Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.

16 No 2 September 2020 1

RANCANG BANGUN SISTEM DETEKSI KEBAKARAN PADA RUMAH BERBASIS IoT


Bosar Panjaitan, S.Si., M.Kom, Rifki Ryan Mulyadi
Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik
Universitas Satya Negara Indonesia
Email: bosarpjtn@gmail.com, rifkiryanmulyadi164@gmail.com

ABSTRAK

Kebakaran rumah dapat terjadi tanpa kita sadari begitu saja dan bisa terjadi secara tiba-tiba, yang
disebabkan karena terjadinya kecelakaan seperti konsleting listrik, kebocoran gas LPG, percikan
rokok/korek api. Seperti didaerah Tridharma Utama 1 Cilandak Barat, Jakarta Selatan yang pernah
mengalami terjadinya kebakaran yang diakibatkan kelalaian dan terjadinya kecelakaan pada aliran
listrik. Terlalu lambatnya respon masyarakat akan terjadi kebakaran juga menjadikan faktor
kebakaran itu terjadi pada rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat untuk
memantau kondisi rumahnya agar tidak terjadinya kebakaran dengan rancang bangun sistem deteksi
kebakaran berbasis IoT. Dengan alat yang telah dibuat merupakan salah satu solusinya. Dengan
melalui aplikasi blynk alat ini dapat dimonitoring dan memberikan notifikasi pada e-mail berupa
peringatan terindikasi dan terjadinya kebakaran.

Kata Kunci : Alat pendeteksi kebakaran IoT, Blynk, notifikasi

ABSTRACT

House fires can occur without us noticing and can occur suddenly, caused by accidents such as
electrical circuits, LPG gas leaks, cigarette sparks/matches. As in the area of Abstract Utama 1
Cilandak Barat, South Jakarta has experienced a fire caused by negligence and an accident in the
flow of electricity. The slow response of the community to the fire also makes the fire factor occur in
the house. This research aims to make it easier for people to monitor the condition of their homes to
avoid fires by designing IoT-based fire detection systems. With the tools that have been created is one
solution. By blynk application this tool can be monitored and give notification on e-mail in the form of
indicated alerts and fire.

Keywords : Fire detection tools, IoT, Blynk, notifications


2 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kebakaran rumah dapat terjadi tanpa kita sadari begitu saja dan bisa terjadi secara tiba-tiba, yang
disebabkan karena terjadinya kecelakaan seperti konsleting listrik, kebocoran gas LPG, percikan
rokok/korek api. Banyak masyarakat yang cukup lambat merespon atau menyikapi hal tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kebakaran.Dan terkadang masyarakat juga belum
mengetahui nomer telfon pemadam atau juga masih banyak masyarakat memberikan informasi lokasi
kebakaran yang kurang akurat.

Untuk mengatasi suatu masalah yang terjadi seperti diatas maka penulis akan membuat alat
pendeteksi kebakaran dan menggunakan aplikasi Blynk. Dari hasil wawancara yang penulis lakukan
didaerah Tridarma Utama,Cilandak Barat atau tempat penulis tinggal, ada 6 kepala keluarga yang
penulis wawancarai tentang pembuatan alat ini. Dari ke-6 kepala rumah tangga yang penulis
wawancarai mendapatkan respon positif dan memberikan tangganpan kepada penulis.

Alat ini selain mempermudah pemadam untuk mengakses lokasi kebakaran juga mampu membantu
untuk cepat merespon korban untuk segara menghubungi pemadam dan segara melakukan tindakan
untuk mencegah terjadinya kebakaran. Karena itulah dirancang sistem terintegrasi yang secara
otomatis berbasis Internet of things(IoT).

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu: Bagaimana
perancangan sistem pendeteksi kebakaran pada rumah menggunakan arduino? Bagaimana cara
pengiriman data secara nirkabel menggunakan WiFi ESP8266 dan dapat mengirimkan suatu peta
lokasi terjadinya kebakaran menggunakan aplikasi Blynk?

Batasan Masalah
Didalam ruang lingkup penelitian ini adalah rancang bangun sistem deteksi kebakaran pada rumah
berbasis IoT. Maka diberi batasan masalah sebagai berikut
1. Rancang bangun system pendeteksi kebakaran berbasis IoT
2. Menggunakan sensor asap,suhu, dan api dan menggunakan arduino
3. Pengiriman data secara nirkabel menggunakan WiFi ESP8266

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tugas akhir ini disusun adalah:
1. Membuat suatu sistem pendeteksi kebakaran pada rumah
2. Membuat suatu sistem yang dapat mengirim suatu data/informasi secara nirkabel menggunakan
WiFi ESP826 dan dapat mengirimkan suatu peta lokasi terjadinya kebakaran melalui aplikasi
Blynk.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini disusun adalah:
1. Membuat masyarakat dapat untuk mengatasi kebakaran dengan adanya peringatan atau
pemberitahuan dari rancangan yang telah dibuat.
2. Mempermudah untuk mendapatkan lokasi terjadinya kebakaran kepada pemilik rumah dan
pemadam kebakaran.

Tinjauan Pustaka

A. Landasan Teori
Internet of Things Bicara mengenai Internet of Thing yang biasa disebut dengan IoT tidak ada
habisnya karena Internet of Things tidak mempunyai definisi tetap selalu ada saja bahasan entah itu
Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020 3

Gambar 1. Konsep Internet Of Things (IoT)

berasal dari suatu keseharian kita hingga benda-benda yang dapat dijadikan perangkat untuk
mempermudah aktivitas kita.
Jadi Internet of Thing (IoT) adalah sebuah konsep dimana suatu objek yang memiliki kemampuan
untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke manusia atau
manusia ke komputer. IoT telah dari konvergensi teknologi nirkabel, micro-
electromechanical systems (MEMS), dan Internet
Secara garis besar internet of things adalah sebuah konsep yang memiliki tujuan memperluas manfaat
dari konektivitas internet yang tersambung secara terus – menerus dan mampu mengidentifikasi diri
ke perangkat lain. Melalui internet kita bisa melakukan berbagi data, remote control, dan berbagai
hal.Saat sebuah objek terhubung ke internet, artinya objek tersebut bisa mengirim dan atau menerima
informasi. Kemampuan ini yang membuat objek tersebut “ Smart “.

1. Microcontroler
Microcontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya
terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya),
dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, Microcontroller adalah suatu alat elektronika digital
yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja microcontroller sebenarnya membaca dan menulis data.
Mikrokontroler digunakan dalam produk dan alat yang dikendalikan secara automatis, seperti sistem
kontrol mesin, remote controls, mesin kantor, peralatan rumah tangga, alat berat, dan mainan. Dengan
mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan
mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat
kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis.

2. Arduino dan Aplikasi Arduino


Menurut Damanhuri Hidayat, Miftahul Walid, Masdukil Makruf (2017) Arduino adalah sebuah
pengendali mikro board tunggal yang memiliki sifat terbuka (open source) yang diturunkan dari
platform berbasis Wiring. Pengendali ini dirancang untuk mempermudah penggunaan dalam berbagai
bidang elektronik.Aplikasi arduino yang terdiri dari bermacam proyek mikrokontroler arduino.dibuat
dengan konsep learning by doing yang akan membantu mempermudah memahami pemrograman serta
aplikasi arduino.
Defini dari arduino dalam garis besar adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik  open
source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis
AVR dari perusahaan Atmel.

3. Sensor DHT II
Sensor DHT11 adalah module sensor yang berfungsi untuk mensensing objek suhu dan kelembaban
yang memiliki output tegangan analog yang dapat diolah lebih lanjut menggunakan
mikrokontroler.Module sensor ini tergolong kedalam elemen resistif seperti perangkat pengukur suhu
seperti contohnya yaitu NTC.
Kelebihan dari module sensor ini dibanding module sensor lainnya yaitu dari segi kualitas pembacaan
data sensing yang lebih responsif yang memliki kecepatan dalam hal sensing objek suhu dan
kelembaban, dan data yang terbaca tidak mudah terinterverensi. Sensor DHT11 pada umumya
memiliki fitur kalibrasi nilai pembacaan suhu dan kelembaban yang cukup akurat.
4 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020

Gambar 2. Sensor DHT II


4. Sensor MQ-2
Menurut Damanhuri Hidayat, Miftahul Walid, Masdukil Makruf (2017) Sensor gas asap MQ-2 ini
mendeteksi konsentrasi gas dan asap yang mudah terbakar di udara dan outputnya berupa tegangan
analog.

Gambar 3. Ardunino

Sensor gas asap MQ-2 dapat langsung diatur sensitifitasnya dengan memutar trimpot. Sensor ini biasa
digunakan untuk mendeteksi kebocoran gas baik di rumah maupun di industri. Gas yang dapat
dideteksi diantaranya : LPG, i-butane, propane, methane, alcohol, Hydrogen, smoke.

5. Sensor Api
Sensor Api atau Flame Detector sensor yang mampu mendeteksi api dan mengubahnya menjadi
besaran analog representasinya. Flame sensor merupakan sensor yang mempunyai fungsi sebagai
pendeteksi nyala api yang dimana api tersebut memiliki panjang gelombang antara 760nm – 1100nm.
Sensor ini menggunakan infrared sebagai tranduser dalam mensensing kondisi nyala api.

Gambar 4. Sensor MQ-2

Dalam kebanyakan pertandingan kompetisi robot, pendeteksian akan nyala api misalny lilin masih
tetap jadi salah satu aturan yang umum dalam kompetensi lomba yang tidak akan pernah ditinggalkan.
Dikarena itulah sensor ini mempunyai peran yang vital yang berfungsi sebagai “mata” bagi robot
dalam menyelesaikan tugasnya menemukan posisi nyala api.

6. Ublox GPS Neo 7


Pada penelitian kali ini modul GPS yang digunakan adalah berjenis uBlox Neo 6M, jenis GPS ini
cukup dapat diandalkan karena memiliki keakuratan yang cukup baik dan juga beberapa fitur yang
cukup menguntungkan di antaranya terdapat baterai cadangan data, built-in elektronik kompas, dan
built-in antena keramik untuk menangkap sinyal dengan kuat.

7. Buzzer
 Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran
suara.Buzzer ini biasa dipakai pada sistem alarm.Juga bisa digunakan sebagai indikasi suara.Buzzer
adalah

Gambar 5. Flame Detector/Sensor Api

Gambar 6. Ublox GPS Neo


7
Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020 5

komponen elektronika yang tergolong tranduser.Sederhananya buzzer mempunyai 2 buah kaki yaitu
positive dan negative. Untuk menggunakannya secara sederhana kita bisa memberi tegangan positive
dan negative 3 - 12V.

Cara Kerja Buzzer pada saat aliran listrik atau tegangan listrik yang mengalir ke rangkaian yang
menggunakan piezoelectric terserbut.
Piezo buzzer dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan frekwensi di kisaran 1 - 6 kHz hingga
100 kHz.

8. Powerbank
Power Bank adalah sebagai pengisi daya gadget saat kita sedang berada diluar dan jauh dari sumber

Gambar 7. Buzzer
listrik.Fungsi power bank dapat disebut juga sebagai penyimpan daya atau dapat dianalogikan sebagai
batrei cadangan, namun untuk penggunannya kita tidak perlu mencopot batrei handphone, kita cukup
menacapkan kabel seperti saat kita men-charger menggunakan charger biasa.
Power bank memang khusus dibuat untuk orang-orang lapangan yang jarang masuk ruangan, dan
orang yang sering dalam perjalanan.Benda mungil itu memiliki bermacam-macam kapasitas daya
mulai dari ribuan mAh sampai puluhan ribu mAh.

Gambar 8. Power Bank

9. Kabel Jumper
Jumper pada sebuah komputer sebenarnya adalah connector penghubung sirkuit elektrik yang
digunakan untuk menghubungkan atau memutus hubungan pada suatu sirkuit.Jumper juga digunakan
untuk melakukan
setting pada papan Motherboard elektrik seperti motherboard komputer (Nabil, Kotak Sampah
Pintar Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno, 2018).

Kabel jumper adalah kabel yang lazimnya di gunakan sebagai penghubung antara Arduino Uno
Gambar 9. Kabel Jumper
dengan board atau Arduino Uno dengan sensor yang akan digunakan. Kabel jumper menghantarkan
listrik atau sinyal.Kabel jumper menghantarkan listrik atau sinyal melalui logam di dalamnya yang
bersifat konduktor. Ada tiga jenis kabel jumper yang dapat dilihat dari ujungnya, yaitu:
Male-Male Male-Female Female-Female

10. Blynk
Blynk adalah platform untuk aplikasi OS Mobile (iOS dan Android) yang bertujuan untuk kendali
module Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, WEMOS D1, dan module sejenisnya melalui Internet.
Aplikasi ini merupakan wadah kreatifitas untuk membuat antarmuka grafis untuk proyek yang akan
diimplementasikan hanya dengan metode drag and drop widget.
Blynk tidak terikat pada papan atau module tertentu.Platform aplikasi ini dapat mengontrol apapun
dari jarak jauh, dimanapun dan kapanpun. Dengan catatan terhubung dengan internet dengan koneksi
yang stabil(Faudin, 2017)
6 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020

11. Modul ESP 8266


ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat tambahan mikrokontroler
seperti Arduino agar dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP.
Modul ini membutuhkan daya sekitar 3.3v dengan memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access
Point dan Both (Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor, memori dan GPIO dimana
jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266 yang kita gunakan. Sehingga modul ini bisa berdiri
sendiri tanpa menggunakan mikrokontroler apapun karena sudah memiliki perlengkapan layaknya
mikrokontroler(Widiyaman, 2016). Selain Selain itu kita bisa memprogram perangkat ini
menggunakan Arduino IDE.Dengan menambahkan ESP8266 pada board manager kita dapat dengan
mudah memprogram dengan basic program arduino.
Ditambah lagi dengan harga yang cukup terjangkau, kamu dapat membuat berbagai projek dengan
modul ini.Maka dari itu banyak orang yang menggunakannya modul ini untuk membuat projek
Internet of Thinking (IoT).

Metode Penelitian

Metode Pengembangan Sistem


SDLC (Systems Development Life Cycle, Siklus Hidup Pengembangan Sistem) atau Systems Life
Cycle (Siklus Hidup Sistem), dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak, adalah proses
pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk
mengembangkan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem
komputer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem
perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: rencana (planning), analisis (analysis), desain (design),
implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance). (permana, 2017)
Berdasarkan metode penelitian di atas, maka dibagi dalam beberapa tahap yaitu sebagai berikut :

Tahap pertama :Membuat aspek studi kelayakan pngembangan sistem, mendefinisikan tujuan dan
ruang lingkup pengembangan.
Tahap Kedua : setelah observasi dan wawancara untuk menemukan permasalahan, kemudian
dilakukan studi pustaka, yaitu untuk mempelajari konsep perancangan alat sebagai solusi
permasalahan. Kemudian memenuhi kebutuhan analisis secara lengkap untuk menghasilkan desain.
Tahap ketiga : mendesain rancangan alat secara keseluruhan dan menentukan alur perangkat lunak
dan algoritma yang lengkap untuk pembuatan prototipe alat pendeteksi kebakaran.
Tahap keempat : melakukan codingan terhadap seluruh desain yang sudah dibuat. Codingan yang
dihasilkan masih berupa modul-modul yang akan digabungkan menjadi sebuah sistem.
Tahap kelima : modul-modul yang sudah digabungkan dan menjadi sebuah alat rakitan sesuai
perancangan kemudian dilakukan pengujian, apakah alat ini berhasil sesuai dengan perancangan
sebelumnya.
Tahap keenam : pada tahap ini dilakukan pemasangan dan proses perbaikan alat yang selalu update
data secara realtime. Dan melakukan uji coba alat kembali apakah berjalan dengan baik dan benar.

Analisa Masalah
Tahap pembangunan alat diawali dengan melakukan analisis terhadap apa saja yang menjadi
kebutuhan di daerah warga Tridharma Utama I RT.001/ RW.012 Cilandak Barat, untuk mengatasi
kebakaran yang terjadi dan dikhawatirkan dapat terulang lagi. Dalam wawancara yang dilakukan
kepada beberapa masyarakat yang pernah mengalami terjadinya kebakaran pada rumahnya
dikarenakan kelalaian dan terjadinya konsleting listrik.
C. Pemecahan Masalah
Untuk memecahkan masalah diatas, maka dibuatkanlah alat yang dapat mendeteksi kebakaran dengan
mengirimkan notification melalui aplikasi Blynk yang ada dismartphone. Menggunakan sensor asap
untuk mendeteksi asap, sensor suhu untuk mendeteksi suhu yang akan menentukan terdeteksi
kebakaran, dan sensor api yang akan menentukan terdeteksinya kebakaran melalui terdeteksinya
cahaya api antara alat dan sumber api.
Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020 7

Gambar 10. MetodeSDLC


Gambar 11. Analisa Sistem Usulan
Gambar 12. Analisa Sistem Berjalan

Gambar 13. Blok Diagram

Perbandingan
Pada perancangan ini, alat yang dibuat adalah dalam bentuk prototype.Namun, alat ini memberikan
perbandingan seperti Analisa Sistem Berjalan dan Analisa Sistem Usulan.
Analisa Sistem Berjalan
Dari Analisa Sistem Berjalan menjelaskan bahwa masyarakat yang masih terlalu lambat dalam
mengenai terjadinya kebakaran yang terjadi dirumahnya.

Analisis Kebutuhan Masukan


Dari sistem analisa sistem usulan disamping menjelaskan masyarakat yang menggunakan sistem alat
akan mendapatkan notifikasI secara real time jika skalanya kecil dan bila skalanya besar dianjurkan
untuk menghubungi pemadam kebakaran dengan nomer telpon yang tercantum di notifikasi dan
masyarakat mendapatkan notifikasi berupa email yang berisi peringatan dan denah tempat terjadinya
kebakaran . Tahap ini menentukan masukan apa yang sesuai dengan penelitian yang dibuat oleh
penulis untuk dapat memenuhi fungsi – fungsi pada alat yang digunakan. Kebutuhan masukan yang
dimaksudkan adalah informasi dari setiap sensor yang digunakan seperti sensor suhu, asap, dan api.
Dan informasi terdeteksinya kebakaran
.
Analisis Kebutuhan Keluaran
Keluaran yang harus dilakukan pada penelitian ini ialah mampu mengirimkan pemberitahuan
terdeteksinya kebakaran kepada perangkat yang dituju melalui jaringan wifi atau hotspot.
Flowchart Alat
8 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020

Di dalam menggambarkan urutan proses pada rangkain alat yang akan digunakan flowchart untuk
memperjelas proses. Dibawah ini akan digambarkan beberapa flowchart untuk masing-masing

Gambar 14. Flowmap Sistem

proses.
Flowchar sensor suhu
Pada Flowchart ini menjelaskan tentang alur proses jika sensor suhu membaca ketinggian nilai suhu
40o maka Buzzer berbunyi setelah itu akan mengirimkan notifikasi ke aplikasi Blynk.

Gambar 15. Flowchart sensor suhu

Flowchar sensor asap


Pada Flowchart ini menjelaskan tentang alur proses jika sensor asap membaca adanya asap dengan
nilai tinggi maka akan mengirimkan data digital ke aplikasi Blynk dan buzzer berbunyi setelah itu
mengrimkan notifikasi.

Gambar 16. Flowchart sensor asap

Flowchart sensor Api


Pada Flowchart ini menjelaskan tentang alur proses jika sensor api menggunakan metode optic
mendeteksi adanya api dengan membaca penyerapan cahaya pada panjang gelombang sesuai jarak
yang ditentukan maka Buzzer berbunyi setelah itu akan mengirimkan notifikasi
Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020 9

Gambar 17. Tampilan Alat


IV. Hasil dan Pembahasan
A. Implementasi Sistem
Setelah rangkaian program telah terpasang pada alat maka selanjutnya adalah pengujian sistem pada
alat yang akan digunakan. Dan melihat hasil kerja yang diberikan oleh alat berupa notfikasi Blynk dan
mengirim kan denah lokasi melalui Email.
.
Alat akan memberikan informasi kepada pengguna melalui notifikasi dari Aplikasi Blynk, Email dan
Buzzer berbunyi. Ketika dari ketiga sensor mendeteksi adanya Api,suhu,dan asap.

Notifikasi yang diberikan pada aplikasi blnyk apabila sensor berhasil mendeteksi Api,asap,atau suhu
yang sudah diatur melalui program yang telah terpasang pada alat.

Setelah alat telah mendeteksi sensor yang telah diatur sesuai notifikasi yang telah diberikan aplikasi
Blynk akan memberikan notifikasi kepada pengguna melalui email, berupa informasi yang terjadi
pada rumah dengan peringatan yang telah sesuaikan dan juga denah alamat letak terjadinya
kebakaran menggunkan Google Maps.

Gambar 18. Notifikasi dari Blynk


Gambar 19. Pesan dari Email

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian terhadap rancang bangun alat prototype
pendeteksi kebakaran pada rumah berbasis IoT yang dibuat guna
Gambar 20. Notifikasi dari Blnyk untuk membantu masyarakat RT 001 RW 012 Cilandak Barat
memantau kondisi rumah apabila terindikasi atau terjadinya kebakaran, dapat disimpulkan bahwa alat
ini berfungsi sesuai harapan.Alat ini dapat memudahkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari.
Dengan adanya alat ini masyarakat yang menggunakannya dapat memantau kondisi rumah apabila
terindikasi dan terjadi kebakaran setiap detik melalui informasi dan peringatan dari alat ini.

B. Saran
Rancang bangun alat berbentuk prototipe ini dapat dibuat versi aslinya agar manfaatnya dapat
langsung dirasakan oleh masyarakat. Alat pendeteksi kebakaran ini juga dapat dikembangkan dengan
ditambahkannya fitur notifikasi lainnya yang tersedia diaplikasi Blynk. Selain Aplikasi Blynk alat ini
juga bisa menggunakan aplikasi yang mungkin bisa lebih banyak memberikan informasi atau
peringatan

Daftar Pustaka

Dani sasmoko & Arei Mahendra.(2017). Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Kebakaran Berbasis IoT
dan SMS Gateway menggunakan Arduinno.
10 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.16 No 2 September 2020

Widyatmoko Putra Bahari, Ari Sugiharto.(2019). Rancang Bangun Alat Pendeteksi Kebakaran
Berbasis Internet Of Things (IoT.)

Damanhuri Hidayat, Miftahul Walid, Masdukil Makruf.(2017). Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas
LPG berbasis SMS Gateway.

Nabil, Muhammad Arif Maula.(2018). Kotak Sampah Pintar Menggunakan Sensor Ultrasonik
Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno.hlm. 17-57.

Ananda, R. (2018). 40 Project Robotic dan Aplikasi Android. Yogyakarta: deepublish.

Dharmawan, H. A. (2017). Mikrokontroller: Konsep Dasar dan Praktis. malang: Universitas


Brawijaya Press.

Nurasiah, N. 2014. System Infomation Development Plan of Tuition Payment by SDLC Waterfall
Method. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa.

Santoso, H. 2016. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula. Elangsakti.com.

Anda mungkin juga menyukai