Anda di halaman 1dari 21

SISTEM MONITORING DAN KEAMANAN RUMAH

BERBASIS INTERNET OF THING


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem kelistrikan yang kurang efisien dapat menyebabkan biaya tagihan listrik
yang tinggi. Ini dapat terjadi jika peralatan elektronik atau lampu yang digunakan kurang
terkontrol, tidak hemat energi atau terlalu sering digunakan. Internet Of Things (IoT)
dapat dijadikan solusi dalam pengelolaan sistem kelistrikan yang efektif. Karena IoT
dapat mengontrol secara penuh peralatan kelistrikan dengan menggunakan sensor dan
aktuator sesuai kebutuhan. Untuk mengontrol penggunaan daya listrik agar lebih hemat
penggunaan IoT tentunya dapat di optimalkan dengan menggunakan microkontroler yang
digunakan sebagai otak atau pusat kontrol dalam perangkat IoT. Seiring ditemukannya
permasalahan dimana remote kontrol penggunaan barang elektronik hanya dapat
digunakan untuk satu jenis barang elektronik saja. Namun jika menggunakan
microkontroler diharapkan dapat menciptakan smarthome yang dapat mengatur segala
penggunaan barang elektronik dalam rumah.

Penggunaan listrik pada sebuah rumah dengan daya yang rendah terkadang
menyebabkan permasalahan ketika menggunakan beberapa perangkat elektronik secara
bersamaan seperti adanya overload tegangan listrik sehingga mengakibatkan saklar pada
kilometer menjadi off dan mengganggu aktifitas yang sedang berjalan. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada perangkat elektronik dan bahkan kebakaran.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut penerapan IoT (internet of things) dapat


digunakan untuk membentuk sistem manajemen listrik, ini dapat dilakukan dengan
memasang sensor-sensor pada perangkat listrik yang berfungsi untuk mengukur
konsumsi energi dan memantau kondisi perangkat tersebut. Sensor-sensor tersebut
kemudian terhubung ke jaringan internet dan dapat dikontrol melalui aplikasi khusus
yang dapat diakses melalui smartphone atau komputer.

Pada penelitian sebelumnya microkontroler (ini penelitian siapa???) yang


digunakan umumnya menggunakan arduino uno dan esp8266. Namun karena arduino
uno dan esp8266 adalah dua microkontroler yang berbeda maka dari pada itu penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan microkontroler wemos D1 R2 yang merupakan salah
satu arduino compatible development board yang dirancang khusus untuk keperluan IoT.
Wemos D1 R2 ini adalah developer modul yang telah tersemat wifi dan barbasis
esp8266EX. Tujuannya adalah untuk merancang dan membangun sebuah sistem kontrol
dan keamanan rumah pintar berbasis IoT. Sistem yang dirancang akan terdiri dari
beberapa modul, termasuk modul sensor, modul pengontrol perangkat elektronik, dan
modul keamanan.

Ada beberapa alasan mengapa IoT menjadi solusi yang tepat dalam permasalahan
sistem monitoring perangkat elektronik dan keamanan rumah, di antaranya:

1. Fleksibilitas: IoT memberikan fleksibilitas yang tinggi dalam memonitor rumah.


Dengan adanya sensor-sensor yang terhubung pada jaringan internet, pengguna dapat
memantau rumah dari jarak jauh dan memantau rumah dengan lebih mudah.
2. Keamanan: IoT juga dapat memberikan keamanan yang lebih baik untuk rumah.
Sensor-sensor dan perangkat-perangkat yang terhubung dapat mendeteksi ketidak
hadiran pemilik rumah dan mengirimkan notifikasi kepada pengguna jika terjadi
gangguan atau perubahan yang tidak diinginkan di rumah.
3. Efisiensi: IoT dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi di rumah. Dengan
adanya sensor-sensor cerdas, sistem pemanas, pencahayaan dan perangkat elektronik
lainnya dapat diatur secara otomatis dan dikontrol dengan lebih mudah.
4. Keterjangkauan: IoT semakin terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran,
membuatnya menjadi solusi yang lebih mudah diakses oleh masyarakat.
5. Skalabilitas: IoT juga memberikan kemampuan untuk menambahkan sensor dan
perangkat baru dengan mudah, sehingga sistem monitoring dan keamanan rumah
dapat di-upgrade sesuai kebutuhan.
6. Kemudahan Penggunaan: IoT menyediakan antarmuka pengguna yang mudah
digunakan dan bisa diakses dari berbagai perangkat seperti laptop atau smartphone.
Hal ini memudahkan pengguna untuk memantau dan mengontrol sistem monitoring
dan keamanan rumah mereka dengan mudah.

Diharapkan dengan penerapan IoT sebagai sistem monitoring perangkat


elektronik dan keamanan rumah ini penghuni rumah dapat lebih mudah mengontrol
perangkat elektronik dan memantau keamanan rumah dari jarak jauh, sehingga
meningkatkan kenyamanan dan keamanan dalam rumah.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dari
tugas akhir ini adalah bagaimana merancang dan mengimplementasikan sistem monitoring
dan keamanan rumah dengan IoT agar dapat membantu pemilik rumah dalam mengontrol
perangkat elektronik dan keamanan rumah serta dapat mengatasi masalah pada sistem
kelistrikan.

1.3 Batasan Masalah


Beberapa aspek permasalahan yang menjadikan batasan dalam tugas akhir ini adalah :
1. Fokus pada pengembangan sistem yang menggunakan IoT untuk memantau dan
mengendalikan perangkat elektronik dan keamanan rumah.
2. Sistem hanya akan digunakan pada rumah atau bangunan dengan ukuran yang standar,
sehingga tidak memerlukan perangkat tambahan atau perangkat khusus untuk
memberikan koneksi yang memadai.
3. Fokus pada pengembangan sistem yang terjangkau dan mudah digunakan untuk
digunakan oleh pengguna rumahan.
4. Sistem ini dibangun dalam bentuk prototype.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem
yang dapat mengontrol perangkat elektronik dan keamanan rumah, sehingga dapat
meningkatkan efisiensi energi dalam menggunakan perangkat elektronik dan dapat
membantu mengurangi penggunaan listrik yang berlebihan dan memberikan keamanan.
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini yaitu :
1. Mempermudah aktivitas manusia dalam mengontrol dan memonitoring perangkat
elektronik melalui aplikasi android.
2. Agar dapat mengetahui cara membuat sistem kontrol dan monitoring dengan
menggunakan wemos D1 R2.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis mempelajari dan mereferensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah pada proposal
skripsi ini. Adapun penelitian yang berhubungan dengan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut.

Penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri Rahayu, dan Romi Achmad Mukthi Nurdin,
(2019), yaitu Perancangan Smart Home Untuk Pengendalian Peralatan Elektronik Dan
Pemantauan Keamanan Rumah Berbasis Internet Of Things. Perangkat Pemodelan Smart Home
Berbasis Arduino dan Internet Of Things (IoT) memiliki Dashboard dan Database yang
tersimpan pada Virtual Private Server (VPS), untuk menampilkan Dashboard dan Database
cukup dengan mengetikkan IP Address yang disediakan oleh VPS pada browser (Mozila Firefox,
Google Chrome, dan lain-lain) sehingga alat tersebut dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui
jaringan internet. Hasil penelitian diperoleh error rata-rata Sensor DHT11 sebesar 1,83 oC , pada
batas nilai area berbahaya sensor gas (LPG/asap) yang diatur diatas 200 ppm, mampu
membunyikan alarm, sedangkan Sensor PIR dapat mendeteksi pergerakan sampai dengan jarak 5
meter dan kemampuan Sensor ultrasonik mampu mendeteksi jarak 4 meter.(Rahayu & Nurdin,
2019) [1].

Penelitian yang dilakukan Fauzan Masykur, Fiqiana Prasetiyowati, (2016) yaitu Aplikasi
smart home Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Peralatan elektronik
rumah tangga yang akan di kendalikan berupa lampu, AC dan TV. Lampu merupakan alat
penerang pada tempat yang gelap atau pada malam hari, lampu sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sehingga sering sekali terjadi kelalaian dalam mengendalikan lampu. Seringkali
lampu masih menyala pada siang hari atau tempat yang terang, itu disebabkan karena pengguna
lupa untuk mematikannya. Begitu juga dengan AC, alat pendingin ruangan ini seringkali lupa di
matikan pada saat pengguna sedang keluar ruangan, serta TV yang merupakan media terkenal
yang memiliki fungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara ini sering lupa
dimatikan ketika pengguna keluar ruangan ataupun kelur rumah. Smart Home itu sendiri
merupakan ide dari pengguna rumah untuk dapat mengatur bagian rumahnya yang terintegrasi ke
smartphone atau gadget lainnya. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penggunanya
dan dapat mengelola rumah dengan baik. Aspek yang sangat penting adalah aspek keamanan
yang dibutuhkan oleh penggunanya (Masykur & Prasetiyowati, 2016) [2].

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Internet of Things

Internet of Things (IoT) adalah struktur di mana obyek, orang disediakan dengan
identitas eksklusif dan kemampuan untuk pindah data melalui jaringan tanpa memerlukan dua
arah antara manusia ke manusia yaitu sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke komputer [3].
Internet of Things (IoT) merupakan perkembangan teknologi yang menjanjikan dapat
mengoptimalkan kehidupan dengan sensor sensor cerdas dan benda yang memiliki jaringan dan
bekerjasama dalam internet.

Internet of Things (IoT) mengacu pada koneksi berbagai perangkat yang menyerupai
komputasi tertanam yang dapat terdeteksi seperti sensor pada mobil, implan pemantauan jantung,
transponder biochip pada hewan ternak [4]. Ribuan perangkat berinteraksi dengan yang lain
melalui komunikasi nirkabel / kabel tanpa campur tangan manusia. Dalam penelitian lain,
Internet of Things (IoT) didefinisikan sebagai teknologi baru dengan bantuan perangkat yang
dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan sensor [5]

2.2.2 Smart Home

Smart Home adalah aplikasi gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan
pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan keamanan, efisiensi
dan kenyamanan penghuninya. Sistem smart home biasanya terdiri dari perangkat monitoring ,
perangkat kontrol dan otomatis ada beberapa perangkat yang dapat di akses menggunakan
komputer [6].

Smart Home merupakan sebuah aplikasi yang dirancang dengan berbantuan komputer
yang akan memberikan kenyamanan, keamanan dan penghematan energi yang berlangsung
secara otomatis sesuai dengan kendali pengguna dan terprogram melalui komputer pada gedung
atau tempat tinggal kita [7]. Teknologi yang dirancangan untuk rumah pintar ini bertujuan untuk
memudahkan pemilik rumah dalam memantau kondisi peralatan elektronik yang terhubung dari
gadget yang dimiliki.

2.2.3 Mikrokontroler

Pada sistem Smarthome, tiap alat elektronik terhubung dengan microcontroller. Itulah
yang menggantikan fungsi saklar tradisional. Smarthome merupakan suatu sistem yang
memungkinkan kontrol secara otomatis terhadap segala peranti elektronik di rumah. Semua alat-
alat elektronik dapat dikendalikan secara otomatis dari jarak tertentu. Termasuk TV, home
theatre, microwave, VCD/DVD player, dan lampu. Setiap peranti elektronik yang terhubung
dengan mikrokontroler dapat dikendalikan dalam satu genggaman smartphone yang terhubung
dengan internet. Pengguna juga bisa mengaktifkan sistem keamanan, atau mengatur alat
temperatur seperti AC atau pemanas udara, dan juga bisa melihat keadaan luar dan dalam rumah
lewat kamera keamanan (CCTV).

Mikrokontroler adalah komputer mikro dalam satu chip tunggal. Mikrokontroler


memadukan CPU, ROM, RWM, I/O paralel, I/O seri, counter- timer, dan rangkaian clock dalam
satu chip seperti terlihat pada Gambar 2.1. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat
elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang
bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus.

Gambar 2.1. Blok diagram mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol


peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiah dapat
disebut sebagai “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak
memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat
direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini. (Septia
A.,Fajri. 2012) [8].

2.2.4 Wemos D1 R2

Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang
khusus untuk keperluan IoT (Internet of Thing). Wemos menggunakan chip SoC Wifi yang
cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266.

Cukup banyak modul Wifi yang menggunakan SoC ESP8266. Beberapa kelebihan dari Wemos
antara lain adalah:

1. Arduino compatible, artinya dapat diprogram menggunakan Arduino IDE dengan


sintaks program dan library yang banyak terdapat di internet.

2. Pinout yang compatible dengan Arduino uno, Wemos D1 R2 merupakan salah


satu product yang memiliki bentuk dan pinout standar seperti arduino uno. Sehingga
memudahkan kita untuk menghubungkan dengan arduino shield lainnya.

3. Wemos dapat running stand alone tanpa perlu dihubungkan dengan


mikrokontroler. Berbeda dengan modul Wifi lain yang masih membutuhkan
mikrokontroler sebagai pengontrol, Wemos dapat running stand alone karena didalamnya
sudah terdapat CPU yang dapat diprogram melalui Serial port ataupun via OTA (Over
The Air) atau transfer program secara wireless.

4. High Frequency CPU, dengan processor utama 32bit berkecepatan 80MHz


Wemos dapat mengeksekusi program lebih cepat dibanding dibandingkan mikrokontroler
8 bit yang digunakan di Arduino.

5. Dukungan High Level Language, Selain menggunakan Arduino IDE Wemos juga
dapat diprogram menggunakan bahasa Python dan Lua. Sehingga memudahkan bagi
network programmer yang belum terbiasa menggunakan Arduino
Gambar 2.2 Wemos D1 R2

Berikut adalah spesifikasi dari wemos D1 R2 :

- Terlihat seperti arduino uno


- Berbasis ESP-8266 ESP-12F
- Dapat diprogram menggunakan Arduino IDE dan Nodemcu
- 11x I/O pin digital
- 1x ADC pin analog
- Konektor micro USB
- Flash memory 4 Mb
- Clock speed 80Mhz/160Mhz
- Dimensi 7cm x 5,4 cm x 1,5 cm

Wemos D1 R2 adalah salah satu varian dari papan pengembangan berbasis mikrokontroler
ESP8266. Berikut adalah penjelasan tentang bagian-bagian utama pada Wemos D1 R2:

1. Mikrokontroler ESP8266: Merupakan inti dari Wemos D1 R2. Mikrokontroler ini


memiliki kemampuan WiFi terintegrasi, yang memungkinkan perangkat terhubung ke
jaringan nirkabel.
2. USB Port: Port USB pada Wemos D1 R2 digunakan untuk menghubungkan papan
dengan komputer. Melalui koneksi USB, program yang telah dibuat dapat diunggah ke
Wemos D1 R2.
3. Power Jack: Jack daya pada Wemos D1 R2 digunakan untuk menyediakan pasokan daya
eksternal ke papan. Anda dapat menghubungkan adaptor listrik dengan tegangan yang
sesuai untuk menyediakan daya yang stabil dan cukup untuk menjalankan Wemos D1
R2.
4. Digital Input/Output (I/O) Pins: Pin-pin digital pada Wemos D1 R2 digunakan untuk
membaca dan mengirimkan sinyal digital. Anda dapat menggunakan pin input untuk
membaca status perangkat eksternal, seperti sensor, tombol, atau saklar. Sementara itu,
pin output dapat digunakan untuk mengendalikan perangkat eksternal, seperti LED atau
motor.
5. Analog Input Pins: Wemos D1 R2 juga dilengkapi dengan pin analog input. Pin ini
digunakan untuk membaca sinyal analog dari sensor atau perangkat eksternal yang
menghasilkan nilai variabel dalam rentang tertentu.
6. PWM (Pulse Width Modulation) Pins: Pin PWM pada Wemos D1 R2 digunakan untuk
menghasilkan sinyal PWM. Sinyal PWM adalah sinyal digital yang dapat disesuaikan
lebar pulsa dan nilainya dapat digunakan untuk mengendalikan kecepatan motor, tingkat
kecerahan LED, dan fungsi lain yang memerlukan kontrol proporsional.
7. Serial Communication Pins: Wemos D1 R2 mendukung komunikasi serial melalui pin
TX (Transmit) dan RX (Receive). Fitur ini memungkinkan Wemos D1 R2 berkomunikasi
dengan perangkat lain, seperti komputer, mikrokontroler lain, atau modul komunikasi
eksternal.
8. Reset Button: Tombol reset pada Wemos D1 R2 digunakan untuk mengatur ulang
program yang berjalan di papan. Dengan menekan tombol reset, program yang diunggah
ke Wemos D1 R2 akan dimulai dari awal.
9. LED Indicators: Wemos D1 R2 dilengkapi dengan beberapa LED indikator, seperti LED
indikator daya, LED indikator WiFi, dan LED indikator status. LED ini memberikan
informasi visual tentang keadaan papan, seperti status daya, status koneksi WiFi, atau
status lainnya yang terkait dengan program yang sedang berjalan.
10. Voltage Regulator: Wemos D1 R2 memiliki regulator tegangan yang memungkinkan
papan menerima berbagai sumber daya, seperti tegangan 5V dari USB atau tegangan
yang lebih rendah dari baterai, dan mengonversinya menjadi tegangan yang stabil yang
dibutuhkan oleh mikrokontroler dan komponen lainnya.
11. Antenna: Wemos D1 R2 dilengkapi dengan antena WiFi terintegrasi yang
memungkinkan papan terhubung ke jaringan nirkabel dengan menggunakan protokol
WiFi.
Itulah beberapa bagian utama pada Wemos D1 R2 dan fungsinya masing-masing. Papan
ini sangat cocok digunakan untuk proyek Internet of Things (IoT) yang membutuhkan
konektivitas WiFi.

2.2.5 Software Arduino IDE

Gambar 2.3 Software Arduino IDE

Arduino IDE (Integrated Development Environment) adalah perangkat lunak yang


digunakan untuk mengembangkan program atau kode untuk board Arduino. Berikut adalah
komponen pendukung dalam Arduino IDE:

1. Editor Kode: Arduino IDE menyediakan editor kode yang sederhana dan intuitif untuk
menulis program Arduino. Editor ini dilengkapi dengan fitur sintaksis highlighting,
autocompletion, dan kemampuan indentasi otomatis untuk memudahkan penulisan kode.
2. Library: Arduino IDE dilengkapi dengan sejumlah library atau pustaka yang
menyediakan kode dan fungsi yang telah siap pakai. Library ini membantu dalam
mengakses perangkat keras, seperti sensor, motor, komunikasi, dan lainnya. Dengan
menggunakan library, pengembang dapat menghemat waktu dan upaya dalam menulis
kode yang kompleks.
3. Compiler: Arduino IDE memiliki kompiler yang mengubah kode yang ditulis dalam
bahasa Arduino (berbasis bahasa C/C++) menjadi kode mesin yang dapat dipahami oleh
mikrokontroler Arduino. Compiler ini memeriksa kesalahan sintaksis dan memberikan
laporan kesalahan (error) saat kompilasi.
4. Serial Monitor: Arduino IDE menyediakan Serial Monitor yang memungkinkan
pengguna untuk berkomunikasi dengan board Arduino melalui koneksi serial. Serial
Monitor dapat digunakan untuk membaca data yang dikirim oleh Arduino, serta
mengirimkan perintah atau pesan dari komputer ke Arduino.
5. Upload Tool: Arduino IDE dilengkapi dengan alat untuk mengunggah (upload) program
yang telah dikompilasi ke dalam board Arduino. Alat ini menghubungkan komputer
dengan board Arduino melalui koneksi USB dan mentransfer kode program ke dalam
mikrokontroler.
6. Debugger (tergantung pada board): Beberapa board Arduino memiliki dukungan untuk
debugging, yang memungkinkan pengembang untuk melacak dan memperbaiki
kesalahan dalam program. Debugger ini dapat digunakan untuk memeriksa variabel,
menghentikan eksekusi program pada titik tertentu, dan melakukan pemantauan real-
time.

Selain komponen-komponen di atas, Arduino IDE juga menyediakan dokumentasi lengkap,


tutorial, dan contoh kode untuk membantu pengguna dalam mengembangkan proyek-proyek
Arduino.

Berikut adalah penjelasan tentang siklus dalam melakukan pemrograman Arduino:

1. Hubungkan papan Arduino ke komputer melalui port USB.


2. Tuliskan rancangan program yang ingin dimasukkan ke dalam papan Arduino.
3. Upload program yang telah dirancang ke papan Arduino menggunakan kabel USB, lalu
tunggu beberapa saat untuk melakukan restart pada papan Arduino.
4. Papan Arduino akan menjalankan program yang telah diunggah ke dalamnya.

Dalam pemrograman, terdapat konsep variabel. Variabel adalah "penanda" yang digunakan
untuk menyimpan nilai tertentu. Nilai variabel dapat diubah selama program berjalan. Secara
teknis, variabel merujuk pada alamat di memori komputer. Setiap variabel memiliki nama
sebagai identitasnya.Isi dari variabel dapat berubah seiring waktu, tergantung pada kebutuhan.
Hal ini berbeda dengan konsep konstanta yang tidak dapat diubah selama program berjalan.

Deklarasi adalah proses untuk memberitahu compiler bahwa kita akan membuat sebuah
variabel. Bahasa C, sebagai contoh, merupakan bahasa pemrograman yang menggunakan konsep
strongly type programming language. Artinya, setiap variabel harus diberi tipe data yang sesuai,
seperti integer, float, char, dan sebagainya.
Tipe data digunakan untuk mengelompokkan data dalam pemrograman. Hal ini memberitahu
compiler atau interpreter bagaimana data tersebut akan diolah oleh program. Selain itu, dalam
pemrograman terdapat perulangan. Perulangan adalah instruksi kode program yang digunakan
untuk mengulang beberapa baris perintah. Struktur perulangan memungkinkan program
menjalankan serangkaian perintah berulang kali.

2.2.6 Kabel Jumper

Gambar 2.4 Kabel Jumper

Kabel jumper adalah kabel yang digunakan sebagai penghubung antar komponen yang
digunakan dalam membuat perangkat prototype. Kabel jumper bisa dihubungkan ke controller
seperti raspberry pi melalui bread board. Kabel jumper akan ditancapkan pada pin GPIO di
raspberry pi. Sesuai kebutuhannya kabel jumper bisa di gunakan dalam bermacam-macam versi,
contohnya seperti versi male to female, male to male dan female to female. Karakteristik dari
kabel jumper ini memiliki panjang antara 10 sampai 20 cm. Jenis kabel jumper ini jenis kabel
serabut yang bentuk housingnya bulat. Dalam merancang sebuah desain rangkain elektronik,
maka dibutuhkan sebuah kabel yang digunakan untuk menghubungkannya. Kabel jumper ini
sangat wajib ada dalam penelitian ini.
2.2.7 Relay

Gambar 2.5 Relay

Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang lainnya.
Pada dasarnya relay adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja apabila arus mengalir
melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak relay.
Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat mengalahkan gaya pegas yang
melawannya. Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara
pada jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir atau
disebut dengan inperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk
memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu sirkuit.

Kontak-kontak atau kutub-kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian
yaitu :

1.Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai
kontak Normally Open ( NO ).

2.Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan kontak
Normally Close (NC).

3.Tukar-sambung (Change Over/CO), relay jenis ini mempunyai kontak tengah yang
normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan membuat kontak dengan
yang lain bila relay dialiri listrik.
Modul Relay 4-Channel merupakan suatu modul yang terdiri dari 4 relay dimana masing-
masing memiliki konektor Common(COMx), Normally Open (NOx), dan Normally Close
(NCx). Bisa digunakan untuk melakukan kontrol terhadap motor, lampu, dan lain sebagainya.
Penggunaan modul ini ditujukan pada pembuatan kontrol suatu perangkat yang membutuhkan
tegangan dan arus yang besar. Modul ini mudah untuk dikoneksikan dengan arduino dan
mikrokontroler lainnya. Kondisi relay direpresentasikan pada LED sehingga akan memudahkan
pengguna untuk mengetaui keadaan relay

2.2.8 Sensor Gerak (pir)

Gambar 2.6 Sensor Pir

Sensor PIR (Passive Infrared) adalah jenis sensor yang mendeteksi perubahan suhu di
sekitarnya melalui sinar inframerah yang dipancarkan oleh objek. Sensor ini biasanya digunakan
dalam aplikasi keamanan, pengendalian otomatis, dan penghemat energi. Berikut adalah
spesifikasi umum dan fungsi bagiannya pada sensor PIR:

1. Lensa:
- Spesifikasi: Lensa fresnel khusus untuk deteksi inframerah.
- Fungsi: Lensa ini digunakan untuk mengumpulkan dan fokus sinar inframerah yang
masuk ke sensor, memungkinkan sensor untuk mendeteksi perubahan suhu dengan lebih
akurat.
2. Sensor PIR:
- Spesifikasi: Komponen sensitif yang mendeteksi perubahan suhu melalui sinar
inframerah.
- Fungsi: Sensor PIR mengubah perubahan suhu yang terdeteksi menjadi sinyal listrik yang
dapat diolah oleh rangkaian elektronik. Ketika ada perubahan suhu yang signifikan di
sekitar sensor, sensor PIR akan menghasilkan keluaran yang mengindikasikan adanya
pergerakan.
3. Filter Pyroelektrik:
- Spesifikasi: Material yang terbuat dari bahan pyroelektrik.
- Fungsi: Filter ini digunakan untuk memblokir suara, cahaya tampak, dan radiasi
elektromagnetik lainnya yang tidak relevan, sehingga sensor PIR hanya merespons
perubahan suhu melalui sinar inframerah.
4. Pemroses Sinyal:
- Spesifikasi: Rangkaian elektronik yang mengolah sinyal dari sensor PIR.
- Fungsi: Pemroses sinyal bertugas untuk menganalisis sinyal yang diterima dari sensor
PIR dan menghasilkan keluaran yang sesuai berdasarkan perubahan suhu yang terdeteksi.
Biasanya, keluaran ini akan digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan perangkat
atau sistem yang terhubung dengan sensor PIR.
5. Modul Komunikasi (opsional):
- Spesifikasi: Komponen tambahan seperti modul radio atau koneksi kabel.
- Fungsi: Modul komunikasi dapat ditambahkan pada sensor PIR untuk memungkinkan
pengiriman data atau sinyal ke perangkat lain, seperti sistem keamanan atau sistem
pengendalian otomatis.
6. Sumber Daya:
- Spesifikasi: Tergantung pada model dan aplikasi yang digunakan, bisa berupa baterai
atau sumber daya listrik eksternal.
- Fungsi: Sumber daya memberikan energi yang diperlukan untuk mengoperasikan sensor
PIR dan komponen terkaitnya.

Fungsi utama dari sensor PIR adalah mendeteksi perubahan suhu melalui sinar inframerah
dan menghasilkan keluaran yang sesuai. Sensor ini sering digunakan dalam aplikasi keamanan
untuk mendeteksi gerakan orang atau hewan di area yang dipantau. Selain itu, sensor PIR juga
digunakan dalam pengendalian otomatis, seperti mengaktifkan pencahayaan saat ada gerakan
yang terdeteksi di ruangan atau menghemat energi dengan mematikan perangkat saat tidak ada
aktivitas.
2.2.9 Sensor Suhu & Kelembapan (DHT11)

Gambar 2.7 Sensor suhu dan kelembapan (DHT11)


Sensor DHT11 adalah sensor suhu dan kelembaban yang populer dan ekonomis. Berikut adalah
spesifikasi umum dan fungsi bagiannya pada sensor DHT11:

1. Sensor Suhu dan Kelembaban:


- Spesifikasi: Sensor yang terdiri dari termistor untuk pengukuran suhu dan sensor
kelembaban.
- Fungsi: Sensor suhu dan kelembaban pada DHT11 bertugas untuk mendeteksi suhu dan
kelembaban lingkungan sekitarnya. Sensor ini mengubah perubahan suhu dan
kelembaban menjadi sinyal listrik yang dapat diolah oleh rangkaian elektronik.
2. Komponen Elektronik:
- Spesifikasi: Rangkaian elektronik terintegrasi di dalam sensor DHT11.
- Fungsi: Komponen elektronik ini bertanggung jawab untuk mengolah sinyal yang
diterima dari sensor suhu dan kelembaban. Mereka mengubah sinyal tersebut menjadi
nilai suhu dan kelembaban yang dapat dibaca dan dimanfaatkan oleh perangkat atau
sistem yang terhubung dengan sensor DHT11.
3. Interface Digital:
- Spesifikasi: Sensor DHT11 menggunakan antarmuka digital, seperti protokol single-wire.
- Fungsi: Interface digital digunakan untuk menghubungkan sensor DHT11 dengan
perangkat mikrokontroler atau sistem lainnya. Biasanya, sensor ini memiliki tiga pin:
VCC (sumber daya), GND (tanah), dan data (untuk mengirimkan data suhu dan
kelembaban).
4. Sumber Daya:
- Spesifikasi: Sensor DHT11 bekerja dengan tegangan 3.3V hingga 5V.
- Fungsi: Sumber daya menyediakan tegangan yang diperlukan untuk mengoperasikan
sensor DHT11 dan komponen elektroniknya. Sensor ini biasanya dikonfigurasi untuk
bekerja dengan tegangan yang sesuai dengan perangkat atau sistem yang digunakan.
5. Perangkat Lunak (Library):
- Spesifikasi: Sensor DHT11 sering digunakan dengan perangkat lunak pendukung atau
library yang tersedia di berbagai platform mikrokontroler.
- Fungsi: Perangkat lunak ini membantu mengakses dan mengolah data yang diterima dari
sensor DHT11. Mereka memfasilitasi pengolahan suhu dan kelembaban serta integrasi
dengan fungsi atau aplikasi lainnya yang memanfaatkan data tersebut.

Fungsi utama dari sensor DHT11 adalah mengukur suhu dan kelembaban lingkungan. Sensor
ini biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemantauan suhu dan kelembaban dalam
ruangan, sistem otomatisasi rumah, sistem kendali iklim, penanaman tanaman, dan banyak lagi.
Data suhu dan kelembaban yang diperoleh dari sensor DHT11 dapat digunakan untuk
mengambil keputusan dan mengontrol perangkat atau sistem berdasarkan kondisi lingkungan
yang terdeteksi.

2.2.10 Lampu LED

Gambar 2.8 Lampu LED


LED atau Light Emitting Diode, adalah salah satu jenis diode, maka LED memiliki dua
kutub yaitu anoda dan katoda. Dalam hal ini LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir
dari anoda menuju katoda. (Arsyad R.D. 2013)

Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED
tersebut tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang
dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10mA-
20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V dan tergantung karakter warna yang dihasilkan.

Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga
agar LED tidak terbakar, maka perlu menggunakan resistor yang sesuai sebagai penghambat
arus.

Tegangan kerja atau volt atau voltase yang jatuh pada sebuah LED berbeda-beda,
menurut warna yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

- Infra merah : 1,6 V


- Merah : 1,8 V – 2,1 V
- Oranye : 2,2 V
- Kuning : 2,4 V
- Hijau : 2,6 V
- Biru : 3,0 V – 3,5 V
- Putih : 3,0 – 3,6 V
- Ultraviolet :3,5V
DAFTAR PUSTAKA

[1] Rahayu, E. S., & Nurdin, R. A. M. (2019). Perancangan Smart Home Untuk Pengendalian
Peralatan Elektronik Dan Pemantauan Keamanan Rumah Berbasis Internet Of Things. Jurnal Teknologi,
6(2), 136–148.

[2] Masykur, F., & Prasetiyowati, F. (2016). Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali
Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer,
3(1), 51.

[3] A. Junaidi, “Internet of Things , Sejarah , Teknologi Dan Penerapannya,” J. Ilm. Teknol. Inf.,
vol. I, no.AUGUST 2015, pp. 62–66, 2016

[4] N. Chen, C. Viho, A. Baire, X. Huang, and J. Zha, “Ensuring Interoperability for the Internet of
Things: Experience with CoAP Protocol Testing,” Automatika, vol. 54, no. 4, pp. 448–458, 2013

[5] Herdianto, “Perancangan Smart Home dengan Konsep Internet of Things ( IoT ) Berbasis
Smartphone,” Ilm. Core It, no. x, p. 1, 2016.

[6] T. F. Yurnama and N. Azman, “Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart Home,” Snati,
vol. 2009, no. Snati, pp. E2–E5, 2009.

[7] D. Kurniadi and L. Amelia, “Sistem Kendali Perangkat Elektronik Rumah Berbasis Android dan
Arduino,” J. Algoritm., vol. 15, no. 2, pp. 1–6, 2018.

[8] Septia A.,Fajri. 2012. Sistem Deteksi Asap Rokok pada Ruangan Bebas Asap Rokok dengan
Keluaran Suara. Jurnal Teknik Komputer AMIK GI MDP

Anda mungkin juga menyukai