ELECTRONIC
DEVICES (IED)
Pengantar
Pada gardu induk terdapat peralatan untuk melakukan
fungsi sensor, signal processing dan decision making.
Hal yang menarik dalam suatu gardu induk adalah
keberadaan sekian banyak sensor dalam switchyard yang
terhubung langsung ke ruang kontrol dimana terdapat
berbagai peralatan monitoring, kontrol dan proteksi yang
secara individual ditempatkan.
Sistem di atas memberikan gambaran ketidakefisienan
peralatan yang diletakkan secara individual tersebut,
sehingga mendorong berkembangnya sistem yang mampu
mengintegrasikan data dan sinyal yang berada di gardu
induk bahkan antar gardu induk dengan instalasi lain.
Kebutuhan IED
Bertolak dari integrasi sistem tersebut maka berkembang
peralatan yang disebut Intelligent Electronic Devices (IED).
IED dipakai sebagai nama untuk peralatan yang mampu
mencakup beberapa fungsi seperti proteksi, kontrol
metering, dan monitoring dimana IED tersebut dibuat
berbasis teknologi mikroprosesor.
Peralatan IED tersebut dapat memberikan solusi atau
fungsi sama dengan peralatan konvensional sebelumnya
yang terpasang secara individual seperti meter atau rele
proteksi namun fungsi-fungsi yang ada dalam IED semakin
ditambah dan dikembangkan sehingga IED tidak dapat
diperbandingkan dengan mudah dengan peralatan
dengan teknologi sebelumnya.
Fungsi IED
Setiap IED berbasis mikroprosesor yang berfungsi untuk
mengeksekusi secara individual fungsi monitoring, metering dan
kontrol.
Masing-masing IED terhubung ke substation LAN yang
berfungsi sebagai server database dan interface komunikasi ke
ruang kontrol dan gardu induk (next substation).
Sistem tenaga listrik dalam kenyataannya menjadi semakin
kompleks karena setiap line, bus dan trafo yang terpasang
memiliki 2 IED sebagai proteksi primer dan back upnya.
Kerumitan pengawatan, pengiriman, pemrosesan dan
penambahan sinyal, membuat IED yang semula melakukan
fungsi secara individual harus dapat terintegrasi.
Multiplexing
Dengan teknologi multiplexing untuk
menghubungkan sensor dalam jaringan IED
dapat lebih sesuai dan memiliki pengawatan yang
lebih aman.
Namun demikian perlu dicermati bahwa setiap
vendor atau perusahaan pembuat IED bisa saja
memiliki aturan dan protocol yang berbeda. Hal ini
dapat menjadi kendala dalam proses integrasi
peralatan dalam gardu induk yang hendak
dioperasikan secara otomatis.
ENERGY
MANAGEMENT
SYSTEMS (EMS)
Pengantar
Sesuai dengan kriteria security, economic dan quality
maka penyaluran energi listrik dari suatu pusat pembangkit
ke pusat beban perlu dikelola dengan baik sehingga
berkembanglah sistem manajemen energi atau energy
management systems (EMS).
Dalam konsep dasar aplikasi EMS segala perangkat lunak
aplikasi dan peralatan terkait dalam perangkat lunak dan
peralatan dalam SCADA digunakan untuk proses
pembentukan data-data real time menjadi data-data
rekayasa yang koheren dan konsisten sebagai data base
dalam perangkat lunak aplikasi EMS selanjutnya.
Perangkat lunak aplikasi EMS
Network topologi yang berguna untuk membentuk dan
memodelkan jaringan bedasar semua data-data remote
indikasi posisi semua peralatan.
Reduced equivalent yang berguna untuk memodelkan
jaringan namun tidak termasuk jaringan atau daerah
pemantauan operator.
State estimator yang berguna untuk menyediakan data-
data perhitungan untuk aliran daya yang lengkap
konsisten dan andal berdasar hasil pengukuran, harga-
harga perkiraan dan topologi jaringan.
Jenis perangkat lunak
Network topology Load Frequency Control
(LFC)
Network redundant
Economic dispatch and unit
State estimator commitment
Laod bus forecasting Reserver monitor
Contingency analysis Interchange schedule
Energy accounting
Short circuit analysis
Reactive optimal power
Automatic generator control
control (AGC) Power (load) flow
(DISTIBUTION
AUTOMATIC
SYSTEMS-DAS)
Pengantar
Perkembangan aplikasi perangkat lunak yang pesat
pada EMS dikombinasikan dengan SCADA khususnya
dalam sistem distribusi menyebabkan perkembangan
sistem manajemen distribusi modern dengan menuju
otomatisasi
Sistem distribusi otomatis memiliki peran untuk
memonitor secara jarak jauh (remote control) sistem
distribusi terkait, menyediakan fasilitas peralatan kontrol
supervise dan menyediakan bantuan pengambilan
keputusan dalam operasi normal dan gangguan untuk
meningkatkan kinerja sistem.
Peran sistem distribusi otomatis
Peran sistem distribusi otomatis di atas terkait dengan
permasalahan operasional dan aplikasi yang mungkin
timbul yaitu berupa:
Penentuan lokasi dan isolasi gangguan
Restorasi
Pemeliharaan kualitas tegangan
Penyeimbangan beban
Kontrol beban
Metering
Pemeliharaan peta jaringan
Perhitungan pemakaian energi
Level otomatisasi
Dengan melihat alur penyaluran daya listrik
ke beban dalam sistem distribusi maka
sistem distribusi otomatis memiliki beberapa
tingkat otimatisasi yaitu otomatisasi di
tingkat gardu induk (substation level
automation), otomasi di tingkat penyulang
(feeder level automation) dan otomasi di
tingkat pelanggan (customer level
automation)
Otomasi di tingkat gardu induk
Data akuisisi dari Penentuan lokasi
Circuit breaker gangguan
Load tap changer
Capacitor bank Isolasi gangguan
Transformer Restorasi GI dan
Kontrol Supervisi sistem
Circuit breaker
Load tap changer
Kontrol daya reaktif
Capacitor bank di gardu induk
Otomasi di tingkat penyulang
Data akuisisi dari Kontrol Supervisi terhadap
Line reclosers Line reclosers
Voltage regulators Voltage regulators
Capacitor banks Capacitor banks
Sectionalizers Sectionalizers
Line switches Line switches
Penentuan lokasi gangguan
Isolasi ganguan
Restorasi penyulang
Rekonfigurasi penyulang
Kontrol daya reaktif
penyulang
Otomasi di tingkat pelanggan
Autimatic meter reading
Remote reprogramming of time of use
(TOU) meters
Remote service connect/disconnect
Automated customer claims analysis
Fungsi Aplikasi Sistem Distribusi
Otomatis
Rekonfigurasi Khusus pada penyeimbangan beban
jaringan diperlukan beberapa fungsi aplikasi
seperti:
Metode penentuan Kontrol terintegrasi tegangan dan
letak gangguan daya reaktif,
Remote metering
Metode restorasi
Automatic load sheding
Penyeimbangan Manajemen beban
beban (load Automated mapping and facilities
balancing). management (AM/FM)
Trouble call management
system(TCMS)
Survey beban dan perhitungan
pemakaian energi.
BEBERAPA KONDISI GARDU INDUK DI
INDONESIA
Kondisi beberapa GI di Indonesia baik yang berada dalam tanggung
jawab PT PLN maupun swasta sangatlah bervariasi antara lain:
Masih bersifat konvensional yaitu seluruhnya dioperasikan oleh
operator
Sebagian sistem telah memiliki peralatan kontrol otomatis (seperti
beberapa peralatan GI telah motorized)
Memiliki perangkat monitoring dan kontrol namun dengan
peralatan dan teknologi elektronika dan komunikasi yang lama
Memiliki perangkat monitoring, kontrol dan komunikasi namun
belum sesuai standar IEC atau BSN dalam bidang telecontrolling
dan telesignalling
Memiliki fungsi EMS yang lengkap
Menggunakan peralatan IED yang diterpkan pada relay untuk
kontrol, monitor dan proteksinya.