Anda di halaman 1dari 6

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI


I.1 Tinjauan Pustaka
Banyak sistem penguncian pintu cerdas yang telah dikembangkan dan populer digunakan
untuk mendapat sistem kontrol penguncian yang lebih aman dan praktis. Beberapa dari sistem
penguncian pintu otomatis ini didasarkan pada RFID (Radio Frequency Identification). Pada
sistem RFID umumnya, tag atau transponder ditempelkan pada suatu objek. Setiap tag dapat
membawa informasi yang unik, di antaranya: serial number, model, warna, tempat perakitan, dan
data lain dari objek tersebut. Ketika tag ini melalui medan yang dihasilkan oleh pembaca RFID
yang kompatibel, tag akan mentransmisikan informasi yang ada pada tag kepada pembaca RFID,
sehingga proses identifikasi objek dapat dilakukan [1]. Penelitian mengenai sistem penguncian
pintu cerdas sudah banyak dilakukan menggunakan sensor yang berbeda, mikrokontroler yang
berbeda dan metode yang berbeda seperti bluetooth maupun IoT. Penelitian-penelitian
sebelumnya yaitu:
1. K. Dhondge, K. Ayinala, B.-Y. Choi, and S. Song, “Infrared Optical Wireless
Communication for Smart Door Locks Using Smartphones,” in 2016 12th International
Conference on Mobile Ad-Hoc and Sensor Networks (MSN). Pada penelitiannya
menggunakan Infrared sebagai sensor emitter untuk mengontrol kunci via smartphone.[3]
2. Bimo, M., Setiyono, B., & Sofwan, A. (2017). PERANCANGAN DOOR LOCK
SYSTEM PADA SMART HOME MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER
ATMEGA16 BERPLATFORM ANDROID. Transient: Jurnal Ilmiah Teknik
Elektro, 6(4), 575-581. Menggunakan mikrokontroller Atmega16. Pengendalian kunci
menggunakan aplikasi android dengan komunikasi web server database.[4]
3. Pandit, V., Majgaonkar, P., Meher, P., Sapaliga, S., & Bojewar, S. (2017, May).
Intelligent security lock. In 2017 international conference on trends in electronics and
informatics (ICEI) (pp. 713-716). IEEE. Mengontrol kunci menggunakan face id, dan
monitoring kamera dengan aplikasi seluler berbasis bluetooth.[5]
4. Iman, F. F., & Alfi, I. (2018). Purwarupa smart door lock menggunakan multi sensor
berbasis sistem Arduino (Doctoral dissertation, University of Technology Yogyakarta).
Pengendalian solenoid lock mengggunakan multisensor bebrbasis Arduino.[6]
5. Tamba, E. G. (2018). Rancang Bangun Sistem Keamanan Rumah Menggunakan Sensor
Proximty dan Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Atmega8535 dengan Laporan melalui
SMS. Berbasis GSM modul sim 800L mengirim alarm via sms.[7]
6. M. Artiyasa, I. H. Kusumah, F. Firmansyah, M. Arif, and M. Iriyanto, melakukan
penelitian studi perbandingan platform Internet of Things (IoT) untuk smart home.
Mikrokontroler yang digunakan adalah ESP8266. Platform aplikasi yang dibandingkan
adalah Web Things Speak dan aplikasi smartphone Blynk [2]
7. Adella, A. F., Putra, M. F. P., Taufiqurrahman, F., & Kaswar, A. B. (2020). Sistem Pintu
Cerdas Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis Internet Of Things. Jurnal Media
Elektrik, 17(3), 1-7. Menggunakan sensor ultrasonic untuk kendali pintu otomatis [8]
8. Setyawan, A., Prabowo, M. N., & Suseno, J. E. Rancang Bangun Sistem Keamanan
Pintar Pada Pintu Kamar Menggunakan Rfid, Password Dan Android Berbasis Arduino
Uno. Berkala Fisika, 23(1), 34-39. Pengontrolan kunci menggunakan RFID dan
password yang terambung ke smartphone melalui web.[9]
9. Pamungkas, P., & DR, R. N. R. (2020). Prototipe Smart Security pada Pintu
Menggunakan ESP32 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Monitoring dan alarm status keamanan pintu berbasis bluetooth.[10]
10. Prafanto, A., Budiman, E., Widagdo, P. P., Putra, G. M., & Wardhana, R. (2021).
Pendeteksi Kehadiran menggunakan ESP32 untuk Sistem Pengunci Pintu Otomatis. JTT
(Jurnal Teknologi Terapan), 7(1), 37-43. Pendeteksi kehadiran menggunakan bluetooth
Berbasis IoT menggunakan aplikasi BLYNK.[11]
I.2 Dasar Teori
I.2.1 Pintu Cerdas
Pintu cerdas merupakan pintu yang memberikan solusi kemudahan sistem penguncian
dengan memanfaatkan berbagai teknologi untuk peningkatan sistem keamananya. Sistem
penguncian cerdas menggantikan kunci konvensional lama dengan kunci digital. Kunci digital
memberi keuntungan kemudahan akses pembuka penguncian karena tidak perlu membawa
secara langsung dan memungkinkan kontrol dari jarak jauh [12].

I.2.2 Internet of Things (IoT)


Internet Of Things atau sering disebut IoT adalah sebuah gagasan dimana semua benda di
dunia nyata dapat berkomunikasi satu dengan yang lain sebagai bagian dari satu kesatuan sistem
terpadu menggunakan jaringan internet sebagai penghubung. Pada dasarnya perangkat IoT terdiri
dari sensor sebagai media pengumpul data, sambungan internet sebagai media komuniakasi dan
server sebagai pengumpul informasi yang diterima sensor dan untuk analisa.

Untuk mengakses internet, setiap individu membutuhkan suatu perangkat yang dapat
mempermudah dalam penggunaan dan pada saat ingin berpergian. Berkat perkembangan
teknologi, perangkat yang dapat digunakan untuk mengakses informasi ketika berada di mana
saja dan kapan saja dapat digunakan. Perangkat tersebut saat ini dikenal sebagai smartphone.
Saat ini penggunaan smartphone yang sudah menjamur hampir ke setiap lapisan masyarakat
menjadikannya salah satu perlengkapan yang wajib dimiliki. Hal ini karena kemudahan
penggunaan saat mencoba mengakses informasi, harga smartphone yang relatif murah
membuatnya tersedia bagi siapa saja yang membutuhkannya [10].

I.2.3 Mikrokontroler ESP32 Devkit V1

ESP32 adalah nama dari mikrokontroler yang dirancang oleh perusahaan yang berbasis di
Shanghai, China yakni Espressif Systems. ESP32 menawarkan solusi jaringan WiFi yang
mandiri sebagai jembatan dari mikrokontroler yang ada ke jaringan WiFi. ESP32 menggunakan
prosesor dual core yang berjalan di instruksi Xtensa LX16. Mikrokontroler ESP32 dapat
dijadikan pilihan untuk digunakan pada alat peraga interface mikrokontroler karena
mikrokontroler ini memiliki interface yang lengkap, juga memiliki WiFi yang sudah tertanam
pada mikrokontroler sehingga tepat untuk digunakan pada alat peraga atau trainer Internet of
Things. [8]
I.2.4 RFID Reader RC552
Sensor Radio Frequency Identification (RFID) adalah teknologi yang mampu
mengidentifikasi berbagai objek menggunakan gelombang radio. Sistem RFID terdiri dari 4
komponen:

 RFID tag (transponder) memiliki chip yang dapat menyimpan data berupa nomer ID
unik dan memiliki antena yang berfungsi untuk mentransmisikan data ke RFID reader
melalui gelombang radio yang dipancarkan RFID reader.
 Antena terdapat pada RFID tag (tag-antena) dan RFID reader (reader antena) atau
(interogator) yang berfungsi mentransmisikan data dari chip RFID tag ke RFID reader
melalui gelombang radio.
 RFID reader adalah perangkat yang kompatibel dengan RFID tag. RFID reader akan
memancarkan gelombang radio dan menginduksi RFID tag, kemudian RFID tag akan
mengirim data ID dari antena yang terdapat pada rangkaian RFID tag melalui gelombang
radio yang dipancarkan RFID reader.

Cara kerja dari RFID ditunjukkan pada Gambar II.2. Komponen utama RFID tag adalah
chip yang dapat menyimpan data atau informasi yang berisi nomor ID unik, chip ini terhubung
dengan tag-antena. Informasi atau data yang tersimpan dalam chip akan terkirim atau terbaca
melalui gelombang radio setelah tag-antena menerima pancaran gelombang radio dari reader-
antena kemudian reader akan meneruskan data ke mikrokontroler [9].

Reader dan tag berkomunikasi menggunakan medan elektromagnetik 13,56 MHz.


Bentuk reader RFID RC522 dapat dilihat pada Gambar II.3.

I.2.5 Kartu RFID


RFID tag adalah benda yang dipasang atau dimasukan di dalam sebuah produk, Gambar
II.4 menunjukan bentuk dari kartu RFID. Pemasangan tag ini bertujuan untuk melakukan
identifikasi dengan menggunakan gelombang radio.

Kartu RFID terdiri dari silicon microprocessor, metal coil dan encapsulating material.
Silicon microprocessor merupakan sebuah chip yang terletak di dalam sebuah tag, chip ini berisi
data berupa informasi yang disimpan secara elektronik. Metal coil merupakan sebuah komponen
yang terbuat dari kawat aluminium. Metal coil ini berfungsi sebagai antena. Encapsulating
material merupakan bahan yang membungkus kartu.

Kartu RFID dapat dibaca sampai beberapa centi meter selama tag tersebut masih bisa
terjangkau oleh reader. Kartu tersedia dengan kemampuan penyimpanan dari 512 byte sampai
64 kb, hal ini tergantung dari vendor dan jenis tag [6]
I.2.6 MC-38 Magnetic Sensor Switch

Magnetic switch merupakan saklar yang dapat merespon medan magnet yang berada
disekitarnya. Magnetic switch ini prinsip kerjanya seperti sensor limit switch yang diberikan
tambahan plat logam yang dapat merespon adanya magnet. Magnetic switch biasa digunakan
untuk pengamanan pada pintu dan jendela. Cara kerja magnetic switch adalah, switch akan dalam
kondisi tertutup (logika’0’) bila terdeteksi magnet, dan sebaliknya switch akan berada dalam
kondisi terbuka (logika’1’) bila tidak terdeteksi magnet [13]. Bentuk dari sensor magnetic switch
dapat dilihat pada agambar II.5
I.2.7 Solenoid Lock
Solenoid Door Lock adalah adalah alat elektronik yang dibuat khusus untuk pengunci
pintu. Alat ini sering digunakan pada kunci pintu otomatis. Solenoid ini akan bergerak/bekerja
apabila diberi tegangan. Tegangan Solenoid Kunci Pintu ini rata-rata yang dijual dipasaran
adalah 12 volt tapi ada juga yang 6volt dan 24volt. Pada kondisi normal solenoid dalam posisi
tuas memanjang / terkunci. Jika diberi tegangan tuas akan memendek/terbuka [14]. Gambar II.6
merupakan bentuk dari solenoid lock.

I.2.8 Relai
Relai adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus
listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi
(solenoid) di dekatnya Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya
magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus
dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke posisi semula dan kontak saklar
kembali terbuka. Kondisi kontak dapat berubah dari terbuka atau tertutup sesuai dengan
pemasangan relai, yaitu antara normally open atau normally closed. Jika dipasang pada normally
closed saat relai dinonaktifkan, maka kontak akan terbuka dan memutus koneksi ke sirkuit.
Begitupun sebaliknya jika dipasang pada normally open. Contoh bentuk relai satu chanel dapat
dilihat pada Gambar II.7
I.2.9 RTC 1307
Real Time Clock (RTC) merupakan chip dengan fungsi sebagai penunjuk waktu sesuai
pada saat waktu tersebut. Chip ini biasanya ditemukan berpasangan dengan sebuah baterai.
Sehingga, jika sebuah sistem yang menggunakan chip ini dimatikan atau mengalami power
down, maka RTC dapat tetap berfungsi sehingga ketika sistem dihidupkan kembali, waktu yang
ditampilkan tetap sesuai dengan waktu aslinya dan bukan melanjutkan waktu ketika sistem
tersebut dimatikan. Pada sistem yang dibangun, chip ini digunakan untuk menampilkan
informasi waktu yang nantinya direkam dengan modul microSD logger secara periodik pada
waktu yang telah ditentukan. Pin dan bentuk RTC 1307 dapat dilihat pada Gambar II.8

I.2.10 Kodular
Kodular adalah situs web yang menyediakan tools yang menyerupai MIT App Inventor
untuk membuat aplikasi Android dengan menggunakan block programming. Dengan kata lain,
anda tidak perlu mengetik kode program secara manual untuk membuat aplikasi Android.
Kodular inilah merupakan menyediakan kelebihan fitur yakni Kodular Store dan Kodular
Extension IDE yang bisa memudahkan developer melakukan unggah (upload) aplikasi Android
ke dalam Kodular Store, melakukan dalam pembuatan blok program extension IDE sesuai
dengan keinginan developer. Gambar II.12 menunjukan halaman awal ketika akan membuat
suatu project aplikasi pada Kodular.

Anda mungkin juga menyukai