Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karena berbagai persoalan teknis, tenaga listrik hanya dibangkitkan pada tempat tempat
tertentu. Sedangkan pemakai tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik tersebar diberbagai tempat,
maka penyampaian tenaga listrik dari tempat dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan
memerlukan berbagai penanganan teknis. Tenaga Listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik
seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi
setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan (step-up
transformer) yang ada di Pusat Listrik.
Hal ini digambarkan oleh gambar 1.1. Saluran transmisi tegangan tinggi di PLN kebanyakan
mempunyai tegangan 66 KV, 150 KV dan 500 KV. Khusus untuk tegangan 500 KV dalam praktek
saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi untuk melakukan pengeceheckan maka dibuatlah
suatu peralatan atau suatu system yang mampu melihat kondisi dilapangan secara nyata dan dapat
dikontrol melalui ruangan kontrol computer tersendiri tanpa harus terjun ke lapangan .Komputer
yang digunakan untuk operasi sistem tenaga listrik dan ditempatkan di Pusat Pengatur Beban,
mempunyai tugas utama menyelenggarakan supervisi dan pengendalian atas operasi sistem tenaga
listrik.
Untuk menyelenggarakan tugas supervisi dan pengendalian operasi ini, komputer
mengumpulkan data dan informasi dari sistem yang kemudian diolah menurut prosedur dan
protokol tertentu. Prosedur ini diatur oleh software komputer. Fungi komputer semacam ini dalam
bahasa Inggris disebut Supervisory Control And Data Aquisition (SCADA). Komputer yang ada di
Control Centre mengadakan kontak dialog dengan setiap Remote Terminal Unit secara bergilir
dengan periode waktu tertentu. Periode waktu ini kurang lebih 10 detik, ini berarti bahwa data yang
disajikan oleh komputer dalam control centre diperbaharui setiap 10 detik. Proses dialog secara
bergilir ini sering disebut dalam bahasa Inggris sebagai proses scaning dan scaning time adalah
kira-kira 10 detik seperti tersebut diatas. Pada saat sebuah RTU mendapat giliran berdialog dengan
komputer dari Control Centre, maka RTU menyampaikan data-data pengamatannya yang mutakhir
kepada komputer melalui saluran telekomunikasi. Software dan RTU mengatur agar hanya
besaran-besaran yang mengalami perubahan yang dilaporkan kepada komputer di Control Centre,
dengan demikian lalu-lintas data.

Makalah intrument AST | 1


Dalam saluran telekomunikasi dapat dikurangi kepadatannya. Kalau terjadi gangguan dalam
sebuah GI atau Pusat Listrik maka kejadian gangguan ini dicatat oleh RTU yang bersangkutan
dalam daftar laporannya kepada komputer Control Centre, tercatat paling atas, yang berarti akan
menjadi laporan pertama pada saat RTU mendapat giliran berdialog dengan komputer.

1.2. Tujuan
a. Mengetahui Peralatan scada pada switchyard 500 KV ITB ke feeder 150 kv.
b. Mengetahui system kerja scada pada switchyard 500 KV ITB ke feeder 150 kv.
c. Mengetahui Peralatan scada pada switchyard 500 KV ITB ke feeder 150 kv.
d. Mengetahui system kerja pada switchyard switchyard 500 KV ITB ke feeder 150 kv.

1.3. Ruang lingkup Pembahasan

Sistem SCADA terdiri:

a. National Control Center, disingkat NCC.


b. Inter Regional Control Center, disingkat IRCC.
c. Regional Control Center, disingkat RCC.
d. Inter Distribution Control Center, disingkat IDCC.
e. Distribution Control Center, disingkat DCC.

Makalah intrument AST | 2


BAB II
DASAR TEORI
2.1. SCADA
SCADA singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition. Dimaksudkan dengan
SCADA adalah suatu sistem pengawasan, pengendalian dan pengolahan data secara real time.
Komponen SCADA meliputi Master Station, media telekomunikasi dan Remote Station /Remote
Terminal Unit. Sistem SCADA diterapkan di banyak perusahaan antara lain : Perusahaan Listrik,
Perusahaan Air Minum, Pabrik Semen, Pabrik Susu, Perusahaan Transportasi,Pengeboran Minyak
Lepas Pantai , Gedung Gedung modern dll. Pada Perusahaan Listrik , penggunaan SCADA
melingkup pada banyak pengusahaan .Pengusahaan tenaga listrik meliputi pengoperasian pada
bidang :

Sistem Pembangkitan.
Sistem Penyaluran.
Sistem Distribusi.

Didalam pengoperasian secara sistem, diharapkan tidak terjadi pemutusan pelayanan selama
24 jam selama sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Untuk tujuan tersebut SCADA dan
Telekomunikasi menjadi hal yang sangat diperlukan keberadaannya sebagai sarana pengendali real
time. Kegiatan operasi jaringan sistem penyaluran dan distribusi dikoordinir oleh Pusat Pengatur
Beban (Penyaluran atau Distribusi ) dan pada hirarki dibawahnya oleh Regional Contol Centre /
RCC untuk sistem Penyaluran dan Area Pengatur Distribusi/APD untuk sistem Distribusi. Petugas
pelaksana pengaturan biasa disebut sebagai Dispatcher dan ditempatkan pada gedung kontrol RCC
atau APD. Tugas dari dispatcher ialah mengkoordinir operasi jaringan yang menjadi tanggung
jawabnya menyangkut pengawasan, pengendalian dan pencatatan serta melakukan tindakan-
tindakan untuk mempertahankan keandalan, mutu dan efisiensi operasional sistem tenaga
listrik.Kegiatan tersebut meliputi keadaan sistem pada saat kondisi normal , menghadapi gangguan
serta recovery terhadap terjadinya suatu gangguan. Untuk mencapai tujuan operasi diharuskan
memenuhi faktor-faktor berikut :

Makalah intrument AST | 3


Mengenal dengan baik jaringan sistem tenaga listrik yang dikelola termasuk kondisinya.
Menyusun pedoman operasi yang mencakup tujuan, aturan, tugas, aturan pelengkap dan
gambar/tabel/formulir.
Organisasi pelaksana.

Faktor-faktor tersebut sangat terbantu dengan adanya fasilitas SCADA (Supervisory, Control
and Data Acquisition). Pola Operasi sesuai dengan keadaan di lapangan sudah diantisipasi dengan
faslitas ini. Jadi faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan operasi dapat diminimalisir. Pola
operasi sesuai konfigurasi jaringan distribusi direprentasikan dalam bentuk Single Line Diagram
dengan peralatan-peralatan manuver atau switching. Untuk mengoperasikan peralatan tersebut
harus memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan dalam tahapan-tahapan yang harus
dipenuhi.Apabila salah satu tahapan tidak terpenuhi maka eksekusi atau menuver jaringan tersebut
tidak dapat dilaksanakan. Jadi kesalahan yang diakibatkan oleh faktor manusia dapat dihilangkan.

Meskipun telah dibantu dengan peralatan SCADA ,setiap Dispatcher harus memahami
Standing Operation Prosedure (SOP) jaringan sistem tenaga listrik yang menjadi tanggung
jawabnya. Demikian pula , operator Gardu Induk maupun operator gardu distribusi harus tetap
mengetahui prosedur operasi pengaturan dan pengusahaan jaringan yang menjadi tanggung
jawabnya, sehingga fungsi peralatan SCADA sebagai alat kerja operasional akan menjadi optimal.

Operasi Sistem Tenaga Listrik berlangsung secara terus menerus selama 24 jam sehari dan
biasa dikenal dengan istilah Real Time. Biasanya dibagi dalam 3 regu piket dalam 24 jam. Setiap
regu piket yang menggantikan regu sebelumnya harus mengadakan persiapan-persiapan sebelum
melakukan tugasnya yaitu melaksanakan operasi harian dalam Real Time.

Persiapan-persiapan yang harus dilaksanakan adalah :

Mempelajari Rencana Operasi Harian dari Sistem Transmisi, baik yang menyangkut
rencana pembangkitan maupun yang menyangkut penyaluran. Dispatcher harus
mengetahui kondisi penyaluran dalam keadaan Normal, Siaga atau Darurat. Hal ini
diperlukan untuk melaksanakan operasi pengaturan beban sistem distribusi. Untuk itu perlu
saling berkomunikasi anatar dispatcher Pembangkitan, Penyaluran maupun distribusi.

Makalah intrument AST | 4


Mempelajari penyimpangan-penyimpangan yang terjadi terhadap Rencana Operasi Harian
Sistem terutama yang menyangkut gangguan yang terjadi dalam Sistem Transmisi. Kondisi
Sistem transmisi harus diketahui setiap saat apakah dalam kondisi Normal, Siaga atau
Darurat.
Mempelajari pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan akan
memerlukan pemadaman sehingga ada manuver jaringan. Apabila ada perubahan
perubahan jaringan maka hal ini memerlukan perhatian khusus agar jangan sampai terjadi
kesulitan dalam operasi.
Mengecek kesiapan fasilitas untuk operasi seperti alat komunikasi, telemetering dan
telekontrol SCADA sehingga Dispatcher yang akan melaksanakan tugas mengetahui
kondisi fasilitas tersebut yang sangat diperlukan untuk pelaksanaan tugas.

Pelaksanaan operasi di dalam real time adalah pelaksanaan Rencana Operasi Harian dan apabila
terjadi penyimpangan dari kondisi Normal maka penyimpangan ini harus dikendalikan dalam Real
Time Operation dengan mengikuti Pedoman-pedoman Operasi atau Standing Operation Procedure
disingkat SOP.

Prosedur pengaturan jaringan secara umum dengan menggunakan fasilitas SCADA


dilaksanakan dengan :

Manuver atau manipulasi jaringan melalui fasilitas telekontrol SCADA dimana telah
disesuaikan dengan pola operasi konfigurasi jaringan distribusi yang ada..
Menerima informasi-informasi yang berhubungan dengan keadaan jaringan dari
Workstation dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk
menetapkan tindak lanjut.
Memonitor besaran-besaran pengukuran dengan fasilitas telemetering SCADA pada
jaringan dan kemudian membuat penilaian atau observasi seperlunya untuk menetapkan
tindak lanjut.
Mengkoordinasikan pelaksanaannya dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengan
operasi jaringan yaitu : Region P3B, Petugas Pelayanan Gangguan, Petugas Pemeliharaan
dan Operator Gardu Induk bila ada.
Mengawasi jaringan secara terus menerus dan tidak terputus putus oleh operator/dispatcher
dibantu oleh fasilitas SCADA yang berfungsi sebagai supervisi jaringan dimana bila terjadi
kondisi abnormal akan memberi masukan berupa alarm.
Makalah intrument AST | 5
Mengusut dan melokalisasi jaringan terganggu dengan fasilitas SCADA melalui perintah
telekontrol dengan memperhatikan besaran-besaran telemeter yang ada pada workstation.
Mendeteksi gangguan sehingga titik gangguan dapat diketemukan untuk diperbaiki.

Mode operasi sitem tenaga listrik dalam kondisi real time ada 4 (empat) keadaan mode operasi
yaitu, keadaan normal, gangguan, darurat dan pemulihan. Mode tersebut dapat digambarkan seperti
di bawah ini.

NORMAL

PEMULIHAN GANGGUAN

DARURAT

Gambar 1 : Empat keadaan sistem operasi tenaga listrik.

Seperti dijelaskan diatas bahwa sistem tenaga listrik bila terjadi gangguan sedapat mungkin
diatasi, sehingga kembali pada keadaan normal dan waktu yang diperlukan juga semakin
singkat.Peran peralatan SCADA dan Telekomunikasi adalah sangat dominan untuk mencegah
terjadinya gangguan yang meluas, dan mengupayakan agar gangguan dapat segera datasi dengan
waktu yang secepat-cepatnya

Makalah intrument AST | 6


2.2 Sistem SCADA Jaringan Sistem Tenaga Listrik

2.2.1 Umum Tentang SCADA

Beberapa definisi utama yang sering ditemui dalam konteks SCADA adalah sebagai berikut:

Pengatur.
Yang dimaksud dengan Pengatur adalah Unit PLN yang melaksanakan pengaturan
operasi jaringan sistem tenaga listrik.
Ruang Kontrol (Ruang Kendali-Control Room).
Merupakan tempat/ruangan dimana operator melaksanakan tugas pengawasan dan
pengaturan operasi jaringan dan atau pendistribusian energi listrik. Ruang Kontrol
disebut pula sebagai Master Station yang terdiri dari komputer utama yang handal dan
Communication Interface yang memungkinkan pertukaran data antara RTUs dengan
master Station.
Komputer Utama (Main Computer).
Adalah prosesor induk yang berfungsi memproses semua data yang diterima dari
Remote Terminal Unit, Man-Machine Interface, maupun dari prosesor lainnya.
Front End Computer.
Adalah suatu central processor yang ditempatkan diantara kanal input dan processor
lainnya berfungsi untuk memproses data sebelum diteruskan ke processor yang lebih
besar.
Human Machine Interface.
Merupakan alat penghubung antara Komputer Utama dan manusia/operator.
Papan Peraga (Mimic Board).
Papan Peragaan merupakan berupa suatu panel atau layar lebar yang menampilkan
informasi umum operasi jaringan real time sebuah jaringan sistem ttenaga listrik.
Layar Tayangan (Projection Screen)
Merupakan sebuah layar lebar yang dipakai untuk menerima sorotan gambar dari alat
video peragaan (Video Display Unit).

Makalah intrument AST | 7


Remote Terminal Unit (RTU)
RTU disebutkan pula sebagai Remote Station merupakan sebuah peralatan yang
ditempatkan di gardu induk yang berupa prosesor yang berfungsi sebagai penerima,
pengolah dan meneruskan informasi dari peralatan yang dimonitornya serta
mengirimkannya ke master station atau menerima instrtruksi instruksi dari master
Station.

Fungsi-fungsi utama dari SCADA adalah sebagai berikut :

Akuisisi data yaitu merupakan proses penerimaan dari data-data RTU di jaringan dan
harus dapat berkomunikasi dengan RTU.
Konversi data yaitu merupakan proses konversi data-data telemetri yang diterima dari
RTU di jaringan dan merubah data-data tersebut dalam bentuk format standard untuk
proses lebih lanjut.
Pemrosesan data yaitu menganalisa data yang diterima untuk dilaporkan kepada
operator/dispatcher.
Supervisory control yaitu memungkinkan operator/dispatcher melaksanakan
pengendalian pada peralatan-peralatan di jaringan.
Tagging, yaitu operator/dispatcher untuk meletakkan informasi tertentu pada peralatan
tertentu dan sebagai alat bertukar informasi sesama operator/dispatcher.
Pemrosesan alarm dan event, menginformasikan kepada operator/dispatcher apabila
ada perubahan di dalam sistem jaringan ..
Post Mortem Review, membantu menetukan akibat pada sistem jaringan jika ada
gangguan besar pada jaringan.

Kemampuan SCADA sangat tergantung kepada program aplikasi yang dipakai didalam
sistem SCADA tersebut. untuk sistem Distribusi antara lain :

Fault Detection, yaitu memberikan informasi gangguan melalui bekerjanya peralatan


proteksi, sehingga deteksi gangguan dapat cepat diketahui dan titik gangguan dapat
segera diketahui.
Isolation, yaitu kemampuan untuk melokalisasi jaringan terganggu dengan
memanfaatkan fasilitas telekontrol untuk manuver atau manipulasi jaringan.

Makalah intrument AST | 8


Restoration, yaitu kemampuan untuk mengembalikan kondisi jaringan pada posisi
normal sebelum terganggu setelah gangguan diperbaiki dengan fasilitas telekontrol
untuk mengendalika peralatan dijaringan seperti cubicle, LBS, recloser maupun
sectionalizer.

Untuk Sistem Transmisi :

Enegy Management Sistem ( EMS ).


Power System Analysis.
Load Flow.
Load Frequency Control.

Konfigurasi perangkat keras Sistem SCADA seperti gambar dibawah ini.

Gambar. 2 Konfigurasi Sistem SCADA

Makalah intrument AST | 9


2.2.2 Fungsi Tele Control Control,Tele Signal, Tele Metering

Untuk fungsi Distribusi fungsional RTU yang terpasang lokasi ditentukan sebagai berikut:

1. Gardu Induk.
Telecontrol : pemutus beban, pemisah, pengaturan posisi tap changer trafo.
Telemeasurement : tegangan. arus, kwh, power factor, kvarh untuk masing-masing
penyulang masuk dan keluar, busbar dan trafo.

Telesignalling : peralatan pemutus, posisi tap changer, dan pengaman (ground


fault, over current, DC source fault, buchholz, transformator
temperature trip/alarm atau peralatan pengaman lain).
2. Gardu Trafo Distribusi (Key Point).

Telecontrol : pemutus beban, pemisah


Telemeasurement : tegangan. arus, kwh, power factor, kvArh untuk penyulang trafo.
Telesignalling : peralatan pemutus, pengaman (ground fault, over current, DC fault
atau peralatan lain).
3. Pole Mounted Swithes (recloser, loadbreak switch dll.)

Telecontrol : pemutus beban, pemisah


Telesignalling : peralatan pemutus dan pengaman (ground fault, over current, DC
fault, atau peralatan lain).
4. Pole Mounted Capasitor Bank

Telemetering : capasitive current, power factor, daya reaktif, tegangan.


Telesignalling : open close status.

Sedangkan untuk fungsi Penyaluran fungsional RTU adalah sebagai berikut :

Telecontrol : pemutus beban, tap changer Trafo


Telemeasurement : KV, A, MW,MVAR, Cos Phi,.
Telesignalling : status peralatan pemutus, peralatan pengaman (ground fault, over
current, DC fault atau peralatan lain).

Makalah intrument AST | 10


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Peralatan Sistem SCADA Pada feeder 150 kv

Peralatan system SCADA PLN telah diatur pada POLA SCADA, yang merupakan
standardisasi peralatan baku .Kompleksitas peralatan SCADA ditentukan oleh pada level
organisasi operasi sistem tenaga listrik mana akan dioperasikan, sehingga akan didapat
keseragaman pola peralatan SCADA di PLN. Dengan adanya Philosophy ini maka tahap
selanjutnya yaitu penyusunan Functional Requirement akan lebih terarah dan lebih pasti, mengacu
kepada kebutuhan operasional sistem yang akan dioperasikan antara lain :

Melengkapi alat operasional jaringan tegangan menengah serta meningkatkan kemampuan


manjemen operasi sistem tenaga listrik.
1. Meningkatkan reliabilitas sistem tenaga listrik.
2. Memperbaiki kualitas jaringan tenaga listrik.
3. Menyediakan data yang akurat/tepat untuk proses lanjutan, seperti: optimisasi operasi
jaringan, perencanaan dan perawatan jaringan; maupun untuk pelayanan pelanggan serta
peningkatan kinerja manajemen operasi sistem tenaga listrik..
Dengan memperhatikan tujuan dan sasaran tersebut maka peralatan SCADA-meliputi:

1. Remote Terminal Units (RTUs)


2. Sistem Komunikasi.
3. Master Station (Ruang Kontrol)
4. Peralatan Interfacing dengan peralatan jaringan .

3.1.1 Master Station

Master Station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang ada di control center,
pada umumnya konfigurasi sebuah master station tidak akan sama, disesuaikan dengan kebutuhan
system scadanya.Namun secara garis besar konfigurasi dari sbuah master station terdiri dari:

Komputer Front End.


Komputer Server.
Komputer Human Machine Interface.
Komputer Database server.

Makalah intrument AST | 11


Komputer Engineering
Swicth atau HUB LAN
Radio Master
Recorder
Global Position Sistem untuk referensi waktu
DTS ( Dipatcher Training Simulator)
UPS
Projector
Wall Display.
Peripheral pendukung seperti Printer, logger
Sofware Aplikasi SCADA untuk Server maupun HMI

3.1.2 Front End

Front End adalah peralatan komputer yang berfungsi sebagai peralatan komunikasi /
menghubungkan antara Master Terminal Unit dengan Remote Terminal unit, dimana fungsi dari
Front end adalah sebagai pengolah komunikasi dan menyimpan data sementara diantaranya :

Pengambilan Data dari RTU, yaitu pengambilan status dan pengukuran dapat diambil
secara polling, untuk mempercepat pengambilan data maka hanya data yang berubah yang
saja yang diambil.

Penyimpan data, yaitu data status dan pengukuran yang telah di proses, disimpan di file
server, atau dikirim ke HMI.
Pengiriman data, yaitu sebagai alat mengirim data dari server ke RTU atau sebaliknya.
Pengiriman data ke HMI yaitu ketika permintaan data status RTU diterima Front End dari
HMI, maka seluruh data RTU tersebut akan dikirim ke HMI dan data ini diambil dari file
Server.
Penyesuaian Waktu dari setiap RTU yaitu mempunyai fungsi agar setiap RTU mempunyai
waktu yang sama dengan Master Terminal Unit, maka secara priodik mengirim data waktu
yang diterima dari MTU ke setiap RTU yang dikelolanya.

Makalah intrument AST | 12


Diagnosa RTU yaitu untuk memeriksa apabila setiap RTU masih bekerja atau tidak, maka
secara periodik dikirim data khusus ke setiap RTU. Bila RTU tidak memberikan jawaban
setelah beberapa kali pengulangan, maka Front End akan mengirimkan berita ke Master
bahwa RTU tersebut tidak berfungsi.

3.1.3 HMI (Human Machine Interface)

Human Machine Interface atau Man Machine Interface merupakan sarana atau perangkat yang
sangat penting dalam Pusat Pengatur Beban sebagai media komunikasi antara Operator/Dispatcher
dengan komputer, dimana operator dapat langsung memantau dan mengomando elemen-elemen
yang berada di gardu Induk k yang masuk dalam system SCADA. Selain itu dapat juga menyimpan
data data dan informasi system secara real time untuk dijadikan bahan analisa selanjutnya.
Banyaknya operator yang bekerja dalam ruangan pusat pengatur menentukan banyaknya
workstation/terminal yang diperlukan.

Sistem HMI meliputi semua peralatan yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi
kepada operator/dispatcher dan dapat dipakai oleh operator/dispatcher untuk mengoperasikan
sistem.

Secara garis besar fungsi HMI adalah sebagai berikut :

Melihat/memantau kondisi sistem distribusi.


Memasukkan atau merubah data.
Melakukan navigasi diantara fungsi-fungsi SCADA.
Memonitor dan mengendalikan peralatan Sistem Jaringan Distribusi.
Memonitor dan Mengendalikan konfigurasi sistem jaringan distribusi.

3.1.4 Media Komunikasi


Kebutuhan media komunikasi dipertimbangkan berdasarkan konfigurasi antara master
computer yang berada di pusat pengendali dengan RTU. Konfigurasi yang diperlukan antara
Master Komputer dengan RTU berbentuk star atau gabungan bentuk pohon bintang .

Makalah intrument AST | 13


Dengan spesifikasi media komunikasi sebagai berikut :

Low Data Speed (300 s/d 9600 bps)


Mode transmisi sinkronus atau asinkronus
Prosedur Transmisi Master-Slave
Untuk keandalan diperlukan duplikasi link komunikasi.
Media komunikasi yang dipergunakan dapat bermacam-macam diantaranya Radio Data, Pilot
Calbe, Fiber Optic, PLC (Power Line Carrier), Microwave atau Saluran Telepon ( Leased Line).

3.1.5 RTU

RTU adalah suatu peralatan yang terpasang pada gardu yang mana didalamnya terdapat
processor yang berfungsi untuk mengambil data baik status maupun data pengukuran secara
scanning ( polling), serta fungsi lainnya adalah melaksanakan perintah-perintah dari HMI yaitu
seperti Buka tutup CB, melaporkan realisasi apa yang diperintahkan HMI lengkap dengan keadaan
RTU saat itu (real time).

Semua rangkaian proses di sisi site atau gardu baik metering maupun status cb yang diproses
oleh RTU , selajutnya data tersebut disimpan dalam data memory (RAM) sebelum diminta oleh
Front End pada control center, selain itu juga Rtu berfungsi untuk melaksanakan komando ( Buka
Tutup CB) dengan permintaan dari HMI .

3.1.6 Adaptation Work/Interfacing

Interfacing adalah sebuah Panel yang berisi rele-rele bantu /AUX dan terminal terminal antara
RTU dengan peralatan yang akan di kontrol oleh system SCADA.

3.1.7 Tele informasi Data

Besar kecilnya sistem SCADA ditentukan dari jumlah teleinformasi yang direncanakan.
Analisa kebutuhan Sistem SCADA juga mengacu pada besar kecilnya teleinformasi, karena akan
menentukan kapasitas dari master komputer yang ada.

Macam-macam teleinformasi ditinjau dari bentuknya adalah :

Digital Output, merupakan sinyal digital yang dikirim dari master komputer dan berupa
sinyal perintah seperti telekontrol.
Makalah intrument AST | 14
Digital Input, merupakan sinyal digital yang dikirim dari peralatan remote ke master
komputer setelah melalui RTU yang berupa sinyal indikasi. Sinyal ini terbagi dalam 2
(dua) macam yaitu single signalling dan double signalling yang membedakan keduanya
adalah penggunaannya misalnya untuk keakuratan posisi PMT diperlukan double
signalling.
Analog Input, merupakan sinyal analog yang dikirim dari meter-meter analog yang
mangalami proses Analog to Digital Converter di RTU sebelum dikirim ke master
komputer untuk diproses lebih lanjut.
Tele informasi data dituangkan pada tele information plan untuk dapat menyusun data
basenya. Tele informaton plan di bedakan antara Tele information plan untuk SCADA, dan tele
information plan untuk pemeliharaan.

3.2 Perangkat Lunak Sistem SCADA

Perangkat lunak Sistem SCADA sesuai dengan kebutuhan dapat dibagi dalam dua kelompok
yaitu:

a. Data Base

Seluruh informasi yang digunakan fungsi SCADA, program aplikasi sistem distribusi dan
tampilan diagram jaringan distribusi harus disimpan dalam sistem manajemen database. Untuk
keperluan khusus dapat digunakan penyimpanan berupa tabel dan flat-file di program aplikasi.
Data harus diduplikasi pada dua file server di Master Station untuk mencapai derajat ketersediaan
sistem yang tinggi. Database teleinformasi harus dapat didefinisikan dan dimodifikasi dengan cara
yang inter-aktif tetapi cukup sederhana. Sistem harus dapat melakukan verifikasi terhadap
konsistensi database RTU untuk mencegah kesalahan operasi atau alarm yang salah.
b. Antarmuka Pemakai Grafik.

Antarmuka dengan pemakai harus berbasis grafik bit-map, interaksi dilakukan melalui alat
penunjuk. Antarmuka ini harus berupa WIMPS (Windows, Icons, Mouse and Pointer System).
Perangkat lunak antarmuka pemakai harus dapat dijalankan dalam workstation berdiri sendiri atau
bagian dari jaringan client-server. Antarmuka pemakai harus menyediakan fungsi-fungsi untuk
pemakai maupun pengembangan aplikasi sebagai berikut :
Makalah intrument AST | 15
Fasilitas untuk mendesain diagram secara dinamis.
Fasilitas untuk me-link objek grafis dengan item database.
Fasilitas untuk mengambil diagram secara dinamis dan untuk mengalihkan
diagram ke layar lain atau ke workstation lain dalam jaringan.
Fasilitas untuk menghubungkan objek grafis dengan perintah sistem.

Tampilan harus dapat berupa diagram skematik atau diagram layout geografis yang terdiri dari
objek statik dan dinamik. Diagram harus dapat didesain berdasarkan primitif (busur, lingkaran,
elips, garis, marker, poligon, polyline, persegi panjang, bujursangkar, kotak text, dan text), warna,
dan atribut (jenis garis, tebal garis, visibilitas, font, blockfill). Harus ada fasilitas decluterring untuk
diagram yaitu pengurangan detail yang berlebihan untuk layer yang berbeda.

3.3 Aplikasi SCADA

Fasilitas dasar fungsi SCADA memiliki software yang mampu berintegrasi untuk melakukan
fungsi :

Pengendalian dan Akuisisi.


Akuisisi data dilaksanakan oleh subsistem akuisisi yang berinter-aksi dengan server
SCADA. Fungsi akuisisi data meliputi : pengukuran analog (tegangan, arus, MVAR, MW dan
tap trafo), input/status digital, dan pulsa dari RTU dan sistem komputer eksternal.Pengendalian
harus dilengkapi mekanisme sekuriti sekuen pengendalian meliputi keadaan awal, antara, dan
keadaan final.
Manajemen Event dan Alarm.
Perangkat lunak memproses seluruh perubahan data untuk mendeteksi alarm, kemudian
memberikan tanda kepada operator bila batas-batas alarm dilampaui. Perangkat lunak harus
dilengkapi daftar alarm dengan prioritas yang teratur dan fasilitas acknowledge alarm secara
interaktif. Perangkat lunak penanganan alarm harus berintegrasi dengan database relasional
sehingga memungkinkan pengambilan histori alarm dan event secara fleksibel

Makalah intrument AST | 16


Perhitungan.
Perhitungan dilakukan atas data-data yang diperoleh dari fungsi akuisisi data.
Perhitungan meliputi fungsi-fungsi aritmetik dan logika untuk mendapatkan 'derived data'.
Pembagian Wilayah Kerja Operator.
Pembagian wilayah kerja operator secara geografis atau topologis harus dapat
dilakukan secara fleksibel melalui 'operator workstation'. Wilayah dan kewenangan operator
harus dapat ditentukan secara dinamis bila perubahan kondisi operasi menuntut perubah.

Trend dan Peng-arsipan.


Perangkat lunak pengarsipan harus memungkinkan untuk memilih pengukuran diambil
dan disimpan dalam interval waktu tertentu yang bisa diubah sesuai kebutuhan. Data arsip
melalui database relasional harus dapat diambil dan diproses untuk membuat laporan
menggunakan alat/perangkat lunak standard. Harus ada juga fasilitas untuk mem-plot data arsip
untuk mengetahui trend perubahan data yang disample secara grafis.
Antarmuka Client (dalam 'Client-Server' SCADA).
Perangkat lunak SCADA harus diimplementasikan menggunakan teknik 'object
oriented program'. Fungsi SCADA dan element data merupakan objek. Objek ini dengan atribut
fungsi antarmuka client memberikan Application Program Interface (API) SCADA.
Antarmuka 'client' memungkinkan integrasi aplikasi yang terdistribusi dengan fungsi dasar
SCADA.

3.3.1 Program Aplikasi

Untuk sistem Distribusi program Aplikasi yang di implementasikan untuk pengelolaan


jaringan Distribusi adalah Distribution Management System (DMS ). Sedangkan untuk Sistem
Penyaluran program aplikasi pengelolaan jaringan sistem tenaga listrik dengan SCADA adalah
Energy Managemen System ( EMS ). Agar program Aplikasi dapat berfungsi dengan sempurna
maka kedisiplinan dalam menjaga kelengkapan peralatan SCADA khususnya pada saat ada
penambahan perlatan di lapangan ( Penyulang, trafo,kapasitor dll ) harus konsisten. Demikian pula
penyesuaian data base di Master Station..

Makalah intrument AST | 17


3.4 Media komunikasi

Dalam operasi sistem tenaga listrik diperlukan media komunikasi yang berfungsi pula sebagai
media komunikasi yang digunakan pada system SCADA antara lain :

Radio data : peralatan ardio yang digunakan adalah radio modem dengan system
MARS (Multiple Access radio Sistem)
Pilot Calbe
Fiber Optic
PLC (Power Line Carrier)
Microwave
Saluran Telepon ( Leased Line)
Konfigurasi Media komunikasi sebagai media transmisi data antara master station di control center
dengan RTU seperti gambar dibawah ini:

Gambar 3 : Konfigurasi Media Komunikasi

Sistem telekomunikasi data yang dipilih haruslah menjamin keamanan dan mempunyai
distorsi rendah sehingga data yang diterima dapat diproses lebih lanjut. Komunikasi data antara
RTU dan Master Station dapat dilakukan secara komunikasi langsung (slave) atau melalui proses
pengumpulan data pada RTU tertentu (RTU data concentrator) yang kemudian, setelah melalui

Makalah intrument AST | 18


seleksi maka data yang penting saja yang dikirimkan ke master station. Dengan demikian,
pemakaian kanal komunikasi data dapat di optimumkan.

3.4.1 Kabel Pilot

Kabel pilot merupakan telepon dapat digunakan untuk keperluan komunikasi data maupun
suara. Biasanya kabel ini berjalan 19ntenna19 dengan kabel tegangan menengah atau tinggi, maka
konstruksi kabel dirancang khusus tidak seperti kabel telepon biasa. Kabel pilot mengalami gaya-
gaya mekanis yang ditimbulkan oelh gaya-gaya elektromekanis yang kuat sepanjang kabel tersebut
terutama bila kabel tegangan tinggi yang berdekatan mengalami gangguan hubung singkat ke tanah
maupun hubung singkat antar fasa. Sedangkan kekuatan isolasinya dirancang untuk tahan terhadap
tegangan lebih yang mungkin menjalar sepanjang kawat maka pada prakteknya kedua ujung kabel
jarang dihubungkan langsung dengan perangkat komunikasi namun terlebuh dahulu dipasang trafo
isolasi dilengkapi dengan pengaman.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih pasangan kawat adalah ketidak
seimbangan kapasitif yang berlebihan sehingga menyebabkan timbulnya cross talk yang dapat
menggangu 19ntenn komunikasi. Paaraemter parameter lainnya sama seperti kabel telepon biasa.
Kecepatan komunikasi data dalam 19ntenn duplek dapat mencapai 600 bps sedangkan untuk
19ntenn siplek maupun semi simplek dapat ditingkatkan samapai 9.600 bps.

3.4.2 Radio

Penggunaan radio sebagai media komunikasi data mempunyai beberapa keuntungan yang
dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan radio untuk keperluan
19ntenn SCADA antara lain sebagai berikut :

Tidak tergantung pada jaringan sistem tenaga listrik yang ada, sistem komunikasi
tetap tersedia walaupun kondisi jaringan dalam keadaan terputus atau pemeliharaan.
Tidak tergantung pada jaringan publik sehingga bebas melaksanakan pemeliharaan.
Biaya investasi yang dibutuhkan lebih rendah dibandingkan dengan sistem
komunikasi kabel.
Konfigurasi radio sesuai dengan kebutuhan dapat menggunakan point to point (master to
master) atau point to multi point (master to slave). Frekuensi dari radio data ini dapat menggunakan
VHF maupun UHF. Secara umum besarnya daya pemancar dan jenis penguatan 19ntenna yang
diperlukan tergantung atas parameter-parameter sebagai berikut :
Makalah intrument AST | 19
Rugi-rugi transmisi
Besarnya Noise
Besarnya hasil perhitungan interferensi
Keandalan yang diharapkan.
Konfigurasi master-slave dapat ditunjukkan seperti gambar berikut:

Gambar 4

3.4.3 Power Line Carrier

Power Line carrier merupakan system komunikasi yang paling banyak ditemukan pada system
tenaga listrik. Penggunaan PLC banyak digunakan untuk keperluan SCADA, komunikasi suara,
teleproteksi dan pembacaan-pembacaan meter-meter secara remote.

Lebar bidang frekuensi yang umum dipergunakan berkisar mulai dari 30 kHz sampai dengan
500 kHz. Pembatasan lebar bidang tersebut tergantung pada :

Konstruksi dari filter frekuensi tinggi dan rendah.


Pengaruhnya pada radio-radio broadcasting.
Pengaruhnya pada radi pelayanan system navigasi udara.

Makalah intrument AST | 20


Menghindari interferensi diantara sesama jalur transmisi yang berdekatan perlu
membuat isolasi sedemikian rupa untuk menghindari penggunaan frekuensi yang
sama tidak saling mengganggu.
Sinyal telekomunikasi yang disalurkan harus ada peralatan khusus yang berfungsi
memasukkan (mencampur) dan mengeluarkan (memisahkan) sinyal telekomunikasi di ujung-ujung
SUTT dari frekuensi 50 Hz atau frekuensi enegi listrik yang disalurkan melalui SUTT. Secara
konfigurasi sistem PLC dapat digambar seperti dibawah ini.

Gambar 5 : Konfigurasi Sistem PLC

3.4.4 Fiber Optic

Saat ini serat optik merupakan sarana komunikasi mulai dari jaringan komunikasi yang
sederhana sampai yang komplek. Dalam sistem tenaga listrik penggunaan fiber optik sebagai
sarana komunikasi juga ikut berkembang. Transmisi-transmisi baru dirancang dengan
menggunakan fiber optic yang diletakkan di dalam ground wire.

Macam-macam fiber optic yang dipergunakan di dalamsistem tenaga listrik terbagi dalam
beberapa macam yaitu :

Makalah intrument AST | 21


OPGW (Optical Fiber Ground Wire)
Jenis Fiber Optic yang ditanam ditengah-tengah kawat tanah.
ADSS (All Dielectric Self Supporting)
Jenis Fiber Optic yang dipasang dan ditarik antara tiang transmisi atau distribusi.
Pemasangan fiber optic ini dipasang pada kuat medan yang paling rendah untuk
menghindari efek gap tegangan pada permukaan fiber optic yang dapat merusak
kabel.

GWWOP (Ground Wire Wrap Optical Fiber)


Jenis fiber optic ini dililitkan pada kawat tanah dan dipasang untuk saluran transmisi
yang sudah ada.

Beberapa kelebihan dan keuntungan penggunaannya adalah sebagai berikut :

Mempunyai lebar bidang frekuensi yang sangat tinggi hingga mencapai 2,5 GBps.
Dengan demikian satu serat optic dapat dipergunakan untuk menampung ratusan
saluran komunikasi, jauh lebih besar dibandingkan dengan pilot kabel atau radio
gelombang mikro.
Relatif lebih kecil dan ringan dibandingkan pilot kabel, sehingga pemasangannya jauh
lebih mudah.
Bebas dari gangguan interferensi gelombang elektromagnetik.
Dari segi security sangat aman.
Mempunyai rugi-rugi transmisi yang kecil.
Kemampuan mekanis yang baik sehingga mampu self supporting.
Biaya per bit informasi lebih murah.
Keandalan yang tinggi dan pemeliharaan yang murah.
Life time dapat mencapai 30 tahun.

Makalah intrument AST | 22


3.4.5 Wifi (Wireless Fidelity)

Wireless Fidelity adalah radio dengan menggunakan gelombang mikro pada frekuensi 2,4
GHz dan 5,5 GHz. Radio gelombang mikro bekerja berdasarkan hubungan langsung berhadap-
hadapan antara antenna parabola pada jarak line of sight.

Wifi pada dasarnya berbasis peralatan Wireless LAN, yang sesuai dengan standar 802.11b atau
IEEE 802.11a dan berjalan pada kecepatan 11 Mbps yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan
dengan koneksi yang lain seperti line telepon. Peralatan ini banyak disuport oleh vendor.

Sistem komunikasi ini berbasis Internet Protokol (IP Based) dan banyak dipergunakan sebagai
infrastruktur internet karena :

Dapat menekan cost biaya line telepone.


Mudah instalasinya dan jangka panjang biaya lebih rendah dibandingkan line telepon.
Kecepatan bit mencapai 1 11 Mbps jika mengacu standard IEEE 802.11b.
Merupakan standard yang open peralatan banyak tersedia di pasaran.
Ada beberapa parameter yang harus dihitung dengan benar agar sistem bekerja sesuai dengan
spesifikasinya yaitu :

System Operating Margin (SOM), yang berhubungan dengan daya transmisi, type
antena, panjang kabel koaksial. Jadi dapat ditentukan power margin sesuai jarak
jangkauannya.
Free Space Loss (FSL), kerugian daya setelah melalui jarak yang ditentukan.
Fresnel Zone Clearance (FZC), untuk melihat ketinggian antena yang diperlukan
untuk melalui rintangan.
Antenna bearing, antenna down tilt, dan antenna down tilt coverage radius diperlukan
untuk menmgetahui titik secara tepat atau sudut area dari radio.

Makalah intrument AST | 23


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pada dasarnya scada pada system transmisi 500 kv yang menuju pada feeder 150 kv sebagai
pengukuran dan signal indikasi . maka scada mampu memonitoring dan mengeksekusi suatu
gandengan system dalam pengoprasian di HMI .

Makalah intrument AST | 24


DAFTAR PUSTAKA

https://prihastomo.files.wordpress.com/2008/01/makalahscada.pdf

ebook PT. PLN persero PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik 1

ebook PT. PLN persero PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peralatan SCADA
Sistem Tenaga Listrik 2

Makalah intrument AST | 25

Anda mungkin juga menyukai