Anda di halaman 1dari 24

1.

Pengertian SCADA
SCADA (kependekan dari Supervisory Control And Data Acquisition) adalah sistem
kendali industri berbasis komputeryang dipakai untuk pengontrolan suatu proses, seperti:
proses industri: manufaktur, pabrik, produksi, generator tenaga listrik.
proses infrastruktur: penjernihan air minum dan distribusinya, pengolahan limbah, pipa gas dan minyak,
distribusi tenaga listrik, sistem komunikasi yang kompleks, sistem peringatan dini dan sirine
proses fasilitas: gedung, bandara, pelabuhan, stasiun ruang angkasa.

2. Komponen dan Fungsi Utama SCADA

Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:

1. Akuisisi Data,
2. Komunikasi data jaringan,
3. Peyajian data, dan
4. Kontrol (proses)

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen SCADA, yaitu:

1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung berhubungan dengan
berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;
2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil (mini), maksudnya
sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti sebuah komputer, yang ditempatkan
pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal
yang mendapatkan datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di
lapangan;
3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan komputer yang
digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit master ini
menyediakan HMI (Human Machine Interface) bagi pengguna dan secara otomatis mengatur
sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari sensor) yang diterima;
4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master SCADA dengan
RTU-RTU di lapangan.

Akuisisi Data

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa dideteksi menggunakan saklar ON/OFF,
masukan seperti ini disebut sebagai masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah alat sudah
bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum
(OFF), dan lain sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara kompleks, dimana angka atau nilai
tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara kontinu
pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan sebelumnya, baik batas atas maupun batas bawah.
Misalnya, Anda ingin mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah atau diatas batasan tersebut,
maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog: Major Under, Minor
Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

Komunikasi data jaringan

Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data SCADA
dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan
komputer lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet.

Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang sesuai dengan produsen
SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan
komuninkasi lagi.

Penyajian Data
Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog maupun digital) melalui sebuah komputer khusus
yang sudah dibuatkan HMI-nya (Human Machine INterface) atau HCI-nya (Human Computer Interface).

Kontrol (Proses)

semua kontrol pabrik ke dalam sistem SCADA melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah
kontrol melalui komputer secara penuh, bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir semua
produk perangkat lunak SCADA saat ini sudah canggih-canggih) bisa dilakukan otomasi kontrol atau
otomasi proses, tanpa melibatkan campur tangan manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual
mengontrolnya dari stasion master.

Prinsip Utama SCADA:

Telesignalling adalah suatu proses pcngiriman sinyal jarak jauh yang menyatakan status suatu peralatan
melalui media komunikasi data.

Telemetering adalah suatu proses pcngiriman besaran ukur jarak jauh melalui media komunikasi data.

Telecontrol adalah suatu proses pengendalian jarak jauh melalui media komunikasi data.

Peralatan pada sistem SCADA:


 Master Komputer yang terdiri dari Server dan Front End Komputer
 Sarana Komunikasi Data yang terdiri dari Modem, Defuser, Amplifier, Kabel Pilot, Radio, Fiber Optic,
GPRS
 Remote Terminal Unit
 Interface ke rangkaian proses

Sarana komunikasi SCADA:


 Radio data
 Pilot Cable
 Fiber Optic
 PLC (Power Line Carrier)
 Microwave
 Wireless Fidelity
Radio data
Keuntungan
1. Tidak tergantung pada jaringan sistem tenaga listrik yang ada, sistem komunikasi tetap tersedia
walaupun kondisi jaringan dalam keadaan terputus atau pemeliharaan.
2. Tidak tergantung pada jaringan publik sehingga bebas melaksanakan pemeliharaan.
3. Biaya investasi yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan dengan sistem komunikasi kabel.
Parameter yang mempengaruhi besarnya daya pemancar dan jenis penguatan antena sebagai
berikut:
1. Rugi-rugi transmisi
2. Besarnya Noise
3. Besarnya hasil perhitungan interferensi
4. Keandalan yang diharapkan
Pilot Cable
 Kabel pilot dapat digunakan untuk keperluan komunikasi data maupun suara.
 Paralel dengan kabel tegangan menengah atau tinggi, maka konstruksi kabel dirancang khusus tidak
seperti kabel telepon biasa.
 Kabel pilot mengalami gaya-gaya mekanis yang ditimbulkan oleh gaya-gaya elektromekanis yang kuat
sepanjang kabel tersebut terutama bila kabel tegangan tinggi yang berdekatan mengalami gangguan
hubung singkat ke tanah maupun hubung singkat antar fasa.
 Kekuatan isolasinya dirancang untuk tahan terhadap tegangan lebih yang mungkin menjalar sepanjang
kawat (sebelum terhubung dengan perangkat komunikasi dipasang trafo isolasi dilengkapi dengan
pengaman)
 Kecepatan komunikasi data dalam sistem duplek dapat mencapai 600 bps sedangkan untuk sistem
simplek maupun semi simplek dapat ditingkatkan sampai 9.600 bps
PLC
Power Line carrier merupakan system komunikasi yang paling banyak ditemukan pada system tenaga
listrik. Penggunaan PLC banyak digunakan untuk keperluan SCADA, komunikasi suara, teleproteksi dan
pembacaan-pembacaan meter-meter secara remote.

Lebar bidang frekuensi yang umum dipergunakan berkisar mulai dari 30 kHz sampai dengan 500 kHz.

Fiber Optik

 Mempunyai lebar bidang frekuensi yang sangat tinggi hingga mencapai 2,5 GBps. Satu serat optic dapat
dipergunakan untuk menampung ratusan saluran komunikasi, jauh lebih besar dibandingkan dengan
pilot kabel atau radio gelombang mikro.
 Relatif lebih kecil dan ringan dibandingkan pilot kabel, sehingga pemasangannya jauh lebih mudah.
 Bebas dari gangguan interferensi gelombang elektromagnetik.
 Dari segi security sangat aman.
 Mempunyai rugi-rugi transmisi yang kecil.
 Kemampuan mekanis yang baik sehingga mampu self supporting.
 Biaya per bit informasi lebih murah.
 Keandalan yang tinggi dan pemeliharaan yang murah.
 Life time dapat mencapai 30 tahun.

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU

• Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi
tidak lebih dari yang dibutuhkan. J

• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban yang ekstrim.

• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam setiap hari. Seharusnya digunakan
RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan baterei).

• Port komunikasi yang cukup.

• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan data walaupun catu daya dimatikan.

• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan sendirinya sesuai dengan program atau
pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk
semua aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.

• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara tepat dan akurat;

• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya (power failure).
Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA MTU

SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk yang familiar bagi pengguna atau operator-
nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan SCADA MTU:

• Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan perangkat yang mudah untuk memprogram
soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan
soft control (tanggapan terhadap sensor yang bisa diprogram).

• Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan
orang untuk mengamati papan pemantauan 24 jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara
otomatis sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang bersangkutan.

• Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris,
Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana, dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana
Anda seharusnya menangani atau menanggapinya.

• Tapis untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para staff menjadi tidak peka lagi
terhadap pelaporan alarm, dan mereka mulai percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan
berhenti menanggapi semua alarm termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus mendapatkan perhatian). Gunakan
SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-alarm mana yang mengganggu dan yang kritis.

• Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka panjang (10 hingga 15 tahun).
Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.

• Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam pencadangan master, di beberapa lokasi.
Jika master SCADA utama gagal, master yang kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi
fungsi pemantauan dan pengontrolan.

• Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya dbuat untuk protokol-protokol tertentu
yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk
produk-produk mereka. Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan mengamankan sistem SCADA Anda dari
keusangan yang tak-terencana.

PLC (Programmable Logic Controller)

Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram untuk mengontrol proses
atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah menganalisa sinyal input kemudian mengatur
keadaan output sesuai dengan keinginan pemakai.
Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory dimana PLC melakukan instruksi logika yang
di program pada keadaan inputnya. Peralatan input dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada
panel kontrol, limit switch atau peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat
masuk ke dalam PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan lampu indikator, relay yang
menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output dari PLC.

Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi
yang melaksanakan fungsi-fungsi khusus seperti : logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang
dapat mengendalikan suatu mesin atau proses melalui modul-modul I/O baik analog maupun digital.
PRINSIP KERJA PLC
PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun dari mikroprosesor untuk memonitor keadaan
dariperalatan input untuk kemudian di analisa sesuai dengan kebutuhan perencana (programmer)
untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input diberikan kedalam input card.
Ada 2 jenis input card, yaitu :
1. Analog input card
2. Digital input card
Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya mikroprosesor memanggil
berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat diproses tergantung jenis PLC- nya. Sinyal
output dikluarkan PLC sesuai dengan program yang dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa keadan
input.
Ada 2 jenis output card, yaitu :
1. analog output card
2. digital output card
setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor menurut alamatnya.
Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga dipersiapkan internal input dan output
untuk proses dalam PLC sesuai dengan kebutuhan program. Dimana internal input dan output ini
hanya sebagai flag dalam proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam
konfigurasi on delai , off delai, on timer, off timer dan lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk
memproses timer tersebut, PLC memanggil berdasarkan alamatnya.
Untuk melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak yang merupakan
bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu ladder diagram dan instruksi
dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam penulisan program.
STRUKTUR DASAR PLC

1. Central Prosesing Unit ( CPU )


2. Memory
3. Input / Output
4. Power Supply
1. Central Prosesing Unit (CPU)
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian dalam PLC, melaksanakan
program yang disimpan didalam memory. Selain itu CPU juga memproses dan menghitung waktu
memonitor waktu pelaksanaan perangkat lunak dan menterjemahkan program perantara yang berisi
logika dan waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi data dengan pemrogram.
2. Memory
Memory yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program dan memberikan lokasi-lokasi
dimana hasil-hasil perhitungan dapat disimpan didalamnya. PLC menggunakan peralatan memory
semi konduktor seperti RAM (Random Acces Memory), ROM (Read Only Memory), dan PROM
(Programmable Read Only Memory) RAM mempunyai waktu akses yang cepat dan program-program
yang terdapat di dalamnya dapat deprogram ulang sesuai dengan keinginan pemakainya. RAM disebut
juga sebagai volatile memory, maksudnya program program yang terdapat mudah hilang jika supply
listrik padam.
Dengan demikian untuk mengatasiu supply listrik yang padam tersebut maka diberi supply cadangan
daya listrik berupa baterai yang disimpan pada RAM. Seringkali CMOS RAM dipilih untuk pemakaian
power yang rendah. Baterai ini mempunyai jangka waktu kira-kira lima tahun sebelum harus diganti.
3. Input / Output

Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mngontrol sebuah proses atau operasi mesin, maka
peran modul input / output sangatlah penting karena modul ini merupakan suatu perantara antara
perangkat kontrol dengan CPU. Suatu peralatan yang dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu
sinyal ke PLC dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal atau melalui
kaki – kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal memasuki PLC dinamakan input poin, Input
poin ini memberikan suatu lokasi di dalam memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini
dinamakan input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output poin pada unit,
sinyal output dikirim ke peralatan output.
Setiap input/output memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat
program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam program. Indikasi urutan
status dari input output ditandai Light Emiting Diode (LED) pada PLC atau modul input/output, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC itu
sendiri.
4. Power Supply
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power supply merubah tegangan input
menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh PLC. Dengan kata lain sebuah suplai daya listrik
mengkonversikan suplai daya PLN (220 V) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul input /output.

Fungsi Umum
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :
1. Kontrol Sekuensial
Memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan
teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step / langkah dalam
proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
Memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil
tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah
melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Fungsi Khusus
Sedangkan secara khusus, PLC mempunyai fungsi sebagai pemberi masukan (input) ke CNC
(Computerized Numerical Control) untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut.
1. Tipe compact

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :


a. Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul komunikasi) menjadi satu

b. Umumnya berukuran kecil (compact)

c. Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diexpand

d. Tidak dapat ditambah modul – modul khusus

Berikut ini contoh PLC compact dari Allen Bradley.

Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue

2. Tipe modular

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :


a. Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul – modul

b. Berukuran besar

c. Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output (sehingga jumlah lebih banyak)

d. Memungkinkan penambahan modul – modul khusus

Berikut ini contoh PLC modular dari Omron.


Sumber : OMRON, Programmable Controllers, (OMRON : 2004)

Diagram Ladder atau diagram tangga adalah skema khusus yang biasa digunakan untuk mendokumentasikan sistem
logika kontrol di lingkungan industri. Disebut “tangga” karena mereka menyerupai tangga, dengan dua rel vertikal
kanan – kiri (power supply) dan banyak “anak tangga” (garis horizontal) yang mewakili rangkaian kontrol.

Anda bisa melihat gambar di atas yang menampilkan bagaimana sebuah rangkaian listrik sederhana ditulis
menggunakan diagram ladder. Gambar (a) sebelah kiri menunjukkan rangkaian untuk menyalakan atau mematikan
sebuah motor listrik. Kita dapat menggambar ulang rangkaian pada gambar kiri ini dengan cara yang berbeda, yaitu
menggunakan dua garis vertikal untuk mewakili rel daya input dan menambahkan kontak dan relay di antara mereka.
Gambar (b) sebelah kanan menunjukkan hasilnya. Kedua sirkuit memiliki saklar seri dengan relay yang akan
mengkatifkan motor saat saklar ditutup. Jika terdapat belasan atau puluhan rangkaian seperti ini, maka akan lebih
jelas menggambarkan menyerupai tangga.

Untuk menggambar ladder ada beberapa hal yang menjadi acuan dasar, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Pada diagram ladder, garis vertikal sebelah kiri bisa kita analogikan sebagai sisi positif dari sumber tegangan,
sedangkan garis vertikal sebelah kanan adalah sisi negative dari sumber tegangan. Arus listrik akan mengalir
dari kiri ke kanan melalui rangkaian logika pada setiap baris.
2. Setiap baris mewakili satu rangkaian logika proses control.
3. Cara membaca diagram ini adalah dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah.
4. Saat PLC diaktifkan, proses scanning berkerja pada semua baris program sampai selesai. Dimulai dari kiri ke
kanan baris paling atas, lalu turun ke baris di bawahnya kemudian dilanjutkan dari kiri ke kanan seterusnya
hingga ujung kanan baris terbawah. Proses ini sering disebut dengan cycle dan waktu yang diperlukan untuk 1
kali proses adalah cycle time atau scan time.
5. Setiap baris umumnya harus dimulai dengan input dan diakhiri setidaknya oleh 1 buah output. Seperti yang
sudah kita bahasa pada artikel – artikel sebelumnya, input yang akan memberi perintah pada PLC melalui
kontak, sedangkan output memberi perintah/mengendalikan perangkat yang dihubungkan pada PLC.
6. Input dan output diidentifikasi berdasarkan alamatnya, setiap penamaan alamat tergantung dari produsen PLC.
Alamat ini yang akan digunakan sebagai penyimpanan kondisi pada memori PLC.
7. Beberapa kontak dapat muncul lebih dari satu kali pada baris – baris berbeda, mereka akan aktif secara
bersamaan jika memiliki alamat yang sama. Tetapi tidak demikian dengan output atau relay yang disebelah kiri.
Mereka hanya boleh ditulis 1 kali.
LOGIKA DASAR PEMROGRAMAN PLC
Ada banyak kondisi pengendalian yang menyaratkan beberapa keadaan yang harus dipenuhi, sehingga kondisi
output – output tertentu dapat aktif sesuai dengan yang diharapkan. Sebagai contoh, untuk mesin bor otomatis,
mungkin ada kondisi bahwa motor bor hanya dapat diaktifkan bila limit switch tertekan yang menunjukkan adanya
benda kerja dan posisi bor sebagai pada permukaan benda kerja. Situasi semacam ini akan melibatkan logika DAN
sebagai fungsi logika, dimana kondisi A dan kondisi B keduanya terpenuhi sehingga output dapat diaktifkan. Bagian
ini akan membahas tentang logika – logika tersebut.

Logika DAN (AND)


Gambar di bawah menunjukkan bahwa output tidak dapat diaktifkan kecuali kedua kontak aktif. Kombinasi kontak
semacam ini disebut dengan logika DAN atau AND Logic. Dengan demikian, jika hanya salah satu input A atau B
saja yang aktif, maka output tidak akan menyala.

Salah satu contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC ini adalah pada pengoperasian beberapa mesin
industry misalnya pada proses stamping produk. Saat akan melakukan stamping, operator harus menekan 2 tombol
yang berada di dekat tangan kanan dan kirinya, sehingga dapat dihindari kecelakaan kerja.

Logika ATAU (OR)


Gambar di bawah menunjukkan bahwa output dapat diaktifkan hanya dengan mengaktifkan salah satu kontak saja,
baik A mapun B. Kombinasi kontak semacam ini disebut dengan logika ATAU atau OR Logic.

Contoh penerapan logika dasar pemrograman PLC ini adalah pada pengoperasian motor konveyor, motor dapat
diaktifkan dari beberapa tempat dengan menggunakan beberapa tombol berbeda. Karena fungsinya ini lah logika
ATAU sering disebut sebagai logika alternative.
Logika TIDAK (NOT)
Perhatikan gambar di bawah. Sebelum kontak A ditekan, output sudah menyala. Namun sebaliknya saat kontak A
ditekan, output akan mati. Logika ini disebut dengan TIDAK atau NOT Logic. Logika ini sering digunakan untuk
memutus aliran arus listrik atau digunakan sebagai instruksi OFF.

Tiga logika dasar pemrograman PLC ini yang untuk selanjutnya akan digunakan sebagai dasar membuat program di
PLC. Secara umum PLC memiliki metode logika yang sama, apa pun yang membedakan adalah tentang notasi
pengalamatannya. Instruksi dan fitur dalam pemrograman PLC akan dibahas lebih lanjut pada artikel berikutnya.

NAND (NOT AND)


NAND mempunyai output yang berlawanan dengan output logika AND. Output hanya akan bernilai 0 saat
semua nilai inputnya bernilai 1, selain dari kondisi tersebut maka outputnya akan bernilai 1. Logika NAND
equivalent dengan gerbang logika OR yang inputnya di-inverse-kan (NOT).

A. Macam-Macam Daya Pada Listrik Arus Bolak-Balik


Dalam listrik bolak-balik terdapat tiga jenis daya yaitu :

1. Daya Aktif (P)


Daya aktif adalah daya yang sesungguhnya dibutuhkan oleh beban. Satuan daya aktif adalah W (Watt) dan dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur listrik Wattmeter.

Daya Aktif pada beban yang bersifat resistansi (R), dimana tidak mengandung induktor grafik gelombang tegangan (V)
dan arus se fasa, sehingga besar daya sebagai perkalian tegangan dan arus menghasilkan dua gelombang yang keduanya
bernilai positif. besarnya daya aktif adalah P. Sisa puncak dibagi menjadi dua untuk mengisi celah-celah kosong sehingga
kedua rongga terisi oleh dua puncak yang mengisinya.

Gambar gelombang daya aktif pada beban yang bersifat resistansi


Persamaan Daya aktif (P) pada beban yang bersifat resistansi :
Keterangan :
P = Daya Aktif (W)
Pm = Daya maksimum (W)
Im = Arus listrik maksimum (A)
Vm = Tegangan maksimum (V)
V = Tegangan listrik (V)
I = Arus listrik (A)

Daya aktif pada beban impedansi (Z), beban impedansi pada suatu rangkaian disebabkan oleh beban yang
bersifat resistansi (R) dan induktansi (L). Maka gelombang mendahului gelombang arus sebesar φ. Perkalian gelombang
tegangan dan gelombang arus menghasilkan dua puncak positif yang besar dan dua puncak negatif yang kecil. Pergeseran
sudut fasa bergantung seberapa besar nilai dari komponen induktor nya.

Gambar gelombang daya aktif dengan beban impedansi


(Gelombang tegangan mendahului arus sebesar φ = 60o)
Persamaan daya aktif (P) pada beban yang bersifat impedansi :

Kerangan :
P = Daya aktif (W)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
cos φ = Faktor daya

2. Daya Reaktif (Q)


Daya reaktif adalah daya yang dibutuhkan untuk pembentukan medan magnet atau daya yang ditimbulkan oleh beban
yang bersifat induktif. Satuan daya reaktif adalah VAR (Volt.Amper Reaktif). Untuk menghemat daya reaktif dapat
dilakukan dengan memasang kapasitor pada rangkaian yang memiliki beban bersifat induktif. Hal serupa sering dilakukan
pada pabrik-pabrik yang mengunakan motor banyak menggunakan beban berupa motor-motor listrik.
Persamaan daya reaktif :

Keterangan :
Q = Daya Reaktif (VAR)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)
sin φ = Faktor reaktif
3. Daya Semu (S)
Daya semu adalah daya yang dihasilkan dari perkalian tegangan dan arus listrik. Daya nyata merupakan daya yang diberikan
oleh PLN kepada konsumen. Satuan daya nyata adalah VA (Volt.Ampere).
Beban yang bersifat daya semu adalah beban yang bersifat resistansi (R), contoh : lampu pijar, setrika listrik, kompor listrik
dan lain sebagainya. Peralatan listrik atau beban pada rangkaian listrik yang bersifat resistansi tidak dapat dihemat karena
tegangan dan arus listrik se fasa perbedaan sudut fasa adalah 0o dan memiliki nilai faktor daya adalah 1. Berikut ini
persamaan daya semu :

Keterangan :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan (V)
I = Arus listrik (A)

5. NOR (NOT OR)


NOR mempunyai output yang berlawanan dengan output logika OR. Output hanya akan bernilai 1 saat
semua nilai inputnya bernilai 0, selain dari kondisi tersebut maka outputnya akan bernilai 1. Logika NOR
equivalent dengan gerbang logika AND yang inputnya di-inverse-kan (NOT).

6. XOR (Exclusive OR)


XOR merupakan gerbang logika eksklusif OR, output XOR hanya bernilai 0 saat semua inputnya bernilai
sama (semua input bernilai 0 atau semua input bernilai 1), selain itu output XOR bernilai 1. Biasanya
digunakan pada saklar pada lampu tangga, dimana untuk menyalakan / mematikan lampu dapat
menggunakan saklar pada lantai bawah atau lantai atasnya. Apabila lampu dalam keadaan menyala, dan
kita ingin menghidupkannya dari lantai bawah, kita hanya perlu menekannya dari lantai bawah saja, dan
untuk menghidupkannya kita hanya perlu menekan saklar kembali ke posisi awalnya, begitu pula yang
terjadi pada lantai atas.

Cara Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal & Heksadesimal


Oleh Sri Widiyaningsih

Konversi bilangan biasanya menjadi pengetahuan dasar yang sering atau mungkin wajib diberikan kepada
mahasiswa pada mata kuliah pengenalan komputer. Karena pentingnya konsep dasar sistem bilangan
dengan basis yang berbeda sehingga juga diajarkan atau diperkenalkan kepada siswa SMK/SMA atau
bahkan siswa SMP. Ada empat basis bilangan yang sering digunakan yakni :

 bilangan berbasis dua atau yang sering disebut dengan bilangan biner (binary), digit yang
digunakan adalah 0 dan 1
 bilangan berbasis delapan atau sering juga disebut oktal (octal), digit yang digunakan adalah 0, 1,
2, …, 7
 bilangan berbasis sepuluh atau desimal yang sering kita digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
digit yang digunakan adalah 0, 1, 2, …, 8, 9; serta
 bilangan berbasis enambelas atau heksadesimal (hexadecimal), dengan digit yang digunakan
adalah 0, 1, 2, 3, …, 8, 9, A, B, …, E, F. Dimana A sebagai pengganti nilai 10, B=11, C=12, dst.

Berikut ini akan dibahas satu persatu bilangan tersebut serta bagaimana cara melakukan konversi antar
basis bilangan :
1. Bilangan Desimal
o Cara konversi desimal ke basis lainnya
o Konversi desimal ke biner
o Konversi desimal ke oktal
o Konversi desimal ke heksadesimal
2. Bilangan Biner
o Konversi biner ke desimal
o Konversi biner ke oktal
o Konversi biner ke heksadesimal
3. Bilangan Oktal
o Konversi oktal ke desimal
o Konversi oktal ke biner
o Konversi oktal ke heksadesimal
4. Bilangan Heksadesimal
o Konversi heksadesimal ke desimal
o Konversi heksadesimal ke biner
o Konversi heksadesimal ke oktal

1. Bilangan Desimal
Bilangan desimal (decimal) merupakan bilangan dengan basis 10. Angka untuk bilangan desimal adalah 0,
1, 2, … , 8, 9. Bilangan ini sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap digit dalam sebuah bilangan dalam basis 10 dapat memiliki besaran tertentu dalam basis 10.
Contoh:
1075 akan terdiri dari 1 ribuan, 0 ratusan, 7 puluhan dan 5 satuan, atau secara matematis dapat ditulis
sebagai :
1075 = (1x103) + (0x102) + (7x101) + (5x100)

Rumus Konversi Desimal ke Basis Bilangan Lainnya


Untuk melakukan konversi dari bilangan desimal ke basis bilangan lainnya, misal basis n, adalah dengan
membagi bilangan tersebut dengan n secara berulang sampai bilangan bulat hasil bagi nya sama dengan
nol. Lalu sisa hasil bagi dari setiap iterasi ditulis dari terakhir (bawah) hingga ke awal (atas). Untuk lebih
jelasnya lihat contoh konversi desimal ke basis lainnya pada penjelasan berikutnya.

Konversi Desimal ke Biner


Dengan menggunakan rumus perhitungan konversi bilangan desimal ke basis lainnya kita bisa lakukan
sebagai berikut.
Contoh :
6710 = …….2 ?
Misalkan kita akan melakukan konversi 67 basis sepuluh (desimal) ke dalam basis 2 (biner).

1. Pertama-tama kita bagi 67 dengan 2, didapat bilangan bulat hasil bagi adalah 33 dengan
sisa hasil bagi adalah 1, atau dengan kata lain 67 = 2*33 + 1
2. Selanjutnya bilangan bulat hasil bagi tersebut (33) kita bagi dengan 2 lagi, 33/2 = 16, sisa
hasil bagi 1.
3. Kemudian kita ulangi lagi, 16/2 = 8, sisa hasil bagi 0.
4. Ulangi lagi langkah tersebut sampai bilangan bulat hasil bagi sama dengan 0. Setelah itu
tulis sisa hasil bagi mulai dari bawah ke atas.
5. Dengan demikian kita akan mendapatkan bahwa 6710 = 10000112.
6. Bila komputer/laptop anda tersedia microsoft excel, maka anda dapat menggunakan
fungsi DEC2BIN() untuk melakukan konversi dari bilangan desimal ke biner.
Konversi Desimal ke Oktal
Dengan rumus yang sama seperti biner kita bisa lakukan juga untuk bilangan berbasis 8 (oktal).
Contoh:
6710 = …….8 ?

1. Pertama-tama 67/8 = 8, sisa 3


2. Lalu 8/8 = 1, sisa 0,
3. Terakhir 1/8=0, sisa 1.
4. Dengan demikian dari hasil perhitungan didaptkan 6710 = 1038
5. Anda juga dapat menggunakan fungsi microsoft excel DEC2OCT() untuk konversi bilangan
desimal ke oktal.
Konversi Desimal ke Heksadesimal

Seperti halnya biner dan oktal, kita pun akan menggunakan teknik perhitungan yang sama.
Contoh 1:
6710 = …….16 ?

1. Pertama-tama 67/16 = 4, sisa 3


2. Lalu 4/16 = 0, sisa 4,
3. Dengan demikian dari hasil perhitungan didapatkan 6710 = 4316
Contoh 2:
9210 = …….16 ?

1. Pertama-tama 92/16 = 5, sisa 12 (ditulis C)


2. Lalu 5/16 = 0, sisa 5,
3. Dengan demikian dari hasil perhitungan didapatkan 9210 = 5C16

2. Bilangan Biner
Bilangan biner (binary) merupakan bilangan berbasis dua. Angka dari bilangan biner hanya berupa angka
0 dan 1.

Konversi Biner ke Desimal


Untuk melakukan konversi dari bilangan biner atau bilangan berbasis selain 10 ke bilangan berbasis 10
(desimal) maka anda tinggal mengalikan setiap digit dari bilangan tersebut dengan pangkat 0, 1, 2, …,
dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.

Contoh :
101102 = …….10 ?

101102 = + 1x24 + 0x23 + 1x22 + 1x21 + 0x20 = 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 2210

Gunakan fungsi BIN2DEC() di microsoft excel untuk konversi biner ke desimal.

Konversi Biner ke oktal


Untuk melakukan konversi biner ke oktal lakukan bagi setiap 3 digit menjadi sebuah angka oktal dimulai
dari paling kanan.

Contoh :
101102 = …….8 ?
1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 3 digit biner: 10 dan 110.
2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan perhitungan konversi biner ke
desimal.
3. Sehingga didapat 101102 = 268
4. Anda juga bisa menggunakan fungsi BIN2OCT yang disediakan di microsoft excel

Konversi Biner ke Hexadesimal


Konversi biner ke heksa desimal mirip dengan konversi biner ke oktal. Hanya saja pembagian kelompok
terdiri dari 4 digit biner. Selain itu untuk nilai 10, 11, 12, .., 15 diganti dengan huruf A, B, C, …, F.

Contoh :
1110102 = …….16 ?

1. Pertama-tama bagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 digit biner: 11 dan 1010.
2. Kemudian konversi setiap kelompok dengan menggunakan perhitungan konversi biner ke
desimal.
3. Sehingga didapat 1110102= 3A16
4. Anda juga bisa menggunakan fungsi BIN2HEX() yang disediakan di microsoft excel
3. Bilangan Oktal
Bilangan oktal (octal) adalah bilangan berbasis 8. Sehingga angka digit yang digunakan adalah 0, 1, 2, …,
7, 8.

Konversi Bilangan Oktal ke Desimal


Untuk konversi oktal ke binner anda perlu mengalikan digit dengan pangkat dari bilangan 8.

Contoh :
3658 = …….10 ?

Untuk melakukan konversi bilangan oktal ke bilangan berbasis 10 (desimal) lakukan dengan mengalikan
setiap digit dari bilangan tersebut dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst, dari basis mulai dari yang paling kanan.

3658 = (3 x 82)10 + (6 x 81)10 + (5 x 80)10 = 192 + 48 + 5 = 245

Untuk fungsi konversi oktal ke decimal di ms excel gunakan OCT2DEC()

Konversi Bilangan Oktal ke Biner


Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke oktal. Setiap digit oktal akan langsung dikonversi ke
biner lalu hasilnya digabungkan.

Contoh:
548 = …….2 ?

1. Pertama-tama hitung 58 = 1012 (Lihat cara konversi dari desimal ke biner)


2. Lalu hitung 48 = 1002
3. Sehingga didapat 548 = 1011002
4. Anda juga dapat menggunakan rumus di ms excel OCT2BIN() yang akan menkonversi
bilangan oktal ke biner
Konversi Bilangan Oktal ke Heksa desimal
Untuk perhitungan secara manual, konversi bilangan oktal ke desimal dilakukan dengan mengkonversi
bilangan oktal ke bilangan basis antara terlebih dahulu. Ada dua cara yang sering digunakan untuk
konversi oktal ke hexadecimal. Cara pertama konversi dahulu bilangan oktal ke desimal, lalu dari bilangan
desimal tersebut dikonversi lagi ke heksadesimal. Cara kedua adalah dengan menkonversi bilangan oktal
ke bilangan biner, lalu dari biner di konversi lagi menjadi bilangan heksadesimal. Cara kedua merupakan
cara yang paling sering digunakan.

Contoh :
3658 = …….16

1. Konversi bilangan oktal menjadi bilangan biner

3658 = 11 110 101 2

angka 3, 6, dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.


2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 4 digit dimulai dari yang paling
kanan
3. Selanjutnya 4 digit biner transformasikan menjadi heksadesimal
11 110 101 2 = F516
4. Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal (hexadecimal)merupakan bilangan berbasis 16. Sehingga angka digit yang
digunakan adalah 0, 1, 2, …, 8, 9, A, B, …, E, F dimana A s/d F merupakan nilai untuk 10 s/d 15 desimal.

Konversi Bilangan Heksa desimal ke desimal


Untuk konversi heksadesimal ke desimal lakukan dengan mengalikan digit bilangan heksa dengan pangkat
bilangan 16 dari kanan ke kiri mulai dengan pangkat 0, 1, 2, …, dst

Contoh :
F516 = …….8 ?

F516 = (15 x 161)10 + (5 x 16-0)10 = 240 + 5 = 245

Untuk fungsi konversi heksadesimal ke desimal di ms excel gunakan fungsi HEX2DEC()

Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner


Cara ini merupakan kebalikan cara konversi biner ke heksadesimal. Setiap digit heksadesimal langsung
dikonversi ke biner lalu hasilnya dipadukan.

Contoh:
F516 = …….2 ?

1. Pertama-tama hitung F16 = 11112 (F16 = 1510 = 11112, Lihat cara konversi dari desimal ke
biner)
2. Lalu hitung 516 = 01012 (harus selalu dalam 4 digit biner, bila nilai hasil konversi tidak
mencapai 4 digit biner maka tambahkan angka 0 di depan hingga menjadi 4 digit biner)
3. Kemudian didapat F516 = 111101012
4. Fungsi di ms excel yang dapat anda gunakan untuk mengkonversi heksadesimal ke biner
adalah HEX2BIN()

Konversi Bilangan Heksa Desimal ke Oktal


Untuk konversi heksa desimal ke oktal mirip dengan cara konversi oktal ke desimal. Lakukan konversi
heksadesimal ke biner terlebih dahulu lalu dari binner di konversi lagi ke oktal.

Contoh :
F516 = …….8

1. Konversi bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner

F516 = 1111 01012

angka F dan 5 dikonversi terlebih dahulu menjadi biner.


2. Kemudian bilangan biner tersebut dikelompokkan setiap 3 digit dimulai dari yang paling
kanan
3. Selanjutnya 3 digit biner transformasikan menjadi oktal
11 110 101 2 = 3658
PENGERTI AN G ARDU IND UK D AN JENIS G ARDU INDUK
17 Juni 2016

1 Pengertian Umum
Gardu Induk merupakan sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi) tenaga listrik, atau merupakan
satu kesatuan dari sistem penyaluran (transmisi). Penyaluran (transmisi) merupakan sub sistem dari
sistem tenaga listrik. Berarti, gardu induk merupakan sub-sub sistem dari sistem tenaga listrik. Sebagai
sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi), gardu induk mempunyai peranan penting, dalam
pengoperasiannya tidak dapat dipisahkan dari sistem penyaluran (transmisi) secara keseluruhan.

2 Fungsi Gardu Induk


Mentransformasikan daya listrik :

 Dari tegangan ekstra tinggi ke tegangan tinggi (500 KV/150 KV).


 Dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah (150 KV/ 70 KV).
 Dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150 KV/ 20 KV, 70 KV/20 KV).
 Dengan frequensi tetap (di Indonesia 50 Hertz).
Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem tenaga listrik. Pengaturan
pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu
distribusi, setelah melalui proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder)
tegangan menengah yang ada di gardu induk. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk
internal PLN), yang kita kenal dengan istilah SCADA.

3 Jenis Gardu Induk


Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

 Berdasarkan besaran tegangannya.


 Berdasarkan pemasangan peralatan
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
 Bedasarkan sistem (busbar).
Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI mempunyai banyak
kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :

 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator daya masing – masing 1 phasa
(bank tranformer) dan dilengkapi peralatan rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya rekatif jaringan.
 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.
Berdasarkan besaran tegangannya, terdiri dari :

 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

1.1 Berdasarkan Pemasangan Peralatan


a. Gardu Induk Pasangan Luar :

 Adalah gardu induk yang sebagian besar komponennya di tempatkan di luar gedung, kecuali komponen kontrol,
sistem proteksi dan sistem kendali serta komponen bantu lainnya, ada di dalam gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional.
 Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional.
 Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan
gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).
b. Gardu Induk Pasangan Dalam :

 Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol,
komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang di dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada
umumnya dipasang di luar gedung.
 Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS).
 GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau
padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.
Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional :

1. Hanya membutuhkan lahan seluas ± 3.000 meter persegi atau ± 6 % dari luas lahan GI konvensional.
2. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai
dengan 3 x 100 MVA.
3. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-
masing 20 KV.
4. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman.
5. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya.
c. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam :

 Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen
switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT)
sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.
Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem
lampu trafik lalu-lintas atau apa saja;
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran kontrol. Dengan jaringan ini, yang
merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-
komponen sistem tersebut.

Anda mungkin juga menyukai