Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 5, No. 2, Februari 2021, hlm. 779-788 http://j-ptiik.ub.ac.id

Perancangan Sistem Monitoring Konsumsi Listrik Dan On/Off Stop


Kontak Pada Smarthome Dengan Media Komunikasi Bluetooth Low Energy
Bisma Surya Mahendra1, Agung Setia Budi2

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Email: 1165150307111046@mail.ub.ac.id, 2agungsetiabudi@ub.ac.id
Abstrak

1.084 kWh/kapita merupakan besar penggunaan listrik Indonesia pada tahun 2019. Upaya untuk
mengetahui pemakaian listrik dan kontrol terhadap peralatan listrik dibutuhkan teknologi dengan fungsi
monitoring dan kontrol on/off pada peralatan listrik. Dengan menerapkan sistem smart home dapat
mengurangi upaya pengguna dalam melakukan kegiatan tersebut. Untuk melakukan kegiatan
monitoring dan kontrol dibutuhkan jaringan sensor nirkabel untuk menghubungkan antara pengguna
dan peralatan listrik. Salah satu modul komunikasi JSN adalah Bluetooth low energy (BLE).
Implementasi sistem dengan menggunakan ESP32 sebagai server yang telah mendukung BLE. Akuisisi
data dilakukan oleh 2 sensor ACS712 dan sensor ZMPT101B. 2 modul relay sebagai saklar dan aplikasi
nRF Connect sebagai client tempat. Pengguna menggunakan aplikasi client untuk monitoring dan
kontrol peralatan listrik. Dilakukan pengujian untuk melihat kinerja sistem. Pada pengujian fungsional
semua fungsi sistem dapat berjalan lancar. Pengujian akurasi sensor tegangan dan arus mendapatkan
hasil dengan nilai error 1.23% dan 22.93% serta pada sensor kedua mendapatkan rata–rata persentase
error sebesar 29.33%. Pengujian pairing client server mendapatkan rata–rata waktu 0.763ms pada
skenario jarak dan 0.704ms pada skenario ruangan tertutup. Keberhasilan sistem dalam pengujian
dengan parameter packet delivery ratio sebesar 75% pada setiap skenario. Pengujian kinerja dengan
parameter round trip time mendapatkan nilai RTT terkecil 0.00728ms pada jarak 5 meter. Dan RTT
pada skenario ruangan tertutup didapat dengan waktu terkecil pada posisi A sebesar 0.0064ms. Waktu
untuk melakukan transmisi data akan semakin lama jika jarak antara client dan server semakin jauh.
Jarak maksimal koneksi sistem adalah 15meter.

Kata kunci: Konsumsi Listrik, Smarthome, Jaringan Sensor Nirkabel, Bluetooth Low Energy, Packet Delivery
Ratio, Round Trip Time.
Abstract
1,084 kWh / capita is the large amount of electricity use in Indonesia in 2019. Efforts to determine
electricity consumption and control of electrical equipment require technology with monitoring and
control functions on / off of electrical equipment. By implementing a smart home system it can reduce
user efforts in carrying out these activities. To carry out monitoring and control activities, a wireless
sensor network is needed to connect users and electrical equipment. One of the JSN communication
modules is Bluetooth low energy (BLE). Implementation of the system using ESP32 as a server that
supports BLE. Data acquisition is carried out by 2 ACS712 sensors and a ZMPT101B sensor. 2 relay
modules as switches and the nRF Connect application as a place client. Users use the client application
for monitoring and control of electrical equipment. Testing is done to see system performance. In
functional testing all system functions can run smoothly. Testing the accuracy of the voltage and current
sensors get results with an error value of 1.23% and 22.93% and the second sensor gets an average
error percentage of 29.33%. The client server pairing test got an average time of 0.763ms in the distance
scenario and 0.704ms in the closed room scenario. The success of the system in testing with a packet
delivery ratio parameter of 75% in each scenario. Performance testing with round trip time parameters
obtained the smallest RTT value of 0.00728ms at a distance of 5 meters. And RTT in a closed room
scenario is obtained with the smallest time at position A of 0.0064ms. The time for data transmission
will be longer if the distance between the client and server is getting farther. The maximum system
connection distance is 15 meters.
Keywords: Electricity Consumption, Smart home, Wireless Sensor Networks, Bluetooth Low Energy,

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 779
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 780

Packet Delivery Ratio, Round Trip Time.

AC.
1. PENDAHULUAN Stop kontak dirangkai sedemikian rupa
Pada 2019 konsumsi listrik Indonesia yang nantinya akan menjadi device dari konsep
mencapai angka 1.084 kWh/kapita dan hingga smart home. Device tersebut menggunakan
tahun 2020 penggunaan listrik terus meningkat modul esp32 yang mendukung protokol
(Lidwina, 2020). Dibutuhkan teknologi untuk komunikasi Bluetooth low energy dan kemudian
langkah pemantauan dan kontrol. Salah satu stop kontak dapat dikendalikan dan dipantau
teknologi tersebut menggunakan konsep secara nirkabel. ESP32 merupakan
smarthome dengan memanfaatkan jaringan mikrokontroller Bluetooth 4.0 serta dilengkapai
sensor nirkabel sebagai penghubung antar modul Wifi (Pratama, 2018). Bluetooth low
peralatan. Smart home merupakan sistem energy mendukung transfer data jarak dibawah
otomasi untuk memudahkan pengguna dalam 50meter, pengindraan, kontrol, dan efisiensi
melakukan kegiatan, meningkatkan keamanan energi. Ini yang membuat Bluetooth low energy
menjadi protokol jaringan nirkabel yang ideal
rumah, dan menghemat konsumsi energi
untuk diterapkan pada rumah pintar. Bluetooth
(Collotta & Pau, 2015). Smart home low energy beroperasi pada pita ISM 2,4 GHz
dijalankan dengan menggunakan dengan hanya 40 saluran dengan jarak 2 MHz. Ia
mikrokontroller sebagai tempat pemrosesan mampu mentransmisikan pada tingkat tertentu
data, sensor sebagai masukkan data dan aktuator 1Mbit/s dengan menggunakan modulasi GFSK.
sebagai keluaran data serta penghubung antar Dengan Bluetooth low energy jangkauan sinyal
peralatan menggunakan jaringan sensor nirkabel dapat dioptimalkan lebih dari 67 meter (Collotta
(JSN). JSN terdiri dari kumpulan node yang & Pau, 2015)
terhubung satu dengan lainnya yang berupa node Penelitian serupa dengan penerapan
sensor untuk mengambil data lingkungan. node Bluetooth low energy pernah dilakukan oleh
gateway atau node server sebagai tempat (Collotta & Pau, 2015). Penelitian ini bertujuan
pemrosesan data (Firdaus, 2014). GSM, wifi untuk memanajemen energi pada rumah pintar
dan Bluetooth merupkan teknologi nirkabel yang menggunakan Bluetooth low energy untuk
sering digunakan pada sistem rumah pintar. protokol komunikasi antar peralatan rumah
Keberadaan stop kontak listrik sangat tangga (BlueHEMS). Dengan menggunakan
penting agar dapat memperbanyak dan BlueHEMS algoritma, simulasi dilakukan dalam
memperpanjang jalur listrik yang nanti akan satu hari pada rumah pintar dan mendapatkan
digunakan oleh peralatan listrik lainnya. Dengan hasil yang cukup efisien dalam mengurangi
banyaknya peralatan listrik yang terhubung pada beban biaya konsumsi listrik. Tidak hanya itu,
stop kontak maka monitoring dan kontrol secara dilakukan juga perbandingan antara Bluetooth
manual menjadi tidak efisien. Untuk low energy dengan IEEE 802.15.4 dan hasilnya
meminimalkan hal tersebut maka dibutuhkan menunjukkan Bluetooth low energy lebih baik
sebuah sistem untuk monitoring dan kontrol dalam hal pengiriman paket, delay, dan jitter
pada stop kontak listrik. Pengguna dapat (Collotta & Pau, 2015).
mengendalikan pemakaian peralatan listrik Berdasarkan pemaparan latar belakang
dengan cara on/off pada stop kontak dan akan tersebut, penulis melakukan penelitian tentang
mendapat informasi tentang jumlah pemakaian membangun sistem yaitu “PERANCANGAN
dari peralatan listrik yang digunakan. Stop SISTEM MONITORING KONSUMSI
kontak akan berfungsi sebagai saklar untuk LISTRIK DAN ON/OFF STOP KONTAK
mematikan dan menghidupkan peralatan listrik PADA SMARTHOME DENGAN MEDIA
yang tersambung. Hanya beberapa peralatan KOMUNIKASI BLUETOOTH LOW
listrik yang nantinya tersambung karena tidak ENERGY”. Dengan menerapkan Bluetooth low
semua perangkat listrik dapat dimatikan dan energy pada ESP32 penulis mengusulkan
dihidupkan secara langsung. Perangkat listrik pembuatan device yang akan diterapkan pada
yang nantinya kan tersambung dengan stop smarthome dengan tujuan untuk mengendalikan,
kontak memiliki kriteria dapat dimatikan dan dan memantau konsumsi energi pada peralatan-
dinyalakan secara langsung. Contoh peralatan peralatan listrik yang berada di lingkungan
listrik tersebut seperti: lampu, mesin pompa air, rumah.
charger, solder, rice cocker, setrika, kipas angin,

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 781

2. KAJIAN PUSTAKA Management Scheme (BlueHEMS) algoritma


dan menggabungkan Bluetooth low energy
Pada penelitian sebelumnya oleh
Wireless Sensor Home Area Network, simulasi
(Indrayana, 2018) dibuat sistem dengan dilakukan dalam satu hari pada rumah pintar dan
menggunakan konsep Internet of Things (IoT) mendapatkan hasil yang cukup efisien dalam
yang menggunakan komunikasi Bluetooth low mengurangi beban biaya konsumsi listrik. Tidak
energy (BLE) pada bidang kesehatan. Sistem hanya itu, dilakukan juga perbandingan antara
digunakan pada proses pengamatan tekanan Bluetooth low energy dengan IEEE 802.15.4 dan
darah pasien. Sistem mengukur tekanan darah hasilnya menunjukkan Bluetooth low energy
pada titik tertinggi dan menghitung rata-rata lebih baik dalam hal pengiriman paket, delay,
untuk mendapatkan nilai tekanan sistolik. Hasil
dan jitter. Dengan kelebihan alat secara otomatis
pengolahan data akan dikirimkan kepada client berjalan jika siklus alat bergeser ke jam sibuk
menggunakan komunikasi Blutooth Low Energy dan delay melampaui batas dan kekurangan
(BLE). Sistem ini mampu mendapatkan nilai sistem tidak dapat memprediksi kebutuhan
tekanan diastolik dan tekanan sistolik, berhasil konsumsi energi dalam jagka waktu sehari.
membuat koneksi untuk pengiriman data antara Penelitian yang dilakukan oleh (Sadewo,
client dan Raspberry Pi. Hasil pada proses 2017) menggunakan modul Bluetooth HC-05
pengiriman data dari Raspberry Pi kepada client dalam perancangan sistem pengendali rumah
dengan rata-rata delay 2,81 detik. Pada jarak dengan smartphone android. Perangkat rumah
0meter didapat delay 2 detik sedangkan pada yang dikendalikan meliputi lampu, kipas dan
jarak 10meter didapat delay 5 detik, ini yang celenoid untuk mengunci pintu. Arduiono nano
membuat jarak sangat berpengaruh terhadap digunakan sebagai tempat pemrosesan data.
delay pengiriman data. Dengan menggunakan
Fitur sistem ini yaitu monitoring dan timer pada
skenario connection interval delay rata-rata yang
perangkat yang dibangun dan sistem mampu
dapat diperkecil yaitu 2,6 detik. Pada connection
bekerja pada radius jangkauan sinyal maksimal
interval 7,5 ms didapat delay sebesar 2 detik.
20meter diluar ruangan dan didalam ruangan
Delay 3 detik didapat pada connection interval yang memiliki luas 136 m2. Sistem dapat
52,5 ms. menerima perintah pengguna dan mengirimkan
Penelitian yang dilakukan oleh (Pratiarso, notifikasi kepada pengguna. Sistem ini memiliki
et al., 2018) menerapkan Bluetooth low energy kelebihan yaitu pengguna dengan mudah
(BLE) dengan menggunakan BLE beacon pada memakai perangkat pengendali rumah ini
sistem notifikasi pasien Alzheimer agar dapat dengan hanya menggunakan smartphone yang
mengetahui posisi pasien di rumah sakit. Dengan sudah terintegrasi melalui konektivitas
banyaknya noise dan tidak keakuratan data Bluetooth. Kekurangan dari sistem ini ialah
pengukuran maka digunakan metode Kalman jarak jangkauannya yang kecil.
untuk meningkatkan keakuratan posisi pasien.
Pendekatan RSSI digunakan untuk tracking 3. METODOLOGI
dengan kemampuan menganalisis kuat sinyal.
Sistem ditempatkan dekat dengan pintu keluar Pada bagian ini menjelaskan alur kerja
dengan radius jangkauan antara 0 sampai 10 penelitian yang dibuat dengan urutan yang
meter. Pada pintu keluar 1 hasil penelitian ini tersrtuktur guna untuk menyelesaikan penelitian.
mendapatkan keakuratan estimasi posisi pasien Penelitian ini bersifat implementatif tentang
dengan rata-rata kesalahan sebesar 13,13% dan Bluetooth low energy yang diterapkan pada stop
pada pintu keluar 2 sebesar 15,06%. Presentase kontak listrik.
keberhasilan sistem notifikasi mencapai 90%.
Kelebihan sistem ini dapat mengurangi 3.1. Metode Secara Umum
kesalahan pendeteksian posisi pasien dengan Dalam metodologi penelitian
kesalahan kurang dari 17%. Karena dengan dijabarkan metode dan langkah dalam
dimensi yang cukup besar maka sistem tidak melakukan penelitian termasuk studi
dapat dipasangkan atau dibawa oleh pasien.
literatur, analisis kebutuhan sistem, alur
(Collotta & Pau, 2015) melakukan penelitian
tentang Bluetooth low energy dilakukan pada
kerja sistem, perancangan, implementasi
rumah pintar untuk manajemen energi yang sistem dan pengujian serta kesimpulan dan
digunakan pada rumah tersebut. Dengan saran. Alur lengkap dapat dilihat pada Gambar
menggunakan Bluetooth Home Energy 1.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 782

5. KF-05 Relay dapat digunakan sebagai


saklar dengan masukan pengguna
Tabel 2. Kebutuhan Non-Fungsional

No. Perangkat Keras Perangkat Lunak


1 ESP32 Arduino IDE
2 Sensor Arus ACS712 Windows 10
Sensor Tegangan
3 nRF Connect
ZMPT101B
4 Modul Relay Eagle
5 Kabel USB Micro B Emonlib.h
6 PCB
7 Stop Kontak
8 Adaptor 5V

5. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
Gambar 1. Alur Metode Penelitian
5.1. Perancangan Perangkat Keras
3.2. Teknik Pengumpulan data Perancangan perangkat keras dilakukan
Proses pengumpulan data dilakukan dengan dengan membuat skematik dari komponen yang
melakukan 2 pengujian yaitu pengujian digunakan. Skematik dibutuhkan untuk
fungsional dan pengujian kinerja. Pengujian mengetahui jalur penghubung antar perangkat
fungsional untuk melihat semua fungsi yang ada agar dapat bekerja dengan semestinya. Semua
pada sistem berjalan dengan baik. Pengujian komponen dihubungkan mulai dari ESP32,
kinerja sistem untuk mengetahui performa dalam sensor ZMPT101B, sensor ACS712 dan modul
melaksanakan fungsinya dengan melakukan uji relay. Semua komponen tersebut nantinya akan
dengan parameter dan skenario pengujian. menjadi bagian dari node server. Perancangan
perangkat keras node server ditunjukan pada
4. REKAYASA KEBUTUHAN Gambar 2.
Dalam penilitian “Perancangan Sistem
Monitoring Konsumsi Listrik Dan On/Off Stop
Kontak Pada Smarthome Dengan Media
Komunikasi Bluetooth Low Energy” ini
dibutuhkan analisis kebutuhan untuk memenuhi
kerja sistem. Terdapat 2 kebutuhan dalam
membangun sistem ini untuk yaitu kebutuhan
fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
Kebutuhan fungsional yang berkaitan dengan
kerja dan fungsi sistem dapat dilihat pada Tabel
1. Kebutuhan non-fungsional berkaitan dengan Gambar 2. Skematik Node Server
perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan. Kebutuhan non fungsional dapat 5.2. Perancangan Perangkat Lunak
dilihat pada Tabel 2.
5.2.1 Perancangan Perangkat Lunak Node
Tabel 1. Kebutuhan Fungsional Server
Perancangan perangkat lunak diawali
No. Kode Kebutuhan Sistem dengan membuat state machine guna
1. KF-01 Sensor dapat melakukan akuisisi memudahkan dalam proses pembuat program.
data. State machine perangkat lunak node server dapat
2. KF-02 Server dan client dapat
melakukan pairing Bluetooth low dilihat pada gambar 3.
energy
3. KF-03 Mikrokontroller ESP32 dapat
melakukan pengiriman data
sensor pada pengguna.
4. KF-04 Pengguna memberikan masukan
on atau off untuk menjalankan
relay.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 783

Gambar 3. State Machine Node Server menjadi dua bagian yaitu implementasi
perangkat keras dan implementasi Perangkat
Tabel 3 merupakan penjelasan lebih lanjut dari lunak. Implementasi perangkat keras dengan
Gambar 3 agar dapat mengetahui hubungan membuat node server dari komponen yang
antara state, event dan action pada node server. digunakan. Dan implementasi perangkat lunak
dibagi menjadi 2 yang pertama implementasi
Tabel 3. Keterangan State Machine Node Server program node server dibuat dengan
State Event Action
menggunakan aplikasi Arduino IDE serta
S0 BLE begin E0 Booting A0 Memulai library–library pendukung dan implementasi
ESP32 program node node client dengan menggunakan aplikasi
server ESP32
smartphone nRF Connect. Gambar 4 merupakan
S1 Mode E1 Pairing A1 Mencetak implementasi perangkat keras node server.
Pairing Succes status Gambar 5 dan gambar 6 merupakan
S2 Mode E2 Akuisisi A2 Mengambil implementasi perangkat lunak.
Transmitter data data arus dan
tegangan
menggunakan
sensor
E3 Sending A3 Mengirimkan
data data hasil
sensor ke
pengguna
E4 Receiving A4 Menerima data
input masukan
on/off pengguna yeng
berupa on/off
relay
E5 Trigger A5 Mematikan
relay atau Gambar 4. Implementasi node server
menyalakan

Program dimulai pada state 0 yaitu BLE


begin, pada state ini terdapat event 0 booting
ESP32 yang selanjutnya akan melakukan action
0 untuk memulai program. State 1 merupakan
state mode pairing dengan event 1 dan action 1
dimana akan dilakukan pairing Bluetooth low
energy oleh pengguna jika telah berhasil akan
mencetak status data siap dikirimkan. State 2
akan berjalan ketika pairing berhasil dilakukan.
State 2 mode transmitter berjalan dengan Gambar 5. Implementasi Perangkat Lunak Node
beberapa event sebagai berikut: Server
1. Event E2 yaitu mengakuisis data tegangan
dan arus dari kabel listrik dengan sensor.
2. Event E3 yaitu mengirim data hasil sensor
dari server ke client. Pengguna dapat
melihat data yang dikirim melalui aplikasi
smartphone nRF Connect.
3. Event E4 yaitu menerima input dari
pengguna untuk mengaktifkan dan
menonaktifkan relay.
4. Event E5 yaitu ESP32 melakukan trigger ke
modul relay sesuai input dari pengguna

5.3. Implementasi
Pada bagian implementasi sistem dibagi Gambar 6. Implementasi Perangkat Lunak Node

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 784

Client kemampuan sistem dalam akurasi sensor dan


waktu pairing serta mengirim dan menerima
6. PENGUJIAN data dari server ke client maupun sebaliknya,
Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk maka di butuhkan pengujian kinerja. Berikut
mendapatkan hasil dari fungsionalitas dan beberapa pengujian kinerja yang dilakukan.
kinerja sistem. Sehingga diketahui apakah
sistem yang dibangun sesuai dengan rancangan
6.3.1. Pengujian Akurasi Sensor
dan kebutuhan yang telah ditentukan. Pengujian ZMPT101B dan Sensor ACS712
pada sistem ini meliputi pengujian fungsionalitas Tujuan pengujian akurasi ini untuk
dan pengujian kinerja. mengetahui tingkat keakuratan pembacaan
beban tegangan (Volt) dan arus yang mengalir
6.1 Lokasi Pengujian (Ampere). Dalam melakukan pengujian ada
beberapa prosedur yang harus dilakukan.
Lokasi pengujian dilakukan pada Berikut merupakan prosedur pengujian:
lingkungan gang dan rumah 1 lantai dengan luas
65m2. Lokasi ini dipilih karena cocok untuk 1. Sistem disambungkan dengan catu daya.
menguji kinerja dari sistem smart home 2. Manyambungkan sensor pada beban
menggunakan Bluetooth low energy yang jarak tegangan PLN.
jangkauannya kurang dari 50 meter. Denah 3. Menjalankan program untuk membaca nilai
rumah yang dijadikan lokasi pengujian dapat sensor tegangan dan sensor arus.
dilihat pada gambar 7. 4. Melihat hasil proses data pada serial
monitor.
5. Melakukan pengambilan data sebanyak 25x
dengan jeda waktu 20 detik.

Gambar 7. Lokasi Pengujian

6.2. Pengujian Fungsional


Pengujian fungsional bertujuan mengetahui
apakah sistem bekerja sebagaimana mestinya
sesuai pada analisis kebutuhan yang dibuat.
Terdapat 4 pengujian fungsional pada penelitian
ini, masing-masing pengujian fungsional
Gambar 8. Pengambilan data sensor ZMPT101B
ditandai dengan kode khusus. Hasil pengujian
fungsional dapat di lihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengujian Fungsional

No. Kode Pengujian Kebutuhan Sistem


1 KF-01 Terpenuhi
2 KF-02 Terpenuhi
3 KF-03 Terpenuhi
4 KF-04 Terpenuhi
5 KF-05 Terpenuhi
Pengujian fungsional berjalan dengan baik Gambar 9. Pengambilan data sensor ACS712
dan semua fungsi berhasil bekerja. Taber 4
6. Menghitung presentase Akurasi sensor
memaparkan keberhasilan fungsi sistem.
ZMPT101B dan Sensor ACS712 dengan
6.3. Pengujian Kinerja rumus:
|𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 − 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙|
Dalam mendapatkan informasi tentang Persentase Error =
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
x 100% (1)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 785

Persentasi Akurasi = 100% - Presentasi Error (2)

Setelah dilakukan percobaan akuisisi


data sebanyak 25 kali dengan jeda 20 detik. Hasil
pada sensor ZMPT101B mendapatkan
persentase keberhasilan sebesar 98.77% dan
pada pengujian sensor ACS712 mendapatkan
persentase error pada sensor pertama sebesar
22.93% dan pada sensor kedua mendapatkan rata
– rata persentase error sebesar 29.33%.

6.3.2. Pengujian Skenario Jarak Gambar 11. Grafik hasil pengujian packet delivery
Pengujian ini dilakukan untuk melihat ratio
tingkat keberhasilan pengiriman data sistem
dalam beberapa jarak uji yaitu 5m, 10m dan 15m Keberhasilan pengujian pengiriman data
dengan parameter yang diuji berupa packet sensor dan input trigger relay pada jarak 5meter,
delivery ratio. Prosedur pengujian jarak 10meter dan 15meter memiliki presentase
dijabarkan menjadi beberapa poin: keberhasilan 100%. Pada saat melakukan
percobaan di jarak 15meter proses pairing client
– server mengalami kesulitan sedangkan pada
1. Meletakkan device sistem pada tempat yang
jarak 16meter sistem gagal melakukan pairing.
tidak terhalang oleh objek apapun. Pengguna
Dari pengujian ini dapat disumpulkan bahwa
berada pada posisi lurus dengan device
jarak berpengaruh dalam proses pengiriman data
sesuai jarak yang akan di uji. Ilustrasi
yang artinya semakin jauh jarak antara client dan
pengujian skenario jarak dapat dilihat pada
server akan semakin sulit untuk melakukan
gambar 10.
pairing dan data tidak dapat dikirimkan

6.3.3. Pengujian Skenario Ruangan


Tertutup
Pengujian ini dilakukan untuk melihat
Gambar 10. Ilustrasi pengujian jarak
tingkat keberhasilan pengiriman data sistem
Keterangan gambar 10 dijabarkan dalam beberapa posisi dengan ruangan tertutup
sebagai berikut: dengan parameter packet delivery ratio.
Prosedur pengujian jarak dijabarkan menjadi
1) Nomor 1 merupakan device sistem yang beberapa poin:
terdiri dari mikrokontroller, sensor, relay,
dan stop kontak. Device ini bertugas sebagai
server.
1. Meletakkan device sistem pada ruangan
2) Nomor 2 merupakan ragam jarak antara yang berbeda dengan pengguna. Pengguna
device dan pengguna. Terdapat 3 ragam berada pada 3 posisi yang berbeda secara
jarak yaitu 5m, 10m, 15m dan 16meter. bergantian. Gambar 12 merupakan ilustrasi
3) Nomor 3 merupakan pengguna yang pengujian skenario ruangan tertutup.
bertugas sebagai client.
2. Device akan diaktifkan kemudian
melakukan pairing antara server dan client.
3. Pengujian pengiriman data sensor dari
server ke client dilakukan sebanyak 100x
percobaan pada setiap jarak. Pengujian
pengiriman data input trigger relay
dilakukan sebanyak 50x pada setiap jarak.
Gambar 12. Ilustrasi pengujian skenario ruangan
4. Data ditampilkan pada serial monitor dan tertutup
log data nRF Connect.
Keterangan gambar 11 dijabarkan sebagai
Hasil dan Analisis Pengujian Packet Delivery berikut:
Ratio dapat dilihat pada gambar 11.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 786

1) Nomor 1 hingga nomor 3 merupakan prosedur pengujian:


pengguna pada ruangan berbeda
1. Server disambungkan dengan catu daya.
ditandai dengan kode A, B, C dan D.
2. Menjalankan program nRF Connect dan
2) Nomor 4 merupakan device sistem mengaktifkan Bluetooth pada smartphone.
yang terdiri dari mikrokontroller, 3. Menjalankan program untuk membaca nilai
sensor, relay, dan stop kontak. Device sensor tengangan.
ini bertugas sebagai server. 4. Melakukan proses pairing client server.
5. Waktu dapat dilihat pada log nRF Connect.
2. Device diaktifkan kemudian melakukan
6. Melakukan 1x percobaan pengiriman
pairing antara server dan client.
dengan skenario jarak dan skenario ruangan
3. Pengujian pengiriman data sensor dari
tertutup.
server ke client dilakukan sebanyak
7. Melakukan perhitungan untuk mendapatkan
100x percobaan pada setiap posisi
lama waktu pairing dengan rumus:
pengguna. Pengujian pengiriman data
input trigger relay dilakukan sebanyak 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑪𝒐𝒏𝒏𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅 – 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑺𝒕𝒂𝒓𝒕𝒆𝒅 = 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑷𝒂𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈
50x pada setiap ruangan berbeda.
4. Data ditampilkan pada serial monitor Setelah dilakukan percobaan pairing client
dan log data nRF Connect. server pada 2 skenario pengujian didapatkan
hasil
Hasil pengujian packet delivery ratio dengan
percobaan pengiriman data sensor dan input
trigger relay untuk melihat keberhasilan sistem
dalam pengiriman data. Gambar 13 merupakan
grafik hasil pengujian ini.

Gambar 14. Tampilan log waktu pairing client


server titik A

Pada Gambar 6.13 terdapat time stamp dari


sistem melakukan proses pairing ditandai
dengan “server started” hingga “device
Gambar 13. Grafik hasil pengujian packet delivery connected”. Dari waktu yang tertera pada log
ratio ruangan tertutup bisa dilakukan perhitungan sesuai rumus. Pada
tabel 6.4 disajikan hasil perhitungan waktu
Grafik pengujian menunjukkan keberhasilan
pairing client server.
pengiriman dengan 100 kali dan 50 kali
percobaan. Keberhasilan mencapai 75% pada Tabel 5. Hasil pengujian waktu pairing client server
skenario ruangan tertutup. Pada kondisi posisi
No. Skenario Waktu Skenario Waktu
pengguna di titik C proses pairing dilakukan Jarak Pairing Ruangan Pairing
beberapa kali karena tidak kunjung terhubung (ms) Tertutup (ms)
dan pada titik D sistem didapat terhubung. Ini 1. 5 Meter 0.639 Titik A 0.674
menjelaskan bahwa jarak, posisi pengguna dan
kondisi ruangan berpengaruh terhadap 2. 10 Meter 0.66 Titik B 0.687
pengiriman data 3. 15 Meter 0.99 Titik C 0.751
4. 16 Meter Gagal Titik D Gagal
6.3.4. Pengujian Waktu Pairing Client
Server Keberhasilan sistem dalam melakukan
Pengujian waktu pairing client server pairing terjadi pada jarak 5 hingga 15meter dan
dilakukan bertujuan dapat melihat kecepatan titik A, B dan C sedangkan jarak 16meter dan
pairing dalam beberapa kondisi. Dalam titik C mengalami kegagalan pairing. Jarak dan
melakukan pengujian ada beberapa prosedur ruangan tertutup mempengaruhi waktu pairing
yang harus dilakukan. Berikut merupakan server dan client semakin jauh jarak dan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 787

tertutupnya ruangan dari keduanya maka dengan nilai yang sama. Hasil dari pengujian
semakin besar waktu yang diperlukan untuk round trip time ini dapat dilihat pada gambar 16
melakukan proses pairing. dan 17.

6.3.5. Pengujian Round Trip Time


Pengiriman Data
Pengujian Round Trip Time (RTT)
dilakukan dengan percobaan pengiriman pada
skenario jarak dan ruangan tertutup. Pengujian
ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang
dibutuhkan data untuk dikirimkan disertai waktu
untuk penerimaan data tersebut. RTT sudah Gambar 16. Grafik hasil pengujian RTT pengiriman
termasuk waktu propagasi antara dua device data sensor skenario jarak
komunikasi. Dalam melakukan pengujian ada
beberapa prosedur yang harus dilakukan. Pengujian round trip time pada skenario
Berikut merupakan prosedur pengujian: jarak berhasil dilakukan dengan hasil pada
1. Meletakkan Device server pada posisi yang gambar 16. Dengan jarak yang beragam
telah ditentukan. didapatkan nilai 0.00728 ms, 0.00758 ms dan
2. Client mengirimkan 50 data kepada server 0.01018 ms dengan urutan jarak 5meter, 10meter
setelah server menerima data akan langsung dan 15meter. Pada jarak 16meter client dan
mengirimkan balasan kepada client. server tidak dapat tehubung sehingga nilai RTT
3. Ilustrasi pengujian skenario jarak dapat tidak tersedia. Pengaruh jarak pada pengujian ini
dilihat pada gambar 10 dan gambar 12 terlihat pada nilai yang didapat. Dapat
merupakan ilustrasi pengujian skenario disimpulkan semakin jauh jarak maka semakin
ruangan tertutup. besar round trip time-nya.
4. Melakukan perhitungan nilai round trip time
dengan rumus:
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒆 – 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝑺𝒆𝒏𝒕 = 𝑹𝑻𝑻
Hasil pengujian round trip time dengan 50x
percobaan pengiriman data dari client ke server
untuk melihat keberhasilan sistem. Aktifitas
pengiriman data dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 17. Grafik hasil pengujian RTT pengiriman


data sensor skenario ruangan tertutup

Pada gambar 17 menampilkan hasil


pengujian RTT pada skenario ruangan tertutup.
Pada posisi A didapat nilai 0.0064 ms, posisi B
dengan nilai 0.0059 ms dan posisi C
mendapatkan nilai 0.02892 ms. Pada titik D nilai
tidak tersedia karena proses pairing gagal
dilakukan. Dapat dipastikan kondisi ruangan dan
posisi pengguna berpengaruh terhadap nilai RTT
yang dihasilkan.
Gambar 15. Log transfer data antara client dan 7. KESIMPULAN
server
Akurasi sensor ZMPT101B mendapatkan
Log transfer data digunakan untuk persentase keberhasilan sebesar 98.77% dan
mencatat aktifitas pengiriman data antara client pada sensor ACS712 mendapatkan persentase
dan server dan menghitung nilai RTT pada saat error pada sensor pertama sebesar 22.93% dan
proses transfer data dilakukan. Nilai yang pada sensor kedua mendapatkan rata – rata
dikirimkan client akan dibalas oleh server persentase error sebesar 29.33%.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 788

Waktu pairing tercepat tercatat pada jarak Pratiarso, A. et al., 2018. Sistem Notifikasi untuk
5meter dan posisi A dengan nilai 0.639 ms dan Pengawasan Pasien Alzheimer Berbasis
0.674 ms. Pada jarak 16meter dan posisi D tidak Bluetooth low energy (BLE). JNTETI,
dapat melakukan pairing akibatnya nilai tidak Volume 7, pp. 411-417.
tersedia. Dapat disimpulkan bahwa faktor yang
Sadewo, n. D. B., 2017. Perancangan Pengendali
mempengaruhi besarnya waktu pairing client
Rumah menggunakan Smartphone
server ialah jarak dan kondisi ruangan tertutup.
Android dengan Konektivitas Bluetooth.
Pada pengujian skenario jarak dan ruangan
JPTIIK, Volume 1, pp. 415-425.
tertutup dengan parameter packet delivery ratio
pengiriman data sensor dan input trigger relay
mendapatkan hasil 75% keberhasilan. Pada saat
jarak 16meter dan posisi D sistem tidak dapat
mengirimkan data karena client dan server tidak
dapat terhubung.
Pengujian dengan parameter round trip time
pada skenario jarak mendapatkan hasil dengan
nilai 0.00728 ms, 0.00758 ms dan 0.01018 ms
pada jarak 5meter, 10meter dan 15meter.
Sedangkan hasil pada skenario ruang tertutup
dengan posisi A didapat nilai 0.0064 ms, posisi
B dengan nilai 0.0059 ms dan posisi C
mendapatkan nilai 0.02892 ms. Nilai RTT pada
jarak 16meter dan posisi D tidak tersedia karena
sistem dapat melakukan proses pairing. Jarak
berpengaruh terhadap nilai RTT yang
dihasilkan, semakin jauh jarak maka semakin
besar nilai round trip time data.

8. DAFTAR PUSTAKA
Collotta, M. & Pau, G., 2015. A Novel Energy
Management Approach for SmartHomes
Using Bluetooth Low Energy. IEEE,
Volume 33, pp. 2988-2996.
Firdaus, 2014. Wireless Sensor Network : Teori
dan Aplikasi. Jogja: Graha Ilmu.
Indrayana, A. S., 2018. Rancang Bangun Sistem
Komunikasi Bluetooth Low Energy(BLE)
Pada Sistem Pengamatan Tekanan Darah.
JPTIIK, Volume 2, pp. 2462-2472.
Lidwina, A., 2020. Konsumsi Listrik Nasional
Terus Meningkat. [Online]
Available at:
https://databoks.katadata.co.id/datapublis
h/2020/01/10/konsumsi-listrik-nasional-
terus-meningkat
[Diakses 5 Juni 2020].
Pratama, R. C., 2018. Pengembangan Interface
Bluetooth Low Energy(BLE) Pada IoT
Middleware Untuk Mendukung Network
Interoperability. JPTIIK, Volume 2, pp.
4020-4026.

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai