya kerusakan pada salah satu komponen dalam mobil
listrik yang menyebabkan tidak dapatnya mobil bergerak
mundur(kemungkinan disebabkan oleh komponen Hall – sensor pada
BLDC).

11
DAFTAR PUSTAKA

Antono, Djodi. 2017. Mesin Direct Current. Semarang: Politenik Negeri Semarang
https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/142130/kontrol-kecepatan-konstan-
mobil-listrik-menggunakan-brushless-motor-dc.html

http://elektronika-dasar.web.id/teori-motor-dc-dan-jenis-jenis-motor-dc/
https://www.scribd.com/doc/268939193/motor-dc-pdf
http://zonaelektro.net/motor-dc/

12

Anda mungkin juga menyukai