1.084 kWh/kapita merupakan besar penggunaan listrik Indonesia pada tahun 2019. Upaya untuk
mengetahui pemakaian listrik dan kontrol terhadap peralatan listrik dibutuhkan teknologi dengan fungsi
monitoring dan kontrol on/off pada peralatan listrik. Dengan menerapkan sistem smart home dapat
mengurangi upaya pengguna dalam melakukan kegiatan tersebut. Untuk melakukan kegiatan
monitoring dan kontrol dibutuhkan jaringan sensor nirkabel untuk menghubungkan antara pengguna
dan peralatan listrik. Salah satu modul komunikasi JSN adalah Bluetooth low energy (BLE).
Implementasi sistem dengan menggunakan ESP32 sebagai server yang telah mendukung BLE. Akuisisi
data dilakukan oleh 2 sensor ACS712 dan sensor ZMPT101B. 2 modul relay sebagai saklar dan aplikasi
nRF Connect sebagai client tempat. Pengguna menggunakan aplikasi client untuk monitoring dan
kontrol peralatan listrik. Dilakukan pengujian untuk melihat kinerja sistem. Pada pengujian fungsional
semua fungsi sistem dapat berjalan lancar. Pengujian akurasi sensor tegangan dan arus mendapatkan
hasil dengan nilai error 1.23% dan 22.93% serta pada sensor kedua mendapatkan rata–rata persentase
error sebesar 29.33%. Pengujian pairing client server mendapatkan rata–rata waktu 0.763ms pada
skenario jarak dan 0.704ms pada skenario ruangan tertutup. Keberhasilan sistem dalam pengujian
dengan parameter packet delivery ratio sebesar 75% pada setiap skenario. Pengujian kinerja dengan
parameter round trip time mendapatkan nilai RTT terkecil 0.00728ms pada jarak 5 meter. Dan RTT
pada skenario ruangan tertutup didapat dengan waktu terkecil pada posisi A sebesar 0.0064ms. Waktu
untuk melakukan transmisi data akan semakin lama jika jarak antara client dan server semakin jauh.
Jarak maksimal koneksi sistem adalah 15meter.
Kata kunci: Konsumsi Listrik, Smarthome, Jaringan Sensor Nirkabel, Bluetooth Low Energy, Packet Delivery
Ratio, Round Trip Time.
Abstract
1,084 kWh / capita is the large amount of electricity use in Indonesia in 2019. Efforts to determine
electricity consumption and control of electrical equipment require technology with monitoring and
control functions on / off of electrical equipment. By implementing a smart home system it can reduce
user efforts in carrying out these activities. To carry out monitoring and control activities, a wireless
sensor network is needed to connect users and electrical equipment. One of the JSN communication
modules is Bluetooth low energy (BLE). Implementation of the system using ESP32 as a server that
supports BLE. Data acquisition is carried out by 2 ACS712 sensors and a ZMPT101B sensor. 2 relay
modules as switches and the nRF Connect application as a place client. Users use the client application
for monitoring and control of electrical equipment. Testing is done to see system performance. In
functional testing all system functions can run smoothly. Testing the accuracy of the voltage and current
sensors get results with an error value of 1.23% and 22.93% and the second sensor gets an average
error percentage of 29.33%. The client server pairing test got an average time of 0.763ms in the distance
scenario and 0.704ms in the closed room scenario. The success of the system in testing with a packet
delivery ratio parameter of 75% in each scenario. Performance testing with round trip time parameters
obtained the smallest RTT value of 0.00728ms at a distance of 5 meters. And RTT in a closed room
scenario is obtained with the smallest time at position A of 0.0064ms. The time for data transmission
will be longer if the distance between the client and server is getting farther. The maximum system
connection distance is 15 meters.
Keywords: Electricity Consumption, Smart home, Wireless Sensor Networks, Bluetooth Low Energy,
AC.
1. PENDAHULUAN Stop kontak dirangkai sedemikian rupa
Pada 2019 konsumsi listrik Indonesia yang nantinya akan menjadi device dari konsep
mencapai angka 1.084 kWh/kapita dan hingga smart home. Device tersebut menggunakan
tahun 2020 penggunaan listrik terus meningkat modul esp32 yang mendukung protokol
(Lidwina, 2020). Dibutuhkan teknologi untuk komunikasi Bluetooth low energy dan kemudian
langkah pemantauan dan kontrol. Salah satu stop kontak dapat dikendalikan dan dipantau
teknologi tersebut menggunakan konsep secara nirkabel. ESP32 merupakan
smarthome dengan memanfaatkan jaringan mikrokontroller Bluetooth 4.0 serta dilengkapai
sensor nirkabel sebagai penghubung antar modul Wifi (Pratama, 2018). Bluetooth low
peralatan. Smart home merupakan sistem energy mendukung transfer data jarak dibawah
otomasi untuk memudahkan pengguna dalam 50meter, pengindraan, kontrol, dan efisiensi
melakukan kegiatan, meningkatkan keamanan energi. Ini yang membuat Bluetooth low energy
menjadi protokol jaringan nirkabel yang ideal
rumah, dan menghemat konsumsi energi
untuk diterapkan pada rumah pintar. Bluetooth
(Collotta & Pau, 2015). Smart home low energy beroperasi pada pita ISM 2,4 GHz
dijalankan dengan menggunakan dengan hanya 40 saluran dengan jarak 2 MHz. Ia
mikrokontroller sebagai tempat pemrosesan mampu mentransmisikan pada tingkat tertentu
data, sensor sebagai masukkan data dan aktuator 1Mbit/s dengan menggunakan modulasi GFSK.
sebagai keluaran data serta penghubung antar Dengan Bluetooth low energy jangkauan sinyal
peralatan menggunakan jaringan sensor nirkabel dapat dioptimalkan lebih dari 67 meter (Collotta
(JSN). JSN terdiri dari kumpulan node yang & Pau, 2015)
terhubung satu dengan lainnya yang berupa node Penelitian serupa dengan penerapan
sensor untuk mengambil data lingkungan. node Bluetooth low energy pernah dilakukan oleh
gateway atau node server sebagai tempat (Collotta & Pau, 2015). Penelitian ini bertujuan
pemrosesan data (Firdaus, 2014). GSM, wifi untuk memanajemen energi pada rumah pintar
dan Bluetooth merupkan teknologi nirkabel yang menggunakan Bluetooth low energy untuk
sering digunakan pada sistem rumah pintar. protokol komunikasi antar peralatan rumah
Keberadaan stop kontak listrik sangat tangga (BlueHEMS). Dengan menggunakan
penting agar dapat memperbanyak dan BlueHEMS algoritma, simulasi dilakukan dalam
memperpanjang jalur listrik yang nanti akan satu hari pada rumah pintar dan mendapatkan
digunakan oleh peralatan listrik lainnya. Dengan hasil yang cukup efisien dalam mengurangi
banyaknya peralatan listrik yang terhubung pada beban biaya konsumsi listrik. Tidak hanya itu,
stop kontak maka monitoring dan kontrol secara dilakukan juga perbandingan antara Bluetooth
manual menjadi tidak efisien. Untuk low energy dengan IEEE 802.15.4 dan hasilnya
meminimalkan hal tersebut maka dibutuhkan menunjukkan Bluetooth low energy lebih baik
sebuah sistem untuk monitoring dan kontrol dalam hal pengiriman paket, delay, dan jitter
pada stop kontak listrik. Pengguna dapat (Collotta & Pau, 2015).
mengendalikan pemakaian peralatan listrik Berdasarkan pemaparan latar belakang
dengan cara on/off pada stop kontak dan akan tersebut, penulis melakukan penelitian tentang
mendapat informasi tentang jumlah pemakaian membangun sistem yaitu “PERANCANGAN
dari peralatan listrik yang digunakan. Stop SISTEM MONITORING KONSUMSI
kontak akan berfungsi sebagai saklar untuk LISTRIK DAN ON/OFF STOP KONTAK
mematikan dan menghidupkan peralatan listrik PADA SMARTHOME DENGAN MEDIA
yang tersambung. Hanya beberapa peralatan KOMUNIKASI BLUETOOTH LOW
listrik yang nantinya tersambung karena tidak ENERGY”. Dengan menerapkan Bluetooth low
semua perangkat listrik dapat dimatikan dan energy pada ESP32 penulis mengusulkan
dihidupkan secara langsung. Perangkat listrik pembuatan device yang akan diterapkan pada
yang nantinya kan tersambung dengan stop smarthome dengan tujuan untuk mengendalikan,
kontak memiliki kriteria dapat dimatikan dan dan memantau konsumsi energi pada peralatan-
dinyalakan secara langsung. Contoh peralatan peralatan listrik yang berada di lingkungan
listrik tersebut seperti: lampu, mesin pompa air, rumah.
charger, solder, rice cocker, setrika, kipas angin,
5. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
Gambar 1. Alur Metode Penelitian
5.1. Perancangan Perangkat Keras
3.2. Teknik Pengumpulan data Perancangan perangkat keras dilakukan
Proses pengumpulan data dilakukan dengan dengan membuat skematik dari komponen yang
melakukan 2 pengujian yaitu pengujian digunakan. Skematik dibutuhkan untuk
fungsional dan pengujian kinerja. Pengujian mengetahui jalur penghubung antar perangkat
fungsional untuk melihat semua fungsi yang ada agar dapat bekerja dengan semestinya. Semua
pada sistem berjalan dengan baik. Pengujian komponen dihubungkan mulai dari ESP32,
kinerja sistem untuk mengetahui performa dalam sensor ZMPT101B, sensor ACS712 dan modul
melaksanakan fungsinya dengan melakukan uji relay. Semua komponen tersebut nantinya akan
dengan parameter dan skenario pengujian. menjadi bagian dari node server. Perancangan
perangkat keras node server ditunjukan pada
4. REKAYASA KEBUTUHAN Gambar 2.
Dalam penilitian “Perancangan Sistem
Monitoring Konsumsi Listrik Dan On/Off Stop
Kontak Pada Smarthome Dengan Media
Komunikasi Bluetooth Low Energy” ini
dibutuhkan analisis kebutuhan untuk memenuhi
kerja sistem. Terdapat 2 kebutuhan dalam
membangun sistem ini untuk yaitu kebutuhan
fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
Kebutuhan fungsional yang berkaitan dengan
kerja dan fungsi sistem dapat dilihat pada Tabel
1. Kebutuhan non-fungsional berkaitan dengan Gambar 2. Skematik Node Server
perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan. Kebutuhan non fungsional dapat 5.2. Perancangan Perangkat Lunak
dilihat pada Tabel 2.
5.2.1 Perancangan Perangkat Lunak Node
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional Server
Perancangan perangkat lunak diawali
No. Kode Kebutuhan Sistem dengan membuat state machine guna
1. KF-01 Sensor dapat melakukan akuisisi memudahkan dalam proses pembuat program.
data. State machine perangkat lunak node server dapat
2. KF-02 Server dan client dapat
melakukan pairing Bluetooth low dilihat pada gambar 3.
energy
3. KF-03 Mikrokontroller ESP32 dapat
melakukan pengiriman data
sensor pada pengguna.
4. KF-04 Pengguna memberikan masukan
on atau off untuk menjalankan
relay.
Gambar 3. State Machine Node Server menjadi dua bagian yaitu implementasi
perangkat keras dan implementasi Perangkat
Tabel 3 merupakan penjelasan lebih lanjut dari lunak. Implementasi perangkat keras dengan
Gambar 3 agar dapat mengetahui hubungan membuat node server dari komponen yang
antara state, event dan action pada node server. digunakan. Dan implementasi perangkat lunak
dibagi menjadi 2 yang pertama implementasi
Tabel 3. Keterangan State Machine Node Server program node server dibuat dengan
State Event Action
menggunakan aplikasi Arduino IDE serta
S0 BLE begin E0 Booting A0 Memulai library–library pendukung dan implementasi
ESP32 program node node client dengan menggunakan aplikasi
server ESP32
smartphone nRF Connect. Gambar 4 merupakan
S1 Mode E1 Pairing A1 Mencetak implementasi perangkat keras node server.
Pairing Succes status Gambar 5 dan gambar 6 merupakan
S2 Mode E2 Akuisisi A2 Mengambil implementasi perangkat lunak.
Transmitter data data arus dan
tegangan
menggunakan
sensor
E3 Sending A3 Mengirimkan
data data hasil
sensor ke
pengguna
E4 Receiving A4 Menerima data
input masukan
on/off pengguna yeng
berupa on/off
relay
E5 Trigger A5 Mematikan
relay atau Gambar 4. Implementasi node server
menyalakan
5.3. Implementasi
Pada bagian implementasi sistem dibagi Gambar 6. Implementasi Perangkat Lunak Node
6.3.2. Pengujian Skenario Jarak Gambar 11. Grafik hasil pengujian packet delivery
Pengujian ini dilakukan untuk melihat ratio
tingkat keberhasilan pengiriman data sistem
dalam beberapa jarak uji yaitu 5m, 10m dan 15m Keberhasilan pengujian pengiriman data
dengan parameter yang diuji berupa packet sensor dan input trigger relay pada jarak 5meter,
delivery ratio. Prosedur pengujian jarak 10meter dan 15meter memiliki presentase
dijabarkan menjadi beberapa poin: keberhasilan 100%. Pada saat melakukan
percobaan di jarak 15meter proses pairing client
– server mengalami kesulitan sedangkan pada
1. Meletakkan device sistem pada tempat yang
jarak 16meter sistem gagal melakukan pairing.
tidak terhalang oleh objek apapun. Pengguna
Dari pengujian ini dapat disumpulkan bahwa
berada pada posisi lurus dengan device
jarak berpengaruh dalam proses pengiriman data
sesuai jarak yang akan di uji. Ilustrasi
yang artinya semakin jauh jarak antara client dan
pengujian skenario jarak dapat dilihat pada
server akan semakin sulit untuk melakukan
gambar 10.
pairing dan data tidak dapat dikirimkan
tertutupnya ruangan dari keduanya maka dengan nilai yang sama. Hasil dari pengujian
semakin besar waktu yang diperlukan untuk round trip time ini dapat dilihat pada gambar 16
melakukan proses pairing. dan 17.
Waktu pairing tercepat tercatat pada jarak Pratiarso, A. et al., 2018. Sistem Notifikasi untuk
5meter dan posisi A dengan nilai 0.639 ms dan Pengawasan Pasien Alzheimer Berbasis
0.674 ms. Pada jarak 16meter dan posisi D tidak Bluetooth low energy (BLE). JNTETI,
dapat melakukan pairing akibatnya nilai tidak Volume 7, pp. 411-417.
tersedia. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang
Sadewo, n. D. B., 2017. Perancangan Pengendali
mempengaruhi besarnya waktu pairing client
Rumah menggunakan Smartphone
server ialah jarak dan kondisi ruangan tertutup.
Android dengan Konektivitas Bluetooth.
Pada pengujian skenario jarak dan ruangan
JPTIIK, Volume 1, pp. 415-425.
tertutup dengan parameter packet delivery ratio
pengiriman data sensor dan input trigger relay
mendapatkan hasil 75% keberhasilan. Pada saat
jarak 16meter dan posisi D sistem tidak dapat
mengirimkan data karena client dan server tidak
dapat terhubung.
Pengujian dengan parameter round trip time
pada skenario jarak mendapatkan hasil dengan
nilai 0.00728 ms, 0.00758 ms dan 0.01018 ms
pada jarak 5meter, 10meter dan 15meter.
Sedangkan hasil pada skenario ruang tertutup
dengan posisi A didapat nilai 0.0064 ms, posisi
B dengan nilai 0.0059 ms dan posisi C
mendapatkan nilai 0.02892 ms. Nilai RTT pada
jarak 16meter dan posisi D tidak tersedia karena
sistem dapat melakukan proses pairing. Jarak
berpengaruh terhadap nilai RTT yang
dihasilkan, semakin jauh jarak maka semakin
besar nilai round trip time data.
8. DAFTAR PUSTAKA
Collotta, M. & Pau, G., 2015. A Novel Energy
Management Approach for SmartHomes
Using Bluetooth Low Energy. IEEE,
Volume 33, pp. 2988-2996.
Firdaus, 2014. Wireless Sensor Network : Teori
dan Aplikasi. Jogja: Graha Ilmu.
Indrayana, A. S., 2018. Rancang Bangun Sistem
Komunikasi Bluetooth Low Energy(BLE)
Pada Sistem Pengamatan Tekanan Darah.
JPTIIK, Volume 2, pp. 2462-2472.
Lidwina, A., 2020. Konsumsi Listrik Nasional
Terus Meningkat. [Online]
Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublis
h/2020/01/10/konsumsi-listrik-nasional-
terus-meningkat
[Diakses 5 Juni 2020].
Pratama, R. C., 2018. Pengembangan Interface
Bluetooth Low Energy(BLE) Pada IoT
Middleware Untuk Mendukung Network
Interoperability. JPTIIK, Volume 2, pp.
4020-4026.