1. PERKENALAN
Rumah merupakan salah satu bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal dalam jangka waktu yang
lama. Sebagian besar aktivitas yang dilakukan pemilik rumah biasanya dilakukan di luar rumah. Hal seperti ini
sering terjadi di kota-kota besar. Hal ini membuat rumah dibiarkan kosong dalam waktu yang lama, terutama
pada perayaan-perayaan seperti Natal, Tahun Baru, dan Lebaran.
Kondisi perumahan seperti itu dapat memikat para penjahat untuk melakukan pencurian. Hal ini terlihat
berdasarkan data yang dirilis oleh Subdirektorat Statistik dan Keamanan pada tahun 2018[1], bahwa tingkat
pencurian yang terjadi pada tahun 2018 berada pada kisaran 11,42 - 73,76 persen dari total desa di setiap
provinsi. Dari 34 provinsi di Indonesia, tindak pidana pencurian berada pada kisaran 44,94 persen. Selain
kondisi rumah yang kosong, faktor lain yang menyebabkan tingginya angka pencurian adalah sistem
keamanan yang digunakan di sebagian besar rumah masih sangat minim, sehingga meningkatkan angka
pencurian.
Saat ini internet hampir menjadi pusat keramaian di tengah kota. Orang-orang dari seluruh dunia akan
berinteraksi, bersosialisasi dan juga berbisnis hanya melalui internet. Saat ini beberapa vendor besar juga
sudah mulai berlomba-lomba menciptakan teknologi dimana benda-benda di sekitar kita dapat berinteraksi
dengan internet, teknologi ini sekarang lebih dikenal dengan Internet of Things (IoT).
Untuk mengakses internet, setiap individu membutuhkan sebuah perangkat yang dapat memudahkan
dalam penggunaan dan saat ingin bepergian. Berkat perkembangan teknologi, perangkat yang dapat digunakan
untuk mengakses informasi ketika berada dimanapun dan kapanpun dapat digunakan. Perangkat tersebut saat
ini dikenal sebagai smartphone. Saat ini penggunaan smartphone yang sudah menjamur hampir di setiap
lapisan masyarakat menjadikannya salah satu perlengkapan yang wajib dimiliki. Hal ini dikarenakan
kemudahan penggunaan saat ingin mengakses informasi, harga smartphone yang relatif murah membuatnya
dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkannya.
Pemasangan sistem keamanan yang mahal membuat pengguna sangat jarang dan hanya di kalangan
tertentu saja. Ditambah lagi sistem keamanan yang sudah ada kebanyakan tidak dapat diakses dimanapun dan
kapanpun dengan menggunakan berbagai media elektronik, baik smartphone, maupun PC. Pengembangan
sistem keamanan rumah yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja diharapkan dapat mengatasi
permasalahan tersebut. Mengontrol perangkat menggunakan smartphone berbasis Android lebih mudah
digunakan[2].
Beranda jurnal:http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKISurel:jiteki@ee.uad.ac.id
102Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) ISSN 2338-3070 Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
Beberapa penelitian tentang keamanan rumah yang ada termasuk menggunakan kamera pengintai[3],
sensor PIR[4], Kartu pintar[5], dan detektor kedekatan atau lokasi[6]. Pada penelitian ini peneliti
mengembangkan produk berupa sistem keamanan yang dapat dikontrol menggunakan smartphone melalui
jaringan internet sehingga memungkinkan pengguna untuk mengontrol keamanan rumah dari jarak jauh.
Selain itu, rumah tersebut juga dilengkapi dengan sensor untuk mendeteksi pencuri sehingga ketika ada orang
asing yang masuk ke dalam rumah, pemilik rumah akan langsung mendapatkan notifikasi dan mengaktifkan
buzzer yang dipasang di rumah untuk memberi tahu rumah jika ada pencuri. yang memasuki rumah.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Internet of Things
Hari ini, kita hidup di era teknologi pintar yang mewakili "komputasi di mana-mana" atau "web 0.3"[7].
Penggunaan internet di masa depan dapat mendominasi semua pekerjaan yang dilakukan dan mengalahkan
kemampuan komputasi manusia seperti pengontrolan peralatan elektronik dari jarak jauh menggunakan media
internet. Semua objek memiliki IP sebagai alamatnya dan dapat dilacak[8].
Tren teknologi yang akan mempengaruhi bidang IT dalam lima tahun ke depan akan ditata oleh Gartner
dan di antaranya adalah Internet of Things. Internet of Things adalah sebuah konsep atau paradigma yang
mempertimbangkan keberadaan berbagai hal/objek/aplikasi/layanan lain di lingkungan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan mencapai tujuan bersama. Semua objek memiliki IP sebagai alamatnya dan dapat
dilacak[9]. Internet of Things didefinisikan sebagai penemuan yang dapat memecahkan masalah yang ada
dengan menggabungkan teknologi dan dampak sosial, sedangkan jika dilihat dari teknik standarisasi IoT dapat
digambarkan sebagai infrastruktur global untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.[10].
Setiap peralatan yang digunakan dalam kehidupan mulai dari alat transportasi, alat rumah tangga, dan
industri dapat terkoneksi dengan internet dan pemantauan dapat dilakukan dengan lebih mudah dan dapat
dilakukan dimana saja. Menurut Betts[11], akan ada banyak menara teknologi yang mengacu pada IoT, seperti
mesin komunikasi, jaringan seluler dan telekomunikasi, aplikasi, perangkat pintar, dan keamanan. Namun,
semua itu tidak bisa diprediksi untuk masa depan
perkembangan.
2.2 Berkedip
Berkedip (Gambar 1) adalah platform baru yang memungkinkan Anda membangun antarmuka dengan
cepat untuk mengontrol dan memantau proyek perangkat keras dari perangkat iOS atau Android[12]. Setelah
mengunduh aplikasi Blynk, kita dapat membuat project dashboard dan mengatur tombol, slider, grafik, dan
widget lainnya ke layar. Menggunakan widget, Anda dapat menghidupkan dan mematikan pin atau
menampilkan data dari sensor. Blynk sangat cocok untuk berinteraksi dengan proyek sederhana seperti
memantau suhu atau menyalakan dan mematikan lampu dari jarak jauh. Blynk adalah Internet of Things (IoT)
yang dirancang untuk membuat remote control dan membaca data sensor dari perangkat Arduino atau
ESP8266 dengan cepat dan mudah.
Gambar 1.Berkedip
2.3 ArduinoUNO
Mikrokontroler adalah komputer pada sirkuit terpadu tunggal yang mencakup CPU, RAM, beberapa
bentuk ROM, dan port I/O[13]. Ini berisi inti prosesor, memori dan peralatan input / output. Mikrokontroler
Arduino merupakan board mikrokontroler yang sangat populer dan telah diakui keunggulannya. Arduino
adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama
yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan tipe AVR dari perusahaan ATMEL.
Wemos D1 R1 (Gambar 2) merupakan perangkat mikrokontroler yang dilengkapi dengan modul Wi-Fi
ESP8266. Wemos D1 R1 memungkinkan pengguna untuk membuat rangkaian yang dapat terhubung ke
internet dengan input/output yang cukup banyak. ESP8266 memiliki kemampuan pemrosesan dan
penyimpanan papan yang memungkinkannya diintegrasikan dengan sensor dan perangkat khusus aplikasi
lainnya melalui GPIO dengan pengembangan awal yang minimal dan pemuatan minimal selama waktu
pemrosesan[14].
Beranda jurnal:http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKISurel:jiteki@ee.uad.ac.id
ISSN 2338-3070 Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) 103Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
Gambar 2.Wemos D1 R1
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode dalam perancangan prototipe smart lock adalah metode Research and Development (RnD).
Model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yang terdiri dari Analisis, Desain,
Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi[15]. Prosedur dalam penelitian ini dapat dijelaskan padaGambar
5.
Pengembangan Prototype Smart Lock Berbasis Internet Of Things with ESP8266 (Firza Fadlullah)
104Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) ISSN 2338-3070 Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
Gambar 5.Prosedur Pengembangan
BerdasarkanGambar 5, masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut. Langkah pertama untuk
mengetahui kondisi lapangan, peneliti melakukan observasi dan studi pustaka. Analisis yang dilakukan peneliti
adalah gap antara permasalahan yang ada di lapangan dengan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat
Statistik, tujuan instruksional, tujuan yang ditargetkan, strategi dan solusi yang diberikan, dan terakhir
menyusun rencana program berdasarkan tujuan yang akan dituju.
Untuk mencari celah permasalahan, peneliti terlebih dahulu mencari permasalahan melalui studi literatur
dengan melihat data statistik yang berkaitan dengan tingkat pencurian yang terjadi di Indonesia melalui data
yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan data tahun 2018. Data tersebut menyebutkan bahwa
tingkat pencurian yang yang terjadi di Indonesia selama tahun 2018 berada pada kisaran 11,42 - 73,76 persen
pada masing-masing provinsi. Setelah mendapatkan data, peneliti melakukan observasi di perumahan Permata
Balaraja dan menemukan bahwa pengaman yang terpasang di setiap rumah masih menggunakan kunci rumah
biasa. Jika terjadi pencurian di dalam rumah, tidak ada pemberitahuan khusus kepada pemilik rumah jika ada
pencurian atau orang lain selain pemilik rumah yang masuk ke dalam rumah.
3.1 Desain
Desain yang dibuat merupakan tahap awal sebagai desain prototipe smart lock. Peneliti berharap dengan
adanya alat ini sistem keamanan yang ada menjadi lebih baik sehingga dapat menekan tingkat pencurian.
Berikut adalah desain yang digunakan pada Prototype Smart Lock Berbasis Internet of Things (IoT) Dengan
ESP8266.
Pada bagian proses terdapat papan Wemos D1 R1. Board ini merupakan otak dari rangkaian ini dimana
pada board ini semua perintah yang diinginkan oleh developer akan dijalankan. Di board ini juga terdapat
modul WiFi yang digunakan untuk menghubungkan perangkat dengan koneksi internet. Koneksi internet
digunakan disini agar prototype dapat dioperasikan melalui smartphone yang sudah terhubung dengan koneksi
internet. Sehingga keadaan kunci rumah bisa terlihat saat pemilik rumah tidak ada di rumah.
Pada bagian output terdapat solenoid lock dan juga buzzer. Kunci solenoid digunakan sebagai kunci pintu
elektromagnetik dimana solenoid akan beroperasi ketika mendapat perintah dari smartphone pengguna atau
melalui sensor PIR. Sedangkan buzzer akan beroperasi saat mode maling diaktifkan saat rumah dalam keadaan
kosong. Sehingga ketika sensor PIR yang terhubung dengan buzzer mendeteksi seseorang maka buzzer akan
aktif dan akan memberitahukan kepada pengguna melalui e-mail.
surat.
Pengembangan Prototype Smart Lock Berbasis Internet Of Things with ESP8266 (Firza Fadlullah)
106Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) ISSN 2338-3070 Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
3.2 Pengembangan
Pada penelitian ini dilakukan proses pengembangan berupa perancangan model rumah dan perancangan
prototype smart lock berbasis IoT dengan ESP8266 yang meliputi:
3.2.1Prototipe Rumah
Pada perancangan model rumah untuk pengujian prototype smart lock, bahan yang digunakan adalah
triplek setebal 12mm dengan panjang 1,22m dan lebar 2,44m. Tahapan perancangan model rumah dapat
digambarkan sebagai berikut: Pengukuran pada papan triplek, Pemotongan papan triplek, Perataan papan
triplek dan Perakitan model rumah.
3.2.2Kunci Cerdas
Dalam perancangan prototipe smart lock yang terdiri dari beberapa komponen antara lain Wemos D1 R1
sebagai pemroses atau otak perangkat, sensor PIR sebagai Input Hardware, Solenoid Lock dan Buzzer sebagai
Output, serta smartphone yang digunakan untuk mengontrol prototipe dari jarak jauh. Tahapan perancangan
Prototype Smart lock dengan ESP8266 akan dijelaskan padaAngka 8.
Gambar 8.Bagan Alir Program
Berdasarkan flowchart program diAngka 8, yang terdiri dari sensor dan aplikasi Blynk sebagai input,
solenoid lock dan buzzer sebagai output. Langkah pertama adalah mendefinisikan pin sebagai input atau
output. Ketika pin sudah ditentukan, program akan memanggil beberapa file berupa library, kemudian
menghubungkan board Wemos D1 R1 dengan aplikasi Blynk.
Peneliti menggunakan 8 pin untuk rangkaian input dan output. 3 pin untuk input dan 5 pin untuk output.
Selain menggunakan input/output dengan hardware, peneliti juga menggunakan smartphone yang telah
dimediasi dengan aplikasi Blynk. Pada aplikasi ini peneliti menggunakan 2 buah tombol untuk memberikan
perintah pada solenoid lock 1 dan solenoid lock 2. Ketiga pin input tersebut dihubungkan dengan sensor PIR.
PIR Sensor 1 digunakan untuk mengontrol solenoida 1, PIR Sensor 2 digunakan untuk mengontrol solenoida
2, dan PIR Sensor 3 digunakan untuk mengontrol buzzer.
Keluaran yang digunakan peneliti hanya 3, namun peneliti menggunakan 5 pin untuk keluarannya,
dimana 3 pin keluaran menerima perintah dari Sensor PIR, sedangkan 2 pin keluaran lainnya mendapatkan
perintah dari aplikasi Blynk. Sensor PIR mengeluarkan sinyal berupa sinyal digital yang diambil dari pin
board Wemos D1 R1 sedangkan aplikasi Blynk mengeluarkan perintah berupa sinyal virtual yang tidak
menggunakan pin pada board Wemos D1 R1.
Beranda jurnal:http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKISurel:jiteki@ee.uad.ac.id
ISSN 2338-3070 Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) 107Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
Setiap komponen dipasang sesuai pin yang digunakan pada board Wemos D1 R1. Sensor PIR
menggunakan pin D3, D4 dan D7. Sedangkan untuk pin relay yang terhubung ke solenoid dan buzzer
disematkan D5, D6, D9, D2, dan D10. PIR 1 pada pin D3 dihubungkan ke pin D2 sebagai relay 1. Pin D4
sebagai PIR 2 dihubungkan ke pin D5 sebagai relay 2, dan pin D7 dihubungkan ke pin D6 sebagai relay 3.
Untuk relay 1 dan 2 dihubungkan ke solenoid lock 1 dan 2, sedangkan untuk relay 3 dihubungkan dengan
buzzer. Pin D9 dan D10 digunakan sebagai relay 4 dan 5 yang dihubungkan ke solenoid juga, namun perintah
yang didapat dari relay ini merupakan perintah dari smartphone dengan aplikasi Blynk.
Set pin ini dilakukan pada software Arduino IDE dimana bahasa yang digunakan adalah bahasa C yang
diupload ke board Wemos D1 R1 menggunakan kabel USB. Dalam Arduino IDE ini, program yang diunggah
terdiri dari kepala program, bagian inisiasi variabel atau pengaturan, dan bagian utama program atau loop.
Kepala program ini berisi variabel-variabel yang akan digunakan dalam program utama dan juga untuk
menambahkan file-file program yang dibutuhkan.
Kepala program ini berisi file-file yang dibutuhkan atau disebut juga dengan library. Selain perpustakaan,
peneliti juga memasukkan beberapa komponen yang digunakan dalam program ini. Salah satunya adalah
informasi tentang token, Wi-Fi SSID dan Wi-Fi Password. Token ini adalah alamat yang digunakan untuk
menghubungkan perangkat keras dengan aplikasi Blynk. Token ini didapat dari aplikasi Blynk dengan
mengirimkannya ke email pengguna. Sedangkan SSID dan Password Wi-Fi digunakan untuk menghubungkan
hardware dengan Wi-Fi yang sedang digunakan. Karena perangkat yang akan dikembangkan akan
dioperasikan dengan koneksi internet sehingga membutuhkan alamat Wi-Fi yang digunakan. Juga, kepala
program berisi informasi tentang pin yang digunakan dan namanya. Karena program ini menggunakan sensor
PIR sebagai inputnya, maka fungsi last time juga ditambahkan pada bagian kepala program sehingga ketika
objek tidak mengenai sensor lagi maka output akan mati secara otomatis.
Pada bagian kedua, terdapat setup yang digunakan untuk menginisiasi atau menamai variabel yang
digunakan dalam program ini. Inisiasi yang dimaksud adalah memberi nama dan membuat pin apa yang ada
pada pin yang digunakan dalam program. Sebagai contoh LED1 yang pada bagian program adalah pin D5
sebagai outputnya. Setelah bagian setup, terdapat bagian loop dimana bagian ini merupakan bagian terpenting
dari program. Pada bagian loop ini digunakan beberapa fungsi antara lain fungsi IF, ELSE dan ELSE IF.
Fungsi IF-ELSE digunakan untuk membandingkan variabel dengan kondisi logika. Misalnya, jika variabel
bernilai 1, maka pernyataan 1 akan dieksekusi, tetapi jika tidak, maka pernyataan 2 akan dieksekusi.
Pengembangan Prototype Smart Lock Berbasis Internet Of Things with ESP8266 (Firza Fadlullah)
108Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) ISSN 2338-3070 Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
3.2.4 Implementasi
Tahap implementasi dilakukan setelah produk dievaluasi dan disetujui oleh ahli produk. Peneliti
melakukan pengujian kinerja produk untuk mengetahui kinerja masing-masing komponen. Komponen yang
diuji meliputi papan Wemos D1 R1, sensor PIR, kunci solenoid, dan baterai baterai. Hasil pengujian
komponen yang digunakan pada prototipe smart lock dapat dilihat pada hasil dan pembahasan.
3.3 Evaluasi
Tahap evaluasi ini merupakan tahap dimana penulis melihat kelayakan produk yang telah dikembangkan
untuk digunakan setelah melewati proses evaluasi. Proses evaluasi dilakukan oleh tiga evaluator yang
merupakan ahli produk. Evaluator ini terdiri dari 2 orang dosen Program Studi Pendidikan Vokasi Teknik
Elektro UNTIRTA dan 1 orang guru di SMKN 1 Cikande.
Penilaian yang dilakukan ahli produk ini berupa kelayakan dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek kualitas,
aspek teknis, dan aspek manfaat. Proses evaluasi ini dilakukan setelah proses implementasi selesai. Penilaian
ini dilakukan di lab dan bengkel Pendidikan Vokasi Teknik Elektro UNTIRTA jurusan Elektronika Industri di
SMKN 1 Cikande.
Proses evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan produk agar produk yang telah
dikembangkan dapat dipasarkan dan digunakan oleh banyak orang. Evaluasi ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner yang berisi 20 pernyataan dengan 4 skala penilaian, mulai dari sangat setuju hingga
sangat tidak setuju. Saran yang telah didapatkan dari ahli produk dikumpulkan dan diolah untuk mengetahui
kelayakan produk yang telah dikembangkan.
1 5V Dapat Digunakan
2 Reset Dapat Digunakan
3 3,3V Dapat Digunakan
4 5V Dapat Digunakan
5 GND Dapat Digunakan
6 GND Dapat Digunakan
7 VIN Dapat Digunakan
8 A0 Dapat Digunakan
9 RX ← D0 Dapat Digunakan
10 TX →D1 Dapat digunakan
11 D2 Tidak dapat digunakan
12 D3 Dapat Digunakan
13 D4 Dapat Digunakan
14 D5 Dapat Digunakan
15 D6 Dapat Digunakan
16 D7 Dapat Digunakan
17 D8 Dapat Digunakan
18 D9 Tidak dapat digunakan
19 D10 Dapat Digunakan
20 D11 Dapat Digunakan
21 D12 Dapat Digunakan
22 D13 Dapat Digunakan
23 GND Dapat Digunakan
Beranda jurnal:http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKISurel:jiteki@ee.uad.ac.id
ISSN 2338-3070 Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) 109Vol. 5, Tidak. 2, Desember 2019,
hlm. 101-1 101~1
Q14
D15
24 Dapat digunakan
25 Dapat digunakan
BerdasarkanTabel 1, dari 25 pin yang dimiliki oleh board W1 D1 R1 peneliti menggunakan 10 pin
sebagai input output. Diperkirakan 2 pin input/output tidak dapat digunakan. Wemos ini. Tegangan maksimum
itu dapat diterima oleh board ini adalah 5V.
Pengembangan Prototype Smart Lock Berbasis Internet Of Things with ESP8266 (Firza Fadlullah)
110Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) ISSN 2338-3070 Vol. 5, Tidak. 2, Desember 2019,
hlm. 101-1 101~1
4.2Diskusi
Sistem keamanan merupakan hal penting yang harus dipasang di dalam rumah. Hal ini dapat mengurangi
kemungkinan pencurian yang akan terjadi di dalam rumah. Prototipe Smart Lock yang dikembangkan
bertujuan untuk mengurangi angka kriminalitas tingkat pencurian dalam bentuk yang terjadi di rumah.
Prototipe ini dilengkapi dengan papan Wemos D1 R1 yang adalah otak dalam sistem ini dan dilengkapi
dengan modul Wi-Fi yang memungkinkan papan untuk dihubungkan ke Internet. Pada input/output, terdapat
sensor PIR dan kunci solenoid. Sensor PIR digunakan untuk membuka/menutup mengunci ketika pemilik
rumah berada di dalam rumah. Selain itu, sensor PIR juga digunakan untuk mendeteksi orang asing yang
masuk rumah saat rumah kosong dan akan memberikan pemberitahuan langsung ke sekitar rumah dan pemilik
rumah. Notifikasi yang didapatkan di sekitar rumah adalah alarm yang dihasilkan oleh buzzer yang dipasang di
dinding luar rumah. Bahwa pemberitahuan kepada pemilik rumah berupa email yang diterima oleh pemilik
rumah ketika a asing memasuki rumah.
Berdasarkan hasil tes diTabel 1, dua pin tidak dapat digunakan sebagai input/output. Hal ini dikarenakan
peneliti kesalahan saat memasukkan tegangan di sirkuit. Pada sistem ini peneliti menggunakan 3 pin sebagai
masukan dan 5 pin sebagai keluaran. Dari total 15 pin input/output yang terdapat pada papan Wemos, hanya 8
pin yang digunakan oleh peneliti. Ini memungkinkan untuk menambahkan output atau input yang ingin Anda
gunakan di rumah.
Meja 2adalah tabel hasil pengujian pada sensor PIR. Proses pengujian dilakukan dengan mengukur
maksimal radius yang dapat dijangkau oleh sensor yang telah diatur untuk digunakan pada prototype ini.
Berdasarkan data pada Tabel II, sensor PIR dapat bekerja dengan tegangan input 5V dan radius yang
digunakan pada prototipe ini adalah 90cm.
Data yang disajikan diTabel 3adalah data yang dimiliki oleh solenoid lock. Pengujian pada solenoid lock
bertujuan untuk menentukan tegangan yang digunakan dalam komponen ini. Berdasarkan data pada Tabel III,
solenoid lock dapat bekerja dengan tegangan input 12V dan di bawah spesifikasi produk. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Arafat[9]. itu kunci solenoid akan terkunci bila tidak mendapat tegangan, hal
ini membuat rumah tidak bisa terbuka bila tidak mendapatkan tegangan utama. Oleh karena itu diperlukan
sumber tegangan cadangan untuk mengatasi masalah tersebut
Di dalamTabel 4peneliti mendapatkan hasil tes pada baterai. Pengujian baterai ini bertujuan untuk
mengetahui kemampuan maksimum baterai untuk menjadi sumber utama sistem saat sumber daya utama
sedang padam. Peneliti melakukan pengujian selama 7 jam dengan sistem standby dan mendapatkan hasil
yang stabil. Ini memungkinkan baterai bertahan sebagai sumber cadangan untuk mengoperasikan sistem.
Setelah menguji setiap komponen, peneliti menguji keseluruhan sistem. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut, yaitu dapat bekerja dengan baik dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh peneliti. Semua ini
perintah diprogram di papan Wemos D1 R1. Gambar 10 merupakan produk akhir yang telah terpasang di
rumah model.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan mengenai perancangan prototype smart lock berbasis
internet of things dengan ESP8266, bahwa penelitian ini berhasil merancang pengaman rumah otomatis yang
dapat dikendalikan dari jarak jauh menggunakan smartphone. Pada pengujian komponen yang telah dilakukan,
didapatkan hasil bahwa setiap komponen bekerja dengan sangat baik dan sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan oleh pabrikan pada datasheet dari
Beranda jurnal:http://journal.uad.ac.id/index.php/JITEKISurel:jiteki@ee.uad.ac.id
ISSN 2338-3070 Jurnal Ilmiah Teknik Elektro Komputer dan Informatika (JITEKI) 111Vol. 5, Tidak. 2 Desember 2019,
hlm. 107-1 101~1
masing-masing komponen. Berdasarkan pengujian setiap komponen yang digunakan, diperoleh hasil berupa
pembacaan sensor PIR dengan radius 90 cm dengan sudut 120o dengan tegangan 5V, solenoid lock yang
menggunakan tegangan 12V, pin dari Board W1 D1 R1 yang mengalami error pada 2 pin input/outputnya, dan
baterai yang dapat digunakan sebagai sumber listrik cadangan saat sumber listrik utama padam lebih dari 5
jam.
REFERENSI
[1] B. P. Statistik, “Statistik Kriminal 2018,” in Badan Pusat Statistik, 2018, hal. 27.On line[2] T. Adiono, S. Fuada, S. F.
Anindya, I. G. Purwanda, dan M. Y. Fathany.Int. J.Adv. Komputer. Sains. Aplikasi, vol. 10, tidak. 5, hal. 445–449, 2019,
doi:10.14569/jacca.2019.0100556
[3] R. Manjunatha dan R. Nagaraja, “Sistem Keamanan Rumah dan Kontrol Akses Pintu Berbasis Pengenalan
Wajah,”Jurnal Riset Internasional Teknik dan Teknologi, penerbangan. 4, tidak. 3, hal. 437-442, 2017.On line[4] P.
Wibowo, S. A. Lubis, . Hermansyah, . Hamdani, and Z. Tharo, “Smart Home Security System Design Sensor Based on
Pir and Microcontroller,” Int. J.glob. Mempertahankan., vol. 1, tidak. 1 hal. 67, 2017, doi:10.5296/ijgs.v1i1.12053[5] Y. T.
Park, P. Sthapit, dan J. Y. Pyun, “Kunci pintu digital pintar untuk otomatisasi rumah,”IEEE Reg. 10 Tahun. Int. Konf.
Prosiding/TENCON, TIDAK. Februari 2009, 2009, doi:10.1109/TENCON.2009.5396038[6] S. Jensen dan C. D. Jensen,
“Penguncian Pintu Kedekatan,” 2016.beasiswa Google
[7] Z.H., H.A., dan M.M., “Internet of Things (IoT): Definisi, Tantangan, dan Arah Penelitian Terbaru,” Int. J.Komput.
Aplikasi, vol. 128, tidak. 1, hal. 37–47, 2015, doi:10.5120/ijca2015906430
[8] O.Vermesanet al., “Agenda penelitian dan inovasi strategis Internet of Things,”Aplikasi Internet Things. Dari Res.
Inovasi. untuk menandai. Menyebarkan., vol. 4, tidak. 4, hal. 7–142, 2017, doi:10.17148/iarjset/nciarcse.2017.21[9]
Arafat, “Sistem Pengaman Pintu Rumah Otimatis Berbasis Internet Of Things (IoT) Dengan ESP8266,” Technologia:
Jurnal Ilmiah, vol. 7, tidak. 4, hal. 262-268, 2016, doi:10.31602/tji.v7i4.661
[10] M. Gunturi, H. D. Kotha, and M. Srinivasa Reddy, “An overview of internet of things,”J.Adv. Res. Din. Sistem
Kontrol., penerbangan. 10, tidak. 9, hal. 659–665, 2018.Gerbang Riset Online
[11] R.Betts,Arsitektur untuk Internet of Things. 2016.On line
[12] “Blynk.” [On line]. Tersedia:https://docs.blynk.cc/. [Diakses: 02-Feb-2020].
[13] A. Hussain, M. Hammad, K. Hafeez, dan T. Zainab, “Memprogram Mikrokontroler,”Int. J.Komput. Aplikasi, vol.
155, tidak. 5, hal. 21–26, 2016, doi:10.5120/ijca2016912310
[14] N. Kolban, Buku Kolban tentang ESP32 & ESP8266, Kanada: Leanpub, 2017.On line
[15] Cabang R.M.,Desain Instruksional: Pendekatan ADDIE, vol. 53, tidak. 9. New York: Springer, 2009.
doi:10.1007/978-0-387-09506-6
Pengembangan Prototype Smart Lock Berbasis Internet Of Things with ESP8266 (Firza Fadlullah)