Oleh :
RENGGANIS KUMALASARI
21060112083001
BIDANG TEKNIK ELEKTRO
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
SCADA atau Supervisory Control and Data Aquisition merupakan peralatan
dengan teknologi yang moderen dan sedang gencar dikembangkan di PLN untuk
mewujudkan sistem distribusi listrik yang handal. SCADA berfungsi untuk
melakukan kontrol (telecontrol), pemantauan (telesignaling), pengukuran
(telemetering), dan sebagai tempat pengolahan data yang terpusat.
SCADA dapat digunakan untuk mengontrol sistem proteksi menggunakan
relay proteksi. Apabila terdapat suatu gangguan maka relay proteksi akan
memberi input kepada annunciator pada kubikel lewat PLC untuk mengeluarkan
alarm buzzer dan indikasi lampu. Apabila annunciator sudah bekerja maka alarm
akan terus berbunyi dan indikasi gangguan akan muncul pada HMI (Human
Machine Interface). Oleh sebab itu, dibutuhkan reset annunciator agar alarm mati,
indikasi gangguan tidak muncul terus menerus sehingga gangguan pada HMI
tidak menumpuk, dan akan aman apabila petugas area meminta penormalan
beban. Apabila terjadi penumpukan status gangguan yang lama dengan gangguan
yang baru pada HMI dapat menyulitkan petugas dalam melakukan pelacakan
gangguan dan data tidak update/real time. Mengacu pada SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang berlaku saat ini, setelah terjadi gangguan pada suatu
kubikel petugas Dispatcher harus melakukan reset annunciator terlebih dahulu
sebelum menjalankan perintah dari petugas area untuk menormalkan PMT. Reset
annunciator juga penting apabila kubikel mempunyai sistem interlock, yaitu tidak
dapat dinormalkan apabila belum dilakukan reset. Saat ini, kubikel dengan
annunciator yang terhubung dengan PLC mempunyai tiga tombol yang harus
ditekan secara berurutan; yaitu Silence, Acknowledge, dan Reset sehingga untuk
reset panel pada HMI harus dilakukan dengan tiga kali tekan atau lebih.
Tugas SCADA adalah mengusahakan kontrol reset annunciator dapat
dilakukan dari HMI dan dilakukan hanya dengan sekali tekan untuk pengefektifan
kinerja dari sisi operasi. Melihat dan menimbang kebutuhan kecepatan pada
sistem operasi distribusi, diperlukan suatu terobosan dan inovasi pada sisi
SCADA agar hal tersebut dapat tercapai. Mengingat keadaan jumlah I/O pada
SCADA yang terbatas sehingga ketiga tombol pada annunciator harus diringkas
menggunakan satu port I/O. Oleh karena itu dibutuhkan suatu alat bantu kontrol
reset annunciator yang otomatis dan handal yang terintegrasi dengan sistem
kontrol di SCADA, yaitu Sequencer Module.
I.2
Maksud dan Tujuan
1. Memperbaiki SAIDI (System Average Interruption Duration Index).
2. Mempermudah kontrol reset annunciator dari HMI.
3. Mengurangi kWh yang hilang akibat pemadaman yang lama.
4. Mencegah penumpukan indikasi gangguan pada HMI supaya data yang
I.3
PERMASALAHAN
III.
3.1
PENYELESAIAN MASALAH
Overview SCADA
SCADA di PT PLN (Persero) berfungsi mulai dari pengambilan data pada
Gardu Induk atau Gardu Distribusi, pengolahan informasi yang diterima, sampai
reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi via remote menggunakan
komputer. Beberapa contoh aplikasi SCADA untuk Sistem Distribusi antara lain :
3.3
Server
Workstation
Aplikasi
LAN (Local Area Network)
Peripheral Penunjang
Remote Station
Remote Station adalah stasiun yang dipantau, atau diperintah dan dipantau
oleh master station, yang terdiri dari gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter
energi. RTU (Remote Terminal Unit) adalah salah satu komponen dari suatu
sistem pengendali tenaga listrik yang merupakan perangkat elektronik yang dapat
diklasifikasikan sebagai perangkat pintar. RTU biasanya ditempatkan di gardu
3
induk, gardu hubung, gardu distribusi, maupun pusat pusat pembangkit sebagai
perangkat yang diperlukan oleh Control Centre untuk mengakuisisi data-data
rangkaian proses dalam melakukan telecontrol, telesignal dan telemetering.
Bagian utama pada RTU adalah :
3.4
Modul CPU
Modul I/O
Modul Komunikasi
Modul Power Supply (Catu Daya)
Telekomunikasi
Jaringan komunikasi SCADA menggunakan media Fiber optik (FO) dari
lokasi,
Kecuali
untuk
keypoint
yang
menggunakan
FO
Tombol test lamp, untuk melakukan tes pada lampu bekerja atau tidak.
Tombol silence/mute, untuk mematikan bunyi horn/buzzer.
Tombol acknowledge, untuk mematikan kedip lampu.
Tombol reset, untuk mengembalikan keadaan annunciator pada posisi
standby.
Panel RTU
I/O Logik. Fungsi kontrol pada I/O Logik menggunakan kode diskrit, artinya
perintah yang diterima adalah fungsi logika 1 atau 0.
RTU yang digunakan adalah tipe Data Konsentrator, artinya RTU yang
berfungsi mengumpulkan data dari RTU satelit (simple) dibawahnya tetapi RTU
tersebut tidak memiliki I/O yang tersambung ke peralatan gardu. Oleh karena itu
RTU jenis ini menggunakan I/O Logik MoxaR2110 sebagai I/Onya, namun I/O
tersebut terpisah dari RTU, melainkan berada di masing-masing kubikel dan
terhubung langsung ke peralatan di gardu. Kelebihan menggunakan RTU Data
Konsentrator adalah karena I/Onya terdapat di kubikel, sehingga untuk
pemasangan wiring dengan peralatan di kubikel akan lebih mudah karena kabel
yang digunakan untuk menyambungkan komunikasinya akan lebih pendek.
3.6 Integrasi Reset Annunciator dengan Sequencer Module
3.6.1 Sequencer Module
Modul ini adalah rangkaian yang dipasang pada kubikel outgoing 20kV
yang berfungsi sebagai alat bantu reset annunciator. Rangkaian Sequncer Module
ini dibuat untuk mengatasi masalah kesulitan dalam melakukan kontrol reset
annunciator
setelah
terjadi
suatu
gangguan.
Modul
ini
menggunakan
WAKTU
EVENT
4/1/2015 16:14:01 Close GI-TJB,CB-01D FROM HMI2:tofa
4/1/2015 16:14:02 GI-TJB,Status CB TJB 01 via IO,Closed
4/1/2015 16:14:19 Reset GI-TJB,RS-01 FROM HMI2:tofa
4/1/2015 16:14:41 Open GI-TJB,CB-01D FROM HMI2:tofa
Sumber : Navicat Premium Speedjardist APD Jateng &DIY
Diagram Wiring
10
11