Oleh:
ABSTRAK
Pada saat ini pemakaian energi listrik sering terjadi pemborosan karena waktu pemakaiannya
yang sering kali tidak tepat, tidak efektif dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menghemat energi listrik karena tidak dapat memonitoring secara langsung penggunaan energi
listrik yang mereka pakai. Atas dasar pemikiran tersebut maka dibuat rancangan alat yang
mampu memonitoring penggunaan energi listrik secara real time dan dapat menampilkan biaya
pemakaian energi listrik. Alat monitoring biaya listrik terpakai ini bekerja ketika suplai listrik
dari PLN memberikan tegangan kepada catu daya untuk menghidupkan mikrokontroler
ATMega2560, Modul Wi-Fi Esp8266, Sensor PZEM-004T, dan LCD Display. Pembacaan nilai
besaran listrik (tegangan, arus, daya aktif, energi) yang dilakukan oleh Sensor PZEM-004T
selanjutkan dikirimkan kepada mikrokontroler, pada mikrokontroler nilai besaran listrik tersebut
dikonversi kedalam harga rupiah dan di tampilkan pada LCD Display. Modul Wi-Fi Esp8266
digunakan sebagai penghubung antara mikrokontroler dengan jaringan internet sehingga
penggunaan energi listrik dapat di monitoring melalui smartphone. Alat monitoring biaya listrik
terpakai ini dapat menjadi indikator ketika pemakaian energi listrik dalam harga rupiah tertentu
telah tercapai.
Sumber : yuhardiansyahblog.wordpress.com
Gambar 1 Board Arduino Mega 2560
Sumber : innovatorsguru.com
2.5 Modul Wi-Fi ESP8266 Gambar 3 Sensor PZEM-004T
Modul Wi-Fi ini dapat menghubungkan 2.7 Tarif Dasar Listrik (TDL)
rangkaian elektronika dengan internet secara
nirkabel karena modul elektronika ini Tarif dasar listrik (TDL) adalah tarif harga
menyediakan akses ke jaringan Wi-Fi secara jual listrik yang dikenakan oleh pemerintah
transfaran dengan mudah melalui untuk para pelanggan PLN. Istilah Tarif Dasar
interkoneksi serial (UART RX/TX). Modul Listrik bisa disebut pula tarif tenaga listrik
Wi-Fi ini bekerja pada Tegangan 3 Volt. atau tarif listrik.
Catu daya merupakan bagian terpenting dari 3.7 Perancangan Interkoneksi Modul
sistem, karena semua peralatan yang Wi-Fi
dioperasikan membutuhkan sumber daya
listrik untuk mengoprasikannya. Jika tidak Modul Wi-Fi yang digunakan adalah modul
ada catu daya maka seluruh rangkaian tidak Wi-Fi tipe ESP8266. Modul ini berfungsi
dapat berjalan dengan semestinya. Pada sebagai perangkat tambahan mikrokontroler
agar terhubung dengan Wi-Fi dan membuat
a. Editor Program
Pada langkah ini merupakan tempat Persentase akurasi alat =
yang digunakan dalam menulis dan 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑢𝑘𝑢𝑟
mengedit program dalam bahas C. x 100%
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎
b. Complier
Setelah bahasa C dimasukkan lalu 8,95 𝑉
menuju complier yang mengubah kode = x 100%
9𝑉
program (bahasa C) menjadi kode
biner, karena sebuah mikrokontroler = 99,5 %
Pengujian
Vuk (V) Va (V) Iuk (A) Ia (A) Pa (W) PFa E (Wh) Biaya (Rp)
4.1.2 Pengukuran dan analisa sensor ke-
Pada pengukuran sensor PZEM-004T, nilai 3 220,5 221 0,08 0,08 12 0,68 2 3,02
tegangan yang dibutuhkan sebesar 5 V DC. 4 220,1 220,5 0,09 0,08 12 0,68 2 3,02
Hasil pengukuran tegangan input untuk sensor 5 219,9 220,3 0,09 0,08 11 0,66 2 3,02
Rata-rata 220,2 220,6 0,086 0,08 11,8 0,676 2 3,02
PZEM-004T dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini :
Keterangan:
Tabel 2 Hasil Pengukuran Tegangan Vuk = nilai tegangan yang terbaca pada
Input Sensor PZEM-004T alat ukur
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
Va = nilai tegangan yang terbaca pada
Objek
yang
Ukur 1 Ukur 2 Ukur 3 Ukur 4 Ukur 5 Rata-rata alat yang di buat
(Volt)
Diukur
Volt (V) Volt (V) Volt (V) Volt (V) Volt (V)
Iuk = nilai arus yang terbaca pada alat
Input ukur
4,97 4,97 4,97 4,97 4,97 4.97
5 VDC Ia = nilai arus yang terbaca pada alat yng
dibuat
Analisa hasil pengukuran Sensor PZEM- Pa = daya yang terbaca pada alat yang di
004T, didapatkan nilai tegangan rata-rata buat
sebesar 4,97 V DC atau sekitar 99,4 %. Yaitu PFuk = power factor yang terbaca pada alat
terjadi penurunan tegangan sebesar 0,03 V ukur
DC ini dikarenakan teknik penyambungan PFa = Power Factor yang terbaca pada
kabel yang kurang baik sehingga alat yang dibuat
menyebabkan turunnya tegangan yang terukur E = energi yang terbaca pada alat yang
tetapi tegangan ini masih dapat digunakan dibuat
untuk mensuplai modul sensor PZEM-004T. Biaya = harga dalam rupiah yang
ditampilkan pada alat
4.2 Pengujian dan Analisa Alat Dari tabel 3 diatas, dapat diketahui untuk
Monitoring Biaya Listrik Terpakai tegangan rata-rata yang terukur pada alat
Berbasis Internet of Things (IoT) ukur sebesar 220,2 Volt, dan tegangan rata-
rata yang terukur pada alat sebesar 220,6
4.2.1 Pengujian alat menggunakan beban Volt menghasilkan perhitungan sebagai
tanpa rekening minimum berikut:
Persentase akurasi tegangan =
Pengujian alat menggunakan beban dengan
tegangan rata−rata yang terbaca pada alat (Va)
daya 13, 18, dan 23 Watt ini dilakukan 100%
tegangan rata−rata yang terbaca pada alat ukur (Vuk)
dengan mengabaikan rekening minimum dan 220,6 𝑉
= 𝑥 100%
dilakukan dengan membandingkan hasil 220,2 V
0,671
= x 100%
0,676
= 99 %
Nilai kesalahan pembacaan PF yang terbaca
pada alat yang dibuat adalah sebesar 1%. Dan Gambar 6 Pengukuran Beban 13 Watt
berdasarkan referensi yang bersumber dari Selama 10 Menit
buku sudjana safiie nilai kesalahan tersebut
masih dalam batas yang wajar karena kurang b. Pengujian menggunakan lampu
dari 5%. dengan daya 18 Watt
Untuk energi rata-rata yang terukur pada alat Hasil pengujian menggunakan lampu dengan
sebesar 2 Wh maka energi hasil perhitungan daya 18 Watt dapat dilihat pada tabel 4
adalah sebagai berikut: berikut ini:
1 219,9 220,3 0,14 0,13 21 0,73 3 4,53 cos 𝑝ℎ𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡 (PFa)
x 100%
2 220,3 220,7 0,13 0,13 21 0,73 3 4,53 PF hasil perhitungan
0,726
3 220 220,4 0,14 0,13 21 0,73 3 4,53 = x 100%
0,76
4 220,1 220,5 0,13 0,13 21 0,71 3 4,53
5 220,6 220,9 0,14 0,13 21 0,73 3 4,53
= 95,5 %
Rata-rata 220,2 220,5 0,136 0,13 21 0,726 3 4,53
Nilai kesalahan pembacaan PF yang terbaca
pada alat yang dibuat adalah sebesar 4,5 %.
Dari tabel 5 diatas, dapat diketahui untuk Dan berdasarkan referensi yang bersumber
tegangan rata-rata yang terukur pada alat ukur dari buku sudjana safiie nilai kesalahan
sebesar 220,2 Volt, dan tegangan rata-rata tersebut masih dalam batas yang wajar
yang terukur pada alat sebesar 220,5 Volt karena kurang dari 5%.
menghasilkan perhitungan sebagai berikut:
Persentase akurasi Tegangan = Untuk energi rata-rata yang terukur pada alat
sebesar 3 Wh maka energi hasil perhitungan
tegangan rata − rata yang terbaca pada alat (Va) adalah sebagai berikut:
𝑥 100%
tegangan rata − rata yang terbaca pada alat ukur (Vuk)
220,5 𝑉 Energi rata-rata hasil perhitungan =
= 𝑥 100%
220,2 V
𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑊)𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 (𝑆)
= 100,1 % (Wh)
3600
Dari perhitungan diatas dapat dilihat bahwa 21 𝑥 (10 𝑥 60)
nilai kesalahan pembacaan tegangan yang =
3600
21 𝑥 600
terbaca pada alat yang dibuat adalah sebesar =
3600
0,1 %. Dan berdasarkan referensi yang = 3,5 Wh
bersumber dari buku sudjana safiie nilai Untuk harga rupiah rata-rata yang terukur
kesalahan tersebut masih dalam batas yang pada alat sebesar Rp. 4,53 maka harga
wajar karena kurang dari 5%. rupiah hasil perhitungan adalah sebagai
berikut:
Untuk arus rata-rata yang terukur pada alat = energi rata-rata hasil perhitungan x
ukur sebesar 0,136 Amper, dan arus rata-rata Rp. 1467,28/kWh + pajak 3%
yang terukur pada alat sebesar 0,13 Amper = (3,5/1000) x 1467,28 + 3%
menghasilkan perhitungan sebagai berikut: = Rp. 5,2