Penggunaan listrik pada sebuah rumah dengan daya yang rendah terkadang
menyebabkan permasalahan ketika menggunakan beberapa perangkat elektronik secara
bersamaan seperti adanya overload tegangan listrik sehingga mengakibatkan saklar pada
kilometer menjadi off dan mengganggu aktifitas yang sedang berjalan. Hal ini dapat
menyebabkan kerusakan pada perangkat elektronik dan bahkan kebakaran.
Ada beberapa alasan mengapa IoT menjadi solusi yang tepat dalam permasalahan
sistem monitoring perangkat elektronik dan keamanan rumah, di antaranya:
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis mempelajari dan mereferensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan latar belakang masalah pada proposal
skripsi ini. Adapun penelitian yang berhubungan dengan proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Endang Sri Rahayu, dan Romi Achmad Mukthi Nurdin,
(2019), yaitu Perancangan Smart Home Untuk Pengendalian Peralatan Elektronik Dan
Pemantauan Keamanan Rumah Berbasis Internet Of Things. Perangkat Pemodelan Smart Home
Berbasis Arduino dan Internet Of Things (IoT) memiliki Dashboard dan Database yang
tersimpan pada Virtual Private Server (VPS), untuk menampilkan Dashboard dan Database
cukup dengan mengetikkan IP Address yang disediakan oleh VPS pada browser (Mozila Firefox,
Google Chrome, dan lain-lain) sehingga alat tersebut dapat dikendalikan dari jarak jauh melalui
jaringan internet. Hasil penelitian diperoleh error rata-rata Sensor DHT11 sebesar 1,83 oC , pada
batas nilai area berbahaya sensor gas (LPG/asap) yang diatur diatas 200 ppm, mampu
membunyikan alarm, sedangkan Sensor PIR dapat mendeteksi pergerakan sampai dengan jarak 5
meter dan kemampuan Sensor ultrasonik mampu mendeteksi jarak 4 meter.(Rahayu & Nurdin,
2019) [1].
Penelitian yang dilakukan Fauzan Masykur, Fiqiana Prasetiyowati, (2016) yaitu Aplikasi
smart home Pengendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Peralatan elektronik
rumah tangga yang akan di kendalikan berupa lampu, AC dan TV. Lampu merupakan alat
penerang pada tempat yang gelap atau pada malam hari, lampu sangat dibutuhkan oleh
masyarakat sehingga sering sekali terjadi kelalaian dalam mengendalikan lampu. Seringkali
lampu masih menyala pada siang hari atau tempat yang terang, itu disebabkan karena pengguna
lupa untuk mematikannya. Begitu juga dengan AC, alat pendingin ruangan ini seringkali lupa di
matikan pada saat pengguna sedang keluar ruangan, serta TV yang merupakan media terkenal
yang memiliki fungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara ini sering lupa
dimatikan ketika pengguna keluar ruangan ataupun kelur rumah. Smart Home itu sendiri
merupakan ide dari pengguna rumah untuk dapat mengatur bagian rumahnya yang terintegrasi ke
smartphone atau gadget lainnya. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penggunanya
dan dapat mengelola rumah dengan baik. Aspek yang sangat penting adalah aspek keamanan
yang dibutuhkan oleh penggunanya (Masykur & Prasetiyowati, 2016) [2].
Internet of Things (IoT) adalah struktur di mana obyek, orang disediakan dengan
identitas eksklusif dan kemampuan untuk pindah data melalui jaringan tanpa memerlukan dua
arah antara manusia ke manusia yaitu sumber ke tujuan atau interaksi manusia ke komputer [3].
Internet of Things (IoT) merupakan perkembangan teknologi yang menjanjikan dapat
mengoptimalkan kehidupan dengan sensor sensor cerdas dan benda yang memiliki jaringan dan
bekerjasama dalam internet.
Internet of Things (IoT) mengacu pada koneksi berbagai perangkat yang menyerupai
komputasi tertanam yang dapat terdeteksi seperti sensor pada mobil, implan pemantauan jantung,
transponder biochip pada hewan ternak [4]. Ribuan perangkat berinteraksi dengan yang lain
melalui komunikasi nirkabel / kabel tanpa campur tangan manusia. Dalam penelitian lain,
Internet of Things (IoT) didefinisikan sebagai teknologi baru dengan bantuan perangkat yang
dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan sensor [5]
Smart Home adalah aplikasi gabungan antara teknologi dan pelayanan yang dikhususkan
pada lingkungan rumah dengan fungsi tertentu yang bertujuan meningkatkan keamanan, efisiensi
dan kenyamanan penghuninya. Sistem smart home biasanya terdiri dari perangkat monitoring ,
perangkat kontrol dan otomatis ada beberapa perangkat yang dapat di akses menggunakan
komputer [6].
Smart Home merupakan sebuah aplikasi yang dirancang dengan berbantuan komputer
yang akan memberikan kenyamanan, keamanan dan penghematan energi yang berlangsung
secara otomatis sesuai dengan kendali pengguna dan terprogram melalui komputer pada gedung
atau tempat tinggal kita [7]. Teknologi yang dirancangan untuk rumah pintar ini bertujuan untuk
memudahkan pemilik rumah dalam memantau kondisi peralatan elektronik yang terhubung dari
gadget yang dimiliki.
2.2.3 Mikrokontroler
Pada sistem Smarthome, tiap alat elektronik terhubung dengan microcontroller. Itulah
yang menggantikan fungsi saklar tradisional. Smarthome merupakan suatu sistem yang
memungkinkan kontrol secara otomatis terhadap segala peranti elektronik di rumah. Semua alat-
alat elektronik dapat dikendalikan secara otomatis dari jarak tertentu. Termasuk TV, home
theatre, microwave, VCD/DVD player, dan lampu. Setiap peranti elektronik yang terhubung
dengan mikrokontroler dapat dikendalikan dalam satu genggaman smartphone yang terhubung
dengan internet. Pengguna juga bisa mengaktifkan sistem keamanan, atau mengatur alat
temperatur seperti AC atau pemanas udara, dan juga bisa melihat keadaan luar dan dalam rumah
lewat kamera keamanan (CCTV).
2.2.4 Wemos D1 R2
Wemos merupakan salah satu arduino compatible development board yang dirancang
khusus untuk keperluan IoT (Internet of Thing). Wemos menggunakan chip SoC Wifi yang
cukup terkenal saat ini yaitu ESP8266.
Cukup banyak modul Wifi yang menggunakan SoC ESP8266. Beberapa kelebihan dari Wemos
antara lain adalah:
5. Dukungan High Level Language, Selain menggunakan Arduino IDE Wemos juga
dapat diprogram menggunakan bahasa Python dan Lua. Sehingga memudahkan bagi
network programmer yang belum terbiasa menggunakan Arduino
Gambar 2.2 Wemos D1 R2
Wemos D1 R2 adalah salah satu varian dari papan pengembangan berbasis mikrokontroler
ESP8266. Berikut adalah penjelasan tentang bagian-bagian utama pada Wemos D1 R2:
1. Editor Kode: Arduino IDE menyediakan editor kode yang sederhana dan intuitif untuk
menulis program Arduino. Editor ini dilengkapi dengan fitur sintaksis highlighting,
autocompletion, dan kemampuan indentasi otomatis untuk memudahkan penulisan kode.
2. Library: Arduino IDE dilengkapi dengan sejumlah library atau pustaka yang
menyediakan kode dan fungsi yang telah siap pakai. Library ini membantu dalam
mengakses perangkat keras, seperti sensor, motor, komunikasi, dan lainnya. Dengan
menggunakan library, pengembang dapat menghemat waktu dan upaya dalam menulis
kode yang kompleks.
3. Compiler: Arduino IDE memiliki kompiler yang mengubah kode yang ditulis dalam
bahasa Arduino (berbasis bahasa C/C++) menjadi kode mesin yang dapat dipahami oleh
mikrokontroler Arduino. Compiler ini memeriksa kesalahan sintaksis dan memberikan
laporan kesalahan (error) saat kompilasi.
4. Serial Monitor: Arduino IDE menyediakan Serial Monitor yang memungkinkan
pengguna untuk berkomunikasi dengan board Arduino melalui koneksi serial. Serial
Monitor dapat digunakan untuk membaca data yang dikirim oleh Arduino, serta
mengirimkan perintah atau pesan dari komputer ke Arduino.
5. Upload Tool: Arduino IDE dilengkapi dengan alat untuk mengunggah (upload) program
yang telah dikompilasi ke dalam board Arduino. Alat ini menghubungkan komputer
dengan board Arduino melalui koneksi USB dan mentransfer kode program ke dalam
mikrokontroler.
6. Debugger (tergantung pada board): Beberapa board Arduino memiliki dukungan untuk
debugging, yang memungkinkan pengembang untuk melacak dan memperbaiki
kesalahan dalam program. Debugger ini dapat digunakan untuk memeriksa variabel,
menghentikan eksekusi program pada titik tertentu, dan melakukan pemantauan real-
time.
Dalam pemrograman, terdapat konsep variabel. Variabel adalah "penanda" yang digunakan
untuk menyimpan nilai tertentu. Nilai variabel dapat diubah selama program berjalan. Secara
teknis, variabel merujuk pada alamat di memori komputer. Setiap variabel memiliki nama
sebagai identitasnya.Isi dari variabel dapat berubah seiring waktu, tergantung pada kebutuhan.
Hal ini berbeda dengan konsep konstanta yang tidak dapat diubah selama program berjalan.
Deklarasi adalah proses untuk memberitahu compiler bahwa kita akan membuat sebuah
variabel. Bahasa C, sebagai contoh, merupakan bahasa pemrograman yang menggunakan konsep
strongly type programming language. Artinya, setiap variabel harus diberi tipe data yang sesuai,
seperti integer, float, char, dan sebagainya.
Tipe data digunakan untuk mengelompokkan data dalam pemrograman. Hal ini memberitahu
compiler atau interpreter bagaimana data tersebut akan diolah oleh program. Selain itu, dalam
pemrograman terdapat perulangan. Perulangan adalah instruksi kode program yang digunakan
untuk mengulang beberapa baris perintah. Struktur perulangan memungkinkan program
menjalankan serangkaian perintah berulang kali.
Kabel jumper adalah kabel yang digunakan sebagai penghubung antar komponen yang
digunakan dalam membuat perangkat prototype. Kabel jumper bisa dihubungkan ke controller
seperti raspberry pi melalui bread board. Kabel jumper akan ditancapkan pada pin GPIO di
raspberry pi. Sesuai kebutuhannya kabel jumper bisa di gunakan dalam bermacam-macam versi,
contohnya seperti versi male to female, male to male dan female to female. Karakteristik dari
kabel jumper ini memiliki panjang antara 10 sampai 20 cm. Jenis kabel jumper ini jenis kabel
serabut yang bentuk housingnya bulat. Dalam merancang sebuah desain rangkain elektronik,
maka dibutuhkan sebuah kabel yang digunakan untuk menghubungkannya. Kabel jumper ini
sangat wajib ada dalam penelitian ini.
2.2.7 Relay
Relay adalah suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk memutuskan atau
menghubungkan suatu rangkaian elektronik yang satu dengan rangkaian elektronik yang lainnya.
Pada dasarnya relay adalah saklar elektromagnetik yang akan bekerja apabila arus mengalir
melalui kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan akan menarik kontak-kontak relay.
Kontak-kontak dapat ditarik apabila garis magnet dapat mengalahkan gaya pegas yang
melawannya. Besarnya gaya magnet yang ditetapkan oleh medan yang ada pada celah udara
pada jangkar dan inti magnet, dan banyaknya lilitan kumparan, kuat arus yang mengalir atau
disebut dengan inperal lilitan dan pelawan magnet yang berada pada sirkuit pemagnetan. Untuk
memperbesar kuat medan magnet dibentuk suatu sirkuit.
Kontak-kontak atau kutub-kutub dari relay umumnya memiliki tiga dasar pemakaian
yaitu :
1.Bila kumparan dialiri arus listrik maka kontaknya akan menutup dan disebut sebagai
kontak Normally Open ( NO ).
2.Bila kumparan dialiri listrik maka kontaknya akan membuka dan disebut dengan kontak
Normally Close (NC).
3.Tukar-sambung (Change Over/CO), relay jenis ini mempunyai kontak tengah yang
normalnya tertutup tetapi melepaskan diri dari posisi ini dan membuat kontak dengan
yang lain bila relay dialiri listrik.
Modul Relay 4-Channel merupakan suatu modul yang terdiri dari 4 relay dimana masing-
masing memiliki konektor Common(COMx), Normally Open (NOx), dan Normally Close
(NCx). Bisa digunakan untuk melakukan kontrol terhadap motor, lampu, dan lain sebagainya.
Penggunaan modul ini ditujukan pada pembuatan kontrol suatu perangkat yang membutuhkan
tegangan dan arus yang besar. Modul ini mudah untuk dikoneksikan dengan arduino dan
mikrokontroler lainnya. Kondisi relay direpresentasikan pada LED sehingga akan memudahkan
pengguna untuk mengetaui keadaan relay
Sensor PIR (Passive Infrared) adalah jenis sensor yang mendeteksi perubahan suhu di
sekitarnya melalui sinar inframerah yang dipancarkan oleh objek. Sensor ini biasanya digunakan
dalam aplikasi keamanan, pengendalian otomatis, dan penghemat energi. Berikut adalah
spesifikasi umum dan fungsi bagiannya pada sensor PIR:
1. Lensa:
- Spesifikasi: Lensa fresnel khusus untuk deteksi inframerah.
- Fungsi: Lensa ini digunakan untuk mengumpulkan dan fokus sinar inframerah yang
masuk ke sensor, memungkinkan sensor untuk mendeteksi perubahan suhu dengan lebih
akurat.
2. Sensor PIR:
- Spesifikasi: Komponen sensitif yang mendeteksi perubahan suhu melalui sinar
inframerah.
- Fungsi: Sensor PIR mengubah perubahan suhu yang terdeteksi menjadi sinyal listrik yang
dapat diolah oleh rangkaian elektronik. Ketika ada perubahan suhu yang signifikan di
sekitar sensor, sensor PIR akan menghasilkan keluaran yang mengindikasikan adanya
pergerakan.
3. Filter Pyroelektrik:
- Spesifikasi: Material yang terbuat dari bahan pyroelektrik.
- Fungsi: Filter ini digunakan untuk memblokir suara, cahaya tampak, dan radiasi
elektromagnetik lainnya yang tidak relevan, sehingga sensor PIR hanya merespons
perubahan suhu melalui sinar inframerah.
4. Pemroses Sinyal:
- Spesifikasi: Rangkaian elektronik yang mengolah sinyal dari sensor PIR.
- Fungsi: Pemroses sinyal bertugas untuk menganalisis sinyal yang diterima dari sensor
PIR dan menghasilkan keluaran yang sesuai berdasarkan perubahan suhu yang terdeteksi.
Biasanya, keluaran ini akan digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan perangkat
atau sistem yang terhubung dengan sensor PIR.
5. Modul Komunikasi (opsional):
- Spesifikasi: Komponen tambahan seperti modul radio atau koneksi kabel.
- Fungsi: Modul komunikasi dapat ditambahkan pada sensor PIR untuk memungkinkan
pengiriman data atau sinyal ke perangkat lain, seperti sistem keamanan atau sistem
pengendalian otomatis.
6. Sumber Daya:
- Spesifikasi: Tergantung pada model dan aplikasi yang digunakan, bisa berupa baterai
atau sumber daya listrik eksternal.
- Fungsi: Sumber daya memberikan energi yang diperlukan untuk mengoperasikan sensor
PIR dan komponen terkaitnya.
Fungsi utama dari sensor PIR adalah mendeteksi perubahan suhu melalui sinar inframerah
dan menghasilkan keluaran yang sesuai. Sensor ini sering digunakan dalam aplikasi keamanan
untuk mendeteksi gerakan orang atau hewan di area yang dipantau. Selain itu, sensor PIR juga
digunakan dalam pengendalian otomatis, seperti mengaktifkan pencahayaan saat ada gerakan
yang terdeteksi di ruangan atau menghemat energi dengan mematikan perangkat saat tidak ada
aktivitas.
2.2.9 Sensor Suhu & Kelembapan (DHT11)
Fungsi utama dari sensor DHT11 adalah mengukur suhu dan kelembaban lingkungan. Sensor
ini biasanya digunakan dalam berbagai aplikasi, seperti pemantauan suhu dan kelembaban dalam
ruangan, sistem otomatisasi rumah, sistem kendali iklim, penanaman tanaman, dan banyak lagi.
Data suhu dan kelembaban yang diperoleh dari sensor DHT11 dapat digunakan untuk
mengambil keputusan dan mengontrol perangkat atau sistem berdasarkan kondisi lingkungan
yang terdeteksi.
Pemasangan kutub LED tidak boleh terbalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED
tersebut tidak akan menyala. LED memiliki karakteristik berbeda-beda menurut warna yang
dihasilkan. Semakin tinggi arus yang mengalir pada LED maka semakin terang pula cahaya yang
dihasilkan, namun perlu diperhatikan bahwa besarnya arus yang diperbolehkan adalah 10mA-
20mA dan pada tegangan 1,6V – 3,5 V dan tergantung karakter warna yang dihasilkan.
Apabila arus yang mengalir lebih dari 20mA maka LED akan terbakar. Untuk menjaga
agar LED tidak terbakar, maka perlu menggunakan resistor yang sesuai sebagai penghambat
arus.
Tegangan kerja atau volt atau voltase yang jatuh pada sebuah LED berbeda-beda,
menurut warna yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
[1] Rahayu, E. S., & Nurdin, R. A. M. (2019). Perancangan Smart Home Untuk Pengendalian
Peralatan Elektronik Dan Pemantauan Keamanan Rumah Berbasis Internet Of Things. Jurnal Teknologi,
6(2), 136–148.
[2] Masykur, F., & Prasetiyowati, F. (2016). Aplikasi Rumah Pintar (Smart Home) Pengendali
Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Web. Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer,
3(1), 51.
[3] A. Junaidi, “Internet of Things , Sejarah , Teknologi Dan Penerapannya,” J. Ilm. Teknol. Inf.,
vol. I, no.AUGUST 2015, pp. 62–66, 2016
[4] N. Chen, C. Viho, A. Baire, X. Huang, and J. Zha, “Ensuring Interoperability for the Internet of
Things: Experience with CoAP Protocol Testing,” Automatika, vol. 54, no. 4, pp. 448–458, 2013
[5] Herdianto, “Perancangan Smart Home dengan Konsep Internet of Things ( IoT ) Berbasis
Smartphone,” Ilm. Core It, no. x, p. 1, 2016.
[6] T. F. Yurnama and N. Azman, “Perancangan Software Aplikasi Pervasive Smart Home,” Snati,
vol. 2009, no. Snati, pp. E2–E5, 2009.
[7] D. Kurniadi and L. Amelia, “Sistem Kendali Perangkat Elektronik Rumah Berbasis Android dan
Arduino,” J. Algoritm., vol. 15, no. 2, pp. 1–6, 2018.
[8] Septia A.,Fajri. 2012. Sistem Deteksi Asap Rokok pada Ruangan Bebas Asap Rokok dengan
Keluaran Suara. Jurnal Teknik Komputer AMIK GI MDP