Anda di halaman 1dari 53

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan teknologi saat ini sangat berkembang pesat, hal ini dapat dilihat

dari maraknya penggunaan peralatan elektronik otomatis sebagai alat bantu dalam

melaksanakan pekerjaan sehari-hari manusia, mulai dari pengaplikasian yang

sederhana maupun yang lebih canggih. Peralatan elektronik yang berbasiskan

mikrokontroler arduino memang memiliki manfaat yang luar biasa apabila

dikembangkan oleh para ahli dibidangnya.

Demikian juga halnya dengan zaman sekarang ini tingkat kriminalitas

banyak terjadi, khususnya tingkat kriminalitas pencurian yang semakin

meningkat, oleh karena itu sistem keamanan sangat dibutuhkan dalam berbagai

bidang pada kehidupan saat ini. Faktor materi dan privasi merupakan aspek

penting yang harus di jaga. Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini,

Turut membantu dan mengembangkan sistem keamanan yang handal, salah

satunya adalah dengan menciptakan suatu sistem keamanan pada kunci brankas

yang dapat bekerja secara sistematis sesuai dengan program yang dijalankan.

Sehingga sistem kemanan dapat dijalankan dengan lebih mudah dan aman, karena

brankas merupakan suatu alat yang sudah umum dipergunakan untuk menyimpan

suatu barang atau aset-aset dan surat-surat yang berharga.

Brankas merupakan tempat penyimpanan yang dianggap praktis dan sering

digunakan, Tapi sistem kemanan brankas saat ini masih memiliki resiko yang

tinggi untuk dibobol tanpa sepengetahuan pemiliknya. Dengan adanya hal tersebut

1
maka diperlukan suatu pengamanan yang canggih sesuai dengan perkembangan

teknologi. Salah satunya dengan menggunakan sensor pendeteksi e-KTP (RFID)

dan sensor sidik jari (fingerprint) berbasis arduino sebagai sistem keamanan kunci

brankas. Sensor pendeteksi e-KTP sangat efisien untuk kemanan karena hanya

dapat diakses dengan e-KTP yang sudah terdaftar didalam sensor, ditambah lagi

dengan sensor sidik jari yang merupakan sistem keamanan level tinggi, karena

hanya dapat diakses oleh seseorang yang sudah terdaftar sidik jarinya pada sensor

serta sidik jari tersebut tidak dapat dipalsukan oleh orang lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Bagaimana cara meningkatkan sistem keamanan kunci brankas?

2. Bagaimana cara merancang sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP

dan sidik jari berbasis arduino?

1.3 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini di batasi pada:

1. Komponen-komponen yang di gunakan dalam merancang sistem keamanan

kunci brankas dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino.

2. Software yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah software

Arduino IDE.

3. Bahasa Pemrograman yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah

bahasa pemrograman C.

2
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP dan

sidik jari berbasis arduino.

2. Merancang sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP dan sidik

jari berbasis arduino.

1.4.2 Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai panduan dalam merancang sistem keamanan kunci brankas

dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino.

2. Memberikan peluang kepada peneliti-peneliti untuk mengkaji lebih

dalam, serta mengembangkan dari hasil penelitian ini.

1.5 Metode Penelitian

1. Studi Literatur (Literature Study)

Yaitu studi yang dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan

serta landasan teori dari berbagai buku, referensi, dan sumber lainnya

yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

2. Metode Konsultasi

Yaitu dengan mendiskusikan data atau sumber mengenai

perancangan alat ini dengan dosen dan orang-orang yang telah mendalami

dan menguasai hal tersebut.

3
3. Studi Lapangan (Field Study)

Yaitu bagaimana menjelaskan mengenai konsep perancangan yang

akan digunakan serta pengumpulan komponen-komponen yang akan

dipakai dalam pelaksanaan penelitian.

4. Perancangan Alat (Implementasi Objek)

Yaitu tahap dimana hasil rancangan yang telah diperoleh dari

berbagai sumber di implementasikan dalam wujud nyata berupa

perancangan sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP dan sidik jari

berbasis arduino.

5. Pengujian (Testing)

Yaitu tahap dimana alat yang telah dibuat akan diuji guna

mengetahui sejauh mana perancangan sistem keamanan kunci brankas

dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino tersebut dapat berfungsi

sesuai dengan konsep yang diterapkan pada alat tersebut.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan proposal tugas akhir dilakukan dengan membagi

tiap-tiap bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

4
Bab II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori dasar yang mendukung penelitian ini

diantaranya teori dan fungsi dasar dari komponen-komponen yang digunakan

sebagai penelitian ini.

Bab III Metode Perancangan

Pada bab ini akan dibahas tentang cara pembuatan perancangan sistem keamanan

kunci brankas dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino, serta penulis

menganalisa secara blok maupun detail Bab III mengenai alat tersebut, serta

melakukan analisa dan pembahasan.

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Tahap ini di mana perancangan sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP

dan sidik jari berbasis arduino ini akan di uji guna mengetahui sejauh mana alat

tersebut dapat berfungsi sesuia dengan konsep yang di terapkan.

Bab V Penutup

Merupakan bab penutup dari penulisan tugas akhir ini di mana isinya mencakup

kesimpulan dari tugas akhir ini dan saran yang dilakukan untuk menyempurnakan

hasil penelitian ini di masa akan datang.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai perancangan sistem kunci pintar

(Smart Lock System) telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Berikut

adalah beberapa peneliti tersebut:

1. Eko Saputro, 2016. "Rancang Bangun Pengaman Pintu Otomatis

Menggunakan e-KTP Berbasis Mikrokontroler Atmega 328". Jurusan

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Univeritas Negeri Semarang, Semarang [1].

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan mikrokontroler ATmega 328

sebagai pusat pengolahan data, sensor e-KTP (RFID) dan tombol manual

(push button) sebagai input, LCD, buzzer dan selenoid door lock sebagai

output. Sistem pengunci pintu saat ini masih menggunakan kunci

konvensional, sehingga kurang efisien untuk rumah dengan banyak pintu

karena terlalu banyak kunci yang harus dibawa, selain itu kunci konvensional

mudah dibuka oleh pencuri. Sehingga diperlukan kunci yang lebih praktis dan

efisien, dari masalah tersebut penulis mempunyai gagasan untuk menghasilkan

alat pengaman pintu yang aman dan praktis berbasis RFID dengan

memanfaatkan e-KTP sebagai RFID tag. Berdasarkan hasil pengujian dapat

disimpulkan bahwa simulasi alat pengaman pintu dapat beroperasi dengan

baik, sesuai rancangan yang dibuat. RFID reader yang digunakan memiliki

frekuensi 13,56MHz yang diletakkan dalam box dengan tebal 2mm dapat

membaca ID e-KTP dengan jarak maksimal 1.8cm. Solenoid dapat membuka

6
pengunci pintu apabila ID e-KTP sesuai dengan memorimikrokontroler

ATmega 328, solenoid akan mengunci kembali dalam waktu 10 detik.

2. Annisya, Lingga Hermanto, Robby Candra 2017 “Sistem Keamanan Buka

Tutup Kunci Brankas Menggunakan Sidik Jari Berbasis Arduino Mega”.

Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Gunadarma, Depok [2]. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan arduino

mega sebagai pusat pengolahan data, sensor sidik jari (fingerprint) sebagai

input, LCD, buzzer dan selenoid door lock sebagai output. Berdasarkan hasil

analisis dan pengujian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa alat sistem

keamanan buka tutup kunci brankas menggunakan sidik jari berbasis arduino

mega dalam penelitian ini dapat bekerja optimal, yaitu dapat membuka

menggunakan sidik jari dan mengunci brankas menggunakan sidik jari atau

switch sehingga dapat meminimalkan tindak kejahatan pencurian terhadap

barang berharga. Alat ini mengunakan modul sidik jari optikal yang dapat

mendeteksi sidik jari dengan verifikasi sederhana.

2.2 KTP Elektronik

Kartu tanda penduduk elektronik atau biasa disebut e-KTP adalah kartu

tanda penduduk yang dibuat secara elektronik, dalam artian baik dari segi fisik

maupun penggunaannya berfungsi secara komputerisasi. Program e-KTP

diluncurkan oleh Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Program e-KTP

di Indonesia telah dimulai sejak tahun 2009 dengan ditunjuknya empat kota

sebagai proyek percontohan nasional. Adapun keempat kota tersebut adalah

Padang, Makasar, Yogyakarta dan Denpasar. Sedangkan kabupaten/kota lainnya

7
secara resmi diluncurkan Kementerian Dalam Negeri pada bulan Februari 2011

yang pelaksanannya dibagi dalam dua tahap.

Pelaksanaan tahap pertama dimulai pada tahun 2011 dan berakhir pada

30 April 2012 yang mencakup 67 juta penduduk di 2348 kecamatan dan 197

kabupaten/kota. Sedangkan tahap kedua mencakup 105 juta penduduk yang

tersebar di 300 kabupaten/kota lainnya di Indonesia.

Secara keseluruhan pada akhir 2012 ditargetkan setidaknya 172 juta

penduduk sudah memiliki e-KTP dan dari awal sampai akhir tahun 2013

perekaman data penduduk tetap berlanjut sampai seluruh penduduk Indonesia

wajib KTP terekam data pribadinya. Adapun bentuk fisik dari e-KTP seperti pada

Gambar 2.1 sebagai berikut:

Sumber: Putera, Implementasi Program KTP Elektronik (e-KTP) di Daerah Percontohan, 2011

Gambar 2.1 Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP)

2.2.1 Format KTP Elektronik

Struktur e-KTP terdiri dari sembilan layer yang mejadikan tingkat

keamanannya lebih baik dari KTP konvensional. Chip ditanam di antara plastik

putih dan transparan pada dua layer teratas. Chip ini memiliki antena didalamnya

yang akan mengeluarkan gelombang jika digesek. Gelombang inilah yang akan

8
dikenali oleh alat pendeteksi e-KTP sehingga dapat diketahui apakah KTP

tersebut berada di tangan orang yang benar atau tidak. Untuk menciptakan e-KTP

dengan sembilan layer, tahap pembuatannya cukup banyak, diantaranya:

1. Hole Punching, yaitu melubangi kartu sebagai tempat meletakkan chip,

2. Pick and Pressure, yaitu menempatkan chip di kartu,

3. Implanter, yaitu pemasangan antenna (pola melingkar berulang

menyerupai spiral),

4. Printing, yaitu pencetakan kartu,

5. Spot Welding, yaitu pengepresan kartu dengan aliran listrik,

6. Laminating, yaitu penutupan kartu dengan plastik pengaman.

e-KTP dilindungi dengan keamanan pencetakan seperti relief text,

microtext, filter image, invisible ink dan warna yang berpendar di bawah sinar

ultra violet serta anti copy design. Penyimpanan data di dalam chip sesuai dengan

standar internasional NISTIR 7123 dan Machine Readable Travel Documents

ICAO 9303 serta EU Passport Specification 2006. Bentuk KTP elektronik sesuai

dengan ISO 7810 dengan format seukuran kartu kredit yaitu 53,98 mm x

85,60 mm.

2.2.2 Keunggulan KTP Elektronik

Berdasarkan pernyataan menteri dalam negeri Gamawan Fauzi di situs

resmi e-KTP, e-KTP yang diterapkan di Indonesia memiliki keunggulan

dibandingkan dengan e-KTP yang diterapkan di RRC dan India. e-KTP di

Indonesia lebih komprehensif. Di RRC, kartu identitas elektronik (e-IC) nya tidak

dilengkapi dengan biometrik atau rekaman sidik jari. Di sana, e-IC hanya

9
dilengkapi dengan chip yang berisi data perorangan yang terbatas. Sedang di

India, sistem yang digunakan untuk pengelolaan data kependudukan adalah sistem

UID (Unique Identification Data), sedangkan di Indonesia namanya NIK (Nomor

Induk Kependudukan). UID diterbitkan melalui pendaftaran pada 68 titik

pelayanan, sedangkan program KTP-el di Indonesia dilaksanakan di lebih dari

6.214 kecamatan. Dengan demikian, e-KTP yang diterapkan di Indonesia

merupakan gabungan e-ID RRC dan UID India, karena e-KTP dilengkapi

dengan biometrik dan chip.

e-KTP juga mempunyai keunggulan dibandingkan dengan KTP biasa/KTP

konvensional, keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya:

1. Identitas jati diri tunggal,

2. Tidak dapat dipalsukan,

3. Tidak dapat digandakan,

4. Dapat dipakai sebagai kartu suara dalam Pemilu atau Pilkada (E-voting).

Selain itu, sidik jari yang direkam dari setiap e-KTP adalah seluruh jari

(berjumlah sepuluh), tetapi yang dimasukkan datanya dalam chip hanya dua jari,

yaitu jempol dan telunjuk kanan. Sidik jari dipilih sebagai autentikasi untuk

e-KTP karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:

1. Biaya paling murah, lebih ekonomis daripada biometrik yang lain,

2. Bentuk dapat dijaga tidak berubah karena gurat-gurat sidik jari akan

kembali ke bentuk semula walaupun kulit tergores,

3. Unik, tidak ada kemungkinan sama walaupun orang kembar.

10
2.3 Sidik Jari

Sidik jari adalah gurat-gurat yang terdapat di kulit ujung jari. Sidik jari

berfungsi untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-

benda lebih erat. Sistem pengamanan dengan mrnggunakan sidik jari sudah mulai

dipergunakan di Amerika oleh seorang bernama E. Henry pada tahun 1902. Henry

mengguanakan metode sidik jari untuk melakukan identifikasi pekerja dalam

rangka mengatasi pemberian upah ganda. Sistem Henry menggunakan pola

ridge (Ridge = punggung alur pada kulit, baik pada tangan atau kaki), yang

terpusat pola jari tangan, jari kaki, khususnya telunjuk. Untuk memperoleh

gambar pola ridge, dilakukan dengan cara menggulung jari yang diberi tinta pada

suatu kartu cetakan hingga dihasilkan suatu pola ridge yang unik bagi masing-

masing individu. Para pakar membuktikan bahwa tidak ada dua individu yang

mempunyai pola ridge yang serupa. Pola ridge tidaklah diwariskan. Pola ridge

dibentuk waktu embrio, dan tidak pernah berubah seumur hidup. Perubahan ridge

hanya dapat terjadi akibat trauma, missal akibat luka-luka, terbakar, penyakit, atau

penyebab lainnya. Sistem biometrika sidik jari merupakan sistem yang paling

banyak digunakan saat ini karena memiliki tingkat akurasi yang tingggi dan

mudah untuk diterapkan. Dari hasil penelitian ,ditemukan 9 macam pola utama

pappilary ridge, antara lain:

1. Loop: Terdiri dari satu atau lebih kurva bebas dari ridge dan sebuah delta.

2. Arch: Membentuk pola dengan ridge berada diatas ridge yang lain dalam

bentuk lengkungan umum.

11
3. Whorl: Pola ini terdiri dari satu atau lebih kurva bebas ridge dan dua buah

delta.

4. Tented Arch: Pola ini terdiri dari paling tidak sebuah ridge yang

melengkung keatas yang kemudian bercabang menjadi dua ridge.

5. Double Loop: Pola ini membentuk dua formasi lengkungan yang lalu

berpisah, dengan dua titik delta.

6. Central Pocket Loop: Terdiri dari satu atau lebih kurva ridge dan dua titik

delta.

7. Accidental: Pola ini mempunyai dua titik delta. Satu delta akan

berhubungan dengan lengkungan keatas, dan delta yang lain terhubung

dengan lengkungan yang lain.

8. Composite: Terdiri dari gabungan dua atau lebih pola yang berbeda.

9. Lateral Pocket Loop: Pola ini terdiri dari dua lengkungan yang terpisah.

Ada dua titik dua delta.

Sumber: Fanani Hidayati, Variasi Pola Sidik Jari pada Populasi Jawa dan Papua, 2015

Gambar 2.2 Contoh Pola Papillary Ridge

Sekitar 60% orang memiliki pola sidik jari loop. Sekitar 30% orang

memiliki pola whorl, sekitar 5% berbentuk arch, dan 5% sisanya adalah bentuk-

bentuk lainnya. Semua pola tersebut dapat dibedakan oleh mata biasa. Komputer

dapat menganalisa garis-garis perubahan arah bentuk ridge, dengan kemampuan

12
seperti mata manusia yang terlatih. Gambaran ukuran-ukuran karakteristik

anatomi pola tersebut dapat digambarakan pada tabel tabel 2.1 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Variasi Pola Ridge

Mempunyai ketegasan jarak ganda dari


Ridge permulaan ke-akhir, sebagai lebar ridges satu
dengan lainya.
Dua ridge dengan arah berbeda berjalan
Evading Ends
sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Dua ridge dengan arah berbeda berjalan
Bifurcation
sejajar satu sama lain kurang dari 3mm.
Ridges merobek; satu ridges tidaklah lebih
Hook
panjang disbanding 3mm.
Dua ridges dihubungkan oleh seper tiga
Fork
ridges tidak nlebih panjang disbanding 3mm
Bagian ridges adalah tidak lagi disbanding
Dot
ridges yang berdekatan.
Ridges merobek dan menggabungkan lagi di
Eye
dalam 3mm.
Ridges merobek dan tidak bergabung lagi,
Island kurang dari 3mm dan tidak lebih dari 6mm.
Area yang terlampir adalah Ridge.
Ridges tidak lebih panjang dibanding 6mm
Enclosed Ridge
antara dua ridges.
Yang tidak mempola menentukan
Enclosed Loop pengulangan antar dua atau lebih ridges
paralel.

Rare ridge membentuk seperti tanda tanya


Specialties
dan sangkutan pemotong.

Sumber: Fanani Hidayati, Variasi Pola Sidik Jari pada Populasi Jawa dan Papua, 2015

13
Area papillary ridge kadang-kadang dikenal sebagai pattern area.

Masing-masing pola papillary ridge menghasilkan suatu bentuk pola area yang

berbeda. Pusat gambar jari mencerminkan pola area, dikenal sebagai inti core

point. Bagian ridge yang berwujud dua parallel yang berbeda mengelilingi pola

area inti disebut type lines. Titik awal percabangan dua ridge disebut delta.

Proses perpecahan sebuah garis menjadi dua garis ridge disebut bifurcation.

Banyaknya persimpangan ridge di dalam pola area disebut suatu ridge count.

Komputer tormography dapat digunakan untuk mendeteksi titik-titik tersebut

berdasarkan sumbu koordinat x-y.

2.4 Arduino Uno R3

Arduino Uno R3 adalah board berbasis mikrokontroler ATmega328 yang

bersifat open-source, bekerja berdasarkan perangkat keras dan perangkat lunak

yang fleksibel dan mudah digunakan. Arduino Uno memiliki 14 pin digital (6 pin

dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator kristal 16

MHz, sebuah koneksi USB, sebuah konektor sumber tegangan, sebuah header

ICSP dan sebuah tombol reset. Pin-pin ini berisi semua yang diperlukan untuk

mendukung mikrokontroler, hanya terhubung ke komputer dengan kabel USB

atau sumber tegangan bisa didapat dari adaptor AC-DC atau baterai untuk

menggunakannya. Adapun bentuk fisik dari arduino uno seperti pada Gambar 2.3

sebagai berikut:

14
Sumber: Data Sheet Arduino Uno, 2008

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Arduino Uno

2.4.1 Spesifikasi Arduino Uno

Adapun spesifikasi arduino uno seperti pada tabel 2.2 adalah:

Tabel 2.2 Spesifikasi Arduino Uno

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage
7-12Volt
(recommended)
Input Voltage (limits) 6-20Volt
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40mA
DC Current for 3.3 V Pin 50mA
32 KB (ATmega328) of which 0.5
Flash Memory
KB used by bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
Sumber: Data Sheet Arduino Uno, 2008.

15
2.4.2 Pin-Pin Pada Arduino Uno

a. Pin Tegangan

Rentang yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 volt. Pin tegangan

yang tersedia adalah sebagai berikut:

 VIN. Input tegangan ke board arduino ketika menggunakan sumber

daya eksternal. Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini,

atau, jika Anda ingin memasok tegangan melalui colokan listrik,

gunakan pin ini.

 5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator

papan Arduino. Board dapat diaktifkan dengan tegangan, baik dari

colokan listrik DC (7 - 12V), konektor USB (5V), atau pin VIN board

(7-12V). Jika Anda memasukan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V

secara langsung (tanpa melewati regulator) dapat merusak papan

Arduino.

 3V3. 3.3 Volt dihasilkan oleh regulator on-board. Menyediakan arus

maksimum 50 mA.

 GND. Pin ground.

 IOREF. Pin ini pada board Arduino memberikan tegangan referensi

ketika mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi

dengan benar dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat

memilih sumber tegangan yang tepat agar dapat bekerja dengan 5V

atau 3.3V.

16
b. Pin Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai

input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan

digitalRead(). Mereka beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat

memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-

up internal (terputus secara default) dari 20-50 KΩ (Ohm). Selain itu,

beberapa pin memiliki fungsi spesial:

 Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin

ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.

 Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu

interrupt pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge,

atau perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk rinciannya.

 PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan

fungsi analogWrite().

 SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung

komunikasi SPI dengan menggunakan perpustakaan SPI.

 LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan

menyala ketika diberi nilai HIGH.

Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang

masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang

berbeda). Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt,

perubahan tegangan maksimal menggunakan pin AREF dan fungsi

17
analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki spesialisasi

fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDA dan A5 atau SCL mendukung

komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire. Ada beberapa pin

lainnya yang tertulis di board:

 AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan

dengan fungsi analogReference().

 Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya

digunakan untuk menambahkan tombol reset.

2.5 Sensor Fingerprint

Sensor yang digunakan untuk mendeteksi sidik jari menggunakan sistem

optikal, dimana pendeteksian dilakukan dengan pembacaan kontur (tinggi

rendahnya permukaan) sidik jari dan listrik statis tubuh. Hal ini menghasilkan

tingkat keamanan yang tinggi karena tidak dapat dipalsukan dengan fotocopy sidik

jari atau sidik jari tiruan. Adapun bentuk fisik dari sensor fingerprint seperti pada

Gambar 2.4 sebagai berikut:

Sumber: Data Sheet Sensor Fingerprint, 2014

Gambar 2.4 Bentuk Fisik Sensor Fingerprint

18
2.5.1 Spesifikasi Sensor Fingerprint

Adapun spesifikasi sensor fingerprint seperti pada tabel 2.3 adalah:

Tabel 2.3 Spesifikasi Sensor Fingerprint

Supply Voltage DC 3.6-6.0V

Operating Current 120mA

Peak Current 150mA

Fingerprint Imaging
<1.0 Seconds
Time

Window Area 14mm x 18mm

Signature File 256 bytes

Template File 512 bytes

False Accep Rate (FAR) 0.001% (Security Level 3)

False Reject Rate (FRR) 1.0% (Security Level 3)

Interface TTL Serial

Lighting Long Light/Flashing (Green Light)

Full Dimensions 56 x 20 x 21.5mm

Sumber: Data Sheet Sensor Fingerprint, 2014.

2.6 RFID

Sensor Radio Frequency Identification (RFID) adalah teknologi yang

mampu mengidentifikasi berbagai objek menggunakan gelombang radio. Sistem

RFID terdiri dari 4 komponen yaitu RFID tag (transponder), antena, reader, dan

interface software.

19
1. RFID tag (transponder) memiliki chip yang dapat menyimpan data berupa

nomer ID unik dan memiliki antena yang berfungsi untuk mentransmisikan

data ke RFID reader melalui gelombang radio yang dipancarkan RFID

reader.

2. Antena terdapat pada RFID tag (tag-antena) dan RFID reader (reader-antena)

atau (interogator) yang berfungsi mentransmisikan data dari chip RFID tag ke

RFID reader melalui gelombang radio.

3. RFID reader adalah perangkat yang kompatibel dengan RFID tag. RFID

reader akan memancarkan gelombang radio dan menginduksi RFID tag,

kemudian RFID tag akan mengirim data ID dari antena yang terdapat pada

rangkaian RFID tag melalui gelombang radio yang dipancarkan RFID reader.

4. Interface Softwareyang berfungsi untuk membaca data ID dari RFID reader

dan mengolah data tersebut sehingga dapat digunakan menjadi password.

Adapun bentuk fisik dari RFID seperti pada Gambar 2.5 sebagai berikut:

Sumber: Data Sheet Sensor Radio Frequency Identification (RFID), 2012

Gambar 2.5 Bentuk Fisik Sensor Radio Frequency Identification (RFID)

20
2.6.1 Spesifikasi Sensor RFID

Adapun spesifikasi Sensor Radio Frequency Identification (RFID) seperti

pada tabel 2.4 adalah:

Tabel 2.4 Spesifikasi sensor Radio Frequency Identification (RFID)

Operating Current 13-26mA/DC 3.3V


Idle Current 10-13mA/DC 3.3V
Sleep Current <80uA
Peak Current <30mA
Operating Frequency 13.56MHz
Mifare1 S50, Mifare1 S70, MIFARE
Support Card Tipes Ultralight, Mifare Pro, MIFARE
DESFire
Module Size 40mm x 60 mm
Data Transfer Rate Maximum 10Mbit/s
Sumber: Data Sheet Sensor Radio Frequency Identification (RFID), 2012.

2.7 LCD 16x2

LCD merupakan singkatan dari Liquid Cristal Display. LCD ini biasa

digunakan untuk peralatan elektronika seperti TV, komputer, dan perangkat

mobile lain. Display elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik

karakter, huruf ataupun grafik. LCD merupakan suatu jenis display elektronik

yang dibuat dengan teknologi yang bekerja dengan tidak menghasilkan cahaya

tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya terhadap front-lit atau

mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD berfungsi sebagai penampil data baik

dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik. Adapun bentuk fisik dari

LCD seperti pada Gambar 2.6 sebagai berikut:

21
Sumber: Data Sheet LCD 16x2, 2008.

Gambar 2.6 Bentuk Fisik LCD 16x2

2.7.1 Spesifikasi LCD 16x2

Adapun spesifikasi LCD 16x2 seperti pada tabel 2.5 adalah:

Tabel 2.5 Spesifikasi LCD 16x2

Power Voltage 4.5-5.5V

Input H. Level Voltage 2.2-5.0V

Input L. Level Voltage -0.3-0.6V

Output H. Level Voltage 2.4V

Output L. Level Voltage 0.4V

I/O Leakage Current -1-1.00uA

Suplay Current 2mA

LCD Operating Voltage 3.0-11.0V

Sumber: Data Sheet LCD 16x2, 2008.

22
2.7.2 Penjelasan Pin-Pin LCD 16x2

Adapun pin-pin pada LCD 16x2 seperti pada tabel 2.6 adalah:

Tabel 2.6 Penjelasan Pin-Pin LCD 16x2

No. Nama Pin Deskripsi


1. VCC + 5V
2. GND 0V
3. VEE Tegangan Kontras LCD
4. RS Register select, 0=Input Instruksi, I=Input Data
5. R/W I= Read ; 0= Write
6. E Enable Clock
7. D0 Data Bus 0
8. D1 Data Bus 1
9. D2 Data Bus 2
10. D3 Data Bus 3
11. D4 Data Bus 4
12. D5 Data Bus 5
13. D6 Data Bus 6
14. D7 Data Bus 7
15. Anode Tegangan Positif Backlight
16. Katode Tegangan Negatif Backlight
Sumber: Data Sheet LCD 16x2, 2008.

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah:

 Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari

mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses

penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)

dapat dibaca pada saat pembacaan data.

23
 Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari

atau ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data

tersebut ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal

Display) diantaranya adalah :

 Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin

ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat

dihubungkan dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler

dengan lebar data 8 bit.

 Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang

menentukan jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low

menunjukan yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high

menunjukan data.

 Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low

tulis data, sedangkan high baca data.

 Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

 Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin

ini dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan

dihubungkan ke ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar

5 Volt.

24
2.8 Buzzer

Buzzer merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

sinyal listrik menjadi getaran suara. Prinsip kerja buzzer yakni terdiri dari

kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri

arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau

keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan

dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan

diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan

menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah

selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). Buzzer dapat bekerja

dengan baik dalam menghasilkan frekuensi di kisaran 1-5 KHz hingga 100 KHz

untuk aplikasi Ultrasound. Tegangan operasional buzzer yang umum biasanya

berkisar diantara 3Volt hingga 12 Volt. Adapun bentuk fisik dari buzzer seperti

pada Gambar 2.7 sebagai berikut:

Sumber: Data Sheet Piezo Buzzer, 2017

Gambar 2.7 Bentuk Fisik Dan Struktur Buzzer

2.9 Relay Module

Relay adalah komponen elektronika yang berupa saklar atau switch

elektrik yang dioperasikan menggunakan listrik. Relay juga biasa disebut sebagai

komponen electromechanical atau elektromekanikal yang terdiri dari dua bagian

utama yaitu coil atau elektromagnet dan kontak saklar atau mekanikal.

25
Komponen relay menggunakan prinsip elektromagnetik sebagai penggerak

kontak saklar, sehingga dengan menggunakan arus listrik yang kecil atau low

power, dapat menghantarkan arus listrik yang yang memiliki tegangan lebih

tinggi. Berikut adalah gambar dan juga simbol dari komponen relay.

Sumber: Pratama, H. S, RFID Sebagai Pengaman Pintu Laboratorium, 2014

Gambar 2.8 Bentuk Fisik Relay Module

2.9.1 Cara Kerja Relay

Setelah mengetahui pengertian dan fungsi relay, berikut adalah cara kerja

atau prinsip kerja relay yang juga harus anda ketahui. Namun sebelumnya anda

perlu tahu bahwa dalam sebuah relay terdapat 4 buah bagian penting yakni

electromagnet (coil), armature, switch contact point (saklar), dan spring. Untuk

info lebih jelasnya silahkan lihat gambar di bawah ini.

Sumber: Data Sheet Relay, 2011

Gambar 2.9 Struktur Relay

26
Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa sebuah besi (iron core) yang

dililit oleh kumparan coil, berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut. Apabila

kumparan coil dialiri arus listrik, maka akan muncul gaya elektromagnetik yang

dapat menarik armature sehingga dapat berpindah dari posisi sebelumnya tertutup

(NC) menjadi posisi baru yakni terbuka (NO).

2.10 Selenoid Door Lock

Solenoid Door Lock adalah salah satu solenoid pengunci otomatis yang

difungsikan khusus sebagai solenoid untuk pengunci pintu secara elektronik.

Solenoid ini mempunyai dua jenis yaitu Normaly Close (NC) dan Normaly Open

(NO). Pada selenoid NC katup selenoid akan tertarik jika dialiri tegangan dan

katup akan memanjang jika tidak dialiri tegangan, sementara selenoid NO katup

selenoid akan memanjang jika dialiri tegangan dan katup akan tertarik jika tidak

dialiri tegangan,

Kebanyakan solenoid door lock membutuhkan input atau tegangan kerja

12V DC tetapi ada juga solenoid door lock yang yang hanya membutuhkan input

tegangan 5V DC dan sehingga dapat langsung bekerja dengan tegangan output

dari pin IC digital. Namun jika kita menggunakan solenoid door lock yang 12V

DC. Berarti kita membutuhkan power supply 12V dan sebuah relay untuk

mengaktifkannnya. Adapun bentuk fisik dari selenoid door lock tipe NC seperti

pada Gambar 2.8 sebagai berikut:

27
Sumber: Data Sheet Selenoid Door Lock, 2014

Gambar 2.10 Bentuk Fisik Selenoid Door Lock Tipe NC

2.11 Power Supply

Power supply yang digunakan pada perancangan sistem keamanan kunci

brankas dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino adalah 5V DC dan 12V DC.

Supply tegangan 5V DC digunakan pada sensor pendeteksi e-KTP, sensor sidik

jari, LCD 16x2 dan buzzer. Sedangkan untuk supplay tegangan 12V DC

dingunakan pada selenoid door lock. Rangkaian dari power supply yang

digunakan dapat dilihat seperti pada gambar 2.9 berikut ini:

Sumber: Iril Mare Arifana, Rancang Bangun Power Supply Swiching Dengan Arus Dan Tegangan

Terkendali, 2016

Gambar 2.11 Skema Rangkaian Power Suplay

Terdapat beberapa komponen pada catu daya dalam rangkaian,

diantaranya:

28
1) Trafo Step Down

Trafo step down merupakan suatu komponen yang berfungsi untuk

menurunkan tegangan AC 220 V menjadi tegangan AC variable sesuai

yang dibutuhkan. Model dari trafo yang digunakan pada power supply ini

adalah trafo ENGKEL.

2) Fuse

Fuse adalah alat yang dapat memutuskan arus listrik pada saat

terjadi hubung singkat (short) atau arus berlebih (over current) pada

rangkaian elektronika.

3) Dioda Bridge

Dioda bridge berfungsi untuk menyearahkan gelombang AC

menjadi gelombang DC.

4) Kapasitor

Kapasitor yang digunakan adalah kapasitor jenis Elektrolit,

berfungsi sebagai perata dan penyimpanan tegangan DC yang disearahkan

menggunakan dioda bridge.

5) Resistor

Resistor berfungsi sebagai penghambat atau penahan arus listrik

sebelum arus listrik tersebut disalurkan ke berbagai komponen lainnya

yang ada pada sebuah rangkaian elektronika.

29
6) Light Emitting Diode (LED)

LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat

memancarkan cahaya monokromatik melalui tegangan maju, pada

rangkaian ini LED digunakan sebagai indikator power supply.

7) IC LM7805 dan IC LM7812

IC LM7805 berfungsi untuk membatasi tegangan agar output yang

keluar maksimal 5V DC, supply tegangan 5V DC digunakan pada sensor

pendeteksi e-KTP, sensor sidik jari, LCD 16x2 dan buzzer. Sedangkan

untuk IC LM7812 berfungsi untuk membatasi tegangan agar output yang

keluar maksimal 12V DC, supply tegangan 12V DC dingunakan pada

selenoid door lock.

30
BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Waktu Dan Tempat Perancangan

Adapun waktu dan tempat penelitian tugas akhir yang berjudul

“Perancangan Sistem Keamanan Kunci Brankas Dengan e-KTP Dan Sidik

Jari Berbasis Arduino” yaitu mulai Agustus 2017 hingga Januari 2018,

bertempat di Laboratorium Kendari Robotik, Anduonohu, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan

Adapun peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang digunakan dalam

perancangan ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam perancangan ini seperti pada tabel 3.1 adalah:

Tabel 3.1 Peralatan Yang Digunakan

No. Nama Alat Jumlah Fungsi


1. Solder 1 buah Untuk memanaskan timah
Untuk menyambungkan kabel
2. Timah 1 rol
dan komponen pada rangkaian
Untuk melepaskan komponen
3. Penyedot Timah 1 buah
yang tersambung pada rangkaian
Untuk memotong kaki
4. Tang Potong 1 buah
komponen dan kabel
Untuk mengerok kaki
5. Cutter 1 buah komponen dan mengupas kabel
Untuk memotong bahan
6. Gergaji Besi 1 buah
pendukung miniatur
Untuk melubangi papan PCB
7. Bor PCB 1 buah
(Printed Circuit Board)
Untuk melubangi kaca Mika
8. Bor Listrik 1 Set
dan Aluminium

31
3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini seperti pada tabel 3.2

adalah:

Tabel 3.2 Bahan Yang Digunakan

No. Nama Bahan Jumlah Fungsi


Berfungsi untuk
mengontrol sensor
pendeteksi e-KTP, sensor
1. Arduino Uno R3 1 set
sidik jari, LCD 16x2,
selenoid door lock dan
buzzer
Sensor pendeteksi e- Berfungsi untuk
2. 1 buah
KTP RFID Module mendeteksi sinyal e-KTP
Sensor sidik jari Berfungsi untuk
3. 1 buah
Fingerprin ZFM60 mendeteksi permukaan jari
Berfungsi untuk
4. LCD 16x2 1 buah menampilkan tulisan
pemberitahuan
Berfungsi untuk
5. i2C 1 buah mengurangi penggunaan
kabel jumper pada LCD
Berfungsi untuk memberikan
nada pemberitahuan apabila
6. Buzzer 1 buah
pintu brankas sudah dapat
dibuka
Berfungsi sebagai saklar
7. Relay Module 1 buah
on/off Selenoid Door Lock
Berfungsi sebagai kunci yang
Selenoid Door dikontrol secara elektronik
8. 1 buah
Lock 12V Tipe NC menggunakan relay pada
brankas
Berfungsi sebagai penyuplai
tegangan ke port Arduino
9. Power Supply 1 buah
Uno dan ke Selenoid Door
Lock
Berfungsi untuk
10. Kabel Jumper Secukupnya menghubungkan rangkaian
satu dengan yang lainnya.

32
3.3 Blok Diagram Alat

Blog diagram terdiri dari arduino uno r3 sebagai pusat pengontrol input

dan juga output, di mana inputnya terdiri dari sensor pendeteksi e-KTP (RFID

module) dan juga sensor sidik jari (fingerprint sensor), sementra outputnya adalah

LCD 16x2 + i2C sebagai penampil pemberitahuan, selenoid door lock NC sebagai

pengunci brankas dan buzzer sebagai penanda kalau pintu brankas sudah terbuka.

Untuk mengaktifkan rangkaian tersebut dibutuhkan power supply 5V dan 12V,

5V untuk arduino uno r3, RFID module, feingerprint sensor dan buzzer, 12V

untuk selenoid door lock. Berikut ini adalah blok diagram alat yang menampilkan

alur dari proses kerja alat seperti pada gambar 3.1 adalah:

LCD 16x2 + i2C BUZZER

FINGERPRINT
SENSOR

SELENOID DOOR
ARDUINO UNO R3 RELAY MODULE
LOCK

RFID MODULE

5V

POWER SUPPLY 12V

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat

Adapun penjelasan fungsi blok diagram alat adalah:

1. Arduino Uno R3 : Berfungsi untuk mengontrol sensor pendeteksi e-KTP,

sensor sidik jari, LCD 16x2 + i2C, selenoid door lock dan buzzer,

2. RFID Module : Berfungsi untuk mendeteksi sinyal e-KTP,

3. Fingerprin Sensor : Berfungsi untuk mendeteksi permukaan jari,

4. LCD 16x2 + i2C : Berfungsi untuk menampilkan tulisan pemberitahuan,

33
5. Buzzer : Berfungsi untuk memberikan nada pemberitahuan apabila pintu

brankas sudah dapat dibuka,

6. Relay Module : Berfungsi sebagai saklar on/off selenoid door lock,

7. Selenoid Door Lock : Berfungsi sebagai kunci yang dikontrol secara

elektronik pada brankas,

8. Power Supply : Berfungsi sebagai penyuplai tegangan ke port arduino uno

r3 dan ke selenoid door lock.

3.4 Metode Perancangan Alat

Adapun perancangan alat ini seperti pada gambar 3.2, terdiri dari arduino

uno r3 sebagai pusat pengontrol input dan juga output, di mana RFID module

terhubung pada arduino pin 9, 10, 11, 12 dan 13, fingerprint sensor terhubung

pada arduino pin 2 dan 3, LCD 16x2 + i2C terhubung pada arduino pin A4 dan

A5, relay module terhubung pada arduino pin 8, selenoid door lock terhubung

pada pin relay modul dan DC Socket, sedangkan buzzer terhubung pada arduino

pin 4.

Gambar 3.2 Sketsa Perancangan Alat.

34
3.4.1 Flow Chart Alat

Mulai

LCD = “Tempelkan e-KTP” Tidak

Kesalahan Lebih
e-KTP Terdaftar? Tidak
Dari 3x

Ya Ya

Buzzer = Aktif
LCD = “Tempelkan Jari Anda”
Selama 1 Menit

Tidak Sidik Jari Cocok?

Ya

LCD = “Pintu Brankas Dapat Dibuka”


Selenoid Aktif

Selesai

Gambar 3.3 Flow Chart Alat

Adapun penjelasan keterangan flow chart alat adalah:

1. Mulai : Memulai program,

2. LCD = “Dekatkan e-KTP Anda” : Menampilkan pemberitahuan pada

LCD untuk mendekatkan e-KTP pada RFID module,

35
3. e-KTP Terdaftar? : Jika e-KTP terdaftar maka akan lanjut proses

selanjutnya, jika e-KTP tidak terdaftar maka akan melakukan pengulangan

ke LCD = “Dekatkan e-KTP Anda” sebanyak 3x, jika lebih dari 3x maka

akan mengaktifkan buzzer selama 5 menit,

4. LCD = “Tempelkan Sidik Jari Anda” : Menampilkan pemberitahuan

pada LCD untuk menempelkan sidik jari pada fingerprint sensor,

5. Sidik Jari Cocok? : Jika sidik jari cocok maka akan lanjut proses

selanjutnya, jika sidik jari tidak cocok maka akan melakukan pengulangan

ke LCD = “Tempelkan Sidik Jari Anda” sebanyak 3x, jika lebih dari 3x

maka akan mengaktifkan buzzer selama 5 menit,

6. LCD = “Brankas Terbuka”, Selenoid Aktif : Kondisi selenoid terbuka,

menampilkan pemberitahuan pada LCD bahwa brankas sudah terbuka,

serta akan bunyi buzzer sebanyak 3x sebagai penanda bahwa brankas

sudah terbuka,

7. Selesai : Program selesai.

36
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan Alat

Adapun hasil perancangan sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP

dan sidik jari berbasis arduino seperti pada Gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1 Hasil Perancangan Alat

4.2 Spesifikasi Alat

1. Panjang alat 29 cm, lebar 27 cm dan tinggi 28 cm,

2. Supply tegangan yang dibutuhkan: 220 VAC,

3. Board arduino yang digunakan adalah jenis arduino uno r3,

4. Modul RFID yang digunakan adalah jenis RFID-RC522,

5. Sensor finggerprint yang digunakan adalah jenis fingerprint LED hijau,

6. Selenoid door lock yang digunakan adalah jenis selenodi door lock tipe

NC.

37
(a) (b)

(c)

Gambar 4.2 (a) Tampak Depan, (b) Tampak Belakang,

(c) Komponen – Komponen Pada Alat

38
4.3 Pengujian Alat

Hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan pengujian sistem keamanan

kunci brankas dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino yaitu menyiapkan

1 buah e-KTP yang ID-nya sudah dimasukan pada program dan 2 buah e-KTP

yang ID-nya tidak dimasukan pada program.

Adapun proses pengujian sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP

dan sidik jari berbasis arduino adalah sebagai berikut:

1. Sambungkan kabel power AC yang sudah terhubung pada kotak kontak ke

konektor AC pada alat.

Gambar 4.3 Kabel AC Yang Terhubung Ke Konektor AC Pada Alat

2. Aktifkan saklar on/off pada alat sehingga lampu indikator pada saklar

menyala, jika lampu indikator pada saklar dan rangkaian sudah menyala,

menandakan alat sudah bekerja dan siap diuji coba.

39
Gambar 4.4 Saklar On/Off Keadaan Aktif Dan Lampu Indikator Menyala

3. Saat alat sudah berkerja maka akan tampil tulisan pada lcd seperti pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.5 LCD Memberitahukan Bahwa Sistem Sudah Siap Dan

Terdapat Perintah Untuk Menempelkan e-KTP Ke Modul RFID

40
4. Selanjutnya menempelkan e-KTP ke modul RFID, jika ID e-KTP sudah

dimasukan pada program maka akan muncul pemberitahuan pada LCD

bahwa akses diterima, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.6 Akses Diterima Dengan e-KTP Yang ID-nya Sudah

Dimasukan Pada Program

5. Jika ID e-KTP terdeteksi

a) Selanjutnya akan muncul pemberitahuan pada LCD untuk

menempelkan jari ke sensor fingerprint, seperti yang terlihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.7 Menempelkan Jari Ke Sensor Fingerprint

41
b) Saat sidik jari cocok maka akan muncul pemberitahuan pada LCD

bahwa pintu brankas dapat dibuka bersamaan dengan selenoid kondisi

on selama 10 detik, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

(a) (b)

Gambar 4.8 (a) LCD Memberitahukan Bahwa Pintu Sudah Dapat Dibuka

Selama 10 Detik,

(b) Selenoid Door Lock Keadaan On Dan Pintu Terbuka

6. Jika e-KTP tidak terdeteksi

a) Saat e-KTP tidak terdeteksi, maka akan muncul pemberitahuan pada

LCD bahwa akses ditolak, seperti yang terlihat pada gambar dibawah

ini:

Gambar 4.9 Akses Ditolak Jika ID e-KTP Tidak Dimasukan Pada Program

42
b) Ketika mendekatkan e-KTP ke modul RFID yang ID-nya tidak

dimasukan pada program lebih dari 3 kali, maka sistem akan

melakukan penguncian selama 1 menit, seperti yang terlihat pada

gambar dibawah ini:

Gambar 4.10 LCD Memberitahukan Bahwa Sistem Melakukan

Penguncian Selama 1 Menit

7. Jika sidik jari tidak terdeteksi maka sistem akan kembali pada mode

menempelkan e-KTP, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 4.11 Sidik Jari Tidak Cocok dan Sitem Melakukan Pengulangan

Ke Mode Menempelkan e-KTP

43
4.3.1 Hasil Pengujian Alat

Tabel 4.1 Pengambilan Data Jarak e-KTP Terdaftar dan e-KTP Tidak Terdaftar

Dengan Modul RFID

NO Tipe Tag ID Jarak (cm) Keterangan LCD


1 0.0 cm Terbaca Akses Diterima
2 0.2 cm Terbaca Akses Diterima
3 0.4 cm Terbaca Akses Diterima
4 0.6 cm Terbaca Akses Diterima
5 0.8 cm Terbaca Akses Diterima
6 e-KTP Terdaftar 1.0 cm Terbaca Akses Diterima
7 1.2 cm Terbaca Akses Diterima
8 1.4 cm Tidak Terbaca -
9 1.6 cm Tidak Terbaca -
10 1.8 cm Tidak Terbaca -
11 2.0 cm Tidak Terbaca -
12 0.0 cm Terbaca Akses Ditolak
13 0.2 cm Terbaca Akses Ditolak
14 0.4 cm Terbaca Akses Ditolak
15 0.6 cm Terbaca Akses Ditolak
16 0.8 cm Terbaca Akses Ditolak
e-KTP Tidak
17 1.0 cm Terbaca Akses Ditolak
Terdaftar
18 1.2 cm Terbaca Akses Ditolak
19 1.4 cm Tidak Terbaca -
20 1.6 cm Tidak Terbaca -
21 1.8 cm Tidak Terbaca -
22 2.0 cm Tidak Terbaca -

Tabel 4.2 Pengambilan Data Kecocokan Jari Pada Fingerprint Sensor

Perekaman
NO Jari Tangan Dalam Keterangan LCD
Sensor
1 Jempol Tangan Kanan Ya Terbaca Akses Diterima
2 Jempol Tangan Kiri Tidak Tidak Terbaca Akses Ditolak
3 Telunjuk Tangan Kanan Tidak Tidak Terbaca Akses Ditolak
4 Telunjuk Tangan Kiri Ya Terbaca Akses Diterima
5 Tengah Tangan Kanan Tidak Tidak Terbaca Akses Ditolak
6 Tengah Tangan Kiri Tidak Tidak Terbaca Akses Ditolak

44
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Sistem Keamanan Kunci Brankas Dengan e-KTP Dan Sidik Jari Berbasis Arduino

Modul RFID Perekaman Fingerprint Selenoid


Tag ID Jarak Jari Tangan Dalam
Tidak Tidak Posisi Posisi
Membaca Sensor Membaca
Membaca Membaca Membuka Mengunci
0.0 cm  Jempol Kanan Ya  
0.2 cm  Jempol Kiri Tidak  
0.4 cm  Telunjuk Kanan Tidak  
0.6 cm  Telunjuk Kiri Ya  
0.8 cm  Tengah Kanan Tidak  
e-KTP
1.0 cm  Tengah Kiri Tidak  
Terdaftar
1.2 cm  Jempol Kanan Ya  
1.4 cm  Jempol Kiri Tidak  
1.6 cm  Telunjuk Kanan Tidak  
1.8 cm  Telunjuk Kiri Ya  
2.0 cm  Tengah Kanan Tidak  

45
0.0 cm  Tengah Kiri Tidak  
0.2 cm  Jempol Kanan Ya  
0.4 cm  Jempol Kiri Tidak  
0.6 cm  Telunjuk Kanan Tidak  
e-KTP 0.8 cm  Telunjuk Kiri Ya  
Tidak 1.0 cm  Tengah Kanan Tidak  
Terdaftar 1.2 cm  Tengah Kiri Tidak  
1.4 cm  Jempol Kanan Ya  
1.6 cm  Jempol Kiri Tidak  
1.8 cm  Telunjuk Kanan Tidak  
2.0 cm  Telunjuk Kiri Ya  

46
4.4 Penulisan Program Pada Arduino

1. Kode program untuk mengaktifkan modul RFID, mendeklarasikan

variabel dan pin-pin modul RFID ke arduino.

2. Kode program untuk mengaktifkan sensor fingerprint, mendeklarasikan

variabel dan pin-pin sensor fingerprint ke arduino.

47
3. Kode program untuk mengaktifkan LCD 16x2 yang menggunakan i2C,

mendeklarasikan variabel dan pin-pin i2C ke arduino.

4. Kode program untuk mengaktifkan output dan alarm, mendeklarasikan

variabel dan pin-pin buzzer, relay/selenoid door lock ke arduino.

5. Berikutnya adalah list program utama, pada list program ini mengatur

keaktifan modul RFID, sensor fingerprint, relay/selenoid door lock serta

LCD yang menampilkan kalimat pembuka.

48
6. Berikutnya adalah list program yang mengulang secara terus menerus,

pada list program ini terdapat pengaturan tampilan LCD, alarm,

pendeteksian e-KTP serta pendeteksian sidik jari.

49
50
51
7. Berikutnya adalah program yang digunakan untuk melakukan perekaman

sidik jari pada sensor fingerprint, dimana programnya sudah tersedia pada

software arduino IDE bersamaan dengan pemasangan library sensor

fingerprint.

52
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan perancangan sistem keamanan kunci brankas

dengan e-KTP dan sidik jari berbasis arduino, dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Untuk membuka pintu brankas harus menggunakan e-KTP yang ID-nya

sudah dimasukan pada program serta sidik jari pengguna yang sudah

terekam pada sensor fingerprint.

2. Jarak yang dibutuhkan e-KTP agar terdeteksi oleh modul RFID kurang

lebih 0 – 1.2 cm.

3. Jika e-KTP yang ID-nya belum dimasukan pada program di dekatkan ke

modul RFID lebih dari 3x maka alat akan melakukan penguncian sistem

dan mengaktifkan buzzer selama 1 menit.

4. Jika jari pengguna yang belum terekam pada sensor fingerprint, maka

sistem akan kembali pada mode menempelkan e-KTP.

5.2 Saran

1. Sebaiknya sistem keamanan kunci brankas dengan e-KTP dan sidik jari

berbasis arduino ini langsung diaplikasikan pada brankas asli agar

langsung diamati hasilnya.

2. Sebaiknya ditambahkan baterai sebagai cadangan power supply agar alat

dapat digunakan saat sumber tegangan pada PLN padam.

53

Anda mungkin juga menyukai