Oleh :
Moh.Rifky Innaman Najib, Priyo Sasmoko, ST. M.Eng
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
STANDARDISASI PANEL RTU 20 kV GI RAWALO DI PT PLN (PERSERO) UP2D
JATENG & DIY DCC PURWOKERTO
ABSTRAK
Operasi sistem tenaga listrik yang baik mempunyai beberapa tujuan. Salah satunya agar
energi listrik yang dihasilkan selalu stabil pada saat menuju konsumen. Oleh karena itu,
diperlukan suatu sistem yang mampu dalam melakukan tugas pengawasan dan pengendalian
kinerja sistem distribusi tenaga listrik secara real-time. Solusinya adalah dengan meng-
aplikasikan sistem SCADA (Supervisory Control and Data Acuitition). Dengan di gunakannya
sistem SCADA pada Gardu Induk, maka pasokan listrik di tiap-tiap wilayah dapat diatur secara
remote melalui HMI yang terhubung dengan RTU yang ter-integrasi dengan komponen
SCADA lainnya didalam Panel RTU. RTU atau Remote Terminal Unit adalah perangkat yang
memiliki tugas untuk telecontrolling, telesignaling, dan telemetering pada peralatan yang sudah
diintegrasikan dengan sistem SCADA. RTU dipasang didalam panel yang dihubungkan dengan
peralatan Digital Input/Output Board dalam menjalankan kegunaannya sebagai kontrol dan
pembacaan status. Namun, dalam kinerjanya sering terjadi gangguan internal sehingga sering
dilakukan troubleshooting dan perbaikan.Selai itu, panel RTU masih belum sesuai standar yang
ada di PLN. Agar dapat meningkatkan keandalan, akan dilakukan standarisasi panel RTU
sesuai SPLN S3.001-3: 2012 Spesifikasi Remote Station. Standar ini dimaksudkan untuk
menetapkan standar spesifikasi remote station di setiap unit PLN, yang terdiri dari spesifikasi
RTU dan SOGI.Standar ini berlaku untuk sistem SCADA sesuai dengan yang tertuang pada
SPLN S3.001: 2008. Standar ini ditujukan untuk memberikan pedoman yang terarah dan
seragam dalam penerapan standar peralatan SCADA sistem tenaga listrik yang mengutamakan
mutu, keandalan dan ekonomi.
Kata kunci: SCADA, Panel RTU.
1. PENDAHULUAN
SCADA (Supervisory Conrol and Data Acuitition) adalah sistem yang dapat memonitor
dan mengontrol suatu peralatan atau sistem dari jarak jauh secara real time yang memiliki fungsi
utama untuk telecontrolling, telesignaling, dan telemetering peralatan yang sudah
diintegrasikan dengan sistem tersebut. Aplikasi SCADA dalam distribusi lebih memudahkan
PT. PLN (Persero) dalam menjaga pasokan tenaga listrik ke masyarakat.
SCADA pada PT. PLN (Persero) UP2D JATENG dan DIY masih memiliki banyak
kekurangan seperti yang ada pada Gardu Induk 20 kV Rawalo yaitu pada bagian panel RTU.
Kekurangan pada panel RTU GI Rawalo yaitu masih menggunakan konsep lama atau konsep
kuno yang mana masih belum sesuai dengan standar PLN yang ada seperti SPLN S3.001-3:
1
2012 Spesifikasi Remote Station dan SPLN S3.001: 2008 Peralatan Sistem SCADA Tenaga
Listrik.
Remote Terminal Unit (RTU) adalah perangkat yang berfungsi untuk mengumpulkan data
status dan pengukuran peralatan tenaga listrik, kemudian mengirimkan data dan pengukuran
tersebut ke Master Station (pusat kontrol) setelah diminta oleh Master. Disamping itu RTU
berfungsi melaksanakan perintah dari master station. Perangkat RTU terintegrasi dengan
perangkat lain seperti perangkat Digital Input/Digital Output yang mana berfungsi dalam
pembacaan status dan sistem kontrol.
Dalam SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.1 menjelaskan bahwa RTU harus memiliki fungsi
Analog Input(AI), Digital Input (DI), Analog Output (AO), dan Digital Output (DO). Pada
SPLN S3.001: 2008 butir 7.3.4 juga menyebutkan bahwa RTU harus dilengkapi dengan fasilitas
dummy breaker yang berfungsi untuk melakukan simulasi remote control.Sedangkan perangkat
RTU yang ada di Gardu Induk Rawalo tidak dilengkapi dengan fasilitas dummy breaker dan
hanya memiliki fungsi Digital Input dan Digital Output. Selain itu, perangkat Digital
Input/Digital Output yang ada di sana menggunakan protokol komunikasi modbus guna
keperluan kontrol dan telesignal. Hal ini tidak sesuai dengan SPLN S3.001-3: 2012 butir 6.2.2
yang mana menjelaskan bahwa protokol modbus digunakan untuk peralatan pendukung bukan
untuk remote control/telesignal. Dengan permasalahan yang ada ini maka dibutuhkan
perubahan perangkat RTU dan perangkat Digital Input/Digital Output sesuai dengan SPLN
yang mana akan membuat perubahan sistem pada panel RTU sebelumnya. Oleh karena itu
diberlakukanlah proses standardisasi panel RTU 20 kV di Gardu Induk Rawalo.
2. LANDASAN TEORI
2.1 SCADA
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem yang dapat
memonitor dan mengontrol suatu peralatan atau sistem dari jarak jauh secara real time. SCADA
berfungsi mulai dari pengambilan data pada Gardu Induk atau Gardu Distribusi, pengolahan
informasi yang diterima, sampai reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi.
fungsi utama dari SCADA terbagi menjadi tiga ,yaitu sebagai berikut :
1. Telemetering
Adalah proses pengambilan besaran ukur tenaga listrik yang ada di Gardu Induk atau
Gardu Distribusi yang dapat dimonitor di Control Center. Besaran-besaran yang diukur antara
lain tegangan dan arus, daya aktif reaktif, frekuensi sistem, dan power factor.
2
2. Telesignaling
Status dari peralatan tenaga listrik, sinyal alarm dan sinyal lainnya yang ditampilkan
disebut status indikasi. Status indikasi terhubung ke modul digital input dari RTU. Semua status
harus diproses untuk mendeteksi setiap perubahan status lebih lanjut untuk event yang terjadi
secara spontan atau setelah permintaan remote kontrol dikirim oleh dispacther.
3. Telecontroling
Telecontroling adalah pengendalian atau pengoperasian peralatan switching pada Gardu
Induk yang jauh dari pusat control. Telekontrol yang dapat dilakukan adalah open-close
PMT/PMS dan sebagainya.
Gambar 2.1
Konfigurasi SCADA
2.2 Remote Station
Remote Station adalah stasiun yang dipantau, atau diperintah dan dipantau oleh master
station, yang terdiri dari gateway, IED, local HMI, RTU, dan meter.
3
Gambar 2.2
Konfigurasi Remote Station
RTU (Remote Terminal Unit) adalah salah satu komponen dari suatu system pengendali
tenaga listrik yang merupakan perangkat elektronik yang dapat diklasifikasikan sebagai
perangkat pintar. RTU biasanya ditempatkan di gardu induk, pusat – pusat pembangkit, begitu
juga dengan titik – titik distribusi untuk LBS dan Recloser sebagai perangkat yang diperlukan
oleh Control Centre untuk mengakuisisi data-data rangkaian proses dalam melakukan
telecontrol, telesignal dan telemetering.
RTU dapat mengakuisisi digital input, digital output, analog input, dan analog output dan
RTU juga dapat berkomunikasi dengan sub-RTU. RTU harus memiliki port komunikasi
redundant. RTU mampu berkomunikasi secara bersamaan dengan minimal dua control center
dengan protokol yanberbeda dan dapat dihubungkan dengan Local HMI di garduinduk sebagai
pengganti control panel. RTU harus dilengkapi dengan fasilitas dummy breaker yang berfungsi
untuk melakukansimulasi remote control.
Gambar 2.3
Konfigurasi RTU
4
Pada konfigurasi di atas, RTU terhubung langsung ke Control Center dan memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi dengan sub-RTU dan IED. RTU juga memiliki kemampuan
untuk diakses melalui HMI lokal. RTU harus memiliki fungsi Analog Input (AI), Digital Input
(DI), Analog Output (AO), dan Digital Output (DO) seperti pada gambar 2.
Gambar 2.4
Remote Terminal Unit
5
3.3 Konsep Standardisasi Panel RTU
Konsep dari standardisasi panel RTU disini adalah sebagai berikut:
1) Mengubah sistem DI/DO yang mana sebelumnya menggunakan sistem DI/DO
distributed menjadi DI/DO centralized. Oleh karena itu, dengan perubahan sistem
pada panel membuat pengaturan sistem kontrol dan pembacaan status PMT outgoing
telah terpusat pada panel RTU( centralized ).
2) Menambah perangkat baru seperti RTU Scout, DI/DO board survalent dan mengganti
perangkat DI/DO yang sebelumnya,yaitu Moxa iologix R2110. Dengan adanya
perangkat baru inilah membuat pengaturan sistem kontrol dan pembacaan status PMT
outgoing bisa terpusat pada panel.
3) Panel RTU dilengkapi dengan Inverter
6) Membuat jalur kabel dalam panel serapi mungkin menggunakan kabel panel dan
dibuat sitem pelabelan.
3.4 Perangkat Utama Panel RTU Centralized
1) RTU Scout
RTU Scout adalah produk RTU dari Survalent yang memiliki fungsi sebagai berikut:
a) RTU (Remote Terminal Unit)
b) Concentrator
c) Terminal server
d) PLC (Programmable Logic Control)
2) Digital Input/Output Board Survalent
Digital Input Board dan Digital Output Board Survalent merupakan peralatan tipe baru
yang ada di panel RTU, ukurannya lebih kecil dan praktis dalam pemasangannya di panel tidak
memakan banyak tempat. Digital Output Board identik dengan perintah kontrol sedangkan
Digital Input Board identik dengan pembacaan status.
6
3) Auxiliary Relay 110 VDC
Auxiliary Relay atau Rele bantu berfungsi memisahkan tegangan kerja di remote station
dengan tegangan kerja di rangkaian proses seperti tegangan kerja circuit breaker, disconnecting
switch, rangkaian tap changer dan peralatan lain yang terpasang di gardu induk atau gardu
distribusi.Auxiliary Relay 110 VDC di sini membantu dalam pembacaan status pada Digital
Input Board.
Gambar 4.1
Hasil akhir Panel RTU setelah proses standardiasi
8
Gambar 4.2
Diagram blok Panel RTU Baru
5. KESIMPULAN
1. Standardisasi panel RTU di GI Rawalo bertujuan untuk membuat sistem panel yang ada di
sana menjadi standar sesuai SPLN yang ada.
2. Dalam proses standardisasi panel RTU di GI Rawalo terdapat beberapa konsep, yaitu :
a) Menambahkan perangkat RTU baru type Scout-A, produk dari survalent, yang mana
sudah memiliki fungsi Analog Input dan Analog Output akan tetapi belum terdapat
fasilitas dummy breaker guna simulasi kontrol. Selain itu, belum terdapat perangkat
Analog Input dan Analog Output yang terintegrasi dengan RTU baru pada panel RTU
GI Rawalo.
b) Menambahkan perangkat DI/DO board, produk dari survalent, yang berfungsi
sebagai peralatan telecontrolling dan telesignaling yang mana mengakibatkan sistem
panel menjadi DI/DO centralized.
c) Perangkat RTU lama (Moxa UC 8410) tetap digunakan di dalam sistem panel RTU GI
Rawalo untuk pengintegrasian dengan perangkat IED relay proteksi dan digital meter.
d) Konsep panel baru RTU DI/DO centralized memiliki 6 status pembacaan yaitu status
local/remote,status close ,status open,status RnR,status ESW,status Rin-Rout dan
memiliki 3 sistem kontrol yaitu control close, control open, control reset.
e) Proses Standardisasi panel membuat wiring pada panel RTU GI Rawalo lebih rumit
karena semua komponen seperti DI/DO board,auxiliary relay dan sebagainya telah
terintegrasi menjadi terpusat di panel RTU
3. Pada pelakasanaan proses standarisasi panel RTU terdapat beberapa tahapan,yaitu:
9
a) Briefing di lapangan.
b) Pelapasan instalasi panel lama RTU lama.
c) Pemasangan Panel RTU baru beserta perangkatnya.
d) Pengintegrasian kabel panel RTU pada kubikel.
e) Pengecekan Komunikasi melalui HMI.
6. SARAN
1. Mengoptimalkan penggunaan RTU Scout agar bisa terhubung dengan relay proteksi
dan digital meter.
2. Memasang perangkat Analog Input dan Analog Output pada panel dan menambah
fasilitas dummy breaker yang berfungsi untuk melakukan simulasi remote control.
7. DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Galang Adi. 2018. Integrasi Panel RTU Baru SCADA 20 kV DI/DO Centralized di PT
PLN (Persero) UP2D Jawa Tengah & DIY. Laporan Kerja Praktik D3 Elektro (Tidak
Diterbitkan) Program Studi Diploma III. Universitas Diponegoro : Semarang.
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, 2008. SPLN S3.001: 2008
Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik, Jakarta.
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, 2012. SPLN S3.001-3: 2012
Perencanaan dan Pembangunan Sistem SCADA, Jakarta.
PT PLN (Persero) Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, 2014. SPLN S5.003-2: 2014
TID dan Tampilan SOGI - Pemeliharaan, Jakarta.
Rachim, Anzila. 2018. Pengaruh Integrasi Panel RTU SCADA DI/DO Distributed Terhadap
Gagal Kontrol PMT Gardu Induk 20 KV di PT PLN (Persero) UP2D Jawa Tengah & DIY.
Laporan Kerja Praktik D3 Elektro (Tidak Diterbitkan) Program Studi Diploma III.
Universitas Diponegoro : Semarang.
Sudrajat,Anang (2013, 20 Desember). Pengenalan RTU SCOUT. Dikutip 21 Maret 2019 dari
scadaku: https://scadaku.wordpress.com/2013/12/20/pengenalan-rtu-scout/.
Wicaksana, Pandu. 2017. Konfigurasi Sumber Dc untuk Supply Panel RTU pada Keypoint Di
Jaringan 20 kV Di PT PLN (Persero) APD Jawa Tengah dan DIY. Laporan Kerja Praktik D3
Elektro (Tidak Diterbitkan) Program Studi Diploma III. Universitas Diponegoro :
Semarang.
10